Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang Pengungkapan Laporan Keuangan.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Kelompok 5
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
1.3 Tujuan.............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
3.1 Simpulan..................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................38
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.1 Latar Belakang
Akuntansi adalah suatu ilmu yang sangat diperlukan dalam menjalankan suatu
usaha. Tanpa ilmu akuntansi sebuah usaha tidak akan berjalan dengan lancar. Ilmu
akuntansi mengajarkan kepada kita bagaimana seorang manusia tersebut berfikir
sehingga menghasilkan sebuah kerangka pemikiran yang konseptual tentang
prinsip, asumsi, teknik, serta prosedur yang dijadikan landasan dalam membuat
suatu laporan keuangan.
Tanggung Jawab Etis dalam laporan keuangan ini harus lah dipahami lebih
mendalam oleh seorang akuntan baik dalam penyajian maupun dalam setiap
pengungkapan yang akan dilakukan guna tercapainya setiap prinsif akuntansi.
Pengungkapan yang adal dan relevan merupakan tolak ukur yang harus
dilakukan oleh setiap akuntan, karena pengungkapan berkaitan dengan informasi
baik dalam statemen keuangan maupun komunikasi tambahan termasuk catatan
kaki, peristiwa-peristiwa setelah tanggal statemen, diskusi dan analisis
manajemen, prakiraan keuangan dan operasi, dan statemen keuangan tambahan
yang meliputi pengungkapan segmental dan informasi pelengkap lebih dari kos
histori.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang kami buat
adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari pengungkapan?
2. Untuk siapa informasi diungkapkan?
3. Bagaimana tingkat dan standar pengungkapan?
4. Apa yang di maksud dengan pengungkapan wajib dan sukarela?
5. Apa yang dimaksud regulasi pengungkapan dan apa yang diungkap?
6. Bagaimana metode pengungkapan?
7. Apa yang dimaksud dengan etika pertanggungjawaban?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini adalah
untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1. pengertian dari pengungkapan
2. Untuk siapa informasi diungkapkan
3. tingkat dan standar pengungkapan
4. pengungkapan wajib dan sukarela
5. regulasi pengungkapan dan apa yang diungkap
6. metode pengungkapan
7. etika pertanggung jawaban
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
kepada perusahaan karenanya tujuan pelaporan keuangan untuk kelompok
ini relatif lebih jelas.
Jika kita mendefinisikan pemegang saham dan investor lain sebagai
kelompok fokal yang tepat untuk akuntansi, pengungkapan dalam
pelaporan keuangan dapat didefinisikan sebagai penyajian informasi yang
diperlukan untuk mencapai operasi yang optimum dalam pasar modal yang
efisien.
2.1.2 Tingkatan Pengungkapan
Dalam pengertian luas, pengungkapan hanya berarti penyampaian
(release) informasi. Para akuntan cenderung menggunakan kata ini dalam
pengertian yang agak lebih terbatas, yaitu penyampaian informasi keuangan
6
tentang suatu perusahaan di dalam laporan keuangan, biasanya laporan
tahunan.Istilah ini kadang-kadang dibatasi lebih jauh hingga berarti informasi
yang tidak dimuat dalam laporan keuangan itu sendiri.Pertanyaan mengenai
penyampaian informasi di dalam neraca, laporan laba rugi, serta laporan arus kas
masuk dalam rubik pengakuan dan pengukuran. Pengungkapan, dalam pengertian
tersempitnya mencakup hal- hal seperti pembahasan dan analisis manajemen,
catatan kaki, dan laporan pelengkap.
Pengungakapan laporan akuntansi yang diikuti dalam pengukuran pos-pos
tersebut seperti yang dinyatakan International Accounting Standars Committee
(IASC) :“Laporan keuangan harus jelas dan dapat dimengerti. Laporan keuangan
didasarkan pada kebijakan akuntansi yang berbeda dari perusahaan ke perusahaan,
baik di dalam satu negara maupun antarnegara.oleh karena itu, kebijakan
akuntansi yang signifikan yang menjadi dasar laporan keuangan perlu
diungkapkan agar laporan itu dapat dimengerti sebagai mana mestinya.”
7
sedangkan pengungkapan penuh berarti menyajikan semua informasi yang
relevan.
PSAK menganut pengungkapan wajar seperti tercermin dalam pernyataan
berikut :
“Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.setiap pos
dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan
informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan.”
