Rancangan Aktualisasi
Rancangan Aktualisasi
Disusun oleh :
Mengetahui, Menyetujui,
Coach Mentor
i
LEMBAR PENGESAHAN
Penguji,
..................................................
NIP.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhun Yang Maha Esa, karena atas
berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Rancangan
Aktualisasi Nilai Nilai Dasar ASN (BerAKHLAK) yang berjudul “Optimalisasi
Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Pentingnya ANC Terstandar Melalui Media Edukasi
Video dan Leaflet di UPTD Puskesmas Bantarujeg Kabupaten Majalengka”. Dengan
segala kerendahan hati penulis mencoba menyelesaikan Rancangan ini jauh dari
kesempurnaan, adapun kritik, saran dan koreksi penulis harapkan agar Rancangan ini
menjadi lebih berarti. Rancangan ini disusun untuk menyelesaikan tugas Pelatihan
Dasar CPNS Kabupaten Majalengka Tahun 2022.
Dalam proses penyelesaian Rancangan ini penulis tidak mungkin dapat
menyusun tanpa bantuan dari berbagai pihak, dengan sepenuh hati membantu
penulis, dengan bantuan materi maupun moril. Dengan demikian penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Karna Sobahi, M.M.Pd. Selaku Bupati Majalengka
2. Bapak Dr. Hery Antasari, S.T., M.Dev.Plg. Selaku Kepala BPSDM Jawa Barat
3. Bapak H. Maman Fathurochman, S.H., M. Si. Selaku Kepala BKPSDM
Kabupaten Majalengka
4. Bapak Drs. Dede Pandaswita, M.Si. Selaku Coach yang telah berkenan
meluangkan waktu, memberi motivasi, arahan dan bimbingan serta masukan yang
berguna bagi penulis dalam penyusunan Rancangan ini.
5. Bapak H. Casra, S.Kep.Ners selaku Kepala Puskesmas UPT Puskesmas
bantarujeg yang memberi motivasi, serta masukan yang berguna bagi penulis
6. Ibu Hj. Elis Sriyanti, S.ST Selaku Mentor di UPT Puskesmas Bantarujeg yang telah
berkenan meluangkan waktunya unruk memberikan motivasi, arahan, dan
bimbingan serta masukan yang berguna bagi penulis dalam penyusunan
Rancangan ini
7. Seluruh Panitia dari BPSDM Jawa Barat dan BKPSDM Kabupaten Majalengka yang
telah banyak memberikan bekal ilmu selama penulis mengikuti Pelatihan Dasar
iii
CPNS ini.
8. Bapak Ahsan Selaku Pendamping Kelas Angkatan XVI Kabupaten Majalengka
yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membimbing
kegiatan Latsar CPNS Tahun 2022.
9. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan banyak ilmu terkait nilai-nilai dasar
ASN yang sangat bermanfaat selama masa penyusunan Rancangan Aktualisasi ini.
10. Ibu, suami, anak dan semua keluarga tercinta yang senantiasa mencurahkan kasih
sayang dan doa, serta dukungannya baik moril maupun materil selama mengikuti
Latsar CPNS dan dalam penyusunan Rancangan ini.
11. Rekan-rekan peserta Latsar CPNS Kabupaten Majalengka Tahun 2022 yang telah
memberikan saran dan motivasi dalam penyusunan Rancangan ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan Rancangan ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna
kesempurnaan Rancangan ini.
Akhir kata semoga Rancangan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca. Amin.
Wassalamualaikum wr.wb
Majalengka, 13 Oktober 2022
Penulis
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kontrak kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai ASN diangkat oleh pejabat Pembina kepegawaian dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan negara lainnya dan digaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Sejalan dengan telah ditetapkannya Undang-
undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan
merujuk pada ketentuan Pasal 63 ayat (3) dan (4) UU ASN, CPNS wajib menjalani
masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses pelatihan terintegrasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Diperlukan sebuah
penyelenggaraan pelatihan yang inovatif dan terintegrasi, yaitu penyelenggaraan
pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan non klasikal, sehingga
memungkinkan peserta mampu menginternalisasikan, menerapkan, dan
mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi) dan
merasakan manfaatnya. Sehingga tertanam dalam dirinya karakter PNS yang
professional sesuai bidang tugas. Peraturan baru tentang ASN tertuang dalam UU
No.5 Tahun 2014 sudah secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum
disebut sebagai birokrat bukan sekedar merujuk pada jenis pekerjaan tetapi
merujuk kepada sebuah profesi pelayanan publik, maka dari itu sebagai ASN perlu
membuat rancangan aktualisasi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang dimaksud
dengan Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif di wilayah kerjanya.
