Anda di halaman 1dari 165

PENERJEMAHAN KOMUNIKATIF DONGENG ANAK “AL-

HISÂNU AL-TAYYÂRU FI BILÂDI AL-ASRÂRI” KARYA


AHMAD NAJIB

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh:
Nurul Ni’mah Luthfiah
11170240000028

PROGRAM STUDI TARJAMAH


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2021 M/1443H
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Nurul Ni’mah Luthfiah
NIM : 11170240000028
Program Studi : Tarjamah (Bahasa Arab)
Dengan ini menyatakan bahwa, skripsi ini adalah hasil karya sendiri yang
merupakan hasil penelitian, pengolahan, dan analisis sendiri serta bukan
hasil plagiarisme maupun replikasi dari hasil karya atau penelitian orang
lain.
Semua sumber atau kutipan yang terdapat dalam skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Apabila terbukti skripsi ini merupakan hasil plagiarisme maupun replikasi,
maka saya bersedia menerima konsekuensi dan sanksi yang berlaku di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di
kemudian hari menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 24 Agustus 2021

Nurul Ni’mah Luthfiah


(11170240000028)

i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENERJEMAHAN KOMUNIKATIF DONGENG ANAK “AL-HISÂNU


AL-TAYYÂRU FI BILÂDI AL-ASRÂRI” KARYA AHMAD NAJIB

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Humaniora (S. Hum)

Oleh:
Nurul Ni’mah Luthfiah
NIM: 11170240000028

Dosen pembimbing

Drs. H. Saifullah Kamalie, Lc, M.Hum, Ph.D

PROGRAM STUDI TARJAMAH


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2021 M/1443H

ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi berjudul “Penerjemahan Komunikatif al-Hisânu al-Tâyyâru fî


Bilâdi al-Asrâri Karya Ahmad Najib” telah diujikan dalam sidang
munâqasyah pada hari Selasa, 24 Agustus 2021. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana humaniora (S.Hum) di
program studi Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora.
Jakarta, 24 Agustus 2021

Sidang Munâqasyah

TIM PENGUJI TANDA TANGAN

Ketua Sidang

Dr. Darsita Supano, M.Hum.


Tanggal.

Sekretaris Sidang

Dr. Ulil Abshar, S.S., M.Hum., M.A


Tanggal. 30-09-2021

Penguji I

Prof. Dr. Ahmad Satori, MA.


Tanggal. 06-09-2021

Penguji II

Dr. Minatur Rokhim, MA.


Tanggal. 06-09-2021

iii
ABSTRAK

Nurul Ni’mah Luthfiah, 11170240000028, “Penerjemahan


Komunikatif Dongeng Anak al-Hisânu al-Tâyyâru fî Bilâdi al-Asrâri
Karya Ahmad Najib”, Skripsi, Program Studi Tarjamah, Fakultas
Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2021.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana metode


penerjemahan Komunikatif dan berbagai strategi penerjemahan diterapkan
dalam menerjemahan buku dongeng anak yang berjudul “al-Hisânu al-
Tâyyâru fî Bilâdi al-Asrâri” karya Ahmad Najib. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif -
deskriptif dengan membaca dan menerjemahakan dongeng anak “al-
Hisânu al-Tâyyâru fî Bilâdi al-Asrâri” kemudian memahaminya serta
mendeskripsikan metode penerjemahan komunikatif dan strategi
penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahakan buku tersebut
dengan tabel analisis.

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa metode penerjemahan


komunikatif sangat cocok digunakan dalam menerjemahan dongeng anak
“al-Hisânu al-Tâyyâru fî Bilâdi al-Asrâri” karena dalam menerjemahkan
teks sastra anak ini banyak unsur budaya dalam Tsu yang harus
ditransformasikan ke dalam Tsa tanpa mengubah isi yang disampaikan.
Serta penyelarasan antara struktur Bsu dan Bsa. Sehingga pesan yang
disampaikan pun bersifat komunikatif yang mudah dipahami khususnya
bagi kalangan anak-anak sehingga dapat merangsang minat dan moral
pada mereka.

Kata kunci: penerjemahan, metode penerjemahan komunikatif, cerita


anak

iv
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
segala karunia, rahmat, dan nikmatnya berupa nikmat Iman, Islam, dan
sehat wal’afiat sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi
ini. Tak lupa pula, salawat beriring saam yang selalu terpanjatkan kepada
baginda nabi besar Muhammad SAW. Pada kesempatan ini pula ingin
mengucapan banyak terima kasih atas bantuan, doa, dan dukungannya
kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A. selaku
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Saiful Umam, M.A., Ph.D selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Darsita Supano, M.Hum. selaku ketua prodi Tarjamah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Ulil Abshar, S.S., M.Hum., M.A. selaku sekretaris prodi Tarjamah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Dr. Akhmad Saehudin, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik
6. Drs. H. Saifullah Kamalie , Lc, M.Hum, Ph.D. selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan
pikirannya dalam penyusunan skripsi ini.
7. Prof. Dr. Ahmad Satori, M.A selaku penguji I dan Dr. Minatur
Rokhim, M.A selaku penguji II dalam ujian skripsi.
8. Seluruh dosen Fakultas Adab dan Humaniora, khususnya dosen
program studi Tarjamah yang telah dan mendidik dan mengamalkan
ilmunya

v
9. Kedua orang tua tercinta yaitu bapak Ipar Supardi dan Ibu Anih Widiati
yang telah mendidik, nendoakan, mendukung, bahkan berkorban jiwa
dan tenaga sehingga penulis dapat sampai di tahap saat ini, serta pada
kerabat yang mungkin tidak dapat disebutkan satu-persatu.
10. Teman-teman seperjuangan di kelas A yang telah banyak bekerja sama
dan membantu selama masa perkuliahan serta memberi doa dan
dorongan. Khususnya kepada Ridha Hilmy Dyfa, Shindidah Yasmin
Sufairoh, dan Miftah Khusnifa.

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ……………………………………….. i


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………… ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ……………………. iii
ABSTRAK ………………………………………………………… iv
KATA PENGANTAR ……………………………………………... v
DAFTAR ISI …………………………………………………….. vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ………………………………… ix
DAFTAR SINGKATAN ………………………………………... xvi
BAB I PENDAHULUAN …………………………………..……… 1
A. Latar Belakang Masalah …………………………..………… 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah …………………..………… 4
C. Tujuan Penelitian ………………………………………….... 4
D. Manfaat Penelitian ……………………………………........... 4
E. Tinjauan Pustaka ………………………………………..…… 5
F. Metodologi Penelitian ………………………………..…......... 7
Fokus Penelitian ……………………………………..………. 8
1. Sumber Data …………………………………..…………. 8
2. Teknik Pengumpulan Data ………………………………. 9
3. Metode Analisis Data …………………………………… 9
G. Teknik Penulisan ……………………………………………. 10
H. Sistematika Penulisan ………………………………………. 10
BAB II KERANGKA TEORI ……………………………............ 12

vii
A. Penerjemahan ……………………………………………….. 12
B. Metode Penerjemahan Komunikatif …..…………………..…. 14
C. Strategi Penerjemahan ……………………………………..….. 16
D. Teknik Penerjemahan …………………………………………. 18
E. Sastra Anak …………………………………………………… 25
BAB III DONGENG “AL-HÎSÂNU AL-TAYYÂRU FI BILÂDI
AL-ASRÂRI DAN BIOGRAFI PENULISNYA …….……………..... 27
A. Buku Cerita anak …………………………………………….. 27
1. Buku “al-Hisânu al-Tâyyâru fî Bilâdi al-Asrâri” ………… 27
2. Sinopsis cerita“al-Hisânu al-Tâyyâru fî Bilâdi al-Asrâri”
B. Biografi Ahmad Najib ………………………………………… 30
C. Sekilas tentang Maktabah al-Khadra li al-Atfal ……………… 31
BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN HASIL TERJEMAHAN … 33
A. Pengantar hasil Terjemahan ………………………………….. 33
B. Pertanggungjawaban Hasil Terjemahan ……………………… 33
BAB V PENUTUP ………………………………………………….. 53
A. Kesimpulan …………………………………………………... 53
B. Saran …………………………………………………………. 54
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………. 55
LAMPIRAN LAMPIRAN ………………………………………….. 59

viii
PEDOMAN TRANSLITERASI

Untuk memudahkan penerapan alih aksara, pedoman


transliterasi ini disusun dengan tidak mengikuti ketentuan salah
satu versi di atas, melainkan dengan mengkombinasikan dan
memodifikasi beberapa ciri hurufnya. Kendati demikian, alih
aksara versi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini disusun dengan
logika yang sama sesuai sesuai keputusan Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Nomor 507 tahun 2017.

1. Padanan Aksara
Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

‫أ‬ A Tidak dilambangkan

‫ب‬ B Be

‫ت‬ T Te

‫ث‬ Ts Te dan es

‫ج‬ J Je

‫ح‬ H H dengan garis di bawah

‫خ‬ Kh Ka dan ha

ix
‫د‬ D De

‫ذ‬ Dz De dan zet

‫ر‬ R Er

‫ز‬ Z Zet

‫س‬ S Es

‫ش‬ Sy Es dan ye

‫ص‬ S Es dengan garis bawah

‫ض‬ D De dengan garis bawah

‫ط‬ T Te dengan garis bawah

‫ظ‬ Z Zet dengan garis bawah

‫ع‬ ‘ Koma terbalik di atas hadap


kanan

‫غ‬ Gh Ge dan ha

‫ف‬ F Ef

‫ق‬ Q Ki

‫ك‬ K Ka

‫ل‬ L El

‫م‬ M Em

x
‫ن‬ N En

‫و‬ W We

‫ه‬ H Ha

‫ء‬ ` Apostrof

‫ي‬ Y Ye

2. Vokal
Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia,
terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau
diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah
sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

َ- A Fathah

َ- I Kasrah

َ- U Dammah

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya


sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

‫ي‬
َ ََ- Ai a dan i

xi
‫ََ َو‬- Au a dan u

3. Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad) , yang dalam bahasa
Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:
Tanda Vokal Tanda Vokal Keterangan
Arab Latin

‫ََا‬- Â â dengan topi di atas

‫ي‬
َ َ- Î î dengan topi di atas

‫َو‬- Û û dengan topi di atas

4. Kata Sandang
Kata sandang, yang dalam sistemaksara Arab dilambangkan
dengan huruf, yaitu di alih aksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti
huruf syamsiyah maupun kamariyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-
rijâl, al-dîwan bukan ad-dîwan.

5. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab


dilambangkan dengan sebuah tanda (َ-) dalam alih aksaraَ
dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf
yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku

xii
jika huruf yang menerima tanda Syaddah itu terletak setelah kata
sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Misalnya kata:
“َ‫ ”الْضَّرْورة‬tidak ditulis ad-darûrah melainkan al-darûrah, demikian
seterusnya.

6. Ta Tamarbûtah
Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta tamarbûtah
terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut
dialihaksarakan mejadi huruf /h/ (lihat contoh 1 dibawah). Hal
yang sama juga berlaku jika tamarbûtah tersebut diikuti oleh kata
sifat (na’at) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta tamarbûtah
tersebut dikuti kata benda (isim), maka huruf tersebut
dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).
No Kata Arab Alih Aksara
1 ‫طَ ِريْ َقة‬ Tarîqah

2 ُ‫اْل ْسالَِميَّة‬
ِْ ُ‫اْلَ ِام َعة‬
ْ al-jâmi’ah al-islâmiyyah

3 ‫َو ْح َدةُ الْ ُو ُج ْوِد‬ wahdat al-wujûd

7. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan bahasa Arab huruf kapital tidak
dikenal, dalam alih aksara ini huruf kapital tersebut juga
digunakan, dengan mengikuti ketetntuan yang berlaku dalam
Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk menuliskan
permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama

xiii
diri, dan lain-lain. Jika nama diri didahului dengan kata sandang,
maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri
tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Abû
Hamîd al-Ghazâlî bukan Abû Hamîd Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan
Al-Kindi.
Beberapa ketentuan lain dari EBI sebetulnya juga dapat
diterapkan dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai
huruf cetak (italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut EBI, judul
buku itu ditulis dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam
alih aksaranya, demikian seterusnya.
Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh
yang berasal dari dunia Nusantara sendiri. Misalnya, ditulis
Abdussamad al-Palimbani, tidak Abd al-Samad al-Palimbânî;
Nuruddin al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

8. Cara Penulisan Kata


Setiap kata, baik kata kerja (fi’il) kata benda (ism), maupun
huruf (hurf) ditulis secara terpisah, berikut adalah beberapa contoh
alih aksara atas kalimat-kalimat dalam bahasa Arab, dengan
berpedoman pada ketentuan-ketentuan di atas:
Kata Arab Alih Aksara

ُ‫ُستَاذ‬
ْ ‫ب ْاْل‬
َ ‫ذَ َه‬
dzahaba al-ustâdzu

‫َج ُر‬
ْ ‫ت ْاْل‬
َ َ‫ثَب‬ tsabata al-ajru

ُ‫ص ِريَّة‬
ْ ‫اْلََرَكةُ الْ َع‬
ْ al-harakah al-‘asriyyah

ّ َّ‫أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِال‬


ُ‫الل‬
asyhadu an lâ ilâha illâ Allah

xiv
‫صالِ ِح‬
َ ْ‫ك ال‬
ِ
ُ ‫َم ْوالَ ََن َمل‬ Maulânâ Malik al-Sâlih

‫الل‬ ِ
ّ ‫يُ َؤثُرُك ُم‬ yu’atstsirukum Allah

ُ‫اه ُر الْ َع ْقلِيَّة‬


ِ َ‫الْمظ‬
َ
al-mazâhir al-‘aqliyyah

xv
DAFTAR SINGKATAN

Bsu : Bahasa Sumber


Bsa : Bahasa Sasaran
Tsu : Teks Sumber
Tsa : Teks Sasaran
KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia
SPO : Subjek, Predikat, Objek
Daring : Dalam Jaringan
Luring : Luar Jaringan

xvi
xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dongeng merupakan cerita yang mengandung nilai-nilai moral
dan sosial yang berguna untuk membentuk karakter anak.1 Dongeng
merupakan cerita fiktif atau tidak nyata yang bertujuan untuk
menghibur dan memberikan pesan moral kepada anak-anak. Cerita-
cerita untuk anak-anak juga termasuk ke dalam karya sastra anak
yang sangat populer seperti dongeng, fabel, komik dan lain
sebagainya. Selain sebagai hiburan, cerita-cerita tersebut pun dapat
membentuk karakter anak melalui pesan moral yang disampaikan dan
mengembangkan daya imajinasi mereka.
Sebagian kota-kota besar di Indonesia selalu
menyelenggarakan gerakan minat baca terutama minat baca bagi
anak-anak. Hal tersebut sangat penting dilakukan untuk melatih
pikiran agar bisa tmbuh dan berkembang dengan ilmu dan
pengetahuan. Selain itu, anak-anak sebagai generasi penerus bangsa
yang akan melanjutkan dunia literatur Indonsia terutama dibidang
sastra karena berfungsi untuk bergingsi untuk mengasah pendidikan
dan dapat menjadi sarana hiburan yang positif.

Dalam era globalisasi yang semakin berkembang dan


munculnya teknologi, tentu memiliki hal positif dan negatif. Dapak
positif dari globalisasi diantaranya terjadi perubahan nilai serta

1
Zakia Habrasi, “Dongeng Sebagai Pembentuk Karakter Anak” Bibliotika
Jurnal Kajian Perpustakaan dan Informasi ,Vol 1, No 1, April 2017 (21-29) hal 21.

1
2

berkembangnya ilm pengetahuan dan teknologi, sedangakan dampak


negatifnya diantaranya sikap individualisme, dan kesenjangan soaial.
Sebagian anak justru menjadikan minat baca anak-anak menjadi
berkurang. Mereka lebih dominan menghabiskan waktunya dengan
bemain gadget dan sebagainya. Di sinilah betapa pentingnya
perkembangan sastra di Indoneisa agar bisa memiliki minat dalam
bidang penulisan karena seorang ahli sastra atau penulis pastilah
orang yang gemar membaca. Karya sastra pun diyakini sebagai hasil
cipta seni.2

Selain karya satra, penerjemahan pun disebut sebagai suatu


seni. Penerjemahan adalah keterampilan dalam pengalihan pesan atau
pernyataan tertulis dalam satu bahasa ke dalam bahasa lain.3
Penerjemahan juga disebut sebagai alat komunikasi, karena dalam
kegiatan penerjemahan harus melibatkan sekurang-kurangnya dua
bahasa. Manusia itu sendiri di dalam kehidupannya sehari-hari
menggunakan bahasa untuk berkomunikasi.4 Sebuah tsu (teks
sumber) yang akan dipindahkan ke dalam tsa (teks sasaran) memiliki
banyak jenis yang beragam seperti: teks sastra, teks mengenai istilah-
istilah tertentu, teks berupa dongeng untuk anak-anak, dan lain
sebagianya.

2
Darsita Suparno, “Deiksis” dalam Kumpulan Cerpen al-Kabuus Tinjauan
Sosiopragmatik, al-Turas vol. XXI, no.2, Juli 2015, hal.344.
3
Peter Newmark, Approachess To Translation (London: Pergamon Press,
2001), hal 7.
4
Darsita Suparno, “Hubungan antara Bahasa dan Kebudayaan Menurut Cara
Pandang Struktualisme Cluade Levi Strauss” dalam Al-Turas Mimbar Sejarah, Sastra,
Budaya, dan Agama vol. 9, no.2, Juli 2003, hal.134.
3

Adapun teks yang diterjemahkan dalam penelitian ini yakni


dongeng cerita anak yang berjudul “al-Hisânu al-Tâyyâru fî Bilâdi al-
Asrâri”. Dongeng tersebut mengandung pesan moral yang baik yang
dapat dipetik dalam kehidupan sehari-hari. Buku tersebut ditulis oleh
Ahmad Najib, beliau adalah seorang direktur pusat sastra anak asal
Mesir yang sudah banyak menuliskan banyak buku dongeng cerita
anak berbahasa Arab. Ia pun dikenal sebagai penulis sastra anak yang
sangat produktif.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan proses penerjemahan


terhadap sebuah dongeng anak yang berjudul “al-Hisânu al-Tâyyâru
fî Bilâdi al-Asrâri”. Pada penerjemah tersebut peneliti menguraikan
menggunakan metode komunikatif. Metode penerjemahan
komunikatif adalah metode yang berorientasi pada keterbacaan Bsa
dan mentargetkan siapa sasaran pembacanya. Maka dari itu, metode
tersebut cocok untuk digunakan dalam menerjemahkan Tsu tersebut.
Bahasa yang digunakan pun dapat dan dipahami di lingkungan anak-
anak. Selain itu penerjemah pun menggunakan berbagai strategi
penerjemahan agar menghasilkan hasil terjemahan yang baik.

Pada akhirnya peneliti pun memberi judul “Penerjemahan


Komunikatif al-Hisânu al-Tâyyâru fî Bilâdi al-Asrâri Karya
Ahmad Najib”.
4

B. Batasan dan Rumusan Masalah


Dalam menerjemahkan buku dongeng anak yang berjudul
“penerjemah membatasi pokok penelitiannya mengenai:
1. Bagaimana proses dan penerapan metode penerjemahan
komunikatif dalam menerjemahkan buku dongeng anak yang
berjudul “ al-Hisânu al-Tâyyâru fî Bilâdi al-Asrâri” Karya Ahmad
Najib”.

2. Bagaimana penerapan strategi penerjemahan dalam


menerjemahkan buku dongeng anak yang berjudul “al-Hisânu al-
Tâyyâru fî Bilâdi al-Asrâri Karya Ahmad Najib”.

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan apa yang menjadi rumusan masalah. Maka,
penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses dan penerapan
metode penerjemahan komunikatif dan strategi penerjemahan dalam
menerjemahkan buku dongeng anak yang berjudul “al-Hisânu al-
Tâyyâru fî Bilâdi al-Asrâri” Karya Ahmad Najib.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini ialah:
1. Menghasilkan karya terjemahan buku dongeng anak yang
berjudul “al-Hisânu al-Tâyyâru fî Bilâdi al-Asrâri” karya Ahmad
Najib dengan pendekatan metode penerjemahan komunikatif.
2. Menjadi sumber bahan bacaan bagi para pembaca khususnya dari
kalangan anak-anak agar menjadi daya ketertarikan dalam
5

membaca serta mempelajari pesan moral yang dapat diambil


untuk membentuk jati diri mereka.
3. Sebagai motivasi bagi mahasiswa khususnya bagi mahasiswa
tarjamah dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas
mereka dalam bidang menerjemahkan dan terus membuat karya.
4. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya bagi
peneliti dan bagi pembaca pada umumnya di bidang
penerjemahan, metode yang digunakan saat menerjemahkan.

E. Penelitian Terdahulu
Pertama, Penelitian yang dilakukan oleh Shafa Fitri Anisa
mahasiswa jurusan Tarjamah UIN Syartif Hidayatullah Jakarta dalam
skripsi nya yang berjudul “Penerjemahan Kominukatif Buku Amîr fî
bilâd al-azqâm Karya Tsuraya ‘Abd al-Bad’i” tahun 2019. Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui penerapan metode komunikatif
dan teknik-teknik penerjemahan yang digunakan penerjemahan
komunikatif Buku “Amîr fî bilâd al-azqâm” Karya Tsuraya ‘Abd al-
Bad’i. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Banyak sekali persamaan dengan penelitian
tersebut mulai dari topik mengenai teks yang diterjemahkan, kegiatan
yang dilakukan, sampai metode yang dilakukan dalam penelitian
tersebut. Perbedaan kecilnya dapat dilihat dari judul pada korpus
tersebut.
Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Amirudin mahasiswa
jurusan Tarjamah UIN Syartif Hidayatullah Jakarta dalam skripsi nya
yang berjudul “Penerjemahan Kominukatif Cerita Anak al-Amîrah wa
Tsu’ban Karya Muhammad ‘Athiyyah al-Ibrasyi” tahun 2020.
6

Penelitian tersebut bertujuan untuk menerjemahkan buku cerita anak


“al-Amîrah wa Tsu’ban” karya Muhammad ‘Athiyyah al-Ibrasyi.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif-deskriptif. Banyak sekali persamaan dengan penelitian
tersebut mulai dari topik mengenai teks yang diterjemahkan, kegiatan
yang dilakukan, sampai metode yang dilakukan dalam penelitian
tersebut. Perbedaan kecilnya dapat dilihat dari judul pada korpus
tersebut.

Ketiga, Penelitian yang dilakukan oleh Al Muhtarom mahasiswa


jurusan Tarjamah UIN Syartif Hidayatullah Jakarta dalam skripsi nya
yang berjudul “Penerjemahan Komunikatif Muhammad Farid Wajdi
pada Terjemahan Kitab al-Hikam Karya Ibnu Athaillah as-
Sakandari” tahun 2019. Penelitian tersebut bertujuan untuk
menganalisis terjemahan Farid Wajdi pada kitab al-Hikam karya Ibnu
Athaillah dengan menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif. Peneliti tersebut menganalisis hasil terjemahan Farid
Wajdi pada kitab al-Hikam dari halaman 21-46. Adapun persamaan
dengan penelitian tersebut adalah penggunaan metode komunikatif
dalam menerjemahkan sebuah teks. sedangkan Perbedaannya terdapat
dari tema korpus penelitian yakni penelitian tersebut adalah teks
keagamaan, sedangkan penelitian ini teks dongeng anak. Penelitian
tersebut pun menguraikan kembali terjemahan terdahulu dan
menganalisisnya, sedangkan penelitian ini kegiatan menerjemahkan.

Keempat, Penelitian yang dilakukan oleh Annisa Syarifatunnisa


mahasiswajurusan Tarjamah UIN Syartif Hidayatullah Jakarta dalam
skripsi nya yang berjudul “Penerjemahan Kominukatif pada Buku
7

Atajawwaz Leih Karya Asmaa Hefzy” tahun 2019. Penelitian tersebut


bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan metode komunikatif
dalam menerjemahkan buku Atajawwaz Leih Karya Asmaa Hefzy
dengan menggunakan metode penelitian kualitatif-deskriptif.
Persamaan yang ditemukan dalam penelitian tersebut adalah proses
penerjemahan yang berfokus pada unsur komunikatif. Sedangkan
perbedaannya ialah tema korpus yang menjadi bahan terjemahan.

Kelima, Penelitian yang dilakukan oleh Chavia Sagita Anggrit


mahasiswa jurusan Tarjamah UIN Syartif Hidayatullah Jakarta dalam
skripsi nya yang berjudul “Penerjemahan Kominukatif Cerita Anak
serial Bersuara karya Ahmad Mohammed” tahun 2019. Penelitian
tersebut bertujuan untuk menerjemahkan cerita anak serial bersuara
karya Ahmad Mohammed dengan pendekatan komunikatif melalui
data-data yang telah diklasifikasikan menjadi kata, frasa, dan klausa
yang kemudian dipadankan dari bahasa Arab (Bsu) ke bahasa
Indonesia (Bsa). Banyak sekali persamaan dengan penelitian tersebut
mulai dari topik mengenai teks yang diterjemahkan, kegiatan yang
dilakukan, sampai metode yang dilakukan dalam penelitian tersebut.
Perbedaan kecilnya dapat dilihat dari judul pada korpus tersebut.

F. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Deskriptif
sendiri mempunyai sifat dari data penelitian kualitatif.5 Data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Selain itu

5
Muhammad, Metode penelitian bahasa, (Jogjakarta Ar-Ruz Media, 2011), hal
34.
8

semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap


apa yang sudah diteliti.6 Hal tersebut dilakukan dengan cara
mendeskripsikan hasil terjemahan yang ada dalam dongeng anak “al-
Hisânu Al-Tâyyâru fî Bilâdi al-Asrâri” karangan Ahmad Najib
kemudian menganalisis atau memahami setiap data dan frasa dalam
dongeng anak tersebut.. Metodologi penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari lima poin:

1. Fokus Penelitian
Dalam kumpulan koleksi e-book seri ‫ضَراءُ لِ ْْلَطْ َف ِال‬
ْ َ‫اْل‬
ْ ُ‫َمكْتَبَة‬
(perpustakaan hijau untuk ana-anak) terdapat kumpulan cerita-cerita
yang penuh pesan moral untuk anak, namun fokus pada penelitian ini
hanya menerjemahkan satu dari berbagai macam buku tersebut yakni
yang berjudul “al-Hisânu Al-Tâyyâru fî Bilâdi al-Asrâri” karya
Ahmad Najib yang kemudian akan diterjemahkan lalu
mendeskripsikan penerapan metode penerjemahan komunikatif yang
digunakan.

2. Sumber Data
Sumber data primer yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
korpus data yang akan diteliti atau diterjemahkan yakni buku
dongeng cerita anak “al-Hisânu al-Tâyyâru fî Bilâdi al-Asrâri” karya
Ahmad Najib. Adapun sumber data sekunder yang menjadi
pendamping bagi data primer peneliti merujuk pada buku-buku dan

6
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), hal 11.
9

jurnal mengenai metode penerjemahan, dan pada kamus-kamus


daring dan luring untuk mengetahui padanan kata agar menghasilkan
terjemahan yang baik dan akurat.

3. Teknik Pengumpulan Data


Mencari teks sumber
berupa dongeng anak

Menerjemahkan buku dan


memahami isi cerita

Menandai kata atau kalimat


yang terdapat perubahan

4. Metode Analisis Data


Metode analisis data adalah cara menguraikan dan
mengelompokkan satuan lingual sesuai dengan pola-pola, tema-
tema, kategori-kategori, dan masalah-masalah penelitian.7
Adapun metode dalam menganalisis data yang dilakukan peneliti
adalah:
a. Menerjemahkan buku dongeng cerita anak “al-Hisânu al-
Tâyyâru fî Bilâdi al-Asrâri” karya Ahmad Najib.

7
Muhammad, Metode Penelitian Bahasa, , hal 233.
10

b. Membandingkan antara terjemahan kata perkata dan


terjemahan dengan menggunakan metode komunikatif.
c. Menganalisis metode komunikatif yang digunakan dalam
menerjemahkan buku dongeng “al-Hisânu al-Tâyyâru fî
Bilâdi al-Asrâri” karya Ahmad Najib.

G. Teknis Penulisan
Secara teknis, penulisan skripsi ini berpedoman pada buku
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang
diterbitkan oleh CeQDa (Central for Quality Development and
Assurance) sesuai surat keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta no 507 tahun 2017.

