Anda di halaman 1dari 14

PENDEKETAN KUALITATIF FENOMENOLOGI

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah


Metodologi Penelitian Pendidikan Agama Islam
Yang Dibimbing Oleh:
H. Moch. Imam Mahfudi, S.S M.Pd. Ph.D
Dr. H. Hadi Purnomo, M.Pd.

Disusun oleh :

Desi Ambarwati (203206030019)


Ibnu Jihad Al-Adzim (203206030023)
Konitatus Sajiah (203206030028)
Mochamad Zaimun Nadzor (203206030033)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA IAIN JEMBER
APRIL, 2021

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim.

Dengan menyebut Asma Allah SWT. Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang.
Alahmduliilah wa Syukurillah, terucap kalimat syukur tiada batas kepada
Dzat Yang maha Agung dan Maha Bijaksana, yang melimpahkan rahmat dan
ma’unah tanpa batas. Sehingga rampunglah tugas makalah ini yang menjadi syarat
kelulusan SKS di mata kuliah ini.
Serangkaian sholawat selalu terlimpahkan kepada Nabi akhir zaman, Nabi
Muhammad SAW karena mukjizatnya yang berbunyi ‫ إقرأ‬telah merubah dunia
kejahiliyahan menjadi dunia kemahiran serba komputer, sehingga mudahlah
menyelesaikan tugas makalah ini.
Kemudian ucapan terimakasih kepada seluruh teman – teman PAI 2B
Pascasarjana, tawa canda menyenangkan yang menghilangkan kejenuhan dan
kebosanan. Sehingga tersusunlah makalah ini tepat waktu walaupun jauh dari
kesempurnaan.
Akhirnya tidak ada pengharapan kecuali Ridho Allah SWT. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi segenap pembaca khususnya bagi
penulis. Amien Ya Robbal ‘Alamin.

Jember, 25 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 1
C. Tujuan..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................. 3
A. Definisi Riset Fenomenologi.................................................. 3
B. Ciri Utama Riset Fenomenologi.............................................
C. Prosedur Pelaksanaan Riset Fenomenologi............................
D. Tantangan Riset Fenomenologi..............................................
BAB III PENUTUP..........................................................................
Kesimpulan.........................................................................................
Saran...................................................................................................
Daftar Pustaka..................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kajian dalam bidang pendidikan terus mengalami perkembangan.
Kajian pendidikan yang terus berkembang akan membawa umat manusia
menuju peradaban yang lebih maju dan berkembang. Namun, bukan hanya
dari segi intelektualnya saja, sisi spiritual dan emosional individunya juga
diharapkan maju seiring dengan intelektualnya. Ketiga potensi manusia
tersebut akan membawa dunia menjadi lebih hangat, lebih maju dan
berkembang, serta lebih bersahabat bagi setiap penghuninya.
Perkembangan ilmu pengetahuan tidak terlepas dari kerja keras para
ilmuan yang selalu melakukan penelitian, riset, dan eksperimen dari waktu ke
waktu. Kegiatan tersebut akan menghasilkan pengetahuan-pengetahuan yang
baru dan sesuai dengan keadaan zaman yang ada. Begitu pula dalam bidang
pendidikan, semua disiplin ilmu telah melewati proses penelitian yang
dikembangkan oleh ahli ilmu. Namun, menurut penuturan Wina Sanjaya
bahwasanya penelitian dalam bidang pendidikan dipandang belum lama
berkembang. Hal tersebut dikarenakan pendidikan sebagai suatu ilmu yang
dipengaruhi oleh bidang ilmu yang lain. Meskipun kemajuan ilmu pendidikan
tidak terlepas dari disiplin ilmu lain, bukan berarti ilmu pendidikan tidak dapat
berkembang, sebab sejatinya perkembangan suatu bidang keilmuan sangat
bergantung kepada penemuan-penemuan baru dalam bidang keilmuan itu
sendiri. Dari sinilah dapat digaris bawahi, bahwasanya perkembangan suatu
disiplin ilmu ditentukan oleh semangat individu-individunya dalam
menemukan dan mengembangkan fenomena-fenomena baru atau menerapkan
dan menguji teori-teori yang telah ada sebelumnya dengan kegiatan penelitian
ilmiah yang .bersifat rasional dan empiris.
Adapun sedikit pemaparan di atas yang akan menjadi bahasan pada
makalah ini. Bagaimana kajian penelitian kualitatif fenomonelogi dalam
pelaksanaan penelitian ilmiah.

