Anda di halaman 1dari 19

BAB III

PROFIL PONDOK PESANTREN AL-ANWAR SARANG

A. Sejarah Berdirinya dan Perkembangan Pondok Pesantren al-

Anwar

Pondok pesantren al-Anwar merupakan pondok murni rintisan

KH. Maimoen Zubair bukan merupakan pondok peninggalan. Sepulang

beliau dari studinya di Makkah al-Mukarromah, banyak santri yang

belajar di pesantren Sarang yang berkeinginan untuk belajar kepada

beliau. Pada tahun 1967 dibangunlah sebuah mus}olla sederhana yang

terletak di depan rumah beliau sebagai tempat mengaji untuk para santri.

Bangunan mus}olla inilah awal mula cikal bakal bedirinya PP. al-Anwar.

Melihat besarnya animo para santri yang berkeinginan nyantri

dan khidmat kepada beliau, maka dengan bangunan seadanya mus}olla

tersebut dijadikan sebagai pondok. Bangunan sederhana tersebut mereka

gunakan sebagai tempat menginap dengan tujuan untuk lebih fokus

dalam mengaji kepada KH. Maimoen Zubair. Mereka menamakan

tempat tersebut dengan nama Pohama merupakan kependekan dari

Pondok Haji Maimoen. Kemudian selang beberapa tahun untuk

mengenang abah beliau KH. Zubair Dahlan yang sebelum menunaikan

ibadah haji bernama KH. Anwar, Pohama dirubah namanya menjadi

Pondok al-Anwar.

70
71

Perkembangan jumlah santri PP. al-Anwar cukup pesat, sehingga

menuntut adanya pembangunan di bidang fisik. Pada tahun 1971

mus}olla direnovasi dengan menambahkan bangunan di atasnya yang

kemudian disebut dengan Khos Darussalam. Seiring dengan

bertambahnya santri maka pembangunan secara fisikpun terus

dilakukan. Tercatat pada tahun 1973 dibangun Khos Darunna‟im, tahun

1975 Khos Nurul Huda, tahun 1980 Khos al-Firdaus, dan masih banyak

lagi pembangunan fisik yang yang lain. Pada tahun 2004 dibangun

gedung serbaguna PP. al-Anwar berlantai lima yang diresmikan oleh

Wakil Presiden RI. Dr. H. Hamzah Haz. Pada tahun 2005 dibangun

Ruwaq Daruttauhid PP. al-Anwar yang setelah selesai pengerjaannya

digunakan sebagai tempat pertemuan (Multaqo) alumni Sayyid

Muhammad Alawy al-Maliki Makkah al-Mukarromah.

Seiring dengan perkembangan PP. Al-Anwar, berawal dari

pembelian sebidang tanah KH. Maimoen bersama istri Nyai Hj. Mastiah

merintis berdirinya Pondok Pesantren Putri al-Anwar dengan

membangun mus}olla di belakang rumah.

Keberadaan mus}olla mampu merubah sifat dan perilaku

masyarakat sekitar. Masyrakat yang awalnya acuh terhadap kegiatan

ibadah menjadi suka pergi ke mus}olla untuk mengikuti segala kegiatan

yang dilaksanakan di sana. Sekarang PP. Putri Al-Anwar mengalami

perkembangan yang pesat dengan + 678 santri yang menetap dan


72

dengan fasilitas 29 kamar, perpustakaan, 6 auditorium dan masih banyak

lagi.

Pesantren al-Anwar dalam perkembangannya menunjukkan

kemajuan yang signifikan. Pada saat ini jumlah santri al-Anwar

mencapai lebih dari 2164 Santri. Mereka berasal dari berbagai penjuru

daerah di Indonesia, seperti Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Lampung,

bahkan Papua, dari berbagai latar belakang pendidikan mulai dari

SD/MI, SLTP, SLTA sampai Sarjana.

Sistem pendidikan yang diterapkan di pesantren Al-Anwar

adalah sistem salafiyah dimana para santri diwajibkan mengikuti

pengajian Masyayikh atau ustadz baik dengan pendekatan sistem

bandongan maupun sorogan. Di samping itu, santri juga diharuskan

untuk mengikuti pendidikan Muh}ãd}arah atau Madrasah Gozaliyyah

sampai tingkat aliyah, dan melanjutkan pada Ma‟had Aly yang mana

jenjang pendidikannya adalah dua tahun.

