Penyusun:
Oleh :
Shivi Mala Ghummiah
11170340000015
i
ii
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh :
Shivi Mala Ghummiah
NIM 11170340000015
Pembimbing
Anggota,
Penguji I, Penguji II,
Pembimbing,
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
v
vi
ABSTRAK
SHIVI MALA GHUMMIAH, Nim 11170340000015.
“Riwayat Isrāīliyyāt Studi Buku Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul
Karya IzzahAnnisa’”
Kisah para nabi merupakan salah satu elemen penting dalam
ajaran Islam. Dalam kisah para nabi terdapat berbagai macam teladan
bagi umat Islam. Namun, bayang-bayang riwayat isrāīliyyāt masih sulit
dilepaskan dari topik tentang kisah para nabi sehingga perlu ditelaah
lebih lanjut tentang keabsahan kisah yang beredar di masyarakat.
Adapun penelitian ini memiliki tujuan untuk menelaah sumber dari
kisah-kisah yang tertulis dalam buku tersebut guna mengetahui infiltrasi
riwayat isrāīliyyāt yang mencemari buku kisah para Nabi. Beberapa
kisah yang disorot dalam penelitian ini adalah kisah dua anak Nabi
Adam, kisah Nabi Nuh, kisah Nabi Ayyub, kisah Nabi Daud dan Ja>lu>t,
dan kisah Nabi Isa.
Penelitian ini menggunakan metode Library Research atau
penelitian kepustakaan. Dalam sebuah penelitian, terdapat sumber-
sumber yang terdiri dari sumber primer dan sumber sekunder. Adapun
sumber primer dalam penelitian ini adalah al-Qur’an, buku “Kisah
teladan 25 Nabi dan Rasul”, dan kitab Tafsir. Sedangkan sumber-
sumber sekunder beradal dari jurnal, skripsi, tesis, wawancara kepada
penulis buku “Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul” dan buku-buku yang
mendukung penelitian ini.
Analisis riwayat isrāīliyyāt pada buku “Kisah Teladan 25 Nabi
dan Rasul” menemukan hasil bahwa dalam buku tersebut, terdapat
kontaminasi riwayat isrāīliyyāt pada kisah dua anak Nabi Adam, kisah
Nabi Nuh, kisah Nabi Ayyub, kisah Nabi Daud, dan kisah Nabi Isa. Hal
ini didapat setelah mencari ayat-ayat yang terkait dengan kisah, mencari
riwayat isrāīliyyāt dalam kitab-kitab tafsir, mencari argumen yang
menguatkan bahwa kisah tersebut bersumber dari riwayat isrāīliyyāt,
kemudian memastikan keberadaan kisah yang tercemar riwayat
isrāīliyyāt tersebut dalam buku “Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul”.
vii
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillāhi rabb al-‘ālamīn
Puji syukur tidak henti-hentinya tercurahkan kepada Allah SWT.
Atas segala bentuk nikmat yang telah diberikan-Nya pada kehidupan
umat manusia. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
hidayah, taufiq, dan rahmān rahīm-Nya sehingga penulis bisa
mengenyam pendidikan jenjang S1 hingga akhir dan menyelesaikan
penelitian skripsi sebagai jalan menuju kelulusan. Semoga keberkahan
ilmu senantiasa melekat pada hidup penulis.
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, tauladan seluruh umat manusia, pembawa ajaran
yang mulia yaitu agama Islam. Beliaulah motivator untuk terus
mempelajari serta menelaah lebih dalam ajaran Islam dalam berbagai
macam cabangnya. Semoga selalu mengalir syafaat beliau kepada
penulis dan seluruh umat muslim.
Menyelesaikan pendidikan sarjana adalah salah satu impian
penulis sejak kecil. Masa sekolah dan pesantren penulis jalani dengan
sungguh-sungguh agar dapat mencapai jenjang ini, dan Alhamdulillah,
kesempatan itu ada dan penulis manfaatkan pula dengan baik hingga
masa akhir studi, penulis melakukan penelitian skripsi dengan judul
“Analisis Riwayat Isrāīliyyāt pada Buku ‘Kisah Teladan 25 Nabi dan
Rasul’” yang penulis ajukan untuk memenuhi persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) dari Fakultas Ushuluddin,
Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.
Dalam menjalani masa studi dari awal hingga penulisan skripsi,
tidak lepas dari dukungan dan arahan berbagai pihak. Oleh karena itu,
ix
x
xiii
xiv
ب b be
ت t te
ج j je
خ kh ka dan ha
د d de
ر r er
ز z zet
س s
es
xv
xvi
ش sy es dan ye
غ g ge
ف F ef
ق q qi
ك k ka
ل l el
م m em
ن n en
و w we
ه h ha
ء ̓ apostrof
ي y ye
B. Tanda Vokal
Vokal dalam bahasa Arab-Indonesia terdiri dari vokal tunggal atau
monoftong dan vokal rangkap atau disebut juga dengan diftong. Untuk
vokal tunggal sebagai berikut :
َ a Fathah
َ i Kasrah
َ u Dammah
َى ai a dan i
َو au
a dan u
C. Kata Sandang
Kata sandang dilambangkan dengan “al-“ yang diikuti huruf
syamsiyah dan qamariyah.
xviii
D. Syaddah (Tasydid)
E. Ta Marbūṭah
Transliterasi untuk ta’ marbūṭah ada dua macam, yaitu ta marbūṭah
yang hidap atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan dhammah,
transliterasinya adalah [t]. sedangkan ta marbūṭah yang mati atau
mendapat sarakat sukun, transliterasinya adalah [h]. kalau pada kata
yang berakhir dengan ta marbūṭah diikuti oleh kata yang menggunakan
kata sandang al- serta bacaan yang kedua kata itu terpisah, maka ta
marbūṭah itu ditransliterasikan dengan ha (h).
F. Huruf Kapital
Penerapan huruf kapital dalam alih aksara ini juga mengikuti Ejaan
Bahasa Indonesia (EBI) yaitu, untuk menuliskan permulaan kalimat,
huruf, awal nama, tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain. Jika
nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf
kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata
sandangnya. Contoh : Abu> Ha>mi>d, Al-Ghazali>, dan Al-Kindi>.
xix
1
Zaenal Arifin M, “Mengenal Jumlah Hitungan Ayat dalam Al-Qur’an”,
2013. Diakses, Minggu, 17 Januari 2021, pukul 16.18.
https://lajnah.kemenag.go.id/artikel/246-mengenal-jumlah-hitungan-ayat-dalam-al-
qur-an
1
2
2
Mannā’ Khalīl al-Qaṭṭān, Mabāhīṡ fī Ulūm al- Qur’ān. Terj. Dr. Mudzakir
As (Bogor : Pustaka Litera AntarNusa, 2013), 435.
3
Sehat Sulthoni Dalimunthe, Filsafat Pendidikan Anak (Yogyakarta : CV.
Budi Utama, 2016), 205.
4
Sehat Sulthoni Dalimunthe, “Metode Kisah dalam Perspektif Al-Qur’an”.
JURNAL TARBIYAH. vol.23, no.2 (Juli-Desember 2016): 227.
3
ْىْوٰل ِكن ِ ابْماْ َكا َن ِِۗ ِ ِ ِ َلَ َقدْ َكا َن ِِْفْق
َ ْحدي ثًاْيُّف َ َٰتَ َ َصص ِهمْع َْبةٌ ِّْلُ ِوِلْاّلَلب َ
ِ ٍ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ
ىْوَرْحَةًْلِ َقومْيُّؤمنُ و َنْْࣖ
َّ ْشيء َّْوُه ًد َ َتَصدي َقْالَّذيْب
َ ْيْيَ َديه َْوتَفصي َلْ ُك ِِل
5
Mamik Rosita, “Membentuk Karakter Siswa Melalui Metode Kisah
Qur’ani”. FITRAH. vol.2, no.1 (Januari- Juni 2016): 59.
6
Al-Qur’an KEMENAG RI (Jakarta : Maghfirah Pustaka)
4
tempat atau alur kejadian dengan rinci. Hal ini berbeda dengan kitab-
kitab sebelumnya, yaitu Taurat dan Injil yang bisa memaparkan secara
rinci kejadian kisah-kisah terdahulu.7
Begitu juga tentang penafsiran Rasulullah terhadap ayat-ayat al-
Qur’an, nabi tidak menafsirkan keseluruhan ayat dalam al-Qur’an,
sehingga ijtihad sahabat diperlukan untuk memberikan pemahaman dan
penjelasan kepada umat muslim. Para sahabat menggunakan
kemampuan bahasa Arab dan pengetahuan mereka untuk dapat
menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an yang belum dijelaskan secara rinci oleh
Rasulullah. Namun, pengetahuan sahabat yang terbatas terkadang
menyebabkan perbedaan pendapat dan kontaminasi pendapat ahli kitab
dalam memberikan penafsiran ayat al-Qur’an.8 Dalam hal ayat-ayat
kisah, tidak sedikit ayat- ayat yang tercampur dengan pendapat ahli kitab
yang lebih banyak memberi perincian mengenai kisah-kisah nabi dan
umat terdahulu sehingga riwayat ahli kitab-pun banyak dipakai oleh
para sahabat dan masuk pada tafsir-tafsir. Riwayat inilah yang kemudian
disebut dengan riwayat isrāīliyyāt.
