kali ini, gue ngebuat penelitian tentang rumus cepat matematika.. So here's :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika adalah salah satu cabang ilmu utama atau bisa dikatakan “ibu suatu ilmu”
dalam cabang sains dan teknologi . Matematika sangat diperlukan bagi kesejahteraan umat
manusia karena peranannya yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, Bahkan,
perkembangan teknologi itu tidak akan berkembang pesat tanpa disertai dengan matematika.
dibayangkan.
Barisan dan deret merupakan salah satu cabang dalam bidang ilmu matematika yang
mempelajari tentang bilangan. Barisan bilangan adalah rangkaian bilangan yang disusun menurut
aturan (pola) tertentu. Contohnya barisan bilangan ganjil, yaitu : 1,3,5,7,9,11…dan seterusnya.
Sedangkan deret adalah penjumlahan dari suku-suku suatu barisan. Contohnya deret bilangan
ganjil, yaitu : 1+3+5+7+9+11…dan seterusnya. Barisan dan Deret Aritmetika sangat bermanfaat
dalam kehidupan sehari-sehari seperti aturan penyusunan kursi acara, menentukan nomor rumah
Barisan terbagi atas barisan aritmetika dan barisan geometri. Tapi, kali ini penulis hanya
ingin membahas mengenai Barisan Aritmetika. Barisan Arimetika adalah barisan yang memiliki
beda atau selisih tetap antara dua suku yang berurutan. Artinya selisih (jarak) antarsuku itu
nilainya selalu sama. Contohnya, yaitu : barisan 1,3,5,7,9 maka beda/selisih/jarak antarsuku
dalam barisan ini adalah 2 karena selisih dari U 1 (1) dan U2 (3) = U2-U1 = 3 - 1 = 2. Maka, dapat
dikatakan barisan ini adalah Barisan Aritmetika karena bedanya yang sama.
Salah satu cabang dalam Barisan Aritmetika adalah rumus persamaan jumlah deret
aritmetika atau Sn. Persamaan (ekuasi) jumlah deret matematika biasanya dirumuskan dengan
persamaan Sn = pn2 + qn. Dimana p dan q adalah masing-masing koefisien nilai dan Sn adalah
jumlah n suku barisan aritmetika. Bentuk soal seperti ini biasanya, sering muncul pada soal-soal
Ujian Nasional (UN) dan Seleksi Nasional ,Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Biasanya bentuk soal seperti ini yang diharuskan bagi siswa adalah menentukan rumus
suku ke-n (Un), menentukan suku tertentu dan menentukan beda barisan (b) dari persamaan
jumlah deret Barisan Aritmetika. Suatu persamaan jumlah deret suku ke-n Barisan Aritmetika
yang dinyatakan dengan Sn = pn2 + qn, maka untuk menentukan rumus suku ke-n dari Barisan
Aritmetika ini dapat dirumuskan dengan Un = Sn-Sn-1 yang kemudian dijabarkan hingga
mendapatkan rumus suku ke-n dari Barisan Aritmetika tersebut kemudian beda barisan dapat
ditentukan dengan menyelisihkan suku ke n (Un) dan suku sebelum suku ke- n (Un-1).
Namun begitu diteliti rumus dasar ini (Un = Sn-Sn-1) adalah rumus yang begitu rumit dan
kompleks, sehingga siswa dituntut untuk lebih teliti,cermat dan hati-hati dalam menjabarkan
hasil dari rumus suku Un. Sehingga terkadang bentuk soal seperti ini dianggap cukup sulit
hingga sulit bagi siswa SMA dan Sederajat. Apalagi bagi siswa yang memiliki kemampuan
berhitung dan analisis serta kecermatan yang masih kurang. Dan apabila suatu soal seperti tipe
ini dikerjakan oleh siswa dengan tingkat ketelitian yang kurang atau siswa yang boleh dikatakan
bahwa kemampuan berhitung dan analisisnya rendah, maka kesalahan jawaban sangat jelas akan
Nah, berdasarkan dari masalah ini mengenai jumlah suku ke-n deret aritmetika, penyebab
utama masalahnya adalah rumus umum (reduksi) yang dipelajari itu sangatlah rumit dan sulit
untuk dimengerti hal ini lah yang memperlambat siswa untuk menguasai kedua materi tersebut.