Kegiatan lain yang juga harus diikuti santri adalah mudzãkarah

(diskusi) meliputi mudzãkarah Fath al-Qarîb Fath} al-Mu’în, Mah}alli

dan kitab-kitab lainnya. Mudzãkarah merupakan suatu bentuk

pembahasan secara mendalam pada kitab yang dikaji, juga

penerapannya pada permasalahan-permasalahan yang ada.

(Dokumentasi PP. al-Anwar 2013)


73

B. Visi dan Misi

1. Visi pondok pesantren al-Anwar adalah:

a. Mewujudkan pesantren yang mampu menghasilkan lulusan yang

mampu memahami dan mendalami ilmu agama, beriman dan

bertakwa kepada Allah serta insan yang berbudi pekerti luhur

dan berakhlak al-karîmah.

b. Memantapkan iman dan takwa serta mengembangkan ilmu

pengetahuan agama untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia

dan akhirat berdasarkan al-Qur‟an dan al-Sunnah.

2. Misi pondok pesantren al-Anwar:

c. Mencetak generasi muslim yang beriman dan bertakwa serta

berakhlak al-karîmah.

a. Mengarahkan dan mengantarkan umat memenuhi fitrahnya

sebagai khairu ummah yang dapat memerankan kepeloporan

kemajuan dan perubahan sosial sehingga tercipta negara

Indonesia yang baldatun t}ayyibatun wa rabbun gafur.

C. Struktur Organisasi

Struktur Personalia Pengurus Pondok Pesantren Al-Anwar Masa

Khidmah 1433-1434 H. / 2012–2013 M (terlampir).

D. Tenaga Pendidik

Pengangkatan ustadz pondok pesantren al-Anwar diambil dari

lulusan terbaik pondok pesantren al-Anwar dan juga lulusan PP. Al-

Anwar yang melanjutkan studinya di Timur Tengah seperti Ma‟had


74

Sayyid al-Maliki Makkah, al-Azhar University Kairo, dan Zamalik

University Kairo.

Tercatat 56 ustadz yang ada di pesantren yang masih eksis

mempertahankan nilai-nilai kesalafan ini.

E. Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren al-Anwar Sarang

Pada dekade terakhir ini sebagian kaum santri memperlihatkan

kecenderungan untuk mempelajari sains dan teknologi di lembaga-

lembaga formal di luar pesantren. Namun pada saat yang sama kaum

santri enggan meninggalkan pesantren sebagai wahana untuk mendalami

ajaran agama dan memperteguh nilai-nilai moral.

Seiring perkembangan zaman, para santri membutuhkan

pengakuan secara formal (ijazah pemerintah) yang dapat mengantarkan

ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sebagai bekal ketika berkiprah

di bermasyarakat. Di era modern ini santri tidak cukup hanya berbekal

nilai moral dan norma saja, tetapi juga perlu dibekali dengan keahlian

dan skill yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja modern.

Berdasarkan kenyataan di atas, pondok pesantren al-Anwar

melakukan langkah-langkah integrasi dengan membuka kurikulum

pendidikan formal. Salah satu langkah transformatif yang ditempuh

adalah dengan mendirikan Madrasah Plus al-Anwar Sarang pada tahun

2006.

Sejarah Madrasah hampir tidak bisa dipisahkan dengan kelahiran

dan perkembangan pondok pesantren termasuk Madrasah Aliyah al-


75

Anwar. Keberadaan Pondok Pesantren telah diakui sebagai sistem dan

lembaga pendidikan yang memiliki akar sejarah dengan ciri-ciri yang

khas. Keberadaannya sampai sekarang masih berdiri kokoh di tengah-

tengah komunitas masyarakat, penampilan keaslian, kebhinekaan dan

kemandiriannya walaupun usianya setua proses islamisasi di Negeri ini.