Secara bahasa, kata isrāīliyyāt merupakan bentuk jamak yang
dinisbatkan pada kata Isrāīl yang berasal dari bahasa Ibrani. Isra berarti
hamba dan Īl berarti Tuhan. Jadi, kata Israil mempunyai arti hamba
Tuhan. Dalam sejarahnya, Israil merujuk pada Nabi Ya’qub ibn Ishaq
ibn Ibrahim, yang mana keturunannya yang berjumlah tiga belas orang
7
Ahmad Zarnuji, “Isrāīliyyāt dalam Menceritakan Kisah-Kisah Al-Qur’an”.
Fikri, vol.1, no.2 (Desember 2016): 451.
8
Abizal Muhammad Yati, “Pengaruh Kisah-Kisah Isrāīliyyāt terhadap Materi
Dakwah”. Jurnal al-Bayan, vol.22, no.31.(Januari- Juni 2015): 3.
5
9
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, terj. Didin
Hafidhuddin (Jakarta : PT. Litera AntarNusa, 1993), 8.
10
Mohd. Nazri Ahmad, Mohd Najib Abdul Kadir, “Isrāīliyyāt, Pengaruh
Dalam Kitab Tafsir”. (Kuala Lumpur : SANON PRINTING CORPORATION SDN
BHD, tth), 38.
11
M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an. (Bandung : Mizan, 1995), 46.
6
12
Abū Abdillāh Muḥammad ibn Ismāīl al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Jilid 1,
(Kairo : Maṭba‘ah al-Salafiyah), 26.
13
Mohd. Nazri Ahmad dan Mohd Najib Abdul Kadir, Isrāīliyyāt, 44.
7
periwayatan cerita dari mereka tanpa seleksi yang seketat pada periode
sahabat. Tidak hanya sampai di situ, pengaruh riwayat isrāīliyyāt terus
berlanjut dan semakin membayang-bayangi proses awal pembukuan
tafsir.
Di antara penyebab banyaknya riwayat isrāīliyyāt yang masuk
dalam tafsir adalah pada masa pembukuan tafsir ada beberapa ulama
yang meringkas sanad hadis yang berkaitan dengan penafsiran ayat-ayat
al-Qur’an. Beberapa ulama juga menukil pendapat mufasir tanpa
menyandarkan pada orang yang meriwayatkan.14 Hal yang demikian
menjadikan rancunya riwayat penafsiran, sehingga sulit diidentifikasi
kredibilitas riwayatnya. Dalam hal penafsiran ayat-ayat kisah, Perlu
kehati-hatian dan perhatian lebih untuk bisa menentukan status riwayat
penafsiran agar tidak terjerumus pada riwayat isrāīliyyāt yang tidak
sesuai dengan syariat agama Islam.
Adapun secara umum, kategori riwayat isrāīliyyāt terbagi menjadi
tiga macam, yaitu :
a. Riwayat isrāīliyyāt yang diketahui kebenarannya. Dalam hal ini,
riwayatnya dapat diterima.
b. Riwayat isrāīliyyāt yang diketahui merupakan sebuah
kebohongan. Riwayat yang bertentangan dengan ajaran agama
Islam semacam ini tentu ditolak, kecuali apabila disertai dengan
menyebutkan status riwayatnya.
c. Riwayat isrāīliyyāt yang tidak diketahui status periwayatannya.
Hal ini menjadi perdebatan di antara beberapa ulama karena
14
Mohd. Nazri Ahmad, dan Mohd Najib Abdul Kadir, Isrāīliyyāt, 44.
8
15
Muhammad Ulinnuha, Metode Kritik al-Dākhīl fī al-Tafsīr, (Jakarta Selatan
: PT Qaf Media Kreativa, 2019), 138.
9
penjualan buku Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul yang cukup laris di
tengah banyaknya buku-buku lain yang sejenis. 16
Buku Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul merupakan sebuah buku
yang menyajikan kisah-kisah para nabi agar dikenal dan dijadikan
teladan oleh anak-anak. Meneliti kisah para Nabi dari sisi dunia anak
sangat diperlukan untuk menjaga keotentikan kisah para nabi agar
terhindar dari kesalahan atau ketidak-telitian penyampai kisah.
Bayang-bayang riwayat isrāīliyyāt bukan hanya sampai pada kitab
tafsir. Lebih jauh, penulis mengkaji tendensi riwayat isrāīliyyāt yang
masuk pada buku kisah para nabi segmentasi anak, yaitu pada buku
Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul karya Izzah Annisa.
Tanpa mengurangi apresiasi penulis terhadap kepenulisan buku
kisah nabi sebagai bahan pembelajaran anak-anak, penulis merasa perlu
melakukan telaah terhadap bahan bacaan anak, khususnya pada buku
Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul terkait riwayat isrāīliyyāt yang masuk
di dalamnya. Sebab tidak sedikit riwayat isrāīliyyāt yang tak kasat mata
sehingga terkadang sulit dibedakan dengan riwayat yang benar.
Hemat penulis, kisah para nabi yang dikenal anak-anak sedari
kecil akan dibawa hingga dewasa, maka perlu perhatian khusus agar
kisah yang disampaikan merupakan kisah yang benar, yang bersumber
dari al-Qur’an dan riwayat yang benar serta terhindar dari riwayat
isrāīliyyāt. Dengan menjaga orisinalitas kisah para nabi, hikmah dan
pelajaran yang terkandung dalam kisah tersebut-pun akan terjaga dari
hal-hal yang melenceng dari ajaran Islam.
16
Izzah Annisa ‘Penulis Buku Kisah Teladan 25 nabi dan Rasul”
Diwawancarai oleh Shivi Mala Ghummiah, Lamongan, 25 januari 2021, Jawa Timur.
11
Dalam hal ini penulis akan melakukan kajian pada lima kisah
dalam buku Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul, yaitu pada Kisah Dua
Anak Nabi Adam, Kisah Nabi Nuh dan Kapalnya, kisah kesabaran Nabi
Ayyub, kisah Nabi Daud dan Jalut, dan kisah tentang kenaikan Nabi Isa.
Penulis tertarik meneliti kisah Nabi-Nabi tersebut karena kisah tersebut
cukup populer dan familiar di kalangan masyarakat. Selain itu, buku
Kisah teladan 25 Nabi dan Rasul sudah sangat baik memfilter kisah-
kisah para Nabi yang dimuat di dalamnya, sehingga hanya sedikit kisah
yang tercampur dengan riwayat isrāīliyyāt, yaitu kisah-kisah yang akan
dibahas dalam penelitian ini.
Dalam al-Qur’an banyak ayat yang menjelaskan tentang kisah
para Nabi. Begitu juga kisah dua anak Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi
Ayyub, Nabi Daud, dan Nabi Isa yang menjadi fokus pembahasan dalam
penelitian ini.
