Anda di halaman 1dari 9

NAMA : DINDA PUTRI AYUNINGTYAS

KELAS : XI MIPA 4

MAPEL : B.INDO

1. Tentukan unsur intrinsik secara mendetail dengan disertai kutipan pendukung pada cerita berikut
ini yang meliputi:

a. Tema/masalah yang diangkat

- Kisah cinta Monang dan Manen yang tidak dapat direstui karena perbedaan adat dan budaya

b. Struktur alurnya :

(1) Apa konfliknya?

- Kemesraan Raumenen dan Monang yang telah melewati batas dan ketentuan agama dan keluarga
Monang yang tidak memberi restu hubungan mereka karena adat dan budaya keluarga Monang

(2) Apa penyebab konflik ?

-Penyebab konflik dicerita ini yaitu disaat mereka berdua menginap di bungalow karena mobil
monang mogok sehingga terjadilah hal hal yang melewati batasan.

(3) Apa akibat dari konflik tersebut?

-Akibatnya Raumenen mengandung, monang bersedia akan bertanggung jawab tetapi keluarga
monang yang tidak dapat memberi restu kepada mereka , monang akan dijodohkan kepada
sepupunya.

c. Penokohan meliputi :

(1) Bagaimana karakter tokohnya.

Karakter tokoh :

- Raumenen : Perempuan Manado yang berhati tegar,cantik,dan penyabar,ceria

-Monang : Laki-laki Batak yang cerdas otak, pandai merayu perempuan, playboy

(2) Dengan cara apa pengarang menggambarkan penokohannya.Berikan kutipannya.

-Monang

Mereka tak pantas berkata seperti itu tentang Monang!” Ujar Raumanen padaku di suatu siang saat
mendengar nasehat beberapa teman yang memperingatkannya agar ia hati2 terhadap Monang yang
selama ini terkenal sebagai petualang cinta di kampus kami (mencerminkan bahwa monang
merupakan laki laki playboy)

-Raumanen

Sikapnya yang dulu ceria dan selalu berceloteh panjang setiap kami bertemu (mencerminkan
Raumanen merupakan perempuan ceria)
d. Latar tempat, latar waktu, dan latar suasana

Latar tempat pada kutipan novel raumanen yaitu:

-Di kedai kopi dengan kutipan (hingga aku terlambat menemui Raumanen di kedai kopi tempat biasa
kami menikmati secangkir kopi.)

-Di daerah cibogo dengan kutipan (tiba2 saja mobil yang dikendarai Monang mogok di daerah
Cibogo.)

-Di Bungalow dengan kutipan (maka mereka memutuskan bermalam di sebuah bungalow)

Latar waktu pada kutipan novel raumanen :

-Sore hari dengan kutipan (Sore selepas hujan, aku bergegas menyusuri jalan sepanjang pertokoan)

Latar suasana pada kutipan novel Raumanen yaitu :

-Bingung dengan kutipan (sikap Raumanen kali ini sungguh buat aku bingung.)

-Kesal dengan kutipan (betapa Raumanen kesal ketika beberapa teman mengomentari kedekatan
dirinya dengan Monang)

-Khawatir dengan kutipan ( Sebenarnya waktu itu aku ingin menyatakan kekhawatiranku juga,
namun aku tak sanggup)

- Takut dengan kutipan (Lagi pula aku takut)

e. Sudut pandang

- sudut pandang orang pertama aku (Raumanen)

Mereka tau apa tentang aku dan Monang?” lanjutnya lagi “Selama ini mereka selalu menilai tentang
keburukan2 Monang. Bahkan sekarang, mereka menilai bahwa aku tak pantas bersanding dengan
Monang hanya karena Monang bersuku Batak dan aku Menado”.

-sudut pandang orang pertama aku

Padahal masih jelas dalam ingatanku saat Raumenen bercerita dengan riang tentang perkenalannya
dengan seorang pria yang pada akhirnya membuat dirinya terpesona.

2. Judul Kegiatan: Pembagian 1000 Masker kepada Pengguna Jalan di Jalan Diponegoro.

Dari kegiatan di atas buatlah: Latar belakang, tujuan dan manfaatnya.

Pembagian 1000 Masker kepada Pengguna Jalan di Jalan Diponegoro

Belakangan ini dunia digemparkan oleh suatu penyakit yang membahayakan yang berasal dari
Negara Cina ,penyakit ini disebabkan oleh suatu virus yang dinamakan covid-19 atau biasa dikenal
dengan sebutan corona. Jika seseorang telah terpapar virus tersebut maka virus akan menyerang
paru paru sehingga orang tersebut akan merasakan sesak nafas. Selain sesak nafas penyakit ini
memiliki gejala seperti FLU. Virus ini telah masuk ke Indonesia berawal dari Jakarta. Selain itu,
Singkawang merupakan kota yang memiliki 1 pasien positive corona yang diisolasi di rumah sakit
Abdul Aziz.