8
dapat dibandingkan. Berarti dapat diasumsikan bahwa angka-angka akuntansi
setelah penyesuaian untuk beberapa perusahaan itu dapat digunakan oleh investor
untuk menentukan derajat perbedaan misalnya, dalam laju pertumbuhan laba
bersih atau deviden.
2.1.4.1Data Kuantitatif
Dalam memilih criteria untuk memutuskan data kuantitatif apa
yangmaterial dan relevan bagi investor dan kreditor, penekanannya
haruslah pada informasi keuangan atau informasi lain yang mungkin dapat
digunakan dalam model keputusan. Penelitian dalam akuntansi harus lebih
dipusatkan pada metode pengukuran dan pelaporan probabilitas data
daripada jumlah-jumlah yang deterministik. Namun demikian, pemakai
laporan keuangan yang telah memperoleh informasi, pada umumnya
mengandalkan pada beberapa pos dalam laporan keuangan dan
memperoleh berbagai pengungkapan yang lebih lengkap jika asumsi-
asumsinya tersebut tidak benar.
9
BAPEPAM No.Kep-38/PM/1996 yang berlaku bagi semua perusahaan yang telah
melakukan penawaran umum dan perusahaan publik.Peraturan tersebut
diperbaharui dengan Surat Edaran Ketua BAPEPAM No.SE-02/PM/2002 yang
mengatur tentang penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau
perusahaan publik untuk setiap jenis industri.
2.1.5.2Pengungkapan Sukarela
Pengungkapan yang melebihi dari yang diwajibkan.Menurut
Zubaidah dan Zulkifar (2005), pengungkapan sukarela yaitu
pengungkapan butir-butir yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan
tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku.
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa perusahaan secara
sukarela akan mengungkapkan informasi yang dibutuhkan untuk mencapai
pasar modal yang berfungsi secara optimal. Pendukung pandangan ini
berpendapat bahwa jika suatu informasi tidak diungkapkan alasannya
adalah semata-mata karena informasi itu tidak relevan bagi investor atau
dapat diperoleh dengan cara lain. Dengan demikian argument ini
menggeser jenis pasokan informasi oleh akuntan dari informasi keuangan
ke informasi tambahan.
Beberapa penelitian mengenai mengapa suatu informasi
diungkapkan tidak sampai kesimpulan yang jelas, apakah dilakukan secara
sukarela atau karena diharuskan ada beberapa negara seperti Amerika dan
Inggris dimana pengungkapan diatur dengan sangat ketat.Di Indonesia
sendiri belum ada PSAK yang secara khusus mengatur tentang
pengungkapan.Pengaturan muncul jika terjadi masalah dalam suatu
industri tertentu, misalnya masalah pada perbankan yang menyebabkan
direvisinya PSAK 31 untuk perusahaan yang terdaftar di bursa
efek.Masalah pengungkapan pada informasi keuangan diatur khusus oleh
BAPEPAM.
Yang lainnya menyatakan bahwa bukti menunjukan bahwa perseroan-
perseroan tidak menambah luasnya pengungkapan keuangan tanpa adanya
tekanan dari profesi akuntansi atau pemerintah. Mereka menghubungkan
10
keengganan perusahaan untuk mengungkapkan lebih banyak informasi
keuangan itu antara lain dengan argumentasi, berikut tanggapan setiap
argumentasi disertakan pula :
1. Pengungkapan akan membantu pesaing dengan merugikan
pemegang saham, akan tetapi argumentasi ini hanya sedikit
benarnya karena pesaing biasanya memperoleh informasi mereka
melalui sumber-sumber lain.
2. Serikat-serikat pekerja dikatakan memperoleh keuntungan dalam
tawar menawar upah dengan adanya pengungkapan informasi
keuangan yang lengkap, akan tetapi pengungkapan lengkap
biasanya akan memperbaiki iklim tawar menawar.
3. Seringkali dikatakan bahwa investor tidak dapat memahami
kebijakan dan prosedur akuntansi dan bahwa pengungkapan
lengkap hanya akan menyesuaikan bukan menjelaskan. Pernyataan
ini juga tidak mendapat dukungan karena para analis keuangan dan
manajer investasi terdidik baik dalam akuntansi, dan investor
lainnya dapat keuntungan dari penggunaan informasi keuangan
dalam pasar yang efisien atau mereka mampu belajar melalui
penelitian atas informasi keuangan yang dilaporkan.