Adapun ayat yang menerangkan tentang kisah Qābīl dan Hābīl
pada Qs Al-Māidah/5 : 27-31 adalah sebagai berikut :
ْالَ َْم َنْاْل َخ ِرْقِْ اْوََلْيُتَ َقبَّل ِ ْبْل ِقْإِذْق ربْق ربًنْف ت قبِل ِْمنْأَح ِد
ِه ِ َ ْعلَي ِهمْنَبأَْاب ََن
َ ََ َ ُِ ُ َ ً َ ُ َ َّ َ ِ َ ْآد َم َ َ َوات ُل
ِ ََّ ِت ْإ ِ ِ ِ َّ ْ ال ْإََِّّنَاْي ت َقبَّل
َ َل ْيَ َد َك ْلتَ قتُ لََِن
ْْماْأ ًََن َ )ْلَئن ْبَ َسط27(ْ ْي َ اَّللُْم َن ْال ُمتَّق ُ ََ َ ََّك ْق
َ َِلَق تُ لَن
ْيدْأَنْتَبُوءَِْبِِْثِي ُ )ْإِِِّنْأُِر28(ْْي ِ َّ ْاَّللْر ِ اس ٍطْي ِديْإِلَي ِ بِب
َ بْال َعالَم َ ََّ اف ُ َخ َ كْإِِِّنْأ َ َكِْلَق تُ لَ َ َ َ
ِِ ِ ِ كْفَتَ ُكو َن ِْمنْأَصح
َ ابْالنَّا ِْرْ َو َذل
ِ
َ َوإِْث
ْ)ْفَطََّو َعتْلَهُْنَف ُسهُْقَت َل29(ْْي َ ْجَزاءُْالظَّالمَ ك َ
ِ ِ ْاَّللْ ُغرابْي بحث ِِْفْاِلَر ِ ِ ِِ
ْف َ ضْل ُِييَهُْ َكي ُ َ َ ً َ َُّ ث َ )ْفَبَ َع30(ْين َ أَخيهْفَ َقتَ لَهُْفَأَصبَ َحْم َنْاْلَاس ِر
ْْسوءَ َةْأ َِخي َ ي ِ ِ
َ ْه َذاْالغَُرابْفَأ َُوار
ِ
َ تْأَنْأَ ُْكو َنْمث َل ُ َْي َْوي لَتَاْأ ََع َجز
َ ال َ َيْسوءَ َةْأ َِخ ِيهْق
َ يُ َوا ِر
ْ )31(ْْي ِِ ِ
َ فَأَصبَ َحْم َنْالنَّادم
“Ceritakanlah kepada mereka kisah dua putra Adam (Hābīl dan
Qābīl) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mem-
persembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari
mereka berdua (Hābīl) dan tidak diterima dari yang
12
ِ
َ ابْْارُكضْبِ ِرجل
ْك ٍ بْو َع َذ ٍ ِ
َ َنْالشَّيطَا ُنْبنُص ِ َ َّن
َ ْم َّس ِِىْربَّهُْأ َ وبْإِذ
َ ًْن َد َ ُّْعب َد ًَنْأَي
َ َواذ ُكر
ِ َّاْوِذكر
ْىِْلوَل ِ ِ
ٌ ْب ِرٌد َْو َشَر
َ َ ْم َع ُهم َْرْحَةً ْمن
َ اب ْ ْ َوَوَهب نَاْلَهُ ْأَهلَهُ َْومث لَ ُهم َ اْمغتَ َس ٌل
ُ َه َذ
13
ِِْٱلر َ وبْإِذ
ْاْما
َ َْيْْفَٱستَ َجب نَالَهُۥْفَ َك َشفن َْ ْح َّٰ َنتْأَر َح ُم ِ َ َّن
َ ِنْٱلضُُّّر َْوأ
َ ْم َّس ًِِْن َد ٰى َْربَّٓهُۥْأ َ َُّوأَي
ين َْ ند ًَن َْوِذكَر ٰىْلِل َٰعبِ ِد
ِ ْع
ِ ۦْمنْض ٍرْْۖوءاتَي ٰنَهْأَهلَهۥْوِمث لَهمْ َّمعهمْرْحةً ِْمن
ِ َ َ ُ َ ُ َ ُ ُ َ َ ُِ
ِ بِِه
“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya : ‘
Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan
Engkau adalah Tuhan yang maha penyayang di antara semua
penyayang. Maka Kami kabulkan (doanya), lalu Kami
lenyapkan penyakit yang ada padanya, dan (Kami lipat-
gandakan) jumlah mereka sebagai suatu rahmat dari Kami dan
untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami.”
(QS. QS. Al-Anbiya’ (21) ayat 83-84).
kisah Nabi Daud dan Raja Jalut yang berkaitan dengan penelitian
ini terdapat pada Q.S. al-Baqarah /2 : 249- 251.
َّْ س ِْم ِِِن َْوَم ِ نْش ِر ِ ِ ْٱَّلل ِ َ َودْقِ فَ لَ َّماْفَصلْطَالُوتْبِٱْلن
ْنَْل َ بْمنهُْفَ لَي َ َ ْمب تَلي ُكمْبنَ َه ٍرْفَ َم ُ ًََّۢ الْإ َّن ُُ ُ ََ
ِ ِ ِ ۟ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ْاْج َاوَزهُۥ
َ ْمن ُهمْْۚفَ لَ َّم ِ ف ْغُرفَةًْبيَدهۦْْۚفَ َش ِربُوا ْمنهُْإَِّّلْقَل ًيَل َ ْم ِن ْٱغ َََتَ يَط َعمهُْفَإنَّهُۥْم ِِِٓن ْْإَّّل
ْينْيَظُنُّو َْنْأ َََّنُم ِ َّالْٱل
ذ َ ق
َ ْۚ ْۦ ِ هوْوٱلَّ ِذينْءامن ۟واْمعهۥْقَالُ ۟وا َّْلْطَاقَةَْلَناْٱلي وم ِِْبالُوتْوجن
ِوده
َ ُ ُ َ َ َ َ ًۢ َ َ ُ َ َ َُ َ َ َ َ ُ
ِ ِْٱلص
ٰ ْم َع ِْٱَّلل ِ مْمنْفِئَ ٍة ْقَلِيلَ ٍة ْغَلَبت ْفِئَةًْ َكثِيةً ِْبِِذِ ٱَّللِْ َك ۟ ٰ
ْين ْ ْ َولَ َّم ا َ ْب َّ َُ َٱَّلل
َّ ِْۗو ْ َّ ن َ َ ِ َّ ْ ْ
ا
و ُّملَ ُق
ْْوثَ بِِت ْأَق َد امَ نَ ا ِِ ِ
َ ْربَّ نَ ا ْأَف رِغ ْعَ لَي نَ ا ْصَ ْبًا َ ْو ُج نُود ه ْ قَا لُوا َ وت َ ُبَ َر ُزوا ْْلَا ل
14
ْ ُاوود َِّ وان ص ر ًَن ْع لَ ى ْال قَ و ِم ْال َك افِْ رِين ْ ْ فَ ه زم وه م ْ ِبِِذ ِن
ُ َْوقَ تَ لَ ْد
َ ْاَّلل ُ ََُ َ َ ُ َ
ْ ِْاَّلل ِ ِ ْاَّلل ْال م ل ك
َّ ُْولَوَّل ْدَ ف ع َ َْوعَ لَّ َم هُ ِْمَّا ْي
َ ِۗ ُْش اء َ َ ُ ُ َّ ُآَت ه
َ َْواْل ك َم ة َ ْو
َ وتَ َُج ا ل
ْْاَّللَ ْ ذُ و ْ فَض ٍل ْعَ لَىَّ ْولَٰ كِ َّن
َ ض ُ س َد ت ْاِلَر
ِ ٍ َّاس ْبَ ع ضَ ُه م ْ بِبَ ع
َ ض ْ لَ َف َ ال ن
ْيْ ْ ِ
َ ال عَ ا لَْم
“ Ketika Ṭālūt telah keluar membawa tentara-tentaranya, ia
berkata : ‘sesungguhnya Allah akan menguji kalian dengan suatu
sungai. Siapa diantara kalian yang meminumnya, maka ia
bukanlah pengikutku. Dan siapa yang tidak meminumnya kecuali
seteguk, maka ia pengikutku. Maka mereka meminum (air)
kecuali beberapa dari mereka. Maka tatkala Ṭālūt dan orang-orang
yang beriman telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang
telah minum berkata : ‘Tak ada kesanggupan kami pada hari ini
untuk melawan Jālūt dan tentaranya’. Orang-orang yang meyakini
bahwa mereka akna menemui Allah berkata : ‘Berapa banyak
terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang
banyak dengan izin Allah. Dan Allah bersama orang-orang yang
sabar.
Dan tatkala Jālūt dan tentaranya telah nampak oleh mereka
(Ṭālūt dan tentaranya), merekapun berdoa : ‘Ya Tuhan kami,
tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian
kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.
Maka mereka (tentara Ṭālūt), mengalahkan tentara Jālūt
dengan izin Allah, (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jālūt,
kemudian Allah memberikan padanya pemerintahan dan hikmah
(sesudah meninggalnya Ṭālūt) dan mengajarkan kepadanya apa
yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak
(keganasan) sebagian umat manusia dengan sebagian yang lain,
maka rusaklah bumi ini. tetapi Allah mempunyai karunia atas
semesta alam.” (QS. al-Baqarah/2 : 249-251).
Sedangkan ayat yang menceritakan kisah penyaliban Nabi Isa
adalah QS. an-Nisā’/4 : 157-158 :
ْْومَ ا َِّ وقَ وِلِِم ْ إِ ًَّن ْقَ ت ل ن ا ْال م ِس يح ْعِ يس ى ْاب ن ْم رَي ْرس و َل
َ ُْومَ ا ْقَ تَ لُوهَ ْاَّلل ُ َ ََ َ َ َ َ َ َ َ َ
ِ ك ِ ِ ِ َّ ِ ْ ص لَب وه ْولَٰ كِ ن ْش بِ ه ْ َِل م
ْ ْم ن هُْ ْۚمَ اْ َِلُم َ ين ْاخ تَ لَ فُ واْف يهِ ْ لَف
ٍِ يْش
َ ْۚوإ َّن ْا ل ذ
َ ُ َ ُِ َ ُ ُ َ
15
ِ ِ ِ ِ ِ ِِ
ُْْاَّلل
َّ ُْرفَ عَ ه َ ۚ ْ ِب ه ْم ن ْع ل ٍم ْ إ َّّل ْا تِ بَ اعَ ْال ظَّ ِن
َ ) ْ بَل1٥7 ( ْ ْ ْومَ ا ْ قَ تَ لُوهُ ْيَق ينً ا
) ١٥٨ ( ْ يم ا ِ ْاَّلل ْع زِيز ِ ِ
ً اْح كَ ً َ ُ َّ ْۚو َك ا َن َ ْ إ لَي ه
“Dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah
membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal
mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi
(yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa
bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham
tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan
tentang yang dibunuh itu. tidak memiliki keyakinan tentang siapa
yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka
tidak (pula) yakin bahwa mereka membunuh itu adalah Isa. Tetapi
(yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan
adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. al-Nisā’/4
: 157-158)
Dalam buku Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul, kisah dua Anak
Nabi Adam terdapat pada halaman 7 sampai 9 dari tujuh halaman utuh
yang menceritakan tentang kisah Nabi Adam. Kisah Nabi Nuh terdapat
pada halaman 13 sampai 17. Selanjutnya, kisah Nabi Ayyub terdapat
pada halaman 61 sampai 65. Selanjutnya, kisah Nabi Daud terdapat pada
halaman 97 sampai 101, dan terakhir kisah Nabi Isa terdapat pada
halaman 122 sampai 127.
