0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut menjelaskan definisi saksi menurut KBBI dan KUHAP serta jenis-jenis saksi yang dapat hadir dalam proses peradilan pidana, seperti saksi ahli, saksi korban, saksi pelaku, saksi pelapor, dan saksi verbalisan.
Dokumen tersebut menjelaskan definisi saksi menurut KBBI dan KUHAP serta jenis-jenis saksi yang dapat hadir dalam proses peradilan pidana, seperti saksi ahli, saksi korban, saksi pelaku, saksi pelapor, dan saksi verbalisan.
Dokumen tersebut menjelaskan definisi saksi menurut KBBI dan KUHAP serta jenis-jenis saksi yang dapat hadir dalam proses peradilan pidana, seperti saksi ahli, saksi korban, saksi pelaku, saksi pelapor, dan saksi verbalisan.
a. orang yang melihat atau mengetahui sendiri suatu peristiwa, b. orang yang dimintai hadir pada suatu peristiwa yang dianggap mengetahui kejadian tersebut agar pada suatu ketika, apabila diperlukan, dapat memberikan keterangan yang membenarkan bahwa peristiwa itu sungguh- sungguh terjadi, c. orang memberikan keterangan di muka hakim untuk kepentingan pendakwa atau terdakwa, d. keterangan (bukti pernyataan) yang diberikan oleh orang yang melihat atau mengetahui, e. bukti kebenaran, f. orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang didengarnya, dilihatnya, atau dialaminya sendiri. 2. Pengertian saksi dalam Pasal 1 angka 26 kuhap, sama dengan pengertian saksi di dalam KBBI, Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri. 3. Jenis-jenis saksi antara lain: a. Saksi a charge atau saksi yang memberatkan terdakwa adalah saksi yang dipilih dan diajukan oleh penuntut umum dengan keterangan atau kesaksian yang diberikan akan memberatkan terdakwa. Pasal 160 ayat (1) kuhap. b. Saksi a de charge atau saksi alibi atau saksi yang meringankan terdakwa adalah saksi yang dipilih atau diajukan oleh terdakwa atau penasihat hukum yang mana keterangan atau kesaksian yang diberikan akan meringankan terdakwa. Pasal 65 kuhap, “Tersangka atau terdakwa berhak untuk mengusahakan dan mengajukan saksi atau seseorang yang memiliki keahlian khusus guna memberikan keterangan yang menguntungkan bagi dirinya”. Selain itu, dasar hukum saksi a de charge juga diatur dalam Pasal 116 ayat (3) kuhap yang berbunyi: “Dalam pemeriksaan tersangka ditanya apakah ia menghendaki saksi yang dapat menguntungkan baginya dan bilamana ada maka hal itu dicatat dalam berita acara.” c. Saksi ahli adalah saksi yang memiliki pengetahuan dan keahlian khusus mengenai sesuatu yang menjadi sengketa dan memberikan penjelasan dan bahan baru bagi hakim dalam memutuskan perkara. d. Saksi korban adalah korban yang disebut sebagai saksi karena status korban di pengadilan sebagai (saksi) yang kebetulan mendengar, melihat, dan mengalami sendiri peristiwa tersebut. Saksi korban juga merupakan saksi a charge. Di dalam Pasal 160 ayat (1) point b kuhap, Yang pertama-tama didengar keterangannya adalah korban yang menjadi saksi. e. Saksi de auditu atau saksi hearsa adalah keterangan seorang saksi yang hanya mendengar dari orang lain. Saksi jenis ini bukanlah alat bukti yang sah, namun keterangannya perlu didengar hakim untuk memperkuat keyakinan. f. Saksi mahkota atau crown witness atau kroongetuide, adalah saksi yang berasal dari salah seorang tersangka atau terdakwa lain yang bersama melakukan perbuatan pidana. Saksi jenis ini umumnya ditarik sebagai saksi kunci untuk mengungkap pelaku-pelaku lain dengan iming-iming pengurangan ancaman hukuman. g. Saksi pelapor atau whistleblower adalah orang yang melihat, mendengar, mengalami, atau terkait dengan tindak pidana kemudian melaporkan dugaan tindak pidana tersebut kepada penyidik atau penyelidik. h. Saksi pelaku yang bekerja sama atau justice collaborator adalah saksi yang merupakan pelaku suatu tindak pidana yang bersedia membantu aparat penegak hukum untuk mengungkap suatu tindak pidana dengan memberikan informasi kepada aparat penegak hukum dan memberikan kesaksian dalam proses peradilan. i. Saksi Verbalisan yaitu saksi dari pihak Penyidik Kepolisian yang dihadirkan oleh JPU atau Hakim, yang mana saksi tersebut bersangkutan dengan suatu perkara. Saksi Verbalisan dihadirkan karena adanya pernyataan Terdakwa untuk mencabut keterangannya atau Berita Acara Pemeriksaan (BAP), karena Terdakwa ketika diperiksa pada tingkat penyidikan mengaku ditekan, dipaksa, atau diancam