Anda di halaman 1dari 1

Intervensi

Intervensi adalah ikut sertanya pihak ketiga(intervenent) atas inisiatif sendiri, maupun
karena ditarik masuk oleh salah satu pihak untuk ikut menanggung dalam pemeriksaan
sengketa perkara perdata. Hal ini ditekankan dalam Pasal 279 Rv, “ Barangsiapa mempunyai
kepentingan dalam suatu perkara perdata yang sedang berjalan antara pihak-pihak lain, dapat
menuntut untuk menggabungkan diri atau campur tangan. Intervensi merupakan salah satu
perwujudan asas peradilan sederhana, cepat, dan biaya ringan serta menghindari munculnya
putusan-putusan yang saling bertentangan.

Seorang pihak ketiga tidak dapat dan tidak dibenarkan ikut campur menggabungkan
diri atas perkara perdata yang sedang berjalan pada tingkat banding dan kasasi.

Ada tiga jenis intervensi:

a. Voeging: ikut sertanya pihak ketiga atas inisiatif sendiri dalam pemeriksaan sengketa
perdata untuk membela salah satu pihak penggugat atau tergugat
b. Tussenkomst, ikut sertanya pihak ketiga atas inisiatif sendiri dalam pemeriksaan
sengketa perdata, akan tetapi tidak memihak salah satu pihak, baik tergugat maupun
penggugat, tetapi demi membela kepentingannya sendiri.
c. Vrijwaring atau penjaminan, ikut sertanya pihak ketiga dalam pemeriksaan sengketa
perdata karena ditarik oleh salah satu pihak untuk menanggungnya.

Permohonan intervensi dikabulkan atau ditolak dengan putusan sela, dalam hal ini
putusan insidentil. Berdasarkan ketentuan Pasal 280 Rv, pengajuan Permohonan Intervensi
dapat diajukan pada hari sidang yang telah ditentukan sebelum atau pada waktu kesimpulan
terakhir diambil dalam perkara yang sedang berjalan.

Anda mungkin juga menyukai