H. Sistematika Penulisan
Penelitian ini akan disajikan terdiri dari 5 bab dan beberapa
subbab, adapun bagian tersebut ialah:
Bab I: Pendahuluan. Pada bab ini peneliti membaginya menjadi
beberapa sub bab yang terdiri dari: latar belakang masalah, batasan dan
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan. Tinjauan
pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II: Kerangka teori. Pada bab ini menguraikan hal apa saja yang
menjadi kata kunci dari penelitian ini seperti: penerjemahan, metode
penerjemahan adaptasi, strategi penerjemahan, dan teks sastra anak
Bab III: korpus penelitian. Pada bab ini menceritakan sinopsis
mengenai buku “al-Hisânu al-Tâyyâru fî Bilâdi al-Asrâri” serta
biografi mengenai Ahmad Najib selaku penulis buku tersebut.
11

Bab IV: Analisis data. Pada bab ini merupakan pokok dari
menelitian ini karena pada bab tersebut membahas mengenai teks
yang diterjemahkan serta pertanggung jawabannya.
Bab V: Penutup. Pada bab ini ada dua hal yang perlu disampaikan,
yaitu kesimpulan dan saran.
BAB II
KERANGKA TEORI

A. Penerjemahan
Penerjemahan adalah proses pengalihbahasaan dari bahasa satu
ke bahasa lainnya, proses ini pun harus melibatkan dua atau lebih.
Bahasa yang berbeda satu sama lain bukan merupakan variasi yang
acak, tetapi ada keteraturan yang dapat diamati dalam bahasa-
bahasa dunia. Keteraturan ini menjadikan setiap bahasa dapat
dipelajari, unik, khas, dan bermakna.8 Salah satu fungsi dari
penerjemahan adalah sebagai alat komunikasi. Bangsa Arab itu
sendiri pun telah melakukan kontak sosial dengan berbagai Negara
tetangganya seperti bangsa Etiopia, Yunani, Suriah, Nabati, dan
lain sebagainya.9 Oleh karena itu, penerjemahan tentunya memiliki
peran penting dalam karakteristik bahasa, karena setiap bahasa
memiliki karakteristik yang berbeda dari faktor budaya yang
memengaruhinya. Penerjemahan adalah salah satu instrumen
dalam pengenalan kebudayaan dari suatu bangsa ke bangsa yang
lain. Salah satu masalah yang dihadapi dalam penerjemahan adalah
adanya perbedaan budaya antara bahasa sumber dengan bahasa
sasaran.10 Menurut G. Janger dalam buku Salihen, proses

8
Darsita Suparno, “Refleksi Variasi Fonologis pada Fonem Bahasa Arab Mesir
dan Arab Saudi”, Arabiyat : Jurnal Pendididkan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban, vol.
5, no. 2, Desember 2018, hal. 215.
9
Darsita Suparno, “Kekerabatan Bentuk Kosakata Perabot Dapur dalam
Bahasa Arab Sudan dan Suriah”, al-Turas vol. 26, no.1, Januari 2020, hal. 3.
10
Darsita Suparna, “Nilai-Nilai Budaya dalam Novel Terjemahan”, al-Bahst ‘an
Imra’ah Mafqudah, Prosiding Seminar Nasional Penerjemahan Revitalisasi Peran
Penerjemahan di Era Global, (Ciputat: Tarjamah Center, 2013), hal 181

12
13

terjemahan adalah transformasi teks dari satu bahasa ke bahasa


lainnya tanpa mengubah isi teks asli.11
Ada beberapa syarat suatu kegiatan pemindahan pesan itu dapat
dikatakan sebagai kegiatan penerjemahan. pertama, melibatkan
dua bahasa: Bsu dan Bsa, pemindahan pesan yang tak melibatkan
sekurang-kurangnya dua bahasa tidak dapat dikatakan sebagai
kegiatan penerjemahan, akan tetapi hanya dapat disebut sebagai
kegiatab interpretasi, parafrasa, dan lainnya. Kedua, pengakihan
tersebut harus dilakukan secara sepadan. Arti sepadan disini bukan
dalam jumlah kata yang ada pada satu kontruksi tertentu, tetapi
terkait pemahaman yang akan ditangkap dan tanggapan yang
diberikan kepada pembaca atau pendengar baik dalam Bsa maupun
Bsu. Ketiga, penerjemah haruslah wajar sesuai penggunaan yang
lazim dalam Bsa. Syarat ketiga ini mengharuskan penerjemah
mengetahui bagaimana cara pengungkapan yang wajar.12
Seorang penerjemah perlu mengenali potensi dirinya serta
memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai jenis teks yang
akan ia terjemahkan agar ia tidak mengalami banyak kesulitan.
Agar teks yang diterjemahkan pun memiliki hasil yang baik dan
dapat berterima seorang penerjemah tentunya menerapkan strategi
penerjemahan dan menentukan metode yang sesuai pada saat
menerjemahkan.

11
Salihen Montaha, Bahasa dan Terjemahan: Language and Translation The
New Millenium Publication, (Jakarta: kesaint Blanc, 2008), hal 9.
12
Moch. Syarif Hidayatullah, Jembatan Kata: Seluk Beluk Penerjemahan Arab-
Indonesia (Jakarta: PT: Gramedia, 2017), hal 2.
14

B. Metode Penerjemahan Komunikatif


Metode berasal dari kata Metodh yang berati: suatu rencana
menyeluruh mengenai penyajian bahasa yang sistematis
berdasarkan pendekatan tertentu.13 Metode penerjemahan adalah
cara yang digunakan seorang penerjemah saat hendak memutuskan
untuk menerjemahkan suatu Tsu. Sedangkan komunikatif adalah
keadaan saling dapat berhubungan (mudah dihubungi). Jadi,
metode penerjemahan komunikatif dapat disebut dengan cara
memindahkan isi pesan atau informasi dengan memerhatikan
prinsip-prinsip komunikatif yang mudah dimengerti. Banyak
metode penerjemahan yang dikembangkan para ahli salah satunya
ialah Newmark, menurutnya metode ini terbagi menjadi delapan
teori ini dikenal dengan sebutan diagram V yang digambarkan
sebagai berikut:

Berorientasi pada Bsu Berorientasi pada Bsa


Kata per kata Adaptasi
Harfiah Bebas
Setia Idiom
Semantis Komunikatif

Dapat dilihat melalui diagram tersebut bahwa metode


penerjemahan komunikatif berorientasi pada Bsa, maka dari itu
metode tersebut berusaha menghasilkan efek bagi para pembaca

13
Andri Wicaksono, dkk, Teori Pembelajaran Bahasa: Suatu Catatan Singkat,
(Yogyakarta: Penerbit Garudhawaca, edisi revisi 2016), hal 2-3.
15

Bsa yang sedekat mungkin sedingga hasil terjemahan pun dapat


berterima dan mudah dipahami.

Menurut Newmark (1988:45) yang dikutip Syarif metode


tersebut mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang
sedemekian rupa, sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek
isi dapat dimengerti oleh pembacanya.14 Sesuai dengan namanya,
metode ini memperhatikan prinsip komunikatif, yakni bagi
pembacanya dan tujuan penerjemahan. Melalui metode ini, sebuah
versi teks Bsu dapat diterjemahkan menjadi versi Bsa sesuai
prinsipnya.

Metode ini mengharuskan seorang penerjemah untuk


menentukan siapa target pembacanya sehingga ia dapat memilih
diksi, struktur, tata bahasa, dan teknik penyampaian pesannya.
Contoh:

‫ضغَ ٍة‬
ْ ‫نَتَطََّوُر ِم ْن نُطْ َف ٍة ُُثَّ ِم ْن َعلَ َق ٍة ُُثَّ ِم ْن ُم‬

“Kita tumbuh dari mani, lalu segumpal darah, dan kemudian


segumpal daging|”
(awam).
“Kita berproses dari sperma, lalu zigot, dan kemudian embrio”
(terpelajar).

Tsu di atas dapat diterjemahkan dengan dua versi dengan


menyesuaikan siapa target pembaca dan untuk tujuan apa Tsu

14
16

tersebut diterjemahkan namun tetap dalam pesan yang sama.


Metode komunikatif dianggap metode yang terbaik diantara
metode yang berorientasi pada keterbacaan Tsa.

C. Strategi Penerjemahan
Strategi secara umum adalah rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.15 Jadi strategi
penerjemahan dapat disebut dengan pendekatan secara keseluruhan
yang digunakan dalam proses penerjemahan guna memperoleh
hasil terjemahan yang baik. Menurut Suryawinata dan Hariyanto
(2003:67), strategi penerjemahan adalah taktik penerjemah untuk
menerjemahkan kata atau kelompok kata, atau mungkin kalimat
penuh apabila kalimat tersebut tidak bisa dipecah lagi menjadi unit
yang lebih kecil untuk di terjemahkan.16 Ada beberapa strategi
penerjemahan yang bisa dimanfaatkan oleh penerjemah saat
menghadapi Tsu, strategi yang bisa dimanfaatkan untuk
menerjemahkan diantaranya:

1. Mengedepankan dan mengakhirkan (Taqdîm wa Ta’khîr)


Strategi ini mengharuskan seorang penerjemah
mengedepankan kata dalam Bsu yang diakhirkan dalam Bsa dan
mengakhirkan kata dalam Bsu yang dikedepankan dalam Bsa.
Contoh:
Qad haddada al-islâmu al-ta`adduda bi al-zawâj
1 2 3 4 5 6

15
KBBI (kamus Besar Bahasa Indonesia) V Luring.
16
Moch. Syarif Hidayatullah, Jembatan Kata: Seluk Beluk Penerjemahan Arab-
Indonesia, hal 35.
17

Islam telah membatasi poligami


3 1 2 456

2. Strategi Menambahkan (Ziyâdah)


Strategi ini mengharuskan seorang penerjemah untuk
menambahkan kata dalam Bsu yang disebut dalam Bsa.
Penambahan dalam teks sasaran dipandang perlu oleh penerjemah
demi kejelasan makna.17
Contoh :
Fahmu al-qur’âna amrun muhimmun
1 2 3 4
Memahami Alquran merupakan hal (yang) penting
1 2 T 3 T 4
Pada contoh tersebut, kata dalam Tsu berjumlah 4 kata, sedangkan
kata dalam Tsa bertambah menjadi 6 kata. Tambahan (T) kata itu
merupakan konsekuensi dari perbedaan struktur dalam Bsu dan
Bsa.

3. Strategi hadzf (menghilangkan)


Strategi ini mengharuskan seorang penerjemah untuk
membuang kata dalam Bsa yang disebut dalam Bsu. Terdapat dua
macam pelepasan, yaitu yang bersifat wajib yang menggunakan
gramatikal yang sesuai dalam Bsa, dan ada yang bersifat opsional
yang digunakan untuk mencegah pengulangan atau penggunaan
kata yang sama.18

17
M. Zaka Al-Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004) hal 83.
18
M. Zaka Al-Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia ,hal 82.
18

Contoh:
Fî yaumin min al-ayyami dzahaba ahmad lisayyidi al-samak
1 2 3 4 5 6 7 8
Suatu hari, Ahmad (pergi) memancing
1234 5 6 78

Pada contoh tersebut, jumlah kata dalam Tsu yang semula


berjumlah 9 kata, ketika diterjemahkan menyusut menjadi 5 kata.
Ada beberapa kata yang tidak diterjemahkan karena kata-kata itu
tidak diperlukan untuk kepentingan pengalihan Tsu ke Tsa.
Bahkan, apabila kata-kata itu dimunculkan dan tidak dibuang,
mungkin pesannya menjadi menyimpang.

4. Strategi Mengganti (Tabdîl)


Strategi ini mengharuskan seorang penerjemah untuk
mengganti struktur kata dalam Bsu dengan memperhatikan makna
dalam Bsa. Contoh:
Yûza’u majânan wa lâ yuba’
1 2 3 4 5
Gratis atau tidak diperjualbelikan
543 2 1
Pada contoh tersebut, kata yang berjumlah 5 kata, cukup
diterjemahkan dengan satu kata atau dua kata saja. Ini terkait
dengan kelaziman penggunaan konsep dari struktur itu dalam Tsa.

D. Teknik Penerjemahan
19

Teknik penerjemahan yang dikemukakan oleh Molina dan


Albir (2002) adalah sebagai berikut:19
1) Adaptasi (Adaptation)
Adaptasi adalah teknik yang mengganti unsur budaya bahasa
sumber (Bsu) dengan unsur budaya yang dikenal dalam bahasa
sasaran (Bsa). Hal tersebut bias dilakukan karena unsur budaya Bsu
tidak ditemukan dalam Bsa, ataupun unsur budaya pada Bsa
tersebut lebih dipahami oleh pembaca sasaran.
Contoh :
Bsu : al-mauridu al-‘adzbu katsîru al-zihâm
Bsa : ada gula ada semut
2) Amplifikasi (Amplification)
Amplifikasi adalah memperkenalkan atau menambahkan
informasi yang tidak terdapat dalam Bsu, yaitu parapfrase eksplisit.
Contoh :
Bsu : Hâfizû ‘alâ al-nazâfah
Bsa : Jagalah kebersihan
3) Peminjaman (Borrowing)
Peminjaman adalah teknik pengambilan sebuah kata atau
ungkapan dari Bsu. Peminjaman dapat berupa peminjaman murni
(pure borrowing) dan peminjaman yang sudah dinaturalisasi
(disesuaikan dengan sistem fonetik dan morfologi dari Bsa).
Contoh :
Bsu : Musalla
Bsa : mushola

19
Albir Hurtado, A. & Molina L. “Translation Tachnique Revised: A Dynamic
and Functional Approach” Vol. 47, No. 4, Spain: Universitas Autonoma Barcelona.
20

4) Kalke (Calque)
Kalke adalah teknik penerjemahan harfiah sebuah kata atau
frasa dari Bsu ke Bsa. Teknik penerjemahan ini bias dilakukan
secara leksikal dan struktural. Teknik ini mirip dengan terjemahan
harfiah. Perbedaannya terlihat pada struktur Bsu yang masih
muncul pada Bsa atau atau leksikal yang dipertahankan, tetapi
mengikuti struktur Bsa.
Contoh :
Bsu : Al-‘amalu al-sâlih
Bsa : Amal sholeh
5) Kompensasi (Kompensation)
Kompensasi adalah teknik penerjemahan yang memperkenalkan
unsur-unsur informasi atau pengaruh stilistik teks bahasa sumber
ke dalam bahasa sasaran.
Contoh :
Bsu : You can let your imagination go wild
Bsa : Anda dapat membiarkan khayalan mengembara sejauh
mungkin
6) Deskripsi (Description)
Deskripsi adalah teknik penerjemahan dengan menggantikan
sebuah istilah atau ungkapan dengan deskripsi bentuk dan
fungsinya.
Contoh :
Bsu : Khuwâr
Bsa : Anak unta yang belum disapih
21

7) Kreasi Diskursif (Discursive Creation)


Kreasi diskursif adalah teknik penerjemahan untuk
menampilkan kesepadanan sementara yang tidak terduga atau
keluar dari konteks. Teknik ini biasanya digunakan untuk
menerjemahkan judul buku atau judul film.
Contoh :
Bsu : Lâ tata‘allû bimuawwiqin min al-muawwiqat
Bsa : Jangan mencari-cari alasan karena berbagai aral melintang
dan menghadang.
8) Kesepadanan Lazim (Eshtabilished Equifalent)
Kesepadanan lazim adalah teknik untuk menggunakan istilah
atau ungkapan yang sudah lazim atau diakui dalam kamus Bsa
sebagai padanan pada Teks Bsu. Teknik kesepadanan lazim
digunakan untuk kata yang sudah secara formal memiliki padanan
dalam Bsa seperti yang terdapat dalam kamus yang telah disepakati
oleh komunitas tertentu sebagai pengguna bahasa (penggunaan
bahasa sehari-hari).
Contoh :
Bsu : Hal khalaqnâ Allâh ‘azza wa jalla lina’siyahu?
Bsa : Apakah Allah ‘azza wa jalla menciptakan kita untuk
mendurhakainya?
9) Generalisasi (Generalization)
Teknik ini menggunakan istilah yang lebih spesifik. Hal tersebut
dilakukan karena Bsa tidak memiliki padanan yang spesifik.
Teknik ini serupa dengan teknik penerimaan (acception).
Contoh :
22

Bsu : Laqad fasala yadahu tamâman ‘an jasadihi liyukmila al-


qitâla bihuriyyah
Bsa : Ia justru memisahkan tangannya dari jasadnya agar bias
mengorbankan jihad dengan bebas dan leluasa.
10) Amplifikasi Linguistik (Linguistic Amplificarion)
Amplifikasi linguistik adalah teknik menambah unsur-unsur
linguistik dalam teks Bsa. Teks ini digunakan dalam penerjemahan
lisan konsekusif dan dubbing.
Contoh :
Bsu : Ilâh
Bsa : Tuhan
11) Kompresi Linguistik (Linguistic Compression)
Kompresi linguistik adalah teknik mensintesa unsur-unsur
linguistic ke dalam teks Bsa. Teknik ini sering digunakan untuk
penerjemahan lisan spontan dan penerjemahan film (Subtitiling).
Contoh :
Bsu : The mind is accualy shaping the very thing is being perceived
Bsa : Akal membentuk segala sesuatu yang ada
12) Penerjemahan Harfiah (Literal Translation)
Teknik penerjemahan harfiah adalah mengalihkan sebuah
ekspresi kata demi kata tetapi strukturnya sudah mengikuti aturan
dalam bahasa sasaran.
Contoh :
Bsu : Qatala tâirâbi bi al-hajari al-wâhid
Bsa : Membunuh dua burung dengan satu batu
13) Modulasi (Modulation)
23

Modulasi adalah teknik penerjemahan yang mengubah sudut


pandang, fokus, atau kategori kognitif dalam hubungannya dengan
teks Bsu, bias dalam tataran leksikal atau struktural.
Contoh :
Bsu : Isyta‘ala al-ra’si syababan
Bsa : Kepalaku telah ditumbuhi uban
14) Reduksi (Reduction)
Reduksi adalah kebalikan dari teknik amplifikasi. Teknik ini
menekan atau memadatkan informasi yang terdapat dalam Bsu ke
dalam Bsa. Teknik ini hampir mirip dengan omission, tetapi ada
sedikit perbedaan. Teknik penghilangan (omission) ini tidak
termasuk sebagai teknik reduksi. Reduksi terkait dengan implisitasi
pesan bsu pada bsa, sementara penghilangan adalah pelenyapan
pesan dalam Bsa.
Contoh :
Bsu : Atî‘û Allâh wa al-rasûl
Bsa : taatilah Allah dan Rasul-Nya

15) Subtitusi (Subsitution)


Subtitusi adalah teknik mengganti elemen linguistic ke dalam
elemen paralinguistic (intonasi atau isyarat).
Contoh :
Bsu : Hal lanâ min al-amri min syaiin
Bsa : Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan)
engan urusan ini.
16) Partikularisasi (Particularization)
24

Partikularisai adalah teknik penggunaan istilah yang lebih


konkret atau khusus. Teknik ini bertolak belakang dengan teknik
generalisasi.
Contoh :
Bsu : Sadaqah
Bsa : Zakat
17) Transposisi (Transposition)
Transposisi adalah menggantikan struktur gramatikal Bsu
menjadi struktur gramatikal Bsa. Teknik ini dilakukan untuk
mengubah struktur asli Bsu agar mencapai efek yang sepadan.
Perubahan ini bias berupa pengubahan bentuk jamak ke tunggal,
posisi kata sifat, sampai pengubahan struktur kalimat secara
keseluruhan.
Contoh :
Bsu : Kaifa yahdî Allâh qouman kafarû ba’da îmânihim
Bsa : Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir
sesudah mereka beriman?
18) Variasi (Variation)
Variasi adalah teknik untuk mengubah unsur-unsur linguistik
atau paralinguistik yang mempengaruhi variasi linguistik,
perubahan tona tekstual, gaya bahasa, dialek sosial, dan juga dialek
geografis. Teknik ini bias ditemukan dalam penerjemahan drama
atau cerita anak.
Contoh :
Bsu : By the way
Bsa : ngomong-ngomong
25

E. Pengertian Sastra Anak


Sastra berasal dari bahasa sansekerta yang mana secara
etimologi berasal dari kata “sas” dan “tra”. Sas diartikan sebagai
mengajar, mendidik dan tra dimaknai dengan media, sarana, dan
alat.20 Karya sastra terkadang muncul berdasarkan permasalahnnya
yang biasanya dihadapi oleh masyarakat. Sastra merupakan wujud
gagasan seseorang melalui pandangan terhadap lingkungan sosial
yang berada di sekelilingnya dengan menggunakan bahasa yang
indah.21 Saat ini, dunia pendidikan juga ikut andil bagian dalam
karya sastra. Karya sastra tentu memiliki genre yang bermacam-
macam terutama, terutama jika karya tersebut dibuat oleh anak-
anak. Sastra anak yang dikembangkan dalam dunia pendidikan
memiliki misi khusus.22
Sastra anak adalah sastra yang berbicara tentang apa saja yang
menyangkut masalah kehidupan ini sehingga mampu memberikan
informasi dan pemahaman yang lebih baik tentang kehidupan itu
sendiri kepada anak. berdasarkan kehadiran tokoh utama. Sastra
anak merupakan cerita yang memiliki focus pada koelasi dunia
anak-anak dan bahasa yang digunakan sesuai dengan
pekembangan intelektual dan emosional anak.

20
Riska Hidayatul Umami. “Bias Gender Dalam Sastra Anak: Studi Pada
Buku Kecil-Kecil Punya Karya”, Vol. 02, No.01, Juli 2018, hal 138.
21
Pheni Cahya Kartika. “Meningkatkan Jiwa Sosial Anak Melalui Karya
Sastra Berupa Dongeng (Kajian Sastra Anak), Vol. 8, No 2, Juli – Desember 2015, hal
102.
22
Teguh Trianton. “Pendidikan Gender Berbasis Sastra”. Jurnal Pemikiran
menerjemahKependidikan Insania, Vol. 14, No. 2 Mei-Agustus 2009, hal 365.
26

Sastra anak dapat dibedakan menjadi tida hal:


1) sastra anak yang mengedepankan tokoh utamanya sebagai
benda mati,
2) sastra anak yang mengedepankan tokoh utamanya makhluk
hidup selain manusia, dan
3) sastra yang menghadirkan tokoh utama sebagai manusia itu
sendiri.23
Ciri-ciri sastra anak:
Ada beberapa ciri dai sastra anak berdasarkann hakikat sastra anak
yang dikutip oleh Nurgiyantoro (2016):24
1) dapat memberikan pemahaman dan kesenangan
2) bersifat mendidik
3) citra dan metafora kehidupan
Menerjemahkan buku cerita anak membutuhkan perhatian
lebih dan daya imajinasi yang tinggi layaknya anak-anak.
Penerjemaha harus memasuki alam imajinatif tersebut untuk
menyelami daya khayal mereka sehingga diperoleh terjemahan
yang sesuai dengan pembaca sasaran. Ada baiknya bila
menggunakan kecenderungan domestikasi dengan beberapa
adaptasi terutama unsur budaya.

23
Pheni Cahya Kartika. “Meningkatkan Jiwa Sosial…”, 105
24
Burhan Nurgiyantoro, Sastra Anak pengantar Pemahaman Dunia Anak,
(Jakarta: yayasan pustaka Obor Indonesia, 2009), hal 2.
BAB III
DONGENG ANAK “AL-HÎSÂNU AL-TAYYÂRU FI BILÂDI AL-
ASRÂRI DAN BIOGRAFI PENULISNYA

A. Buku Cerita Anak


1. Informasi Mengenai Buku “Al-Hisonu Al-Tayyâru fî
Bilâdi Al-Asrâri”
Buku dongeng anak yang berjudul “al-Hisânu al-Tâyyâru fî
Bilâdi al-Asrâri” (Kuda terbang di negeri rahasia) merupakan salah
satu buku berseri Maktabah al-khadra li al-athfali karya Ahmad
Najib yang diterbitkan oleh Dar al-Maarif pada tanggal 01 Januari
2013. Buku cerita anak berbahas Arab tersebut terdiri dari 47
halaman dan ukuran file 5.27 MB format PDF dengan no ISBN
9789770276075.

2. Sinopsis Tentang Cerita “Al-Hisonu Al-Tayyâru fî Bilâdi


Al-Asrâri”
Di sebuah negeri yang besar dan kaya ada seorang raja yang
berkuasa, Ia bernama raja Nu’man, putra raja Hassan. Meski ia
memiliki segalanya tetapi ia tidak merasa bahagia karena ia belum
mendapatkan hal aneh yang hanya terdapat di negeri rahasia. Salah
satu prajuritnya mengatakan bahwa seseorang yang mengetahui hal
tersebut hanyalah seorang penyihir di gunung, lalu raja Nu’man
pun mengutus salah satu prajuritnya untuk datang kepada penyihir
tersebut untuk menanyakannya tentang hal aneh di negeri rahasia
itu, lalu penyihir itu pun memberi tahu bahwa hal aneh tersebut

27
28

adalah kuda terbang dan mengatakan jalan menuju negeri tersebut


sangatlah sulit.
Setelah prajurit itu menceritakan apa yang dikatakan oleh
penyihir, sang raja tetap ingin mendapatkan kuda terbang tersebut
dan ia mengerahkan ratusan pasukan tentaranya. Di dalam
perjalanan para tentara pun mengalami banyak kesulitan yang
berupa serangan dari binatang buas, kekeringan air, dan lain
sebagainya, sehingga hanya tersisa sepuluh orang dari mereka dan
mereka memutuskan untuk kembali pulang dan menceritakan apa
yang terjadi kepada raja Nu’man. Raja Nu’man pun marah, dan
mengerahkan lima ratus tentaranya untuk pergi bersamanya dengan
membawa banyak bekal dan senjata. Sebelum ia pergi ia
memutuskan untuk menemui sang penyihir untuk mencari tahu
tentang negeri tersebut. Sang penyihir pun menasihatinya dan
mengatakan bahwa “tidak ada gunanya keserakahan” akan tetapi,
sang raja tetap ingin melakukan perjalanan ke negeri tersebut untuk
mendapatkan kuda terbang.
Raja Nu’man berjalan dengan pasukannya ke negeri rahasia dan
menghadapi berbagai kesulitan di sungai, gurun, dan pegunungan.
Sebagian pasukan pun meninggal. Hari demi hari, hanya tersisa raja
Nu’man, ia pun berusaha keras untuk mendaki gunung terakhir
sehingga ia terjatuh. Ia terkejut melihat keindahan lembah hijau yang
sangat indah bagaikan surga, lalu pun beristirahat dibawah pohon
sambil memakan apel lalu tertidur pulas. Ketika ia terbangun, ia
melihat putri cantik bersama kuda terbangnya, lalu ia pun
menghampirinya dan mereka pun saling berbincang. Pada akhirnya
sang raja mengambil kuda terbang cantik milik sang putri secara
29

paksa, sehingga sang putri pun mendoakanya: “semoga Allah


mengurangi teman-temanmu, memperbanyak musuhmu dan
dihadapkan dengan kehidupan yang sempit”.
Raja Nu’man pun kembali ke negerinya dengan meunggangi
kuda terbang. Ketika ia sampai di negerinya, orang-orang tidak
mengenalinya karena pakaiannya yang kuno dan sobek, mereka pun
mengira bahwa raja Nu’man telah meninggal dan mereka
membencinya atas perbuatannya terhadap para tentara dan membuat
penjajah menduduki negaranya bahkan ia pun diusir dari istanya
sendiri. Ia pun teringat kata-kata sang penyihir dan sang putri, lalu ia
memutuskan untuk mengembalikan kuda terbang kepada sang putri
dan meminta maaf kepadanya.
Sesampainya di lembah hijau, raja Nu’man pun meminta maaf
dan menceritakan apa yang terjadi di negerinya. Sang putri pun
memaafkan dan mensihatinya bahkan ia meminjamkan kudanya
untuk membantu melawan penjajah di negerinya lalu
mengembalikannya kembali. Sang raja pun kembali ke negerinya
dan mengumpulkan orang-orang untuk mengakui kesalahannya dan
mengajak mereka unruk bersatu melawan penjajah. Setelah pasukan
terbentuk, mereka pun melawan penjajah dengan dan raja Nu’man
menyerang dari atas dan pada akhirnya Negara mereka pun merdeka
kembali.
Raja Nu’man pun kembali ke lembah hijau untuk mengembalikan
kuda terbang tersebut. Ia sangat berterima kasih kepada sang putri
dan ia pun mengajak sang putri ke negerinya untuk menjadi istrinya,
sang putri pun bersedia. Burung-burung, bunga-bunga, dan
pepohonan pun mengadakan pesta sebagai bentuk perpisahan.
30

Keesokan harinya, mereka pun pergi, dan mereka hidup bahagia di


rumah yang indah yang terdapat taman indah yang sangat disuka
Azza, sang putri. Mereka pun dikarunia seorang anak laki-laki yang
bernama Osama.

B. Biografi Ahmad Najib


Penulis buku cerita “al-Hisânu al-Tâyyâru fî Bilâdi al-Asrâri”
adalah Ahmad Najib, nama lengkapnya Ahmad najib Asy-Syahawi.
Ia lahir di Giza pada 27 Juli 1928 dan wafat pada tahun 1423H /
2003M. Ia adalah seorang direktur pusat sastra anak, konsultan di
pusat pengembangan teknologi di Kementerian Pendidikan dan
dosen yang didelegasikan (pada mata pelajaran anak-anak) di
fakultas sastra dan fakultas humaniora. Selain itu, ia pun dianggap
sebagai salah satu tokoh penting di Mesir yang dikeluarkan oleh
Kementerian Mesir sebagai tokoh besar Islam pada abad ke-29.25

Buku-buku karya Ahmad Najib sebagiab besar adalah cerita anak-


anak dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris. Ia ikenal sebagai penulis
karya sastra anak yang sangat produktif, sehingga karya-karyanya
dapat mengembangkan pengetahuan, moral, dan imajinasi anak-
anak. Iamemiliki 8 buku di perpustakaan dengan total sebanyak
5.257 unduhan. Adapun buku-buku karya Ahmad sebagai berikut :
ِ ‫ الْثَّ ْور الْ َع ِجْي‬: ‫َم ْو ُس ْوعُةُ أَ ْخ َال ِق الْمسلِِم‬
‫ب‬
1) ُ ُْ
(Ensiklopedia akhlak seorang Muslim : “Sapi yang Ajaib”)
‫س‬ ِِ ِ
2)
ُ ‫ الْبُ ْو ُق َو النَّاقُ ْو‬: ‫َم ْو ُس ْوعُةُ أَ ْخ َالق الْ ُم ْسلم‬
25
http://web.archive.org/web/20180624014957/http://kingfaisalprize.org:80/ar/mr-
ahmad-m-najeeb/
31

(Ensiklopedia akhlak seorang Muslim : “Terompet dan lonceng”)


3) ِْ ‫َم ْو ُس ْوعُةُ أَ ْخ َال ِق‬
‫ الْ َما ِرُد اْ َْلبَّا ِر‬: ‫اْل ْسالَِم‬
(Ensiklopedia akhlak dalam Islam : “Raksasa yang Perkasa”)
ِ ‫موسوعةُ أَخ َال ِق الْمسلِِم هل انْتَ هي عصر الْمع ِجز‬
‫ات‬
4) َ ْ ُ ُْ َ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ ُْ َْ
(Ensiklopedia akhlak dalam Islam : “Apakah Telah Berakhir Era
Keajaiban”)
5) ‫ ِر ْحلَةُ إِ َل الْ َّس َم ِاء‬: ‫اْل ْسالَِم‬
ِْ ‫َم ْو ُس ْوعُةُ أَ ْخ َال ِق‬
(Ensiklopedia akhlak dalam Islam : “Perjalanan Menuju Langit)
6) ‫صا ُن الطَّيَّ ُار ِف بِ َال ِد ْاْلَ ْسَرا ِر‬ ِ
َ ‫ا ْْل‬
(Kuda Terbang di Negeri Rahasia)
7) ُ‫ِسر اْلعُلْبَةُ الْ َّذ َهبِيَّة‬
(Rahasia Kotak Emas)
8) ‫ب ْاْلطْ َف ِال عِلْم َو فُن‬
ُ ‫أَ َد‬
(Sastra Anak adalah Ilmu dan Seni)

3. Sekilas Tentang Maktabah al-Khadra Li al-Atfâl


Maktabah al-Khadra Li al-Atfâl merupakan buku seri yang
diterbitkan oleh Dâru al-Ma’ârif Aljazair yang khusus dalam buku
penerbitan anak-anak. Maktabah ini berdiri sejak 1984 yang
didirikan oleh Gamal el-Din Salehi, yaitu seorang penulis dan novelis
Aljazair.26 Maktabah ini telah menerbitkan banyak buku-buku dari
berbagai bahasa diantaranya bahasa Arab, perancis, Inggris, dan

26
https://www.facebook.com/pg/maktaba.khadra/about/?ref=page_internal
diakses pada 05 Maret 2018
32

Spanyol. Akan tetapi, didominasi dengan bahasa Arab yang


mencapai 50% penerbitannya
Buku-buku seri Maktabah al-Khadra Li al-Atfâl mengandung
muatan nilai moral yang tinggi, tujuan yang luhur dan meningkatkan
ide-ide dan prinsip mereka yang lebih tinggi. Buku-buku tersebut
berupa novel, cerita, dan dongeng yang indah, dan menyenangkan,
yang diinspirasi oleh warisan dunia dan budaya masyarakat di bumi
dengan peradaban yang kaya dan beragam yang penuh dengan
pelajaran dan nasihat yang mulai dan untuk ditunjukkan kepada
anak-anak. Adapun penulis buku-buku tersebut ialah kelompok
penulis yang dipimpin oleh pelopor sastra anak-anak seperti:
propesor Muhammad Athiyyah al-Ibrasyi, selain Adel al-Ghadhban,
Ahmad Najib, Abdullah al-Kabeer, Tsurayya Abdul Badi’, Yaqub al-
Syaruni, Abdul Tawab yusuf, dan yang lainnya.
BAB IV

PERTANGGUNG JAWABAN HASIL TERJEMAHAN

1. Pengantar Hasil Terjemahan


Pada bab ini merupakan inti dari hasil penelitian yakni berupa
pertanggungjawaban penerjemahan dalam menerjemahkan
dongeng cerita anak “al-Hisânu al-Tâyyâru fî Bilâdi al-Asrâri”
karya Ahmad Najib. Penulis hanya menjelaskan beberapa
perubahan kalimat setelah menerapkan metode penerjemahan
komunikatif dan strategi penerjemahan yang dilakukan. Hal
tersebut dilakukan dengan berotientasi pada bahasa sasaran serta
menjadikannnya suatu terjemahan yang dapat berterima.