Tetapi kondisi obyektif menunjukkan bahwa dalam beberapa

dekade terakhir mulai dirasakan ada pergeseran peran dan fungsi

pesantren. Peran dan fungsi pesantren sebagai kawah candradimuka

orang yang fas}îh fî al-dîn (ahli dalam agama) terutama yang terkait

dengan norma-norma praktis (fiqh) semakin memudar. Hal ini

disebabkan antara lain desakan gelombang modernitas, globalisasi,

teknologi informasi yang berimplikasi kuat pada pergeseran orientasi

hidup yang pada gilirannya mempengaruhi minat masyarakat untuk

mempelajari ilmu-ilmu agama di pondok pesantren semakin mengendor.

Penurunan kualitas peran dan fungsi pesantren ini harus segera

diatasi dan dicari jalan keluar, maka akhirnya para ulama mendirikan

Madrasah bahkan sekolah-sekolah umum di lingkungan pondok

pesantren.

Menanggapi tuntutan zaman yang sangat menuntut kesiapan

dalam segala hal, Pondok Pesantren al-Anwar Sarang berupaya

menelurkan generasi yang dapat dibanggakan dalam bidang formal

dengan tetap menjadikan pelajaran salaf sebagai pondasi pembentukan

akhlak, dengan mendirikan suatu lembaga pendidikan formal setingkat


76

SD-SLTP-SLTA dengan nama MI, MTs dan MA al-Anwar dan juga

perguruan tinggi dengan nama STAI al-Anwar (Wawancara dengan KH.

Maemun Zubaer pada tanggal 21 April 2013).

Tujuan mendasar didirikannya madrasah adalah untuk

mencetak generasi yang mempunyai kompetensi keilmuan yang

mumpuni. Kompentensi keilmuan yang dimaksud adalah bahwa peserta

didik mampu menyerap tradisi keilmuan yang tidak hanya berorientasi

pada tradisi salaf tetapi juga keilmuan yang berorientasi pada dunia

kekinian (Wawancara dengan KH Muhammad Wafi, MSi pada tanggal

25 April 2013).

Konsep salaf yang diusung oleh program pendidikan berbasis

formal ini sangat kental dan memang menjadi satu harga mati yang tidak

bisa ditawar lagi. Hal inilah yang membuat al-Anwar berbeda dengan

lembaga pendidikan formal lainnya.

Sarana dan prasarana serta segala hal yang dibutuhkan untuk

menunjang kegiatan pembelajaran terus diupayakan oleh pihak PP. al-

Anwar, baik dalam bentuk bangunan fisik maupun non fisik. Bertepatan

dengan harlah PP al-Anwar ke-42 telah selesai dirampungkan dan

diresmikan pembangunan PP al-Anwar 2 oleh Dr. Ir Muhammad Nuh.

yang meliputi satu lokal gedung berlantai 2 untuk pemondokan santri

putra dengan kapasitas tampung 300 santri dan satu lokal gedung untuk

fasilitas pemondokan santri putri dengan kapasitas tampung 300 santri


77

yang dilengkapi dengan fasilitas yang memadai untuk menunjang proses

belajar mengajar secara formal.

Pengadaan asrama bertujuan untuk meningkatkan efektifitas

pendalaman ilmu-ilmu salaf, karena nantinya juga akan diasuh oleh para

ustadz dibawah bimbingan para masyãyikh pondok pesantren al-Anwar

Sarang. Di samping itu, dengan adanya asrama para santri dapat

terkondisikan dan selalu dalam pengawasan, dengan tujuan nantinya

para peserta didik mampu terbiasa hidup disiplin, terampil, dan selalu

menjadikan akhlãq al-karîmah sebagai nafas dalam kehidupannya.

Jadwal kegiatan peserta didik terdiri atas pendidikan formal pada pagi

hari dan selebihnya untuk kegiatan pesantren pada malam hari

(Wawancara dengan KH. Zaki Mubarok, MA pada tanggal 26 April

2013).

Kegiatan pembelajaran di pagi hari dilaksanakan dengan

mengacu pada kurikulum yang dicanangkan Kemenag ditambah dengan

kurikulum muatan lokal. Sedangkan kegiatan pembelajaran di malam

hari dikembangkan kurikulum pembelajaran Salafiyah seperti yang

dipraktekkan dalam pondok pesantren (Wawancara dengan Najib

Bukhori, M. Pd. (Waka Kurikulum) pada tanggal 27 April 2013).

