Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Proses Manufaktur
Dosen Pengampu :
Mochamad Saidiman, ST., MT.
Oleh :
Arras Albaith (21262011426)
Eva Nurjanah (21262011356)
Izmi Hannisya (21262011589)
Jajang Sukirman (21262011295)
Relay Situmorang (21262011129)
Apabila logam cair mengalir melalui rongga sebuah cetakan, ia tidak mengikuti
keadaan cair sempurna. Apabila temperature logam jauh di atas titik cair, maka
lapisan beku tidak akan cepat tumbuh pada permukaan dinding cetakan.
Sedangkan apabila temperature logam dekat dengan titik cairnya, maka lapisan
beku akan cepat tumbuh pada permukaan dinding dan jalan aliran menjadi
sempit, sehingga dalam hal ini kemampuan mampu-alir dari logam cair akan
menurun.
4. Tegangan permukaan logam cair
Pada permukaan bebas dari setiap cairan, bekerja suatu gaya untuk membuat
permukaan menjadi kecil, seperti halnya yang terjadi pada membran karet. Gaya
tersebut disebut tegangan permukaan dari logam yang bekerja per satuan luas,
dan besarnya lebih besar daripada tegangan permukaan air.
2. Pembekuan paduan
Apabila logam yang terdiri dari 2 unsur atau lebih didinginkan dari keadaan cair,
maka butir-butir kristalnya akan berbeda dengan butir-butir kristal logam murni.
Kenaikan komposisi paduan akan menyebabkan bertambahnya macam kristal
dan struktur. Dalam ilmu logam, paduan merupakan susunan dari beberapa fasa,
yaitu larutan padat, senyawa antar logam, dan logam murni. Contohnya besi cor
yang mempunyai komponen utama besi, karbon, dan silisium, fasa-fasa yang
terlihat adalah larutan padat terutama terdiri dari besi (dimana semua
silisiumdan sebagian dari karbon larut dalam besi), senyawa antar logam Fe 3 C
(sementit), dan grafit murni.
3. Pembekuan coran
Pembekuan coran dimulai dari bagian logam yang bersentuhan dengan cetakan,
yaitu ketika panas dari logam cair diambil oleh cetakan sehingga bagian logam
yang bersentuhan dengan cetakan itu mendingin sampai titik beku, dan
kemudian inti-inti kristal tumbuh. Bagian dalam dari coran mendingin lebih
lambat daripada bagian luar, sehingga kristal-kristal tumbuh dari inti asal
mengarah ke bagian dalam coran, dan butir-butir kristal tersebut berbentuk
Panjang-panjang seperti kolom, yang disebut struktur kolom. Struktur ini
muncul dengan jelas apabila gradien temperature yang besar terjadi pada
permukaan coran besar, contohnya pada pengecoran dengan cetakan logam.
Sebaliknya, pengecoran dengan cetakan pasir menyebabkan gradien
temperature yang kecil dan membentuk struktur kolom yang tidak jelas. Bagian
tengah coran mempunyai gradien temperature yang kecil sehingga merupakan
susunan dari butir-butir kristal segi banyak dengan orientasi yang sembarang.
III. POLA
Pola yang dipergunakan untuk pembuatan coran dapat dibedakan menjadi pola
logam dan pola kayu (termasuk pola plastik). Pola logam dipergunakan agar dapat
menjaga ketelitian ukuran benda coran terutama dalam masa produksi, sehingga unsur
pola bisa lebih lama dan produkstivitasnya lebih tinggi. Bahan dari pola logam bisa
bermacam-macam sesuai dengan penggunaannya. Logam tahan panas seperti besi cor,
baja cor, dan paduan tembaga cocok untuk pola pada pembuatan cetakan kulit,
sedangkan paduan ringan yang mudah diolah dan dipilih untuk pola dipergunakan
dalam masa produksi dimana pembuatan cetakan dilakukan dengan tangan. Pola kayu
dibuat dari kayu, dan umumnya digunakan untuk cetakan pasir.
Factor penting untuk menetapkan macam pola adalah proses pembuatan cetakan
dimana pola tersebut dipakai, dan lebih penting lagi untuk mempertimbangkan
ekonomi yang sesuai dengan jumlah dari biaya pembuatan cetakan dan biaya
pembuatan pola.
3. Pola pelat kup dan drag, yaitu dua pelat yang dilekatkan pada pola kayu, logam,
ataupun plastik. Kedua pelat dijamin oleh pena-pena agar bagian atas dan bawah
dari coran menjadi cocok. Pola semacam ini dipakai untuk meningkatkan
produksi.