Untuk mengatasinya, tidak hanya harus bersemangat dalam belajar matematika, tetapi usahakan
temukanlah metode baru untuk pemecahan tersebut dengan menemukan suatu rumus baru, yang
ringkas,cepat dan tepat serta mudah untuk dihafal dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Sehingga rumus ini nantinya dapat diterapkan dan ulasannya gampang untuk dipahami dan tidak
Penulis ingin mengubah persepsi siswa bahwa matematika itu bukanlah momok yang
menakutkan yang harus ditakuti, matematika itu sangat sederhana untuk dipelajari. Penulis juga
ingin menemukan teknologi kemudahan dalam bidang metematika dengan menciptakan suatu
rumus baru yang relevan, cepat, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari sinilah,
penulis berinisiatif untuk menentukan rumus-rumus yang efektif dalam menentukan jumlah suku
ke-n (Un) dan beda barisan (b) dalam persamaan jumlah deret suku ke-n yang dinyatakan dengan
Sn = pn2 + qn.
Bertitik tolak dari masalah ini Penulis tergugah untuk menciptakan suatu karya ilmiah
yang berjudul “KOMPLESI FORMULA SUKU (Un) DAN BEDA (b) DALAM EKUASI
REDUKSI”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah rumus yang cepat,akurat dan tepat dalam menyelesaikan suatu soal dalam
menentukan rumus suku ke-n (Un) dan beda barisan (b) berdasarkan rumus dasarnya ?.
3. Seberapa efektifkah penggunaan rumus dari penulis dalam menentukan rumus suku ke-n (Un)
dan beda barisan (b) bila dibandingkan dengan rumus reduksi dasar ?.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui rumus yang cepat,akurat dan tepat dalam menyelesaikan suatu soal dalam
dalam menentukan rumus suku ke-n (Un) dan beda barisan (b) berdasarkan rumus dasarnya.
3. Untuk mengetahui efektifitas penggunaan rumus dari penulis dalam menentukan rumus suku
ke-n (Un) dan beda barisan (b) bila dibandingkan dengan rumus reduksi dasar.
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk meningkatkan kemudahan dalam mengerjakan soal Barisan dan Deret Aritmetika
terutama dalam hal menentukan rumus suku ke-n (Un) dan beda barisan (b) dengan durasi yang
2. Untuk menciptakan suatu teknologi yang mudah,cepat dan menyenangkan dalam bidang
3. Mengubah perspektif siswa bahwa ternyata matematika itu sangatlah mudah dan
menyenangkan.
4. Sebagai bahan referensi untuk peneliti lainnya agar selanjutnya penelitian ini dapat
A. Tinjauan Pustaka
1. Barisan Bilangan
Barisan adalah daftar urutan bilangan dari kiri ke kanan yang mempunyai karakteristik atau
pola tertentu. Setiap bilangan dalam barisan merupakan suku dalam barisan. Contoh :
Penjumlahan suku-suku dari suatu barisan disebut deret. Jika U1,U2,U3,…..Un maka U1 + U2 + U3
1 + 2 + 3 + 4 +… + Un
2 + 4 + 6 + 8 +… + Un
Barisan bilangan dibentuk oleh bilangan-bilangan yang disusun menurut aturan tertentu.