1
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan kajian di atas mengenai Pendekatan Kualitatif Fenomenologi,
maka fokus kajian kali ini mengenai:
1. Bagaimana definisi riset fenomenologi?
2. Bagaimana tipe dan karakteristik riset fenomenologi?
3. Bagaimana prosedur pelaksanaan riset fenomenologi?
4. Bagaimana tantangan riset fenomenologi?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan Makalah ini adalah, untuk menjelaskan:
1. Definisi riset fenomenologi.
2. Karakteristik riset fenomenologi.
3. Prosedur pelaksanaan riset fenomenologi.
4. Tantangan riset fenomenologi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Riset Fenomenologi


Apabila dalam pembahasan yang lalu, studi naratif mendeskripsikan
cerita tentang pengalaman individu atau beberapa individu, sedangkan dalam
studi fenomenologi mendeskripsikan pemaknaan umum dari sejumlah
individu terhadap pengalaman hidup mereka terkait dengan konsep atau
fenomena tertentu. Ilmuan fenomenologi memfokuskan untuk
mendeskripsikan pengalaman yang sama atau secara umum terjadi pada
partisipan ketika mengalami suatu fenomena. Tujuan utama fenomenologi
adalah mereduksi pengalaman individu pada suatu fenomena menjadi
deskripsi tentang esensi atau intisari yang universal mengenai pemahaman
tentang ciri khas dari sesuatu. Contoh pengalaman individu di antaranya
insomnia, kesendirian, kemarahan, duka cita, dan sebagainya. Peneliti
kemudian mengumpulkan data dari partisipan yang telah mengalami
fenomena tersebut dan mengembangkan deskripsi gabungan mengenai esensi
dari pengalaman tersebut. Deskripsi terdiri dari “apa” yang mereka alami dan
“bagaimana” mereka mengalaminya.
Studi fenomenologi populer atau sering digunakan dalam ilmu sosial
dan kesehatan, terutama dalam bidang kajian sosiologi, psikologi,
keperawatan dan ilmu kesehatan, serta bidang pendidikan. Wina Sanjaya
mengemukakan bahwasanya pendekatan kualitatif didasari oleh filsafat
fenomenologis, yakni sebuah aliran filsafat yang banyak dipengaruhi oleh
pemikiran Plato yang memandang manusia sebagai makhluk yang bersifat
humanis. Pemikiran Plato tersebut kemudian mempengaruhi ilmuan Jerman
Edmund Husserl dan Martin Heidegger yang mempelopori lahirnya aliran
fenomenologi.
Menurut aliran filsafat fenomenologis, sesuatu yang tampak itu akan
bermakna tergantung subjek yang memaknainya. Suatu fenomena yang
memiliki makan dan makna tersebut bersumber dari kesadaran subjek yang

3
memandang fenomena itu sendiri.1 Berangkat dari aliran filsafat ini, peneliti
harus memiliki rasionalitas berpikir yang tinggi, hal tersebut guna melihat,
membaca, dan memahami fenomena yang sedang diteliti.
B. Karakterisrik Riset Fenomenologi
Terdapat beberapa ciri yang secara khas terdapat dalam semua studi
fenomenologis. Saya mengandalkan dua buku sebagai sumber informasi
utama saya tentang fenomenologi Moustakas (1994) yang diambil dari suatu
perspektif psikologis dan van Manen (1990) yang didasarkan pada orientasi
ilmu pengetahuan humaniora :2
1. Penekanan pada fenomena yang hendak dieksplorasi berdasarkan sudut
pandang konsep atau ide tunggal, misalnya ide pendidikan tentang
“pertumbuhan profesional” konsep psikologis tentang “dukacita”, atau
ide kesehatan tentang “hubungan keperawatan”.
2. Eksplorasi terehadap fenomena pada kelompok individu yang semuanya
telah mengalami fenomena tersebut.
Selain ciri-ciri di atas menurut Mujib ada dua ciri atau karakteristik
yang dimiliki pendekatan fenemenologi :3
1. Pendekatan ini merupakan metode dalam memahami agama orang lain
dalam prespektif netralis. Dalam sistuasi ini, peneliti menggunakan
preferensi orang bersangkutan untuk merekonstruksi dalam dan
berdasarkan orang tersebut. Maksudnya, dalam kondisi seperti ini peneliti
menanggalkan dirinya sendiri dan berupanya membangun dari pengalaman
orang lain.
2. Dalam penggalian data pada pendekatan ini disiplin ilmu yang lain, seperti
sejarah, arkeologi, fisiolog, psikologi sosiologi, sastra bahasa dan lain-lain.

1
Wina Sanjaya. Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur (Jakarta: Prenada Media,
2015), 44.
2
Jhon W. Crashwell. Penelitian Kualitatif dan Riset, Memilih diantara Lima Pendekatan,
(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2015), 46.
3
Abdul Mujib, Pendekatan fenomenologi dalam studi Islam. (At-Takziah: Jurnal Pendidikan
Islam, Vol. 6 Desember 2015. 167.