Pengembangan pembelajaran di Pondok Pesantren al-Anwar

Sarang didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan


78

manusia. Berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan dengan upaya

penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Selain ilmu pengetahuan dan teknologi, pengembangan

pembelajaran hadir karena adanya tuntutan dari orang tua peserta didik.

Masyarakat beranggapan bahwa pendidikan merupakan sebuah investasi

yang baik bagi masa depan putra dan putri mereka, sehingga

pembelajaran yang dilaksanakan sebaiknya tidak hanya dikelola dengan

pola-pola tradisional tetapi juga menggunakan pola-pola modern.

Dinamika Pondok Pesantren al-Anwar secara keseluruhan

terlihat dengan fenomena bergesernya beberapa unsur pesantren yang

mengalami transformasi, perubahan dan pengembangan secara bertahap,

yang setiap periodik memperlihatkan kemajuan dan berdirinya MA al-

Anwar Pondok Pesantren al-Anwar, antara lain; transformasi

kepemimpinan (pola manajerial), transformasi sistem pembelajaran

institusi, transformasi kurikulum, bahkan juga metode pembelajarannya.

Namun demikian dari sekian perubahan mendasar yang penting sebagai

upaya transformasi adalah pola kepemimpinan yang demokratis seorang

kiai sebagai figur utama pesantren. Transformasi ini terjadi sebagai

konsekuensi adanya integrasi sistem pendidikan madrasah dan pondok

pesantren tradisional yang ada di pondok pesantren al-Anwar Sarang.

Proses integrasi tersebut seiring dengan perkembangan

pergeseran sistem pendidikan yang secara nasional maupun regional

telah mengubah pola pemikiran masyarakat. Begitupun proses


79

berdirinya lembaga madrasah al-Anwar dalam rangka merespon

perkembangan tersebut didasarkan atas kebutuhan riil masyarakat.

Eksistensi kiai dalam pondok pesantren sangat menentukan

nasib pembaharuan dan transformasi pendidikan. Beliau sebagai satu-

satunya penentu kebijakan-kebijakan pendidikan dan sekaligus figur

yang akan membawa pesantren berkembang atau bahkan tenggelam dan

mati. Siapapun yang memiliki inisiatif mengadakan perubahan,

pembaharuan dan transformasi dari luar sistem pendidikan baik itu

berasal dari individu (intelektual), golongan (lembaga pendidikan)

maupun institusi pemerintah, haruslah disalurkan melalui prakarsa kiai.

Kadangkala para pembaharu harus berupaya dengan berbagai

pendekatan pada kiai, baru kemudian melangkah pada program yang

diinginkannya.

Walaupun demikian, dalam kenyataannya di Pondok Pesantren

al-Anwar Sarang sejak awal, pola kepemimpinan terbuka dan responsif

telah terlihat. Proses integrasi pendidikan di Pondok Pesantren al-Anwar

Sarang juga telah terjadi karena seorang figur kiai pengasuh yang

tanggap akan kebutuhan dan tuntutan zaman. KH. Maimun Zubair

merupakan sosok kiai yang sangat terbuka dengan perkembangan zaman

dan kemajuan sistem pendidikan dengan tidak meninggalkan budaya

lama yang baik. Sehingga sistem pendidikan yang diterapkan tidak saja

melestarikan sistem pendidikan yang ada tetapi lebih terorganisir dan

sistematis.
80

Berikut beberapa lembaga madrasah yang didirikan dan di

kembangkan Pondok Pesantren al-Anwar Sarang:

1. Madrasah Ibtidaiyah Al-Anwar

Madrasah Ibtidaiyah al-Anwar didirikan pada tahun 2007

dengan nama Madrasah Ibtidaiyyah Terpadu al-Anwar Sarang.

Madrasah ini berlokasi di desa Kalipang kecamatan Sarang

kabupatan Rembang provinsi Jawa Tengah. Eksistensi Madrasah ini

dikukuhkan dengan akta notaris H. Muchammad al-

Hilal,SH.,M.Kn.Tanggal 11 Juni 2007.

