Anda di halaman 1dari 4

Apa itu Stunting?

Masalah kurang gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu cukup lama, hal ini
menyebabkan adanya gangguan di masa yang akan datang yakni mencapai kesulitan dalam
mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal (Kemenkes RI, 2018)

Kesulitan mencapai perkembangan fisik contohnya gangguan pertumbuhan berupa pendek


(kerdil)

Data dari hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukkan hasil bahwa dari
34 provinsi di Indonesia, terdapat:

 1 provinsi dengan kategori baik yaitu provinsi Bali


 5 provinsi memiliki masalah gizi kategori akut yaitu Lampung, Bangka Belitung, Kep.
Riau, DKI Jakarta dan DIY
 1 provinsi termasuk kategori Kronis yaitu Bengkulu
 Dan 27 provinsi termasuk kategori Kronis-Akut
Rata-rata prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2021 yaitu 24,4% sedangkan untuk
provinsi Gorontalo adalah 29% (melebih rata-rata normal prevalensi stunting Indonesia)

Nah, prevalensi stunting di Provinsi Gorontalo sendiri menurut hasil SSGI 2021 menunjukkan
tertinggi berada di kabupaten pohuwato. Sedangkan di kab bone bolango terendah, tapi
prevalensinya juga masih menunjukkan angkat 20 an, yaitu 25,1% (masih di atas rata-
rataprevalensi sunted Indonesia tahun 2021 yaitu 24,4%).

Di desa meranti sendiri, diketahui ada 8 orang yang mengalami stunting

Apa Penyebab Stunting?


Penyebab stunting itu multi-dimensional artinya lebih dari 1 atau banyak penyebabnya.

1. Praktek pengasuhan yang tidak baik, meliputi:


- Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa
kehamilan
- Anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI eksklusif. 55% anak usia 0-6 bulan tidak
mendapat ASI eksklusif (Susenas, 2015). ASI harus diberikan selama 6 bulan secara
eksklusif agar pertumbuhan dan perkembangan bayi tercapai secara optimal. Selain
itum dengan pemberian ASI eksklusif 6 bulan, kesehatan bayi akan lebih terjamin dan
kebutuhan nutrisi terpenuhi. Pemberian ASI harusnya dilanjutkan hingga usia 2
tahun, boleh diberi selingan asupan nutrisi lainnya
- 1 dari 3 anak usia 6-23 bulan tidak menerima MPASI yang tepat (SKDI, 2012).
MPASI diperlukan karena stelah berusia 6 bulan atau lebih, bayi membutuhkan
tambahan energi, protein dan zat besi dimana hal tersebut tidak bisa diperoleh hanya
dengan minum ASI.
2. Terbatasnya layanan kesehatan termasuk asuhan sebelum persalinan, setelah persalinan
dan pembelajaran dini yang berkualitas, meliputi:
- 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun tidak terdaftar di PAUD.PAUD penting untuk
memberikan edukasi kepada orang tua tentang pola makan, pola asuh, dan pola
sanitasi terutama pada 1000 hari pertama kehidupan anak. PAUD juga penting untuk
memberikan stimulasi bagi perkembangan kognitif dan tumbuh kembang anak.
- 2 dari 3 ibu hamil belum mengonsumsi suplemen zat besi yang memadai.
Kekurangan zat besi menyebabkan gangguan kognitif dan fisik
- Menurunnya tingkat kehadiran anak di posyandu sehingga tidak mendapatkan akses
yang memadai ke layanan imunisasi. Vaksinasi berperan dalam menurunkan Angka
Kematian Anak dan anak yang mendapat vaksinasi memiliki risiko yang lebih rendah
untuk mengalami stunting. Vaksinasi yang dilakukan tepat waktu dapat mengurangi
kemungkinan stunting pada anak-anak, sedangkan vaksinasi yang tertunda dapat
meningkatkan kemungkinan stunting.
3. Kurangnya akses makanan bergizi, meliputi:
- 1 dari 3 ibu hamil anemia
- Makanan bergizi mahal harganya
4. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi
- 1 dari 5 rumah tangga masih BAB di ruang terbuka (sembarangan)
- 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih

Gejala sampai pecegahan Stunting baca jo d ppt

Anda mungkin juga menyukai