4. Sebuah argumentasi yang mengandung kebenaran adalah bahwa
seringkali sumber-sumber lain informasi keuangan mungkin
tersedia untuk memberikan informasi tersebut dengan biaya yang
lebih rendah daripada jika diberikan oleh perusahaan dalam
laporan keuangan
5. Tidak adanya pengetahuan tentang kebutuhan para investor juga
diajukan sebagai alasan untuk membatasi pengungkapan dengan
adanya kemungkinan banyaknya model investasi dan semakin
diandalkannya para perantara informasi, alasan ini seharusnya
tidak menjadi faktor yang membatasi.
11
2.1.6 Regulasi Pengungkapan
Terdapat beberapa argumen yang mendukung perlunya regulasi dalam
penyediaan informasi.Alasan tersebut yaitu penyalahgunaan, eksternalitas,
kegagalan pasar, asimetri informasi, dan keengganan manajemen.Semua regulasi
diarahkan untuk mencegah adanya penyalahgunaan dan kecurangan oleh para
pelaku pasar modal terutama dalam masalah pengungkapan. Di Indonesia, pihak
yang menjadi regulator adalah BAPEPAM (melalui peraturan BAPEPAM) dan
profesi/IAI (melalui standar akuntansi). BAPEPAM berkepentingan dengan
tingkat pengungkapan dan apa yang harus diungkapkan terutama untuk
kepentingan pendaftaran publik dan penawaran publik perdana.
12
dan laba per saham, tetapi angka-angka ini mungkin lebih sukar diprediksi
dan juga yang paling tidak bisa diandalkan.
Fakta bahwa proyeksi laba akuntansi tergantung pada banyak
variabel dan subyektif dan pada banyak asumsi mengenai perusahaan dan
perekonomian.Pos-pos yang mungkin lebih andal dan mudah untuk
diprediksi mencakup perkiraan penjualan, penerimaan dan pengeluaran
yang dianggarkan, serta ukuran-ukuran yang berhubungan dengan
perkiraan perubahan dalam harga dan permintaan produk perusahaan, serta
perkiraan perubahan dalam biaya tenaga kerja dan barang yang biasanya
diperoleh perusahaan.
2.1.7.2 Kebijakan Akuntansi
Pengungkapan kebijakan akuntansi sangat diperlukan untuk
mengingatkan komparabilitas antar perusahaan.Selain itu, pengungkapan
ini memungkinkan interpretasi yang lebih baik atas laporan keuangan
sehingga menghasilkan keputusan investasi yang lebih baik.Walaupun
demikian, pengungkapan kebijakan akuntansi dapat membantu yaitu
dengan memungkinkan dicapainya penafsiran yang lebih baik atas laporan
keungan untuk setiap perusahaan dan karenanya mempengaruhi keputusan
investasi. Atas dasar asumsi ini Accounting Principles Board dalam opini
No 22 menyimpulkan bahwa:
“Informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan perlu
untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan yang wajar.Asumsi ni
didukung oleh hasil sebuah penelitian empiris yang menentukan bahwa
investor memang bereaksi terhadap isi maupun seni pengungkapan itu
sendiri.”
2.1.7.3Perubahan Akuntansi
Pada dasarnya prinsip akuntansi dan prosedur akuntansi harus
diterapkan secara konsisten.Tetapi hal tertentu perubahan diperbolehkan
jika dapat menyajikan laporan keuangan secara lebih baik sepanjang
perubahan tersebut diungkapkan yang mencakup perubahan-perubahan ini
13
seperti pengungkapan kebijakan akuntansi, esensial bagi keputusan
investasi yang optimal.
Bukti empiris mendukung pandangan bahwa perubahan dalam laba
bersih yang dilaporkan, yang disebabkan oleh perubahan dalam metode
akuntansi, tidak secara material mempengaruhi harga pasar saham pada
saat pengungkapan perubahan itu dilakukan.Namun, berlawanan dengan
opini APB, tampaknya ada logika dalam penyajian kembali dalam laporan
keuangan periode-periode yang lalu bila laporan-laporan itu disertakan
untuk tujuan komparatif.sebaliknya, hipotesis pasar efisien mendukung
kesimpulan bahwa pengungkapan itu sendiri sudah cukup jika investor
yang berpengalaman atau analisis investasi dapat menafsirkan informasi
keuangan itu dengan benar.