Pendirian madrasah Ibtidaiyyah ini dimaksudkan untuk

mengakomodasi keinginan masyarakat sekitar pesantren dan para

alumnus sebagai lembaga pendidikan alternatif di tingkat dasar, di

mana sebelumnya telah berdiri MTs al-Anwar dan MA al-Anwar.

Eksistensi madrasah Ibtidaiyyah ini sangat mendukung bagi

penyelenggaraan pendidikan di tingkat selanjutnya pada lembaga

pendidikan formal pondok pesantren al-Anwar.

Kurikulum yang digunakan pada proses pembelajaran di

madrasah Ibtidaiyyah ini adalah kurikulum terpadu dengan mengacu

pada kurikulum Kementrian Agama dan kurikulum pondok

pesantren. Pada penyelenggaraan pendidikannya, madrasah ini

mempunyai target ; (1) peserta didik memiliki penguasaan keilmuan

sebagaimana keilmuan yang dimiliki oleh peserta didik di sekolah

dasar (SD), (2) peserta didik mampu membaca al-Qur‟an dengan


81

fasih dan benar, dan (3) mampu menghafal al-Qur‟an (juz „amma)

sejak usia dini.

2. Madrasah Tsanawiyah al-Anwar

Madrasah Tsanawiyah al-Anwar merupakan lembaga

pendidikan formal pertama yang didirikan oleh pondok pesantren al-

Anwar. Lembaga ini berdiri pada tahun 2002. Pada awal

pendiriannya, keberadaan madrasah ini menjadi pembicaraan

menarik di kalangan masyarakat Sarang. Pro dan kontra mewarnai

pendapat masyarakat sekitar. Mereka yang setuju dengan keberadaan

Madrasah Tsanawiyah ini berargumen bahwa lembaga ini bisa

menjadi alternatif pilihan untuk putra-putrinya dalam melanjutkan

jenjang pendidikan lanjutan tingkat pertama.

Sebelum adanya madrasah tersebut, masyarakat Sarang

lebih memilih menyekolahkan anaknya di Madarasah Ghazaliyah

yang memiliki kurikulum salaf murni apabila putra mereka telah

menamatkan pendidikan dasar (SD). Namun demikian, ada beberpa

orang tua yang memilih SMPN I Sarang sebagai lembaga pendidikan

lanjutan bagi anaknya.

Mereka yang kontra dengan keberadaan MTs al-Anwar

menganggap bahwa lembaga ini dapat merusak citra salaf yang

selama ini melekat pada pondok pesantren yang ada di kecamatan

Sarang. Mereka yang tidak setuju dengan keberadaan MTs al-Anwar

adalah beberapa orang pengasuh pondok pesantren yang ada di


82

kecamatan Sarang (Wawancara dengan KH. Aufal Maram pada

tanggal 19 Juni 2013).

Pada saat ini, MTs al-Anwar memiliki 1104 peserta didik

terdiri dari 536 peserta didik laki-laki dan 568 peserta didik

perempuan, (data tentang keadaan siswa terlampir). Guru yang

mengajar di lembaga ini di samping mereka yang memiliki

kualifikasi pendidikan setara Strata Satu dan Pasca Sarjana, juga

para pengasuh dan alumnus pesantren al-Anwar, (data tentang hal ini

terlampir).

Kurikulum yang digunakan sebagai acuan pembelajaran di

MTs ini adalah kurikulum yang berasal dari kurikulum pemerintah

dalam hal ini adalah Kementrian Agama dan kurikulum yang

disusun oleh pengelola pesantren.

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh lembaga ini cukup

memadai, seperti ruang kelas yang nyaman, ruang perpustakaan,

laboratorium komputer, laboratorium IPA, laboratorium bahasa,

kamar mandi, mus}olla, sarana olahraga dan sarana pendukung

lainnya.

