Anda di halaman 1dari 42

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Wilayah Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11

Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma

Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma merupakan

salah satu Pondok Pesantren yang berlokasi di Kelurahan Babatan,

Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu. Adapun

sejarah Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma yaitu pada

saat Darunnajah mengadakan silahturrahim dengan alumni, orang tua

santri dan para penjabat di Hotel Samudera Dwinka Bengkulu, pada

Jumat 30 Maret 2007 adalah Sumatri seorang alumni Darunnajah

memberikan informasi kepada pimpinan Pesantren Darunnajah, Dr. KH.

Sofwan Manaf, M.Si, bahwa ada muhsinin yaitu H.M. Basri, S.Sos,

berencana mewakafkan tanah. 1

Hal tersebut di atas dimusyawarahkan kepada Ketua Yayasan KH.

Saifuddin Arief dan bersedia untuk silahturahim dan menerima tanah

waqaf tersebut. Pengurus Yayasan, KH. Safuddin Arief, KH. Mad

Rodjah dan KH. Jamhari serta Dr. KH. Sofwan Manaf, M.Si,

bersilahturahmi ke rumah H. M. Basri S.Sos, pada Senin 2 April 2007.

Beliau menjelaskan maksud dan tujuan untuk mewakafkan tanah ke

Pesantren Darunnajah di Jakarta, semoga dapat didirikan Pesantren.

1
Arsip Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma tahun 2022.

49
50

Pondok Pesantren Al Barokah Darunnajah 11 Seluma memiliki

luas lahan 3,7 Hektar dan telah dilaksanakan ikrar waqaf pada tanggal

1 April 2007 yang dihadiri oleh ketua MPR RI Dr. H. Hidayat Nur Wahid,

Gubenur Bengkulu Agusrin M. Najamuddin, Wakil Gubenur Bengkulu

M. Syamlan, serta para tokoh masyarakat. Seiring berjalannya waktu dari

tahun ke tahun, dari awal mulai merintis pada tahun 2007, dari tidak

adanya santri menjadi ada santri (awal hanya 3 orang santri) pada tahun

2012 hingga sampai saat ini, Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah

11 Seluma, telah dihuni oleh 64 orang santri putra dan putri dan 14 orang

Ustad dan Ustadzah yang berasal dari berbagai daerah tetapi didominasi

oleh daerah sekitar. 2

Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma terdaftar

dengan Nomor Statistik yaitu 510017050004. Lembaga tertinggi pondok

pesantren ini disebut Dewan Nazir Yayasan Darunnajah, dengan nama

waqif adalah H. Basri Muhammad. Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al-

Barokah Darunnajah 11 Seluma bernama KH. Saifuddin Arief.

Sedangkan pimpinan Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11

Seluma saat ini bernama Nasron Yusuf, S.Pd. Pesantren ini memiliki luas

tanah yaitu 37.000 m2 dengan status wakaf, sedangkan luas bangunan

yaitu 1.135,63 m2 dengan status wakaf. Pesantren ini juga memiliki

sarana-prasarana yaitu 4 gedung, 4 kamar santri, 1 masjid (putra dan

putri), 6 ruang kelas (semi permanen), 1 gedung laboratorium komputer,

2
Arsip Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma tahun 2022.
51

1 ruang kantor guru SMP dan SMK, dan 10 kamar mandi (putra dan

putri). 3

Dengan didukung oleh lingkungan yang asri, Pondok Pesantren

Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma berupaya untuk mencetak manusia

yang muttafaqoh fiddin untuk menjadi kader pemimpin umat dan bangsa,

selalu mengupayakan terciptanya pendidikan santri yang memiliki jiwa

keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah Islamiyah, kebebasan

berfikir dan berperilaku atas dasar al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Saw

untuk meningkatkan taqwa kepada Allah Swt. Sistem pendidikan Pondok

Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma, disebut dengan Tarbiyatul

Mu’allimin wal Mu’allimat al-Islamiyah (TMI), mempunyai masa belajar

6 tahun yang setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dengan sistem kurikulum yang

terpadu, pendidikan berasrama serta pengajaran Bahasa Arab dan Inggris

secara intensif.

2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Kecamatan

Sukaraja Kabupaten Seluma

Sejak berdirinya, Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11

Seluma memiliki visi dan misi, sebagai berikut:

a. Visi pondok

Terwujudnya insan yang cerdas, beriman, bertakwa, berakhlakul

karimah, berwawasan luas serta terampil dan beratanggung jawab.

3
Arsip Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma tahun 2022.
52

b. Misi pondok

1) Memperdalam wawasan santri terhadap makna yang terkandung

dalam ibadah-ibadah yang diperintahkan Allah Swt.

2) Membentuk santri dalam membaca al-Qur’an secara baik dan

benar sesuai dengan kaidah bacaan.

3) Melatih keterampilan dan kedisiplinan santri dalam menjalankan

ritual agamanya.

4) Membentuk tata perilaku yang sesuai dengan ajaran agama

Islam.

5) Membuka pemikiran berdasarkan al-Qur’an dan hadits.4

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Strategi Dakwah Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Kecamatan

Sukaraja Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu

a. Sumber keuangan

Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan (Nasron Yusuf)

memberikan penjelasan bahwa kondisi keuangan pondok belum bisa

dikatakan mandiri, sebagaimana hasil wawancara menyatakan:

“Kondisi keuangan pondok pesantren belum bisa dikatakan mandiri


dapat dilihat dari kondisi pesantren yang masih banyak terdapat
berbagai kendala seperti jumlah bangunan yang masih sedikit dan
fasilitas pendidikan yang belum memadahi hal tersebut dikarenakan
sumber keuangan pondok yang masih mendapat bantuan dari pusat
(dalam hal ini Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta) dan bantuan
dari pondok pesantren cabang Darunnajah kota lainnya, untuk
menambah sumber keuangan Pondok Pesantren Al-barokah
Darunnajah 11 kabupaten Seluma ini juga menggunakan uang SPP

4
Arsip Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma tahun 2022.
53

yang diperoleh dari para santri yang berjumlah Rp. 420.000 per
bulan . kemudian danatelah dikumpulkan tersebut dikelola untuk
berbagai kebutuhan di Pondok Pesantren seperti untuk kebutuhan
makan para santri, pembayaran tenaga pengajar pendidik di Pondok
Pesantren, perlengkapan bangunan pondok pesantren yang meliputi
(meja, kursi, listrik, air dan lain sebagainya) untuk kegiatan
pembelajaran para santri, kegiatan dakwah di Pondok Pesantren
serta untuk sarana dan prasarana yang ada di Pondok Pesantren Al-
Barokah Darunnajah ”. 5

b. Struktur organisasi

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan (Nasron

Yusuf) selaku Pengasuh Pondok Pesantren menyatakan :

“Mengenai struktur organisasi di Pondok Pesantren Al- Barokah


Darunnajah 11 ini masih belum tersusun dengan rapih dan masih
sering berubah-ubah. Hal ini disebabkan karena memang untuk
tenaga pengajar yang sudah ada di Pondok Pesantren setiap tahunnya
selalu mengalami perubahan. Karena kita sebagai pihak Pondok
Pesantren juga ingin memberikan peluang untuk tenaga pengajar
yang lainnya. Seperti yang sudah kita ketahui, sekarang semakin
banyak jumlah Sarjana maupun Siswa Sekolah Menengah Atas
(SMA) yang sudah lulus pendidikan namun kerap kali kebingungan
untuk mencari lapangan pekerjaan dikarenakan jumlah lapangan
kerja yang kian menipis. Oleh karena itu kami sebagai pihak Pondok
Pesantren juga ingin membuka kesempatan untuk adik-adik Sarjana
maupun Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang baru selesai
menempuh pendidikan mereka untuk mengajar di Pondok Pesantren
Darunnajah 11 ini.6 Dan oleh karena itu saya sebagai pihak
pengasuh pondok pesantren tidak bisa memberikan informasi
maupun memberikan penjelasan terkait struktur organisasi yang ada
di pondok pesantren ini”.

c. Gaya kepemimpinan

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan (Nasron

Yusuf) menjelaskan mengenai gaya kepemimpinan yang ada di

pondok pesantren ini :

5
Informan, Nasron Yusuf, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11
Seluma, wawancara tanggal 9 Juni 2022.
6
Informan Nasron Yusuf, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma,
wawancara tanggal 9 Juni 2022.
54

“Mengenai gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan


pondok Pesantren Al-Barokah Darunnahjah 11 ini dalam
menjalankan sistem kepemimpinannya yaitu dengan menerapkan
gaya demokratis. Yaitu gaya kepemimpinan yang selalu menganut
sikap terbuka dan juga mengutamakan musyawarah dalam
menyelesaikan setiap program pondok yang ada dan juga dengan
segala permasalahannya. Karena di dalam pondok pesantren ini kita
mengajarkan untuk selalu menghadapi dan menyelesaikan
permasalahan yang ada dengan menggunakan sikap yang terbuka
dan selalu mengutamakan musyarawah. Saya sebagai pengasuh
sekaligus pimpinan pondok pesantren harus bisa mengayomi, baik
itu dari anak-anak santri maupun tenaga pengajar yang sifatnya
masih bisa dikatakan belum dewasa, labil, dan belum memiliki
prinsip yang kuat dalam pendiriannya. Melihat kondisi kebanyakan
tenaga pengajar di pondok pesantren ini yang usianya masih sangat
muda, hal tersebut tentunya membuat saya pun harus bisa
memberikan sikap yang netral dan juga demokratis, baik itu saat
membimbing para tenaga pengajar maupun saat membimbing para
santri yang di pondok pesantren dalam menyelesaikan sebuah
permasalahan yang ada. Terlebih lagi apabila kita berhadapan
langsung dengan orang tua santri ataupun masyarakat awam yang
berasal dari watak dan juga karakter yang berbeda sehingga kita
harus bisa memahami dan mengerti mengenai hal tersebut”. 7

d. Latar belakang pendidikan da’i

Berdasarkan hasil wawancara dengan (Nasron Yusuf) selaku

pegasuh Pondok Pesantren menyatakan :