2. Pertanggungjawaban Hasil Terjemahan

Kalimat 1
ِ‫ف الْعص ِر و ْاْلَو ِان ملِك ع ِظيم ا ْْلاه‬
ِِ ِ َّ ‫ُُي َكي أَنَّه َكا َن ِف قَ ِد ِْْي‬
َ ُ ْ َ َ َ َ ْ َ ‫الزَمان َو َسال‬ ُ ْ
ِ ِ ِ َ‫و السلْط‬
‫ك اْلَ َّسا ُن‬ ُ ‫ان إِ ْْسُهُ َمل‬
ُ ‫ك الن ْع َما ُن ابْ ُن اْملل‬ َ
َ
Terjemahan Harfiah Terjemahan Komunikatif

Diceritakan bahwa di masa Alkisah, pada zaman dahulu


lalu dan di masa lalu, ada seorang raja yang agung
seorang raja yang gengsi dan dan berkuasa, ia bernama
berkuasa, namanya raja Raja Nu’man putra Raja
Nu’man putra rasa Hassan. Hassan.

33
34

a) ‫ُُْي َكي‬

Kata “‫”ُي َكي‬


ُْ merupakan bentuk kata kerja pasif (fi’il
majhul) dari kata “‫ َُيْكِي‬-‫كي‬
َ ‫ ” َح‬yang berarti: menceritakan,
menghubungkan mengisahkan.27 dikarenakan kata tersebut
adalah bentuk kata kerja pasif, maka kata tersebut memiliki
arti: diceritakan, dihubungkan, dikisahkan. Dalam buku bacaan
cerita dalam Bsa dongeng biasanya diawali dengan kata
“alkisah”. Kata “al-kisah itu sendiri dalam KBBI memiliki arti:
ungkapan yang digunakan untuk memulai sebuah cerita atau
hikayat.

ِ ‫الزم‬ ِ
b) ‫ان‬ َ َّ ‫ِف قَد ِْْي‬

Fî qadîm al-zamân

Pada dahulu zaman


1 2 3
Pada zaman dahulu
1 3 2
Dalam menerjemahkan kalimat tersebut, penerjemah
menerapkan strategi penerjemahan taqdim wa takhir
(mengedepankan dan mengakhirkan) yaitu mengedepankan

27
Kamus al-Maany Luring, kata: ‫كي‬
َ ‫َح‬
35

kata dalam Bsu ketika dipindahkan ke dalam Bsa karena


mengikuti struktur pada Bsa serta meningkatkan keterbacaan
agar pesan dapat tersampaikan dengan baik.

‫ص ِر َو ْاْل ََو ِان‬ ِ ِ‫و سال‬


ْ ‫ف اْ َلع‬
c) َ َ

Dalam kamus al-Maany Luring kata tersebut memiliki arti:


pula, juga, seperti halnya, juga : ‫َو‬
: ‫ف‬ ِ ِ‫سال‬
sebelumnya, terdahulu, lewat َ
sore, waktu, masa, era, jangka : ‫ص ِر‬
ْ ‫الْ َع‬
: ‫ان‬ ِ ‫ْاْلَو‬
waktu, musim َ
Dalam menerjemahkan kalimat tersebut, penerjemah
menerapkan strategi penerjemahan hadzf (menghilangkan)
dengan tidak menerjemahkan kalimat tersebut karena memiliki
arti atau inti yang sama dengan kalimat sebelumnya mengenai
keterangan masa lampau yaitu kalimat “pada zaman dahulu”.

Kalimat 2

‫اح ُر‬ َّ ُ‫ص َل إِ َل ا ْْلَبَ ِل الَّ ِذي يَ ْس ُك ُن فَ ْوقَه‬


ِ ‫الس‬ ِِ ُ ِ‫َس َار الضَّاب‬
َ ‫ط ِف طَ ِريْقه َح َّّت َو‬

Terjemahan Harfiah Terjemahan Komunikatif

Seorang perwira itu berjalan Seorang perwira itu berjalan


di perjalanannya sampai menuju gunung yang mana
mencapai gunung yang
36

mana penyihir itu tinggal di penyihir itu tinggal di


atasnya. atasnya.

a) ... ‫ط ِف طَ ِريِْق ِه َح َّّت‬


ُ ِ‫َس َار الضَّاب‬
Jika diterjemahkan secara harfiah kalimat tersebut
memiliki arti “seorang perwira itu berjalan dijalannya” kalimat
tersebut tidak berprinsip komunikatif dan hasil terjemahan
terasa rancu dibaca. Struktur dalam Bsu tersebut meski
dihilangkan tanpa menghilangkan pesan dan alur yang
disampaikan. Keterangan berjalan tidak perlu dijelaskan
kembali dengan kalimat “dalam perjalannya”. Maka dari itu,
penerjemah menjelaskannya dengan keterangan yang lebih
jelas yakni “menuju”. Akhirnya kalimat tersebut menjadi
“seorang perwira pun berjalan menuju …”.

Kalimat 3

ِ ِ ِ ِ
َ ‫ونَظََر إِ َل أ َْعلَي فَ َرأَي ا ْْلَبَ َل َعاليًا َعاليًا َوطَ ِريْ َق الصعُ ْود إِلَْيه‬
‫ص ْعبًا‬

Terjemahan Harfiah Terjemahan Komunikatif

dan ia melihat ke atas lalu ia dan ia menengadah lalu


melihat gunung yang tinggi melihat gunung yang sangat
tinggi, dan cara mendakinya tinggi dan cara mendakinya
pun sulit. pun sulit.
37

a) ‫َعالِيًا َعالِيًا‬

Kata “ ‫ ” َعالِيًا‬memiliki arti: yang tinggi, diangkat, jangkung


menjulang, mulia. Dalam kalimat tersebut terdapat uslub
taukid, uslub taukid adalah gaya bahasa untuk menguatkan
makna suatu kalimat dengan cara mengulangkan kata atau
dengan menggunakan kata yang termasuk alat taukid. maka
dari itu, pengulangan kata pada kalimat tersebut diterjemahkan
menjadi “sangat tinggi”.
b)

Kalimat 4

َّ ‫ ِْل‬،‫ك‬
َ ‫َن طَ ِريْ َق َها‬
‫ص ْعب َوبَْي نَ نَا‬ ِ ِِ
َ َ‫ص ْوَل إِِل َهذه الْبِالَد َهل‬
ُ ‫ُكل َم ْن َح َاوَل الْ ُو‬
‫ص ْحَراء َو ِاس َعة َوَنْر َكبِ ْي َوََْبر َوثََالثَةُ ِجبَ ٍال َعالِيَ ٍة‬
َ ‫َوبَْي نَ َها‬

Terjemahan Harfiah Terjemahan Komunikatif

Setiap orang yang mencoba Setiap orang yang mencoba


untuk sampai ke negeri ini untuk sampai ke negeri
ia binasa, karena jalannya tersebut ia akan binasa,
sulit, di antara kita dan karena jalannya sulit,
diantaranya gurun yang luas perjalanan yang ditempuh
dan sungai besar dan laut dari sini ke negeri tersebut
dan tiga gunung yang tinggi. melewati gurun yang luas,
38

sungai yang panjang, laut, dan


tiga gunung yang tinggi

a) ... ‫ص ْحَراء َو ِاس َعة َوَنْر‬


َ ‫َوبَْي نَ نَا َوبَْي نَ َها‬
Kalimat tersebut jika terjemahkan secara harfiah memliki
arti “ di antara kita dan di antaranya terdapat gurun yang luas,
sungai …”. Kalimat tersebut sangat rancu ketika dibaca
sehingga membuat pesannya pun tidak tersampaikan dengan
baik. Penerjemah pun memerhatikan prinsi komunikatif
dengan menjelaskan kata di antara dengan “jarak yang
ditempuh” karena maksud “di antara” dalam konteks tersebut
adalah sebuah jarak yang membentang diantara dua negeri
tersebut.
Dalam menerjemahkan kalimat tersebut pun penerjemah
menggunakan strategi ziyadah dengan menambahkan kata
“melewati” pada Tsa. Strategi tersebut digunakan untuk
memperjelas keadaan dalam kalimat sebelumnya, yakni apa
yang dilewati diperjalanan yang membentang diantara dua
negeri tersebut. Dengan demikian, penerjemah
menerjemahkannya dengan “perjalanan yang ditempuh dari
sini ke negeri tersebut melewati gurun yang luas, sungai, …”.

b) ‫بَْي نَ َها‬
39

Dalam menerjemahkan kata tersebut penerjemah


menerapkan teknik amplifikasi yaitu memperkenalkan atau
menambahkan detail informasi yang terdapat dalam Bsu.28
Penerjemah menambahkan kata “negeri” untuk menjelaskan
dhomir mustatir ‫َها‬ pada kata ‫بَْي نَ َها‬ sehingga kalimat tersebut
menjadi lebih jelas dan tidak rancu saat dibaca.

c) ‫َو‬

Partikel “‫ ” َو‬yang berati “dan” pada kalimat tersebut


diterjemahkan dengan menggunaan tanda koma (,).
Penggunaan tanda baca tersebut menyesuaikan dengan struktur
gramatikal dan struktur yang terdapat pada Bsa. Penggunaan
tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu
pemerincian atau bilangan.29

d) ‫َنْر َكبِ ْي‬

secara harfiah “‫كبِ ْي‬


َ ‫ ” َنْر‬memiliki arti “sungai yang besar”,
namun dalam bahasa Indonesia tidak terdapat kolokasi sungai
yang besar melainkan “sungai yang panjang”. Dalam
kebanyakan situs informasi pun banyak yang menyebutnya

28
Raja Rachmawati, “Teknik dan Ideologi Penerjemahan di Wordpress”, Vol
07, No 02, Oktober 2016, hal 214.
29
PUEBI
40

dengan sungai panjang, dari segi bentuk pun sungai memiliki


bentung yang panjang bukan besar maupun luas.

Kalimat 5

ِّ ‫الص ْحراءَ َو‬ ِ ٍ ِ


‫الص ْفَراء‬
َّ ‫ال‬
َ ‫الرَم‬ َ َّ َّ‫َوإذَا نَظََر َوَراءَ ُه ْم أ َْو َح ْوََلُْم الَيََرْو َن أْيْضا إال‬
‫ت الش َّْوكِيَّ ِة‬
ِ ‫اَت‬ ِ ِ‫َوقَلِْي ًال ِم َن اْلَ َشائ‬
َ َ‫ش اْلَ ِشنَ ِة َوالنَّب‬

Terjemahan Harfiah Terjemahan Komunikatif

dan jika mereka melihat ke dan jika mereka melihat ke


belakang atau sekeliling belakang atau sekeliling
mereka, mereka juga tidak mereka, mereka juga hanya
melihat apapun kecuali melihat gurun pasir, pasir
gurun pasir, pasir kuning, kuning, rumput-rumput kasar
rumput-rumput kasar dan dan pohon-pohon berduri.
pohon berduri.

ٍ ‫الَي رو َن أْي‬
َّ َّ‫ضا إِال‬
a) َ‫الص ْحَراء‬ ْ ْ ََ

Dalam kalimat tersebut tedapat struktur ilmu balaghah yang


disebut dengan qashr, qashr adalah mengkhususkan sesuatu
dengan cara-cara tertentu yang mengandung dua pokok yaitu
suatu yang dikhususkan dan sesuatu yang menerima
pengkhususan. Ciri qashr dalam kalimat tersebut ialah ditandai
41

dengan adanya huruf nafy / negasi (َ‫ ) ال‬yang diikuti dengan


huruf istisna / pengingkaran (‫) إَِّال‬. Pada kalimat tersebut terjadi
pemadanan struktur yang mana kalimat kalimat negatif dalam
Bsu menjadi kalimat positif setelah dipindahkan ke dalam Bsa.
Dalam menerjemahkan struktur tersebut pun biasanya
menggunakan kata: “hanya”, dan lain sebagainya, dengan
begitu terjemahan menjadi lebih rinci dan jelas.

Kalimat 6

َّ ‫ُُثَّ َس ُارْو إِ َل اَْْل ََم ِام أَََّّي ًما َوأَََّّي ًما َوأَََّّي ًما َو‬
ْ ‫الص ْحَراءُ الَ تُِريْ ُد أَ ْن تَ ْن تَ ِهي َوالن‬
‫َّه ُر‬

‫اَلَّ ِذي بَ ْع َد َها َال يُِريْ ُد أَ ْن يَظْ َهَر‬

Terjemahan Harfiah Terjemahan Komunikatif

Kemudian mereka berajalan Kemudian mereka berjalan


ke depan hari-hari dan hari- berhari-hari namun gurun-
hari dan hari-hari, namun gurun tak kunjung berakhir
gurun tersebut tak ingin dan sungai pun tak kunjung
berakhir dan sungai yang nampak
setelahnya tak ingin tampak

a) ‫إِ َل اَْْل ََم ِام‬


42

Penerjemah menghilangkan kalimat ‫إِ َل اَْْل ََم ِام‬ saat


menerjemahkan ke dalam Bsa, karena jika diletakkan kalimat
tersebut memiliki arti: berjalan ke depan, keadaan tersebut
tidak perlu dijelaskan karena justru malah terjadi pemborosan
kata dan tanpa diletakkan pun para pembaca sudah paham
bahwa keadaan berjalan adalah ke depan, terkecuali
menjelaskan keadaan berjalan lainnya pada saat-saat tertentu.

b) ‫أَََّّي ًما َوأَََّّي ًما وأَََّّي ًما‬


Penerjemah menggunakan strategi penerjemahan hadzf
dengan menghilangkan beberapa kata yakni dari “hari-hari dan
hari-hari dan hari-hari” menjadi “berhari-hari”. Teknik
penerjemahan ini pada umumnya disebabkan oleh ketiadaan
padanan gramatikal. Selain itu, penghilangan unsur bahasa
sumber ke dalam bahasa sasaran pun dilakukan untuk
menghindari pengulangan kata yang sama.30

c) ‫تُِريْ ُد‬

Kata “‫ ”تُ ِريْ ُد‬dalam kamus al-Maany Luring memiliki arti:


mau, ingin, hendak, rela, mencari berniat, namun penerjemah
menggantinya dengan kalimat yang sepadan yakni kata
“kunjung” karena kata tersebut sama-sama menunjukan kepada

30
Bena Yusuf Pelawi, “Penerjemahan Teks Gospel According To Mathew ke
Dalam Bahasa Indonesia”, Vol 13, No 2, oktober 2014. Hal 384.
43

hal yang akan datang dan lebih cocok dengan konteks yang ada
mengenai penantian terhadap alam seperti: “gurun tak kunjung
berakhir”.

Kalimat 7

‫ب بِنَ ْف ِس ِه‬ ِ ‫ب ِم ْن قَائِ ِد ا ْْلَْي‬


َ ‫ش أَ ْن يَ ْذ َه‬
ِ
َ َ‫ضبًا َشديْ ًدا َو طَل‬
َ َ‫ب الن ْع َما ُن غ‬ ِ
َ ‫غَض‬
‫ضابِطًا‬ ِ ٍ ‫و َيْخ َذ معه َخَْس ِمائَِة جنْ ِد‬
َ ‫ي َو ع ْش ِريْ َن‬
ّ ُ َ َُ َ ُ َ َ

Terjemahan Harfiah Terjemahan Komunikatif

Raja Nu’mah sangat marah Raja Nu’man sangat marah


dan meminta komandan dan meminta komandan
tentaranya untuk oergu tentaranya untuk pergi
bersamanya sendiri dan dengan dirinya dan
membawa lima ratus prajurit mengerahkan lima ratus
dan dua puluh perwira. prajurit dan dua puluh
perwira.

a) ‫ضبًا َش ِديْ ًدا‬


َ َ‫ب الن ْع َما ُن غ‬ ِ
َ ‫غَض‬
Dalam menerjemahkan kalimat tersebut penerjemahkan
menerapkan teknik penerjemahan Transposisi, teknik ini
dilakukan untuk mengubah struktur asli Bsu agar mencapai
44

efek yang sepadan.31 Pengubahan kalimat tersebut berupa


posisi kata Struktur gramatikal yang terdapat di dalam Bsu
tersebut tidak berlaku di dalam Bsa. Maka dari itu, penerjemah
cukup menerjemahkannya dengan kalimat “raja Nu’man sangat
marah” sehingga kalimat tersebut lebih jelas dan terperinci.

ِ ِ ِ
b) ٍّ ‫ََيْ ُخ َذ َم َعهُ َخَْ َسمائَة ُجنْد‬
‫ي‬
Kalimat tersebut jika diterjemahkan dengan google
terjemahan menjadi: ia membawa lima ratus tentara
bersamanya. Penerjemahan mengganti kata “membawa”
menjadi “mengerahkan” karena kata tersebut lebih sepadan kita
disandingkan tentang ketentaraan. Mengerahkan itu sendiri
memiliki arti: menghimpun/mengumpulkan (tentara dan
sebagainya), mengajak bergerak, dan memobilisasikan.

Kalimat 8

‫ف‬ ِ ِ‫ك الن عما َن ابن املل‬


ُ ‫ َاليَ ْع ِر‬،‫ك َح َّسان‬ ِ
َ ‫ "إِ َّن الْ َمل‬: ‫اح‬‫ص‬ ‫َّع َما ُن َو‬
‫ب الن‬ ِ ِ‫فَغ‬
‫ض‬
َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ
".‫اْسُهُ الْ ُم ْستَ ِحْيل‬
ْ ‫َشيئا‬

Fagadiba al-Nu’man wa sâha : “inna al-maliku al-Nu’man


ibnu al-maliku Hassan lâ ya’rifu ismuhu al-mustahîlu

31
Raja Rachmawati, “Teknik dan Ideologi Penerjemahan di Wordpress”, Vol
07, No 02, Oktober 2016, hal 216.
45

Terjemahan Harfiah Terjemahan Komunikatif

Lalu raja Nu’man pun marah Lalu raja Nu’man pun marah
dan berteriak dan berteriak “Sesungguhnya
“Sesungguhnya raja Nu’man raja Nu’man putra raja
putra raja Hassan Tidak Hassan tidak mengenal yang
mengenal apa-apa yang namanya mustahil”
disebut tidak mungkin

Dalam keterangan tersebut, sang raja berkata “….. tidak


mengenal apa-apa yang disebut tidak mungkin” jika
diterjemahkan secara harfiah. Kalimat tersebut sangat rancu
dan tidak enak ketika dibaca karena susunan kalimat tersebut
tidak biasa dituturkan oleh penutur Bsa sehingga membuat
pesannya pun tidak tersampaikan dengan baik. Maka dari itu,
penerjemah pun menggunakan metode penerjemahan
komunikatif yang berprinsip komunikatif dengan
menghilangkan kata “sesuatu” dan meringkas nya menjadi
kalimat “Tidak mengenal yang namanya mustahil”.
Selain itu, penerjemah pun menerapkan metode
penerjemahan Borrowing (peminjaman) yakni teknik
pengambilan sebuah kata atau ungkapan dari Bsu. Dalam hal
ini penerjemah menetapkan kata “mustahîl” dengan
menerjemahkan mustahil, karena kata tersebut lebih cocok
digunakan untuk kalimat tersebut dan sudah masuk ke dalam
kamus resmi yaitu KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
46

Kalimat 9

!!‫ض ِر‬ ِ
َ ‫َخ‬
ْ ‫أْجَ َل َه َذ الْ َوادي ْاْل‬
ْ ‫ َما‬... ‫ََّي ُسْب َحا َن للا‬

Terjemahan Harfiah Terjemahan Komunikatif

Ya subhanallah… apa lebih Subhanallah... alangkah


indah ini lembah hijau!! indahnya lembah hijau ini!!

a) ‫ُسْب َحا َن للا‬


Kata tersebut tetap diterjemahkan dengan kata
“Subhanallah” tanpa merubahnya, karena penerjemah
menerapkan teknik peminjaman (borrowing) yaitu meminjam
kata atau ungkapan dari Bsu yang bersifat murni. Teknik
borrowing tidak melakukan transfer bentuk lingual ke dalam
bahasa target, tetapi lansung meminjam kata atau ekspresi dari
Bsu.32 Salah satu yang menjadi tolak ukur sebuah ungkapan
pinjaman adalah kamus resmi pada Bsa, dan di dalam KBBI
kata subhana telah tertera yang memiliki arti: mahasuci (Allah).

b) ‫َْجَ َل‬
ْ ‫َما أ‬

32
Edward dan Sorta Hutahaean, “Analisis Teknik dan Ideologi Terjemahan
Pada Novel Leap of Faith Oleh Danielle Steel dan Puri Kenangan Oleh Kathleen S. W.,
Vol 11, No 1, agustus 2014, hal 14,
47

Dalam strktur gramatikal bahasa Arab partikel ‫ َما‬+ isim


tafdhil memiliki arti yang menunjukkan kepada hal yang
menakjubkan seperti: alangkah, betapa.

Kalimat 10

‫ض ِِثَا ِرَها َو‬


َ ‫ف بَ ْع‬ ِ ‫َرأَي الن ْع َما ُن أ ََم َامهُ َش َجَرةً ِم ْن أَ ْش َجا ِر الت ف‬
َ َ‫َّاح فَ َقط‬
َ ‫ض ِر‬
َ ‫َخ‬ ِ ‫جلَس َعلَي ا ْْلَ ِش‬
ْ ‫يش ْاْل‬ َ

Terjemahan Harfiah Terjemahan Komunikatif

Raja Nu’man melihat di Raja Nu’man melihat sebuah


depannya pohon dari pohon- pohon apel di depannya lalu
pohon apel lalu ia memetik ia memetik beberapa buah
sebagian buahnya dan dan duduk di atas rumput
duduk di atas rumput hijau. hijau.

a) ِ ‫َش َجَرةً ِم ْن أَ ْش َجا ِر الت ف‬


‫َّاح‬
Syajaratan min asyjâri al-tuffâhi

Pohon dari pohon-pohon apel


1 2 3 4
Pohon apel
1 2
48

Dalam penerjemahkan kalimat tesebut, penerjemah


menggunakan strategi penerjemahan Hadzf dengan membuang
kata dalam Bsa yang disebut dalam Bsu. Strategi penerjemahan
tersebut digunakan dengan menyesuaikan gramatikal yang
sesuai dalam Bsa,
Pada kalimat tersebut, jumlah kata dalam Tsu yang
berjumlah 4 kata, dan ketika diterjemahkan ke dalam Tsu
kalimat menjadi 2 kata. Ada beberapa kata yang tidak perlu
diterjemahkan karena kata-kata itu tidak diperlukan dalam
pengalihan Tsu ke dalam Tsa. Bahkan, apabila kata-kata itu
diterjemahkan dan tidak dibuang, mungkin pesannya akan sulit
untuk dipahami.

Kalimat 11

‫ لََق ْد‬،ً‫ك ِِبَ َذا ال َكالَِم َوالَ أُ ِريْ ُد ُمنَاقَ َشةً طَ ِويْلَة‬
ِ ‫ "الَ تُتْعِِِب نَ ْفس‬: ‫ال الن عما ُن‬
َ َ ْ َ َ‫ق‬
‫ص ْوِل َعلَى َه َذا‬ ِ ِ ٍ ‫ف جنْ ِد‬
ِ ِ
ُ ُ‫ي م ْن ُجنُ ْودي ِف َسبِْي ِل اْل‬
ّ ُ ْ‫ات أَ ْكثَ ُر م ْن أَل‬
َ ‫َم‬
"‫ضا‬
ً ْ‫ت أ َََن أَي‬ ِ ِ‫اْل‬
ُ ‫ت َساَُم ْو‬
ُ ْ‫صان َوُكن‬
َ

Terjemahan Harfiah Terjemahan Komunikatif

Raja Nu’man berkata : Raja Nu’man berkata : “Tak


“Jangan melelahkan dirimu perlu berpayah-payah banyak
dengan ucapan ini dan aku bicara. Aku tidak ingin
tidak ingin berdebat banyak berdebat. Lebih dari
panjang. Lebih banyak dari seribu prajuritku mati dalam
49

seribu prajurit dari prajurit- perjalanan untuk


prajuritku mati dalam mendapatkan kuda ini dan
perjalanan untuk aku pun nyaris mati”.
mendapatkan kuda ini dan
aku pun akan mati”.

a) ‫ال‬
َ َ‫ق‬

Penerjemah menghilangkan kata “‫ال‬


َ َ‫ ”ق‬saat memindahkan
teks tersebut ke dalam Bsa, karena kata tersebut sudah
terwakilkan dengan tanda titik dua ( : ). Pada kebanyakan buku
cerita dalam Bsa yang berisikan banyak analog, percakapan
tersebut pun cukup menggunakan tanda titik dua ( : ) tanda
mengulang-ulang kata “berkata”.

b) ‫ك ِِبَ َذا ال َكالَِم‬


ِ ‫الَ تُْتعِِِب نَ ْفس‬
َ
Kalimat “‫ك ِِبَ َذا ال َكالَِم‬
ِ ‫”الَ تُتْعِِِب نَ ْفس‬
َ jika diterjemahkan
secara harfiah kalimat tersebut memiliki arti: “jangan
melelahkan dirimu dengan perkataan ini”, kalimat tersebut
sangat asing jika diucapkan oleh penutur Bsa dan penggunaan
bahasanya pun sedikit bertele-tele. Pada akhirnya, penerjemah
menerjemahkan metode penerjemahan komunikatif dengan
memerhatikan prinsip-prinsip komunikatif yang mudah
dimengerti yang biasa digunakan oleh penutur Bsa. Dengan
50

begitu, penerjemah menerjemahkannya dengan: “tidak perlu


bersusah payah banyak bicara”.

‫ي ِم ْن ُجنُ ْوِدي‬ ِ ِ ِ
c) ٍّ ‫أَ ْكثَ ُر م ْن أَلْف ُجْند‬
Dalam menerjemahkan kalimat tersebut penerjemah
menggunakan teknik penerjemahan transposisi, yaitu dengan
melihat struktur yang digunakan dalam Bsa. Kalimat tersebut
jika diterjemahkan dengan menggunakan metode
penerjemahan harfiah akan menjadi “lebih banyak dari seribu
tentara dari tentara-tentaraku” struktur atau gaya bahasa yang
digunakan dalam Bsu tidak berlaku dalam Bsa, sehingga
kalimat tersebut cukup diterjemahkan dengan “lebih dari seribu
tentaraku”.

d) ‫ضا‬
ً ْ‫ت أ َََن أَي‬
ُ ‫ت َساَُم ْو‬
ُ ‫َوُكْن‬

Huruf “‫”س‬
َ yang terletak sebelum fi’il (kata kerja)
memiliki arti “akan” namun penerjemah menggantinya dengan
kata “nyaris”, dalam kamus KBBI V berbasis android “akan”
berarti: sesuatu yang sendak terjadi, dan “nyaris” berarti:
hampir saja terjadi. Kedua kata tersebut menunjukan kepada
sebuah kejadian yang akan terjadi. Diksi “nyaris” lebih tepat
untuk menggambarkan kejadian dalam cerita, yakni bukan
mengenai apa yang akan ia lakukan tetapi sesuatu yang
mengintainya namun tidak terjadi.
51

Kalimat 12

‫َض ْع يَ ِدي ِف اَيْ ِديَ ُك ْم لِنَطْ ِرَد ال َع ُد َّو ِم ْن بِ َال ِد ََن َوتَعُ ْوَد إِلَْي نَا ُحِّريَتُنَا‬
َ ‫تَ َعالَ ْوا أ‬

‫َوَكَر َامتُنَا‬

Terjemahan Harfiah Terjemahan Komunikatif

Ayo aku letakkan taruh Mari kita bersatu untuk


tanganku di tangan kalian mengusir penjajah dari negeri
untuk mengusir musuh dari kita serta mengembalikan
negeri kita dan kebebasan dan martabat kita.
mengembalikan kebebasan
dan martabat kepada kita.

a) ‫َض ْع يَ ِدي ِف اَيْ ِديَ ُك ْم‬


َ‫أ‬

Penerjemahkan menerapkan metode penerjemahan


komunikatif dalam menerjemahkan kalimat tersebut. Metode
tersebut digunakan karena penerjemah memperhatikan
keteralihan struktur Tsa agar dapat dipahami dengan baik oleh

ُ َ‫اَيْ ِدي‬
si penutur Bsa. Dengan begitu, kalimat “‫ك ْم‬ ‫َض ْع يَ ِدي ِف‬
َ ‫”أ‬
yang diterjemahkan menggunakan Google Translate memiliki
arti “aku meletakkan tanganku ditangan kalian” penerjemah
menerjemahkannya dengan makna “berjuang”.
52

Maksud dari kata tangan tersebut adalah kekuatan, karena


maksud dari teks tersebut bukan benar-benar hanya meletakkan
tangan. Akan tetapi, terdapat makna tersirat didalamnya yaitu
menyatukan kekuatan dalam berjuang melawan penjajah untuk
mengembalikan kembali kebebasan dan martabat mereka. Kata
“berjuang” itu sendiri memiliki arti: memperebutkan sesuatu
dengan mengadu tenaga, berperang, berkelahi.33

b) ‫ال َع ُد َّو‬

Kata “‫ ” َع ُد َّو‬memiliki arti: musuh, lawan,34 Penerjemah


menggunakan strategi penerjemahan tabdil dengan mengganti
arti kata “musuh” dengan “ penjajah”. Kata musuh memiliki
arti: lawan, bandingan, sesuatu yang mengancam, dan kata
“penjajah” memiliki arti: “negeri yang menjajah, orang yang
terlalu menguasai orang lain”.35

Atas pertimbangan tersebut maka penerjemah lebih


memilih kata “penjajah” untuk menejemahkan kata tersebut,
karena kata tersebut lebih spesifik. Selain itu, penerjemah pun
melihat konteks cerita yang disampaikan oleh Tsu yaitu cerita

33
Kamus Besar Bahasa Indonesia V Luring, kata: berjuang
34
Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Edisi kedua, hal 908,
kata:‫ال َع ُد ّو‬
35
Kamus Besar Bahasa Indonesia V Luring, kata: musuh, penjajah.
53

mengenai ajakan sang Raja kepada rakyatnya untuk bersatu


dalam mengembalikan kebebasan dan kemerdekaan mereka
sebagai permintaan maaf nya karena telah meninggalkan
negerinya selama bertahun-tahun untuk mendapatkan kuda
terbang, sehingga negeri lain dapat dengan mudah menduduki
dan menguasai negeri mereka.