3. Madrasah Aliyah Al-Anwar

a. Sejarah Berdirinya MA al-Anwar Sarang Rembang

Pada dekade terakhir ini sebagian kaum santri

memperlihatkan kecenderungan untuk mempelajari sains dan

teknologi di lembaga-lembaga formal di luar pesantren. Namun


83

pada saat yang sama kaum santri enggan meninggalkan

pesantren sebagai wahana untuk mendalami ajaran agama dan

memperteguh nilai-nilai moral.

Seiring perkembangan zaman, para santri membutuhkan

pengakuan secara formal (ijazah pemerintah) yang dapat

mengantarkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sebagai

bekal ketika berkiprah di bermasyarakat. Di era modern ini santri

tidak cukup hanya berbekal nilai moral dan norma saja, tetapi

juga perlu dibekali dengan keahlian dan skill yang sesuai dengan

kebutuhan dunia kerja modern.

Berdasarkan kenyataan di atas, pondok pesantren al-

Anwar melakukan langkah-langkah transformatif dengan

membuka kurikulum pendidikan formal. Salah satu langkah

transformatif yang ditempuh adalah dengan mendirikan

Madrasah Aliyah Plus al-Anwar Sarang pada tahun 2006.

b. Visi dan Misi

1) Visi

MA al Anwar sebagai lembaga pendidikan menengah

berbasis pesantren perlu mempertimbangkan harapan peserta

didik, orang tua peserta didik, penyerap lulusan dan

masyarakat dalam merumuskan visi madrasahnya. MA al-

Anwar juga diharapkan merespons perkembangan dan

tantangan masa depan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi;


84

era informasi dan globalisasi yang sangat cepat. MA al-Anwar

ingin mewujudkan harapan dan respon masyarakat dalam visi

“keseimbangan imtaq dan iptek berlandaskan akhlak yang

mulia ”

2) Misi

a) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam

menjalankan ajaran agama secara utuh berdasarkan ajaran

Ahlu al-sunnah wal Jama'ah.

b) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam

pencapaian prestasi akademik dan non akademik

c) Mewujudkan pembentukan karakter ummat yang mampu

mengaktualisasikan diri dalam masyarakat.

d) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga

kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia

pendidikan.

e) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif,

efisien, transparan dan akuntabel.

c. Struktur Organisasi MA al-Anwar Sarang Rembang

Sekolah (madrasah) sebagai suatu lembaga

pendidikan memerlukan suatu organisasi yang baik agar

kegiatan sekolah dapat dilaksanakan sesuai dengan

kemampuan dan keahlian setiap organisator. Dengan demikian

tujuan pendidikan yang diemban oleh sekolah akan tercapai.


85

Dari struktur organisasi tersebut akan tampak tugas dan

wewenang serta jabatan masing-masing personil. Adapun

struktur organisasi MA al-Anwar (terlampir).

d. Keadaan Guru, Karyawan, Peserta didik, dan Sarana

Prasarana MA al- Anwar Sarang Rembang

1) Keadaan Guru

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses

pendidikan secara keseluruhan dengan guru pemegang

peranan utama. Guru merupakan salah satu faktor yang

menentukan bagi keberhasilan pengajaran karena tanpa

guru proses belajar mengajar tidak akan berlangsung.

Saat ini semua bidang studi di MA al-Anwar

Sarang Rembang dipegang oleh guru-guru yang memiliki

kompetensi keilmuawan yang kualified sesuai dengan bidang

studi yang diampunya. Mereka adalah para kiai yang

memang kualitas ilmu keagamaannya sudah tidak diragukan

lagi. Di samping itu juga para sarjana dari berbagai

perguruan tinggi baik negeri maupun swasta bahkan ada

beberapa guru lulusan dari perguruan tinggi luar negeri.

Adapun jumlah guru yang mengajar di MA al-

Anwar Sarang Rembang berjumlah 53 orang dengan latar

belakang pendidikan yang berbeda (terlampir).


86

2) Keadaan Karyawan

Karyawan merupakan salah satu unsur tenaga

kependidikan, Tenaga kependidikan lainnya harus

bekerjasama dengannya untuk mencapai tujuan pendidikan

yang telah ditentukan.