“ Dai dan tenaga pengajar yang ada di Pondok Pesantren Al-barokah


Darunnajah 11 ini terdiri dari 14 orang tenaga pengajar yang mana
terdiri dari:
2 orang dengan tamatan S1 dengan jurusan Pendidikan Agama
2 orang dengan tamatan S1 dengan jurusan Bimbingan Konseling
5 orang dengan tamatan SMK dengan jurusan TKJ
3 orang dengan tamatan SMA dengan jurusan IPA dan
2 orang dengan tamatan SMA dengan jurusan IPS
Dai dan tenaga pengajar yang telah disebutkan tadi, merupakan
pemuda dan juga pemudi yang semuanya berasal dari berbagai
daerah di Bengkulu. Ada yang berasal dari Kabupaten Muko-muko,
ada juga yang berasal dari Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten
Kepahiang dan ada juga yang berasal dari Kabupaten Seluma.
Semua tenaga pengajar tersebut lah yang kemudian dimintai tolong
7
Informan Mursyidah, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma,
wawancara tanggal 8 Juni 2022.
55

untuk mengabdikan diri di pondok pesantren Darunnajah cabang


Bengkulu yang terletak di Desa Babatan, Kecamatan Sukaraja,
Bengkulu. Namun batas kontrak tenaga pengajar yang mengabdikan
diri di Pondok pesantren ini hanya berlangsung selama satu tahun
saja. Yang mana nantinya saya akan menilai progres dari tenaga
pengajar tersebut, apakah mereka telah memenuhi kualitas atau
tidak? Sesuai atau tidak dengan pengajaran yang mereka lakukan
terhadap santri yang ada di pondok pesantren? Apabila tidak
memenuhi kualitas dan tidak sesuai dengan pengajaran yang mereka
lakukan, saya akan memberikan masa kontrak pengajaran selama
satu tahun saja. Namun apabila tenaga pengajar tersebut telah
memenuhi kualitas dan sesuai dengan pengajaran mengenai pondok
pesantren maka saya akan perpanjang masa kontrak pengajaran
mereka sampai mereka sendiri yang mengajukan keinginan untuk
mengundurkan diri dari pondok pesantren. Jadi itulah alasan kenapa
tenaga pengajar di pondok pesanten ini jumlahnya selalu bertambah
dan juga berkurang di setiap tahunnya”.8

Dan berdasarkan hasil wawancara dengan informan

(Suparman) selaku masyarakat setempat, sebagaimana menjelaskan :

“Berdasarkan pengalaman saya sendiri, pengajian ini biasanya


sering diisi oleh pimpinan pondok dan juga para pengasuh pondok
dengan materi dakwah yang berbeda-beda. Misalnya pada minggu
ini pihak pondok pesantren memberikan ceramah tentang sholat
sunnah, kami diberikan penjelasan bahwa sholat sunnah memiliki
banyak jenisnya, ada yang dilakukan selepas sholat fardhu, ada juga
yang dilakukan pada saat tengah malam, dan sebelum hari raya idull
adha. Lalu minggu depannya lagi pihak pondok pesantren
memberikan ceramah tentang qurban, bagaimana hukumnya, apa
saja hewan-hewan yang boleh dijadikan hewan qurban dan
bagaimana ciri-ciri hewan yang layak diqurbankan. Pihak pondok
pesantren mengisi dakwah kepada masyarakat dengan menggunakan
materi yang beragam, hingga membuat kami sebagai mad’u merasa
senang dan juga tertarik untuk mengikuti pengajian dan juga dakwah
yang kerap kali diadakan oleh pihak pondok. Yang mana di setiap
pertemuannya, kami selalu dapat menambah pengetahuan kami yang
awalnya hanya sebagai orang awam yang pengetahuannya masih
sangat kurang mengenai agama”. 9

8
Informan Nasron Yusuf, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma,
wawancara tanggal 9 Juni 2022.
9
Informan, Suparman, Masyarakat Kelurahan Babatan Kecamatan Sukaraja Seluma,
wawancara tanggal 9 Juni 2022.
56

e. Tugas-tugas sebagai dai

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan (Nasron

Yusuf) selaku pegasuh Pondok Pesantren menjelaskan mengenai

tugas dai yang ada di pondok pesantren:

“Ada beberapa tugas yang diberikan pihak pondok pesantren kepada


seorang dai yang mengajar di Pondok Pesantren Al-Barokah
Darunnajah 11. Tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh para dai di
pondok pesantren ini di antaranya adalah menyampaikan materi,
baik itu materi tentang pengetahuan islam secara jelas dan benar,
juga harus mengajarkan serta membimbing para santri di pondok
pesantren mengenai akhlak-akhlak yang baik, mengajarkan tentang
hal-hal yang baik, dan memberikan pemahaman yang jelas dan benar
terkait ajaran agama islam. Selain itu, kami juga memberikan sarana,
fasilitas dan juga tempat belajar yang baik untuk para santri dan juga
untuk masyarakat yang ingin mengetahui dan belajar lebih lanjut
mengenai hal-hal yang kiranya belum mereka pahami atau belum
mereka mengerti terkait pengetahuan tentang agama islam. Yang
mana kegiatan belajar tersebut kami akan memberikan berbagai
penjelasan secara jelas dan benar serta arahan yang sesuai dengan
kemampuan yang kami miliki, baik kepada santri, kepada wali santri,
dan juga kepada seluruh masyarakat yang terlibat. Karena dakwah
bukan hanya kegiatan ceramah memberikan materi namun juga
merupakan bentuk pengabdian diri dan juga merupakan suatu
kewajiban bagi para pengajar di pondok pesantren ini untuk
memberikan ilmu terkait agama islam yang jelas dan benar serta
mengajarkan pula hal-hal yang postif ”. 10

f. Kondisi ekonomi objek dakwah

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan (Nasron

Yusuf) selaku pegasuh Pondok Pesantren menyatakan :

“Dari pengamatan saya sebagai pengasuh pondok pesantren, saya


melihat bahwa objek dakwah di pondok pesantren ini adalah para
santri yang belajar disini, para wali santri dan juga masyarakat
sekitar yang terlibat. Sehingga penting bagi pihak pondok pesantren
untuk melihat dan juga mengamati kondisi ekonomi dari pihak
masyrakat yang terlibat, agar biaya SPP bulanan yang diberikan
kepada pihak wali santri tidak memberatkan ataupun tidak
10
Informan, Nasron Yusuf, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11
Seluma, wawancara tanggal 9 Juni 2022.
57

mengganggu kegiatan belajar para santri di pondok pesantren. Dari


kondisi ekonomi masyarakat yang rata-rata merupakan masyarakat
dengan ekonomi menengah ke bawah, dengan berbagai latar
belakang pekerjaan yang berat seperti menjadi petani sawit dan juga
petani karet, kami sebagai pihak pengasuh pondok pesantren harus
bisa menyesuaikan dengan keadaan ekonomi masyarakat, terutama
dengan kondisi dari para wali santri yang rata-rata merupakan
masyrakat menengah kebawah dengan penghasilan yang tidak stabil
sehingga pihak pondok pesantren memberikan jumlah bayaran SPP
yang dinilai tidak akan memberatkan para wali santri dan tidak
mengganggu kegiatan belajar para santi di pondok pesantren.
Karena profesi sebagai petani sawit maupun petani karet itu
merupakan mata pencaharian yang kurang stabil. Sebab harga jual
yang kerap kali naik dan turun dengan drastis. Akan sangat
memberatkan para wali santri apabila memberikan bayaran SPP
yang besar. Hal tersebut tentunya nanti dapat mengganggu kegiatan
belajar para santri yang bisa saja terbeban oleh bayaran SPP”

g. Kondisi sosial dan budaya objek dakwah

Berdasarkan hasil wawancara bersama informan (Nasron

Yusuf) selaku pegasuh Pondok Pesantren menyatakan :

“Bahwa masyarakat dan wali santri yang menjadi objek dakwah,


kebanyakan berasal dari Suku Serawai Seluma namun ketika pihak
pondok sedang melakukan dakwah di masjid yang ada di Desa
Babatan tidak hanya dari suku serawai saja yang mau mengikuti
pengajian ataupun dakwah yang diadakan dimana berasal dari
bebagai suku yang ikut serta pengajian seperti dari suku jawa,meda
dan sunda pun ikut serta pengajian yang diadakan pihak pondok
pesantren”.11

Dan berdasarkan hasil wawancara bersama informan

(Suparman) merupakan masyarakat setempat yang mengikuti

pengajian di Pondok Pesantren menyatakan :

“Kalau untuk masyarakatnya ini tidak tetu dari suku serawai saja
dimana ada juga orang dari desa lain yang ikut serta dalam
pengajian dan dakwah yang diadakan pihak pondok seperti dari

11
Informan, Nasron Yusuf, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11
Seluma, wawancara tanggal 9 Juni 2022.
58

suku jawa, medan dan sunda pun ikut serta didalam pengajian atau
dakwah yang diadakan . 12”

h. Metode dakwah Al-Manhaj Al-‘Athifi (dakwah yang memfokuskan

pada aspek hati)

Berdasarkan hasil wawancara bersama bapak (Nasron Yusuf) selaku

pegasuh Pondok Pesantren menyatakan:

“Metode dakwah bi al-lisan, metode dakwah bi al-hal, metode


dakwah fardiyah, dan metode dakwah jam’iyah. 13 Pimpinan pondok
tidak menjelaskan tentang metode dakwah Al-Manhaj Al-‘Athifi”.