Penyampaian kisah nabi pada buku bacaan anak-anak tentunya
harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan umurnya. Hal ini sangat
berbeda dengan penulisan kisah para nabi dalam kitab-kitab tafsir.
namun yang perlu digaris bawahi adalah kedua produk karya tersebut
memiliki kepentingan yang sama, yakni menyampaikan kebenaran
kisah para nabi sebagai teladan umat manusia.
Rekam jejak al-Dakhīl (penyusupan) dalam riwayat penafsiran
ayat-ayat kisah menjadi catatan tersendiri dalam dunia penafsiran. Jika
isrāīliyyāt bisa masuk pada produk-produk tafsir, lalu bagaimana
16
Nabi Adam, kisah Nabi Nuh, kisah Nabi Ayyub, kisah nabi
Daud, dan kisah Nabi Isa.
2. Pembatasan Masalah
Setelah penulis memaparkan identifikasi masalah penelitian,
maka penulis akan menegaskan bahwa pembahasan penelitian akan
penulis batasi pada buku Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul karya Izzah
Annisa. Adapun kisah yang akan diteliti berfokus pada bagian kisah dua
Anak Nabi Adam, kisah Nabi Nuh, kisah Nabi Ayyub, kisah Nabi Daud
dan kisah Nabi Isa.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis
merumuskan permasalahan penelitian, yaitu : “Bagaimanakah status
riwayat isrāīliyyāt dalam kisah dua anak Nabi Adam, kisah Nabi Nuh,
kisah Nabi Ayyub, kisah Nabi Daud, dan kisah Nabi Isa pada buku
Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul karya Izzah Annisa?”
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas,
penelitian berkaitan tentang riwayat isrāīliyyāt pada kisah nabi
segmentasi cerita anak-anak di buku Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul
memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Mengetahui dan menganalisa riwayat isrāīliyyāt kisah nabi yang
menjadi objek penelitian penulis; yaitu kisah dua anak Nabi
Adam, kisah Nabi Nuh, kisah Nabi Ayyub, kisah Nabi Daud, dan
kisah Nabi Isa pada buku Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul.
18
17
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cet. 11.
(Bandung : Penerbit Alfabeta, 2010), 291.
19
adalah kajian tentang isrāīliyyāt kisah Nabi Adam, dan kajian tentang
buku kisah para nabi. Berikut penulis sertakan literatur-literatur
terdahulu yang berkaitan dengan kajian penulis :
Pembahasan tentang isrāīliyyāt bukanlah hal yang baru di dunia
penelitian, sehingga bisa ditemukan banyak literatur yang mengkaji
tentang isrāīliyyāt Diantaranya adalah artikel karya Ahmad Zarnuji 18
yang berjudul “Isrāīliyyāt dalam Menceritakan Kisah-Kisah al-
Qur’an”. Dalam jurnal tersebut membahas tentang seluk beluk
isrāīliyyāt yang dijelaskan secara kompleks. Mulai dari macam-macam
isrāīliyyāt sejarah, hingga pendapat para ulama’ mengenai isrāīliyyāt
beserta contoh-contohnya.
Pada artikel tersebut dikemukakan bahwa kisah-kisah dalam al-
Qur’an disampaikan secara global, kemudian para mufasir memberikan
penafsiran yang sumbernya tidak selalu dari orang Islam, melainkan dari
Yahudi dan Nasrani, baik yang kemudian masuk Islam maupun tidak.
Periwayatan semacam itu kemudian masuk pada kitab-kitab tafsir
sehingga menurut penulis perlu disaring kembali riwayat-riwayat
tentang kisah nabi. Dalam artikel tersebut juga memaparkan perbedaan
antara isrāīliyyāt dan maudhū’āt. Riwayat isrāīliyyāt adalah riwayat
yang bersumber dari Yahudi dan Nasrani, sedangkan maudhū’āt adalah
cerita yang muncul disebabkan fanatik terhadap suatu mazhab, boleh
jadi tidak berkaitan dengan kaum Yahudi dan Nasrani. Pada artikrl
tersebut memberikan beberapa bahan yang berkaitan dengan penelitian
penulis yaitu pada teori-teori riwayat isrāīliyyāt Penelitian ini fokus
pada teori-teori terkait dengan riwayat isrāīliyyāt tanpa spesifik
18
Ahmad Zarnuji, “Isrāīliyyāt dalam Menceritakan Kisah-Kisah Al-Qur’an”.
Fikri, vol.1, no.2 (Desember 2016): 449- 466.
20
19
Hasnil Ummi, “Muatan Isrāīliyyāt dalam Kisah Musa, Harun dan Sāmirī
Telaah Terhadap Tafsir al-Ṭabarī”. (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau, 2019)
20
Maria Ulfa Annisa, “Studi Kritik Kisah Isrāīliyyāt Adam dan Hawa dalam
Tafsir Al-Ṭabarī”, (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,
2019)
21
dan Hawa, tepatnya pada godaan iblis ketika Adam dan Hawa memakan
buah khuldi dan turunnya Adam dan Hawa ke bumi. Di samping itu,
skripsi ini juga memberikan keterangan yang detail mengenai seluk
beluk riwayat isrāīliyyāt secara umum. Hal ini relevan dengan kajian
yang akan penulis teliti. Adapun perbedaan penelitian ini dengan
penelitian penulis adalah penelitian ini berfokus pada studi riwayat
isrāīliyyāt pada Tafsir al-Ṭabarī, sedangkan penelitian penulis tidak
menggunakan fokus kitab tafsir secara spesifik. Selain itu, dari segi
kisah yang diteliti pun berbeda.
Literatur lain yang relevan dengan pembahasan penulis adalah
artikel karya Raihanah21 yang berjudul “Isrāīliyyāt dan Pengaruhnya
terhadap Tafsir Al-Qur’an”. Dalam artikel tersebut memaparkan
tentang isrāīliyyāt dari berbagai sisi, yaitu jenis, contoh, hukum, dan
beberapa pendapat-pendapat ulama’. Pembahasan dalam penelitian ini
sangat relevan dengan penelitian penulis sehingga dapat diperoleh
banyak wawasan terkait riwayat isrāīliyyāt. Artikel ini berfokus pada
teori-teori tentang riwayat isrāīliyyāt dan hubungannya dengan al-
Qur’an. Berbeda dengan penelitian penulis yang membahas riwayat
isrāīliyyāt yang hubungannya dengan buku cerita anak, yaitu buku
Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul.
Penelitian lain yang sejalan dengan kajian penulis adalah skripsi
oleh Zia Ul Haq22 yang berjudul “Penafsiran Isrāīliyyāt t tentang Kisah
Nabi Ayyub AS. dalam Kitab Tafsir Ibn Kaṣīr”. Skripsi ini menganalisis
riwayat isrāīliyyāt pada kisah nabi Ayyub. Skripsi ini fokus membedah
21
Raihanah, “Isrāīliyyāt dan Pengaruhnya terhadap Tafsir Al-Qur’an”
Tarbiyah Islamiah, vol 5, no.1, (2015).
22
Zia Ul Haq, “Penafsiran Isrāīliyyāt tentang Kisah Nabi Ayyub As. dalam
Kitab Tafsir Ibn Kasīr” (Skripsi S1., Institut Agama Islam Negeri Palopo, 2018)
22
riwayat isrāīliyyāt kisah nabi Ayyub pada tafsir Ibn Kaṣīr, yangmana
kisah nabi Ayyub juga akan menjadi salah satu fokus penulis pada
penelitian ini. Pada skripsi tersebut diinformasikan pula terkait
penafsiran isrāīliyyāt sehingga dapat menambah referensi penulis.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian penulis dari segi obyek kisah
yang dibahas. Penelitian ini hanya fokus membahas kisah nabi Ayyub,
sedangkan penelitian penulis mengkaji beberapa kisah Nabi yang lain.
Penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian penulis
yaitu skripsi dari Siti Nafisah23 yang berjudul “Studi Analisis Kisah Nabi
Sulaiman AS dalam Buku Cerita Anak : Komparasi Atas Kisah Nabi
Sulaiman dalam Al-Qur’an”. Penelitian ini menggunakan analisis
komparasi antara kisah nabi Sulaiman yang ditulis dalam buku cerita
anak dan kisah yang terdapat dalam al-Qur’an. Dalam skripsi ini,
pembahasan teori kisah dijelaskan dengan gamblang, terutama substansi
kisah dalam dunia anak. Buku cerita anak merupakan bagian dari salah
satu penyebaran kisah para nabi dengan bentuk karya sastra. Pokok
pembahasan skripsi ini adalah tentang kisah nabi Sulaiman, yang mana
kisah nabi Sulaiman termasuk salah satu kisah yang diceritakan dengan
panjang dalam al-Qur’an.
