Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN BACA

Nama: Diajeng Oktaviani

NPM: 2213041072

Kelas: B

Judul: Malin Kundang

Puisi : Aku – Chairil Anwar

Berikut ini adalah hasil laporan membaca saya mengenai salah satu bentuk karya
sastra tulis yaitu cerita legenda yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat luas, karya
sastra ini berjudul malin kundang.

Kisah malin kundang bercerita tentang kedurhakaan seorang anak kepada orang
tuanya, yaitu ibu.

Kisah ini dimulai dengan pengenalan terhadap seorang wanita yang merupakan janda
yang memiliki seorang putra bernama makin kundang. Mereka tinggal disebuah
perkampungan nelayan Pantai Air Manis di Padang, Sumatera Barat.

Salah satu hal yang menarik perhatian saya adalah nama lengkap ibu malin yaitu
Mande Rubayah, selama saya membaca kisah tentang malin kundang, menonton film
tentang malin kundang ataupun mendengar kisah malin kundang dari siapapun, tidak
pernah sekalipun saya mendengar dan mengenal nama lengkap dari ibu malin sendiri.

Mande Rubayah (ibu malin) merupakan seoarang istri yang sangat mematuhi
perintah suaminya samasa suaminya hidup, ia juga merupakan seorang ibu yang
mendidik anak dangan sadar, telaten, hati-hati dan penuh kasih saying. Malin
kundang tak pernah merasa kekurangan suatu apapun atas didikan Made rubayah/ ibu
malin.
Atas semua keuletan dan kerja keras mande rubayah ia pun berhasil mendidik
seorang putra yang hebat, rajin,pintar dan sangat penurut. Ketika ibu malin kundang
semakin menua banyak hal-hal yang tidak sesuai harapan terjadi, banyak perdebatan,
dan perbedaan pendapat yang terjadi di rumah malin kundang. Karena setelah ia tua,
ia hanya mampu bekerja sebagai penjual kue untuk mencukupi kebutuhan diri dan
anak tunggalnya.

Hingga suatu hari malin sempat jatuh sakit keras, hingga nyawanya hamper melayang
namun akhirnya ia dapat diselamatkan berkat usaha keras ibunya yang berjualan
seharian berkeliling dengan berjalan kaki.

Kisah ini pada awalnya membuat saya terharu dengan gambaran mengenai kasih
sayang antara ibu dan anak, dimana sang ibu berjuang melakukan apapun untuk
memenuhi kebutuhan malin dan keluarga kecil mereka. Sementara malin dulunya
tampak sangat menghormati ibunya, menghargainya, menyayanginya.

Semakin dewasa, malin memohon kepada ibunya untuk pergi merantau agar dapat
mengubah nasibnya dan ibunya , atas permohonan, bujuk rayu malin saat meyakinkan
ibunya pun akhirnya membuahkah hasil, mande rubayah akhirnya mengizinkan malin
pergi merantau, ia pun memberikan bekal nasi untuk malin. Perhatian sederhana itu
memberikan kesan mendalam untuk saya, karena ibu malin tak memiliki harta apapun
untuk malin bawa ke kota, namun ia tetap mau memberikan sesuatu kepada malin
berupa bekal nasi dengan makna ia tak ingin malin kelaparan dan ingin malin
bertahan hidup dengan baik walaupun sederhana.

Dalam cerita diceritakan ibu malin tak pernah sedkitpun lewat memberikan dosa dan
pengharapan agar anaknya kembali pulang dengan selamat dalam tempo secepatnya.

Tahun demi tahun telah berlalu, setelah menanti kabar akhirnya mande mendapat
kabar bahwa putranya telah menikah dengan seorang putri bangsawan. Tampak
penduduk desa menyambut kehadiran kapal dengan sepasang anak muda yang berdiri
di anjungan kapal, ta lama mande rubayah pun menghampiri lalu memeluk malin
karena takut kehilangan anaknya lagi. Situasi saat itu menyayat hati saya dengan
membayangkan bagaimana warga sekitar melihat kejadian tersebut dengan tatapan
jijik kepada ibu malin, dan malin pun terkejut karena dipeluk oleh ibunya, yang
membuat saya kesal adalah bagaimana istri malin tampak sangat durhaka karena
merendahkan mande rubayah selaku ibu malin. Malin pun tidak mau mengakui
ibunya dan menendang kasar ibunya hingga tersungkur di pasir sambal menangis.

