Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MANDIRI

MEMBACA PEMAHAMAN KARYA SASTRA

Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Membaca

Dosen Pengampu : Muhammad Sholeh, M. Pd.

Disusun Oleh

1. Mubarok 2288201098

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
NAHDLATUL ULAMA INDRAMAYU
2023
TUGAS PERTANYAAN !
1. Tuliskan sumber dari cerpen yang Anda baca!
2. Tuliskan tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerpen itu dan hubungan para tokoh
tersebut!
3. Masalah apa yang dibicarakan dalam cerpen itu? Jelaskan!
4. Deskripsikan semua peristiwa yang terjadi dalam cerpen itu! Jelaskan hubungan
kausalitasnya!
5. Deskripsikan tindakan para tokoh dalam cerpen itu!
6. Tuliskan (a) apa yang dilakukan oleh para tokoh dalam cerpen itu, dan (b) apa yang
dipikirkan para tokoh dalam cerpen itu!
7. Deskripsikan pengaruh tindakan tokoh tertentu kepada tokoh lain!
8. Deskripsikan karakter para tokoh dalam cerpen itu berdasarkan ucapan, tindakan, dan

pikiran mereka!

9. Temukan pesan moral cerpen tersebut menurut pikiran, perasaan, dan pengetahuan
Anda!
10. Tuliskan sinopsis cerpen tersebut dengan bahasa Anda sendiri!