Skripsi ini menyoroti kemajuan teknologi di zaman sekarang di
bidang keilmuan, termasuk di dalamnya penyampaian kisah nabi dalam
buku cerita anak. Penelitian tersebut dilengkapi dengan memaparkan
kisah nabi Sulaiman dalam buku cerita anak, kemudian dipaparkan pula
ayat-ayat yang menjelaskan tentang kisah nabi Sulaiman beserta
pandangan para mufasir. Selain itu, disampaikan pula kritik terhadap
23
Siti Nafisah, “Studi Analisis Kisah Nabi Sulaiman AS dalam Buku Cerita
Anak : Komparasi Atas Kisah Nabi Sulaiman dalam Al-Qur’an” (Skripsi S1.,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah jakarta, 2020)
23
buku cerita anak karya Iwok Abqary dan diakhiri dengan menjelaskan
hikmah-hikmah yang dapat diambil dari kisah nabi Sulaiman. Skripsi ini
sangat baik dan menarik sebab memiliki sudut pandang yang unik, yaitu
kisah para nabi segmentasi anak. Pembahasan dalam skripsi ini
mendukung penelitian penulis dari segi penggunaan buku cerita anak
sebagai media penelitian. Analisis komparasi dalam skripsi tersebut juga
memberikan pandangan bahwa ada ruang kosong dalam penelitian kisah
para nabi dalam dunia anak.
Secara konsep, penelitian ini sejalan dengan penelitian penulis.
Perbedaannya adalah penelitian ini tidak membahas mengenai riwayat
isrāīliyyāt kisah Nabi yang diteliti. Sedangkan penelitian penulis
membahas tentang riwayat isrāīliyyāt pada kisah para Nabi. Tokoh
yang dibahas pun berbeda. Dalam penelitian ini membahas kisah Nabi
Sulaiman, sedangkan penelitian penulis membahas kisah dua anak Nabi
Adam, Nabi Nuh, Nabi Ayyub, Nabi Daud, dan Nabi Isa.
Penelitian lain yang berkaitan dengan penelitian penulis adalah
skripsi karya Jumadi Suherman24 yang berjudul “Ketidak sesuaian
Kisah Nabi Ibrahim dalam Buku Anak dengan Al-Qur’an (Studi Literasi
Buku Cerita bergambar 25 Nabi dan Rasul”. Pada skripsi milik Jumadi
Suherman ini fokus pada kisah nabi Ibrahim dalam al-Qur’an dan dalam
buku cerita anak. Skripsi tersebut diawali dengan menjelaskan tentang
kisah dan segala aspek yang meliputinya, seperti manfaat kisah, macam-
macam kisah, karakteristik kisah, dan lain-lain. Skripsi ini mengambil
sudut pandang buku cerita anak sebagai objek penelitian mengenai kisah
24
Jumadi Suherman, “Ketidaksesuaian Kisah Nabi Ibrahim dalam Buku Anak
dengan Al-Qur’an (Studi Literasi Buku Cerita bergambar 25 Nabi dan Rasul”
(Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2017)
24
para nabi. Pada skripsi ini, kisah nabi Ibrahim dalam buku cerita anak
karya Irsyad Zulfahmi, S.Pd. dianalisa menggunakan metode komparasi
dengan kisah nabi Ibrahim yang ada dalam al-Qur’an. Skripsi tersebut
juga memaparkan ayat-ayat tentang kisah nabi Ibrahim beserta
penafsiran secara singkat dari ayat-ayat tersebut. Penyusunan ayat-ayat
pada skripsi tersebut adalah dengan tematik, yaitu mengelompok kan
ayat-ayat yang berada dalam satu lingkup pembahasan.
Skripsi karya Jumadi Suherman ini memberikan cukup banyak
penjelasan yang dibutuhkan penulis. Skripsi tersebut juga sejalan
dengan penelitian penulis, yaitu menggunakan buku cerita anak sebagai
objek penelitian terhadap ayat-ayat kisah para nabi dalam al-Qur’an.
Namun, skripsi ini tidak menyinggung pembahasan riwayat isrāīliyyāt
pada kisah yang diteliti.
Dari sekian banyak literatur yang telah penulis baca, tidak
dipungkiri bahwa penelitian mengenai isrāīliyyāt dan kisah para nabi
sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya perhatian lebih dari para peneliti terhadap
kisah para nabi agar kisah yang tersampaikan pada telinga masyarakat
merupakan kisah yang benar sumbernya dan sesuai dengan ajaran Islam.
Penelitian tentang isrāīliyyāt juga selalu menarik dari masa ke masa
karena riwayat isrāīliyyāt mulai kabur dari pandangan masyarakat,
terutama orang awam sehingga selalu perlu adanya penjelasan dan
penelitian mengenai isrāīliyyāt utuk menjaga keotentikan kisah para
nabi.
Seiring perkembangan zaman, kisah para nabi disampaikan dalam
bentuk yang lebih menarik dan mengikuti perkembangan zaman, yaitu
melalui buku cerita anak. Penelitian mengenai kisah para nabi dalam
25
buku cerita anak masih tergolong sedikit. Penelitian yang sudah ada,
baru berkutat pada komparasi antara kisah yang ada dalam al-Qur’an
dan yang tersebar di buku cerita anak. Dari penelitian-penelitian yang
sudah ada, hemat penulis, belum ada peneliti yang membahas tentang
isrāīliyyāt kisah nabi menganalisa pada buku cerita anak, khususnya
buku Kisah Teladan 25 nabi dan Rasul karya Izzah Annisa.
E. Metodologi Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah yaitu kegiatan
keilmuan didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan
sistematis. Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data
yang empiris dan mempunyai kriteria tertentu yang valid.25 Berdasarkan
hal tersebut, perlu diketahui metode penelitian yang akan digunakan
dalam penelitian ini. Adapun metode penelitian penulis adalah sebagai
berikut :
1. Jenis Penelitian
Pembahasan pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Metode kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang aIbnpa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode ilmiah. 26 Dalam penelitian ini, penulis menerapkan metode
induktif, yaitu dengan melakukan pengamatan dan penelitian terlebih
dahulu kemudian menarik kesimpulan.
25
Sugiyono, Metode Penelitian, 2.
26
Lexy D. Moleong, “Metode Penelitian Kualitatif” ( Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), 6
26
27
Raco, “Metode Penelitian Kualitatif. Jenis, Karakteristik dan
keunggulannya (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010), 54.
28
Lexy D. Moleong, Metode Penelitian, 157.
27
Analisis data dimulai dengan mengecek data yang ada pada buku
cerita anak, yaitu buku Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul, kemudian
mengelompokkan ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang kisah
Nabi yang diteliti. Hal ini dilakukan untuk mencari landasan kisah yang
tersebar dalam buku cerita anak. Selanjutnya, penafsiran-penafsiran dari
ulama klasik juga perlu diketahui untuk mendukung analisis data pada
penelitian ini. Kemudian penulis menganalisis argumen-argumen ulama
tentang riwayat kisah nabi tersebut agar diketahui status riwayatnya.
Penafsiran ulama’ dalam kitab-kitab tafsir sangat dibutuhkan dalam
penelitian ini untuk mengungkap riwayat-riwayat isrāīliyyāt kisah Nabi
yang ada dalam buku Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul.
Proses penting dari penelitian ini adalah penarikan kesimpulan
mengenai isrāīliyyāt pada buku cerita anak. Dalam hal ini, penulis akan
menganalisis buku dengan judul Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul karya
Izzah Annisa agar diperoleh pemahaman mengenai kisah Nabi
segmentasi anak dan analisis isrāīliyyāt yang terdapat dalam buku cerita
anak tersebut. Untuk efektifitas penelitian, dari semua kisah yang
tertulis dalam buku tersebut, penulis akan berfokus pada beberapa kisah,
yaitu kisah dua anak Nabi Adam, kisah Nabi Nuh, kisah Nabi Ayyub,
kisah Nabi Daud dan kisah Nabi Isa. Wawancara dengan penulis buku
juga sangat diperlukan untuk memahami perspektif penulis buku
mengenai kisah nabi yang ditulisnya dalam buku tersebut.
5. Teknik Penulisan
Penulisan dan penyusunan skripsi ini mengacu pada Buku
Pedoman Akademik 2017 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun
dalam penulisan terjemah al-Qur’an, penulis menggunakan al-Qur’an in
Word dari Lajnah Pentashih Qur’an Departemen Agama Republik
29
penelitian ini, yaitu kisah dua anak Nabi Adam, Kisah nabi Nuh, kisah
nabi Ayyub, kisah nabi Daud dan kisah Nabi Isa. Setelah mengupas teori
tentang isrāīliyyāt di bab kedua, perlu juga dipaparkan kisah-kisah yang
menjadi fokus penelitian berdasarkan data pada buku Kisah Teladan 25
Nabi dan Rasul karya Izzah Annisa. Hal ini dilakukan untuk
menganalisa bagian mana yang termasuk kisah isrāīliyyāt.