Bidan merupakan salah satu unsur ASN yang sangat perlu bersikap
professional dalam menjalankan jabatannya. Bidan yang professional berarti
bidan yang bekerja sesuai dengan bidang keahliannya. Kompetensi inilah yang
kemudian berperan dalam membentuk karakter ASN yang kuat, yaitu ASN yang
berintegritas, serta mampu bersikap dan bertindak professional dalam melayani
masyarakat. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu target
pembangunan upaya menurunkan AKI (hamil, melahirkan, dan nifas) sangat
dibutuhkan pelayanan Antenatal Care (ANC) yang berkualitas sesuai standar
kebijakan pemerintah, yaitu sekurangkurangnya 4 kali selama masa kehamilan, 1
kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester
ketiga.
Pelayanan Kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab
praktik profesi Bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan
keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga
dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas.Pelayanan Kebidanan
merupakan layanan yang diberikan oleh Bidan sesuai dengan kewenangan yang
diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam
rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera.
Antenatal care (ANC) merupakan program terencana berupa observasi,
edukasi, dan penanganan medic pada ibu hamil, dengan tujuan menjaga agar ibu
sehat selama kehamilan, persalinan, dan nifas serta mengusahakan bayi yang
dilahirkan sehat, proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan,
memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, merencanakan
penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi dan menurunkan
morbilitas dan mortalitas ibu dan janin perinatal.
Dalam pelayanan antenatal tenaga kesehatan harus dapat memastikan
bahwa kehamilan berlangsung normal, mampu mendeteksi dini masalah dan
penyakit yang dialami ibu hamil dan melaksanakan rujukan dengan cepat dan
tepat sesuai dengan 2 indikasi medis, dan dengan melakukan intervensi yang
adekuat diharapkan ibu hamil siap menjalani persalinan. Setiap kehamilan dalam
perkembangannya mempunyai risiko mengalami penyulit atau komplikasi. Oleh
karena itu, pelayanan antenatal harus dilakukan secara rutin, sesuai standar dan
terpadu untuk pelayanan antenatal yang berkualitas seperti memberikan
pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi agar kehamilan berlangsung
sehat, melakukan deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi
kehamilan, menyiapkan persalinan yang bersih dan aman merencanakan
antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi
penyulit/komplikasi, melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan
tepat waktu bila diperlukan, melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami dalam
menjaga kesehatan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan apabila
terjadi penyulit/ komplikasi.
Hasil pelaporan KIA UPT Puskesmas Bantarujeg bulan Januari sampai
dengan bulan september masih ditemukannya ibu melahirkan dengan resiko
tinggi. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang
pentingnya pemeriksaan antenatal care Terstandar agar dapat mengetahui dan
mendeteksi secara dini tanda bahaya dalam kehamilan.
Maka dari itu penulis mengangkat isu “Kurangnya Pengetahuan Ibu
Hamil mengenai Pentingnya ANC Terstandar Di UPT Puskesmas
Bantarujeg” dengan judul laporan aktualisasi : Optimalisasi Pengetahuan Ibu
Hamil Mengenai Pentingnya ANC Terstandar Melalui Media Edukasi Video
dan Leaflet Di UPT Puskesmas Bantarujeg Tahun 2022.
Berdasarkan isu tersebut, penulis akan melaksanakan kegiatan aktualisasi
dengan menerapkan nilai-nilai dasar Berakhlak, mengaitkan dengan mata
pelatihan serta melaksanakan penguatan nilai-nilai organisasi sehingga ibu hamil
melakukan ANC sesuai dengan standar.
Berdasarkan observasi penulis selama bertugas, terkait dengan kondisi
yang terjadi saat ini penulis mencoba untuk membuat rancangan aktualisasi yang
berisi tentang gagasan pemecahan isu yakni “Optimalisasi Pengetahuan Ibu
Hamil Mengenai Pentingnya ANC Tersatandar Melalui Media Edukasi Video dan
Leaflet Di UPT Puskesmas Bantarujeg Tahun 2022 ”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengaktualisasikan Nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK (Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif)
serta dapat menyelesaikan permasalahan dan memberikan perubahan yang
positif dilingkungan kerja, sehingga dapat meningkatkan pelayanan publik
yang berkualitas dan bermutu dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
penulis sebagai Terampil Bidan.