Kalimat 13

‫لس َع َادةِ َو الس ُرْوِر عِنْ َد َما َِْسعُ ْوا الن ْع َما َن يَتَ َكلَّ ُم ِِبَ ِذهِ الطَّ ِريْ َق ِة‬
َّ ‫َّاس ِِب‬
َ ‫َش َعَر الن‬

Terjemahan Harfiah Terjemahan Komunikatif

Orang-orang merasa senang Orang-orang merasa senang


dan bahagia ketika mereka ketika mereka mendengar raja
mendengar raja Nu’man Nu’man berbicara seperti ini.
berbicara seperti ini.

a) ‫الس َع َادةِ َو الس ُرْوِر‬


َّ

Kata “ِ‫”الس َع َادة‬


َّ dan “‫”الس ُرْوِر‬ memili arti bahagia dan
senang. Kedua kata tersebut adalah kata sinonim yakni bahagia
yang berarti senang dan senang yang berarti bahagia. Pada
akhirnya penerjemah cukup mengambil satu kata dari kata
tersebut yaitu kata “senang” sehingga tidak terjadi pemborosan
kata.
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dalam menerjemahkan dongeng anak yang berjudul al-
Hisânu al-Tâyyâru fî Bilâdi al-Asrâri” Karya Ahmad Najib”
penerjemah menggunakan metode penerjemahan komunikatif lalu
menganalisisnya dengan cara membandingkan antara
penerjemahan harfiah dan penerjemahan komunikatif. Dengan
demikian hasil lebih dipahami oleh penutur Bsa khususnya bagi
kalangan anak-anak, karena metode tersebut mengharuskan
penerjemah menentukan siapa target pembavanya, penelitian ini
pun mengungkap bahwa metode tersebut cocok untuk digunakan
dalam menerjemahkan buku dongeng anak al-Hisânu al-Tâyyâru
fî Bilâdi al-Asrâri” Karya Ahmad Najib”.
Selain itu, penerjemah pun menggunakan strategi
penerjemahan agar menghasilkan hasil terjemahan yang baik.
Strategi penerjemahan yang digunakan dalam penerjemahkan
dongeng tersebut diantaranya: strategi penerjemahan taqdîm wa
ta’khîr (mengedepankan dan mengakhirkan), strategi
penerjemahan ziyâdah (menambahkan), strategi penerjemahan
hadzf (menghilangkan), dan strategi penerjemahan tabdîl
(mengganti). Penelitian ini mengungkap bahwa strategi
penerjemahan yang banyak digunakan adalah strategi hadzf
(menghilangkan), meski demikian penggunaan strategi tersebut
tidak menghilangkan isi dan pesan yang disampaikan.

54
55

Setelah buku tersebut diterjemahkan dengan baik, hasil dari


terjemahan itu, disusun oleh peneliti dalam bentuk buku digital.
Melihat perkembangan teknologi pada era ini banyak anak-anak
yang lebih banyak memakan waktu untuk memainkan gadget dan
alat teknologi lainnya. Dengan dibentuknya sebuah buku dalam
bentuk digital dapat menambah hal positif dalam penggunaan
gadget serta tidak membuat anak merasa bosan. Buku tersrebut pun
disertai berbagai gambar menarik untuk menambah minat baca
pada anak-anak.

2. Saran
Berhubung dengan masih kurangnya daya minat karya
sastra di nusantara, penulis berharap akan banyak peneliti
selanjutnya khususnya bagi pelajar di dunia penerjemahan untuk
mengembangkan dan memunculkan karya-karya terjemahan sastra
serta menyempurnakan hasil terjemahan ini yang masih banyak
kekurangan. Mengingat pentingnya peran penerjemah khususnya
dalam penerjemahan karya sastra agar dapat mengembangkan
khazanah kesusasreaan di nusantara.
56

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Al-Farisi, M. Zaka. 2004. Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia,


Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Hidayatullah, Moch. Syarif. 2017. Jembatan Kata: Seluk Beluk
Penerjemahan Arab-Indonesia. Jakarta: PT: Gramedia.
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Montaha, Salihen. 2008 Bahasa dan Terjemahan: Language and
Translation The New Millenium Publication. Jakarta: kesaint
Blanc.
Muhammad. 2011. Metode penelitian bahasa,. Jogjakarta: Ar-Ruz Media.
Newmark, Petter. 2001. Approachess To Translation . London: Pergamon
Press.
Nurgiyantoro Burhan. (2009). Sastra Anak pengantar Pemahaman Dunia
Anak. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Suparno Darsita, 2003 “Hubungan antara Bahasa dan Kebudayaan
Menurut Cara Pandang Struktualisme Cluade Levi Strauss” dalam
Al-Turas Mimbar Sejarah, Sastra, Budaya, dan Agama. Jakarta:
Lt.2 Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syahid.
Suparno, Darsita. 2013. Nilai-Nilai Budaya dalam Novel Terjemahan”, al
Bahst ‘an Imra’ah Mafqudah, Prosiding Seminar Nasional
Penerjemahan Revitalisasi: Peran Penerjemahan di Era Global.
Ciputat: Tarjamah Center.
57

Syihabudin. 2005. Penerjemahan Arab-Indonesia Teori dan Praktek.


Bandung: Humaniora, 2005).
Wicaksono, Andri dkk. 2016. Teori Pembelajaran Bahasa: Suatu Catatan
Singkat, edisi revisi. Yogyakarta: Penerbit Garudhawaca.

Jurnal

Anita Rahma, Kristina Diah, dan Marmanto Sri. 2018. Analisis Teknik
Penerjemahan Adaptasi dan Variasi pada Subtitle Film Batman
Versi Bahasa Jawa Mataraman”. . Vol 3. No 1, 16.
Edward dan Sorta Hutahaean. 2014. Analisis Teknik dan Ideologi
Terjemahan Pada Novel Leap of Faith Oleh Danielle Steel dan
Puri Kenangan Oleh Kathleen S. W. Vol 11. No 1, 14
Habrasi, Zakia. 2017. “Dongeng Sebagai Pembentuk Karakter Anak” .
2017 Bibliotika Jurnal Kajian Perpustakaan dan Informasi. 2017.
Vol 1. No 1, 21.
Hurtado Albir, A. dan Molina L.2002. Translation Tachnique Revised: A
Dynamic and Functional Approach, dalam meta, Vol 47, No. 4.
SSpain: Universitas Autonoma Barcelona.
Kartika Pheni Cahya. (2018). Meningkatkan Jiwa Sosial Anak Melalui
Karya Sastra Berupa Dongeng (Kajian Sastra Anak. Vol 8. No 2,
102.
Pelawi Bena Yusuf. 2014. Penerjemahan Teks Gospel According To
Mathew ke Dalam Bahasa Indonesia. Vol 13, No 2, 384.
Rachmawati Raja. 2016. Teknik dan Ideologi Penerjemahan di Wordpress.
Vol 07. Edisi oktober 2016. No 02, 214. Riau: Komplek
Universitas Riau.
58

Suparno, Darsita. “Deiksis dalam kumpulan cerpen al-Kabuus tinjauan


sosiopragmatik, Al-Turas vol. XXI, no. 2, Juli 2015.
Suparno, Darsita. “Kekerabatan Bentuk Kosakata Perabot Dapur dalam
Bahasa Arab Sudan dan Suriah”, Al-Turas vol. 26, no. 1, Januari
2020.
Suparno, Darsita. “Refleksi Variasi Fonologis pada Fonem Bahasa Arab Mesir
dan Arab Saudi”, Arabiyyat: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dam
Kebahasaaraban vol. 5, no. 2, Desember 2018.
Umami Riska Hidayatul. 2018. Bias Gender Dalam Sastra Anak: Studi
Pada Buku Kecil-Kecil Punya Karya. Vol 10. No.01, 138.
Trianton Teguh. (2009). Pendidikan Gender Berbasis Sastra. Jurnal
Pemikiran menerjemah Kependidikan Insania. Vol 14. No 2, 365.
Website

http://web.archive.org/web/20180624014957/http://kingfaisalprize.org:80
/ar/mr-ahmad-m-najeeb/

https://www.facebook.com/pg/maktaba.khadra/about/?ref=pageinternal
diakses pada 05 Maret 2018.
https://bacaterus.com/tumbuhan-yang-hidup-di-gurun/ , diakses,
29 Mei 2020.

https://kids.grid.id/read/472589792/dikenal-sebagai-tanaman-
gurun-ini-5-jenis-tumbuhan-kaktus-mini-yang-bisa-dipelihara-di-
rumah?page=all diakses: Minggu, 7 maret 2021, pukul 11:00 WIB

Kamus
59

Kamus Android Offline. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,


Kementerian Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia.
KBBI V 1.0.3.
Kamus Android Offline. Kamus al-Maany Arab-Indonesia. Versi 2.12.31
Kamus Android Online. Reverso Context.
PUEBI
Munawwir, ahmad warson. 1997. Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia.
Surabaya: Pustaka Progresif.
60

Lampiran-Lampiran

Terjemahan Teks Sumber

ِ ِ‫ وسال‬،‫الزمان‬ ِ
‫ف‬ َ َ َ َّ ‫ُُْي َكى أَنَّهُ َكا َن ىف قَد ِْْي‬
Alkisah, pada zaman dahulu, ada
seorang raja yang sangat mulia dan
berkuasa, ia bernama raja Nu’man, ‫ص ِر َو ْاْلَو ِان َملِك َع ِظْيم اْلَاهِ والسلطان‬
ْ ‫الْ َع‬
putra dari raja Hassan
ِ
ُ ‫إِ ْْسُهُ املل‬
.‫ك َح َّسان‬
َ
Raja Nu’man adalah raja di sebuah ‫ك الن ْع َما ُن َملِ ًكا َعلَى بِ َال ٍد‬ ِ
ُ ‫َوَكا َن املل‬
negeri yang besar dan kaya, yang َ
‫ات أَ ْش َكال‬ِ ‫ فِي ها ِمن اْلَي‬,‫ع ِظيم ٍة َغنِيَّ ٍة‬
mana didalamnya terdapat َْ َ َ ْ َْ َ
berbagai macam sumber daya. Ia
memiliki semua yang terlintas dan
‫ َوَما‬،‫ َوعِْن َدهُ كل َم َاَيْطُُر َعلَى البَ ِال‬,‫َوألْ َوان‬

‫ ولكنَّهُ ََلْ يَ ُك ْن َسعِْي ًدا‬،‫َال ََيْطُُر َعلَى البَ ِال‬


tidak terlintas dipikirannya akan
tetapi ia tidak merasa bahagia dan
tenang. Mengapa? Karena ia ‫ لِ َماذَا؟ ِْلَنَّهُ َِْس َع بِ َش ٍئ‬،‫َوَال ُم ْرََت َح البَال‬
mendengar ada sesuatu yang aneh
ِ ‫ َالي وج ُد إَِّال ِىف بِ َال ِد ْاْلَع‬،‫َغ ِريب‬
.‫اجْيب‬
yang hanya terdapat di negeri َ َ ُْ ْ
ajaib.

Raja Nu’man berkata kepada ‫ "أ َََن َملِك َع ِظْي ًم‬:‫ال الن ْع َما ُن لِنَ ْف ِس ِه‬
َ َ‫َوق‬
dirinya sendiri: “aku adalah raja
hebat yang memiliki segalannya, ‫ص َل‬
ُ ‫أح‬ َّ ‫ َو‬,‫عِنْ ِدى ُك ّل َشئ‬
ْ ‫لكَّن أُِريْ ُد أَ ْن‬
akan tetapi aku ingin mendapatkan
sesuatu yang aneh dari negeri ajaib
‫الشْي ُئ الغَ ِريْب َولَ ْن أ َْرََت َح َح َّّت‬
َّ ‫َعلَى َه َذا‬
itu, dan aku tidak akan puas
‫الشْي ُئ‬
َّ ‫كن َماه َذا‬ ِ
sebelum mendapatkannya. Akan
ْ َ‫ َول‬.‫ص َل َعلَْيه‬
ُ ‫َح‬
ْ‫أ‬
61

tetapi, apa hal aneh yang terdapat ِ ِ‫ الَّ ِذى َال ي وج ُد إَِّال ىف ب‬,‫ب‬
‫الد‬ ِ ْ‫الغَ ِري‬
َ ُْ
di negeri ajaib itu? Aku harus
menanyai tentang ini dan ,ُ‫ال َمعِى لِنَ ْسأ ََل َعنْه‬ ِ ‫ْاْلَع‬
َ ‫اجْيب؟ تَ َع‬َ
mengetahui rahasianya”
."ُ‫ف ِسَّره‬
ُ ‫ونَ ْع ِر‬

ِ ِ ‫الرجل‬
ُ‫الوحْي َد الَّذى َكانُ ْوا يَ ُق ْولُْو َن إِنّه‬ ِ
َ َ ُ َّ ‫إ َّن‬
Sesungguhnya seorang satu-
satunya laki-laki yang mengatakan
bahwa ia mengetahui sesuatu َّ ‫ف َشئًا َع ْن ِسِّر هذا‬
،‫الش ِئ الغَ ِريْب‬ ُ ‫يَ ْع ِر‬
tentang rahasia yang aneh ini
ٍ ‫احر اْلب ِل) الَّ ِذى يس ُكن ِىف ب ي‬
‫ت‬ ِ ‫هو‬
adalah penyihir di gunung yang َْ ُ ْ َ ََ ُ ‫(س‬ َ َُ
tinggal di sebuah rumah besar di ِ َ‫ب ِمن ب لَ ِد املل‬
‫ك‬ ِ ْ‫َكبِ ٍْي ىف قِ َّم ٍة اْلَبَ ِل ال َق ِري‬
puncak gunung dekat Negara Raja َ َ ْ
Nu’man. ِ ‫الن عم‬
.‫ان‬ َْ

ِ ‫الس‬
‫اح ُر‬ َّ ‫َّاس يَ ُق ْولُْو َن إِ َّن ه َذا‬
ُ ‫وَكا َن الن‬
Orang-orang mengatakan bahwa
penyihir tersebut mengetahui
ِ ُ ‫يَ ْع ِر‬
segalanya. Dengan ini, Nu’man ‫َح َد‬ ْ ‫ف ُك َّل َش ٍئ َوَلََذا أ َْر َس َل الن‬
َ ‫َّع َما ُن أ‬
mengutus salah satu prajurit untuk
bertanya kepada penyihir itu
‫احَر َع ْن ِسِّر ه َذا‬ َّ ‫اط ِه لِيَ ْسأ ََل‬
ِ ‫الس‬ ِ َّ‫ضب‬
ُ

‫ف بِ َال ِد‬ ِ
ْ ‫الشْي ِئ الغَ ِريْب الَّذ ْي َاليُ ْو َج ُد َّإال‬
tentang rahasia aneh yang hanya
َّ
berada di negeri ajaib.
ِ ‫اْلَع‬
.‫اجْيب‬َ
62

ِِ ُ ِ‫َس َار الضَّاب‬


َ ‫ط ِىف طَ ِريْقه َح َّّت َو‬
‫ص َل إل‬
Perwira itu meniti jalan sehingga
sampai di gunung tempat penyihir
tinggal. Ia mendongak dan melihat ‫ نَظََر‬،‫اح ُر‬ َّ ُ‫اْلَبَ ِل الَّ ِذى يَ ْس ُك ُن فَ ْوقَه‬
ِ ‫الس‬
gunung yang sangat tinggi, jalan
untuk mendakinya pun sangat
‫فَ َرأَى اْلَبَ َل َعالِيًا َعالِيًا َوطَ ِريْ َق‬, ‫إل أ َْعلَى‬
ِ ِ
ْ ‫َخ َذ يَتَ َسلَّ ُق ْاْل‬
sulit. Ia mulai memanjati batu-
‫َح َج ُار‬ َ ‫ص ْعبًا فَأ‬
َ ‫الصعود إلَْيه‬
batu, tebing-tebing, dan berjalan
melewati jalan panjang yang ‫ ُُثَّ َس َار ىف ط ِريْ ٍق طَ ِويْ ٍل ُملْتَ ٍو‬،‫َوالص ُخ ْوِر‬
berliku sehingga ia sampai di
ِ ‫الس‬
.‫اح ِر‬ ِ ‫ح َّّت وصل إل ب ي‬
َّ ‫ت‬
rumah penyihir itu. dan َْ َ َ َ َ

Ia pun berhenti di depan ‫ف أ ََم َامهُ َوَرفَ َع يَ َدهُ لِيَ ُد َّق البَاب َولكِن‬
َ َ‫فَ َوق‬
rumahnya. Ketika ia mengangkat
‫ص ْو ًَت‬ ِ ‫قَبل أَ ْن ي ْفعل هذا فَتَح الب‬
tangannya untuk mengetuk pintu َ ‫اب َْس َع‬
ُ َ َ ََ َ َْ
dan sebelum ia melakukannya
ِ ُ ِ‫ "اُدخل !" فَ َد ِهش الضَّاب‬:‫ي ُقو ُل‬
pintu itu terbuka dan ia mendengar ْ‫ط الَنَّهُ ََل‬ َ ُْْ َْ
suara berkata: ”masuklah!”. Sang
‫ فَ َو َج َد نَ ْف َسهُ ِىف‬.‫َح ًدا ولكنَّهُ َد َخ َل‬
َ ‫يََر أ‬
prajurit pun terkejut karena ia tidak
melihat siapapun. Ketika ia masuk, ‫صغِ ْيَة‬ ِ ٍ ِ
َ ‫ىف َو َسط َها َس َّج‬,‫ُح ْجَرةٍ َواس َعة‬
َ ‫ادة‬
ia berada di sebuah ruangan yang
luas yang mana ditengahnya ‫ُمَربَّ َعة َع ْلي َها نُ ُق ْوش غَ ِريْبَة َو َح ْوََلَا َكَر ِاسي‬
terdapat karpet kecil berbentuk
ِ‫الس َّجادة‬ ِ
persegi dan diatasnya terdapat َ َّ ‫ف على‬َ َ‫أَ ْش َكا َُلَا َعجْي بَة ولَ َّما َوق‬
tulisan aneh, disekitarnya pun
."!‫ َ"ال تَتَ َحَّرك‬:ُ‫قو ُل لَه‬
ْ َ‫ص ْو ًَت ي‬
َ ‫َْس َع‬
terdapat kursi-kursi yang
berbentuk aneh. Ketika ia berdiri
63

di atas karpet itu ia mendengar


suara berkata: “jangan bergerak”.

ً ‫ط ولكِنَّهُ ََلْ يََر أ‬


‫ وإِ ََّّنَا‬،‫َحدا‬ ُ ِ‫فَنَظََر الضَّاب‬
Perwira itu pun mengamati akan
tetapi ia tidak melihat siapapun. Ia
ِ ِ َّ ِ‫لس َّجادة‬
merasa karpet kecil di bawah ‫ت‬
َ ‫الصغ ْيَة تَتَ َحَّرك ََْت‬ َ َّ ‫َش َعَر ِِب‬
kakinya itu bergerak dan ia pun
terjatuh dan ia merasa seolah-olah
‫س َكأَنَّهُ يَنْ ِزُل‬
َّ ‫َح‬
َ ‫َس َف َل َوأ‬ ُ ِ‫قَ َد َمْي ِه َوََْتب‬
ْ ‫ط إل أ‬
ِ ً‫ض مسافَةً بعِي َدةً بعِي َدة‬
ْ َ ْ َ َ َ ِ ‫ت اْل َْر‬
ia sedang turun ke bawah tanah
‫وْس َع‬ َ ‫ََْت‬
yang jaraknya jauh sekali. Setelah

‫ك إِ َل‬ ِ
itu ia mendengar suara berkata:
َ ‫ت ىف طريْق‬
َ ْ‫ "أَن‬:‫ت ي ُق ْو ُل‬
َ ‫الص ْو‬
َّ
“kamu sedang dalam perjalanan
."‫الع ِظْي ِم‬ ِ
menuju penyihir gunung yang َ ‫َساح ِر اْلَبَ ِل‬
hebat”.

Pada akhirnya, karpet itu pun


ُ ِ‫الس َّج َادة َوَرأَى الضَّاب‬
‫ط‬ َّ ‫ت‬ِ ‫وأ َِخيا وقَ َف‬
ًْ َ
berhenti dan ia melihat dirinya
ِ ‫الس‬
‫اح ِر‬ َّ ‫اع ٍة فَ ِسْي َح ٍة أ ََم َام‬
berada di aula yang luas tepat di َ َ‫نَ ْف َسهُ ىف ق‬
depan penyihit yang duduk di atas
ٍ ِ ‫س َعلَى ُكر‬
َ َ‫ ف‬،‫سى َكب ٍي َعال‬
‫تح‬ ِ ِ‫اْلَال‬
kursi yang besar dan tinggi. ّ ْ
‫ط فَ َمهُ لِيَ تَ َكلَّ َم ولكِ ْن قَ ْب َل أَ ْن يَْن ِط َق‬
Perwira itu pun membuka
ُ ‫الضاب‬
َّ
mulutnya untuk berbicara. Akan
tetapi, sebelum ia berbicara satu ‫"إِِّّن‬:ُ‫يقو ُل له‬
ْ ‫احر‬ َّ ‫اح ٍد َِْس َع‬
ُ ‫الس‬
ِ‫فو‬ ٍ ِ
َ ‫َبَْر‬
huruf pun penyihir itu berkata:
ِ ‫ك اْلو‬
:‫اب‬ ِ ِ ُ ‫أ َْع ِر‬
“aku tahu apa yang akan kamu ََ َ ‫ف َما تُريْ ُد أَ ْن تَ ُق ْوَل وإلَْي‬
katakana, dan jawabannya adalah
ِ ‫"السر الغَ ِريب الَّ ِذى َال ي وج ُد َّإالىف‬
‫بالد‬ ِ
rahasia aneh yang hanya terdapat َ ُْ ْ ُّ
di negeri rahasia itu asalah kuda
64

‫صا ُن الطَّيَار َوُه َو‬ ِ ِ ‫اْل‬


َ ‫َعاجْيب ُه َو اْل‬
terbang. Ia adalah seekor kuda
َ
yang memiliki dua sayap dan dapat
ِ ِ َ‫ِحصان لَه جن‬
terbang di alam terbuka. َ ‫احان يَ ِط ْيُ ِب َما ىف ال َف‬
.‫ضاء‬ َ ُ َ

Akan tetapi, tidak ada yang bias ‫ص ْو َل إِلَْي ِه ِالَ َّن‬


ُ ‫الو‬
ِ
ُ ‫َح ًدا ال يَ ْستَطْي َع‬
ِ
َ ‫َولَكن أ‬
sampai ke sana karena negeri yang
ِ ِ
ajaib itu penuh dengan rahasia. ْ ‫اْلعاجْيب َمَْلُ ْوءَة ِِب ْْل‬
‫ ُكل َم ْن‬، ‫َسَرا ِر‬ َ ‫بالد‬
Siapapun yang mencoba ke negeri
tersebut akan binasa karena
‫ك ِالَ َّن‬ ِ
َ َ‫ص ْوَل إل هذه البالد هل‬
ُ ‫الو‬
ُ ‫َح َاوَل‬

َ ‫طَ ِريْ َق َها‬


jalannya sulit, diantara kita dan
negeri tersebut gurun yang luas, ُ‫ص ْحَراء‬
َ ‫ص ْعب َوبَْي نَ نَا وبَْي نَ َها‬
sungai besar, laut, dan tiga gunung ‫َو ِاس َعةً َوَنْر َكبِ ْي َوََْبر َوثََالثة جبَ ٍال َعاليَ ٍة‬
yang tinggi. Katakanlah kepada
ِ‫إن الوصو َل إِ َل ه ِذه‬ ِِ ِ
raja Nu’man bahwa jalan menuju َ ْ ُ ُ َّ ‫عمان‬
َ ‫فَ ُق ْل للْ َملك الن‬
negeri tersebut sulit bahkan
."‫ص ْعب بَ ْل ُم ْستَ ِحْيل‬ ِ
mustahil”. َ ‫البِالَد‬

ِ ‫الس‬
ُ ِ‫اح ُر فَ َفتَ َح الضَّاب‬
ُ‫ط فَ َمه‬ َّ ‫ت‬
َ ‫َو َس َك‬
Penyihir pun terdiam, lalu Perwira
itu pun membuka mulutnya untuk
ِ
berbicara. Akan tetapi, ia merasa ‫السجادةَ تَتَ َحَّرك‬
َّ ‫س‬ َ ‫ليَ تَ َكلَّ َم ولكنَّهُ أ‬
َّ ‫َح‬
karpet di bawah kakinya itu
bergerak, kemudian ia melihat
‫ت قَ َد َمْي ِه ُُثَّ َرآ َها تَ ْرتَِف ُع بِِه إِل أ َْعلَى إل‬
َ ‫ََْت‬
‫ص َل َإل اْلُ ْج َرةِ ْاالُْوَل َو َِْس َع‬
karpet itu mengangkatnya sampai
ke ruangan pertama. Ia pun
َ ‫أ َْعلَى َح َّّت َو‬
mendengar suara berkata;
sekarang kembalilah ke tempat
kamu berasal”.
65

ِ ْ َ‫الصوت ي ُقو ُل ل‬
ُ ‫"ال َن ْارج ْع ِم ْن ْح‬:‫ه‬
‫يث‬ ْ َ َ ْ َّ
."‫ت‬ ِ
َ ْ‫جئ‬

Sang perwira pun turun dari ‫اب ونََزَل ِم ْن أ َْعلَى‬


ِ ‫فَ َخرج الضَّابِط ِمن اْلب‬
َ َ ََ
puncak gunung dan berjalan
menuju kota. Prajurit itu pun ‫ َع َاد‬،‫وس َار ىف طَ ِر ِيق ِه َإل الْ َم ِديْ ِنة‬
َ ‫اْلَبَل‬
kembali ke raja Nu’man dan
menceritakan apa yang telah lihat
‫ان َوأَ ْخ ََبَهُ ِِبَا َرأى َوِبَا‬
ِ ‫الضَّابِط إل النَّعم‬
َْ
.‫َِْس َع‬
dan ia dengar.

ِ ‫الس‬
ُ ‫ك ا َِّٕن اْ ُلو‬
‫ص ْوَل‬ َ َ‫اح ُر يَ ُق ْو ُل ل‬ َّ ‫ " َو‬: ‫ُثَّ قاَ َل‬
Kemudian ia berkata: “penyihir itu
mengatakan bahwa untuk
mendapatkan kuda terbang di ٔ ْ ‫ف بِالَ ِد‬
‫اال ْسَرا ِر‬ ِ ِ‫غِلَى ا ْْل‬
ْ ِ ‫صان الطَّيَّا ِر‬
َ
negeri rahasia itu sulit bahkan
‫َّع َما ُن‬ ِِ ِ
mustahil. Raja Nu’man pun marah ْ ‫ب الن‬
َ ‫ فَغض‬."‫صعب بَ ْل ُم ْستَحْيل‬
ْ
lalu berteriak: “raja Nu’man putra
‫ك‬ِ ِ‫ك الن عما َن ابن املل‬ ِ
َ ‫ "إِ َّن الْ َمل‬: ‫اح‬
raja Hassan tidak mengenal yang َ َ ْ َ ْ َ ‫ص‬ َ ‫َو‬
namanya mustahil”. ".‫اْسُهُ الْ ُم ْستَ ِحْيل‬
ْ ‫ف َشيئا‬ ُ ‫ َاليَ ْع ِر‬،‫َح َّسان‬

ِ َ‫ُثَّ ََندي النَّعما ُن قَائِ َد جي ِش ِه وطَل‬


ُ‫ب مْنه‬
Kemudian sang raja memanggil
َ َْ َْ َ
komandan pasukannya dan
ِ ِ ِ ِ ِ
memintanya untuk menyiapkan ّ ‫أَ ْن يُع َّد ف ْرقَةً ُم َك َّونَة م ْن َمائَة ُج ْند‬
‫ى َوأَ ْن‬
pasukan yang terdiri dari seratus
ِ َّ‫ي رِسل أَح َد الضب‬
‫اط الش ْج َعان َو ََيُْم ُرُه ْم أَ ْن‬
tentara dan salah satu Perwira yang َ َ ُْ
pemberani dan memerintahkan
66

‫ص َحا ِرى‬ ِ
َ ‫يَ ْع َُبُوا ُك َّل َما ِف الطَّ ِريْ ِق م ْن‬
mereka untuk menyebrangi setiap
yang ada di jalan di antaranya:
‫صا َن الطَّيَّا ِر‬ ِ ِ ٍ ِ ِ
gurun-gurun, lautan,dan gunung. َ ‫َوَبَا ٍر َوجبَال ُُثَّ ُُْيض ُرْوا لَهُ اْل‬
Kemudian membawakan kuda
ِ
terbang apapun masalah yang ْ ‫َم ْه َما قَابِلَ ُه ْم م َن اْل‬
.‫َخطَا ِر‬
dihadapi.