14
2.1.7.5Pengungkapan Segmen Perusahaan
Pertumbuhan usaha yang terderifikasi dan perluasan perusahaan ke
pasar-pasar luar negeri telah menyebabkan agregasi informasi keuangan
yang mencakup elemen-elemen yang tidak homogen.Masalah agregasi ini
menjadi lebih akut dengan berkembangnya perusahaan konglomerat besar
yang mencapai diversifikasi mereka melalui merger atau akuisisi beraneka
ragam usaha yang tidak berkaitan.
1. Kebutuhan akan Pengungkapan Segmen
Kebutuhan akan pengungkapan operasi segmen-segmen utama dalam
perusahaan yang terdiverifikasi dan perusahaan dengan pasar yang
tersegmentasi menurut geografi atau pelanggan timbul karena trend
pertumbuhan, keragaman operasi, dan risiko tidak dapat dievaluasi
secara memadai dari data yang disagregasi. Disagregasi data keuangan
diperlukan agar memungkinkan prediksi arus kas dan risiko masa
depan untuk digunakan dalam model-model investasi. Dalam
mengestimasi nilai suatu perusahaan dan dalam mengevaluasi risiko,
investor perlu membuat prediksi mengenai operasi masa depan
perusahaan itu. Prediksi yang didasarkan pada atau didukung oleh
ekstrapolasi data historis kemungkinan lebih andal jika dibuat dari
informasi mengenai berbagai segmen usaha yang mempunyai
karakteristik yang berlainan.
2. Kesulitan Akuntansi
Salah satu masalah dalam melaporkan divisi atau segmen suatu usaha
adalah keputusan tentang selogis apa pemecahan itu harus dilakukan
untuk tujuan pelaporan. Lini-lini produk mungkin relevan dalam
berapa kasus tetapi tidak dalam kasus-kasus lainnya.Divisi geografis
mungkin menurut jenis pelanggan mungkin relevan.
Berarti,prediktibalitas menghendaki dikelompokannya aktivitas-
aktivitas yang mempunyai karakteristik perilaku yang serupa dari
waktu ke waktu.
15
2.1.8 Metode Pengungkapan
Pengungkapan melibatkan keseluruhan proses pelaporan keuangan. akan
tetapi, ada beberapa metode yang tersedia untuk melakukan pengungkapan.
Pemilihan metode pengungkapan yang terbaik dalam setiap kasus tergantung pada
sifat informasi dan kepentingan relatifnya. Metode-metode pengungkapan yang
umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
16
2.1.8.2 Terminologi dan Penyajian Rinci
Yaitu penjelasan atas akun-akun dan perincian atas jumlah-jumlah
yang ada dalam laporan keuangan, atau deskripsi yang digunakan dalam
laporan serta jumlah rincian yang diperlihatkan judul dan deskripsi yang
tepat untuk pos-pos dalam laporan dapat menjadi penjelas bagi pembaca.
Tetapi istilah-istilah teknis yang tidak jelas hanya akan menimbulkan
kebingungan atau kesalahpahaman. Istilah-istilah teknis mungkin berguna
jika mempunyai arti yang tepat yang dikenal secara umum.Tetapi banyak
istilah teknis dalam akuntansi tidak mempunyai ketetapan ini. Dalam hal
ini para akuntan harus menerapkan istilah deskriptif yang biasanya
digunakan oleh para analis keuangan dan pembaca lain yang
berpengetahuan. Keseragaman istilah di seluruh laporan akuntansi akan
membantu jika arti-artinya jelas dan jika pos-pos itu serupa dalam semua
kasuss di mana istilah itu diterapkan.
2.1.8.3 Informasi Parantesis
Informasi yang signifikan harus disajikan dalam tubuh laporan
keuangan bukan dalam catatan kaki atau daftar pelengkap jika judul pos-
pos dalam laporan tidak dapat dibuat benar-benar deskriptif tanpa menjadi
terlalu panjang atau definisi dapat disajikan sebagai catatan parantesis
(dalam tanda kurung) setelah judul dalam laporan tersebut. Akan tetapi
catatan ini tidak boleh panjang atau akan mengganggu data utama yang
akan diikhtisarkan di dalam laporan.