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya sosialisasi kepada bidan mengenai ANC Terstandar di UPTD
Puskesmas Bantarujeg.
b. Terlaksananya pemberian Informasi dan Edukasi tentang ANC Terstandar
kepada ibu hamil yang melakukan pemeriksaan ke KIA sebanyak 20 orang ibu
hamil.
c. Tersedianya media edukasi berupa leaflet tentang ANC Terstandar.
d. Tersedianya media edukasi berupa Video tentang ANC Terstandar.
e. Terlaksananya kegiatan kelas ibu hamil yang dihadiri oleh 10 orang ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Bantarujeg.
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Penulis dapat memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN
dalam melaksanakan tugas dan fungsi ASN di tempat kerja.
2. Bagi Organisasi
a. Terciptanya lingkungan kerja yang sehat dan aman dalam mewujudkan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta mendeteksi dini resiko
tinggi pada ibu hamil
b. Sebagai bahan masukan bagi puskesmas untuk lebih meningkatkan mutu
pelayanan yang diberikan sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan
yaitu terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu.
3. Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya ibu hamil tentang
pentingnya ANC Terstandar pada ibu hamil.
A. Profil Instansi
1. Gambaran Umum UPT Puskesmas Bantarujeg Kabupaten Majalengka
2. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah
untuk dipahami. Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas
adalah sesuatu yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara
mencapainya. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan
responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep
tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas
adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang
memberikan amanat.
Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik
kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada public (Matsiliza
dan Zonke, 2017). Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah yang
dipercayakan kepadanya. Amanah seorang ASN menurut SE Meneteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun
2021 adalah menjamin terwujudnya perilakuyang sesuai dengan Core Values
ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,
cermat, disiplin dan berintegritas tinggi;
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
c. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas
tinggi.
3. Kompeten
Kompetensi menurut Kamus Kompetensi Loma (1998) dan standar
kompetensidari International Labor Organization (ILO), memiliki tiga aspek
21
4
4. Harmonis
Harmonis dapat diartikan saling peduli dan menghargai perbedaan. Ditandai
dengan sikap perilaku sebagai berikut:
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
b. Suka menolong orang lain
c. Membangun Lingkungan kerja yang kondusif
5. Loyal
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari Bahasa Prancis yaitu
“Loial”
yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu
kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari
kesadaran sendiri pada masa lalu. Dalam Kamus Oxford Dictionary kata Loyal
didefinisikan sebagai “giving or showing firm and constant support or allegiance to
a person or institution (tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan
kepatuhan yang teguhdan konstan kepada seseorang atau institusi)”.
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN
yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah.
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara.
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk
bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman
yang timbul. Dengan demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri
sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai
dengan keadaan (keinginan diri). Sejatinya tanpa beradaptasi akan menyebabkan
makhluk hidup tidak dapat mempertahankan diri dan musnah pada akhirnya oleh
21
6
7. Kolaboratif
Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh CPNS. Sekat-
sekat birokrasi yang mengkungkung birokrasi pemerintah saat ini dapat
dihilangkan. Calon ASN muda diharapkan nantinya menjadi agen perubahan
yang dapat mewujudkan harapan tersebut. Pendekatan WoG yang telah berhasil
diterapkan di beberapa negara lainnya diharapkan dapat juga terwujud di
Indonesia. Semua ASN Kementerian/Lembaga /Pemerintah Daerah kemudian
akan bekerja dengan satu tujuan yaitu kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh Custumato (2021) menunjukkan bahwa faktor
yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah
adalah kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi
manajemen dan formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif
antara entitas publik. Dalam pelaksanaannya kolaboratif dapat dilandasi dengan
perilaku sebagai berikut:
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
c. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama
25
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Isu
1. Isu ke 1 : Kurangnya pengetahuan ibu post partum tentang pemeriksaan rutin
pada ibu nifas
a. Kondisi Isu Saat ini
Masa nifas adalah masa pemulihan paska persalinan hingga seluruh
organ reproduksi wanita pulih kembali sebelum kehamilan berikutnya. Masa
nifas ini berlangsung sekitar 6-8 minggu paska persalinan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan saat masa nifas antara lain, suhu, pengeluaran lochea, payudara,
traktur urinarius, dan sistem kardiovaskuler. Selain dari segi klinik ibu, kondisi
kejiwaan ibu paska persalinan juga harus selalu dipantau dan diberi dukungan.
