Anda di halaman 1dari 7

Nama: Nurul Muliana

Nim: 18 3145 453 087

Kelas: 18C

Tugas MID Virologi

A. Pengertian penyakit Demam Berdarah Dengue

Penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit menular

yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Ae.

Aegypti yang ditandai dengan demam mendadak 2 sampai 7 hari

tanpa penyebab yang jelas, lemah atau lesu, gelisa, nyeri ulu hati,

disertai tanda perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan

(Petechiae), lebam (ecchmosis), atau ruam (purpura), kadang-kadang

mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran menurun atau

renjatan ( Indrawan, 2001).

B. Patofisiologi Virus Dengue

Fenomena patofisiologi utama menentukan berat penyakit dan

membedakan demam berdarah dengue dengan dengue klasik ialah

tingginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume

plasma, terjadinya hipotesis, trombositopenia dan diabetes hemoragik.

Meningginya nilai hematokrit pada penderita dengan renjatan

menimbulkan dugaan bahwa renjatan terjadi sebagai akibat

kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler melalui kapiler yang


rusak dengan mengakibatkan menurunnya volume plasma

danmeningkatnya hematokrit. Patogenesis terjadinya renjatan

berdasarkan hipotese infeksi sekunder dicoba dirumuskan oleh

Suvatte dan dapat dilihat pada gambar. ( Sukohar, 2014).

Gambar pathogenesis terjadinya syok pada DBD

Akibat infeksi kedua oleh tipe virus dengue yang berlainan pada

seseorang penderita dengan kadar antibody anti dengue yang rendah,

respons antibody anamnestic yang akan terjadi dalam beberapa hari

mengakibatkan poliferasi dan transformasi limfosit imun dengan

menghasilkan antibody IgG anti dengue titer tinggi. Replikasi virus

dengue terjadi dengan akibat terdapatnya virus dalam jumlah yang

banyak. Hal-hal ini semuanya akan mengakibatkan terbentuknya

kompleks antigen antibody yang selanjutnya akan mengaktivasi


system komplemen. Pelepasan C3a dan C5a akibat antivasi C3 dan

C5 menyebabkan meningginya fermeabilitas dinding pembuluh darah

dan merembesnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah.

Pada penderita renjatan berat, volume plasma dapat berkurang

sampai lebih dari 30% dan berlangsung selama 24-48 jam. Renjatan

yang tidak ditanggulangi secara adekuat akan menimbulkan anoksia

jaringan, anoksia matabolik dan kematian ( Sukohar, 2014).

Sebab lain dari kematian pada DBD ialah perdarahan saluran

pencernaan hebat yang biasanya timbul setelah renjatan berlangsung

lama dan tidak dapat diatasi. Trombositopenia merupakan kelainan

hematologis yang ditemukan pada sebagian besar penderita DBD.

Nilai trombosit mulai menurun pada masa demam dan mencapai nilai

terendah pada masa renjatan. Jumlah trombosit secara cepat

meningkat pada masa konvalesen dan nilai normal biasanya tercapai

sampai hari ke 10 sejak permulaan penyakit. Kelainan system

koagulasi mempunyai juga peranan sebagai sebab perdarahan pada

penderita DBD. Beberapa factor koagulasi menurun termasuk factor II,

V, VII, IX, X dan fibrinogen. Factor XII juga dilaporkan menurun.

Perubahan factor koagulasi disebabkan diantaranya oleh kerusakan

hepar yang fungsinya memang terbukti terganggu, juga oleh aktifasi

system koagulasi ( Sukohar, 2014).


Gambar. Patogenesis perdarahan pada DBD

Pembekuan intravaskuler menyeluruh (PIM/DIC) secara

potensial dapat terjadi juga pada penderita DBD tanpa atau dengan

renjatan. Renjatan pada PIM akan saling mempengaruhi sehingga

penyakit akan memasuki renjatan Irrevesible disertai perdarahan

hebat, terlihatnya organ-organ vital dan berakhir dengan kematian

( Sukohar, 2014).

C. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium pada infeksi virus dengue yaitu

pemeriksaan darah lengkap dan pemeriksaan serologi. Parameter

darah lengkap yang dapat diperiksa antara lain: trombosit, hematocrit,

leukosit, hemoglobin, protein albumin, ALT, AST dan hemostasis.

Trombosit pada infeksi virus dengue mengalami penurunan, sampai


terjadi trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000). hematocrit

mengalami peningkatan sebesar > 20% dari hematocrit awal karena

terjadi kebocoran plasma biasanya dimulai pada hari ke 3 demam

( Suhendro, 2006).

Pada protein albumin bisa terjadi hipoproteinemia akibat

kebocoran plasma. Tes fungsi hati ALT/AST (Serum alanine

aminotransferse) dapat meningkat pada infeksi virus dengue

( Suhendro, 2006).

Pemeriksaan serologi dikerjakan dalam mendeteksi infeksi

virus dengue. Ada beberapa metode pemeriksaan laboratorium yang

digunakan yaitu: isolasi virus dalam kultur, deteksi virus RNA melalui

reverse transcription-PCR, antibody spesifik IgM/IgG,

Hemagglutination-inhibition test, dan non-struktural protein 1 (NS 1)

(Osorio, 2010).

D. Alasan

Infeksi virus dengue merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus dengue. Infeksi virus ini menyebabkan suatu

penyakit dengan luas yaitu demam dengue (DD), demam berdarah

(DBD) dan syndrome syok dengue (SSD). Pemeriksaan laboratorium

yang dapat digunakan ada 2 yaitu pemeriksaan darah lengkap dan

pemeriksaan serologi.

Pemeriksaan serologi dapat dikerjakan dalam medeteksi

indeksi virus dengue. Dalam pemeriksaan serolog, antibody IgM


positif menunjukkan bahwa pasien mengalami infeksi primer,

sedangkan pasien dengan infeksi sekunder menunjukkan antibody

IgG positif, biasanya disertai dengan antibody IgM positif, tetapi tidak

selalu. Pasien yang menunjukkan antibody IgM dan IgG negative,

menunjukkan bahwa pasien tidak terkena virus dengue, tetapi

disebabkan oleh virus infeksi yang lain, meskipun trombosit turun atau

mengalami hemokonsentrasi (WHO, 1997).


Daftar Pustaka

Indrawan. 2000. Metode Penelitian. Gramedia. Jakarta.

Suhendro, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan

Departemen Ilmu Penyakit FKUI. P. 1709-1721. Jakarta.

Sukohar. 2014. Demam Berdarah Dengue (DBD). Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung. Farmakologi. Vol 2. No. 2.

Sekaran, dkk. 2008. Comparison of Five Serological Diagnostic Assay for

Detection of IgM and IgG Antibodies to Dengue Virus.

African Journal of Microbiology 141-147.

Osorio, dkk. 2010. Comparison of the Diagnostic Accuracy of Commercial

NS1- Based Diagnostic Test for Early Dengue Infection.

Virology Journal 1-10.

WHO. 1997. Dengue Hemorrhagic Fever. Diagnosis Treatment,

Prevention and Control. Geneva.

Anda mungkin juga menyukai