17
menggunakan catatan kaki dapat dirumuskan agar berkaitan dengan
postulat dan prinsip dasar akuntansi.
Tujuan menggunakan catatan kaki dalam laporan keuangan
haruslah untuk mengungkapkan informasi yang tidak dapat disajikan
secara memadai dalam tubuh suatu laporan tanpa mengurangi kejelasan
laporan.
Adapun keunggulan utama penggunaan catatan kaki yaitu :
1. Menyajikan informasi nonkuantitatif sebagai bagian yang integral
dari laporan keuangan.
2. Mengungkapkan pengecualian dan pembatasan terhadap pos-pos di
dalam laporan.
3. Mengungkapkan jumlah rincian yang lebih banyak daripada yang
dapat disajikan dalam laporan.
4. Menyajikan bahan-bahan kuantitatif atau deskriptif yang tidak
begitu penting.
18
3. Pengungkapan aktiva kontinjen atas kewajiban kontinjen
4. Pengungkapan pembatasan atas pembayaran dividen
5. Deskripsi transaksi yang mempengaruhi saham modal dan hak-hak
pemegang ekuitas
6. Deskripsi kontrak-kontrak pelaksanaan
19
dari biasanya, diperlukan suatu pengungkapan catatan kaki.
Misalnya, pada tahun 1989 litton industies mengungkapkan
bahwa :
“Menurut persyaratan dalam perjanjian kredit dengan pagu
sebesar $100 juta antara sekelompok bank dan westeren atlas
internasional,inc., anak perusahaan-perusahaan, anak perusahaan
ini dilarang untuk memberikan uang muka atau pinjaman yang
bukan dilakukan dalam pelaksanaan usaha yang biasa.”
20
Dalam hal perkara pengadilan yang belum diputuskan,
jumlah klaim dan setiap informasi relevan lainnya, seperti
keputusan pengadilan yang lebih rendah atau keputusan dalam
kasus lain yang serupa, harus diungkapkan agar pembaca dapat
membentuk pertimbangan mengenai kemungkinan dampak kasus
itu. Harapan yang menyangkut hasil akhir kasus dan kemungkinan
ganti rugi yang akan diputuskan oleh pengadilan biasanya tidak
berarti kecuali alasan estimasi itu juga diberikan
21
Oleh karena itu, suatu penjelasan dalam catatan kaki
tentang pembatasan dividen yang didasarkan pada saldo laba
mungkin tidak terlalu relevan bagi investor yang dapat
memperkirakan bahwa dividen masa depan mungkin tidak akan
melebihi laba masa depan. Namun, jika laba tahun berjalan sama
sekali dibatasi untuk pembayaran dividen, pembatasan ini harus
diungkapkan karena sifat informasi ini, semua pembatasan yang
relevan atas saldo laba atau laba tahun berjalan dapat diungkapkan
secara layak dalam catatan kaki.
5) . Hak-hak Pemegang Saham
Sebagian dari hak-hak pemegang ekuitas jelas terlihat
dalam klasifikasi dan deskripsi neraca, dan hak-hak lainnya yang
dapat diungkapkan dengan catatan parentesis yang tepat di dalam
laporan. Perubahan yang signifikan untuk berbagi laba dan aktiva
bersih perusahaan ini, yang timbul dari transaksi atau peristiwa
selama periode tersebut, harus diungkapkan secara spesifik dalam
neraca atau dalam catatan kaki, walaupun hasil transaksi ini
tercermin dalam akun-akun ekuitas, tetapi mempengaruhi hak
pemegang ekuitas di masa depan. Penting sekali bahwa jenis-jenis
transaksi dan peristiwa ini diungkapkan secar tepat dalam catatan
kaki laporan. Namun APB 10 merekomendasikan agar preferensi
likuidasi untuk saham prefern diungkapkan secara agregat di
neraca baik itu dalam tanda kurung atau “secara singkat,” dan
bukan dalam catatan kaki.
Salah satu jenis transaksi yang umum ditemui yang
mempengaruhi hak-hak masa depan pemegang saham adalah
pemberian opsi saham kepada para eksekutif. Metode konvensional
untuk mengungkpakan kontrak ini tidak memperlihatkan dampak
yang sesungguhnya pada laba atau dampak yang sesungguhnya
pada hak-hak pemegang ekuitas.Mungkin, karena ketidakpastian
yang terlibat, dampak yang sesungguhnya ini tidak dapat
22
diantisipasi, dan karenanya tidak dapat diperlihatkan secara tepat
hanya dengan mencatat transaksi itu dalam akun-akun
formal.Catatan kaki yang memperlihatkan sifat opsi, persyaratan
dalam kontrak, dan kemungkinan dalam dampaknya pada laba dan
ekuitas pemegang saham harus melengkapiinfomasi apapun yang
dapat disajikan dalam laporan formal.Pengungkapan ini biasanya
sangat ekstensif.