Para Prajurit pun berjalan melalui ‫الص ْحَر ِاء َو َس ُارْوا َح َّّت‬
َّ ‫َس َار اْلُنُ ْو ُد ِف‬
gurun-gurun, sehingga mereka
ِِ ِ
telah jauh dari pandangan. Mereka ْ َ‫ابْتَ َع ُد ْوا َع ْن بِالَده ْم َو َغاب‬
‫ت بُيُ ْوُُتُْم َع ِن‬
hanya melihat gurun yang
َّ‫َصبَ ُح ْوا الَيََرْو َن أ ََم َام ُه ْم إِال‬ ِ
dipenuhi pasir kuning di ْ ‫الْعُيُ ْون َوأ‬
‫ َوإِذَا نَظُُروا‬،‫الص ْفَر ِاء‬
َّ ‫الرَم ِال‬
ِّ ‫ات‬ ِ َّ
hadapannya, dan ketika mereka
melihat kebelakang dan sekeliling
َ َ‫الص ْحَراء ذ‬
mereka, mereka juga hanya َّ‫ضا إِال‬
ً ْ‫َوَراءَ ُه ْم أ َْو َح ْوََلُْم الَيََرْو َن أَي‬
melihat gurun, pasir kuning,
sedikit rumput kasar dan pohon ‫الص ْفَر ِاء َوقَلِْيالً ِم َن‬ ِّ ‫الص ْحر ِاء َو‬
َّ ‫الرَم ِال‬ َ َّ
kaktus.
.‫ت الش َّْوكِيَّ ِة‬
ِ ‫اَت‬
َ َ‫ش اْلَ ِشنَ ِة َوالنَّب‬
ِ ِ‫الَ َشائ‬

Kemudian mereka berjalan ‫ُُثَّ َس ُارْوا إِل اْل ََم ِام أَََّّي ًما أَََّّي ًما َوأَََّّي ًما‬
sepanjang hari namun gurun-gurun
tak kunjung berakhir dan sungai ‫َّه ُر الَّ ِذي‬
ْ ‫الص ْحَراءُ الَ تُِريْ ُد أَ ْن تَنتَ ِهى َوالن‬
َّ ‫ِو‬
pun tak nampak.
.‫بَ ْع َد َها الَ يُِريْ ُد أَ ْن يَظْ َهَر‬
67

Terkadang mereka bertemu ‫ض الغِْزالَ ِن‬


ُ ‫اَن بَ ْع‬ ْ ‫َوَكانُوا يُ َقابِلُ ْو َن أ‬
ً َ‫َحي‬
dengan beberapa rusa lalu mereka
ِ
membunuhnya dan memakan ‫ت‬
ْ َ‫اَن َكن‬ ْ ‫ َوأ‬،‫فَيَصْي ُد ْوَنَا َو ََيْ ُكلُ ْو َن َْلْ َم َها‬
ً َ‫َحي‬
dagingnya. Terkadang mereka di
serang oleh binatang buas seperti
‫ُس ْوِد‬
ُ ‫ت املُْف ََِت َسةُ َكاْل‬
ِ
ُ ‫ُُتَاْجُ ُه ْم اْلَيَ َو َاَن‬
singa dan serigala lalu terjadi
‫ث بَْي نَ ُه ْم َوبَْي نَ َها َم َعا ِرك‬ُ ‫ب فَتَ ْح ُد‬ ِ َ‫وال ِّذائ‬
pertempuran diantara mereka. َ
.‫َش ِديْ َدة‬

ِ ‫ت علَي ِهم ع‬ ٍِ
‫ص َفة‬ َ ْ ْ َ ْ َّ‫َوِف يَ ْوم م َن اْلَ ََّّيِم َهب‬
Pada suatu hari, badai pasir
melanda mereka bumi dan langit di
ِ ِ ِ
penuhi dengan angin kencang dan ُ‫الس َماء‬
َّ ‫ض َو‬
ُ ‫َرْمليَّة َهائلَة فَ ْامتَْلَت اْل َْر‬
pasir, mereka pun tidak tahu harus
ِ ِ ِ
kemana mereka pergi, mereka pun ْ ‫ِِب ِّلرََّي ِح الشَّديْ َدة املُ َح َّملَة ِِب ِّلرَم ِال َوأ‬
‫َصبَ ُح ْوا‬

‫ فَ َح َاولُْوا‬،‫الَيَ ْع ِرفُ ْو َن إِ َل أَيْ َن يَ ْذ َهبُ ْؤ َن‬


berusaha untuk bersembunyi di
tenda mereka yang berguncangan
ِ ِ ِ ِ
karena angin kencang. Akan tetapi
ْ َ‫ا ِْل ْخت َفاءَ َداخ َل خيَام ِه ْم الَِّّت َكان‬
‫ت َُتْتَ ز‬
sebagian tenda mereka terbang di
udara dan banyak para tentara
ِ
ْ ‫ض اْليَ ِام طََر‬
‫ت‬ ِ ِّ ِ‫ِم ْن ِشدَّة‬
َ ‫الرََّي ِح َولَك َّن بَ ْع‬
yang terkubur di bawah pasir
ِ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ِف اَلََواء َو ُدف َن َكث ْيُْو َن م َن اْلُنُ ْود ََْت‬
‫ت‬

.‫الرَم ِال‬
ِّ

Pada akhirnya setelah berhari-hari


َّ ‫َسابِْي َع ِم َن‬
‫الس ِْي‬ ٍ ِ
َ ‫َوأَخ ْ ًيا بَ ْع َد أَََّّيم َوأ‬
dan berminggu-minggu dalam
perjalanan mereka merasa sangat ‫َّديْ ِد بَ َدأَ املاءُ الَّ ِذ ْي‬
ِ ‫ب الش‬
ِ ‫َّع‬
ْ
ِ ‫املتَ و‬
‫اص َل َوالت‬َُ
َ
68

lelah dan air yang mereka bawa ‫َم َع ُه ْم يَنْ تَ ِهى َوبَ َدءُوا يَس ُقطُو َن َعلَى‬
mulai habis. Mereka pun mulai
‫ َو َح ِسبُ ْؤا أ ََّنُْم‬،‫ب‬
ِ ‫َّع‬ ِ ِ ِ ِ ‫اْلَ ِر‬
berguguran di atas tanah karena ْ ‫ض م ْن شدَّة الت‬
kelelahan. Mereka berfikir bahwa
mereka tersesat dan takut mati di
‫الص ْحَر ِاء‬
َّ ِ‫ت ِف َه ِذه‬
َ ‫ََت ُه ْوا َو َخافُ ْوا املَْو‬

َ‫س فِْي َها طَ َعام َوالَ َش َجر َوال‬ َِّ ِ ِ َ


padang pasir yang luas dimana
tidak ada makanan, pepohonan, َ ‫الواس َعة الّت لَْي‬
dan air. .‫َماء‬

ada suatu hari, mereka melihat ‫َوِف يَ ْوٍم ِم َن اْلَ ََّّيِم َراَْو أ ََم َام ُه ْم املاءَ يَلْ َم ُع‬
melihat dari kejauhan ada air yang َ
‫الذ َهبِيَّ ِة فَ ْو َق‬ ِ ِ ٍِ ِ
bersinar di bawah sinar matahari َّ ‫ش‬ ْ ‫م ْن بَعْيد ِف أَشعَّة الش‬
ِ ‫َّم‬
keemasan yang berada di atas
gurun. Mereka pun berlari dengan
‫ فَ َجرْوا أَقْ َد َام ُه ْم َو َس ُارْوا‬،‫الص ْحَر ِاء‬
َّ ‫ِرَم ِال‬

.‫َوُه ْم يَ ْشعُُرْو َن ِِبْل ََم ِل‬


penuh harapan.

Mereka berjalan selama berjam- ‫ف الطَّ ِريْ ِق إِ َل امل ِاء‬


ْ ِ ً‫ات طَ ِويْلَة‬ ٍ ‫وساروا ساع‬
َ َ ُْ َ َ
jam menuju air tersebut tanpa َ
hasil. Setiap kali mereka berjalan ‫ َوُكلَّ َما َس ُارْوا إِ َل‬،‫صلُ ْوا إِلَْي ِه‬ِ ‫دىن أَ ْن ي‬
َ َ ُْ
ke depan, air tersebut nampaknya
semakin menjauh
.‫الوَر ِاء‬ ِ ِ َّ ‫اْل ََم ِام ظَ َهَر ََلُْم أ‬
َ ‫َن املَاءَ يَْب تَع ُد إ َل‬

Kemudian mereka terkejut kerena


ُ ‫َح ِداْلُنُ ْوِد يَ ْس ُق‬
ِ ‫ط غَلَى اْل َْر‬
‫ض‬ ِ
َ ‫ُُثَّ فُ ْوجئُ ْوا ِِب‬
salah satu dari tentara jatuh dan
:‫صعُ ْوبٍَة‬ ِ ِ
berteriak lalu berkata dengan ُ ِ‫صْي َعة َرهْي بَة َويَ ُق ْو ُل ب‬
َ ‫َوُه َو يُطْل ُق‬
kesulitan: “wahai para tentara, ini
bukanlah air melainkan hanya
،‫اب‬ َّ ُ‫ إِنَّه‬،‫س َه َذ َماء أَي َها اْلُنُ ْو ُد‬
ُ ‫الس ِر‬ َ ‫"لَْي‬
69

fatamorgana. Orang yang ‫َُْي َسبُهُ الظَّ ْمآ ُن َماءً َوُكلَّ َما ِس ْرََن الَ ََِن ُد‬
kehausan akan mengiranya air, dan
ketika berjalan tidak akan ‫الس َم ِاء‬ ُ ُ‫اب إِنَّه‬
َّ ُ‫ص ْوَرة‬ َّ ُ‫ إِنَّه‬،‫ نَ َع ْم‬.‫َشْي ئًا‬
ُ ‫السَر‬
mendapatkan apa-apa.
Sesungguhnya itu adalah
‫اخ ِن‬ َّ ‫ات اَلََو ِاء‬
ِ ‫الس‬ ِ ‫تَنْ عكِس علَى طَب َق‬
َ َ ُ َ
ِ ِ ِ ِ ‫الَّ ِذي ي لْمع فَو َق‬
ْ ‫الرَمال ِف أَشعَّة الش‬
ِ ‫َّم‬
fatamorgana, yaitu bayangan
‫ش‬ ّ ْ َُ َ ْ
langit yang dipantulkan pada
lapisan udara yang panas lalu ،‫السَراب‬ َّ ُ‫ إِنَّه‬،ُ‫ِم ْن بَعِْي ٍد فَيَظْ َه ُر َكأَنَّهُ املاء‬
bersinar di atas pasir di bawah َ
matahari. Dari kejauhan akan ‫اك َماء قَ ْد َهلَكْنَا أَي َها‬َ َ‫س ُهن‬ َ ‫اب لَْي‬ َّ ُ‫إِنَّه‬
ُ ‫السَر‬
tampak seperti air. Ini hanya
fatamorgana dan tidak ada air di
‫اق" ُُثَّ فَ َار َق اْلُْن ِدي اْلَيَاةَ َوُه َو يَ ْش ُك ْو‬ ِّ
ُ َ‫الرف‬
ِ ‫اللِ ظُْلم الن عم‬
.‫ان‬ ِ
َ ْ ُ َّ ‫إ َل‬
sana., kita akan mati teman-
teman”. Ia pun mengeluh atas
kezaliman raja Nu’man dan ia pun
meninggal dunia.

Hari demi hari pun berlalu, َّ‫اع ِة ُكل َها إِال‬ ِ


َ ‫َوَمَّرةِ اْلَ ََّّي ُم َوََلْ يَْب َق م َن اْلَ َم‬
pasukan mereka hanya tersisa
sepuluh tentara. Mereka pun ‫ فَاتَّ َف ُق ْوا َعلَى أَ ْن يَ ْرِجعُ ْوا‬،‫َع َشَرة ِم َن اْلُنُ ْوِد‬
bersepakat untuk kembali ke raja
Nu’man dan menceritakan apa َ ‫ان َوَُيَِْبُْوهُ ِِبَا َح َد‬
.‫ث ََلُْم‬ ِ ‫إِ َل الن عم‬
َْ
yang telah terjadi dengan mereka.
70

ِ ِ
َ ‫َوِف الطَّ ِريْ ِق‬
ْ‫الع ْوَدة َوقَ َع منْ ُه ْم َم ْن َوقَ َع َوََل‬
Dalam perjalanan pulang,
beberapa dari mereka terjatuh dan
ِ ِ ِ
ِ ‫احد رجع إِ َل الن عم‬
saya satu orang yang sampai ke ‫ان َو َح َكى‬ َْ َ َ َ ‫يَص ْل إالَّ َو‬
raja Nu’man lalu menceritakan apa
yang telah terjadi.
.‫ص َل‬
َ ‫لَهُ ُكل َما َح‬

‫ب ِم ْن‬ ِ ِ
َ َ‫ضبًا َشديْ ًدا َوطَل‬
َ َ‫ب الن ْع َما ُن غ‬
َ ‫غَض‬
Raja Nu’man pun sangat marah
dan meminta komandan tentaranya
untuk pergi bersamanya dan ِِ
ُ‫ب بِنَ ْفسه َو ََيْ ُخ َذ َم َعه‬ ِ ‫قَائِ ِد اْلَْي‬
َ ‫ش أَ ْن يَ ْذ َه‬
mengerahkan lima ratus Prajurit
َ‫ضابِطًا َوال‬ ِ ٍ ‫َخَْس ِمائٍَة جنْ ِد‬
dan dua puluh Perwira. Ia tidak َ ‫ي َوع ْش ِريْ َن‬
ّ ُ َ
ِ ِ
َ ‫يَعُ ْو ُد إِالَّ بَ ْع َد أَ ْن ُُْيضَر اْل‬
‫صا َن الطَّيَّا ِر‬
akan kembali sampai ia
mendapatkan kuda terbang di
ِ ِ
ْ ‫م ْن بِالَد اْل‬
.‫َسَرا ِر‬
negeri rahasia itu.

Sang komandan mengumpulkan ‫َسلِ َح ِة‬ ِ


ْ ‫َْجَ َع ال َقائ ُد اْلُنُ ْوَد َو َج َّهَزُه ْم ِِب‬
para prajurit serta menyiapkan
ِ ‫ال َكثِيةِ والطَّع ِام‬
banyak senjata, makanan yang ُ َ‫الوف ِي َوُك َّل َما َُْيت‬
‫اج ْو َن‬ َ َ َ َْ
berlimpah, dan kebutuhan mereka.
‫ات يَ ْد ِر ْي َه ْل‬ ِ ِ ِ ‫إِلَي ِه ُُثَّ سار‬
Kemudian mereka melakukan َ ‫ف طَ ِريْقه َوُه َو‬
ْ ََ ْ
ِ ِِ ِ
ُ ‫َسيَعُ ْو ُد إِ َل أ َْهل ِه َوبِالَده أ َْو َسيَ ْهل‬
‫ك ِف‬
perjalanan dan tidak tahu apakah
mereka akan kembali kepada
keluarga mereka dan negaranya
َ َ‫الطَّ ِريْ ِق َك َما َهل‬
.ُ‫ك َم ْن َسبَ ُق ْوه‬
lagi, atau mereka akan binasa di
jalan seperti orang-orang sebelum
mereka.
71

Sang Komandan dan para prajurit


َ‫الص ْحَر ِاء الَِِّت ال‬
َّ ‫َس َار ال َقائِ ُد َواْلُنُ ْو ُد ِف‬
berjalan di gurun yang langka
dengan air dan tumbuhan. Mereka ‫ات إِالَّ ِف ال َقلِْي ِل‬ ِ
ُ َ‫يُ ْو َج ُد فْي َها املَاءُ َوالنَّب‬
dihadapkan dengan rasa lelah,
‫ش‬ِ َ‫العط‬ ِ ‫َّع‬ ِ ‫َّاد ِر وتَعَّر‬ ِ
haus, dan badai pasir. َ ‫ب َو‬ ْ ‫ضوا للت‬ ُ َ َ ‫الن‬

.‫الرْملِيَّ ِة‬
َّ ‫ف‬ ِ ‫ولِلْعو‬
ِ ‫اص‬
ََ َ

‫ت‬ ِ
ْ َ‫ت املتَ َو ّح َشةُ َوقَتَ ل‬ ‫اْجتْ هم اْلي و َاَن‬ َ ‫وه‬
Mereka pun diserang oleh binatang
buas dan banyak dari mereka yang ُ ُ َ ََ ُ َ َ َ
terbunuh. Akan tetapi, akhirnya ‫َّه ْم إِ ْستَطَاعُ ْوا أ َِخ ْ ًيا‬ ِ ِ
ُ ‫ َولَكن‬،‫منْ ُه ْم َع َد ًدا َكبِ ْ ًيا‬
mereka dapat menyebrangi gurun
tersebut dan tiba di tepi sungai
‫صلُ ْوا أِ َل‬
ِ ‫الصحراء وي‬ ِِ
َ َ ُ َ ْ َّ ‫أَ ْن يَ ْع َُبُْوا َهذه‬
.‫َّه ِر‬ ِ
ْ ‫َشاط ِئ الن‬

ِ ِ َ َ‫وهن‬
َ ‫َّه ِر َو َج ُد ْوا بَ ْع‬
‫ض‬ ْ ‫اك عنْ َد َشط ِئ الن‬
Di sana mereka menemukan
َُ
beberapa pohon lalu
َ‫ب الالَّ ِزَمة‬ ِ ِ ِ
memotongnya untuk membuat َ ‫اْلَ ْش َجار فَ َقطَعُ ْوَها َو َعملُ ْوا املََراك‬
perahu dan mengendarainya. Akan
ٍ َ‫ ولَكِنَّهم فُوِجئُوا ِبِِئ‬،‫وركِب وا فِي ها‬
‫ات ِم َن‬
tetapi, mereka terkejut karena ْ ْ ْ ُ َ َ ْ ْ ُ ََ
ratusan buaya menyerangnya lalu
‫ب‬ ِ ِ ِ ِ ‫الت‬
perahu itu terbalik dan mereka pun ُ ‫َّماسْي ِح ُُتَاْجُ ُه ْم فَانْ َقلَبَت املََراك‬
َ
‫ت َم ْعَرَكة َرِهْي بَة ُُِمْي َفة‬ ِ ِ ‫وس َقطُوا‬
terjatuh lalu terjadilah
ْ ‫ف املاء َوقَ َام‬
pertempuran antara tentara dan َ ْ ْ ََ
ِ ‫بْي اْلنُود والتَّم‬
.‫اسْي ُح‬
buaya. َ َ ُ ْ ُ َ َْ
72

Para Prajurit pun menunjukan ‫ َولَكِ َّن‬،ً‫اعةً َكبِ ْيَة‬


َ ‫أَظْ َهَر اْلُنُ ْو ُد َش َج‬
keberaniannya yang luar biasa.
Akan tetapi, buaya-buaya lapar itu ‫ت َكثِ ْيَةَ العِ َد ِد‬ ِ ِ ‫الت‬
ْ َ‫َّماسْي َح اْلَائ َعةَ َكان‬
َ
sangat banyak dan banyak yang
terbunuh sehingga hanya tersisa
‫ت ِمنْ ُه ْم َع َد ًدا َكبِ ْ ًيا َح َّّت ََلْ يَْب َقى ِم َن‬
ْ َ‫فَ َقتَ ل‬
‫ص ْوَل إِ َل‬ ِ ِ
ُ ‫اْلُنُ ْود إِالَّ ع ْش ُرْو َن إِ ْستَطَاعُ ْوا‬
dua puluh Prajurit yang dapat
sampai di tepi sungai. Mereka pun
ُ ‫الؤ‬
pulang kembali ke Negara mereka. .‫اط ِئ َوَر َجعُ ْوا َعائِ ِديْ َن َإل بِ َال ِد ِه ْم‬
ِ ‫َش‬

ِ ِ‫صئ‬ ِ ِ
‫ب‬ َ َ‫الع ْوَدة َملْي ئًا ِِبمل‬
َ ‫َوَكا َن طَ ِريْ ُق‬
Dalam perjalanan pulang pun
penuh dengan kesulitan yang
menakutkan dan hanya tersisa lima ،‫ص ْل ِمنْ ُه ْم غَ ْيُ َخَْ َس ٍة‬
ِ ‫واْل َْهو ِال فَلَم ي‬
َْ َ َ
orang dari mereka. Mereka pun
‫ال‬
َ ‫ فَ َق‬،‫ص َل‬ ِ ِ
menceritakan kepada raja Nu’man َ ‫َح َك ْوا للن ْع َمان ُك َّل َما َح‬
‫ث فَ َال بُ َّد ِم ْن أَ ْن‬
semua yang telah terjadi. Lalu raja
َ ‫ " َم ْه َما َح َد‬:‫الن ْع َما ُن‬
Nu’man berkata: “apapun yang
ِ ِ ِ‫أَحصل علَى اْل‬
ُ ‫صان الطَّيَّار َو َسأَ ْذ َه‬
‫ب‬ َ ََ ْ
terjadi aku harus mendapatkan
َ
kuda terbang itu, dan kali ini aku
sendiri yang akan pergi”. ." ُ‫بِنَ ْف ِسي َه ِذهِ املَّرة‬
ّ
ِ ِ ِ ِ
ٍّ ‫َْجَ َع الن ْع َما ُن ف ْرقَةً ُم َك َّونَةً م ْن أَلْف ُجنْد‬
‫ي‬
Raja Nu’man mengumpulkan
pasukannya yang terdiri dari seribu
Prajurit. Ia menyiapkan segala َّ ِ‫استَ َع َّد ل‬
ْ َ‫لس َف ِر َول‬
‫كن‬ ْ ‫َج َّهَزَها بِ ُك ِّل َشْي ٍئ َو‬
sesuatu dan bersiap-siap untuk
pergi. Akan tetapi, sebelum pergi
‫ب لِيُ َقابِ َل‬ ِ
َ ‫قَ ْب َل أَ ْن يُ َسافَر فَ َّرَر أَ ْن يَ ْذ َه‬

َ ‫احَر اْلَبَ ِل لِيُ َحا ِوَل أ ْن يَ ْع ِر‬


‫ف ِمْنهُ َشْي ئًا‬ ِ‫س‬
ia memutuskan untuk menemui
penyihir gunung untuk mencoba
َ
73

ِ ‫عِن ِس ِر ه ِذهِ البِالَ ِد‬


ْ‫العجْي بَةَ الِِّت ََل‬
mencari tahu tentang rahasia
َ َ ّ ْ
negerin ajaib yang tidak ada
ِ ‫يستَ ِطيعِ أَح ًدا أَ ْن ي‬
.‫صْي َل إِلَْي َها‬
seorang pun yang dapat sampai di َ َ ُْ ْ َ
Negara tersebut.

Raja Nu’man pun meninggalkan ‫ب َو ْح َدهُ إِ َل‬


َ ‫ص َرهُ َوذَ َه‬
ْ َ‫َغ َارَد الن ْع َما ُن ق‬
istananya dan pergi sendirian ke
‫َخ َذ‬ ِ َّ ‫اْلب ِل الَّ ِذي يس ُكن فَوقَه‬
gunung ke tempat tinggal penyihir َ ‫ ُُثَّ أ‬،‫الساح ُر‬ ُ ْ ُ َْ ََ
itu. Kemudian ia mulai mendaki
‫ص َل‬ ٍ ٍ ِ‫ي تَسلَّق اْلبل ب‬
gunung dengan kesulitan sehingga َ ‫صعُ ْوبَة َوَم َشقَّة َح َّّت َو‬
ُ َ ََ ُ َ َ
ِ َّ ‫ت‬ِ ‫إِ َل ب ي‬
َ َ‫ فَ َد َخ َل َوَوق‬،‫الساح ِر‬
ia sampai di di rumah penyihir itu
‫ف َعلَى‬ َْ
dan berdiri di atas kerpet. Karpet
ِ ُ ِ‫ فَأَخ َذت َُتْب‬،ِ‫الس َّجادة‬
ْ ‫ط بِه إِ َل أ‬
‫َس َف َل إِ َل‬ ْ َ َ َّ
itu pun semakin turun, turun, dan
turun sampai dirinya berada di
hadapan sang penyihir. ْ ‫َس َف َل إِ َل أ‬
‫َس َف َل َح َّّت َو َج َد نَ ْف َسهُ أ ََم َام‬ ْ‫أ‬
ِ ‫الس‬
.‫اح ِر‬ َّ

Sebelum raja Nu’man membuka ِ ‫وقَبل أَ ْن تَ ْفتَح النعما ُن فَمه َِْسع الس‬
‫اح ُر‬ َ َ َُ َ َ َْ َ
mulutnya untuk berbicara,
penyihir berkata: “saya tahu apa َ ‫ إِن‬،‫ف َما تُِريْ ُد‬
‫َّك تُِريْ ُد أَ ْن‬ ُ ‫ "أ َََن أ َْع ِر‬:‫يَ ُق ْو ُل‬
yang kau inginkan, sesungguhnya
ِ ِ َ ‫تَع ِر‬
kamu ingin mengetahui rahasia
‫ص َل َعلَى‬ ْ ‫ف سَّر بِ َالد اْل‬
ُ ‫َسَرا ِر َو أَ ْن ََْت‬ ْ
tentang negeri rahasia dan ingin
‫ُساعِ َد َك‬ ِ ََّ ِ‫ان الطَّيَّا ِر وحضرت إ‬
ِ ‫اْلِص‬
mendapatkan kuda terbang, lalu
َ ‫ل ْل‬ َ َْ َ َ َ
‫َستَ ِطْي ُع أَ ْن‬ ِِ ِِ
ْ ‫ َولَكنّيالَ أ‬،‫َعلَى تَنْفْيذ َم تُِريْ ُد‬
kamu datang kepadaku agar aku
dapat membantumu dalam
memenuhi keinginanmu. Akan
74

tetapi, aku tidak dapat membantu ‫ف‬ ٍ َ‫ُسعِ َد َك لِسب‬


ُ ‫ب بَ ِسْي ٍط ُه َو إِِّّن الَ أ َْع ِر‬ َ‫أ‬
َ
karena alasan yang sederhana,
ِ
yaitu aku tidak mengetahui apapun ‫َح َس ُن أَ ْن‬ ْ ‫َشْي ئًا َع ْن بِالَد اْل‬
ْ ‫ َواْل‬،‫َسَرا ِر‬
tentang negeri rahasia itu. Lebih
ِ ‫صْي َح ِِت والَ يُ َف ّكِر ِف ال ِّذ َه‬
‫ب إِ َل‬ ِ َ‫تَسمع ن‬
ََْ
baik keu dengarkan nasihatku ُ َ
‫ إِ َّن اْلُنُ ْو ُد ََّي َسيِّ ِدي ُه ُم‬.‫َسَرا ِر‬ ِ
ْ ‫بِالَد اْل‬
untuk tidak berfikir melakukan
perjalanan ke negeri tersebut,
tuanku. Sesungguhnya para ‫ال الَّ ِذي َُْي ُم ْو َن البِالَ َد ِم َن اْل َْع َد ِاء‬
ُ َ‫اْلَبْط‬
Prajurit adalah pahlawan yang
melindungi Negara dari musuh dan ‫َّك‬ َّ ‫َويُ َدافِعُ ْو َن َع ِن اْلَ ِّق َواْلَِْي َو‬
َ ‫السالَِم َولَكِن‬
mempertahankan hak-hak,
ِ
kebenaran dan kesejahteraan. َ ‫ت ِف قَ ْتل ِه ْم ِف َسبِْي ِل طَ َع ِم‬
‫ك‬ َ ‫تَ َسبَّ ْب‬
Akan tetapi kamu penyebab ِ ‫لِنَحصل علَى اْلِص‬
‫ َماذَا‬،‫ان امل ْس ُح ْوِر‬
َ َ َ َُ ْ
terbunuhnya mereka akibat
‫ان؟‬ِ ‫ََتْسر إِذَا ََل ََْتصل علَى ه َذا اْلِص‬
keserakahanmu untuk
َ َ َ ْ ُ ْ َُ
mendapatkan kuda ajaib. Apa
ruginya jika kamu tidak َ َ‫ت ُحر َولَكِ ِّّن أَقُ ْو ُل ل‬
‫ك قَ ْب َل أَ ْن‬ َ ْ‫أَن‬
‫ف إِ َّن أ َْرَو ِاح ُك َّل َه ُؤالَِء اْلُنُ ْوِد‬
mendapatkan kuda tersebut?
Kamu adalah orang yang bebas
َ ‫ص ِر‬
َ ‫تَ ْن‬
ِ َ ِ‫ْي أ ََمانَة ِف َرقَبَت‬
ِ ْ ِ‫املساك‬
ُ‫ك َوتَ َذ َّك ْر َدائ ًما أَنَّه‬
(meredeka). Akan tetapi, aku
ََ
katakan sebelum kau pergi bahwa
jiwa-jiwa Prajurit yang malang itu .‫الَ فَائِ َدةَ ِف الطَّ ْم ِع‬
adalah amanah dalam
pengawasanmu. Ingatlah selalu,
sesungguhnya tidak ada gunanya
keserakahan”.
75

ِ َّ ‫وس َكت‬
ِ ‫احر وِف اْل ِال ََتَّرَك‬
‫ت‬ َ َ َ ُ ‫الس‬
Penyihir itu pun terdiam, dan pada
َ ََ
saat itu karpet tersebut bergerak
ِ ‫ت ِِبلن عم‬
‫ان إِ َل أ َْعلَى إِ َل‬
dan mengangkat raja Nu’man ke َ ْ ْ ‫الس َّج َادةُ َو ْارتَ َف َع‬
َّ
atas dan ke atas. Ia pun mendengar
suara dering disekelilingnya dan َ ‫أ َْعلَى إِ َل أ َْعلَى َوُه َو َس ْس َم ُع‬
‫ص ْو ًَت يَِرن‬

َ‫ ال‬،‫ " الَ فَائِ َدةَ ِف الطَّ ْم ِع‬: ‫َح ْولَهُ َويَ ُق ْو ُل‬
mengatakan: “tidak ada gunanya
keserakahan wahai orang
sombong” pada akhirnya suara itu ‫ور الَ فَائِ َدةَ ِف‬ ِ
ُ ‫ أَي َها املَغْ ُر‬،‫فَائ َدةَ ِف الطَّ ْم ِع‬
pun menghilang dan Nu’man tiba
ِ
di ruangan tinggi, kemudian ia ‫ص َل‬
َ ‫ت َوَو‬ ُ ‫الص ْو‬
َّ ‫إختَ َفي‬ ْ ‫ َوأَخ ْ ًيا‬.‫الطَّ ْم ِع‬
keluar dari rumah penyihir itu dan
kembali ke istananya.
‫الن ْع َما ُن إِ َل اْلُ ْجَرةِ العُ ْليَا ُُثَّ َخَر َج ِم َن‬
ِ َّ ‫ت‬ِ ‫بي‬
ْ ‫الساح ِر َو َع َاد إِ َل‬
.ِ‫قص ِره‬ َْ

ِ ‫الس‬
‫اح ِر‬ َّ ‫َخ َذ الن ْع َما ُن يُ َف ّكِ ُر ِىف َكالَِم‬
َ‫أ‬
Raja Nu’man mulai memikirkan
apa yang dikatakan oleh penyihir
ِ ‫ولَكِنَّهم ص َّمم علَى اْلصوِل علَى اْلِص‬
‫ان‬
itu, akan tetapi ia bertekad untuk َ َ ُْ ُ َ َ َ ْ ُ َ
mendapatkan kuda terbang itu
apapun akibatnya. Keserakahan
َّ ‫ َوَك‬،َ‫ت النَّتِْي َجة‬
‫أن الطَّ ْم َع‬ ِ َ‫الطَّيَّا ِر مهما كاَن‬
َ َْ
seolah-olah membuatnya buta, ia
ٍ‫َج َعلَهُ أ َْعمى الَي رى ِما ِىف أ َْعمالِِه ِمن َخطَإ‬
tidak melihat kesalahan dan
ْ َ ََ َ
kerusakan atas apa yang telah ia ‫ فَ َج َم َع اْلُنُ ْوَد َو َس َار ِبِِ ْم إِ َل بِالَ ِد‬،‫َوفَ َس ٍاد‬
perbuat, lalu ia pun
mengumpulkan bala tentaranya .‫َسَرا ِر‬
ْ ‫اْل‬
dan berjalan menuju negeri
rahasia.
76

ِ ِِ ِ
ْ ‫َس َار الن ْع َما ُن ِبَْيشه إِ َل بِالَد اْل‬
‫َسَرا ِر‬
Raja Nu’man berjalan dengan
pasukannya ke Negara rahasia
Raja Nu’man menghadapi ‫ض َج ْس ُشهُ لِ ْالَ ْخطَا ِر ِىف‬
َ ‫َو َس َار َوتَ َعَّر‬
berbagai kesulitan di sungai, laut,
ِ َّ
dan pegunungan. Sebagian َ َ‫َّه ِر َوالبِ ْح ِر َواْلِبَ ِال َوَهل‬
‫ك‬ ْ ‫الص ْحَراء َوالن‬
pasukan pun meninggal, dan ِ ‫صلُوا إِ َل قُر‬
‫ب‬ ِ ِ ‫معظَم اْلي‬
ketika mereka sampai di dekat
ْ ْ َ ‫ش َوعنْ َد َما َو‬ َْ ُ ْ ُ
ِ
ِ ‫َخيى ِر ََل ي بق مع الن عم‬
َّ‫ان إِال‬ َ ْ َ َ َ َْ ْ ْ ‫اْلَبَ ِل اْل‬
gunung terakhir hanya tersisa raja
Nu’man dan lima puluh
.‫ف َواَلَُز ُال‬ ِ
tentaranya, mereka sangat lemah ُ ‫َّع‬
ْ ‫َص َاِبُُم الض‬
َ ‫َخَْ ُس ْو َن ُجْند اَّي أ‬
dan kurus.