JAWABAN PERTANYAAN
1. https://sepercik.wordpress.com/2009/03/29/di-atas-kereta-listrik/
2. Tokoh aku, tokoh seorang gadis remaja, tokoh anak laki-laki, tokoh sekawanan remaja,
tokoh sepasang remaja, tokoh pengemis buta.
3. Masalah dalam cerpen tersebut adalah seorang siswa yang dirundung oleh sekelompok
remaja dari sekolah lain, karena teman mereka di bunuh oleh sekelompok siswa yang
bersekolah sama dengan siswa yang di rundung, mengakibatkan sekelompok siswa
yang berandal ingin balas dendam atas kematian dari ketiga temanya
4. Para tokoh merasa panik dengan kericuhan yang ada pada lorong kereta, serta merasa
iba atas kejadian yang sudah terjadi, dengan hal itu para tokoh mencoba lebih
menenangkan diri dengan cara inovasi yaitu menari dengan gembira melupakan
kejadian yang barusan mereka alami, kepanikan dan rasa sedih seakan sudah tak
berguna. Tentunya para tokoh sangat ironis ingin menyelamatkan siswa yang malang
itu namun apa daya tidak ada yang berani dengan sekumpulan siswa yang arogan itu,
hanya ada tokoh aku yang berani melawan dan menyelamatkan, para penumpang hanya
memikirkan siswa itu bisa selamat dan hanya bisa berdoa atas kejadian kejam yang
sedang berlangsung itu.
5.
• Tokoh aku, menolong dan melindungi siswa yang sedang mengalami tindakan
kekerasan, tokoh.
• Tokoh seorang gadis, menolong tokoh aku dan dia mengajak tokoh aku untuk ikut
menari bersama
• Tokoh siswa atau anak laki-laki, dia meminta tolong tokoh aku untuk
melindunginya dari sekawanan siswa yang beringas.
• Tokoh sekawanan remaja, mereka melakukan tindakan kekerasn tanpa tahu bahwa
yang mereka lakukan itu adalah tindakan kejahatan.
• Tokoh sepasang kekasih, mereka berdua tidak terlalu peduli,atas kejadian yang
menimpa tokoh anak laki-laki dan lebih melupakan dengan cara mendengarkan
musik yang berasal dari teprekoder.
• Tokoh pengemis buta,
6.
• Tokoh aku, adalah seorang bapak yang sudah tua yang ingin menolong dan
melindungi anak laki-laki, yang sedang di rundung dan dalam bahaya yang akan
mengancam nyawa anak laki-laki tersebut.
• Tokoh seorang gadis, yang duduk di sebelah tokoh aku menolong tokoh aku yang
sedang mengalami pemukulan oleh sekelompok siswa yang beringas, dan tokoh
seorang gadis juga mengajak tokoh bapak untuk ikut menari di dalam gerbong yang
sedang melaju.
• Tokoh siswa atau anak laki-laki, yang duduk di sebelah tokoh aku, dia mengalami
tindakan kekerasan dari sekelompok siswa yang ingin balas dendam atas kematian
tiga temanya, siswa tersebut berlindung dan meminta tolong kepada tokoh aku dan
dia juga mengatakan bahwa dia tidak ikut terlibat dalam pembunuhan ketiga siswa
tersebut.
• Tokoh sekawanan remaja, yang melakukan tindakan kekerasan kepada siswa atau
anak laki-laki yang bersekolah sama dengan siswa yang membunuh teman mereka,
mereka ingin membalas dendam dengan cara merundung siswa dan juga ingin
membunuh siswa tersebut
• Tokoh sepasang kekasih ,mereka berdua melakukan tindakan bersenang-senang di
atas penderitaan orang lain, setelah kematian siswa itu tokoh sepasang kekasih itu
memutar lagu yang berasal dari teprekoder yang baru mereka beli, dan sepasang
kekasih itu mengajak seluruh penumpang untuk ikut menari untuk melupakan teror
dan kekejaman yang sudah mereka lihat.
• Tokoh pengemis buta,
• Tokoh aku,
• Tokoh seorang gadis,
• Tokoh siswa atau anak laki-laki,
• Tokoh sekawanan remaja,
• Tokoh sepasang kekasih,
• Tokoh pengemis buta,
7.
• Tokoh aku membantu menenangkan tokoh anak laki-laki yang sedang ketakutan.
• tokoh seorang gadis remaja mengajak menari tokoh aku agar melupakan
kegelisahan.
• tokoh sekawanan remaja membuat tokoh anak laki-laki takut karena akan membuat
tindakan yang jahat.
• tokoh sepasang remaja membuat semua orang ikut menari dan melupakan kejadian
yang mengerikan.
• Tokoh pengemis buta memberikan doa Al Faatihah kepada tokoh anak laki-laki
8.
• Tokoh aku berkarakter seorang orang tua yang baiik,dan tulus menolong “Kalau
begitu persoalannya, duduklah dengan tenang di sebelahku. Tak ada yang perlu
dicemaskan. Bersikaplah seolah kau anakku.”
• Tokoh siswa atau anak laki-laki
• Tokoh seorang gadis
• Tokoh sekawanan remaja
• Tokoh sepasang kekasih
• Tokoh pengemis buta
9. Pesan moral dari cerpen berjudul “Di Atas Rel Kereta Listrik” bahwa setiap kehidupan
yang kita jalani tidak akan selalu berjalan dengan sesuai apa yang kita ingin dapatkan,
hidup yang kita lalui pasti ada cobaan dan rintangan, kehidupan yang kita jalani pasti
akan berakhir sesuai takdir Tuhan, tetapi bagaimana akhir yang akan kita alami berbeda
dari setiap manusia, juga tindak perilaku yang kita lakukan seharusnya adab perilaku
yang baik, maka kebaikan yang kita yang kita lakukan akan membuahkan hasil yang
baik, maka dengan melihat pada cerpen tersebut kita jangan pernah takut untuk
menyerukan ketidakadilan yang terjadi di depan mata kita dan juga pernah bosan untuk
menolong sesama yang membutuhkan.
10. DI atas kereta rel listrik, aku sedang memanfaatkan jasa perjalanannya untuk
pulang. Penumpang tidak banyak. Dua bangku panjang yang menempel di kedua
dinding gerbong hanya diduduki beberapa penumpang.
Jerit kematian terdengar menyudahi eksekusi itu. Kemudian pintu rel kereta rel listrik
itu terkatup kembali. Tak terdengar ada suara setelah itu, kecuali bunyi roda
bergelinding di bawah lantai, melindas sambungan rel yang renggang di kedua
rentangannya, makin memperjauh jarak antara sepatu dan pemiliknya.
Maut tak bisa dilawan. Hidup hanya untuk masa yang singkat. Semuanya tentu akan
menghembuskan napas penghabisan. Kematian selalu datang dengan caranya. Sangat
beragam. Rencana Tuhan tak pernah bisa diterka. Semua telah menjadi kemauan takdir.
DI atas kereta rel listrik itu banyak orang menggunakannya untuk segala
kepentingan yang berbeda. Selain sebagai alat transportasi yang murah dan lancar, ada
pula yang memperlakukannya sebagai tempat untuk mencari makan, baik yang halal
maupun yang tidak halal. Pencopet berkeliaran di sana pada jam-jam padat. Mereka
merogoh saku penumpang tanpa ada perlawanan. Pedagang minuman menjual
pembasah kerongkongan yang haus, pedagang permen menjual sarana penyegar mulut.
Pokoknya banyak pedagang yang memanfaatkan keberadaan kereta rel listrik itu.
Pedagang mainan, pedagang koran, semua berteriak dan berlalu-lalang menambah
pengap suasana di dalam gerbong. Kepengapan itu dijejali lagi oleh para pengamen
yang melantunkan lagu-lagu sumbang. Yang terbanyak dari mereka adalah pengemis
buta. Mereka mengetuk hati para penumpang dengan alat bantu pengeras suara, lengkap
dengan musik pengiring yang telah dirancang mengiringi sebuah lagu. Namun di antara
pengemis buta itu masih ada juga yang menggunakan cara lama. Memperlakukan ayat
suci Al-Quran sebagai alat bantu.
“Uang apa ini?” katanya seperti tersentak dan meraba saku baju itu. “Aku tidak
sebagai pengemis untuk Al Faatihah itu. Biarkan aku membaca untuk almarhum bukan
karena upah.”
“Ambillah, beri kesempatan aku bersedekah untuk almarhum.”
Sebelum pergi, dia sentuh dulu sepatu itu, seperti orang menyentuh batu nisan.
Kemudian dia pergi dari sepatu itu, melangkah setapak demi setapak, hingga dia pindah
ke gerbong lain

Anda mungkin juga menyukai