Betapa pilu saya membayangkan bagaimana pedihnya hati ibu malin saat itu, saat
yang ditunggu pn tiba, ibu malin berdoa kepada Allah dengan hati nya yang pilu,
kemudia tampak datang awan besar yangmenghantam kapal malin, suasana menjadi
ricuh dan diluar nalar ketika tampak malin kundang perlahan berubah menjadi wujud
batu.

Kisah ini begitu memilukan, banyak sekali pesan moral yang di dapat dari kisah ini,
seperti apa pun kita kedepannay, se mahsyur apapun kehidupan kita kelak, kita harus
membawa orang tua kita agar mahsyur bersama kita.

Analisis Puisi:

Aku

Oleh: Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku

‘Ku mau tak seorang kan merayu

Tidak juga kau...

Tak perlu sedu sedan itu..


Aku ini binatang jalang..

Dari kumpulannya terbuang…

Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjang…

Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari..

Hingga hilang pedih peri…

Dan aku akan lebih tidak perduli…

Aku mau hidup seribu tahun lagi…

Puisi “Aku” karya Chairil Anwar ini menceritakan tentang perjuangan seseorang
yang mempunyai semangat yang tinggi yang tidak mengenal kata lelah, sakit,
walaupun ia terluka. Dengan tekadnya yang kuat, ia terus berusaha untuk mencapai
tujuannya tanpa memperdulikan banyaknya rintangan yang menghampiri.

Didalam puisi “Aku” karya Chairil Anwar ini terdapat unsur intrinsic yaitu sebagai
berikut:

Tema

Puisi ini menggambarkan tentang ketekunan dan kemauan seseorang yang selalu
ingin memperjuangkan hak dirinya tanpa merugikan banyak orang, walaupun banyak
halangan yang datang menghampiri. Arti dari judul puisi ini menceritakan kisah
“Aku” yang sedang menelusuri perjalanan arah hidupnya.
Diksi

Ketetapan dalam memilih kata sering kali menggantikan kata yang digunakan
berkali-kali karena merasa kata-katanya belum tepat. Seperti baris kedua “kalau
sampai waktuku” dapat berarti kalau aku mati, “tak perlu sedu sedan” artinya taka da
gunanya kesedihan itu.

Rasa

Dalam puisi ini terdapat sebuah ekspresi seseorang yang menginginkan kebebasan
dari ikatan, penyair tidak ingin meniru atau menampakkan keadaannya, tetapi ia
bereaksi dan mempunyai semangat besar dan tekad yang kuat.

Nada

Dalam puisi “Aku” karya Chairil Anwar menggambarkan suasana yang mengandung
kewibawaan, dan jelas dalam penyampaian puisi. Karena dalam setiap baris puisi ini
ada kata perjuangan, dan suasana yang syahdu dan terlihat sendu.

Suasana

Puisi ini menggambarkan keadaan seseorang yang penuh dengan perjuangan, untuk
mencapai sebuah tujuan, tetapi terdapat suasana yang menjadi haru tentang perjalanan
hidup yang penuh pengorbanan.

Majas

Terdapat majas hiperbola pada kalimat “aku tetap meradang menerjang”.


Amanat

Amanat yang terdapat pada puisi ini adalah kita sebagai manusia harus kuat,
mempunyai tekad, tidak mudah menyerah walaupun banyak halangan harus tetap
dihadapi, harus mempunyai semangat untuk maju dan berkarya agar tujuan yang
hendak dicapai bisa diraih dan semangatnya itu akan hidup selamanya.

Anda mungkin juga menyukai