Barisan bilangan ini dapat kita teruskan suku-sukunya apabila aturan untuk memperoleh suku
”Suku berikutnya diperoleh dengan menambahkan bilangan asli berurutan mulai dari suku
pertama”. Dengan cara di atas maka untuk menentukan suku ke-n dapat dicari dengan
meneruskan pola yang ada. Namun demikian, untuk n yang besar misalnya n = 50, kita akan
mengalami kesulitan, untuk itu akan kita pelajari bagaimana menentukan suku ke-n dengan
Barisan Bilangan Genap :2, 4, 6, 8, ... Rumus suku ke-n adalah Un = 2n.Suku ke-20 adalah U20 =
2 x 20 = 40
Barisan Bilangan Ganjil : 1, 3, 5, 7, ... Rumus suku ke-n adalah Un = 2n – 1. Suku ke-15 adalah
U15 = 2 x 15 – 1 = 29
Barisan Bilangan Kuadrat / persegi : 1, 4, 9, 16, ... Rumus suku ke-n adalah Un = n2 . Suku ke-
Barisan bilangan juga dapat diperoleh dari pengembangan pola yang teratur, contoh :
Rumus suku ke-n adalah Un = n(n+1) Suku ke-8 adalah U8 = 8 (8+1) = 8 x 9 = 72
Barisan Bilangan Segitiga : 1, 3, 6, 10, ... Rumus suku ke-n adalah Un = ½ n(n+1) Suku ke-10
2. Barisan Aritmetika
Barisan aritmatika adalah suatu barisan dengan selisih antara dua suku yang berurutan selalu
tetap. Misalnya Un menyatakan suku ke-n suatu barisan, maka barisan itu disebut barisan
berikut :U1,U2,U3,...... ,Un-1 atau a,a + b,a + 2b,……,a + (n-1) b.Keterangan :U1 = a = suku
pertama
Un-Un-1 = beda = b
Un=sukuke-n
Maka rumus suku ke-n barisan aritmatika adalah Un = a + (n-1) b, dengan n=1,2,3,……
B. Menentukan Rumus ke-n dari Suatu Barisan Untuk menentukan rumus ke-n , kita harus
Penyelesaian :
a=2
b=3-2=1
Un=a+(n-1)b
Un=2+(n-1)1
Un=2+n–1
Un=n-1
Suku ke-n suatu barisan bilangan dilambangkan dengan Un. Sedangkan untuk menentukan suku
ke-n dapat dicari dengan rumus yang dapat diketahui melalui aturan pembentukan barisan
bilangan. Contoh :
b=2+(20-1)3=2+60–3=59
Dengan melihat nilai b, kita dapat menentukan barisan aritmatika itu naik atau turun, sebagai
Barisan bilangan yang memiliki suku tengah apabila banyak sukunya ganjil. Jika Suku ke-t atau
Ut merupakan suku tengah, maka banyaknya suku adalah (2t – 1) dan suku terakhir adalah suku
ke-(2t – 1) atau U(2t – 1). sehingga diperoleh hubungan: Ut = 1/2 (U1 + U(2t – 1) )
Karena U(2t – 1) merupakan suku akhir dari deret tersebut dan U1 merupakan suku awal, maka:
Barisan aritmatika tingkat x adalah sebuah barisan aritmatika yang memiliki selisih yang sama
tiap suku yang berurutannya setelah x tingkatan. Dengan menggunakan pembuktian Binomium
Newton (tidak diuraikan disini), maka rumus umum suku ke-n untuk barisan aritmatika tingkat
banyak adalah:
b = suku ke-1 barisan tingkat satu ,c = suku ke-1 barisan tingkat dua,
3. Deret Bilangan
Deret adalah barisan bilangan yang setiap bilangannya setelah suku pertama diperoleh
dengan menambahkan (deret hitung atau deret Aritmetika) atau mengalikan (deret ukur atau
deret geometri) bilangan sebelumnya dengan sebuah bilangan konstan yang bukan nol.
4. Deret Aritmetika
Untuk mendapatkan rumus jumlah n suku pertama deret aritmatika perhatikan langkah-langkah
berikut:
Suku ke-n dari barisan aritmatika juga bisa dicari menggunakan rumus berikut:
Suatu barisan aritmatika dengan banyaknya suku dimana maka untuk mencari suku tengahnya
Bagaimana mencari Sn atau mencari rumus Jumlah suku n untuk barisan Aritmetika
bertingkat ?. Pada dasarnya mencari rumus Sn dari aritmatika bertingkat ( termasuk juga
aritmatika biasa tidak bertingkat ), selalu bisa dilakukan dengan memakai tips semacam ini : Sn
pada barisan aritmatika biasa atau bertingkat selalu bisa dihitung memakai Un dengan barisan
bertingkat 4. demikian seterusnya. Contoh : Ada barisan Arimatika biasa (tidak bertingkat )
Un = a + ( n-1 ) b = 2 + ( n - 1 ) 2 = 2 + 2n - 2
Hasil Sn yang diperoleh juga persis sama yaitu n2+n. Jadi selain memakai rumus Sn
standar, Sn barisan aritmatika biasa, bisa juga dicari dengan memakai Un barisan aritmatika
bertingkat . Tips ini berlaku untuk semua barisan aritmatika bertingkat berapapun.