Tak jarang kondisi kejiwaan ini disepelekan dan menjadi salah satu faktor
menurunnya kondisi ibu paska persalinan yang berujung pada kematian. Untuk
pemeriksaan kesehatan ibu semasa nifas terbagi menjadi beberapa tahapan.
Pertama, pada 6 jam - 3 hari sesudah melahirkan. Kedua, pada hari ke 4
sampai 28 hari sesudah melahirkan. Dan ketiga, pada hari ke 29 - 42 hari
sesudah melahirkan. Pemeriksaan yang dilakukan dimulai dari wawancara
kondisi ibu nifas secara umum, mengukur tekanan darah, suhu tubuh,
pernapasan, dan nadi, memeriksa lokhia dan perdarahan, kondisi jalan lahir
dan tanda infeksi, payudara, kontraksi rahim, memberikan Vitamin A,
konseling, pelayanan kontrasepsi dan pemberian nasihat. Namun pada kondisi
saat ini ibu nifas seringkali tidak melakukan pemeeriksaan nifas secara rutn
sesuai dengan waktu yang sudah di anjurkan. seringkali melakukan
pemeriksaan hanya untuk berKB atau 40 ari pasca melahirkan.
b. Dampak Jika Isu tidak terselesaikan
Jika isu tersebut tidak terselesaikan maka akan tidak akan terdeteksi nya
secara dini tanda bahaya ibu nifas.
c. Dukungan Teoritik
Dalam kaitannya dengan prinsip ASN, Bidan sebagai pelayan publik tentunya
harus memberikan edukasi kepada ibu post partum serta berusaha memberikan
pelayanan yang terbaik, salah satunya dengan menyiapkan media penyuluhan yang
menarik dan kreatif. Sehingga ibu memahami pentingnya pemeriksaan rutin masa nifas.
Dalam kaitannya dengan SMART ASN, bidan harus mempunyai nilai adaptif yaitu terus
berinovasi dan mengembangkan kreativitas dalam membuat media edukasi, seorang
26
bidan juga harus mempunyai nilai kolaboratif yaitu bekerjasama dengan lintas sektor
untuk menggerakan ibu nifas melakukan pemeriksaan sesuai standar.
Berdasarkan identifikasi isu yang telah dipaparkan, perlu dilakukan proses analisis
isu untuk menentukan isu mana yang merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi
oleh penulis. Proses tersebut menggunakan Analisis USG.
Analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth) adalah analisis yang
digunakanuntuk memprioritaskan isu yang akan ditindak lanjuti. Penilaian yang
digunakan untuk menentukan prioritas yaitu menggunakan skala likert (rentang skor 1-
5). Adapun indikator analisis USG yaitu:
a. Urgency (urgensi), yaitu seberapa mendesak isu tersebut dibahas dikaitkan
dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yangmenyebabkan isu.
b. Seriousness (keseriusan), yaitu seberapa serius isu tersebutperlu dibahas
dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah
yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang ditimbulkan masalah- masalah lain
kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan (bisa mengakibatkan masalah lain).
c. Growth (berkembangnya masalah), yaitu seberapa kemungkinanisu tersebut
menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin
memburuk jika dibiarkan.
K6
Setelah sebuah isu ditetapkan sebagai isu terpilih dalam rancangan aktualisasi, maka
perlu ditelusuri faktor-faktor penyebab terjadinya isu. Kurangnya pengetahuan ibu hamil
tentang pentingnya ANC Terstandar, kurangnya sosialisasi dari petugas puskesmas
kepada ibu hamil, dan kurangnya evaluasi dari petugas puskesmas mengenai
pentingnya ANC Terstandar, Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang ANC
terstandar menjadi persoalan ibu tidak melakukan pemeriksaan kehamilan secara
terstandar.
