Anda di halaman 1dari 1

1. Mengapa Al-Qur'an disebut kitab yang bersifat universal?

Alasan mengapa kitab Al-Quran disebut kitab yang bersifat UNIVERSAL adalah karena Al-Quran tidak
diperuntukkan bagi segelintir orang atau golongan atau kaum melainkan bagi semua umat manusia
bahkan disebut sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil'alamin) termasuk makhluk-makhluk lain
selain manusia.

2.Mengapa al-qur'an disebut sebagai kitab penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya?

Karena banyak hal yang diatur di dalam kitab Al-Quran yang di dalam kitab terdahulu masih belum ada.
Di dalam kitab Al-Quran ada kisah-kisah nabi terdahulu sedangkan kitab sebelum Al-Quran tidak ada
kisah tentang Nabi Muhammad.

3. Bagaimana pendapatmu jika ada orang non Muslim yang menghina Al-Qur'an?

Mungkin saya akan marah

4. Siapa orang yang ditunjuk Khalifah Abu Bakar untuk menulis ulang shuhuf?

Dalam sejumlah riwayat, disebutkan bahwa pada awal kepemimpinannya, Abu Bakar dihadapkan pada
peristiwa-peristiwa besar yang berkenaan dengan kemurtadan sebagian orang Arab.

Karena itu, ia segera menyiapkan pasukan dan mengirimkannya untuk memerangi orang-orang yang
murtad itu. Peperangan Yamamah yang terjadi pada tahun 12 H melibatkan sejumlah besar sahabat
yang hafal Alquran. Dalam peperangan ini, 70 orang hafiz (penghafal Alquran) dari para sahabat gugur.

Melihat kenyataan ini, Umar bin Khattab merasa khawatir. Ia kemudian menghadap Abu Bakar dan
memberi usul kepadanya agar segera mengumpulkan dan membukukan Alquran sebab peperangan
Yamamah telah menyebabkan banyaknya penghafal Alquran yang gugur di medan perang. Ia juga
khawatir jika peperangan di tempat lain akan menewaskan lebih banyak penghafal Alquran.

Meski awalnya sempat ragu karena Rasulullah SAW tidak pernah memerintahkan pembukuan Alquran,
demi kemaslahatan umat Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit (yang dikenal sebagai juru tulis
Alquran di masa Rasulullah) untuk menuliskan dan mengumpulkan kembali naskah Alquran yang masih
berserakan tersebut.

Zaid melakukan tugasnya ini dengan sangat teliti dan hati-hati. Maka itu, dia tidak hanya cukup
mengandalkan hafalan yang ada dalam hati para hafiz tanpa disertai catatan yang ada pada para penulis.

Anda mungkin juga menyukai