Jadi misalnya untuk menghitung Jumlah suku ke n ( Sn ) barisan arimatika bertingkat 3, buat
dulu barisan Sn, ini identik dengan menghitung Un bertingkat 4, lalu anda gunakan rumus suku
soal begini : Carilah Sn atau rumus jumlah suku n untuk barisan di bawah ini
Yang ingin dicari dari barisan di atas adalah Sn ya, bukan Un. Jadi kita buat saja dulu barisan
Perhatikan bahwa !. Mencari Sn dari 1, 17, 69, 181, 377, 681 adalah identik dengan
Kita bisa saja memakai rumus spesial suku n atau Un aritmatika pangkat 4 karena hasilnya
berpangkat 4, atau bisa juga memakai rumus umum barisan aritmatika bertingkat berapapun,
seperti yang ada di sini : a = 1, b = 17, c = 52, d = 60, e = 24. Un dari barisan Sn tersebut :
Tinggal dimasukkan : a, b, c, d, e
Diophantus berupa buku aritmatika, buku karangan pertama tentang sistem aljabar. Bagian yang
terpelihara dari aritmatika Diophantus berisi pemecahan kira-kira 130 soal yang menghasilkan
persamaan-persamaan tingkat pertama dan juga sumbangsinya pada teori bilangan aritmetika
1. Persamaan umum untuk mencari suku ke–n pada Barisan aritmatika tingkat dua Un = + +
m2 := suku awal pada barisan tingkat kedua yang dibentuk atau beda konstan yang diproleh
B. Teori Johan Carl Friedrich Gauss (30 April 1777 – 23 Februari 1855).
Gauss sangat berjasa pada bidang matematika, tepatnya pada teori deret aritmetika Gauss
Ia dipandang sebagai salah satu matematikawan terbesar sepanjang masa selain Archimedes dan
Isaac Newton. Dilahirkan diBraunschweig,Jerman, saat umurnya belum genap 3 tahun, ia telah
penghitungan deret1+2+3+...+100. Meski cerita ini hampir sepenuhnya benar, soal yang
Alkisah, Carl Friedrich Gauss, salah satu matematikawan terbaik dan yang paling
berpengaruh sepanjang masa, menemukan metode untuk menghitung nilai dari ketika beliau
masih berusia 10 tahun. Metode yang diperkenalkan oleh Gauss di usia belia itu masih belum
tergantikan hingga saat ini. Untuk menghormati jasa beliau, metode ini dinamai metode
Gaussian.
Lantas, bagaimana caranya menghitung jumlah dari suku-suku pada sebuah deret aritmatik?
Untuk menghitung jumlah dari suku-suku pada sebuah deret aritmatik, kita a kan meminjam
Dengan demikian kita peroleh rumus untuk menghitung total nilai seluruh suku pada deret
menyimbolkan jumlah (sum) dari suku-suku pada deret. menyimbolkan suku pertama pada
Karena deret aritmatika berbentuk maka kita boleh saja meng-asumsikan bahwa ada suku
yang letaknya berada di rentang (well-order principle) sehingga deret aritmatika dapat
dituliskan sebagai .