23
informasi pelengkap tentang kontrak jangka panjang tersebut;
informasi itu tidak bolah dianggap hanya sebagai alternatif selain
kapitalisasi.
24
harga atau perubahan harga spesifik pada kondisi keuangan dan operasi
keuangan perusahaan.
25
2.1.8.7 Pembahasan dan Analisis Manajemen serta Surat Direktur
Utama
Laporan keuangan formal serta catatan kaki serta daftar dan
laporan pelengkap dan sertifikat auditor melengkapi laporan keuangan
akuntan. Semua data keuangan yang relevan dan signifikan harus tampak
dalam laporan ini akan tetapi pengkajian signifikan informasi ini paling
baik disajikan dalam bentuk naratif oleh manajemen sendiri. Seperti yang
dikatakan FASB :
“Manajemen mengetahui lebih banyak tentang perusahaan dan
urusannya daripada investor, kreditor atau “pihak luar” lainnya dan
seringkali dapat meningkatkan kebergunaan informasi keuangan dengan
mengidentifikasi transaksi tertentu, peristiwa lain dan keadaan yang
mempengaruhi perusahaan serta menjelaskan dampak keuangannya pada
perusahaan.”
Hal – hal yang dapat diidentifikasi manajemen menurut FASB mencakup
1. Hasil-hasil arbitrer yang disebabkan oleh konvensi pembagian
operasi yang kontinue menjadi periode-periode akuntansi yang
tetap
2. Estimasi pertimbangan dan asumsi yang mereka gunakan dalam
laporan keuangan
3. Ketidakpastian yang signifikan yang mendasari estimasi
26
mempertimbangkan perbedaan antara ilmu pengetahuan dan filosofi.
Ketika bertindak pada kapasitas profesional, seorang ilmuwan tidak
merasa perlu untuk memberikan pengukuran nilai pada pekerjaannya. Pada
kenyataannya, ilmuwan mungkin menafikan tanggung jawab untuk
penggunaan dari penemuannya. Namun, filosof mengevaluasi dan
memberikan penilaian moral pada pekerjaan ilmuwan, sejak tujuan dari
filosofi adalah untuk mengevaluasi semua aspek dari karakter manusia,
mengadakan, dan pengalaman. Demikian pula para ilmuwan, termasuk
akuntan, sebagai pemikir, butuh untuk membuat pengukuran nilai
menimbang pekerjaan mereka dan konsekuensinya.
27
kalangan anggota atau pembuat kebijakan publik agar dapat bereaksi
dengan mengurangi atau menghapus self-regulation dan otonomi.
1. Independensi
28
3. Kerahasiaan
4. Praktik Pembangunan
Bagaimana perusahaan mengembangkan kebijakan untuk
menggambarkan sifat dan tingkat kegiatan pengembangan
praktek ?
5. Perbedaan pada kantor akuntan
Bagaimana kantor akuntan publik mengembangkan
kebijakan untuk menghadapi situasi di mana perusahaan ingin
menjelaskan suatu transaksi dengan cara yang tidak diyakini dapat
diterima oleh kantor akuntan publik.
Resolusi dari dilema etika dapat dibantu melalui analisis kerangka dasar.
Tujuan dari kerangka dasar adalah untuk membantu mengindentifikasi isu etik
dan untuk menetapkan tindakan yang tepat. Sebagai contoh, enam pendekatan
langkah dibawah ini dapat digunakan:
29
2.2.1 The Professional Code of Conduct
Akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk mempertahankan
tingkat perilaku etis yang melampaui hukum masyarakat. Alasan untuk tingkat
perilaku etis yang tinggi adalah kebutuhan untukkepercayaan masyarakat
terhadapkualitas layanan yang diberikanoleh profesi, terlepas darilayanan yang
disediakanindividu. Kepercayaan masyarakat terhadap kualitas layanan yang
diberikan profesi ditingkatkan ketikaprofesimendorongstandar kinerja yang
tinggidan perilaku etisoleh anggotanya.