Bab keempat menguraikan tentang hasil dari penelitian, berupa
jawaban dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian. yaitu
mengenai riwayat isrāīliyyāt pada buku “Kisah Teladan 25 Nabi dan
Rasul”. Dalam bab ini dipaparkan riwayat isrāīliyyāt kisah dua anak
Nabi Adam, kisah Nabi Nuh, kisah Nabi Ayyub, kisah Nabi Daud, dan
kisah Nabi Isa. Pada bab ini dipaparkan riwayat isrāīliyyāt yang terdapat
pada kitab tafsir dan disandingkan dengan konten yang tertulis pada
buku cerita anak. Pada bab ini juga diakhiri dengan penjelasan penulis
buku mengenai riwayat isrāīliyyāt dalam buku “Kisah Teladan 25 Nabi
dan Rasul”.
Bab keenam adalah penutup. Bab penutup berisi tentang
kesimpulan yang bisa ditarik dalam penelitian yang sudah dilakukan,
saran dan masukan untuk peneliti selanjutnya dengan tema yang
berkaitan dengan penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG ISRĀĪLIYYĀT
A. Pengertian Kisah Isrāīliyyāt.
insān, dan Īl mempunyai makna Allah. Maka kata Isrāīl bermakna ْرجل
1
Muhammad Ulinnuha, Metode Kritik al-Dākhīl fī al-Tafsīr, (Jakarta Selatan
: PT Qaf Media Kreativa, 2019), 131.
2
Mohd. Nazri Ahmad, Mohd Najib Abdul Kadir, “Isrāīliyyāt, Pengaruh
Dalam Kitab Tafsir”. (Kuala Lumpur : SANON PRINTING CORPORATION SDN
BHD), 34
3
Muhammad Ulinnuha, Metode Kritik al-Dākhīl fī al-Tafsīr, 131
31
32
4
Ahmad Zarnuji, “Isrāīliyyāt dalam Menceritakan Kisah-Kisah Al-Qur’an”.
Fikri, vol.1, no.2 (Desember 2016): 452.
5
Mohd. Nazri Ahmad, Mohd Najib Abdul Kadir, Isrāīliyyāt , Pengaruh
Dalam Kitab Tafsir, 35.
6
Raihanah, Isrāīliyyāt dan Pengaruhnya terhadap Tafsir Al-Qur’an. Jurnal
Tarbiyah Islamiyah, vol.5, no.1 (Januari-Juni 2015): 99.
33
َ َ َّ ُ
َ َ َ َ ٰ َ ٗ َ
اود َو ِع ْي َسى ْاب ِن َم ْر َي َمۗذ ِلك ِبما عص ْوا ان د سَ لع َن الذيْ َن ك َف ُر ْوا م ْنْۢ َبن ْي ا ْس َراۤء ْيل َع ٰلى ل
ِ ِ ِ ِ ْٓ ِ ِ ِ ِ
َ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ َ َّ
وكانوا يعتدون
"Orang-orang kafir dari Bani Israil telah dilaknat melalui lisan
(ucapan) Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu karena
mereka durhaka dan selalu melampaui batas. (QS. al-Māidah /5 :
78(
Selain ayat di atas, penyebutan bani Israil juga terdapat dalam QS.
al-Naml/27 : 76 :
ْْۙاضعِهِۦ
ِ نْمو ِ ُ ًْوَبُمْ ٰقَ ِسيَة ِ ِ
َ َّ ْعَ ُْۖيَِِرفُو َنْٱل َكل َم َ ُمْم ٰيثََق ُهمْلَ َعٰنَّ ُهم َْو َج َعلنَاْقُل
ِ فَبِ َماْنَقض ِه
ِ ِ ِ ٍ ِ اِْمَّاْذُِكِر ۟واْبِِهۦْْۚوَّلْتَز ُالْتَطَّلِعْعلَى ِ ًّونس ۟واْحظ
ِ ْمن ُهمْإَِّّلْقَل ًيَل
ْْْۖمن ُهم ِ ْخآئنَة
َ ٰ َ ُ َ َ ُ ِ َ ُ ََ
ِِ ُِ ْٱَّلل ِ
ْيْ َ بْٱل ُمحسن ُّ ُْي ََّ ْْعن ُهم َْوٱص َفحْْۚإ َّن َ ف
ُ فَٱع
“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami mengutuk
mereka dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka
merubah perkataan Allah dari tempatnya, dan mereka sengaja
melupakan sebagian apa yang telah diingatkan kepada mereka. Dan
kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kehianatan dari
mereka, kecuali sedikit (yang tidak berkhianat). Maka maafkanlah
mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berbuat baik.” (QS. al-Māidah/ 5 : 13)
Sedangkan penjelasan tentang Nasrani terdapat pada Qs. al-
Māidah/5 : 14 :
34
۟ ۟ ۟
ِِ ًّْحظ
ْاِْمَّاْذُِكِ ُرواْبِِهۦْفَأَغَري نَا ِ
َ َخذ ًَنْم ٰيثََق ُهمْفَنَ ُسوا َ ىْأ َ َينْقَالُٓواْإًِنَّْن
ٰٓ صَٰر ِ َّ ِ
َ َوم َنْٱلذ
۟ ِ
ْٱَّللُ ِِْبَاْ َكانُوْا َ ضآءَْإِ َ ِٰلْيَومْٱل ِقيَ َٰم ِةْ َْۚو َسو
َّ فْيُنَ بِِئُ ُه ُم َ بَي نَ ُه ُمْٱل َع َد َاوَة َْوٱلبَ غ
ن َْ ْيَصنَ ُعو
“Dan diantara orang-orang yang mengatakan “sesungguhnya
kami adalah orang-orang Nasrani” ada yang telah kami ambil
perjanjian mereka tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian
dari apa yang mereka diberi peringatan dengannya. Kami
timbulkan permusuhan dan kebencian diantara mereka sampai
hari kiamat. Dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka
apa yang mereka kerjakan”. (Qs. al-Māidah/5 : 14)
M. Quraish Sihab menyatakan bahwa hampir seluruh ulama’
bersepakat bahwa Yahudi dan Nasranilah yang disebut dengan Ahli
kitab.7 Dalam QS. al-Māidah (5) ayat 15 Allah memberi perintah kepada
dua kaum tersebut, dan pada ayat tersebut penyebutan kaum Yahudi dan
Nasrani menggunakan kata Ahl al-Kitab :
QS. al-Māidah/5 : 15 :
۟ ِ َُْت ُفو َن ِْمنْٱل ِكٰت
ْب َْويَع ُفوا َ ِِ ْيْلَ ُكمْ َكثِ ًي
ُ اِْمَّاْ ُكنتُم ُ َِِْجآءَ ُكم َْر ُسولُنَاْيُب ِ َََٰٓيَهلْٱل ِكٰت
َ بْقَد َ
ِ ِ ِ ِ ٍ ِ
ْيْ ٌ ْمب ٌ َور َْوكٰت
ُّ ب ٌ ُْٱَّللْن
َّ مْم َن
ِ ْجآءَ ُك
َ ْعنْ َكثيْْۚقَدَ
“Wahai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul
Kami, menjelaskan padamu isi dari Al-Kitab yang kamu
sembunyikan, dan (banyak pula) yang dibiarkannya.
Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan
kitab yang menerangkan.” (QS. al-Māidah/5 : 15)
Selain keterangan dalam al-Qur’an, al-kitab-pun menjelaskan
tentang penamaan nabi Ya’qūb yang disebut juga dengan nama Isrāīl.
Hal ini disebutkan dalam kitab Kejadian, 35 : 9-10 :
a. Setelah Ya’qūb datang dari padang Aram, maka Allah
menampakkan diri kepadanya dan memberkati dia.
7
Raihanah, “Isrāīliyyāt dan Pengaruhnya, 98.
35
8
Basri Mahmud, “Isrāīliyyāt dalam Tafsir al-Ṭabarī”, Munzir, vol.8, no.2
(November 2015), 160.
9
Raihanah, “Isrāīliyyāt dan Pengaruhnya, 98.
36
10
Maria Ulfa Annisa, Studi Kritik Kisah Isrāīliyyāt Adam dan Hawa dalam
Tafsir al-Ṭabarī. (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,
2019), 10.
11
Mohd. Nazri Ahmad dan Mohd Najib Abdul Kadir, “Isrāīliyyāt Pengaruh
dalam Kitab Tafsir, 38.
12
Moch. Tholhah, Aneka Pengkajian Studi al-Qur’an, (Bantul : LkiS Pelangi
Aksara, 2016), 69.
13
Abdullah Ibn Saba’ adalah seorang Yahudi dari Yaman yang memeluk
Islam pada masa Khalifah Usman ibn Affan. Pengikut Abdullah ibn Saba’ disebut
Saba’iyyah. Beberapa ulama’ menyebutnya sebagai zindiq yang sesat dan
menyesatkan.