Agar warga singkawang dapat mencegah terkena virus ini maka warga Singkawang dilarang
berkegiatan yang dapat menyebabkan berkumpulnya orang orang dan juga disarankan memakai
masker jika ingin berpergian agar virus yang ada di udara dapat tersaring oleh masker tersebut dan
juga rajin cuci tangan agar tidak ada virus yang menempel. Namun masih banyak orang yang
melalaikan cara pencegahan virus ini, seperti selalu memakai masker.

Di Jl. Diponegoro diadakan pembagian 1000 masker gratis untuk warga singkawang agar warga
singkawang tidak mudah terpapar oleh virus ini.Dan juga pemerintahan singkawang berharap warga
singkawang tidak ada lagi yang positive corona .

3. Judul penelitian : Faktor Penyebab Rendahnya Kesadaran Remaja Kota Singkawang akan
Bahayanya COVID 19. Dari judul di atas, buat Latar belakang dan rumusan masalahnya.

Faktor Penyebab Rendahnya Kesadaran Remaja Kota Singkawang akan Bahayanya COVID 19

Latar Belakang :

Indonesia merupakan Negara yang telah terpapar oleh virus corona dan virus ini telah
merenggut lebih dari 100 nyawa .Virus ini sangat mudah sekali merambat dari satu orang positive
corona ke orang lain yang negatif menjadi positive ,disebabkan banyak faktor contonya melakukan
kegiatan berkumpul di warung kopi ataupun ditempat lain .Kesadaran akan virus ini sangat sangat
rendah dikalangan remaja karena kurangnya pengetahuan dan rasa takut tentang virus ini , sehingga
masih banyak anak remaja yang menganggap sepele tentang virus ini padahal yang telah kita
ketahui, banyak sekali korban korban dari virus ini. Ada beberapa cara agar anak remaja dapat peduli
dengan virus ini yaitu dengan mengajarkan anak remaja hidup bersih dan sehat seperti setelah pergi
dari luar rumah harus cuci tangan dan mengajarkan jika akan membeli makanan dari luar lebih baik
beli makanan tanpa makan di rumah makan tersebut begitu juga dengan minuman. Dan juga kita
dapat membuat artikel ataupun poster online tentang virus corona dan cara pencegahannya
semenarik mungkin agar menarik perhatian anak remaja untuk membacanya sehingga dapat
menambah wawasan atau pengetahuan tentang virus ini.

Rumusan masalah :

a. Bagaimana cara agar menumbuhkan sikap kepedulian terhadap anak remaja tentang virus
corona?

b. Bagaimana cara menambah pengetahuan anak remaja tentang virus corona ini ?

4. Ceritakan kembali isi drama Ayahku Pulang karya Usmar Ismail. Analisis masing-masing karakter

tokohnya dengan didukung argumentasi yang meyakinkan.

- Tentang seseorang ayah yang meninggalkan keluarganya demi harta ,namun ketika ia jatuh
miskin karena usahanya bangkrut ayah tersebut ingin pulang kerumahnya namun ia tidak
diterima oleh anaknya pertamanya lalu ia memilih untuk meninggalkan rumahnya namun
meninggalkan rumah dan keluarganya untuk selamanya
- Gunarto : Pendendam ,emosian
(Lain halnya dengan Gunarto yang masih memiliki rasa dendam yang mendalam pada
ayahnya, ia tidak sudi menerimanya kembali di rumah mereka)
Mintarsih : Tulus,pemaaf
(Maimun dan Mintarsih menyesalkan perilaku Gunarto yang tidak mau menerima kembali
ayah mereka, karena bagaimanapun juga mereka tetap darah dagingnya)
Maimun : Baik,pemaaf
(Maimun akhirnya bertekad untuk menentang kakaknya dan pergi untuk memanggil
ayahnya kembali pulang)
Ibu : Tulus,penyabar
(ibu masih mau menerima dan menyambut raden saleh datang)
Raden saleh : Tidak bisa menerima keadaan,tidak bersyukur (raden saleh malah
meninggalkan keluarganya demi harta)

5. (Resensi Puisi) Kumpulan Puisi “Pintu Terbuka” dalam Memaknai Kehidupan

Identitas buku
Judul : Pintu Terbuka
Penyusun : Kelas K Angkatan 2013 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Penerbit : Universitas Negeri Yogyakarta
Cetakan : I, 2017
Tebal buku : 171 halaman
ISBN : 6026250-35-3
Resensi : Elly Nurmayanti