Contoh metode dakwah bi al-lisan :

“Metode dakwah bi al-lisan yang dilakukan oleh Pondok Pesantren


Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma seperti mengadakan majelis
ta’lim setiap seminggu sekali. Setiap penyelenggaraan acara-acara
tersebut, pihak pondok pesantren selalu mengundang masyarakat
sekitar untuk menghadiri acara-acara tersebut, khususnya ibu-ibu
yang sudah mulai aktif mengikuti majelis ta’lim.”

Contoh metode dakwah bi al-hal :

“Metode dakwah bi al-hal yang dilakukan pihak pondok dalam


meningkatkan keislaman masyarakat dengan cara melakukan tatap
muka dengan masyarakat, kemudian dengan cara melakukan
pengajian dan juga dengan cara pada saat pengajian dengan suasana
yang tidak tegang dan tidak begitu serius tapi tetap berjalan dengan
baik dan juga ketika sudah penjelasan ceramah pasti kami akan ada
tanya jawab, sehingga bisa meningkatkan hal-hal yang belum
diketahui, dan bisa menggali ilmu lagi lebih dalam dan menambah
wawasan mengenai ilmu agama, jadi dengan belajar di pesantren,
masyarakat dapat mengetahui mana yang baik dan yang buruk,
mana yang halal dan yang haram”.

Contoh metode dakwah fardiyah :

12
Informan, Suparman, Masyarakat Kelurahan Babatan Kecamatan Sukaraja Seluma,
wawancara tanggal 9 Juni 2022.
13
Informan, Nasron Yusuf, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11
Seluma, wawancara tanggal 9 Juni 2022.
59

“Metode dakwah fardiyah yang dilakukan pihak pondok dalam


meningkatkan keislaman masyarakat sudah sesuai dengan prosedur
yang ada dalam meningkatkan kapasitas keislaman masyarakat,
tentunya harus punya strategi-strategi tertentu yaitu seperti melalui
pendekatan seperti dengan memberikan nasehat-nasehat, arahan-
arahan tentang Islam yang lebih luas, seperti pada saat duduk
bersama di saat ada waktu luang. Pada saat kesempatan itu saya
akan memberikan pengarahan, dan ceramah tentang Islam yang akan
membuat keislaman masyarakat bertambah. Saya juga memberikan
materi-materi yang menarik dan menyenangkan, yaitu dengan cara
memberikan materi, seperti akhlak mulia, cerita menjadi tauladan
rasul dan sebagainya.14

Contoh metode dakwah jam’iyah:

“Metode dakwah jam’iyah yang kami lakukan ini cukup efektif


dalam meningkatkan keislaman masyarakat, yang dahulunya tidak
shalat sekarang sudah melakukan shalat, dari akhlak yang kurang
baik sudah menjadi akhlak yang baik. Dari semua penjelasan yang
diberikan oleh para ustadz dan mereka praktekkan dalam kehidupan
sehari-hari, mulai dari shalat berjamaah hingga mengaji bersama-
sama, dan juga melakukan diskusi bersama-sama. Tanya jawab yang
mereka lakukan adalah dengan cara melakukan diskusi, dan tanya
jawab yang teratur. Bukan hanya itu saja, mereka lebih menghargai
orang lain dan mau membantu orang lain mengayomi orang lain
dalam menegakkan agama Islam. Semua yang mereka lakukan
adalah untuk menyatakan keefektifan strategi yang kami
lakukan.Semua hal-hal tersebut tidak terlepas dari pantauan kami,
kami selalu mengajarkan dan memberikan arahan dalam
pelaksanaannya. Keefektifan cara ini membuat masyarakat semakin
kompak dan selalu berani untuk berkomentar (memberikan masukan)
dalam hal yang betul dan yang salah.”15

i. Metode dakwah Al-Manhaj Al-Aqli (dakwah yang memfokuskan

pada aspek pikiran)

Berdasarkan hasil wawancara bersama informan (Nasron

Yusuf) mengenai metode dakwah menyatakan:

14
Informan Nasron Yusuf, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11
Seluma, wawancara tanggal 9 Juni 2022.
15
Informan, Nasron Yusuf, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11
Seluma, wawancara tanggal 9 Juni 2022.
60

“Metode dakwah yang diterapkan di pondok pesantren adalah


metode dakwah bi al-lisan, metode dakwah bi al-hal, metode
dakwah fardiyah, dan metode dakwah jam’iyah. 16 Pimpinan
pondok tidak menjelaskan tentang metode dakwah Al-Manhaj Al-
Aqli.”

Contoh metode dakwah bi al-lisan :

“Metode dakwah bi al-lisan yang dilakukan oleh Pondok Pesantren


Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma seperti mengadakan majelis
ta’lim setiap seminggu sekali. Setiap penyelenggaraan acara-acara
tersebut, pihak pondok pesantren selalu mengundang masyarakat
sekitar untuk menghadiri acara-acara tersebut, khususnya ibu-ibu
yang sudah mulai aktif mengikuti majelis ta’lim.”

Contoh metode dakwah bi al-hal :

“Metode dakwah bi al-hal yang dilakukan pihak pondok dalam


meningkatkan keislaman masyarakat dengan cara melakukan tatap
muka dengan masyarakat, kemudian dengan cara melakukan
pengajian dan juga dengan cara pada saat pengajian dengan suasana
yang tidak tegang dan tidak begitu serius tapi tetap berjalan dengan
baik, dan juga ketika sudah penjelasan ceramah pasti kami akan ada
tanya jawab, sehingga bisa meningkatkan hal-hal yang belum
diketahui, dan bisa menggali ilmu lagi lebih dalam dan menambah
wawasan mengenai ilmu agama, jadi dengan belajar di pesantren,
masyarakat dapat mengetahui mana yang baik dan yang buruk,
mana yang halal dan yang haram.”

Contoh metode dakwah fardiyah :

“Metode dakwah fardiyah yang dilakukan pihak pondok dalam


meningkatkan keislaman masyarakat sudah sesuai dengan
prosedur yang ada dalam meningkatkan kapasitas keislaman
masyarakat, yaitu seperti melalui pendekatan seperti dengan
memberikan nasehat-nasehat, arahan-arahan tentang Islam yang
lebih luas, seperti pada saat duduk bersama di saat ada waktu
luang. Pada saat kesempatan itu saya akan memberikan
pengarahan, dan ceramah tentang Islam yang akan membuat
keislaman masyarakat bertambah. Saya juga memberikan materi-
materi yang menarik dan menyenangkan, yaitu dengan cara

16
Informan, Nasron Yusuf, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11
Seluma, wawancara tanggal 9 Juni 2022.
61

memberikan materi, seperti akhlak mulia, cerita menjadi tauladan


rasul dan sebagainya”.17

Contoh metode dakwah jam’iyah:

“Metode dakwah jam’iyah yang kami lakukan ini cukup efektif


dalam meningkatkan keislaman masyarakat, yang dahulunya tidak
shalat sekarang sudah melakukan shalat, dari akhlak yang kurang
baik sudah menjadi akhlak yang baik. Dari semua penjelasan yang
diberikan oleh para ustadz dan mereka praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari, mulai dari shalat berjamaah hingga
mengaji bersama-sama, dan juga melakukan diskusi bersama-
sama. Tanya jawab yang mereka lakukan adalah dengan cara
melakukan diskusi, dan tanya jawab yang teratur. Bukan hanya itu
saja, mereka lebih menghargai orang lain dan mau membantu
orang lain mengayomi orang lain dalam menegakkan agama Islam.
Semua yang mereka lakukan adalah untuk menyatakan
keefektifan strategi yang kami lakukan.Semua hal-hal tersebut
tidak terlepas dari pantauan kami, kami selalu mengajarkan dan
memberikan arahan dalam pelaksanaannya. Keefektifan cara ini
membuat masyarakat semakin kompak dan selalu berani untuk
berkomentar (memberikan masukan) dalam hal yang betul dan
yang salah.”

j. Metode dakwah Al-Manhaj Al-Hissi (dakwah yang memfokuskan

pada aspek suasana kenyamanan dan keefektifan)

Berdasarkan Hasil wawancara dengan informan (Nasron

Yusuf ) mengenai metode dakwah menyatakan :

“Metode dakwah yang diterapkan di pondok pesantren adalah


metode dakwah bi al-lisan, metode dakwah bi al-hal, metode
dakwah fardiyah, dan metode dakwah jam’iyah. 18 Pimpinan
pondok tidak menjelaskan tentang metode dakwah Al-Manhaj Al-
Hissi”.

Contoh metode dakwah bi al-lisan :

“Metode dakwah bi al-lisan yang dilakukan oleh Pondok Pesantren


Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma seperti mengadakan majelis

17
Informan, Nasron Yusuf, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11
Seluma, wawancara tanggal 9 Juni 2022.
18
Informan, Nasron Yusuf, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11
Seluma, wawancara tanggal 9 Juni 2022.
62

ta’lim setiap seminggu sekali. Setiap penyelenggaraan acara-acara


tersebut, pihak pondok pesantren selalu mengundang masyarakat
sekitar untuk menghadiri acara-acara tersebut, khususnya ibu-ibu
yang sudah mulai aktif mengikuti majelis ta’lim.”