37
14
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, terj. Didin
Hafidhuddin (Jakarta: PT. Litera AntarNusa, 1993), 10.
15
Mannā’ Khalīl al-Qaṭṭān, Mabāhīṡ fī Ulūm al- Qur’ān. Terj. Dr. Mudzakir
As (Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 2013), 438.
16
Nursyamsu, Masuknya “Isrāīliyyāt dalam Tafsir Al-Qur’an”, Jurnal Al-
Irfani, vol.3, no.1 (2015), 6
38
17
Muḥammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, 10.
18
M Yasin dan Suhandi, “Riwayat Isrāīliyyāt dalam Tafsir Al-Qur’an; Asal-
usul dan Hukumnya”. Al-DZIKRA, vol.14, no.2 (Desember 2020), 226.
39
19
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, 10.
20
Ali al-Sahbūny, Kamus al-Qur’an, Qur’anic Explorer, (Jakarta : Shahih,
2016), 775.
21
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, 11.
22
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Penyimpangan dalam Penafsiran al-Qur’an
(Jakarta: Rajawali, 1986), 24.
40
23
Abd. Kahar, “Memahami Eksistensi Isrāīliyyāt dalam Tafsir, FURQANIA”.
vol.2, no.1 (Februari 2016), 20.
24
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, 13.
41
25
Abd. Kahar, “Memahami Eksistensi Isrāīliyyāt, 21.
26
Abū Abdillāh Muḥammad ibn Ismāīl al-Bukhārī, Ṣahīh al-Bukhārī, Jilid 1,
(Kairo : Maṭba‘ah al-Salafiyah, tth), 52.
42
28
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, 16.
29
Abd. Kahar, “Memahami Eksistensi Isrāīliyyāt, 29.
43
30
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, 21.
44
31
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, 85..
46
32
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, 33.
33
M Yasin dan Suhandi, “Riwayat Isrāīliyyāt dalam Tafsir Al-Qur’an, 227.
34
M Yasin dan Suhandi, “Riwayat Isrāīliyyāt dalam Tafsir Al-Qur’an, 227.
47
35
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, 33.
36
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, 33.
48
37
M Yasin dan Suhandi, “Riwayat Isrāīliyyāt dalam Tafsir Al-Qur’an, 229.
38
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, 35.
39
Ismā’īl Ibn Kaṡīr, Lubāb al-Tafsīr min Ibn Kaṡīr, jilid 7, terj. Abdul
Ghaffar dan Abu Ihsan Al-Atsari (Bogor : Pustaka Imam Syafi’i, 2004), 504.
40
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, 35.
49
41
M Yasin dan Suhandi, “Riwayat Isrāīliyyāt dalam Tafsir Al-Qur’an, 230.
42
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, 36.
50
ْض ِۙ ِْف ْال َم ِح ي ِ ْه و ْاَذً ۙى ْ فَاع تَزِلُوا ْالنِِ س ۤا ء ِ ك ْعَ نِ ْال َم ِح ي
َ َ َ ُ ض ْ ِۗ ْ قُل َ ََويَس َلُون
ِ ِ
ِٰ ُث ْاَمَ َر ُك م
ِْۗ ُْْاَّلل َ ْح ِّٰت ْيَط ُه ر َن ْ ْۚ فَا ذَ اْ تَطَ َّه ر َن ْ فَأ تُ و ُه َّن ْم ن
ُ ْح ي َ َوَّل ْ تَ ق َربُ و ُه َّن
222 ْ ب ْال ُم تَ طَ ِهِ رِي َن ُّ ِْو ُُي ِ َّ ب ْالت ُّ ُِْي ِ
َ ََّوا ب ْي ِٰ ا َّن
ُ َْاَّلل
“Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang
haid. Katakanlah, “Itu adalah sesuatu yang kotor.” Karena itu
jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka
sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah
mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah
kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan
menyukai orang yang menyucikan diri.” (QS. al-baqarah (1) ayat
222)
Riwayat semacam ini tentu bertentangan dengan syariat Islam
sebab dalam etika Jima’ dalam Islam melarang bersetubuh ketika
sedang Haid. Aisyah bahkan menyatakan larangan ini berlaku juga pada
istri yang sedang istihāḍah, sebab hukumnya diqiyaskan.43
Riwayat isrāīliyyāt yang didiamkan (maskūt anhu) yaitu riwayat
yang tidak diketahui tentang kebenaran atau kebohongannya, tidak pula
diketahui hukumnya dalam syariat Islam. Sebagai contohnya adalah
riwayat Ibn Abi> Ha>ti>m tentang seorang wanita dari bani Israil yang
mandul dan memiliki banyak harta. Keponakannya adalah ahli
warisnya. Keponakannya membunuh wanita tersebut, kemudian
menaruh mayatnya di pintu lalu menuduh orang-orang telah membunuh
wanita itu, sehingga orang-orang berselisih tentang siapa pembunuhnya.
Perkara itu kemudian dibawa kepada nabi Musa. Atas perintah Allah,
nabi Musa memerintahkan mereka untuk memotong sapi betina. Setelah
mendapatkan sapi dan memotongnya, nabi Musa mengambil sebagian
potongannya dan dipukulkan pada mayat wanita itu seraya berkata
43
Muh. Adil Makmur dan Siti Aisyah, “Etika Jima’ Menurut Imam
Madzhab”. Shautuna, vol.1, no.2 (Mei 2020), 162.
51
44
M Yasin dan Suhandi, Riwayat “Isrāīliyyāt dalam Tafsir Al-Qur’an, 232.
45
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, \, 38.
46
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, 38.
52
47
Umaiyatus Syarifah, “Manhaj tafsir dalam Memahami Ayat-Ayat Kisah
dalam Al-Qur’an”. Ulul Albab, vol.13, no.2. (2010), 152.
48
Ismā’īl Ibn Kaṡīr, Lubāb al-Tafsīr min Ibn Kaṡīr, jilid 6, 346.
53
49
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, 58.
50
Raihanah, “Isrāīliyyāt dan Pengaruhnya terhadap Tafsir Al-Qur’an, 108.
54
51
Abd. Kahar, “Memahami Eksistensi Isrāīliyyāt dalam Tafsir, 22.
52
Abd. Kahar, “Memahami Eksistensi Isrāīliyyāt dalam Tafsir, 32.
55
53
M Yasin dan Suhandi, “Riwayat Isrāīliyyāt dalam Tafsir Al-Qur’an, 235.
56
54
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, 22.
55
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, 22.
56
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, 26.
57
57
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, 29.
58
58
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, 30.
59
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, 30.
59
1
Izzah Annisa ‘Penulis Buku “Kisah Teladan 25 nabi dan Rasul”’
Diwawancarai oleh Shivi Mala Ghummiah, Lamongan, 3 Maret 2021, Jawa Timur.
61
62
2
Izzah Annisa, “Profil Izzah Annisa,” www.izzahannisa.com diakses pada
kamis, 6 Mei 2021
63
kepada Nabi Adam, Kisah Nabi Adam dan Hawa Dikeluarkan dari
Surga, dan Kisah Dua Anak Nabi Adam.
Selain memaparkan tentang kisah para nabi, buku tersebut
dilengkapi juga dengan kuis-kuis untuk anak-anak, seperti menentukan
perbedaan dua gambar, mencocokkan pernyataan yang benar tentang
kisah nabi, teka-teki mencari jalan, dan lain-lain. Dalam buku tersebut
juga dilengkapi ilustrasi agar lebih menarik dan membantu pemahaman
pembaca atas cerita yang disampaikan.
Buku “Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul” memaparkan kisah para
Nabi dengan menjadikan buku “Kisah Para Nabi” karya Imam Ibn Kas\i>r
dan buku “Sirah Nabawiyah” karya Syaikh Shafiyurrahman al-
Mubarakfury sebagai rujukan penulisan. Kisah yang ditulis dalam buku
ini mayoritas sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh al-Qur’an
dan tafsir. Namun sebagian kecil ditemukan kisah yang terpapar
pengaruh riwayat isrāīliyyāt.
Buku ini memberikan penjelasan yang global, disesuaikan dengan
target pembacanya sehingga lebih mudah dipahami. Dilengkapi dengan
percakapan-percakapan singkat untuk menambah kesan nyata dan
memberi gambaran lebih pada kisah yang tertulis di dalamnya. Buku ini
sangat cocok untuk dibaca anak usia Sekolah Dasar (SD) karena usia
anak-anak sangat mudah menerima informasi, apalagi dalam bentuk
kisah yang disampaikan dengan menarik. Harapannya adalah agar anak-
anak bisa mengenal dan meneladani sifat terpuji para nabi untuk
kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
64
3. Identitas Buku
Buku Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul adalah salah satu dari
puluhan karya Izzah Annisa. Adapun informasi tentang identitas buku
“Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul” akan dipaparkan sebagai berikut :
Kisah Iblis Tidak Mau Bersujud Kepada Nabi Adam, Kisah Nabi Adam
dan Hawa Diturunkan dari Surga, dan Kisah Dua Anak Nabi Adam.