11
9
Dalam menganalisis masalah, penulis menggunakan metode Fish Bone, seperti tampak pada gambar di bawah ini :
D. Gambar 3.1 Analisis menggunakan Fish Bone Diagram
Sarana Orang
Lingkkungan Metode
12
9
Kurangnya melibatkan
dukungan suami pasangan maupun
dan keluarga pendamping ibu
untuk melakukan hamil dalam
pemeriksaan kegiatan kelas ibu
kehamilan ke hamil
fasilitas
kesehatan
Sarana : Membuat dan
Kurangnya menyebarluaskan
media edukasi media video dan
mengenai ANC leaflet mengenai
Terstandar ANC Terstandar
F. Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu
Gagasan Kreatif Sebagai Pemecahan Isu Dari hasil analisis penetapan
isu dengan metode USG, maka isu terpilih adalah “kurangnya pengetahuan
ibu hamil tentang pentingnya ANC terstandar di wilayah kerja Puskesmas
Bantarujeg”. Oleh karena itu muncul gagasan kreatif yaitu :
1. Melakukan sosialisasi kepada bidan tentang ANC Terstandar
2. Memberikan informasi dan edukasi tentang ANC Terstandar
3. Membuat media edukasi video dan leaflet
4. Melakukan kelas ibu hamil yang dihadiri oleh ibu hamil dan pendamping
Dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan ibu hamil dapat
melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar yaitu kunjungan
minimal 6x dan mendapatkan pemeriksaan 10 T.
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Keterikatan Subtansi Kontribusi Terhadap Institusi Penguatan Nilai
Mata /Tujuan Organisasi Organisasi
/ Hasil Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan 1.1.Membuat janji Disepakatiny 1. Berorientasi Kegiatan yang akan Dengan kegiatan ini
persiapan dengan mentor a waktu dan pelayanan dilaksanakan sejalan dengan Visi dapat memperkuat nilai
pelaksanaan untuk konsultasi tempat Menggunakan Puskesmas Bantarujeg “Menjadi nilai UPT PKM
aktualisasi konsultasi Bahasa yang sopan Puskesmas Yang Efektif Dan Bantarujeg yaitu
dan santun Responsif Majalengka Responsip: Siap bekerja
Menuju
baik Pelayanan.
b. Meningkatkan Kualitas
Upaya Pembangunan
1.3 Melakukan Mendapatka 1. Kolaboratif Kesehatan Dan Lintas Sektor
diskusi kepada n saran dan Membangum kerja Di Wilayah Kerja UPTD
mentor dan arahan dari sama dengan mentor Puskesmas Bantarujeg.
coach tentang mentor serta dan coach melalui
rancangan coach diskusi bersama
aktualisasi 2. Loyal
Bersikap responstif
terhadap masukan
mentor dan coach
3. Akuntabel
Dalam penyampaian
rancangan aktualisasi
sangat jelas dan
transparan
35
1.4. Meminta Adanya 1. Akuntabel Kegiatan yang akan Dengan kegiatan ini
persetujuan lembar Mealkukan tugas dilaksanakan sejalan dapat memperkuat nilai
tentang rencana persetujuan sesuai satasan dengan Visi Puskesmas nilai UPT PKM
aktualisasi selama tidak Bantarujeg “Menjadi Bantarujeg yaitu
kepada mentor bertentangan dengan Puskesmas Yang Efektif Responsip: Siap bekerja
dan coach aturan Dan Responsif Menuju dalam rangka menangani
UPTD Puskesmas
Bantarujeg.
c. Mendorong
Kemandirian Hidup
Sehat Sehingga
Masyarakat
Memiliki
Kesadaran,
Kemauan dan
Kemampuan
Melalui
Pengembangan
Potensi
Bersumber
Masyarakat.
d. Meningkatkan
Sinergitas Upaya
Pembangunan
Kesehatan Dan
Lintas Sektor Di
Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas
Bantarujeg.
Prediksi Analisis Dampak : Apabila tidak dilakukan perizinan dan konsultasi sesuai dengan nilai berakhlak maka proses aktualisasi tidak
akan berjalan dengan baik tanpa adanya persetujuan dari kepala puskesmas serta arahan dari coach.