4. Pola cetakan sapuan, yaitu pola cetakan untuk coran slinder atau bentuk benda
putar. Alat ini dibuat dari pelat dengan sebuah penggeret dan pemutar pada
tengahnya. Pembuatan cetakan dilakukan dengan memutar penggeret di
sekeliling pemutar.
5. Pola penggeret dengan penuntun, yaitu pola yang dipergunakan untuk pipa lurus
atau pipa lengkung yang penampangnya tidak berubah. Penuntun dibuat dari
kayu, dan pembuatan cetakan dilakukan dengan menggerakkan penggeret
sepanjang penuntun.
6. Pola penggeret berputar dengan rangka cetak, yaitu jenis pola yang dapat
ditukar secara konsentris karena kedua ujung dari penggeret mempunyai poros.
Pembuatan cetakan dilakukan dengan mengayunkan penggeret di sekeliling
porosnya.
7. Pola kerangka, yaitu pola yang cocok untuk bentuk dengan lengkungan yang
berbeda-beda, akan tetapi lama pembuatan cetakannya menjadi bertambah,
sehingga hanya dipakai untuk produksi yang terbatas.
3.3 Bahan-Bahan Pola
1. Kayu
Kayu yang dipakai untuk pola adalah kayu saru, aras, pinus, magoni, jati, dan
lain-lain. Pemilihan kayu dilakukan berdasarkan macam dan ukuran pola,
jumlah produksi, lamanya dipakai, kadar air pada kayu, dan suhu udara luar.
2. Resin sintesis
Resin epoksi merupakan resin yang paling banyak dipakai karena mempunyai
sifat penyusutan yang kecil pada waktu mengeras, tahan aus yang tinggi, dan
memberikan pengaruh yang lebih baik dengan menambah pengencer. Resin
epoksi digunakan untuk coran yang kecil-kecil dari satu masa produksi. Contoh
penggunaan resin epoksi adalah kekerasan pola meningkat dengan
mencampurkan bubuk besi atau aluminium, dan menumpukkan serat gelas
dalam bentuk lapisan untuk meningkatkan ketahanan pola.
3. Bahan untuk pola logam
Bahan yang lazim digunakan untuk pola logam adalah besi cor. Biasanya
dipakai besi cor kelabu karena sangat tahan aus, tahan panas (untuk pembuatan
cetakan kulit), dan tidak mahal. Aluminium adalah unsur yang sering dipakai
untuk pelat pola atau pola untuk mesin pembuat cetakan karena ringan dan
mudah diolah. Baja khusus dipakai untuk pena atau pegas sebagai bagian dari
pola yang memerlukan keuletan.
4.2 Penambah
Penambah digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu penambah samping dan penambah
atas. Penambah samping dipasang di samping coran dan langsung dihubungkan
dengan saluran turun dan pengalir. Penambah samping sangat efektif dipakai untuk
coran ukuran kecil dan menengah. Penambah atas dipasang di atas coran yang
biasanya berbentuk silinder atau mempunyai ukuran yang besar.
Penambah yang terbuka ke udara luar disebut penambah terbuka, sedangkan
penambah yang dekat pada bagian atasnya (biasanya berbentuk setengah bola)
disebut penambah buta.
1. Penambah untuk coran besi
Penyusutan besi cor dalam pembekuan lebih kecil daripada penyusutan baja cor
dan paduan bukan besi. Peranan penambah disini ialah memberikan logam cair
ke bagian yang menyusut karena pembekuan untuk mencegah terbentuknya
rongga-rongga penyusutan, demikian juga untuk meniadakan pasir yang
terbawa, terak, dan gas-gas dari coran.
2. Operasi kupola
Permulaan dari tiupan: setelah bahan-bahan dimasukkan sampai mencapai
bagian bawah pintu pengisian, logam dipanaskan mula-mula tanpa tiupan.
Setelah pemanasan mula, tiupan udara dimulai.
Pencairan dan pengeluaran: dalam proses pengeluaran terak dari depan dan
dari muka, pengeluaran besi dilakukan secara kontinu. Terak dari dalam
kupola mengalir keluar bersama logam cair tetapi sudah dalam keadaan
terpisah.
Akhir dari waktu operasi: menjelang waktu akhir operasi, tekanan udara
turun sehingga katup udara perlu diturunkan agar volume udara tiup tetap.
8.2 Penyelesaian
1. Penyingkiran saluran turun dan penambah yang dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
Pematahan
Pemotongan dengan gas
Pemotongan dengan busur listrik
Pemotongan secara mekanik
2. Penyelesaian
Penggerindaan
Pencungkilan dengan gas