30
Dalam menanggapi Securities Act of 1933 dan 1934 , adanya penambahan
aturan mengenai independensi yang diadopsi pada tahun 1934. Kemudian dalam
aturan tersebut pada tahun 1941, direkodifikasi untuk memasukkan bagian tentang
standar teknis.
31
tanggung jawab mereka. Sebagai hasilnya, Audit Standards Board dari AICPA
mengeluarkan sembilan standar baru pada tahun 1988 dalam upaya untuk
mempersempit kesenjangan harapan. Secara khusus, dampak dari standar baru
adalah:
Pada tahun 1983 AICPA menunjuk komite untuk mempelajari relevansi dan
efektifitas dari kode dalam lingkungan kontemporer. Hasil laporan dari komite
tersebut dikenal sebagai Anderson’s Report, menunjukkan bahwa kinerja yang
efektif harus memenuhi enam kriteria:
ParaanggotaAICPAmenerimarekomendasidari LaporaAndersontersebut
danmengubahKode EtikProfesionalpada tahun 1988. Saat ini Kode Etik
Professional terdiridariempat bagian :
1. Prinsip. Standar etika dinyatakan dalam istilah filsafat
2. Aturan Perilaku. Standard minimum etika
3. Interpretasi. Interpretasi aturan oleh divisi etika profesional di AICPA
32
4. Ketentuan Etis. Penjelasan dan jawaban yang diterbitkan atas pertanyaan
tentang aturan yang disampaikan kepada AICPA yang dipraktikkan oleh
para akuntan dan kepentingan-kepentingan lain yang membutuhkan etika
33
6. Lingkup dan sifat jasa
Seorang anggota dalam praktik publik harus memperhatikan prinsip-
prinsip kode etik profesi dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang
akan disediakan
34
dalamstandarspesifikdan interpretasi. Statement ini menggantikan IAS No. 1 yang
berjudul “Disclosure of Accounting Policies”.
35
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pengungkapan manajemen dibuat untuk berbagai kelompok pemakai
termasuk pemerintah, kreditor, investor, dan pegawai.Secara tradisional, investor
dianggap sebagai kelompok fokal utama bagi pengungkapan
perseroan.Pengungkapan adalah vital bagi pengambilan keputusan yang optimum
oleh investor dan untuk tercapainya pasar modal yang stabil. Pengungkapan
informasi yang relevan secara tepat waktu cenderung mencegah kejutan-kejutan
yang bisa sama sekali mengubah harapan tentang masa depan perusahaan.
Pengungkapan juga cenderung memberi investor kepercayaan yang lebih besar
pada informasi keuangan yang tersedia bagi mereka.Sifat data yang harus
diungkapkan sebagian tergantung pada sifat model-model keputusan
investor.Jumlah data yang diungkapkan cenderung ditemukan oleh standar-
standar seperti relevansi dan keandalan.
Ada banyak bentuk dan metode yang dapat digunakan manajemen untuk
mengungkapkan informasi kepada pemakai.Yang paling terkenal dari metode-
metode ini adalah laporan keuangan formal, tetapi catatan kaki, laporan
pelengkap, serta pembahasan naratif juga merupakan bahan dasar yang penting.
Tidak ada teori yang menyeluruh, yang diterima oleh semua pihak, untuk
menentukan cara yang tepat untuk melakukan pengungkapan. Para akuntan
terlibat dalam suatu pencarian yang aktif untuk menentukan cara-cara baru agar
pembaca menjadi lebih mengetahui.Pencarian yang tanpa henti inilah yang
menjadikan akuntansi bidang yang sangat menarik seperti ini.
36
laporan keuanganuntuk tujuan umumsehinggapersyaratanminimum untukkonten
mereka. standar untukmengenali, mengukur,
danmengungkapkantransaksispesifikdibahas dalamstandarspesifikdan interpretasi.
Statement ini menggantikan IAS No. 1 yang berjudul “Disclosure of Accounting
Policies”.
37
DAFTAR PUSTAKA
Beauchamp. Tom L., Bowie, Norman E. “Ethical Theory and Business”. Prentive
Hall, New Jersey : 1993
Harahap, sofyan syafri. 2007. “Teori Akuntansi edisi revisi”. Jakarta: Grafindo
38