Sekarang jika kita pandang secara parsial (sebagian), yakni deret kita mulai dari suku ke-
Rumus baru ini diciptakan pada bidang ilmu matematika dalam subbab barisan dan deret
yang secara terperinci dijelaskan pada barisan dan deret aritmetika bentuk Sn = pn2+qn. Dalam
bentuk soal seperti ini kemudian akan ditentukan jumlah suku ke-n (Sn) dan beda barisan (b)
dengan menggunakan rumus dasar atau rumus reduksi yang kemudian dimodifikasi sedemikian
rupa menjadi rumus yang lebih singkat dan tepat serta efisien dalam hal waktu pengerjaan soal
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif yakni penelitian
yang bertujuan untuk memberikan gambaran dan perbandingan atas penggunaan efektifitas dari
rumus baru untuk menentukan rumus suku ke- n (U n) dan beda (b) dibandingkan dengan rumus
Penelitian yang dilakukan mengambil lokasi atau tempat di sekitar Sekolah Menengah
Atas Negeri 5 Makassar tepatnya berada di Jalan Taman Makam Pahlawan No. 4, Makassar,
Sulawesi Selatan dan Bimbingan Belajar Jakarta Intensive Learning Centre (JILC) Cabang
Pada penelitian ini populasi yang diteliti adalah siswa-siswi Sekolah Menengah Atas
Negeri 5 Makassar dan sekolah lain. Sedangkan untuk sampelnya yaitu 1 orang siswi Sekolah
1. Data
Data penelitian ini adalah perbandingan efektifitas rumus antara rumus reduksi yang
digunakan oleh siswa-siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Makassar dan rumus baru dari
penulis.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah penggunaan rumus antara rumus reduksi
responden (Siswa-siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Makassar) dan rumus baru penulis.
Data yang dikumpulkan adalah perbandingan efektifitas rumus antara rumus reduksi
yang digunakan oleh siswa-siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Makassar dan rumus baru
dari penulis. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi, teknik pengerjaan soal,
teknik perbandingan, dan teknik kepustakaan. Penggunaan teknik itu sangat kondusif dan
1. Teknik observasi langsung, yaitu teknik yang dilakukan dengan mengamati dan mencatat secara
sistematik unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada objek penelitian.
menggunakan teknik catat. Orientasi observasi diarahkan pada penggunaan rumus siswa-siswi
Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Makassar (responden) dan rumus dari penulis.
2. Teknik pengerjaan soal adalah teknik yang dilakukan dengan memberikan beberapa soal-soal
matematika yang relevan dengan unsur-unsur penelitian dan responden diminta untuk
mengerjakan soal tersebut dan juga penulis juga diminta untuk mengerjakan soal tersebut dengan
3. Teknik perbandingan adalah teknik yang dilakukan dengan membandingkan hasil dari proses
teknik pengerjaan soal. Disini akan dibandingkan efektifitas, efisiensi waktu dan keakuratan
jawaban serta berbagai kualitas lainnya antara cara pengerjaan soal dengan menggunakan rumus
4. Teknik kepustakaan. Teknik yang digunakan dengan cara pengambilan data-data yang akan
digunakan dalam penelitian bersumber dari literatur-literatur, buku, maupun sumber data yang
Penelitian ini tergolong penelitian analisis deskriptif kualitatif. Oleh karena itu, semua
data dan informasi yang telah dikumpul dideskripsikan secara objektif. Pada penelitian kali ini,
analisis data akan dilakukan dengan cara membuat tabel unsur-unsur perbandingan efektifitas
rumus yang digunakan antara responden dan penulis serta dianalisis pula dengan memberikan
beberapa contoh soal dan pembahasan yang akan dibandingkan dengan dua versi yaitu, versi dari