Contoh metode dakwah bi al-hal :

“Metode dakwah bi al-hal yang dilakukan pihak pondok dalam


meningkatkan keislaman masyarakat dengan cara melakukan tatap
muka dengan masyarakat, kemudian dengan cara melakukan
pengajian dan juga dengan cara pada saat pengajian dengan suasana
yang tidak tegang dan tidak begitu serius tapi tetap berjalan dengan
baik dan setelah penjelasan ceramah selesai kami selalu ada tanya
jawab, sehingga bisa meningkatkan hal-hal yang belum diketahui,
dan bisa menggali ilmu lagi lebih dalam dan menambah wawasan
mengenai ilmu agama, jadi dengan belajar di pesantren, masyarakat
dapat mengetahui mana yang baik dan yang buruk, mana yang halal
dan yang haram”.19

Contoh metode dakwah fardiyah :

“Metode dakwah fardiyah yang dilakukan pihak pondok dalam


meningkatkan keislaman masyarakat sudah sesuai dengan prosedur
yang ada dalam meningkatkan kapasitas keislaman masyarakat,
yaitu seperti melalui pendekatan seperti dengan memberikan
nasehat-nasehat, arahan-arahan tentang Islam yang lebih luas,
seperti pada saat duduk bersama di saat ada waktu luang. Pada saat
kesempatan itu saya akan memberikan pengarahan, dan ceramah
tentang Islam yang akan membuat keislaman masyarakat bertambah.
Saya juga memberikan materi-materi yang menarik dan
menyenangkan, yaitu dengan cara memberikan materi, seperti
akhlak mulia, cerita menjadi tauladan rasul dan sebagainya”.20

Contoh metode dakwah jam’iyah :

“Metode dakwah jam’iyah yang kami lakukan ini cukup efektif


dalam meningkatkan keislaman masyarakat, yang dahulunya tidak
shalat sekarang sudah melakukan shalat, dari akhlak yang kurang
baik sudah menjadi akhlak yang baik. Dari semua penjelasan yang
diberikan oleh para ustadz dan mereka praktekkan dalam kehidupan

19
Informan, Nasron Yusuf, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11
Seluma, wawancara tanggal 9 Juni 2022.
20
Informan, Nasron Yusuf, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11
Seluma, wawancara tanggal 9 Juni 2022.
63

sehari-hari, mulai dari shalat berjamaah hingga mengaji bersama-


sama, dan juga melakukan diskusi bersama-sama. Tanya jawab yang
mereka lakukan adalah dengan cara melakukan diskusi, dan tanya
jawab yang teratur. Bukan hanya itu saja, mereka lebih menghargai
orang lain dan mau membantu orang lain mengayomi orang lain
dalam menegakkan agama Islam. Semua yang mereka lakukan
adalah untuk menyatakan keefektifan strategi yang kami
lakukan.Semua hal-hal tersebut tidak terlepas dari pantauan kami,
kami selalu mengajarkan dan memberikan arahan dalam
pelaksanaannya. Keefektifan cara ini membuat masyarakat semakin
kompak dan selalu berani untuk berkomentar (memberikan masukan)
dalam hal yang betul dan yang salah.”

k. Materi dakwah yang disampaikan para da’i

Berdasarkan Hasil wawancara dengan informan (Nasron Yusuf)

menjelaskan bahwa:

“Materi dakwah yang disampaikan para da’i adalah khasanah


keilmuan Islam tentangl ubudiyah, mu’amalah, aqidah dan akhlaq
untuk bekal bagi jama’ah dalam menjalankan ibadah mereka dalam
keseharian. Juga tentang permasalahan dan peristiwa peristiwa di
masyarakat yang sedang menjadi tranding topic untuk dibahas
kajian Islamnya.21

Contohnya :
“Materi tantang akhlaq yang mana pengasuh pondok menjelaskan
pentingnya sebuah etika dan akhlakul karimah untuk mencetak
pribadi yang baik, entah itu dalam tutur kata ataupun perbuatan,
karena apabila kita mecetak perbuatan baik, baik itu kepada Allah,
diri sendiri dan kepada orang lain dan yang perlu junjung tinggi
yaitu pentingnya untuk kita bisa menolong orang lain karena
buktinya kalian cinta kepada Allah adalah berbuat baik kepada
orang lain yang berarti membantu orang lain pahalanya lebih
tinggi dari pada I’tikaf (berdiam diri didalam masjid untuk
mencari keridaan allah) dan masih banyak lainnya.”

Dan hasil wawancara bersama informan (suparman)

merupakan masyarakat setempat yang rutin mengikuti pengajian di

Pondok Pesantren Al-Barokah menjelaskan :

21
Informan Nasron Yusuf, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11
Seluma, wawancara tanggal 9 Juni 2022.
64

“Ketika pihak pondok mengadakan pengajian materi pengajian


yang sering didapatkan yaitu tentang shalat, sejarah para nabi,
adab dan akhlak dengan adanya materi-materi yang sering
disampaikan oleh pihak pondok membuat kami merasa senang
dan juga menambah pengetahuan kami mengenai hal-hal tersebut
oleh karna itu masyarakatpun yang antusias untuk mengikuti
pengajian yang diadakan oleh pihak pondok pesantren tersebut.”22

l. Jenis-jenis media dan sarana

Berdasarkan hasil wawancara bersama informan (Nasron

Yusuf) selaku pengasuh pondok pesantren menjelaskan :

“Sarana yang digunakan pihak pondok untuk kegiatan dakwah


adalah berpusat di masjid pesantren dan masjid yang ada di Desa
Babatan kecamatan sukaraja karena hanya dua masjid ini yang
menjadi sarana daakwah pondok pesantren iini. Sedangkan untuk
media dakwah tambahan yang sering disampaikan kepada
jama’ah pengajian adalah menonton channel youtobe Darunnajah
yang dikelola pusat di Jakarta jadi apabila mad’u ketinggalan
materi yang disampaikan dapat melihat atau menonton ulang
melalui channel youtube tersebut.23

Dan hasil wawancara dengan informan (Suparman) selaku

masyarakat yang selalu mengikuti pengajian menyatakan :

“Untuk media yang digunakan di pondok pesantren ini yaitu


masjid di pondok sendiri dan masjid yang ada di desa Babatan
namun biasanya pihak pondok sering melakukan di masjid
Babatan karena berada di pinggir jalan lintas yang mudah
dijangkau oleh masyarakat tidak masuk kedalam seperti jalan
menuju pondok pesantren . 24”

m. Dana operasional yang digunakan

Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan (Nasron Yusuf)

selaku pengasuh pondok pesantren menjelaskan :

22
Informan Suparman, Masyarakat Kelurahan Babatan Kecamatan Sukaraja Seluma,
wawancara tanggal 9 Juni 2022.
23
Informan, Nasron Yusuf, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11
Seluma, wawancara tanggal 9 Juni 2022.
24
Informan, Suparman, Masyarakat Kelurahan Babatan Kecamatan Sukaraja Seluma,
wawancara tanggal 9 Juni 2022.
65

“Dana operasional yang digunakan untuk kegiatan dakwah berasal


dari bantuan dari pusat (Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta)
yang mana juga sering dibantu oleh pihak pondok cabang
Darunnajah dan untuk menaambah pemasukan dana operasional
ini juga menggunakan uang SPP para santri sebesar Rp. 420.000
per bulan, yang mana dana ini nanti digunakan untuk kegiatan
pembelajaran para santri dan kegiatan dakwah di Pondok
pesantren.” 25

2. Hambatan dalam Kegiatan Dakwah Pondok Pesantren Al-Barokah

Darunnajah 11 Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma

Faktor penghambat adalah salah satu faktor yang menyebabkan

suatu organisasi termasuk lembaga pondok pesantren menjadi lambat

dari segala faktor dan ini tentunya menjadi kendala dan harus segera

ditangani dan ditanggapi agar tidak terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.

Adapun faktor-faktor yang menghambat kegiatan dakwah Pondok

Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma di tengah derasnya arus

globalisasi dan banyaknya tuntutan zaman saat ini, agar pondok

pesantren ini terus mampu berinovasi memberikan yang terbaik dalam

dunia dakwah, yaitu sebagaimana hasil wawancara berikut ini:

“Faktor penghambatnya sangat banyak yaitu kurangnya kemauan


dari masyarakat sendiri untuk berpartisipasi dalam meningkatkan
keislaman masyarakat. Untuk kurangnya minat, sangat sulit untuk
mengatasinya, karena butuh kesadaran diri sendiri untuk
meningkatkan keislaman masyarakat. Kemauan untuk
mempelajari agama pada zaman sekarang ini sangatlah sulit.
Kemudian juga faktor lingkungan yang membuat masyarakat
mudah terpengaruh untuk tidak mau meningkatkan keislamannya.
Kalau dari pihak pondok pesantren ini juga dari aspek sarana dan
prasarana seperti kurangnya buku-buku yang dijadikan sebagai
rujukan dalam peserta pengajian untuk menambah ilmu.