Dengan terjalinnya komunikasi efektif antara

mereka, maka akan terjalin kerjasama yang baik dan

proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar dan

baik pula. Karyawan di MA al-Anwar terdiri atas Kabag Tata

Usaha dan jajarannya, petugas kebersihan dan penjaga

perpustakaan. Data terkait karyawan lebih jelas terlampir.

3) Keadaan Peserta didik

Kemajuan sekolah tidak diukur dari segi fasilitas

gedung yang mewah, melainkan didukung oleh dan

kualitas peserta didik, karena mereka adalah subjek dan

sekaligus objek pendidikan. Peserta didik MA al - Anwar

tahun ajaran 2012/2013 berjumlah 480 peserta didik dengan

keterangan terlampir.

4) Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana di madrasah dapat

mendukung kelancaran proses pendidikan, kelengkapan

sarana dan prasarana yang dimiliki akan mempengar MA

al – Anwar Sarang Rembang tahun 2012/2013 (terlampir).


87

4. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) al-Anwar

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) al-Anwar didirikan

pada tahun 2012. Lahirnya lembaga pendidikan tinggi ini tidak

terlepas dari pemikiran KH. Maemun Zubair. Pendirian Sekolah

Tinggi Agama Islam al-Anwar ini sebenarnya telah lama digagas

sejak lama oleh pengasuh pondok pesantren al-Anwar. Gagasan ini

tidak bisa terwujud dengan cepat karena di kecamatan Sarang telah

berdiri lembaga pendidikan tinggi yakni Sekolah Tinggi Agama

Islam al-Kamal (STAIKA). Bahkan pada tahun 2009 peneliti pernah

diajak salah satu pengasuh untuk berkonsultasi kepada Kopertais IX

Jawa Tengah. Pada saat itu peneliti bersama KH. Muhammad Wafi

bertemu dengan Ali Saefuddin selaku sekretaris Kopertais IX Jawa

Tengah. Ali Saefuddin pada saat itu menjelaskan bahwa dengan

telah berdirinya STAIKA al-Kamal Sarang, maka pendirian STAI al-

Anwar tidak bisa direalisasikan.

Hasil konsultasi tersebut ternyata tidak menjadikan

pengasuh pondok pesantren al-Anwar putus asa untuk mendirikan

sekolah tinggi di Sarang. Kerja keras dan usaha pengasuh dibantu

oleh para pengurus akhirnya bisa terwujud pada tahun 2011 setelah

melalui proses yang berliku. Pendirian STAI al-Anwar Sarang dapat

direalisasikan dengan catatan lembaga ini menyelenggarakan

konsentrasi pendidikan yang berbeda dengan konsentrasi yang sudah

ada pada STAIKA al-Kamal yang lebih dulu berdiri.


88

Sekolah Tinggi Agama Islam al-Anwar resmi membuka

pendaftaran Mahasiswa baru pada tahun 2012. Pada saat ini, STAI

al-Anwar membuka jurusan Ushuluddin dengan konsentrasi program

studi Tafsir/Ulumul Qur‟an. Mahasiswa yang menimba ilmu di

lembaga pendidikan ini berjumlah 123 terdiri dari 83 laki-laki dan 40

perempuan (wawancara dengan Muhammad Wafi pada tanggal 20

Agustus 2013)

Proses perkuliahan di STAI al-Anwar nampak berbeda

dengan proses perkuliahan di lembaga pendidikan tinggi lainnya.

Perbedaan tersebut adalah proses interaksi antara mahasiswa laki-

laki dan perempuan, di mana keduanya tidak bisa berbaur dalam satu

kelas atau forum perkuliahan. Mereka mengikuti proses

perukuliahan secara terpisah di mana mahasiswa laki-laki berada

dalam satu kelas dengan sesamanya demikian juga dengan

mahasiswa perempuan.

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh STAI al-Anwar

cukup representatif. Lembaga ini memiliki dua bangunan utama

dengan tiga lantai yang cukup nyaman sebagai tempat perkuliahan.

Bangunan tersebut terdiri dari beberpa ruang perkuliahan,

perstuakaan, perkantoran, toilet dan ruang pendukung lainnya

(observasi pada tangal 22 Agustus 2013).

Anda mungkin juga menyukai