A. Hasil Penelitian
1. Rumus yang Cepat,Akurat dan Tepat dalam Menyelesaikan Suatu Soal dalam
Rumus cepat yang digunakan oleh penulis untuk mengerjakan soal barisan dan deret bentuk Sn=
pn2+qn adalah :
Un = S1 + (n-1) 2p
Un = 2pn + (q – p )
a. untuk menentukan rumus suku ke-n penulis menggunakan dua rumus :
dan
Keterangan :
Menentukan Rumus Suku Ke-n (Un) dan Beda Barisan (b) Berdasarkan Rumus Dasarnya
pertanggungjawaban rumusnya atau proses modifikasi rumus sehingga didapatkan rumus baru :
Rumus ini merupakan hasil modifikasi dari rumus dasar dari Un = Sn-Sn-1
Sn = pn2+qn
Un = Sn-Sn-1
Un = (pn2+qn) – ( p (n2-2n+1) + qn – q)
Un = (pn2+qn) – (pn2-2pn + p + qn – q)
Un = 2pn + (q-
p)
Un = 2pn – p +q
b. Pembuktian rumus : b = 2p
Apabila diteruskan rumus dari Un = 2pn + (q- p) maka akan didapatkan beda barisan :
b = 2p
U2 – U1 = 2p
Un = a + (n-1) b
Rumus ini merupakan hasil analogi dari rumus dasar untuk mencari rumus suku ke-n
Keterangan :
b = beda barisan
dengan S1 jumlah pertama suatu suku aritmetika karena a dan S 1 memiliki nilai yang sama,
contohnya :
Tentukan :
a=3
Sn = ( 2a + (n-1) b )
S1 = ( 2(3) + (1-1) 2)
a = S1
= ( 6) = 3
Kesimpulan :
kemudian hasil pembuktian dari rumus barisan bilangan bentuk Sn= pn 2+qn didapatkan
rumus : b = 2p , maka :
Un = S1 + (n-1) 2p
dianalogkan menjadi :
a=p+q
Selain itu juga penulis menemukan rumus lain seperti :
3. Efektifitas Penggunaan Rumus dari Penulis dalam Menentukan Rumus Suku Ke-n (Un)
dan Beda Barisan (b) Bila Dibandingkan dengan Rumus Reduksi Dasar.
Untuk menguji efektifitas dan perbandingan efektifitas antara rumus penulis dengan
rumus reduksi dari responden penulis memberikan 4 buah soal dengan berbagai variasi untuk
menentukan suku ke-n (Un) beda barisan (b) yang akan dikerjakan masing-masing dari versi
responden dan versi penulis yang diukur waktu pengerjaannya. berikut adalah soalnya :
Soal 1 : Jumlah n suku pertama suatu deret aritmetika dirumuskan oleh Sn = 2n 2- 3n. Suku
a. 77 b. 57 c. 44 d. 34 e. 27
Versi Responden :
Sn = 2n2- 3n
Un = Sn – Sn-1
U8 = S8 - S7
U8 = (2(8)2- 3 (8)) – (2(7)2 - 3(7))
U8 = (128-24) – (98-21)
U8 = 104 – 27 = 27
Jawaban : E (Waktu : 55 detik)
Nama responden :
Muhammad Faisal B
(SMK Telkom Sandy Putra 2)
Versi Penulis :
Cara 1 : Un = 2pn + (q-p)
U8 = 2(2)(8) + (-3-2)
U8 = 32 – 5 = 27 , Jawaban : E
(Waktu : 17 Detik)
Cara 2 : Un = S1 + (n-1) 2p
U8 = -1 + 28 = 27 , Jawaban E
(Waktu : 16 detik)
Soal 2 :
Versi Penulis :
a) Cara 1: Un = S1 + (n-1) 2p
Un = (1+3) + (n-1) 2(1)
Un = 4 + 2n-2 = 2n +2
Waktu : 15 Detik
Cara 2 : Un = 2pn + (q-p)
Un = 2(1)(n) + (3-1) = 2n + 2
Waktu : 13 Detik
b) b = 2p = 2(1) = 2
Waktu : 3 Detik
c) Cara 1 : U2+U4 = (2n +2) + (2n+2)
= (2(2)+2) + (2(4)+2) = 6 + 10 = 16
Waktu : 16 Detik
Cara 2 : U2 + U4 = 2a + 4b
= 2 (p+q) + 4(2p) = 2 (1+3) + 4(2)
= 8 + 8 = 16
Waktu : 20 Detik
Waktu Tercepat : 32 Detik
Waktu Terlama : 38 Detik
Versi Responden :
a) Un = Sn - Sn-1
a) Rumus suku ke-n b.) Beda deret tersebut c.) Nilai U2+U4
Soal 4 : Jumlah n buah suku pertama deret aritmetika dinyatakan oleh
Versi Penulis :
b = 2p
= 2( )
=5
Waktu : 5 Detik
Versi Responden :
Un = Sn-Sn-1
Un = ( (5n-19)) – ( (5(n-1)-
19)
Un = ( ) – ( )
Un =
Un = (2n-1)
b = U2-U1
= ( (2n-1)) - ( (2n-1))
= ( (2(2)-1) – ( (2(1)-1)
= (4-1) - (1)
= - = =5
Waktu : 100 Detik
Nama responden :
Muhammad Faisal B
(SMK Telkom Sandy Putra 2)
Sn = (5n-19). Tentukan beda deret tersebut !. (LKS Tuntas Matematika) kelas XII-2013)
Soal 5 : Dari suatu deret diketahui Sn = 3n2- 15n. Jika Un = 0 , maka n = ….
