tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami
sendiri. Pasal 1 ayat (1) UU No. 13 Tahun 2006, saksi mengandung arti sebagai
Hal ini diatur dalam Pasal 160 Ayat (3) KUHAP “Sebelum
bukti. Keterangan saksi yang mempunyai nilai sebagai alat bukti ialah
keterangan yang sesuai dengan apa yang dijelaskan pada Pasal 1 Angka 27
KUHAP, yaitu yang saksi lihat sendiri, yang saksi dengar sendiri, yang saksi
alami sendiri, serta menyebut alasan dari pengetahuannya itu. Dari penegasan
185 Ayat (1) KUHAP yang isinya bahwa keterangan saksi tidak termasuk
ditinjau dari segi ini, keterangan saksi yang diberikan di muka sidang
keselamatannya.
Kesediaan saksi untuk tidak berhubungan dengan cara apapun dengan orang
pidana sebagai salah satu alat bukti yang sah, merupakan alat bantu untuk
menemukan kebenaran materiil. Oleh karena itu keterangan saksi dan keterangan ahli
pidana.