Setelah berhari-hari setengah dari ‫ف اْلُنُ ْوِد قَ ْد فَ َار َق‬ ِ


ْ ‫َوبَ ْع َد أَََّّيٍم َكا َن ن‬
ُ ‫ص‬
tentara tersebut meninggal dunia,
dan pada suatu harinya hanya ْ ‫ َوبَ ْع َد أَََّّيٍم أ‬،َ‫اْلَيَاة‬
َّ‫ُخَرى ََلْ يَْب َق إِال‬
tersisa raja Nu’man, ia berada di
‫ف أ ََم َام‬ ِ
gunung terakhir yang setelahnya ُ ‫ َوَو َج َد نَ ْف َسهُ يَق‬،ُ‫الن ْع َما ُن َو ْح َده‬
‫َخ ِْي الَّ ِذي تُ ْو َج ُد بَ ْع َدهُ بِالَ ِد‬
ِ ‫اْلب ِل اْل‬
adalah negeri rahasia.
ََ
.‫َسَرا ِر‬
ْ ‫اْل‬

Raja Nu’man berjuang dan ‫اه ُد لِيَ تَ َسلَّ َق اْلَبَ َل‬


ِ ‫ظَ َّل الن عما ُن ي َكافِح وُُي‬
َ َ ُ ُ َْ
berusaha keras untuk mendaki
‫َصبَ َح‬ ِ ‫َّع‬ ِ ِ َّ ‫وقَ ْد أَصبح ِف أ‬
gunung dalam keadaan sangat ْ ‫ب َوأ‬ ْ ‫َش ّد َحالَت الت‬ َ َْ َ
lelah, dan siapapun yang
melihatnyab akan mengira bahwa
‫ َوأ َِخ ْ ًيا‬.‫َّح ِاذيْ َن‬
َّ ‫َح َد الش‬
َ ‫َم ْن يََراهُ يَظُنهُ أ‬
ia adalah seorang pengemis.
77

Akhirnya ia pun dapat sampai di


َ ‫ص َل إِ َل قِ َّم ِة اْلَبَ ِل ُُثَّ َس َق‬
‫ط‬ ِ ‫إِستَطَاع أَ ْن ي‬
َ َ ْ
puncak gunung kenudia ia terjatuh
dan tidak sadarkan diri. Ia tidak ‫ف َك ْم ِم َن‬
ْ ‫ض َم ْع ِشياا إِلَْي ِه َوََلْ يَ ْع ِر‬
ِ ‫َعلَى اْل َْر‬
mengetahui berapa lama ia dalam
keadaan tersebut.
. ‫ت َمَّر َعلَْي ِه َوُه َو ِف َه ِذهِ اْلَالَِة‬
ِ ْ‫الوق‬
َ

akan tetapi ketika ia terbangun ia ‫اق نَظََر أ ََم َامهُ ِم ْن فَ ْو ِق‬


َ َ‫َولَكِنَّهُ عِنْ َد َما أَف‬
melihat pemandangan yang
ِ
menakjubkan dan berteriak: ‫"َّي‬
َ :‫اح‬ َ ‫فَ َرأَى َمنْظًَرا َعجْي بًا َو‬.‫اْلَبَ ِل‬
َ ‫ص‬
“subhanallah… alangkah
indahnya lembah hijau ini”. Ia
‫الو ِادى‬
َ ‫َْجَ َل َه َذا‬
ْ ‫ُسْب َحا َن للا َما أ‬

‫ َوَرأَى طَ ِريْ ًقا َس ْهالً َعلَي َس ْف ِح‬."!‫ض ِر‬


melihat di lereng gunung terdapat
jalan yang memudahkannya
َ ‫َخ‬
ْ ‫اْل‬
ِ ‫اْلب ِل ي و ِصل إِ َل‬
َ ‫ض ِر فَأ‬
‫َخ َذ‬ َ ‫َخ‬
ْ ‫الوادى اْل‬
sampai ke lembah hijau. Ia pun
َ ُ ّ َ ُ ََ
pun berjalan di jalan tersebut
dengan perlahan. .‫يَ ِس ْيُ ِف َه َذ الطَّ ِريْ ُق َعلَي امل َه ِل‬
َ

‫الو ِادى‬ َّ ‫"َّي َسالَ ُم َكأ‬ ِِ ِ


َ ‫َن َه َذا‬ َ :‫َويَ ُق ْو ُل لنَ ْفسه‬
dan berkata: “ya salam… lembah
hijau ini bagaikan bagian dari
surga. Ini negeri yang sangat indah ‫ َه ْل َه ِذهِ ِه َي بِالَ ُد‬،‫قِطْ َعة ِم َن اْلَن َِّة‬
yang belum pernah ku liat
sepanjang hidupku. Rerumputan ْ ‫ْجْي لَة ِجدَّا ََلْ أ ََري أ‬
‫َْجَ َل‬ َِ ‫اْلَسرا ِر؟ إِ َّنَا بِالَد‬
َْ

ُ‫ض َراءُ اْلَ ِمْي لَة‬ ِ ِ


ُ ‫اْلَ َشائ‬.‫منْ َها ِف َحيَ ِاِت‬
yang indah bagaikan permadani
ْ َ‫ش اْل‬
hijau yang indah, air yang bersinar
bagaikan perak yang mengalir di ‫ض ُر بَ ِديْع‬ ْ ‫ض َكأ ََّنَا بِ َساط أ‬
َ ‫َخ‬ َ ‫اْلر‬
ِ
ْ ‫تُغَطّى‬
tengah rerumputan yang
ِ ‫واملاء ي ْلمع ِمثْل‬
َ ‫الفض َِّة َوُه َو َُْي ِري َو ْس‬
‫ط‬
disekitarnya terdapat bunga mawar ُ َُ ََُ َ
78

ِ ‫ش اْل‬
‫َْحَُر‬
ْ ‫الوْرُد اْل‬ ْ َ ِ ِ‫اْلَ َشائ‬
َ ُ‫ َو َح ْولَه‬،‫ضَراء‬
merah, bunga melati putih, bunga
violet, bunga anyelir, dan bunga
melati. Kupu-kupu bagaikan ‫ض َوُزُه ْوُر البَ نَ ْف َس ِج َوال َقَرنْ ُف ُل‬
ُ َ‫َوال ُفل اْلَبْي‬
bunga yang berwarna-warni yang
‫ات اْلَ ِمْي لَةُ تَ ِط ْيُ َكاَ َّنَا‬ َِ ‫والي‬
berpindah-pindah, burung-burung ُ ‫اش‬
َ ‫ْي َوال َفَر‬
ُ ْ ‫اْس‬ََ
berkicauan menyanyikan melodi
‫ان‬ ٍ ‫ُزهور ملَ َّونَة تَتَ نَقَّل ِمن م َك‬
ٍ ‫ان إِ َل م َك‬
yang indah, pohon-pohon yang
َ َْ ُ ُ ُْ
ِ ‫َْجل اْلَ ْْل‬
‫ان‬َ َ َ ْ ‫َوالطيُ ْوُر تُغَِّرُد َوتُغََِّّن أ‬
tinggi berayun menari bahagia. Ya
salam… lembah ini bagaikan
ِ ‫واْلَ ْشجار‬
surga”. ُ ُ‫العاليَةُ َُتْتَ ز َكأ ََّنَا تَ ْرق‬
‫ض ِف‬ َ َُ َ
‫الوِدى‬ َّ ‫ ََّي َسالَم َكأ‬.‫َس َع َادةٍ َو ُس ُرْوٍر‬
َ ‫َن َه َذا‬
."‫ض ُر قِطْ َعة ِم َن اْلَنَّ ِة‬
َ ‫َخ‬
ْ ‫اْل‬

Raja Nu’man melihat di depannya ‫َوَرأَى الن ْع َما ُن أ ََم َامهُ َش َجَرةً ِم ْن أَ ْش َجا ِر‬
ada pohon apel lalu ia memetik
‫س َعلَي‬ ِ ِ ُ ‫َّاح فَ َقطَ َق بَ ْع‬
sebagian buahnya dan duduk di
َ َ‫ض ِثَارَها َو َجل‬ ِ ‫الت ف‬
atas rumput hijau di samping mata
air, di bawah pohon yang tinggi
‫ضرِ إِ َل ِج َوا ِر يُْن بُ ْوٍع ِم ْن‬
َ ‫َخ‬ ِ ‫اْلَ ِشْي‬
ْ ‫ش اْل‬
‫ب ِف ِظ ِّل َش َج َرةٍ َعالِيَ ٍة‬
ِ ‫الع ْذ‬ ِ
َ ‫يَنَابِْي ِع املَاء‬
itulah ia duduk dan mencuci apel
lalu ia makan, minum dan
ِ
ُ ‫َّح َو ََيْ ُك ُل َويَ ْشَر‬
‫ب‬ َ ‫َوقَ َع َد يَ ْغس ُل الت ف‬
beristirahat.

.‫َويَ ْس ََِتيْ ُح‬


79

‫ض َع َراْ َسهُ َعلَي‬ َ ‫َوبَ ْع َد أَ ْن اَ َك َل َو َش ِر‬


َ ‫ب َو‬
Setelah makan dan minum, ia
meletakkan kepalanya di atas
rerumputan hijau dan tertidur lelap ‫اح ِف نَ ْوٍم‬
َ ‫ض ِر َو َس ْر َعا َن َما َر‬
َ ‫َخ‬ ِ ‫ا َْلَ ِشْي‬
ْ ‫ش اْل‬
dalam sekejap. Raja Nu’man tidak
ِ ِ
tahu apakah ia tertidur selama satu َ ‫ ََلْ يَ ْع ِرف الن ْع َما ُن َه ْل ََن َم َس‬.‫َعمْي ٍق‬
‫اعةً أ َْو‬

‫ْي َولَكِنَّهُ عِنْ َد َما‬


ِ ْ ‫ْي أ َْو يَ ْوًما أ َْويَ ْوَم‬
ِ ْ َ‫اعت‬
jam, dua jam, sehari, atau bahkan
dua hari. Akan tetapi, ketika ia
َ ‫َس‬
terbangun,ia melihat matahari ‫س َتََْْلُ الدنْيَا بِنُ ْوِرَها‬
َ ‫َّم‬
ْ ‫ص َحا َو َج َد الش‬
َ
menyinari dunia dengan sinarnya
yang indah, ia pun merasa ‫العافِيَ ِة بَ ْع َد َه َذا‬ ِ ‫ و َشعر ِِب َّلر‬،‫اْل ِمي ِل‬
َ ‫احة َو‬
َ ََ َ ْ َ
tenteram dan sehat setelah melalui
‫َْجَ َل‬ ِ ‫الس َف ِر الش‬
ْ ‫ َوَراَى أ ََم َامهُ أ‬،‫َّاق الطَّ ِويْ ِل‬ َّ
perjalanan panjangnya yang
sulit.Ia melihat di depannya ada
.‫َمْنظَ ٍر َرآهُ ِف َحيَاتِِه‬
pemandangan terindah yang
pernah ia lihat di sepanjang
hidupnya.

ِ ُ‫رأَى أَمامه (أ َِمية‬


ً‫ض ِر) َح ْسنَاء‬
َ ‫َخ‬
ْ ‫الوادى اْل‬
Ia melihat di depannya ada seorang
َ َْ ُ َ َ َ
putri lembah hijau yang cantik,
‫ْجْي ٍل بَ ِس ْي ٍط ِم َن‬ ٍ ‫رفِْي َقةً رِشْي َقةً ِف ثَو‬
َِ ‫ب‬
ramah, dan anggun dengan gaun ْ َ َ
sederhananya yang indah dari
sutera hijau, di sampingnya ada
‫صان بَ ِديْع‬ ِ ِ
َ ‫ض ِر َوإِ َل ج َوا ِرَها ح‬ ْ ‫اْلَِريْ ِر اْل‬
َ ‫َخ‬
seekor kuda cantik berwarna putih ِ ‫أَب يض اللَّو ِن َكاْلمام ِة الب ي‬
seperti merpati, ia memiliki dua
ُ‫ضاء َولَه‬
َ َْ َ ََ ْ ُ َْ
sayap indah yang menekuk di . ‫ْجْيالَ ِن يَثْنِْي ِه َما إِ َل َجانِبَ ْي ِه‬
َِ ‫ان‬
ِ ‫جنَاح‬
َ َ
sampingnya
80

‫صا ُنَا يَنْظَُر ِان إِ َل‬ ِ ِ ِ


َ ‫َوَكانَت اْلَم ْيَةُ َوح‬
Ketika sang putri an kudanya
melihat raja Nu’man dengan
ٍ ‫ان بِ َد ْه َش ٍة و َع َج‬
‫ فَ َق َام الن ْع َما ُن‬،‫ب‬ ِ ‫الن عم‬
terkejut dan heran, raja Nu’man َ َْ
pun berdiri dan merapakan
pakainnya sebisa mungkin,
‫َّم ِمنْ َها‬ ِ
َ ‫َصلَ َح ثيَابُهُ قَ ْد َر املُ ْستَطَ ِاع ُُثَّ تَ َقد‬
ْ ‫َوأ‬
‫ضَراِ ََّي‬
ْ َ‫ك أَيَّتُ َها اْل َِم ْيَةُ اْل‬
ِ ‫ "سالَم َعلَي‬:‫وقَل‬
kemuudian ia maju kepada mereka
dan berkata: “Assalamu’laikum
ْ َ َ َ
wahai putri lembah hijau, pemilik :ُ‫ت اْل َِم ْيَة‬ ِ ‫احبةُ اْلِص‬
ِ َ‫ قَال‬،"‫ان الطَّيَّا ِر‬
َ
ِ
َ ‫ص‬ َ
kuda terbang”.

Sang putri berkata :


َ‫ت؟ َوَم ْن َجاء‬
َ ْ‫ك ََّي َه َذا َم ْن أَن‬
َ ‫"سالَم َعلَْي‬
َ
“Wa’alaikumussalam wahai ini,
َ ِ‫ب‬
."‫ك؟ َماذَا تُِريْ ُد؟‬
siapa kamu? Dan siapa yang
membawamu ke sini? Dan apa
maumu?”.

Raja Nu’man : “Pertama aku ‫ت َه َذا َولَكِ ِّّن‬


ُ ‫ " َّأوالً أ َََن لَ ْس‬:‫ال الن ْع َما ُن‬
َ َ‫ق‬
bukanlah ini, terapi aku adalah raja
ِِ
ِ ‫ك اْل َّس‬
‫ان أ َْعظَ ُم‬ ِ
Nu’man putra raja Hassan, raja َ ‫ك الن ْع َما ُن ابْ ُن املَل‬
ُ ‫املل‬
َ
terhebat di sepanjang masa”.
ِ ‫ت اْل َِميةُ س‬
ً‫اخ َرة‬ ِ ‫ض ِح َك‬ َّ ‫ُملُ ْو ِك‬
َ َْ َ َ‫ ف‬،" ِ‫الزَمان‬
Sang putri : “Apakah pakaian kuna
yang robek ini adalah pakaian para ُ‫اب ال َق ِد ْْيَةُ امل ِمَّزقَة‬
ُ ‫ " َه ْل َه ِذهِ الثِّي‬:‫ت‬
َ ْ َ‫َوقَل‬
ُ
raja di negaramu yang hebat itu,
‫الع ِظْي َم ِة ََّي‬ ِ ِ
wahai ini?” (sambil mengejek) َ ‫س املَْملُ ْو ُك ِف بِالَد َك‬ ِ
ُ ‫ه َي َمالَب‬
Raja Nu’man : “Sekali lagi aku ‫ُخَرى‬ ْ ‫ َمَّرةً أ‬:‫ال‬ َ َ‫ضايَ َق الن ْع َما ُن َوق‬َ َ‫َه َذا؟ " فَت‬
katakana aku bukanlah ini, akan
tetapi saya adalah raja Nu’man
81

ِ
‫ك‬ُ ‫ت َه َذا َولَكِ ِّّن املل‬ ِ َ‫أَقُو ُل ل‬
‫ك إِِّّن لَ ْس‬
putra raja Hassan, raja terhebat di
َ ُ ْ
sepanjangn masa”. (jawabnya
ِ ‫الزم‬
" ‫ان‬ ِ
dengan kesal) َ َّ ‫الن ْع َما ُن ابْ ُن اْلَ َّسا ُن أ َْعظَ ُم ُملُ ْوك‬

Sang putri : “Nu’man… Hassan… ،‫ إِنْ َسان‬،‫ َح َّسان‬،‫ "نُ ْع َمان‬:ُ‫ت اْل َِم ْيَة‬
ِ َ‫قَال‬
Manusia… atau bahkan berasal
‫ت‬ ِ ِ ْ‫ أو ح َّّت إِ ْن ُكن‬،‫َشيطَان‬
dari Jin sekalipun itu tidak penting َ ْ‫ت م َن اْلَان أَن‬
َ َ ْ ْ
bagiku, akan tetapi siapa yang
membawamu ke sini? Dan apa َ ِ‫ُحر َه َذا الَ يَ ُهم ِّن َولَكِ ْن َم ْن َجاءَ ب‬
‫ك إِ َل‬
maumu?”.
‫ت‬ ِ َ َ‫ ق‬،" ‫ُهنَا؟ َوَماذَا تُِريْ ُد؟‬
ُ ‫ "جْئ‬:‫ال الن ْع َما ُن‬
Raja Nu’man : “ Saya datang
ِ
sendiri, saya telah melakukan
‫ْي ِف الطَّ ِريْ ِق َح َّّت‬ ُ ‫بِنَ ْفسي َس َف ْر‬
ِ ْ َ‫ت َسنَ ت‬

ِ ِ ْ‫وصل‬
ْ ‫ت غلَى بِالَد اْل‬
ُ ْ‫ َوقَ ْد َرأَي‬،‫َسَرا ِر‬
perjalanan selama dua tahun
‫ت‬ ُ ََ
sehingga aku sampai di negeri
ِ
rahasia ini, sekarang saya telah
ْ ‫البِالَ َد َولَك ْن أَيْ َن‬
." ‫اْلسَر ُار؟‬
melihat sebuah negeri, akan tetapi
mana rahasianya?”.

‫س‬ ُ ‫"ع ْن أَيٍَّة تَتَ َحد‬


َ ‫َّث؟ لَْي‬
ِ ِ
َ :ُ‫قَالَت اْلَم ْيَة‬
Sang putri : “rahasia apa yang kau
bicarakan? Kami tidak memiliki
ِ ‫ال الن عما ُن الَتَك‬
‫ْذِِب‬ ٍ ْ ‫عِْن َد ََن أ‬
rahasia”. َ ْ َ َ‫ ق‬،"‫َسَرار‬
Raja Nu’man : “Tidak, jangan ‫ت اْل َِم ْيَةُ َوِه َي‬ ِ َ‫ قَال‬،"ُ‫وقُوِل اْل ِقي َقة‬
َْ ْ َ
berbohong! Katakanlah yang
sebenarnya!”. ‫"ه ِذهِ إِ َهانَة َكبِ ْيَة ََّي َه َذا فَنَ ْح ُن‬ ِ
َ :‫َغاضبَة‬
،"‫ب‬ ِ ُ ‫ْذب أَب ًدا والَ نَع ِر‬
ِ
ُ ‫ف ال َكذ‬ ْ َ َ ُ ‫ُهنَا الَ نَك‬
Sang putri : “Wahai ini, ini adalah
sebuah penghinaan besar, di sini
82

kami sama sekali tidak berbohong ‫َس َرار فَلِ َماذَا‬ ِ


ْ ‫ "إِذَا ََلْ يَ ُك ْن أ‬:‫قَالَت الن ْع َما ُن‬
dan tidak mengenal kebohongan”.

Raja Nu’man : “Jika kalian tidak ْ ‫إِذَ ْن َْسَّْي تُ ْم بِالَ ُد ُك ْم بِالَ َد‬
"‫اْلسَرا ِر‬
memiliki rahasia, lalu mengapa
kalian menyebut negeri kalian itu
negeri rahasia?”

Sang putri : “Kami tidak ‫"َن ُن ََلْ نُ َس ِّم َها بِالَ َد‬ ِ َ‫فَِقال‬
َْ :ُ‫ت اْل َِم ْيَة‬
menyebutnya negeri rahasia, lalu
َ َ‫ ق‬،"‫ت ِِبَ َذ ا ِْل ْس ُم؟‬ ِ ِ
darimana kamu mendapatkan ‫ال‬ َ ‫َسَرا ِر فَم ْن أَيْ َن جْئ‬
ْ ‫اْل‬
nama tersebut?”
،"‫احَر بِالَ ِدي يَ ُق ْو ُل َه َذا‬
ِ ‫ "إِ َّن س‬:‫الن عما ُن‬
َ َْ
Raja Nu’man : “Seorang penyihir
ِ ِ ِ ِ َ‫قَال‬
di negeriku yang mengatakannya”. ُ ‫ "إِ َّن َساحَر بِالَد َك ََلْ َُْي‬:ُ‫ت اْلَم ْيَة‬
‫ض ْر‬

ِ ِ
ْ ‫إِ َل ُهنَا م ْن قَ ْب ِل َوإِنَّهُ يُ َس ّم َها بِالَ َد اْل‬
‫َسَرا ِر‬
Sang putri : “Penyihir di negerimu
itu belum pernah ke sini dan ia
menyebutnya dengan negeri rahais ‫ف‬ ُ ‫ِْلَنَّهُ الَ يَ ْع ِر‬
َ ‫ف َشْي ئًا َولَكِ ِّّن أُِريْ ُد أَ ْن أ َْع ِر‬
karena ia tidak mengitahui apa-
."‫ت ُهنَا؟‬ ِ ِ
apa, tetapi aku ingin tahu mengapa َ ْ‫ل َماذَا جئ‬
engkau datang ke sini?”.

‫صا َن‬ ِ ِ ْ‫"جئ‬


ِ :‫ال الن عما ُن‬
َ ‫ت ل ُخ َذ َه َذا اْل‬ َ ْ َ َ‫ق‬
Raja Nu’man : “Aku datang untuk
ُ
mengambil kuda terbang yang
ِ ‫ فَ َد ِه َش‬،"‫اْلَب يض اْل ِميل‬
ُ‫ت اْل َِم ْيَة‬
indah ini”. َ ْ َ َ َْ
ِ
‫ض‬ َ ‫"َتْ ُخ ُذ اْل‬
َ َ‫صا َن اْلَبْي‬ َ :‫ت‬
ْ َ‫َوقَال‬
Sang putri : “Kamu ingin
mengambil kuda putih yang indah
83

ini? Mengapa? Apakah ini ‫اْلَ ِمْي َل؟؟؟ لِ َماذَا؟؟؟ َه ْل ُه َو‬


kudamu?”(dengan terkejut)
ِ
Raja Nu’man : “Tidak, ia bukan َ ‫ لَْي‬،َّ‫ " َكال‬:‫ال الن ْع َما ُن‬
‫س‬ َ َ‫ ق‬،"‫ك؟؟؟‬
َ ُ‫صان‬
َ‫ح‬
ِ ِ ِ ‫ِحص ِاّن ولَكِ ِّن أَتَي‬
َ ‫ت ل َخ َذهُ ْلَنَّهُ ح‬
‫صان‬
kudaku, tetapi aku datang untuk
ُْ ّ َ َ
mengambilnya karena dia kuda
."‫احْي ِه‬ ِ ِ ِ ِ
ajaib yang dapat terbang dengan َ َ‫َعجْيب يَ ْستَطْي ُع أَ ْن يَط ْ َي ِبَن‬
kedua sayapnya”.

ِ ِ
َ ‫ َكْي‬،‫"ه َذا َكالَم َغ ِريْب‬
‫ف‬ َ :ُ‫قَالَت اْلَم ْيَة‬
Sang putri: “Ucapan yang aneh,
bagaimana bias kamu mengambil
sesuatu yang bukan milikmu? ‫ت لِص؟‬ َ ‫س ِملْ َك‬
َ ْ‫ك؟ َه ْل أَن‬ َ ‫ََتْ ُخ ُذ َشْي ئًا لَْي‬
Apakah kamu seorang pencuri?
َِ ‫هل ِف بِالَ ِد َك إِذَا رأَى اَح ُد ُكم َشي ئًا‬
ً‫ْجْيال‬
Apakah di negerimu apabila ْ ْ َ َ َْ
."‫يُ ْع ِجبُهُ ََّيْ ُخ ُذهُ َح َّّت َولَ ْو ََلْ يَ ُك ْن ِملْ َكهُ؟‬
seseorang melihat sesuatu yang
menakjubkan ia dapat
mengambilnya walaupun itu
bukan miliknya?”.

Raja Nu’man : “tak perlu ‫ك ِِبَ َذا‬


ِ ‫ "الَ تُْتعِِِب نَ ْفس‬:‫ال الن عما ُن‬
َ َ ْ َ َ‫ق‬
berpayah-payah banyak bicara dan
aku tidak ingin banyak berdebat. َ ‫ لََق ْد َم‬،ً‫ال َكالَِم َوالَ أُِريْ ُد ُمنَاقَ َشةً طَ ِويْلَة‬
‫ات‬
Lebih dari seribu orang prajuritku
‫ي ِم ْن ُجنُ ْوِدي ِف‬ ِ ِ ِ
yang mati dalam perjalanan untuk ٍّ ‫أَ ْكثَ ُر م ْن أَلْف ُجْند‬
mendapatkan kuda ini dan aku pun
‫ت‬ ِ ِ‫سبِي ِل اْلصوِل علَى ه َذا اْل‬
nyaris mati”.
ُ ‫صان َوُكْن‬
َ َ َ ُْ ُ ْ َ
‫ "إِذَ ْن‬:ُ‫ال اْل َِم ْيَة‬
َ َ‫ ق‬،"‫ضا‬
ً ْ‫ت أ َََن أَي‬
ُ ‫َساَُم ْو‬
84

ِ ِ
‫ت‬ ْ َُ‫ت ََْمنُ ْون ََّي َسيِّدي َول َماذَا ََلْ َت‬
َ ْ‫ت أَن‬ َ ْ‫فَأَن‬
Sang putri : “Kamu gila, tuan. Lalu
mengapa kau tidak mati juga?”.
."‫ضا؟‬
ً ْ‫أَي‬

Raja Nu’man : “Karena Allah َّ ‫ ِ"ْل‬:‫ال الن ْع َما ُن‬


،"َ‫َن للا أ ََر َاد ِل اْلَيَاة‬ َ َ‫ق‬
mentakdirkanku untuk hidup”.
‫"ه ِذهِ أ ََّو ُل ُْجْلَ ٍة َم ْع ُق ْولٍَة‬ ِ ِ
َ :ُ‫قَلَت اْلَم ْيَة‬
Sang putri : “Ini ucapan

‫ك فَالَبُ َّد‬ ِ
َ ‫"وَم َع ذَال‬
َ :‫عما ُن‬
َ ‫ال الن‬
َ َ‫ ق‬،"‫تَ ُق ْوَُلَا‬
pertamamu yang masuk akal”.