Umumnya, pintu adalah sebuah tempat untuk masuk dan keluar. Pada buku ini digambarkan
bahwa pintu-pintu digunakan sebagai jalan menuju dunia luar atau mengunci diri dari lika-
liku kehidupan. Orang yang ingin mengenal lebih dalam tentang bersusah payah di dunia,
akan melewati pintu demi pintu kehidupan pada setiap fasenya. Begitupun orang yang
memilih berdiam diri dibalik pintunya yang tertutup, tidak akan pernah mengetahui goresan
asam manis kehidupan. Semuanya adalah pilihan setiap individu untuk membuka pintunya,
atau menutup pintunya rapat-rapat. Namun, saat seseorang memilih membukanya, sesuatu
akan masuk ke dalam pintu yang terbuka itu. Seperti halnya puisi yang berjudul “Kuingin
Pintu-Mu” karya Nurullita Fitri Chandrawati sebagai berikut :
Malu aku dihadapan-Mu
Ingin kuucap taubat dalam sujudku
Hanya ingin kembali pada-Mu
Ke jalan-Mu
Garis hitam perjalanan hidupku
Tanda akan kuasa-Mu
Sungguh ujian-Mu amat menamparku
Raihlah tanganku
Tuntun ke pintu maaf-Mu
Aku ingin membuka lembaran baru
Agar hatiku, hariku, hidupku cerah karena-Mu
Senyum adalah ibadah kata-Mu
Sungguh Kau telah mempersulit laku
Indahnya melangkah dengan segala perintah-Mu
Tasbih tak henti kuucapkan
Hingga aku masih tertunduk malu
Oh… Sang Pemilik Semesta Alam
Pantaskah aku mendamba surga-Mu ?

Puisi tersebut mengisahkan penulis yang telah membuka pintunya dan menerjang
kehidupan luar hingga akhirnya ingin kembali ke pintu maaf-Nya karena membuat catatan
hitam yang kelam. Hingga Tuhan menegurnya melalui tamparan keras atas perbuatan yang
ia lakukan.
Berbeda dengan puisi yang berjudul “Lain Sisi” Karya Yohanes Wahyu Eddie Dharma sebagai
berikut :
Senja menemani
abadi layaknya awal dan akhir
cahaya sendu yang perlahan memudar
dengan secangkir kopi tanpa gula, teman dan alas
Sunyi mengakrab
yang tak terlambat datang
menyapa
mengencan paksa
barang sekejap
Kini kutahu, sepi yang menyimpan
kehidupan tenang dan damai didalamnya
dalam gelap masih ada dunia
sama dengan sisi yang lain

Puisi karya Yohannes ini mengisahkan sisi lain dari balik pintu kehidupan yang teramat
nyaman untuk ditinggalkan hingga menemukan dunianya sendiri meski dalam kegelapan.
Sehingga tidak ingin untuk beranjak dan sekadar mengintip dunia luar yang penuh dengan
teka-teki kehidupan.
Penulis ingin mengungkapkan bahwa setiap individu memiliki paradigma yang berbeda
dalam mencari kenyamanan dan menempatkan diri dalam kehidupan. Semua pilihan
memiliki konsekuensi tersendiri. Hanya beberapa orang yang mempercayai bahwa
kehidupan diluar sangat indah dan sayang untuk dilewati begitu saja, sedangkan orang yang
takut dunia luar memilih mengurung diri dalam keramaian. Selain kedua perbedaan itu,
beberapa puisi juga menggambarkan penulis yang merasa dirugikan oleh sang penguasa
seperti pada puisi “Mati Petani” karya Umar Fajar Utami dan “Hancurku, Tak Kau Tahu”
karya Finta Nuarita. Kedua puisi tersebut merupakan gambaran dari garis keras kehidupan
rakyat kecil yang tertindas yang hanya memikirkan esok hari makan apa, sedangkan sang
penguasa memiliki moto esok hari makan siapa.
Puisi dalam buku “Pintu Terbuka” lebih menitikberatkan pada permasalahan dunia luar yang
keras, tidak terduga, dan lebih memilih dibalik pintu mematung meski sesekali merasa
kesepian. Jika dibaca secara keseluruhan, puisi ini sangat menarik dan memiliki berbagai
makna kehidupan serta dikemas dalam berbagai versi atau pandangan setiap penulis.
Keterangan :
Biru dongker : Judul resensi
Merah : identitas buku
Hitam : penggalan isi buku
Hijau : telaah isi buku
Ungu : penyampaian penulis
Biru : penitikberatan masalah dalam buku atau inti isi buku
Coklat :kelebihan buku
Resensi Buku “Aku Ini Binatang Jalang”