25
Informan, Nasron Yusuf, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11
Seluma, wawancara tanggal 9 Juni 2022.
66

Kurangnya tenaga pendakwah juga menjadi salah satu


hambatan”.26

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma

menambahkan tentang faktor yang menghambat kegiatan dakwah

Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma, sebagaimana

wawancara berikut ini:

“Terutama komunikasi yang belum bagus serta manajemen yang


belum kuat, kemudian belum ada keserasian sesama guru jadi
masih memunculkan egoisme masing-masing. Kalau dari segi
bangungan faktor penghambatnya dananya yang masih kurang.
Juga semangat ghiroh bersama itu belum mucul tapi mudah-
mudahan seiring berjalannya waktu nanti ya akan muncul”. 27

“Akses untuk menuju Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah


11 Seluma cukup jauh ke dalam yang membuat orang dari luar
kurang mengetahui keberadaan Pondok Pesantren ini. Kemudian
infrastruktur jalan menuju Pondok Pesantren ini masih banyak
jalan yang rusak. Jaringan internet juga di sini masih terbatas
karena memang letaknya yang jauh dari jangkauan”. 28

Hal tersebut di atas juga sebagaimana hasil pengamatan penulis

bahwa koleksi buku-buku agama yang terdapat di dalam masjid pondok

pesantren ini hanya sedikit. Kegiatan dakwah untuk masyarakat hanya

berpusat di masjid, sedangkan sarana-prasarana di masjid masih sangat

terbatas. 29

C. Pembahasan

26
Informan, Nasron Yusuf, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11
Seluma, wawancara tanggal 9 Juni 2022.
27
Mursyidah, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma, wawancara
tanggal 8 Juni 2022.
28
Ema Mariana, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma,
wawancara tanggal 8 Juni 2022.
29
Observasi tanggal 8-9 Juni 2022.
67

1. Strategi Dakwah Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Kecamatan

Sukaraja Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu

Pada dasarnya pondok pesantren bisa bertahan sampai sekarang

adalah karena adanya masyarakat yang membutuhkannya. Sebagai

lembaga yang berasal dari, dikelola oleh, dan melaksanakan misinya

untuk masyarakat, maka pondok pesantren selalu mempunyai kepedulian

yang tinggi terhadap upaya pengabdian dalam membangun masyarakat

yang berperadaban. Pondok pesantren merupakan institusi pendidikan

yang sudah sangat dekat dengan kehidupan masyarakat terutama

masyarakat desa. Pondok pesantren dianggap sebagai tempat

pembentukan moral dan memiliki potensi untuk pengembangan sumber

daya manusia yang berlandaskan agama.

Jika dahulu pondok pesantren hanya mengkaji ilmu-ilmu agama

yang bersifat klasik dan “kaku” namun pada saat sekarang ini banyak

pondok pesantren yang telah mengembangkan sayapnya tidak hanya

untuk urusan pendidikan agama saja tapi juga merambah urusan lain

misalnya kegiatan wirausaha, pertanian, peternakan, koperasi dan

sebagainya yang tidak lepas dari nilai-nilai agama. Sejak tahun 1970-an,

bentuk-bentuk pendidikan yang diselenggarakan pesantren sudah sangat

bervariasi. Ini adalah kecenderungan memperluas fungsi pondok

pesantren tidak hanya sebagai lembaga agama, melainkan juga

menanggapi soal-soal kemasyarakatan yang hidup dan berkembang di

masyarakat.
68

Dalam kegiatan dakwah dibutuhkan suatu strategi yang

merupakan taktik dalam berdakwah sehingga dapat dilaksanakan dengan

tuntas dan berhasil dalam mencapai tujuan. Strategi menurut Arifin

adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan

dijalankan guna mencapai tujuan. Jadi, merumuskan strategi dakwah

berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang

akan dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas atau mencapai

tujuan. Dengan strategi dakwah, berarti dapat ditempuh beberapa cara

memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada

diri khalayak dengan mudah dan cepat. 30

Strategi dalam suatu kegiatan dapat diartikan sebagai langkah-

langkah operasional dalam menuju terlaksananya suatu kegiatan itu,

dalam pengertian berhasil dengan baik dalam mencapai sasaran yang

dikehendaki. Strategi tersebut bisa dilakukan dengan melaksanakan

kegiatan dakwah melalui pola dakwah yang tepat dan sesuai dengan

sasaran dakwahnya. Pelaksanaan strategi dalam dakwah dapat

dilaksanakan melalui modifikasi kegiatan dakwah sesuai dengan situasi

kondisi lingkungan objek dakwah. Pola dakwah yang dijadikan sebagai

strategi dalam kegiatan dakwah yaitu: strategi dakwah bi al-lisan, strategi

dakwah bi al-hal, strategi dakwah fardiyah, dan strategi dakwah jam’iyah.


31

30
Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2011), h. 227.
31
M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), h. 21.
69

Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini adalah beberapa strategi

dakwah yang diterapkan oleh Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah

11 Seluma, yaitu:

a. Strategi dakwah bi al-lisan

Strategi dakwah bi al-lisan merupakan dakwah yang lebih

bersifat informatif. Karena pada dasarnya dakwah bi al-lisan bersifat

menyampaikan informasi tentang ajaran Islam dengan tujuan agar

sasaran dakwah berubah persepsinya secara luas tentang ajaran

agama Islam. Strategi dakwah bi al-lisan ini sebagai taktik dalam

mengubah pemahaman tentang Islam dan berangsur-angsur menjadi

perubahan sikap dan perilaku lebih baik. Strategi dakwah bi al-lisan

sering dikenal dengan ceramah agama.32 Dasar hukum kewajiban

dakwah ini ada dalam ayat al-Qur’an yakni firman Allah SWT,

sebagai berikut:

     


        
      
   

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang


menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf
dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang
yang beruntung”. (QS. Ali Imran/3 : 104). 33

Strategi dakwah bi al-lisan yang dilakukan oleh Pondok

Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma seperti mengadakan

32
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Penada Media, 2004), h. 166.
33
Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemahan,
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2009), h. 63.
70

majelis ta’lim setiap seminggu sekali. Setiap penyelenggaraan acara-

acara tersebut, pihak pondok pesantren selalu mengundang

masyarakat sekitar untuk menghadiri acara-acara tersebut, khususnya

ibu-ibu yang sudah mulai aktif mengikuti majelis ta’lim. Agar

masyarakat bisa menambah khasanah keilmuan agama mereka

terutama dalam hal ubudiyah, mu’amalah, aqidah dan akhlaq untuk

bekal dalam mereka menjalankan ibadah mereka dalam kehidupan

keseharian.34

Selain itu, strategi dakwah bi al-lisan yang dilakukan oleh

Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma untuk

masyarakat di Kelurahan Babatan Kecamatan Sukaraja Kabupaten

Seluma yaitu seperti mendirikan Madrasah Diniyah Aliyah (MDA)

guna meningkatkan ubudiyah masyarakat. Hal ini bertujuan untuk

memberikan pendidikan kepada masyarakat sejak usia dini, guna

mencetak masyarakat yang beriman dan menumbuhkan rasa bangga

tersendiri terhadap masyarakat. MDA ini dilaksanakan pada sore hari

untuk anak-anak mengaji.35

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11

Seluma menambahkan tentang bentuk-bentuk strategi dakwah bi al-

lisan pesantren ini, sebagaimana wawancara berikut ini:

“Pihak pondok tidak akan lepas dari meramaikan masjid,


seperti membuat jadwal santri untuk mengumandangkan

34
Nasron Yusuf, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma,
wawancara tanggal 9 Juni 2022.
35
Nasron Yusuf, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma,
wawancara tanggal 9 Juni 2022.
71

adzan, menjaga kebersihan masjid, membuat jadwal ibadah


sholat, dan mendokumentasikan struktur kepengurusan
masjid. Yang mana program-progam itu dilakukan untuk
menjalin hubungan serta membuat antusias dan semangat
masyarakat lebih tinggi dalam menjalankan ibadah.
Mengenai kegiatan tahunan masyarakat di sekitar pondok
pesantren kami yaitu dalam rangka peringatan hari besar
Islam (PHBI) seperti mauludan, isro’ mi’roj, hari raya idul
fitri dan hari raya kurban tiap tahun karena masyarakat tidak
bisa menyelenggarakan sendiri. Untuk itu masyarakat pun
melibatkan pihak pondok pesantren kami, baik dari
penyiapan acara, pembentukan panitia sholat idul fitri,
penyembelihan hewan kurban, penentuan penceramah, dan
lain-lain”. 36

Dakwah yang dilakukan oleh para da’i di Pondok Pesantren

Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma bertujuan untuk meningkatkan

keislaman masyarakat khususnya para pemuda, dimana masih

banyak pemuda-pemudi di sekitar pondok pesantren pada saat ini

masih terpengaruh oleh kondisi lingkungan yang kurang baik.

Strategi dakwah yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Al-Barokah

Darunnajah 11 Seluma adalah dakwah Bi Al-hal. Dengan strategi

dakwah bi al-lisan diharapkan dapat mengubah cara berfikir

masyarakat dan para pemuda-pemudi untuk hidup lebih baik lagi,

dan agar kedepannya mereka terhindar dari perbuatan yang dilarang

oleh agama.

Para da’i di Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11

Seluma kiranya sangat perlu untuk mengajarkan ilmu-ilmu agama

dengan cara berdakwah. Agar dakwah yang disampaikan bisa

36
Mursyidah, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma, wawancara
tanggal 8 Juni 2022.
72

berkesan di hati masyarakat, sehingga masyarakat dapat

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil

wawancara dengan salah seorang anggota masyarakat yang rutin

mengikuti pengajian di Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11

Seluma, mengungkapkan bahwa:

“Kyai dan para ustadz/ustadzah mengajarkan kepada kami


tentang ilmu tauhid, dengan cara berkelompok. Mereka juga
memberikan nasehat untuk hidup yang selamat di dunia
maupun di akhirat. Strategi pesantren dalam mengajarkan
ilmu agama kepada masyarakat cukup bagus, dan kami
sangat senang karena pemahaman-pemahaman yang
diberikan kepada kami dimulai dengan yang dasar sehingga
kami mudah memahami dan mengerti penjelasan yang
diberikan oleh para ustadz/ustadzah kepada kami. Dan bukan
itu saja mereka juga mengajarkan kepada kami ilmu-ilmu
tauhid dengan strategi-strategi tertentu dengan cara duduk
sambil bercengkrama, namun tidak terlepas dari ajaran agama,
sehingga pemahaman akan adanya Allah itu pasti adanya dan
kami sangat mempercayainya, dan kyai pondok juga mampu
merubah pola pikir kami, selain itu beliau sering memberikan
nasehat seperti perkataan beliau yang selalu saya ingat bahwa
hidup di dunia ini tidaklah lama oleh sebab itu banyak-
banyaklah berbuat kebaikan, dan jika melakukan kesalahan
maka cepat-cepatlah bertobat dan minta maaf kepada Allah,
nasehat itu selalu saya ingat”.37

Penulis mengamati bahwa strategi dakwah bi al-lisan yang

dilakukan oleh Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma

yaitu mengadakan majelis ta’lim khusus kaum bapak dan khusus

kaum ibu setiap seminggu sekali yang dilaksanakan pada siang hari.