Versi Penulis :
Cara 1 : Un = S1 + (n-1) 2p
Un = (3-15) + (n-1) 2(3)
Un = -12 + 6n-6
0 = 6n-18
6n = 18
n= 3
Waktu : 22 Detik
Cara 2 : Un = 2pn + (q-p)
0 = 2(3)n + (-15-3)
0 = 6n-18
6n = 18
n= 3
Waktu : 20 Detik
Versi Responden :
Un = Sn-Sn-1
Un = (3n2- 15n)-(3n2-6n+3-15n+15)
Un = 6n-18
0 = 6n-18
6n = 18
n=3
Waktu : 62 Detik
1 55 17 atau 16 38 atau 39
2 66 38 atau 32 28 atau 34
4 100 5 95
5 62 22 atau 20 40 atau 42
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka dapat dijawab ketiga
rumusan masalah diatas. Bahwa rumus baru yang diciptakan penulis dalam memecahkan soal
barisan dan deret aritmetika bentuk Sn = pn2+qn, terbagi atas dua yaitu rumus untuk mencari
Untuk mencari suku ke-n (Un) penulis menggunakan rumus Un = 2pn + (q – p ) atau Un
= S1 + (n-1) 2p. Sedangkan untuk menentukan beda barisan penulis menggunakan rumus b=2p
dan memang terbukti bahwa rumus ini cukup cepat,tepat, dan akurat dalam memecahkan tipe
soal bilangan bertingkat (bentuk pn2+qn). Rumus inilah yang akan penulis paparkan pada karya
ilmiah ini.
Rumus Un = 2pn + (q – p ) merupakan hasil modifikasi dari rumus dasar untuk mencari
suku ke-n (Un) yaitu rumus Un = S n - Sn-1 (Proses modifikasi rumus dapat dilihat pada bab empat
Hasil dan pembahasan di sub Hasil Penelitian halaman 17-19). Sedangkan rumus b=2p
merupakan hasil modifikasi dari rumus Un = 2pn + (q – p ) (Proses modifikasi dapat dilihat pada
bab empat Hasil dan pembahasan di sub Hasil Penelitian halaman 18). Sedangkan pada rumus
Un = S1 + (n-1) 2p merupakan rumus hasil analogi dari rumus dasar mencari suku ke-n (Un) dari
2p, dengan menganalogkan jumlah suku pertama S1 sama dengan suku awal a dan dari rumus
sebelumnya didapatkan b=2p sehingga diperolehlah rumus Un = S 1 + (n-1) 2p. Rumus ini cukup
efektif dalam mengerjakan soal barisan dan deret aritmetika bentuk Sn = pn2+qn karena bisa
dilihat dari segi efisiensi waktunya yg cukup cepat dan akurat dalam memecahkan soal.
Efisiensi waktu dalam pengerjaan soal sangat begitu efisien karena bisa dilihat dari tabel
kesimpulan pengerjaan soal selisih jarak yang cukup besar antara pengerjaan soal versi
responden dan versi penulis menunjukkan bahwa versi dari penulis lebih cepat daripada versi
dari responden sedangkan jenis soal sama dan waktu memulai pengerjaannya bersamaan.