Judul Buku : Aku Ini Binatang Jalang


Penulis : Chairil Anwar
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2016
Cetakan : Kedua puluh lima, Juni 2016
Tebal Buku : 131 Halaman
ISBN : 978-602-03-3244-4

Kalau sampai waktuku


‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
(Maret 1943, Puisi ‘Aku’ oleh Chairil Anwar)
Aku Ini Binatang Jalang merupakan buku yang berisi kumpulan puisi yang dibuat oleh
penyair besar Indonesia yaitu Chairil Anwar. Tak hanya kumpulan puisi dalam buku tersebut
juga terdapat kumpulan surat yang dikirim Chairil Anwar kepada H.B Jassin kritikus sastra
yang turut membesarkan nama Chairil Anwar dalam dunia sastra di Indonesia. Chairil Anwar
dikenal sebagai sastrawan pelopor Angkatan 45 melalui puisi-puisnya yang begitu kritis dan
penuh dengan makna tersirat. Dari larik-larik yang terdapat pada setiap puisi Chairil Anwar
sangat jelas menggambarkan vitalitas dan sisi lain kehidupannya yang tergambar yang
mungkin tidak bisa terhapus dari kehidupan berkesenian di negeri ini, yakni kejalangannya.
Sebagai ‘Binatang Jalang”-lah Chairil Anwar merupakan lambang kesenimanan di Indonesia.
Bukan Rustam Effendi, Sanusi Pane, atau Amir Hamzah tetapi Chairil Anwar yang dianggap
memiliki seperangkat ciri seniman: tidak memiliki pekerjaan tetap, suka keluyuran, jorok,
selalu kekurangan uang, penyakitan, dan tingkah lakunya menjengkelkan. Sejumlah anekdot
telah lahir dari ciri ciri tersebut. Tampaknya masyarakat menganggap bahwa seniman tidak
berminat mengurus jasmaninya, dan lebih sering tergoda oleh khayalannya; mungkin yang
paling mirip dengan golongan “binatang jalang” ini adalah orang sakit jiwa.
Salah satu puisi Chairil Anwar yang hingga kini digandrungi oleh masyarakat
Indonesia adalah puisi “Aku”, dari puisi tersebut ia seolah menceritakan bahwa dirinya ingin
hidup seribu tahun lagi. Namun hal itu justru tidak sesuai dengan espektasinya dikarenakan
Chairil Anwar meninggal dalam usia yang masih sangat muda yaitu 27 tahun. Puisi tersebut
ditulis enam tahun sebelum ia meninggal dunia. Jasadnya dimakamkan di Karet, yang
disebutnya sebagai “daerah y.a.d.” dalam “ Yang Terampas dan Yang Putus” sajak yang
ditulisnya beberapa waktu menjelang kematiannya pada tahun 1949.
Meskipun saat ini Chairil Anwar telah tiada namun sajak-sajaknya yang begitu
indah masih hidup ditengah-tengah masyarakat Indonesia. Dalam hidupnya yang singkat,
Chairil Anwar telah menghasilkan puisi yang akan terus hidup seribu tahun lagi.
Kelebihan dan Kekurangan :
Kelebihan Buku
Sajak-sajak Chairil Anwar yang sederhana tanpa terlalu banyak hiasan dikemas sangat
menarik dalam buku ini yang akan membawa para pembaca berimaginasi dari setiap larik-
larik dalam puisi yang ditulis oleh Chairil Anwar.
Kekurangan Buku
Bagi para pembaca “awam” dalam dunia sastra akan kesulitan memahami beberapa
larik dalam puisi ataupun sajak Chairil Anwar, sehingga perlu dibaca berulang-ulang.
Kesimpulan
Buku ini sangat menarik untuk dibaca oleh semua kalangan karena dengan membaca buku
ini kita akan mengenal sosok Chairil Anwar lebih dalam lagi. Tak hanya itu buku ini akan
memanjakan imaginasi para pembaca khususnya bagi pembaca yang sangat menyenangi
dunia sastra.
Keterangan :
Biru : Judul resensi
Merah : Identitas buku
Hitam : penggalan isi buku yaitu berupa puisi
Kuning: telaah isi buku
Hijau : kepengarangan
Ungu : kelebihan
Abu abu: kekurangan
Coklat : kesimpulan

Resensi Kumpulan Puisi dari Buku "AKU INI BINATANG JALANG" (2)