4
Di samping beberapa poin pemaparan di atas, fenomenologi sebagai
metode penelitian juga memiliki beberapa keuntungan atau kelebihan.
1. Sebagai metode keilmuan, fenomenologi dapat mendeskripsikan dan
menggambarkan suatu fenomena secara apa adanya tanpa memanipulasi
data di dalamnya. Dalam kondisi ini, kita sebagai peneliti harus
mengesampingkan terlebih dahulu pemahaman kita tentang agama, adat,
dan ilmu pengetahuan agar pengetahuan dan kebenaran yang ditemukan
benar-benar objektif.
2. Metode ini memandang objek kajiannya sebagai sesuatu yang utuh dan
tidak terpisah dengan objek lain. Artinya, pendekatan ini menekankan
pada pendekatan yang holistik dan tidak parsial sehingga diperoleh
pemahaman yang utuh tentang suatu objek. Dari beberapa kelebihan
tersebut, studi fenomenologi juga memiliki masalah. Masalah tersebut
diungkapkan oleh Sohn dkk (2017) yang menyatakan bahwa banyak
peneliti kontemporer yang mengklaim menggunakan pendekatan
fenomenologi tetapi pada kenyataanya mereka jarang menghubungkan
metode tersebut dengan prinsip dari filosofi fenomenologi. Hal itulah yang
seharusnya diperbaiki oleh para peneliti fenomenologi dewasa ini.
C. Prosedur Pelaksanaan Riset Fenomenologi
Terdapat prosedur penting dalam melaksanakan studi fenomenologis
sebagai hasil adaptasi dari pemikiran Stevick, Colaizzi, dan Keen sebagai
berikut:
1. Menetapkan lingkup fenomena yang akan diteliti: Peneliti berusaha
memahami perspektif filosofis di balik pendekatan yang digunakan,
terutama konsep mengenai kajian bagaimana orang mengalami sebuah
fenomena. Peneliti menetapkan fenomena yang hendak dikaji melalui para
informan.
2. Menyusun daftar pertanyaan: Peneliti menuliskan pertanyaan penelitian
yangmengungkap makna pengalaman bagi para individu, serta
menanyakan kepada mereka untuk menguraikan pengalaman penting
setiap harinya.

5
3. Pengumpulan data: Peneliti mengumpulkan data dari individu yang
mengalami fenomena yang diteliti. Data diperoleh melalui wawancara
yang cukup lama dan mendalam dengan sekitar 5 – 25 orang. Jumlah ini
bukan ukuran baku, Bisa saja subjek penelitiannya hanya 1 orang. Teknik
pengumpulan data lain yang dapat digunakan: observasi (langsung dan
partisipan), penelusuran dokumen.
4. Analisis data: Peneliti melakukan analisis data fenomenologis.
a) Tahap awal: peneliti mendeskripsikan sepenuhnya fenomena yang
dialami subjek penelitian. Seluruh rekaman hasil wawancara
mendalam dengan subjek penelitian ditranskripsikan ke dalam bahasa
tulisan
b) Tahap Horizonalization: dari hasil transkripsi, peneliti
menginventarisasi pernyataan-pernyataan penting yang relevan
dengan topik. Pada tahap ini, peneliti harus bersabar untuk menunda
penilaian (bracketing/epoche); artinya, unsur subjektivitasnya jangan
mencampuri upaya merinci point-point penting, sebagai data
penelitian, yang diperoleh dari hasil wawancara tadi.
c) Tahap Cluster of Meaning: Selanjutnya peneliti mengklasifikasikan
pernyataan-pernyataan tadi ke dalam tema-tema atau unit-unit makna,
serta menyisihkan penyataan yang tumpang tindih atau berulang-
ulang. Pada tahap ini, dilakukan: (1) Textural description (deskripsi
tekstural): Peneliti menuliskan apa yang dialami, yakni deskripsi
tentang apa yang dialami individu; (2) Structural description
(deskripsi struktural): Penulis menuliskan bagaimana fenomena itu
dialami oleh para individu. Peneliti juga mencari segala makna yang
mungkin berdasarkan refleksi si peneliti sendiri, berupa opini,
penilaian, perasaan, harapan subjek penelitian tentang fenomena yang
dialaminya.
5. Tahap deskripsi esensi: peneliti mengonstruksi (membangun) deskripsi
menyeluruh mengenai makna dan esensi pengalaman para subjek.