Raja Nu’man : “Dengan imi, saya ِ َ‫ قَال‬،"‫ِمن أَ ْن آخ َذ ه َذا اْلِصا َن الطَّيَّا ِر‬
‫ت‬ َ َ ُ ْ
harus mengambil kuda terbang
tersebut”. ‫ص ِديِْقي‬
َ ُ‫صبًا؟ إِنَّه‬
ِ
ْ ‫ "أ َََتْ ُخ ُذهُ َغ‬: ُ‫اْلَم ْيَة‬
‫ش َو ْح ِدى ِف َه َذا‬ ِ ِِ ِ ِ
Sang putri : “Apakah kamu akan
mengambilnya secara paksa? Dia
ُ ‫ا َلوحيدي َوبِ ُد ْونه َسأَعْي‬
adalah satu-satunya temanku, ."‫الو ِادى ال َكبِ ِْي‬
َ
tanpanya aku akan hidup sendirian
di lembah yang besar ini”.

ِ ‫ "الَتُتْعِِِب نَ ْفس‬: ‫ال الن عما ُن‬


ِ‫ك بِ َكثْ رة‬
َ ْ َ َ‫ق‬
Raja Nu’man : “tak perlu cape-
َ َ
cape dengan banyak bicara”.

Sang putri : “Jika kamu mengambi


َ ‫ "إِن‬: ُ‫ت اْل َِم ْيَة‬
‫َّك إِذَا‬ ِ َ‫ قَال‬،"‫ال َكالَِم‬

kuda ini secara paksa, kamu hanya ‫صا َن ِم َِّّن ِِبل ُق َّوةِ فَلَ ْن تُ َقابِ َل ِف‬ ِ ‫أَخ ْذ‬
َ ‫ت اْل‬
َ َ
akan menemukan kelelahan dan
perselidihan di dalam hidupmu”. َ َ‫ ق‬،"‫الش َق ِاء‬
‫ال‬ ِ ‫َّع‬
َّ ‫ب َو‬ َ ِ‫َحيَات‬
ْ ‫ك َغ ْ َي الت‬
85

ِ ‫تس‬
‫اح َرة َح َّّت تَ ْع ِر ُف‬ ِ
َ ْ‫"ه ْل أَن‬
َ : ‫الن ْع َما ُن‬
Raja Nu’man : “Apakah kamu
adalah seorang penyihir sehingga
kau mengetahui ucapan tersebut?”. ."‫َه َذا ال َكالَم؟‬

Sang putri : Penyihir tidak akan ‫ف‬ ِ ‫الس‬


ُ ‫احَرة الَ تَ ْع ِر‬ َّ ‫ "إِ َّن‬: ُ‫ال اْل َِم ْيَة‬
َ َ‫ق‬
mengetahui sesuatu hal yang akan
datang, akan tetapi aku akan ‫احَرةً َولَكِ ِّّن سأ َْدعُ ْو‬
ِ ‫املستَ ْقبل وأ َََن لَست س‬
َ ُ ْ َ َ َ ُْ
berdoa kepada Allah yang lebih
kuat daripada seorang penyihir”.
،"‫للا الَّ ِذي ُه َو أَقْ َوى ِم ْن ُك ِّل َس ِح ٍر‬

‫"ماذَا‬ ِ ‫ك الن عما ُن س‬ ِ َ‫ف‬


Raja Nu’man : “Apa yang akan َ : ‫ال‬
َ َ‫اخًرا َوق‬ َ َ ْ َ ‫ضح‬ َ
kamu katakana di dalam doamu?”.
ِ ‫ت‬ ِ
(sambil tertawa dengan ejekan)
: ُ‫اْلم ْيَة‬ َ ِ‫ْي ِف ُد َعائ‬
ِ َ‫ك؟" قَل‬
َ ْ ‫تَ ُق ْول‬

Sang putri : “Aku akan berkata ‫َص ِدقَاءَ َك َوَكث ََّر أ َْع َداءَ َك‬
ْ ‫ قَلَّ َل للا أ‬:‫"سأَقُ ْو ُل‬
َ
semoga Allah mngurangi teman-
temanmu, memperbanyak َ ‫ضيَّ َق الدنْيَا ِف َو ْج ِه‬
."‫ك‬ َ ‫َو‬
musuhmu, dan kehidupan akan
sempit dihadapanmu”.

Raja Nu’man : “Apakah Allah ‫ك‬


َ ‫"وَه ْل يَ ْس َم ُع للا َكالََم‬
َ : ‫ال الن ْع َما ُن‬
َ َ‫ق‬
akan mendengar doamu
‫ت‬ ِ َ‫ قَال‬،"‫ك الع ِظي ِم‬ ِ ِِ ِ
disbanding aku seorang raja yang ْ َ ُ ‫أَنْت ض ّدي أ َََن املَل‬
hebat”.
‫ت َملِك َع ِظْيم؟ ُرَِّبَا َكا َن َه َذا‬ ِ
َ ْ‫ "أَن‬: ُ‫اْلَم ْيَة‬
Sang putri : “Kamu raja yang
hebat? Mungkin benar, tetapi ‫ك ََّي َسيِّ ِدى‬
َ ‫ص ِحْي ًحا َولكِ َّن ا ْْلَ َّق أ َْعظَ ُم ِمْن‬
َ
keaagungan yang sebenarnya
adalah milik Allah, tuan dan bukan
86

ِ‫اب الْ ُق َّوة‬


ِ ‫َصح‬
َ ْ ‫ الَ َم َع أ‬،‫َوللا َم َع ا ْْلَ ِّق‬
milik seorang yang kuat, seorang
raja, dan pengusaha.
ِ ْ‫والْمل‬
."‫ك والسلْطَان‬ ُ َ

‫ت‬
ُ ‫ص َ َْب‬ ٍ ِ ‫"علَى أ‬
َ ‫َى َحال لََق ْد‬
ّ َ : ‫ال الن ْع َمان‬
َ َ‫ق‬
Raja Nu’man: “Bagaimanapun aku
telah banyak bersabar terhadapmu,
dan aku tidak akan membiarkan ‫َّاس أَ ْن تُنَاقِ َش َِّن‬
ِ ‫َْسَ ُح لِلن‬
ْ ‫ك َكثِ ْ ًيا َوأ َََن ال أ‬
ِ ‫َعلَي‬
ْ
orang- orang memperdebatkanku
ِ ْ‫ِىف بِالَ ِد ِِب ِذهِ الطَّ ِري َقة وأَن‬
ِ‫ت أَتْ َعْبتَِِّن بِ َكثُرة‬
di neagaraku atas cara ini. Kau َ َ ْ
،‫َّن َملِك‬
ِّ‫اف ُد َعاءَ َك ْل‬
membuatku lelah dengan banyak
ُ ‫َخ‬
َ ‫ال َكالَم َوأ َََن ال أ‬
bicara. Aku pun tidak takut akan

‫اك‬
َ َ‫س ُهن‬ ِ ِ ُ َ‫وَت‬
َ ‫َوُكل النّاس َُِتب َِّن‬
َ ‫ َولَْي‬،‫اف م َّّن‬
doamu karena aku seorang raja,
semua orang menyukaiku dan
takut kepadaku, tidak ada satu ،‫احد يَ ْستَ ِطْي ُع أن يَ ْفتَ َح فَ َمهُ أ ََم ِامى‬
ِ ‫إِنْسان و‬
َ َ
orang pun yang dapat membuka
mulut di hadapanku, maka
."‫ ُُثَّ قُ ِول ما تَ َشائِْي‬،‫صا َن‬ ِ ِ
َ ‫فهاتى اْل‬
َ
berikanlah kuda itu kepadaku lalu
katakanlah apa yang kau inginkan.

ِ َ ‫وم َّد الن عما َن ي َده وأَمس‬


ُ‫صان َو َج َذبَه‬
َ ‫ك اْل‬
Raja Nu’man mengulurkan
َ ْ َ ُ َ َ ْ ََ
tangannya dan memegang kuda itu
ِ َ‫بِ ُق َّوةٍ فَحاول‬
‫ت اْل َِميَةُ أَ ْن َتَْنَ َعهُ فَ َدفَ َع َها‬
dan mengambilnya secara paksa. ََ
Sang putri pun mencoba untuk
ِِ
mecegahnya, lalu raja Nu’man
‫َخ َذ‬
َ ‫ض ُُثَّ أ‬ ْ َ‫ فَ َس َقط‬،‫بِيَده‬
ِ ‫ت َعلَى اْل َْر‬
mendorongnya dan ia pun terjatuh.
Kemudian ia mengambil kudanya
87

‫ب فَ ْوقَهُ َوأ ََمَرهُ أَ ْن يَ ِط ْ َي إِ َل‬ ِ ِ


َ ‫صا ُن َوَرك‬
َ ‫اْل‬
dan menungganginya lalu
memrintahkannya untuk
menerbangkannya menuju .ِ‫بِالَ ِده‬
negerinya.

Kuda itu pun sedikit berlari lalu َّ‫ ُُث‬، ً‫ض قَلِْيال‬
ِ ‫صا ُن َعلَى اْل ْر‬ ِ
َ ‫َجَرى اْل‬
mengepakkan kedua sayapnya dan
naik di uadara. Raja Nu’man ‫ فَ َك َاد‬،‫ َو ْارتَ َف َع ىف اَلََواء‬، ‫احْي ِه‬ ِ َ ‫رفْ ر‬
َ َ‫ف ِبن‬ ََ
hamper gila karena sangat bahagia,
ia pun membayangkan dirinya
‫الن ْع َما ُن ُُيَن ِم ْن ِشدَّةِ ال َفَرِح َوالس ُرْور‬
sedang menunggangi kuda terbang
‫صا َن الطَّبَّار‬ ِ ِ
di atas langit negerinya dan orang-
َ ‫ص َّوُر نَ ْف َسهُ َراكبًا اْل‬
َ َ‫َخ َذ يَت‬
َ ‫َوأ‬
‫َّاس يَْنظُُرو َن‬ ِِ ِ ِ ِ
ُ ‫َوُه َو يَط ْيُ ىف َْسَاء بالَده َوالن‬
orang melihatnya dengan heran
dan takjub lalu bertepuk tangan,
menyapa, dan memuliakannya, ً‫ص ِّف ُقو َن لَهُ ََِتيّة‬ ِ ‫إِلَْي ِه ِبِِ ْعج‬
َ ُ‫اب َوَد ْه َشة َوي‬ َ
lalu beberapa orang berkata: raja
ٍ ‫ض ُه ْم لِبَ ْع‬
‫ "إِ َّن‬: ‫ض‬ ُ ‫ َويَ ُق ْو ُل بَ ْع‬،‫يما‬ ِ
ً ‫َوتَ ْعظ‬
kami adalah raja yang hebat,
ِ ِ ِ
َ ‫ك َع ِظيم إِ َّن املل‬
sesungguhnya raja Nu’man putra
‫ابن‬
َ ‫ك الن ْع َما َن‬ ً ‫َمل َكنَا َمل‬
raja Hassan adalah raja terhebat َ
،"‫الزَمان‬
َّ ‫لوك‬ ِِ
ِ ‫ك ح َّسان أ َْعظَم م‬
sepanjang masa.
ُُ َ ‫املَل‬

ِ ِ ِ
َ ‫ص َل إِ َل بِالَده َوأ ََمَر اْل‬
‫صا َن أَ ْن‬ َ ‫َوأَخ ًيا َو‬
Pada akhirnya, ia pun sampai di
negerinya dan memerintahkan
‫صا ُن‬ ِ ِ ‫يَنْ ِزَل إِ َل اْل َْر‬
kuda tersebut untuk turun ke bumi, َ ‫ فَنَ َزَل َو َس َار اْل‬، ‫ض‬
lalu kuda itu pun turun dan
berjalan sambil ditunggai oleh raja
‫ص ِر لِيُغََِّي‬ ِِ
ْ ‫ ِىف طَ ِريقه إِ َل ال َق‬، ‫َوفَ ْوقَهُ الن ْع َما ُن‬
Nu’man menuju istananya untuk
88

‫َّاس يَنْظُُرو َن‬ ِ


ُ ‫ َوَكا َن الن‬،‫ثيَابَهُ ال َقدْيَةَ املَُمَّزقة‬
mengganti pakaian lamanya yang
sobek. Ketika itu orang-orang
‫صانَهُ الغ ِريب‬ ِ ِ
melihat raja Nu’man menunggangi َ ‫ َوُه َو َراكب ح‬، ‫َإل الن ْع َمان‬
kudanya yang aneh dan tidak
mengenalinya karena pakaian ً‫ت قَ ِدْيَةً َمََّزقَة‬
ِ َ‫ْلن ثِيابه كان‬
ُ َ َ َّ ُ‫ فال يَ ْع ِرفُونَه‬،
lamanya yang sobek dan ia telah
‫اب َعنْ ُه ْم أَ ْكثَ َر من‬
َ َ‫ َوْلَنَّهُ كا َن قَ ْد غ‬،
hilang lebih dari dua tahun., dan

.‫يع أَنَّهُ قَ ْد مات‬ ِ ِ ْ َ‫َسنَ ت‬


ُ ‫ فَظَ َّن اْلَم‬، ‫ْي‬
orang-orang mengira bahwa ia
sudah mati.

beberapa orang pun menunjuk ‫صانِه َوُه َو‬ ِ ِ ِ ‫وَكا َن ب عض الن‬


َ ‫َّاس يُش ْيُْو َن إِ َل ح‬ ُ َْ َ
kepada kudanya dan berjalan lalu
berkata: “lihatlah orang gila yang ‫ (( اُنظُُروا إِ َل‬: ‫يَسيُ ِىف الطَّ ِريْ ِق َويَ ُقولون‬
menunggangi kuda bersayap ini
‫صانِه‬ ِِ ‫ الَّ ِذى رَّك‬، ‫ون‬ ِ ُ‫الرج ِل املجن‬
seolah-olah ia bisa terbang”. َ ‫ب ْل‬ َ َ ْ َ ُ َّ ‫ه َذا‬

َّ‫ َكأَنَّهُ يَ ْستَ ِطْي ُع أَ ْن يَ ِط َي" ُُث‬، ‫ْي‬


ِ ْ ‫ناح‬
Kemudian mereka
mentertawakannya dan
َ ‫َج‬
ِ
meninggalkannya. Raja Nu’man
َ َ‫ ت‬،‫ص ِرفَ ْون‬
‫ضايَ َق الن ْع َما ُن‬ َ ْ‫ض َح ُك ْو َن منْهُ َويَن‬
ْ َ‫ي‬
pun kesal dan marah, lalu ia
berkata kepada dirinya sendiri: ‫ "أ َََّن َسأَنْتَ ِق ُم ِم ْن‬: ‫ال ِىف نَ ْف ِسه‬
َ َ‫ب وق‬ ِ
َ ‫َوغَض‬
“aku akan balas dendam kepada
ِ‫ وأُعاقِب هم علَى ه ِذه‬، ‫َّاس‬ ِ
mereka semua dan َ ُ ُ َ َ َ ِ ‫ُك َّل ه ُؤالَء الن‬
menghukumnya dengan hukuman
."‫َش َّد العِ َقاب‬
َ ‫ال َكالَِم أ‬
yang berat atas apa yang telah
mereka ucapkan”.
89

ِ
‫ول‬ ْ ‫ص َل إِ َل ال َق‬
َ ‫ َوأ ََر َاد الد ُخ‬، ‫ص ِر‬ َ ‫َوعنْ َد َما َو‬
Ketika raja ia sampai di istana dan
ingin masuk, para penjaga
mencegahnya, dan ia pun berkata ‫ "لِ َماذَا َتَْنَعُ ْوِّن؟‬: ‫ال ََلُْم‬
َ ‫اس فَ َق‬
ُ ‫ َمنَ َعهُ اْلَُّر‬،
kepada mereka: “mengapa kalian
ِ َ ‫ فَض ِح‬،"‫ك الن عما ُن‬ِ ِ
mencegahku? Sesungguhnya aku ُ‫ك منْه‬ َ َ ْ ُ ‫إن َِّّن أ َََن املَل‬
َّ ‫ت ََْمنُ ْون ِْل‬
adalah raja Nu’man”. Para penjaga
‫َن‬ َ ْ‫ "بَ ْل أَن‬: ‫اس َوقَالُوا‬
ُ ‫اْلَُّر‬
pun mentertawakannya dan

‫ َوإِذَا‬،‫ات ُمنْ ُذ ُمدَّةٍ طَ ِويْلَ ٍة‬ ِ


berkata: “kamu orang gila! Karena
َ ‫ك الن ْع َما ُن َم‬
ُ ‫املل‬
َ
raja Nu’man sudah lama
meninggal dan jika sekarang kau ‫اك‬َ َ‫ض ْعن‬
َ ‫ك َوَو‬ َ ‫ضنَا َعلَْي‬ ُ ‫ص ِر‬
ْ َ‫ف َحاالً قَب‬ َ ‫ََلْ تَ ْن‬
tidak pergi maka kami akan
‫ف‬
َ ‫صَر‬
َ ْ‫اف الن ْع َما ُن َوان‬ ِ ْ ‫الس ِّج‬
َ ‫ فَ َخ‬،"‫ْي‬ ِ ِ
menangkapmu dan ّ ‫ف‬
memenjarakanmu”. Raja Nu’man ِ ٍ ِ ِ
ْ ‫ليُ َف ّكَر ِف طَ ِريْ َقة يَ ْد ُخ ُل ِبَا ال َق‬
.‫صر‬
pun ketakutan lalu ia pergi untuk
memikirkan cara masuk ke istana.

Saat ia berjalan, ia melihat ِ ‫اعةً ِم َن الن‬


‫َّاس‬ ِ
َ َ‫َوبَْي نَ َما ُه َو َسائر َرأَى َْج‬
sekelompok orang sedang
berjalan, lalu ia berdiri di atas ‫صانِِه‬ ِ ِ
َ َ‫ْيْ ُش ْو َن ِف الطَّ ِريْ ِق فَ َوق‬
ً ‫ف َعلَى ح‬
kudanya dan berteriak: “wahai
‫ تَ َعالَ ْوا‬،‫َّاس‬ ِ
orang-orang, kemarilah untuk ُ ‫ "أَي َها الن‬: ً‫َوَز َع َق قَلْيال‬
‫َّاس َح ْولَهُ لِيَ ْع ِرفُ ْوا‬ ِ
mendengarkan!. Mereka pun
berkumpul di sekitarnya untuk ُ ‫اجتَ َم َع الن‬
ْ َ‫ ف‬،"‫لتَ ْس َمعُ ْوا‬
mengetahui sebuah berita lalu ia ‫ "إِِّّن َملِ ُك ُك ُم الن ْع َما ُن‬: ‫ال ََلُْم‬
َ ‫اْلََََب فَ َق‬
berkata: “aku adalah raja kalian,
aku telah kembali lagi kepada ْ ‫ت إِلَْي ُك ْم َمَّرةً أ‬
."‫ُخ َرى‬ ُ ‫َوَر َج ْع‬
kalian”.
90

‫الر ُج ُل‬
َّ ‫ت أَي َها‬ ِ ِ ‫فَص‬
ْ ‫ُس ُك‬
ْ ‫ "أ‬: ‫َّاس‬
ُ ‫اح فْيه الن‬
dan mereka pun berkata: “diamlah,
َ َ
wahai orang gila! Karena raja
‫ك‬ ِ َّ ‫املجن و ُن والَ تَ ُقل ه َذا ال َكالَِم ِْل‬
Nu’man telah meninggal dua tahun َ ‫َن املل‬ َ ْ َ ُْ َ
َ
yang lalu, walaupun ia masih
ِ ْ َ‫ات ُمنْ ُذ َستَ ت‬
‫ْي َولَ ْو َكا َن َحياا‬ َ ‫الن ْع َما َن َم‬
hidup kami akan membunuhnya
dengan tangan kami”. Raja ِ ِ
Nu’man terkejut dan takut, lalu ia
‫اف‬ َ ‫ فَ َده‬،"‫لََقتَ لْنَاهُ ِِبَيْد ََن‬
َ ‫ش الن ْع َما ُن َو َخ‬
berkata: “mengapa kalian ingin ."‫"ولِ َماذَا تَ ْقتُلُ ْونَهُ ِِبَيْ ِد ُك ْم؟‬ َ َ‫َولَكِنَّهُ ق‬
َ : ‫ال‬
membunuhnya dengan tangan
kalian sendiri?”.

ِ َ‫ ِ"ْلَنَّه ف‬: ‫َّاس‬


،‫اسد طَ َّماع‬ ِ ‫احد ِم َن الن‬
ِ ‫ال و‬
َ َ َ‫ق‬
Salah satu dari mereka berkata:
ُ
“karena ia pembuat kerusakan dan
seorang yang rakus, ia telah ‫َح َس َن ُجنُ ْوِد البِالَ ِد لِيَ ُم ْوتُ ْوا ِىف‬
ْ ‫أخ َذ َم َعهُ أ‬
َ
mengambil tentara-tentara terbaik
ِ ِ ِ ِ
kami di negeri ini lalu mati di َ ‫الص َحا ِرى َواْلَبَال ليُ ْحض ُرْوا لَهُ ح‬
ً‫صاَن‬ َّ

‫الع ُدو ََلْ ََِن ْد َجْي َشا‬ ِ ‫ي لْع‬


َ َ‫ فَلَ َّما َجاء‬،‫ب بِه‬
gurun dan pegunungan
demimembawakannya kuda untuk ُ ََ
‫الع ُدو بِالَ َد ََن‬ ِ ِ
َ ‫احتَ َّل‬
ْ َ‫ ف‬،‫يُ َداف ُع َع ْن أ َْرضنَا‬
dimainkan, dan ketika penjajah
datang tidak ada pasukan yang
ٍ ‫ لَعنَه للا ِف ُك ِل م َك‬،‫ب الن عما ُن‬
mempertahankan negeri kami .‫ان‬ َّ ُ َ َ ْ ِ َ‫بِ َسب‬
kaewna raja Nu’man. Semoga
Allah melaknatnya dimana pun ia
berada”.
91

Saat raja Nu’man mendengar ‫فَلَ ّما َِْس َع الن ْع َما ُن َه َذا ال َكالَِم َخ ِز َن ُخ ْزًَن‬
ucapan tersebut ia sangat sedih lalu
‫ب إِ َل َخرِِج‬ ِ
meninggalkan mereka. Ia pun َ ‫َّاس َوذَ َه‬
َ ‫َشديْداً َوتَ َرَك الن‬
pergi ke luar kota dan memikirkan
ِ ِ ِِ ِ ِ ِ
ha yang tidak terduga ini. Ia ْ‫املَديْنَة يُ َف ّك ُر ِىف َهذه املُ ْشكالَت الَِّّت ََل‬
merasa kehidupan seolah-olah
‫َت‬ َّ ‫ َو َش َعَر َك‬،‫يَ ُك ْن يَتَ َوقَّعُ َها‬
ْ ‫أن الدنْيَا بَ َدأ‬
sempit di hadapannya.

.‫ضْي ُق ِىف َو ْج ِه ِه‬


ِ َ‫ت‬

َِ ‫إن النَّاس يظُن و َن أَنَّه قَ ْد مات وهم‬


‫ْجْي ًعا‬ ْ ُ َ َ َ ُ ْ َ ُ َّ
Orang-orang mengira bahwa ia
sudah mati dan mereka pun
membencinya bahkan ingin ‫َصبَ ُح ْواَ يَكَْرُه ْونَهُ لِ َد َر َج ٍة أ ََّنُ ْم أ ََّنُْم‬
ْ ‫قَ ْد أ‬
membunuhnya karena mereka
pikir dia lah penyebab penjajah
‫يُِريْ ُد ْونَهُ قَتْ لَهُ ِْل ََّنُْم يَ ْعتَ ِق ُد ْو َن أَنَّهُ ُه َو‬

‫ فَ َماذَا‬,‫الع ُد ِّو بِالَ ِد ِه ْم‬ ِ ِ ‫السبب ِىف‬


menduduki negerinya. Lalu apa
yang harus ia lakukan? Ia pum
َ ‫احتالَل‬
ْ ُ َ َّ
mulai berpikir dan berfikir. .‫َخ َذ يُ َف ّكِ ُر َويُ َف ّكِ ُر‬
َ ‫يَ ْف َع ُل؟ أ‬

semakin ia berpikir kehidupan ِ ‫وُكلَّما ْازداد تَ ْفكِياً إِ ْزداد‬


‫ت الدنْيَا ِىف‬ ََ ْ َُ َ َ
semakin sempit di hadapannya.
Pada akhirnya, ia teringat ucapan ِ ‫الس‬
‫اح ِر َوَكالَ َم‬ َّ ‫ َوأ َِخ ْ ًيا تَ َذ َّكَر َكالَ َم‬،‫َو ْج ِه ِه‬
seorang penyihir dan sang putri
ِ ‫الس‬
‫احَر‬ َّ ‫ تَ َّذ َكَر‬،‫ض ِر‬
َّ ‫ان‬ ِ َ‫أ َِمية‬
lembah hijau. Ia teringat seorang َ ‫الوادى االَ ْخ‬
َ َْ
penyihir itu berkata: “jiwa-jiwa ِ ‫ "إِ َّن أَرواح ُك ِل هؤ‬: ‫ال لَه‬
‫لء اْلُ ُم ْوِد‬
tentara yang malang itu adalah
ُ ّ َ َْ ُ َ َ‫ق‬
ِ َ ِ‫ْي أ ََمانَة ِىف َرقَبَت‬
ِ ْ ِ‫املساك‬
ُ‫ك َوتَ َذ َّك ْر َدائ ًما أَنَّه‬
amanah dalam pengawasanmu.
ََ
Ingatlah selalu, sesungguhnya
92

tidak ada gunanya keserakahan?”. :‫ال لِنَ ْف ِس ِه‬


َ َ‫ ُُثَّ ق‬،"‫الَ فَائِ ّدة ِم َن الطَّ َم ِع‬
Kemudian ia berkata kepada
dirinya sendiri: “ya, serakah itu َّ ‫ الَ فَائِ َدةَ ِم َن الطَّ َم ِع َويَظْ َه ُر أ‬،‫نَ َع ْم‬
‫َن للا‬
tidak ada gunanya. Allah telah
ِ ‫ب هؤ‬
‫لء اْلُنُ ْوِد الَّ ِذي‬ ِ ِ
menampakannya dan memberi ُ ِ ِ‫َسيَ نْ تَق ُم م َِّّن بِ َسب‬
.‫ت ِف َهالَكِ ِه ْم‬
balasan kepadaku karena aku telah
menyebabkan semua tentaraku
ُ ‫تَ َسبَّ ْب‬
dalam kehancuran”.

ِ َ‫َن أ َِمية‬
ْ َ‫ض ِر قَال‬
: ُ‫ت لَه‬ َ ‫اْلخ‬ َ َ ْ َّ ‫َوتَ َذ َّكَر أ‬
ْ ‫الودى‬
Ia pun teringat bahwa puri lembah
pernah berkata: “Aku akan berkata
semoga Allah mngurangi teman- ‫ قَلَّ َل للا‬: ‫ك َوأَقُ ْو ُل‬
َ ‫"سأ َْدعُ ْو َعلَْي‬
َ
temanmu, memperbanyak
‫ضيَّ َق الدنْيَا ِف‬ ِ ‫أ‬
musuhmu, dan kehidupan akan َ ‫َصدقَاءَ َك َوَكث ََّر أ َْع َداءَ َك َو‬
ْ
‫ لََق ْد‬،‫ نَ َع ْم‬: ‫ال لِنَ ْف ِس ِه‬
sempit dihadapanmu”. Kemudian
َ ‫َو ْج ِه‬
َ َ‫ك ُُثَّ ق‬
ia berkata kepada dirinya sendiri:
“Ya, Allah telah memenuhi doa- ‫ فَ َق َّل‬،‫اب للا لِ ُد َعائِ َها ِْل ََّنَا َمظْلُ ْوم‬
َ ‫إِ ْستَ َج‬
doanya karena ia orang yang
ِ َ‫ضاق‬
‫ت الدنْيَا ِف‬ ِ ِ ِ ‫أ‬
terzolimi. Maka dari itu temanku َ ‫َصدقَائي َوَكث ََّر أ َْع َدائي َو‬
ْ
berkurang, musuhku bertambah,
dan kehidupan terasa sempit di ُ ‫ت الَ أ َْع ِر‬
."‫ف َماذَ أَفْ َع ُل‬ ْ ‫ َوأ‬،‫َو ْج ِهي‬
ُ ‫َصبَ ْح‬
hadapanku, dan aku tidak tahu apa
yang harus aku lakukan”.

Pada akhirnya, ia memutuskan ِ ‫وأ َِخيا قَ َّرر أَ ْن ي رِجع اْلِصا َن إِ َل ص‬


‫احبَتِ ِه‬ َ َ َ ُْ َ ً ْ َ
untuk mengembalian kuda itu
kepada pemiliknya, ‫ب أَ ْن تُ َس ِاِمَهُ َوأَ ْن تَ ْدعُ ْو للا أَ ْن‬
ُ َ‫َويُطْل‬
memaafkannya dan memintanya
93

‫صا َن َوأ ََمَرهُ أَ ْن يَ ِط ْ َي‬ ِ ِ‫ فَرك‬،‫يساعِ َده‬


َ ‫ب اْل‬
berdoa kepada Allah untuk
َ َ ُ َُ
menolongnya. Ia pun
ِ ِ ‫عائِ ًد إِ َل‬
menunggangi kudanya an َ ‫ فَ َفر َِح اْل‬،‫ض ِر‬
‫صا ُن‬ َ ‫َخ‬
ْ ‫الوادى اْل‬
َ َ
memerintahkannya untuk tebang
kembali ke lembah hijau. kuda itu
‫احْي ِه ِف اَلََو ِاء ُُثَّ طَ َار‬ ِ َ ‫وجرى ورفْ ر‬
َ َ‫ف ِبَن‬ َ ََ َ َ َ
.‫ِف طَ ِريِْق ِه إِ َل بِالَ ِدهِ اْلَ ِمْي لَ ِة‬
pun merasa senang lalu
mengepakkan kedua sayapnya di
udara dan terbang menuju
negerinya yang indah.