Judul : Aku ini Binatang Jalang


Penulis : Chairil Anwar
Cetakan : Juli 2011
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 131
Editor : Pamusuk Eneste
Kata Pembuka oleh : Nirwan Dewanto
Kata Penutup oleh : Sapardi Djoko DamonoDamono

Dalam buku kumpulan puisi karya Chairil Anwar ini berisi tentang koleksi sajak-sajak
Chairil Anwar dari tahun 1942 sampai 1949. Ada beberapa versi yang dimasukkan dalam
buku ini diantaranya Haiti Deru Campur Debu, Krikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang
Putus, Tiga Menguak Takdir, Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45, dan Kesusastraan Indonesia
di masa Jepang.
Sajak yang dimuat dalam koleksi ini adalah seajack-sajak asli Chairil Anwar ditambah
dua sajak saduran. Sajak dalam koleksi ini juga memberikan judul pada sajak tak berjudul
guna memberi kepentingan praktis. Selain itu juga terdapat bibliografi tentang Chairil Anwar
dan karyanya.
Puisi-puisi dalam buku ini sebagian besar bercerita tentang pengalaman hidup Chairil
Anwar dari tahun 1942 sampai tahun 1949. Buku ini dikemas dalam beberapa tema yaitu
antara lain ketuhanan, kekeluargaan, romantisme, kebangsaan, sosia, kesendirian, dan lain
sebagainya.
Bahasa yang digunakan oleh Chairil Anwar penuh dengan lika-liku kehidupan yang
ketika dibaca oleh sang pembaca, akan tersentuh kalbu serta jiwanya. Lebih dari cukup
untuk menyadarkan generasi milenial saat ini untuk bisa menelusuri masa lalu lewat seajack-
sajak yang disampaikan.
Buku ini sangat baik untuk diberikan kepada remaja dan orang tua. Pembaca akan
disuguhkan pengalaman luar biasa seorang maestro penyair terkenal sepanjang masa Chairil
Anwar.
Keterangan :
Biru : judul resensi
Merah : identitas buku
Kuning : telaah isi buku
Ungu : kelebihan buku

Resensi Buku “Aku Ini Binatang Jalang” (3)

Detail Buku :
Judul : Aku Ini Binatang Jalang
Penulis : Chairil Anwar
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 111 Halaman
Ukuran : 14x21 cm

Buku yang berjudul aku ini binatang jalang adalah sebuah buku yang berisi kumpulan puisi-
puisi dari seorang pujangga era 45 yaitu Chairil Anwar. Puisi-puisi didalamnya adalaha puisi
yang dituliskannya dari dia memutuskan ingin menulis puisi sampai dia meninggal.
Biasanya kita tidak bisa menemukan sajak-sajak Chairil Anwar dalam satu buku. Sebagian
kita temukan dalam Deru Campur, Kerikil Tajam, Yang Terampas, dan Yang Putus. Memang
dulu puisi-puisi Chairil Anwar selalu terpisah-pisah, tetapi di Buku Aku Ini Binatang Jalang
semua sajak puisi terseut di jadikan satu, dan yang berada di buku ini kebanykan berisikan
semangat untuk tetap mencintai Indonesia serta berjuang demi Indonesi seperti Persetujuan
dengan Bung karno. Terdapat juga surat-surat yang ditulis Chairil Anwar untuk sahabatnya
H.B. Jassin.
Sajak-sajaknya menyediakan dasar penulisan puisi sampai hari ini, demikian yang ditulis oleh
Nirwan Dewanto dalam kata pembuka buku ini. Sementara Sapardi Djoko Damono menulis
dalam kata penutu bahwa beberapa sajak Chairil Anwar yang terbaik adalah ia telah
bergerak begitu cepat ke depan, Sehingga bahkan bagi penyair masa kini saraf sajak-
sajaknya tersebut bukan masa lampau tetapi masa depan, yang mungkin hanya bisa dicapai
dengan bakat, semangat, dan kecerdasan yang tinggi.
Buku ini sangat cocok bagi nasionalis yang ingin mengetahui pandangan era 45 melalui
memalui sisi pandang seorang pujangga seperti Chairil Anwar, Buku ini juga sangat wajib
dipunyai bagi seorang yang mencintai sastra dan sudah sepatutnya setiap pecinta sastra
Indonesia memiliki koleksi sajak seorang penyair yang Ingin Hidup Seribu Tahun Lagi.
Keterangan :
Biru : judul resensi
Merah : identitas buku
Kuning : telaah isi buku
Ungu : kelebihan buku

Anda mungkin juga menyukai