37
2. Membuat media 2.1. Menyiapkan Terkumpulny 1. Akuntabel Kegiatan yang akan Dengan kegiatan ini
untuk edukasi materi untuk a materi dari menyiapkan bahan dilaksanakan sejalan dapat memperkuat nilai
dengan video membuat video berbagai materi dengan penuh dengan Visi Puskesmas nilai UPT PKM
dan leaflet edukasi tentang sumber tanggung jawab Bantarujeg “Menjadi Bantarujeg yaitu
ANC Terstandar 2. Kompeten Puskesmas Yang Efektif Responsip: Siap bekerja
Terus mencari Dan Responsif Menuju dalam rangka menangani
2.3. Kordinasi dan Terlaksanan 1. Kolaboratif Kegiatan yang akan Dengan kegiatan ini dapat
meminta saran ya Membangun dilaksanakan sejalan dengan memperkuat nilai nilai UPT
kepada petugas koordinasi kerjasama dengan Visi Puskesmas Bantarujeg PKM Bantarujeg yaitu
Promosi dan di Promkes “Menjadi Puskesmas Yang Responsip: Siap bekerja
Kesehatan berikannya 2. Harmonis Efektif Dan Responsif Menuju dalam rangka menangani dan
4. Melakukan 4.1 Berkonsultasi Persetujuan 4. Harmonis Kegiatan yang akan Dengan kegiatan ini dapat
edukasi ibu dengan mentor, dari Kepala Menjalankan dilaksanakan sejalan dengan memperkuat nilai nilai UPT
hamil tentang untuk Puskesmas hubungan yang Visi Puskesmas Bantarujeg PKM Bantarujeg yaitu
ANC menyampaikan tentang harmonis dengan “Menjadi Puskesmas Yang Responsip: Siap bekerja
Terstandar usulan kegiatan usulan komuniasi yang baik Efektif Dan Responsif Menuju dalam rangka menangani dan
Di UPT dan waktu kegiatan 5. Berorientasi Majalengka Raharja Tahun
meminimalisir masalah
Puskesmas kegiatan dan waktu pelayanan 2023” sejalan dengan
kesehatan di wilayah kerja UPT
Bantarujeg kegiatan Bersikap ramah pada pencapaian misi yaitu: PKM Bantarujeg
saat mentoring a. Membangun Tata Kelola
Analisis dampak kegiatan : Apabila kegiatan ini tidak terlaksana dengan baik maka dampak yang akan ditimbulkan adalah edukasi
tentang pentingnya ANC Terstandar tidak tersampaikan dengan baik
5 Melakukan 5.1 Menyiapkan Tersedianya 1. Berorientasi Kegiatan yang akan Dengan kegiatan ini
monitoring bahan kuisoner Pelayanan dilaksanakan sejalan dapat memperkuat nilai
kepada ibu hamil pembuatan Memenuhi kebutuhan dengan Visi Puskesmas nilai UPT PKM
yang sudah
kuisioner ibu hamil dalam Bantarujeg “Menjadi Bantarujeg yaitu
diberikan
memberikan edukasi Puskesmas Yang Efektif Responsip: Siap
edukasi tentang
2. Akuntabel Dan Responsif Menuju bekerja dalam rangka
ANC Terstandar
Melakukan tugas Majalengka Raharja
menangani dan
dengan lembar
dengan jujur, Tahun 2023” sejalan
ceklis atau meminimalisir masalah
bertanggung jawab, dengan pencapaian
kuisioner kesehatan di wilayah
cermat dan disiplin misi yaitu:
kerja UPT PKM
3. Kompeten e. Membangun Tata
Bantarujeg
Membantu orang lain Kelola Puskesmas
6. Melakukan 6.1. Melakukan Laporan 1. Kompeten Kegiatan yang akan Dengan kegiatan ini dapat
pencatatan penyususnan hasil Menyusun laporan dilaksanakan sejalan memperkuat nilai nilai UPT
hasil kegiatan laporan kegiatan aktualisasi dengan sebaik dengan Visi Puskesmas PKM Bantarujeg yaitu
aktualisasi aktualisasi mungkin Bantarujeg “Menjadi Responsip: Siap bekerja
2. Akuntabel Puskesmas Yang Efektif dalam rangka menangani
Mengelola dan Dan Responsif Menuju dan meminimalisir
menyusun laporan Majalengka Raharja
masalah kesehatan di
dengan benar Tahun 2023” sejalan
wilayah kerja UPT PKM
dengan pencapaian
Bantarujeg
6.2. Mengelola data Data 1. Kompeten misi yaitu:
Analisis dampak kegiatan : Apabila laporan kegiatan tidak tersusun dengan baik maka data berantakan dan tidak tersampaikan
hasilnya
I. Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Melakukan persiapan pelaksanaan aktualisasi
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
1
2
3
4
5
6
7
8
9
4 Melakukan edukasi kepada ibu hamil tentang ANC
Terstandar
4.1 Berkonsultasi dengan mentor, untuk
menyampaikan usulan dan waktu kegiatan
4.2 Melakukan edukasi kepada ibu hamil tentang
ANC Terstandar dengan memutar video di TV
Puskesmas dan memberikan edukasi di ruang
KIA serta di kelas ibu hamil (didesa)
4.3 Memastikan ibu hamil mendapatkan edukasi