Pada saat itu, sang putri lembah ‫الو ِادى‬ ِ َ‫ت َكان‬
َ ُ‫ت أَم ْيَة‬
ْ ِ ْ‫وِف ه َذا الوق‬
َ َ َ
hijau sedang uduk bersedih dan
berdoa kepada Allah agar ‫صلِّى َوتَ ْدعُ ْوا للا‬ ِ
َ ُ‫ض ِر َجال َسةً َح ِزيْنَةً ت‬
َ ‫َخ‬
ْ ‫اْل‬
mengembalikan kuda
ِ ِ ِ
kesayangannya, teman satu-
‫الع ِزيْ ُز‬ َ ‫أَ ْن يُعْي َد إِلَْي َها أَ ْن يُعْي َد ح‬
َ ‫ص َانَا‬
ِ ‫الَّ ِذي ََل ي ُكن ََلا ِف الدنْيا ِمن‬
ُ‫صديْ ٍق غَ ْيُه‬
satunya. Seluruh yang ada di
lembah itu pun merasa sedih,
َ ْ َ َ ْ َْ
burung-burung tidak lagi berkicau, ‫ الطيُ ْوُر ََلْ تَعُ ْد تُغََِّّن‬،‫الو ِادى ُكلهُ َح ِزيْن‬
َ ‫َو‬
bunga-bunga tampak layu, dan
pohon-pohon yang tinggi ‫ت تَ ْب ُد ْوا ذَابِلَةً َواْلَ ْش َج ُار‬
ْ َ‫َواْل َْزَه ُار َكان‬
merunduk dalam kesedihan.
ٍ ِ
َ ‫ت ُرءُ ْو َس َها ِف ُح ْزن َوأ‬
.‫َسى‬ ْ َ‫العاليَةُ ثَن‬
َ

ِ َ‫اح أَح ِد اْلَ ََّّيِم َكان‬


ُ‫ت اْل َِم ْيَة‬ َ ِ َ‫صب‬َ ‫َوِف‬
Pada suatu harinya di pagi hari,
sang putri duduk dan berdoa
‫ت يَ َديْ َها‬ ِ ُ‫جلِسةً ت‬
kepada Allah kemudian ْ ‫صلّى َوتَ ْدعُ ْوا للا ُُثَّ َرفَ َع‬
َ َ َ
mengangkat tangannya kearah
‫َت‬ ِ َّ ‫السم ِاء ونَظَر إِ َل‬ ِ
langit dan melihat ke atas. Ia ْ ‫ فَ َرأ‬،‫الس َماء‬ َ َ َ َّ ‫إ َل‬
94

ً‫ت َرأْ َس َها فَ ْجأَة‬ ِ


ْ ‫َش َجَرةً َعاليَةً قَ ْد َرفَ َع‬
melihat pohon-pohon yang tinggi
tiba-tiba mengangkat kepalanya
dan berayun dengan riang dan ‫ص ِم َن‬
ُ ُ‫اد تَ ْرق‬
ُ ‫ت َُتْتَ ز طََرًِب َوتَ َك‬
ْ ‫َخ َذ‬
َ ‫َوأ‬
menari dengan senang. kemdian ia
‫َص َو َاُتَا‬ ِ ِ
mendengar burung-burung ْ ‫ ُُثَّ َْس َعت الطيُ ْوَر تَ ْرفَ ُع أ‬،‫ال َف ْرِح‬
ِ ِ ِ ِ ِ
َ ‫اْلَمْي لَةَ ِِبلغنَاء اْلَنُ ْون ُُثَّ بَ َدأَت اْلَ ْغ‬
mengangkat suaranya yang indah
‫صا ُن‬
dengan alunan yang lembut,
cabang-cabang pun mulai bergerak .‫َّح ِىف ُس ُرْوٍر‬
ُ ‫تَتَ َحَّرُك َواْل َْزَه ُار تَتَ َفت‬
dan bunga-bunga bermekaran
dengan senangnya.

sang putri terkejut dengan ِ َ‫ت اْل َِميةُ ِمن ُك ِل ه ِذهِ املظ‬
‫اه ِر‬ ِ ‫فَتَع َّجب‬
َ َ ّ ْ َ ْ َ َ
penampakan yang menunjukkan
‫َّها‬ ِ ِ ِ َ ‫الَِِّت تَ ُدل علَى ال َفرِح‬
kebahagiaan. Ia langsung َ ‫الشديْد َولَكن‬ ْ َ
mengetahui penyebabnya setelah
‫أت‬ ِ ‫السب‬ ِ
ia melihat kuda kesayangannya itu ْ ‫ب عْن َد َما َر‬
َ َ َّ ‫َس ْر َعا َن َما َعَرفَت‬
ِ ِ ِ
ُ‫الع ِزيْ َز يَط ْيُ َعائ ًدا إِلَْي َها َوفَ ْوقَه‬
kembali kepadanya da nada raja
Nu’man d atasnya.
َ ‫ص َانَا‬
َ‫ح‬
.‫ك الن ْع َما ُن‬ ِ
ُ ‫املل‬
َ
ِ ‫صا ُن الطَّيَّ ُار إِ َل اْل َْر‬
‫ض أ ََم َام‬ ِ
َ ‫نََزلَ اْل‬
Kuda terbang itu pun turun ke
bumi di depan sang putri yang
ِ ِِ ِ
cantik, ia pun langsung ْ ‫ت إِلَْيه َوقَ ْد ْإمتَْل‬
‫َت‬ ْ ‫َسَر َع‬
ْ ‫ فَأ‬،‫أَم ْيَته اْلَ ْسنَاء‬
menjumpainya dan matanya
berlinang penuh dengan
: ‫ت تَ ُق ْو ُل‬
ْ ‫اح‬
َ ‫ص‬َ ‫اها بِ ُد ُم ْوِع ال َف ْرِح َو‬
َ َ‫َعْي ن‬

ََّ ِ‫"اْلَ ْم ُدهلل الّ ِذي َِْس َع ُد َعائِي َوَرَّد َك إ‬


kebahagiaan, lalu ia berteriak dan
‫ل‬
berkata: “segala puji bagi Allah
95

ِ ِ ِ
‫صا ُن‬
َ ‫َخ َذ اْل‬ َ ‫ص ِاّن‬
َ ‫ َوأ‬،"‫الع ِزيْز‬ َ ‫َسال ًما ََّي ح‬
yang telah mendengarkan doaku,
dan mengembalikanmu kepadaku
dengan selamat wahai kudaku ‫اب اْل َِم ْيَةِ َوِه َي‬ِ ‫امل ْخلِص ْيَْسح رأْسهُ ِىف ثِي‬
َ َََُ ُ ُ
tersayang”. Kuda yang tulus itu
pun menyeka kepalanya di pakaian
‫ف َح ْوََلَا‬ُ ‫َتَُر بِيَ ِد َها َعلَى عُنُ ِق ِه َوالطيُ ْوُر تَُرفْ ِر‬

‫الو ِادى ُكلهُ َوَكأَنَّهُ ِىف‬ ْ ‫َوتُغَِّرُد َوتُغََِّّن َوأ‬


sang putri, lalu sang putri pun
melanjutkan dengan mengusap َ ‫َصبَ َح‬
lehernya, lalu burung-burung pun .‫يَ ْوٍم عِْي ٍد‬
mengepakkan kedua sayapnya,
berkicau, dan bernyanyi di
sekitarnya. Ketika itu seluruh
lembah bagaikan merayakan pesta.

Raja Nu’man pun mendekati sang َ َ‫ب الن ْع َما ُن ِم َن اْل َِم ْيَةِ َوق‬
: ‫ال‬ َ َ‫إِقْ ََت‬
puti dan berkata: “maafkan aku
ِِ
ِ ْ‫اِمي ِّن أَيَّتُها اْل َِميةُ ال َك ِرْْيَةُ لََق ْد عرف‬
‫ت‬
wahai tuan putri yang mulia, aku ََ َ ْ َ ْ ْ ‫"س‬ َ
tahu kesalahanku”. Kemudian raja
Nu’man pun menceritakan َّ ِ‫ص َعلَْي َها الن ْع َما ُن ق‬
ُ‫صتَه‬ َّ َ‫ ُُثَّ ق‬،"‫َخطَئِي‬
kisahnya dan menginformasikan ِ ‫ وتَب َّسم‬.ِ‫ث لَه ِىف بِالَ ِده‬
‫ت‬ ِ
apa yang terjadi dengan negerinya. َ ََ ُ َ ‫َخ ََبََها ِبَا َح َد‬
ْ ‫َوأ‬
‫ "إِذَ ْن فَ َق ْد‬: ‫ت‬ ِ
Sang putri : “Jadi kamu sudah tahu ْ َ‫اْلَم ْيَةُ ُش ْكراًهلل ًُثَّ قَال‬

َ َ‫ ق‬،‫اب لِ ُد َعائِي‬
َ ‫َن للا إِ ْستَ َج‬
ِ
bahwa Allah telah mengabulkan
: ‫ال‬ َّ ‫ت أ‬
َ ‫َعل ْم‬
doaku?”( tersenyum dengan rasa
syukur kepada Allah). ‫َن َد ْع َوةَ املظْلُ ْوِم الَبَ َّد‬
َّ ‫ت أ‬
ُ ْ‫ َوقَ ْد َعَرف‬،‫"نَ َع ْم‬
َ
."‫اب‬
ُ َ‫أَ ْن ُُت‬
96

Raja Nu’man : “Ya, aku tahu


bahwa doa orang yang terzolimi
akan dikabulkan.

‫"وَماذَا تَ ْن ِوى أَ ْن تَ ْف َع َل‬ ِ ِ


َ : ُ‫قَلَت اْلَم ْيَة‬
Sang putri: “Lalu apa uang akan
kau lakukan sekarang?”.
‫ "الَ أ َْد ِر‬: ‫ال الن ْع َما ُن حاَ ًئرا‬
َ َ‫ ق‬،"‫ال َن؟‬
Raja Nu’man: “Aku tidak tahu
ِ
‫ت َم ْغ ُرْوًرا‬
ُ ‫اعا َو ُكْن‬ ُ ‫أَيَّتُ َها إِ ّن ُكْن‬
ً ‫ت طَ َّم‬
wahai putri yang baik, aku telah
kehilangan segalanya karena
‫ت‬ ِ ِ ِ ‫فَ َق ْد أ‬
keserakahan dan kesombonganku. ُ ‫ت ُجنُ ْودي َوفَ َق ْد‬
ُ ‫َصدقَاء َوفَ َق ْد‬
ْ
Aku telah kehilangan kehilangan
ِ ‫بِالَ ِدي لِ َكي أَحصل علَى اْلِص‬
،‫ان الطَّيَّا ِر‬
teman-temanku, para tentaraku, َ َ َُ ْ ْ
dan negeriku untuki mendapatkan ِ ِ ِ ِ
kuda terbang. Inilah aku, yang
ُ‫ضا َوأ ُْرجعُه‬ َ ‫َوَهأَنَ َذ أَخ ْ ًيا أَفْق ُد اْل‬
ً ْ‫صا َن أَي‬
ِ
pada akhirnya kehilangan kuda ."‫ك َماذَ أَفْ َع ُل؟‬ َ ‫إِلَْي‬
َ ‫ك ُُثَّ الَ أ َْد ِرى بَ ْع َد ذَال‬
juga dan aku kembalikan
kepadamu, lalu aku tidak tahu apa
yang harus aku lakukan setelah
ini”. (ucapnya dengan bingung).

!‫س أَي َها ا ِْلنْ َسا ُن‬ ِ ِ


ْ َ‫ "الَتَ ْي ئ‬: ُ‫قَالَت اْلَم ْيَة‬
Sang putri : “Jangan menyerah!
Kamu telah kehilangan segalanya
‫َّك‬ ِ ِ ‫لََق ْد فَ َق ْدت ُك َّل َشي ٍئ ِىف امل‬
karena keserakahan dan َ ‫اضى ْلَن‬ ْ َ
َ
kesombonganmu di masa lalu, dan
sekarang kamu telah bertaubat dan
‫َّك ال َن ََتئِب‬
َ ‫اعا َم ْغ ُرْوًرا َولَكِن‬
ً ‫ت طَ َّم‬
َ ‫ُكْن‬
beriman. Cobalah untuk
97

َ‫َخطَاءَ َك َوال‬ ِ ُ‫مؤِمن فَحا ِو ْل اَ ْن ت‬


ْ ‫صل َح أ‬
memperbaiki kesalanmu, jangan
ْ َ ُْ
menyerah! Kembalilah ke
negeimu dan kumpulkanlah orang- ‫ إِ ْرِج ْع َإل بِالَ ِد َك َو َحا ِو ْل أَ ْن َُْت َم َع‬،‫س‬
ْ َ‫تَ ْي ئ‬
orang dan bentuklah sebuah
pasukan untk melawan penjajah
‫ب بِِه‬ ِ
ُ ‫َّاس َوتُ َك ِّو َن منْ ُه ْم َجْي ًشا َُتَا ِر‬
َ ‫الن‬
‫أ َْع َداءَ َك بِالَ ِد َك َح َّّت تَطُْرَد ُه ْم َوتُعِْي َد‬
sampai kamu mengusir mereka
dan mengembalikan kemerdekaan
ِ
negerimu”.
َ ِ‫اْلستِ ْقالَ َل ل َوطَن‬
."‫ك‬ ْ

،"‫ص ْعب‬ ِ : ‫ال الن عما ُن‬


َ ‫"ولَك ْن َه َذا َع َمل‬ َ ْ َ َ‫ق‬
Raja Nu’man: “ Tetapi ini adalah
َ
tindakan yang sulit”.

Sang putri: “Selama kamu yakin


َ ‫ت َواثًِقا ِم ْن نَ ْف ِس‬
‫ك‬ ُ ‫اد ْم‬
ُ ‫"م‬
ِ ِ
َ : ُ‫قَالَت اْلَم ْيَة‬

َ ِّ‫ُم ْؤِمناً بَِرب‬


‫ك َوتَ ْع َم ُل ُك َّل َما تَ ْستَ ِطْي ُع فَإِ َّن‬
kepada diri sendiri, percaya
kepada tuhanmu, dan melakukan
semua yang kamu bisa, maka ‫ ُخ ْذ‬،‫ُساعِ َد َك‬
َ ‫ضا َسأ‬
ِ
ً ْ‫للا َسيُ َساع ُد َك َوأ َََن أَي‬
Allah akan membantumu dan aku
pun akan membantumu. Ambilah
‫صا َن الطَّيَّا ِر َو ِاج ْع إِ َل بِالَ ِد َك‬ ِ
َ ‫َه َذا اْل‬
kuda terbang inidan kembalilah ke
‫ل‬ ِ ِِ ِ ِ ِ
negerimu, jika kamu telah َّ ‫ إ ْرج ْع إ‬،‫َوعْن َد َما تَ ْن تَص ُر َعلَى اْل َْع َداء‬
."‫ك‬
َ ‫صا َن َم َع‬ ِ ِ ِ
َ ‫َمَّرةً ََثنيَةً َوَهات اْل‬
mengalahkan penjajah itu, maka
kembalikanlah kepadaku dan
bawalah kuda itu bersamamu”.

‫ب الن ْع َما ُن َوطَ َار‬ ِ


َ ‫َش َكَرَها الن ْع َما ُن َوَرك‬
Raja Nu’man berterima kasih
kepadanya lalu menunggangi kuda
ِ‫ وصل الن عما ُن إِ َل بِالَ ِده‬.ِ‫ر ِاجعا إِ َل بِالَ ِده‬
dan terbang kembali ke negerinya. َْ َ َ َ ً َ
Sesampainya raja Nu’man di
98

negaranya, ia tinggal di gua yang ،‫ِج البَ لَ ِد‬ ٍِ ِ


َ ‫َو َس َك َن ىف َمغَا ِرة ىف اْلَبَ ِل َخار‬
berada di gunung di luar negerinya
Ia pun mulai mengumpulkan ‫َّاس َويَ ْدعُ ْوُه ْم لِتَ ْح ِريْ ِر‬
َ ‫َواَ َخ َذ َُْي َم ُع الن‬
orang-orang dan mengajak mereka
ِ ِِ
dalam membebaskan negerinya َ ‫بِالَده ْم م َن‬
.‫الع ُد ِّو‬
dari penjajah.

Banyak orang-orang yang ‫ف فِْي ِه ْم‬ ِ


َ َ‫فَتَ َج َّم َع َح ْولَهُ ََنس َكث ْيُْو َن َوق‬
berkumpul di sekitarnya, lalu ia
pun berdiri sebagai pembicara lalu ...‫ ََّيأ َْهلِي‬...‫َّاس‬ َ َ‫َخ ِطْي بًا َوق‬
ُ ‫ "أَي َها الن‬: ‫ال‬
berkata: “Wahai orang-orang..
‫ت َكثِ ْ ًيا ِف‬ ِ
kerabatku.. dan anak-anak bangsa.. ُ ْ‫َخطَا‬
ْ ‫ لََق ْد أ‬.‫َوََّي أَبْنَاءَ بَلَدي‬
Aku telah melakukan kesalahan
‫ت‬ِ َ‫اضي ِة وَكان‬ِ ِ َّ ‫ح ِّق ُكم ِىف‬
besar terhadap hak-hak kalian di َ َ َ‫السنَ َوات امل‬ ْ َ
tahun-tahun yang lalu yang ‫ َوال َن‬.‫الع ُدو بِالَ ِد ََن‬
َ ‫احتَ َّل‬
ِ
ْ ‫النَّتْي َجةُ أَ ْن‬
mengakibatkan penjajah dapat
َّ ‫ت أ‬
‫َن‬ ِ َّ ‫ه َد ِاّن للا إِ َل الطَّ ِري ِق‬
menduduki negeri kita. Sekarang ُ ْ‫الصحْي ِح َو َعَرف‬ ْ َ
Allah telah memberiku petunjuk
ِ ‫الرجوع إِ َل اْل ِق خي ِمن التَّم‬
‫ادى ِىف‬
ke jalan yang benar, dan aku tahu َ َ َْ َّ َ ُْ
‫َض ْع يَ ِدي ِىف‬ ِ ِ ‫الب‬
َ ‫ فَ َساِمُ ْو ِن َوتَ َعالَ ْوا أ‬،‫اط ِل‬
kembali kepada kebenaran lebih
baik daripada bertahan dalam
َ
‫الع ُد َّو ِم ْن بِالَ ِد ََن َوتَعُ ْوَد إِلَْي نَا‬ ِ ِ
kebathilan. Maafkanlah aku, lalu
َ ‫أَيْديَ ُك ْم لنُطَِّرَد‬
mari kita letakan tangan kita untuk
mengusir penjajah dari negeri kita ."‫ُح ِريَّتُنَا َوَكَر َامتُنَا‬
dan mengembalikan kebebasan
dan martabat kita.
99

Orang-orang pun merasa senang ‫لس َع َادةِ َوالس ُرْوِر عِنْ َد َما َِْسعُ ْوا‬
َّ ‫َّاس ِِب‬
ُ ‫َش َعَر الن‬
dan bahagia ketika mendengar raja
ِ ِِ ِ
Nu’man berbicara seperti itu dan َ ‫ َوأ‬،‫الن ْع َما َن يَتَ َكلَّ ُم ِبَذه الطَّ ِريْ َقة‬
‫َخ َذ‬
mengutus anak buahnya dalam
ِ ِِ ِ
melakukan dan َ ‫الن ْع َما ُن َوَم ْن َم َعهُ م َن ا ّْلال ِىف‬
‫الع َم ِل‬
ِ ِ ِ ِ ِ
َ ْ ّ‫ض َّم إِلَْي ِه ْم َكث ْي م َن َوطَني‬
َ ْ‫َوا ِْل ْست ْع َداد َوان‬
mempersiapkannya, banyak pula
‫ْي‬
para patriot yang ikut serta.

Setelah berhari-hari dan berbulan- ‫َوبَ ْع َد أَََّّيٍم َو ُش ُهوٍر تَ َك َّو َن ِىف اْلِبَ ِال َج ْسش‬
bulan, pasukan nasional yang kuat
pun tersusun di gunung, para َ َ‫اج َم ُجنُ ْوَد ا َلع ُد ِّو َوا ْشتَ ب‬
‫ك‬ َ ‫َوطَِّن قَ ِوي َه‬
tentara menyerang penjajah dan
ِ ‫ وِىف أَثْن ِاء‬.ٍ‫معهم ِىف معا ِرَك َش ِدي َدة‬
‫القتَ ِال‬
berkelahi dalam pertempuran yang َ َ ْ ََ ْ ََُ
ِ ِ ِ
َ ‫صانَهُ الطَّيَّا ِر َوأ‬
hebat. Selama pertempuran, raja
Nu’man menunggangi kudanya ُ‫َخ َذ يَط ْي‬ َ ‫ب الن ْع َما ُن ح‬
َ ‫َرك‬
ِ ‫فَو َق رءو ِس اْلَع َد ِاء وي ه‬
،‫اْجُ ُه ْم ِم َن اْلَِّو‬ ََُ ْ
dan terbang di atas para penjajah
ُْ ُ ْ
lalu menyerangnya dari udara.
ِ ‫فَ َد ِه ُشوا وخافُوا وارتَ َكب وا وانْتَصر‬
Mereka pun terkejut, takut, dan َ ْ ِّ‫الوطَني‬
‫ْي‬ َ ََ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ ْ
malu, para patriot pun menang.
Negara mereka menjadi Negara
.‫ت بِالَ ُد ُه ْم ُحِّريِّة قَ ِويَّة‬
ْ ‫َصبَ َح‬
ْ ‫َوأ‬
yang merdeka dan kuat.

‫ض ِر‬ ِ ِ‫رجع الن عما ُن إِ َل أ َِمية‬


َ ‫َخ‬
ْ ‫الوادى اْل‬
Raja Nu’man kembali kepada sang
َ َْ َْ َ ََ
putri lembah hijau dan
menceritakan semua apa yang ‫ت‬ ْ ‫ فَ َف ِر َح‬،‫ث‬
ْ ‫ت َو ُسَّر‬ َ ‫َو َح َكى ََلَا ُك َّل َما َح َد‬
terjadi. Sang putri pun berkata:
“selamat, sekarang kamu adalah
‫ت ال َن َملِك‬
َ ْ‫"م َْبُْوك أَن‬
َ : ُ‫ت لَه‬
ِ
ْ َ‫َكث ْ ًيا َوقَال‬
raja yang hebat, kamu telah
100

‫ك الن ْع َما ُن‬ ِ َ َ‫ ق‬،"‫ع ِظيم أَنْ َق َذت بِالَ ِد َك‬


ُ ‫ال املل‬
menyelamatkan negerimu”. Lalu
ْ ْ َ
raja Nu’man berkata: “aku َ
‫ب ِىف َه َذا أَيَّتُ َها‬ ِ ْ‫ "أَ ْش ُكر ِك أَن‬:
berterima kasih kepadamu karena ُ َ‫السب‬
َّ ‫ت‬ ُ
kamulah penyebab atas semua ini.
‫ْي َعلَى‬ ِِ ِ ُ‫اْل َِميةُ الطَّيِبة‬
Wahai putri lembah hijau, apakah َ ْ ‫ َه ْل تُ َوافق‬.ُ‫العاقلَة‬
َ َّ َ ْ
ِ ُ‫أَ ْن تَعوِد معِي إِ َل بِالَ ِدى لِتَ زَّوج وت‬
َ ْ ‫صبِح‬
kamu bersedia untuk ikut
‫ْي‬ ْ ََ َ َ َ ُْ
denganku kembali ke negeriku
untuk menikah denganku dan ."‫َملِ َكةً َعلَى البِالَ ِد؟‬
menjadi ratu Negara?”.

‫ال ََلَا‬
َ ‫ت فَ َق‬ ِ ِ ِ
ْ ‫فَ َكَرت اْلَم ْيَةُ قَلْيالً ُُثَّ َوافَ َق‬
Sang putri pun berpikir sejenak
lalu bersedia, lalu raja Nu’man
‫َستَ ِطْي ُع أَ ْن‬ ِ
berkata kepadanya: “Apakah aku ْ ‫ َوال َن َه ْل أ‬: ‫ك الن ْع َما ُن‬
ُ ‫املل‬
َ
dapat mengetahui namamu wahai
"‫ض ِر؟‬ ِ َ‫ك َّي أ َِمية‬ ِ ِ َ ‫أ َْع ِر‬
putri lembah hijau?”. sang putri َ ‫َخ‬ ْ ‫الوادى اْل‬ َ َ ْ َ َ‫ف إ ْْس‬
pun berkata dengan suaranya yang َِ ‫ت مو ِس ِق ٍي‬
: ‫ْجْي ٍل‬ ٍ ِ‫ت اْل َِميةُ ب‬
ِ َ‫قَال‬
indah: “Namaku Azza”. Raja ّ ْ ُ ‫ص ْو‬ َ َْ
Nu’man pun berteriak: “Kamu ِ ‫ "عِ ْش‬: ‫ فَصاح الن عما ُن‬،"‫"إِ ِْْسي عَّزة‬
‫ت‬ َْ َ َ َ
hidup dengan menghidupkan
namamu dan kemuliaanmu, kapan ‫ َم َّت ْيُْكِ ُن‬،‫اك‬
َ َّ‫اش َم ْن َْس‬ ِ
َ ‫اش إِ ْْسُك َو َع‬
َ ‫َو َع‬
kita dapat pergi ke negaraku wahai
Azza?”.
."‫أَ ْن نُ َسافَِر إِ َل بِالَ ِدي ََّي َعَّزة؟‬

Azza berkata: “Aku harus ‫َص ِدقَائِى‬


ْ ‫عأ‬
ِ
َ ‫ب أ ََّوالً أَ ْن أ َُوّد‬ َِ : ‫ت َعَّزة‬
ُ ‫"ُي‬ ْ َ‫قَال‬
mengucapkan selamat tinggal
‫ض ِر" فَتَ َساءَ َل‬ ِ ‫اْلَعَِّز ِاء ِىف ه َذا‬
terlebih dahulu kepada teman- َ ‫َخ‬
ْ ‫الوادى اْل‬
َ َ
temanku tersayang di lembah ini”.
ِ ِ ِ ‫ "من هم أ‬: ً‫الن عما ُن قَائِال‬
Raja Nu’man bertanya: “siapakah ُ‫َصدقَاءُك اْلَعَّزاء‬
ْ ُْ ْ َ َْ
101

teman-teman tersayangmu itu? ِ‫ "ه ِذه‬: ‫ قَالَت عَّزة‬،"‫إِِّن الَ أَر أَح ًدا‬
َ َ ْ َ َ ّ
Aku tidak melihat siapapun di
sini”. Azza berkata: “bunga- ‫َس َج ُار َوالطيُ ْوُر ُكل َها‬
ْ ‫اْل َْزَه ُار َواْل‬
bunga, pepohonan, dan burung-
burung mereka semua adalah
."‫أص ِدقَائِى‬
ْ
teman-temanku”.

Ketika itu terjadilah pesta ‫ إِ ْش ََتَ َك فِْي ِه‬،ً‫ْجْيال‬


َِ ً‫ْجيال‬
ِ
ْ َ ‫الوَد ِاع‬
َ ‫َوَكا َن َح ْف ُل‬
perpisahan yang sangat indah yang
‫ض ِر‬ ِ ِ‫ُك ِل أَص ِدقَ ِاء عَّزةَ أ َِمية‬
diikuti oleh teman-teman Azza َ ‫َخ‬
ْ ‫الوادى اْل‬
َ َْ َ ْ ّ
sang putri lembah hijau. Burung-
burung mendirikan pesta drama
،‫ت الطيُ ْوُر َح ْفالً َتَْثِْيلِيًا بَ ِديْ ًعا‬
ِ ‫فَأَقَام‬
َ
yang sangat bagus dan
‫ْجْي لَةً ِم َن‬ ٍ َ‫ت اْل َْزهار لِ ْْل َِميةِ ِبق‬
َِ ‫ات‬ ِ ‫وأَه َد‬
mempersembahkan karangan
َ َْ ُ َ َْ

‫صا ُن‬ ِ َ‫الزهوِر و َغ ََّّن ال َكروا ُن ورق‬


َ ‫صت اْلَ ْغ‬
bunga yang indah untuk sang putri,
َ ََ َ ْ َ ُْ
burung bangau bernyanyi, ranting-
ranting menari mengikuti alunan ‫ َوقَ َام‬،ُ‫صافِ ْي‬
َ ‫الع‬
ِ ِِ
َ ‫َعلَى ُم ْوسقي َش ْق َش َقة‬
musik tidur siang burung-burung,
ِ ‫اب َِبلَوانِيَّ ٍة ع ِجي ب ٍة أ َْده َش‬ ِ
kuda memainkan sirkus yang
‫ت‬ َ َ ْ َ َ ْ ٍ ‫صا ُن ِِبَلْ َع‬ َ ‫اْل‬
menakjubkan, mereka semua pun
.‫اْلَ ِمْي ِع‬
kagum.

ِ ِ‫اح الي وِم التَّال رك‬


‫صا َن‬
َ ‫ب اْل‬ ْ َ ِ َ‫صب‬َ ‫َوِىف‬
Pada keesokan harinya di pagi
َ َ
hari, raja Nu’man menunggangi
،‫ض ِر‬ ِ ُ‫االَب يض ومعه عَّزةُ أ َِمية‬
kudanya bersama Azza sang putri َ ‫َخ‬
ْ ‫الوادى اْل‬
َ َ ْ َ ُ َ َ َ َ َْ
lembah hijau dan terbang menuju
negaranya raja Nu’man. Mereka َ ‫ َو َع‬.‫َوطَ َار ِبِِ َما إِ َل بِالَ ِد الن ْع َما ُن‬
‫اشا ِىف‬
hidup bahagia dan damai di rumah
102

yang indah. Ia memiliki taman ‫ْجْي ٍل لَهُ َح ِديْ َقة‬


َِ ‫ت‬ ٍ ‫سعادةٍ وأَم‬
ٍ ‫ان ِىف ب ي‬
َْ َ َ َ ََ
hijau yang luas, di dalamnya
terdapat bunga-bunga, burung- ‫ضَراء فِْي َها الزُه ْوُر َوالطيُ ْوُر الَِِّت‬
ْ ‫َو ِس َعة َخ‬
burung yang sangat disukai Azza.
.‫َُِتب َها َعَّزةُ ُحبَّا َش ِديْ ًدا‬

Setelah beberapa tahun, mereka ‫صغِ ْي‬ ِ ِ ٍ ٍ ْ ِ‫وب ْع َد ب‬


َ ‫ض َعة أ َْع َوام َكا َن عنْ َد ُُهَا ط ْفل‬ ََ
memiliki seorang anak yang manis
‫ب ِىف‬ ِ ِ
bernama Osama, ia berlari dan ُ ‫ُس َامة َُْي ِرى َويَلْ َع‬
َ ‫لَطْيف إ ْْسُهُ أ‬
bermain bersama ayah dan ibunya
ِ ‫اْل ِديْ َق ِة مع ِّأم ِه وأَبِْي ِه وي تَمَّر ُن َعلَى رُكو‬
‫ب‬
di taman, lalu berlatih ُْ َ ََ َ َ َ َ
menunggangi kuda putih yang
.‫ض اْلَ ِمْي ِل‬ ِ ‫اْلِص‬
ِ َ‫ان اْلَبْي‬
indah.
َ
103

Lampiran-Lampiran
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147

Anda mungkin juga menyukai