Sewaktu penelitian, majelis ta’lim yang dihadiri kaum ibu tidak

37
Suparman, Masyarakat Kelurahan Babatan Kecamatan Sukaraja Seluma, wawancara
tanggal 9 Juni 2022.
73

banyak pesertanya. Selain ceramah agama, peserta juga latihan lagu-

lagu qasidah dengan menggunakan rebana. Selain itu, Madrasah

Diniyah Aliyah (MDA) yang dimaksud oleh pimpinan pondok

adalah berupa pengajian untuk anak-anak usia dini sampai remaja

yang diadakan setiap sore hari untuk belajar membaca al-Qur’an. 38

b. Strategi dakwah bi al-hal

Strategi dakwah bi al-hal erat kaitannya dengan komunikasi

yang bersifat persuasif, sebab pada hakikatnya dakwah bi al-hal

adalah pemanfaatan situasi dan kondisi masyarakat sebagai kegiatan

dakwah agar tumbuh loyalitasnya terhadap agama. Kondisi

masyarakat yang dimaksud adalah sesuatu yang paling dibutuhkan

oleh masyarakat yang dijadikan wacana penyampaian kegiatan

dakwah. Salah satu metode dakwah bi al-hal ialah metode

pemberdayaan masyarakat yaitu dakwah dengan upaya untuk

membangun daya, dengan cara mendorong, memotivasi, dan

membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya

untuk mengembangkan dengan dilandasi proses kemandirian.39

Dasar hukum kewajiban dakwah ini ada dalam ayat al-Qur’an yakni

firman Allah SWT, sebagai berikut:

      


    
     
     
38
Observasi tanggal 8-9 Juni 2022.
39
M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif …, h. 34.
74

       


      

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah


Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi al-Kitab
kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena
kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang
kafir terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah
sangat cepat hisab-Nya”. (QS. Ali Imran/3 : 19). 40

Strategi dakwah bi al-hal yang diterapkan oleh Pondok

Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma pada dasarnya adalah

membentuk karakter para santri dan akhlak masyarakat sekitar agar

terbentuknya aqidah yang benar, akhlak yang mulia, toleransi dalam

beragama dan bermasyarakat dengan melalui pengajian yang rutin

dilakukan pondok pesantren. Dalam menegakan serta mengukuhkan

kegiatan dakwahnya, Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11

Seluma tentunya memiliki strategi agar masyarakat dapat bertahan,

nyaman, merasa aman, dan juga senang dalam mengikuti pengajian

yang diselenggarakan pihak pondok, sebagaimana wawancara

berikut ini:

“Strategi dakwah Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah


11 Seluma dalam meningkatkan keislaman masyarakat sudah
sangat bagus, karena diakhir penjelasan ceramah selalu ada
tanya jawab, sehingga bisa meningkatkan hal-hal yang belum
diketahui, dan bisa menggali ilmu lagi lebih dalam dan
menambah wawasan mengenai ilmu agama, jadi dengan
belajar di pesantren, masyarakat dapat mengetahui mana
yang baik dan yang buruk, mana yang halal dan yang
haram”.41

40
Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemahan,
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2009), h. 52.
41
Ema Mariana, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma,
wawancara tanggal 8 Juni 2022.
75

Strategi dakwah bi al-hal yang dilakukan pihak pondok

dalam meningkatkan keislaman masyarakat dengan cara melakukan

tatap muka dengan masyarakat, kemudian dengan cara melakukan

pengajian dan juga dengan cara pada saat pengajian dengan suasana

yang tidak tegang dan tidak begitu serius tapi tetap berjalan dengan

baik, seperti hasil wawancara dengan Pimpinan Pondok Pesantren

Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma yang mengemukakan bahwa:

“Iya, tentu ada peningkatan tentunya, yaitu hidupnya lebih


Islami kini, dengan maunya belajar dan mendalami ilmu
agama. Apabila umat Islam tidak mau lagi belajar dan
mendalami ilmu agama Islam, maka Islam tidak akan
berkembang dan tidak akan ada kemajuan maupun
peningkatan. Dalam pengajian yang disampaikan tidak
terlepas dari ilmu fardhu a’in yaitu ilmu fiqih, cara beribadah
dan cara muamalah, juga dengan cara munakahat, ilmu tauhid
dan yang terakhir adalah tasawuf, yaitu akhlak, bagaimana
akhlak yang baik yang harus dijalankan ke masyarakat. Yang
pasti dengan strategi yang ada kenyataannya mampu
meningkatakan keislaman masyarakat”. 42

Strategi dakwah yang dilakukan Pondok Pesantren Al-

Barokah Darunnajah 11 Seluma dinilai sudah berjalan dengan baik

seperti yang diharapkan masyarakat. Dengan strategi yang ada

mampu membuat masyarakat termasuk para pemuda-pemudi

menjadi tertarik untuk belajar di pesantren ini. Perlunya strategi

dakwah untuk menarik masyarakat agar mau mengikuti pengajian

dan mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari dan

meninggalkan semua kegiatan-kegiatan yang dilarang oleh Allah

42
Nasron Yusuf, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma,
wawancara tanggal 9 Juni 2022.
76

seperi mencuri, judi online, dan lain sebagainya. Seperti yang

dijelaskan oleh salah seorang anggota masyarakat yang rutin

mengikuti pengajian di Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11

Seluma, yang mengemukakan bahwa:

“Strategi dakwah yang ada adalah dengan khutbah di hari


jumat, dan mengajarkan masyarakat untuk mengikuti
pengajian, kemudian apabila ada pemuda di sana, pihak
pesantren akan mendatangkan orang tua pemuda tersebut
untuk menjelaskan hal-hal yang dianggap perlu untuk
dibicarakan dalam hal penanaman akhlak mulia bagi pemuda.
Strategi yang disampaikan sangat menarik dengan cara
berdiskusi kelompok, maupun dengan permainan dan sangat
mudah untuk kami pahami dan yang pasti kami sangat
berpartisipasi dalam meningkatkan keislaman masyarakat”. 43

c. Strategi dakwah fardiyah

Strategi dakwah fardiyah dapat diartikan sebagai suatu

bentuk kegiatan dakwah dimana seorang da’i menyeru orang lain

secara perseorangan dengan tujuan memindahkannya pada keadaan

yang diridhai oleh Allah SWT. Kegiatan dakwah fardiyah tidak

melibatkan banyak orang sebagai sasaran dakwah melainkan secara

khusus seorang da’i memberikan perhatian dakwahnya terhadap

seorang individu. 44

Strategi dakwah fardiyah mengedepankan dialog (hiwar)

yang dapat menjadi potensi antara da’i dan mad’u untuk membuka

43
Suparman, Masyarakat Kelurahan Babatan Kecamatan Sukaraja Seluma, wawancara
tanggal 9 Juni 2022.
44
Ali Abdul Halim Mahmud, Dakwah Fardiyah: Metode Membentuk Pribadi Muslim, terj.
As’ad Yasin, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), h. 29.
77

diri. Strategi dakwah fardiyah termasuk model dakwah yang

menganut “paralelisme” dimana kedudukan atau posisi da’i dan

mad’u tidak menonjol antara satu dengan yang lainnya. Prinsip

inilah yang membuat mad’u merasa dihormati, dihargai, dan

disejajarkan tanpa merasa terinvestasi pihak da’i. Strategi dakwah

fardiyah merupakan strategi dakwah yang khusus diterapkan untuk

mad’u terutama dengan menggunakan da’i yang benar-benar

profesional serta memiliki ilmu dan wawasan yang luas. Dasar

hukum kewajiban dakwah ini ada dalam ayat al-Qur’an yakni firman

Allah SWT, sebagai berikut:

       


    
       
       
   

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah


dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk”. (QS. an-Nahl/16 : 125). 45

Strategi dakwah fardiyah yang diterapkan oleh Pondok

Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma, menurut salah seorang

pengasuh mampu membuat masyarakat meningkatkan hal-hal yang

belum diketahui, dan tentunya untuk menambah wawasan

masyarakat agar kedepannya dapat menjadi pribadi yang bertaqwa,

sebagaimana wawancara berikut ini:


45
Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemahan,
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2009), h. 281.
78