Pengukuran efisiensi metode pengerjaan soal penulis apabila diterapkan pada pengerjaan
Ujian Nasional (UN) dapat diukur dengan jumlah soal = 40 , waktu pengerjaan = 120 menit , 1
soal = 3 menit = 180 detik . maka apabila bentuk soalnya seperti nomor 1 tadi maka efisiensinya
dapat diukur :
= 180 - 17 = 163
Kemudian apabila rumus penulis ini diterapkan pada Seleksi Bersama Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SBMPTN) ataupun Ujian Mandiri (UM) lainnya, seperti SIMAK UI, UM UGM
dan sebagainya , jika diketahui jumlah soal pada Tes bidang studi diberikan waktu 60 menit
untuk Matematika IPA,Fisika,Kimia dan Biologi berarti pembagian rata untuk waktu masing-
masing bidang studi adalah 15 menit, 15 menit pengerjaan untuk soal Matematika IPA
sedangakan soal Matematika IPA ada 15 soal berarti tiap waktu pengerjaannya adalah 1menit
atau 60 detik.
Maka apabila soalnya, seperti soal pilihan 1,2,3,4 seperti contoh soal nomor 2 (lihat
Maka bisa disimpulkan bahwa efisiensi waktu sebesar 53,33 % dan 43,33 % sudah dapat
dikatakan cukup baik apalagi dengan soal setingkat SBMPTN yang kebanyakan persepsi siswa
Kemudian, masih dalam soal SBMPTN dan UM, apabila bentuk soalnya pilihan ganda
Efisiensi yang demikian itu adalah efisiensi waktu yang sudah luar biasa dalam soal setingkat
Jika melihat efektifitas dan efisiensi waktu yang telah dipaparkan, maka sudah tidak
diragukan lagi rumus mencari suku ke-n (Un) dan beda barisan (b) pada barisan dan deret
aritmetika bentuk Sn = pn2 + qn yang dipaparkan oleh penulis cukup efektif dalam mengerjakan
mengefisiensikan waktu pada pelaksanaan tiap ujian baik itu ujian harian,semester,nasional atau
SBMPTN sehingga cukup banyak waktu luang untuk mengerjakan soal yang lainnya.
Selain itu, manfaat lainnya adalah kita dapat mengubah persepsi kita bahwa matematika
itu sulit sehingga dengan rumus yang dipaparkan oleh penulis dapat mempermudah para
pembaca untuk memahami dan memecahkan soal matematika, khususnya barisan dan deret
Dengan adanya rumus cepat yang diciptakan oleh penulis, pembaca mampu mengerjakan
dengan mudah sol matematika barisan dan deret bertingkat sehingga kita bisa mencintai
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penyajian hasil analisis data dan pembahasan, disimpulkan hasil karya
1. Rumus cepat,tepat, dan akurat yang digunakan dalam menyelesaikan rumus suku ke-n (Un)
2. Rumus Un = 2pn + (q – p ) merupakan rumus ini diperoleh dari modifikasi dari rumus dasar
yaitu Un = Sn-Sn-1 (proses modifikasi bisa dilihat pada halaman 18). Rumus Un = S 1 + (n-1) 2p
merupakan rumus yang diperoleh dengan menganalogikan rumus dasar mencari suku ke-n (Un)
barisan aritmetika biasa yaitu Un = a + (n-1) b (proses analogi bisa dilihat pada halaman 18-19).
Rumus b = 2p diperoleh dari hasil modifikasi rumus Un = 2pn + (q-p) (proses modifikasi dapat
penulis memiliki efektifitas waktu yang cukup baik karena mampu mengefisienkan waktu dalam
pengerjaan soal serta memiliki tingkat keakuratan dan ketepatan jawaban yang cukup baik. Hal
ini, bisa dilihat dari perbandingan waktu yang digunakan oleh penulis dan responden dalam
memecahkan soal dengan menggunakan rumus masing-masing dengan jenis soal yang sama
(lihat pada halaman 23). Selain itu juga, persentase keefektifan waktu dengan menggunakan
rumus dari penulis pada soal setingkat UN dan SNMPTN sudah cukup baik (lihat pada halaman
25).
B. Saran
1. Diharapkan dengan adanya rumus yang dibuat oleh penulis dapat mempermudah pengerjaan
2. Diharapkan dengan adanya rumus yang dibuat oleh penulis dapat mengubah persepsi siswa
3. Diharapkan dengan adanya rumus yang dibuat oleh penulis dapat disempurnakan lagi dan