Dalam pertunjukan, para penari menari dengan dibalut busana adat Dayak dan
ikat kepala yang dihiasi dengan bulu-bulu dari burung enggang. Saat menari, para
penari menggunakan bulu burung enggang di tanggannya sebagai properti dalam
menarinya. Bulu burung enggang tersebut diikatkan di jari tangan seperti cincin,
sehingga bulu enggang ini tidak mudah lepas pada saat diayunkan. Dalam
pertunjukannya para penari menari dengan iringan alat musik tradisional khas
suku Dayak. Dengan iringan musik tersebut para penari menari seperti layaknya
burung enggang dengan lemah gemulai seakan-akan menggambarkan kecantikan
dan kelembutan dari wanita Dayak.
Dalam perkembangannya, Tari Burung Enggang ini menjadi tarian wajib disetiap
acara seperti acara adat, penyambutan tamu, dan acara festival budaya. Dalam
pertunjukan Tari Enggang saat ini banyak terdapat kreasi baru dalam gerakan dan
busananya. Semua itu dilakukan agar tarian tersebut bisa terlihat lebih menarik,
namun tidak menghilangkan makna serta filosofi dalam tariannya.