“Adapun strategi yang dilakukan seperti oleh pimpinan


pondok, kalau dilihat memang strateginya lebih memelihara
lingkungan, lebih terbuka, lebih dekat dengan lingkungan
masyarakat, lebih mendengarkan apa yang disampaikan oleh
lingkungan. Pimpinan pondok merangkul wali santri,
masyarakat dirangkul, dan mau menerima masukan dari
orang lain. Kemudian sekarang ini kan pengembangan ke
wali santri, jadi untuk medan dakwahnya kan sekarang wali
santri jadi ladang dakwah utamanya. Kalau pimpinan pondok
memberikan nasehat kan ngga hanya pas mengisi pengajian,
memberi wejangan itu kan setiap ketemu, setiap obrolan itu
diselingi dengan nasehat. Artinya mengajari orang itu tidak
hanya dari mimbar, tapi kan dari pertemuan sehari-hari,
seperti orang yang yang bertamu itu bisa langsung
disampaikan nasehat juga”. 46

Strategi dakwah fardiyah yang dilakukan pihak pondok

dalam meningkatkan keislaman masyarakat sudah sesuai dengan

prosedur yang ada, seperti hasil wawancara dengan Pimpinan

Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma yang

mengemukakan bahwa:

“Dalam meningkatkan kapasitas keislaman masyarakat,


tentunya harus punya strategi-strategi tertentu yaitu seperti
melalui pendekatan seperti dengan memberikan nasehat-
nasehat, arahan-arahan tentang Islam yang lebih luas, seperti
pada saat duduk bersama di saat ada waktu luang. Pada saat
kesempatan itu saya akan memberikan pengarahan, dan
ceramah tentang Islam yang akan membuat keislaman
masyarakat bertambah. Saya juga memberikan materi-materi
yang menarik dan menyenangkan, yaitu dengan cara
memberikan materi, seperti akhlak mulia, cerita menjadi
tauladan rasul dan sebagainya. Yang mana cerita tersebut
membuat masyarakat menjadi ingin untuk belajar. Bagaimana
cara kita untuk menghidupkan suasana yang ada, agar
masyarakat mampu mendengarkan apa yang disampaikan.
Bisa dengan cara belajar sambil rekreasi, yaitu dengan sambil

46
Mursyidah, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma, wawancara
tanggal 8 Juni 2022.
79

makan-makan, agar dakwah yang dilaksanakan berjalan


lancar. Ceramahnya tidak tegang dan sedikit santai”. 47

Dengan adanya strategi dakwah fardiyah yang dilakukan

Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma, dapat

mengubah cara pandang dan pemikiran masyarakat untuk dapat

hidup lebih baik lagi, sehingga masyarakat sedikit demi sedikit dapat

mengubah perilakunya sehari-hari seperti yang dijelaskan oleh salah

seorang anggota masyarakat yang rutin mengikuti pengajian di

Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma, yang

mengemukakan bahwa:

“Saya sangat bersyukur bisa menuntut ilmu agama di


pesantren ini, dengan saya menuntut ilmu disini banyak
sekali ilmu pengetahuan yang dapat saya peroleh disini,
sehingga saya saat sekarang ini banyak sekali pengetahuan
tentang agama yang saya peroleh dan saya sangat bangga
akan hal ini. Para ustadz banyak mengajarkan kepada kami
fiqih sholat, ilmu tauhid dalam kehidupan sehari-hari dan
banyak lagi terutama yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari”. 48

d. Strategi dakwah jam’iyah

Strategi dakwah jam’iyah atau dakwah ‘ammah merupakan

jenis dakwah yang dilakukan oleh seorang da’i profesional terhadap

sekelompok orang yang tidak memiliki spesifikasi serta tidak

melalui selektifitas secara khusus. Mad’u dalam strategi dakwah

jam’iyah adalah orang yang mau mendengarkan apa yang

47
Nasron Yusuf, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma,
wawancara tanggal 9 Juni 2022.
48
Suparman, Masyarakat Kelurahan Babatan Kecamatan Sukaraja Seluma, wawancara
tanggal 9 Juni 2022.
80

disampaikan oleh juru dakwah tanpa ada stratifikasi intelektual,

status, etnis dan sebagainya. Mad’u dalam strategi dakwah jam’iyah

adalah orang-orang muslim yang berkumpul di suatu tempat untuk

mendengar ajakan. Biasanya para juru dakwah adalah dakwah

jam’iyah melakukan aktivitasnya di mesjid-mesjid atau tempat-

tempat umum bersama sekelompok orang.49 Dasar hukum kewajiban

dakwah ini ada dalam ayat al-Qur’an yakni firman Allah SWT,

sebagai berikut:

     


        
      
   
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf
dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang
yang beruntung”. (QS. Ali Imran/3 : 104). 50

Strategi dakwah jam’iyah yang dilakukan Pondok Pesantren

Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma adalah dengan pendekatan

dakwah rasional. Dakwah rasional dapat dirumuskan sebagai jenis

dakwah yang mengedepankan dimensi intelektualitas dalam

aktifitasnya. Dakwah rasional juga mengarah pada penggunaan

intelektual secara kritis, tidak bersifat dogmatis, serta tidak

mengabaikan sikap toleransi terhadap realitas sasarannya.51

Pendekatan dakwah rasional mengandung esensi mengajak umat

49
Ali Abdul Halim Mahmud, Dakwah Fardiyah …, h. 54.
50
Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemahan,
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2009), h. 63.
51
Syukri Syamaun, Dakwah Rasional, (Darussalam Banda Aceh: Ar-Raniry Press, 2007),
h. 51.
81

manusia untuk berpikir, melakukan dialog sehingga membentuk arah

pikiran serta menumbuhkan kesadaran. Dakwah rasional tidaklah

secara apriori mentransformasikan pesan-pesan Allah tetapi juga

memajukan tatanan proses logis sehingga mad’u dapat menerima

seruan da’i secara sadar, tanpa paksaan dan tekanan.

Meningkatkan keislaman masyarakat bukanlah hal yang

mudah dilihat dengan perubahan zaman yang sangat modern.

Tentunya harus memiliki strategi khusus dalam meningkatkan

keislaman masyarakat. Dengan adanya generasi yang tangguh dalam

memperjuangkan Islam, maka akan ada keturunan dan generasi yang

mampu mengayomi masyarakat dalam meningkatkan keislaman.

Strategi-strategi yang ada akan mampu membuat keefektifan

keislaman masyarakat sekitar Pondok Pesantren Al-Barokah

Darunnajah 11 Seluma dibuktikan dengan hasil yang ada dalam hal

shalat, puasa, mengaji atau hal-hal lain yang diajarkan dalamIslam.

Sebagaimana hasil wawancara dengan Pimpinan Pondok Pesantren

Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma yang mengemukakan bahwa:

“Cara yang kami lakukan ini cukup efektif dalam


meningkatkan keislaman masyarakat, yang dahulunya tidak
shalat sekarang sudah melakukan shalat, dari akhlak yang
kurang baik sudah menjadi akhlak yang baik. Dari semua
penjelasan yang diberikan oleh para ustadz dan mereka
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari shalat
berjamaah hingga mengaji bersama-sama, dan juga
melakukan diskusi bersama-sama. Tanya jawab yang mereka
lakukan adalah dengan cara melakukan diskusi, dan tanya
jawab yang teratur. Bukan hanya itu saja, mereka lebih
menghargai orang lain dan mau membantu orang lain
mengayomi orang lain dalam menegakkan agama Islam.
82

Semua yang mereka lakukan adalah untuk menyatakan


keefektifan strategi yang kami lakukan.Semua hal-hal
tersebut tidak terlepas dari pantauan kami, kami selalu
mengajarkan dan memberikan arahan dalam pelaksanaannya.
Keefektifan cara ini membuat masyarakat semakin kompak
dan selalu berani untuk berkomentar (memberikan masukan)
dalam hal yang betul dan yang salah”. 52
Strategi dakwah jam’iyah yang dilakukan Pondok Pesantren

Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma bertujuan untuk meningkatkan

keislaman masyarakat dimana pada zaman sekarang ini banyak

sekali masyarakat yang kurang peduli dengan agama, mereka

menganggap agama sebagai sesuatu yang kuno dan tidak perlu

dipelajari, maka dari itu mereka merasa asing dengan agama atau

simbol-simbol yang berhubungan dengan Islam, apalagi saat

sekarang ini, nama Islam sudah tercoreng dengan istilah teroris

banyak yang mengatakan islam itu teroris yang tidak perlu diikuti,

arah pemikiran masyarakat terkadang bisa terpengaruh dengah hal

tersebut tetapi bukan itu saja, kebanyakan masyarakat yang bukan

berlandaskan pendidikan pesantren memang kurang peduli dengan

ilmu akhirat baginya hanya memikirkan dunia saja. Bukan itu saja

mereka lebih senang dengan hal-hal dunia dan menganggap akhirat

itu ringan.

Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma telah

menetapkan prinsip pendekatan, baik dekat dengan masyarakat

maupun generasi mudanya serta selalu memberikan yang terbaik dan

selalu ikut serta dalam pekerjaan yang berlandaskan agama Islam.