6
Peneliti melaporkan hasil penelitiannya. Laporan ini memberikan pemahman
yang lebih baik kepada pembaca tentang bagaimana seseorang mengalami
sesuatu fenomena. Laporan penelitian menunjukkan adanya kesatuan makna
tunggal dari pengalaman, dimana seluruh pengalaman itu memiliki “struktur”
yang penting
D. Tantangan Riset Fenomenologi
Fenomenologi memberikan pemahaman yang mendalam menganai
fenomena sebagaimana yang dialami oleh beberapa individu. Mengetahui
beberapa pengalaman umum dapat bermanfaat bagi beberapa kelompok,
khususnya bagi terapis, guru, tenaga kesehatan, dan pembuat kebijakan.
Fenomenologi dapat melibatkan satu bentuk teknik pengumpulan data yang
efisien dengan memasukkan satu atau lebih wawancara dengan para
partisipan. Menggunakan pendekatan Moustakas (1994) untuk menganalisis
data dapat membantu menyediakan pendekatan terstruktur bagi peneliti
pemula. Di sisi lain, fenomenologi membutuhkan setidaknya beberapa
pemahaman tentang asumsi filosofis yang lebih luas, dan hal tersebut harus
diidentifikasi oleh peneliti. Selain itu, para partisipan yang terlibat harus
dipilih secara cermat, hati-hati, dan penuh pertimbangan apakah individu-
individu tersebut benar-benar mengalami fenomena yang dimaksud. Hal
tersebut dilakukan agar peneliti dapat menjalin pemahaman yang sama dengan
partisipan. Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, mengurung
pengalaman pribadi dapat dilakukan oleh peneliti karena penafsiran terhadap
data yang dikumpulkan melibatkan asumsi-asumsi yang dibawa oleh peneliti
ke dalam topik tersebut.
Pemaparan di atas sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Abdul
Manab. Tantangan dalam riset fenomenologi dibagi menjadi empat poin
utama, di antaranya:
1. Peneliti membutuhkan landasan yang solid darlam ajaran filosofis dari
fenomenologi.

7
2. Partisispan dalam penelitian perlu dipilih secara hati-hati untuk menjadi
para individu yang telah mengalami fenomena yang dimaksud oleh
peneliti.
3. Mengurung pengalaman-pengalaman pribadi bagi peneliti mungkin hal
yang sulit dan penuh pertimbangan serta pemikiran yang mendalam.
4. Peneliti harus memutuskan bagaimana dan dengan cara apa pengalaman-
pengalaman personalnya akan diperkenalkan dalam pendidikan.4

4
Abdul Manab. Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif (Yogyakarta: Kalimedia, 2015), 60.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Definisi Menurut aliran filsafat fenomenologis, fenomenoligi sesuatu
yang tampak itu akan bermakna tergantung subjek yang memaknainya. Suatu
fenomena yang memiliki makan dan makna tersebut bersumber dari kesadaran
subjek yang memandang fenomena itu sendiri.
Ciri ciri dari riset fenomenologi menurut Jhon W. Crashwell dalam
buku nya ada dua yaitu : Pertama, penekanan pada fenomena yang hendak
dieksplorasi berdasarkan sudut pandang konsep atau ide tunggal. Kedua
eksplorasi terehadap fenomena pada kelompok individu yang semuanya telah
mengalami fenomena tersebut.
Adapun prosedur pelaksanaan penelitian dengan pedekatan ini sebagai
berikut :
1. Menetapkan lingkup fenomena yang akan diteliti
2. Menyusun daftar pertanyaan
3. Pengumpulan data Analisis data meliputi : Tahap awal, Tahap
Horizonalization, Cluster of Meaning
4. Tahap deskripsi esensi
Setiap penelitian tentunya ada tantangan yang disertai dalam
penelitiannya salah satunya dalam pendekatan ini tantangan yang sering kali
di temukan yaitu : Tantangan dalam riset fenomenologi dibagi menjadi empat
poin utama, di antaranya: Peneliti membutuhkan landasan yang solid darlam
ajaran filosofis dari fenomenologi. Partisispan dalam penelitian perlu dipilih
secara hati-hati untuk menjadi para individu yang telah mengalami fenomena
yang dimaksud oleh peneliti. Mengurung pengalaman-pengalaman pribadi
bagi peneliti mungkin hal yang sulit dan penuh pertimbangan serta pemikiran
yang mendalam. Peneliti harus memutuskan bagaimana dan dengan cara apa
pengalaman-pengalaman personalnya akan diperkenalkan dalam pendidikan.

9
B. Saran
Kami mengetahui bahwa dalam makalah kami masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan demi
perbaikan penulisan maupun analisis yang digunakan pada makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mujib, Pendekatan fenomenologi dalam studi Islam. (At-Takziah: Jurnal

Pendidikan Islam, Vol. 6 Desember 2015.

Jhon W. Crashwell. 2015. Penelitian Kualitatif dan Riset, Memilih diantara Lima

Pendekatan, (Yogyakarta: Pustaka Belajar)

Manab, Abdul. 2015. Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif (Yogyakarta:

Kalimedia)

Sanjaya, Wina. 2015. Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur (Jakarta:

Prenada Media)

Abdul Mujib, Pendekatan fenomenologi dalam studi Islam. (At-Takziah: Jurnal

Pendidikan Islam, Vol. 6 Desember 2015.

11

Anda mungkin juga menyukai