Anda di halaman 1dari 3

JUDUL NAMA NIM

: IBUKU PEREMPUAN BERWAJAH SURGA : ANGGIT KUSUMANINGTYAS : F100120064

Kita terlahir di dunia pastinya tidak dengan sendirinya tiba-tiba ada di alam yang kita tempati saat ini. Pastinya dengan sebuah perantara. Dan perantara itu tidak lain adalah orang tua kita. Melalui mereka kita ada di dunia ini. Allah menitipkan janin di dalam rahim ibu, selama sembilan bulan lebih sepuluh hari ibu dengan sabar dan ikhlas menahan beban yang semakin hari semakin bertambah beratnya. Kemapun ibu pergi kita selalu dibawa. Saat tibalah waktunya kita untuk terlahir di dunia, dengan taruhan nyawa dan sakit yang tidak terbayangkan berapa puluh rasa sakit yang ada di dunia, beliau rela merasakannya demi melihat tangisan kita lahir di dunia. Menginjak dewasa, ibu dengan sekuat tenaga mendidik kita menjadi pribadi yang beriman, dengan mengajari kita untuk senantiasa mengerjakan perintah shalat, mengaji dan berpuasa. Ibu juga tidak pernah lupa untuk selalu mengingatkan jika kita lupa akan waktu shalat. Suatu ontoh misalnya, sehabis shalat magrib dalam keluargaku terbiasa untuk meluangkan waktu memba a Al !uran, walaupun hanya beberapa ayat saja. Saat teman-teman kita sedang memiliki sesuatu yang baru, suatu misal sebuah sepatu. Sedangkan ibu melihat kita merasa iba dengan sepatu yang sudah lusuh. Dengan penuh kerja keras mengumpulkan uang hasil kerjanya, beliau sisihkan untuk membeli apa yang kita inginkan. "erapapun banyak waktu yang kita punya untuk men eritakan ibu takkan pernah usai. Karena ibu adalah pemilik inta tanpa syarat. #aman sekarang banyak diantara kaula muda yang melupakan akan sosok ibunya. Mereka sudah dibutakan dengan kenikmatan duniawi. Demi keinginannya dia rela men a i maki ibunya, memaksa untuk dibelikan apa yang mereka inginkan, ontohnya mereka meminta ibunya untuk membelikannya sepeda motor, jika tidak mereka mengan am ibunya untuk tidak akan sekolah karena malu dengan teman-temannya yang memakai sepeda motor ke sekolah. Kita

pantas merenungkannya. Kita harus sadar diri, sudahkah kita membalas budi ibu kita$ Setelah memba a buku %Ibuku Perempuan "erwajah Surga&. Sangat pantas untuk menjadi ermin kehidupan kita. Seorang 'isma mahasiswa erdas yang disegani teman-temannya, yang berpenampilan anggun ala kadarnya, berwibawa, berasal dari keluarga sederhana, wanita satu-satunya dari desanya yang berhasil kuliah di (ni)ersitas terkenal. Kuliah yang dijalaninya telah menginjak semester enam jurusan *akultas komunikasi. Dalam perjalanannya kuliah, kehidupannya serasa berhenti tidak terduga. Semuanya terasa mati dengan epatnya. 'isma yang dahulunya dipandang baik oleh teman-temannya sekarang menjadi bahan ejekan orang. +idak terduga dia sedang mengandung. Kedua orang tuanya mengusirnya, bahkan tidak akan menganggapnya sebagai anak. ,rang tua dari laki-laki yang menghamilinya pun tidak suka dengan dirinya, bahkan men a inya. "etapa sakit perasaan yang dia alami, di tinggal oleh laki-laki yang tidak bertanggung jawab. Dan sekarang hidup dia sudah han ur karena na*su. Kehilangan kasih sayang orang tua, sudah tidak ada teman-teman yang senantiasa membuat tersenyum dirinya. Dan lebih merintih lagi, sekarang dia hidup seorang diri. Dia makan dari hasil men u i, menyetlika pakaian tetangganya, saat tiba sore dia membantu tetangganya berjualan pakaian di stasiun. +etangganya pun banyak yang menghinanya. Dalam keadaan yang semakin hari perutnya semakin besar, dia tidak peduli akan kelelahan yang dia rasakan. Dengan sekuat tenaga dia ingin membesarkan anaknya seorang diri tanpa kasih sayang seorang laki-laki. Kita dapat membayangkan betapa perih kehidupannya, hidup yang dahulu ia rasakan, dengan sekarang yang dia alami, seakan berbalik arah tiga ratus enam puluh derajat. -ang kemungkinan sekarang dia bisa men apai ita- ita yang ia inginkan. +etapi semuanya telah usai. Dia sudah merasakan pahitnya hidup. Sekarang anak yang dikandungnya telah lahir, anak tersebut tumbuh menjadi laki-laki yang ganteng, erdas dan sangat sayang pada ibunya. Seorang anak yang gagah seperti ayahnya. #ikalau ayahnya ada bersamanya pastilah mirip dengan masa ke ilnya. "etapa bersyukurnya seorang ibu yang mendapatkan anak sepertinya. Seakan apa yang sekarang menjadi derita 'isma hilang dengan