52
Nasron Yusuf, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma,
wawancara tanggal 9 Juni 2022.
83

Semua yang dilakukan adalah untuk mempererat hubungan antara

pemuda dan masyarakat. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam

meningkatkan keislaman masyarakat dengan terlihat dari aktif dalam

pengajian, melakukan hal-hal yang diajarkan dalam Islam, seperti

yang dijelaskan oleh salah satu Pengasuh Pondok Pesantren Al-

Barokah Darunnajah 11 Seluma dalam wawancara berikut ini:

“Perubahan yang terjadi cukup banyak besar, mereka sangat


antusias dalam menjalankan apa yang kami ajarkan, karena
mereka ingin menjadi seperti yang kami harapkan.
Kepatuhan mereka bukan saja di rumah dan di dalam
masyarakat, meskipun mereka duduk di warung kopi, tetapi
pada saat terdengar suara azan sebagian mereka langsung
bergegas ke mesjid dan menunaikan sholat berjamaah, itu hal
yang sangat kami salutkan dari mereka. Ketaatan yang kami
ajarkan, sedikit-sedikit semakin mereka cerna dan mereka
terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Saya sebagai salah
satu pembina sangat senang sekali, karena apa yang kami
ajarkan diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari”. 53

Hal tersebut di atas sebagaimana pengamatan penulis

sewaktu shalat dzuhur dan ashar, dimana masjid pondok pesantren

ini mengadakan shalat berjama’ah yang bukan hanya dilakukan oleh

pengurus dan santri-santri, akan tetapi ada masyarakat sekitar juga

yang mengikuti shalat berjama’ah. Selesai shalat berjama’ah, penulis

mengamati ada beberapa orang masyarakat yang melakukan diskusi

keagamaan dengan pimpinan pondok pesantren. 54

Berdasarkan hasil penelitian di atas, bahwa strategi dakwah

yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11

53
Ema Mariana, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma,
wawancara tanggal 8 Juni 2022.
54
Observasi tanggal 8-9 Juni 2022.
84

Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu

diantaranya yaitu strategi dakwah bi al-lisan dengan mengadakan

majelis ta’lim, mendirikan Madrasah Diniyah Aliyah (MDA), dan

kegiatan Perayaan Hari Besar Islam (PHBI); strategi dakwah bi al-

hal dengan cara dakwah tatap muka langsung melakukan diskusi

agama secara intensif; strategi dakwah fardiyah dengan cara

persuasif dan individual memberikan nasehat agama dan solusi

agama terhadap permasalahan hidup yang dialami masyarakat; serta

strategi dakwah jam’iyah dengan membentuk kelompok khusus (liqo)

bagi peserta yang rutin mengikuti pengajian untuk berdiskusi tentang

agama Islam secara lebih intensif dan lebih mendalam.

2. Hambatan dalam Kegiatan Dakwah Pondok Pesantren Al-Barokah

Darunnajah 11 Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma

Di era moderinisasi yang ditandai dengan semakin pesatnya

perkembangan dan kemajuan yang dihasilkan manusia dibidang ilmu

pengetahuan, teknologi dan informasi bukan berarti manusia tidak

mempunyai persoalan dalam kehidupan. Kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang tidak disikapi dengan bijak justru akan menambah

persoalan hidup manusia. Berbagai persoalan yang melanda kehidupan

manusia saat ini tidak terlepas dari perbuatan manusia itu sendiri, karena

manusia tidak mengindahkan petunjuk yang diberikan Sang Pencipta

Allah SWT.55

55
Abdullah bin Abdul Aziz Al-‘Iedan, Ruqyah Mengobati Jasmani dan Rohani Menurut
Al Qur’an dan As Sunnah, (Jakarta: Pustaka Iman Asy-syafi’i, 2006), h 11.
85

Manusia saat ini menggantungkan diri pada peradaban serta

kehidupan modern. Sehingga, kehidupan demikian jadi tujuan utama dan

cita-cita dari mayoritas mereka, bahkan dijadikan tolak ukur kebahagian

dan kesengsaraan mereka. Sampai-sampai, mereka rela hidup dan mati

untuknya. Umat Islam saat ini sedang dilanda keprihatinan hidup yang

dalam dan mencemaskan. Jika tidak segera ditangani, diberikan obat

penawar dan dicarikan solusi terbaik, maka dapat merusak dan

menghancurkan nilai-nilai moral masyarakat. Maka penting untuk

melaksanakan dakwah Islam secara efektif, efisien dan kesinambungan

dengan cara-cara yang bisa diterima oleh semua kalangan.56

Menurut Mastuhu, tujuan pendidikan pesantren adalah

menciptakan dan menggambarkan kepribadian muslim yaitu kepribadian

yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia,

bermanfaat bagi masyarakat atau khidmat kepada masyarakat dengan

jalan menjadi kaula atau abdi masyarakat yang diharapkan seperti

kepribadian rasul yaitu pelayan masyarakat sebagaimana kepribadian

Nabi Muhammad SAW, mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam

kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan Islam dan kejayaan

umat di tengah-tengah masyarakat dan mencintai ilmu dalam rangka

mengembangkan kepribadian manusia.

Berdasarkan hasil penelitian tentang hambatan dalam kegiatan

dakwah Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 Seluma

56
Ujang Mahadi, Komunikasi dan Dakwah Kontemporer Pendekatan Fenomenologi,
Interaksi Simbolik dan Dramaturgi, (Bogor: Penerbit IPB Press, 2015), h. 21.
86

diantaranya yaitu kurangnya kemauan dari masyarakat untuk

berpartisipasi dalam mengikuti pengajian yang diadakan pesantren,

kurangnya tenaga pendakwah, masih terbatasnya sarana dan prasarana

yang dimiliki oleh pondok pesantren. Dari semua faktor penghambat

tersebut bahwasanya setiap hal apapun itu yang kita lakukan tidak akan

berjalan lurus dan mulus. Terlebih dalam faktor penghambat ini harus

segera cepat diatasi dan juga segera dicari solusi guna tujuan bersama

dan kenyamanan untuk masyarakat sekitar pondok pesantren ini sebagai

objek dakwah.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah penulis uraikan pada bab

sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Strategi dakwah yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Al-Barokah

Darunnajah 11 Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma Provinsi


87

Bengkulu diantaranya yaitu strategi dakwah bi al-lisan dengan

mengadakan majelis ta’lim, mendirikan Madrasah Diniyah Aliyah

(MDA), dan kegiatan Perayaan Hari Besar Islam (PHBI); strategi

dakwah bi al-hal dengan cara dakwah tatap muka langsung melakukan

diskusi agama secara intensif; strategi dakwah fardiyah dengan cara

persuasif dan individual memberikan nasehat agama dan solusi agama

terhadap permasalahan hidup yang dialami masyarakat; serta strategi

dakwah jam’iyah dengan membentuk kelompok khusus (liqo) bagi

peserta yang rutin mengikuti pengajian untuk berdiskusi tentang agama

Islam secara lebih intensif dan lebih dalam.

2. Hambatan dalam kegiatan dakwah Pondok Pesantren Al-Barokah

Darunnajah 11 Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma Provinsi

Bengkulu diantaranya yaitu kurangnya kemauan dari masyarakat untuk

berpartisipasi dalam mengikuti pengajian yang diadakan pesantren,

kurangnya tenaga pendakwah, masih terbatasnya sarana dan prasarana.

B. Saran-saran
86
Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan berbagai saran

kepada berbagai pihak diantaranya sebagai berikut:

1. Diharapkan Pondok Pesantren Al-Barokah Darunnajah 11 dapat selalu

konsisten membimbing masyarakat sekitar menjadi pribadi yang lebih

baik dan memberikan output yang akan dijadikan landasan dalam

berkehidupan yang sesuai ajaran Islam.


88

2. Hendaklah melakukan inovasi-inovasi untuk menarik dan membuat para

jamaah tetap merasa nyaman selama mengaji di Pondok Pesantren Al-

Barokah Darunnajah 11.

DAFTAR PUSTAKA

Al-‘Iedan, Abdullah bin Abdul Aziz, 2006, Ruqyah Mengobati Jasmani dan
Rohani Menurut Al Qur’an dan As Sunnah, Jakarta: Pustaka Iman Asy-
syafi’i.

Amin, Arifuddin Muliaty, dan ST. Nasriah, 2009, Ilmu Dakwah, Makassar:
Alauddin University press.

Arifin, Anwar, 2011, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi,


Yogyakarta: Graha Ilmu.
89

Arifin, M., 2005, Psikologi Dakwah: Suatu Pengantar Studi, Jakarta: Bumi Aksara.

Aziz, Moh. Ali, 2004, Ilmu Dakwah, Jakarta: Penada Media.

Departemen Agama RI, 2005, Pembakuan Sarana Pendidikan, Jakarta: Direktorat


Pendidikan Keagamaan Dan Pondok Pesantren.

Fadjar, Malik, 2009, Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: Fajar Dunia.

Ghazali, M. Bahri, 2007, Dakwah Komunikatif, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Hafidhudin, Didin, 2008, Dakwah Aktual, Jakarta: Gema Insani Press.

Kuntowijoyo, 2011, Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi Dakwah, Bandung:


Mizan.

Mahadi, Ujang, 2015, Komunikasi dan Dakwah Kontemporer Pendekatan


Fenomenologi, Interaksi Simbolik dan Dramaturgi, Bogor: Penerbit IPB
Press.

Marno dan Triyo Suprianto, 2008, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan


Islam, Bandung: Refika Aditama.

Moleong, Lexy J., 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Mujib, Abdul, dan Jusuf Mudzakkir, 2008, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Mulkan, Abdul Munir, 2008, Paradigma Intelektual Muslim, Yogyakarta: Sipres.

Munir, M., dan Wahyu Ilahi, 2009, Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana.

Munir, Samsul, 2008, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, Jakarta: Amzah.

Pimay, Awaludin, 2006, Metodologi Dakwah, Semarang: Rasail.

Saridjo, Marwan, dkk, 2009, Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia, Jakarta:


Dharma Bakti.
Sugiyono, 2014, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Sukayat, Tata, 2009, Quantum Dakwah, Jakarta: Rineka Cipta.


90

Sukmadinata, Nana Saodih, 2005, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:


Rosdakarya.

Syamaun, Syukri, 2007, Dakwah Rasional, Darussalam Banda Aceh: Ar-Raniry


Press.

Syukir, Asmuni, 2003, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas.

Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an, 2009, Mushaf Al-Qur’an dan


Terjemahan, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Anda mungkin juga menyukai