senyum dan ke eriaan anaknya. Anak yang selalu membuat senyum sang ibu, menjadi pelangi hidup ibunya. .idup 'isma seakan kembali seperti dahulu kala. "ahkan lebih dari itu. Dalam kebahagiaan yang mungkin baru sebesar biji ke ambah. Semuanya kembali suram ketika 'umi anaknya diambil oleh neneknya. /ebih tepatnya nenek dari ayah 'umi. +anpa perasaan bersalah dengan wanita yang dihinanya dia mengambil anaknya dengan sebab, Andre laki-laki yang menghamili 'isma waktu dahulu tidak dapat mempunyai anak dengan wanita yang sekarang menjadi istrinya. 0anita pilihan ibunya yang sesuai dengan pilihan keluarganya, dari kalangan yang sederajat dengan keluarganya. 'isma kembali hidup dengan kesendiriannya. Suatu ketika dia ke elakaan dan buta, sehingga dia tidak dapat lagi bekerja. Dia makan dengan ara memintaminta di pinggir jalan, seolah sebagai pengemis jalanan. "etapa kita dapat merasakan apa yang 'isma rasakan sekarang. Kehilangan buah hati yang dia sayang, semangat hidupnya, menghadapi penderitaan hidup. Ibu mana yang tidak sampai hati melihat anaknya diambil oleh orang lain, bahkan orang itulah yang telah menjadi han ur kehidupan kita. Mengambil kebahagiaan kita. Dengan tabah 'isma menghadapi kehidupan yang dia rasakan. Dia tidak pernah mengeluh, dia selalu berusaha, dia selalu saja menyalahkan dirinya sendiri. Dia sadar, ini adalah kesalahan yang ia buat sendiri. "ahkan, dia sama sekali tidak pernah menyalahkan Andre, laki-laki yang menghamili dan meninggalkannya. 'isma selalu saja berbaik sangka padanya. Dia ber*ikiran bahwa Andre pastilah juga merasakan hal yang sama dengan dirinya. Dengan begitu dia ikhlas menerima hukuman dari Sang Kuasa. Dari itu dia dapat merasakan perjuangan seorang ibu kepada sang buah hati hidupnya. Kehidupan itu tidak semudah yang kita bayangkan. Semuanya sulit, penuh dengan perjuangan, tidak selamanya dalam kebahagiaan, pastilah juga merasakan kesusahan. Dari erita 'isma, kita dapat mengambil hikmah bahwasannya kita lebih menguatkan iman kita pada yang memberi hidup. Kita wajib menyadarkan diri kita untuk senantiasa menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat. urahan tenaganya, senyumannya saat dia lelah

Anda mungkin juga menyukai