Adapun kisah Dua Anak Adam terdapat pada halaman 7 sampai
9. Pokok pembahasan pada kisah tersebut adalah pembunuhan yang
dilakukan oleh salah satu anak Nabi Adam terhadap saudaranya.
Redaksi kisah dua anak Adam dalam buku “Kisah teladan 25 Nabi dan
Rasul” adalah sebagai berikut :
“ketika anak Nabi Adam beranjak dewasa, Allah memerintahkan
untuk menikahkan mereka. Adapun syaratnya adalah tidak boleh
menikah dengan saudara kembarnya sendiri. Maka, Nabi Ada
memutuskan untuk menikahkan Qābīl dengan saudara kembar
Hābīl, serta Hābīl dengan saudara kembar Qābīl.
Akan tetapi, Qābīl tidak terima dengan keputusan Nabi Adam
karena ia menginkan untuk menikahi saudari kembarnya sendiri
yang lebih cantik daripada saudari kembar Hābīl. Oleh sebab itu,
Nabi Adam kemudian memerintahkan keduanya untuk memberikan
persembahan kepada Allah. Barang siapa yang persembahannya
diterima, maka dialah yang akan menikah dengan saudara kembar
Qābīl.
Qābīl dan Hābīl menyiapkan persembahan mereka. Hābīl
menyiapkan domba yang sehat dan gemuk sedangkan Qābīl
menyiapkan buah-buahan yang layu dan busuk. Lalu mereka
meletakkan persembahan itu di atas batu gunung. Ternyata, Allah
hanya menerima persembahan dari Hābīl. Hal itu berarti Hābīl -lah
yang akan menikah dengan kembaran Qābīl.
Qābīl tidak terima dengan hal itu, kemudian iblis pun menggoda
Qābīl. Qābīl yang telah dikuasai amarah itu menyerang Hābīl hingga
terbunuh. Melihat saudaranya telah meninggal, Qābīl pun merasa
keibngungan dan takut perbuatannya ketahuan.
Allahpun mengutus dua ekor burung gagak di hadapan Qābīl.
Dua gagak tersebut berkelahi hingga salah satunya mati. Gagak yang
masih hidup menggali tanah untuk menguburkan gagak yang mati.
Qābīl lalu meniru apa yang telah dilakukan gagak tersebut”. 3
3
Izzah Annisa, Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul. (Sleman : Penerbit Bintang
Belia, 2017), 3-9.
67
4
Izzah Annisa, Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul. 15.
68
5
Izzah Annisa, Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul, 62.
70
6
Izzah Annisa, Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul, 98-100.
71
7
Izzah Annisa, Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul, 126-127.
72
BAB IV
Analisis Riwayat Isrāīliyyāt pada Buku “Kisah Teladan 25 Nabi
dan Rasul”
A. Analisis Riwayat Isrāīliyyāt buku “Kisah Teladan 25 Nabi dan
Rasul”
Pada bagian ini, akan mengulas tentang analisa kisah-kisah nabi
yang menjadi objek pembahasan penelitian. Data dari buku Kisah
Teladan 25 Nabi akan disandingkan dengan data-data dari kitab tafsir
dan buku-buku yang relevan agar mendapat penjelasan tentang riwayat
kisah-kisah yang dinukil oleh buku Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul.
Adapun rincian pembahasannya adalah sebagai berikut :
1. Kisah Dua Anak Nabi Adam
Kisah tentang dua anak Nabi Adam adalah salah satu kisah yang
masyhur dalam agama Islam. Secara historis, kisah tersebut sangat
menarik perhatian, sebab dikaitkan dengan kasus kriminal dan
pembunuhan pertama di muka bumi. Kisah tentang dua anak Nabi
Adam ditulis dengan redaksi yang global dalam suatu rangkaian ayat
pada Qs. al-Māidah ayat 27-31.
Al-Qur’an menjelaskan tentang kisah dua anak Nabi Adam tanpa
menyebutkan waktu, tempat, bahkan nama pelaku dalam kisah tersebut.1
Sehingga berbagai penafsiran muncul untuk menjelaskan makna yang
dikehendaki oleh ayat tersebut. Baik dalam segi alur terjadinya kisah,
nama, waktu dan tempat terjadinya kisah dua anak Adam tersebut.
1
Muhammad Haramain, “Analisis Pesan Dakwah pada Kisah Dua Putra
Adam dalam Al-Qur’an”, KOMUNIDA: Media Komunikasi dan Dakwah, vol 9, no.1,
126.
73
74
ْالَ َْم َنْاْل َخ ِرْقِْ اْوََلْيُتَ َقبَّل ِ ِ ْبْل ِقْإِذْق ربْق ربًنْف ت قبِل ِْمنْأ ِ َ ْعلَي ِهمْنَبأَْاب ََن
َ ََحدِه
َ َ ُِ ُ َ ً َ ُ َ َّ َ ِ َ ْآد َم َ َ َوات ُل
ِ ََّ ِت ْإ ِ ِ ِ َّ ال ْإََِّّنَاْي ت َقبَّل
َ َل ْيَ َد َك ْلتَ قتُ لََِن
ْْماْأ ًََن َ )ْلَئن ْبَ َسط27(ْ ْي َ ْاَّللُْم َن ْال ُمتَّق ُ ََ َ ََّك ْق
َ َِلَق تُ لَن
ْيدْأَنْتَبُوءَِْبِِْثِي ُ )ْإِِِّنْأُِر28(ْْي ِ َّ ْاَّللْر ِ اس ٍطْي ِديْإِلَي ِ بِب
َ بْال َعالَم َ ََّ اف ُ َخ َ كْإِِِّنْأ َ َكِْلَق تُ لَ َ َ َ
ِ ِ ِ ِ
ِ كْفَتَ ُكو َنْمنْأَصح ِ
ْ)ْفَطََّو َعتْلَهُْنَف ُسهُْقَت َل29(ْْي َ ْجَزاءُْالظَّال ْم
َ ك َ ابْالنَّا ِر َْو َذل َ َ َوإِْث
ِ ِ ْاَّللْ ُغرابْي بحث ِِْفْاِلَر ِ ِ ِِ
ْف َ ضْل ُِييَهُْ َكي ُ َ َ ً َ َُّ ث َ )ْفَبَ َع30(ْين َ أَخيهْفَ َقتَ لَهُْفَأَصبَ َحْم َنْاْلَاس ِر
ْْسوءَ َةْأ َِخي َ ي ِ ِْ ْه َذاْالغُر
َ ابْفَأ َُوار َ
ِ
َ تْأَنْأَ ُكو َنْمث َل ُ َْي َْوي لَتَاْأ ََع َجز
َ ال َ َيْسوءَ َةْأ َِخ ِيهْق
َ يُ َوا ِر
ْ )31(ْْي ِِ ِ
َ فَأَصبَ َحْم َنْالنَّادم
“Ceritakanlah kepada mereka kisah dua putra Adam (Hābīl dan
Qābīl) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mem-
persembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari
mereka berdua (Hābīl) dan tidak diterima dari yang
lain (Qābīl). Ia (Qābīl) berkata, "Aku pasti membunuhmu!"
Berkata Hābīl, "Sesungguhnya Allah hanya
menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa." "Sungguh,
kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk
membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku
kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada
Allah, Tuhan seru sekalian alam. Sesungguhnya aku ingin agar
kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dari
dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan
yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim."
Maka hawa nafsu Qābīl menjadikannya menganggap mudah
membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia
seorang di antara orang-orang yang merugi. Kemudian Allah
menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk
memperlihatkan kepadanya (Qābīl) bagaimana seharusnya dia
menguburkan mayat saudaranya. Berkata (Qābīl), "Aduhai,
celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung
gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?"
Karena itu, jadilah dia seorang di antara orang-orang yang
menyesal” (Qs al-Māidah 5 : 27-31)
75
2
Abū Abdillāh ibn Muhammad al-Qurṭūbī, Tafsir al-Qurṭūbī, takhrij,
Mahmud Hamid Utsman, Jilid. 6, (Bogor : Pustaka Azzam), 320.
3
Abū Abdillāh ibn Muḥammad al-Qurṭūbī, Tafsir al-Qurṭūbī, Jilid. 6, 320.
4
Ismā’īl Ibn Kaṡīr, Lubāb al-Tafsīr min Ibn Kaṡīr, jilid 6, terj. Abdul Ghaffar
dan Abu Ihsan al-Atsari, (Bogor : Pustaka Imam Syafi’i, 2004), 67.
76
5
Ismā’īl Ibn Kaṡīr, Lubāb al-Tafsīr min Ibn Kaṡīr, jilid 6, 67.
6
Ismā’īl Ibn Kaṡīr, Lubāb al-Tafsīr min Ibn Kaṡīr, jilid 6, 67.
77
7
Abu Abdillah ibn Muhammad al-Qurthu>bi, Tafsir al-Qurt{u>bi, Jilid. 6, 321.
8
Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), Tafsir al-Azhār, jilid 3,
(Singapura : Pustaka Nasional PTE LTD), 1705.
78
akan membunuhmu).10
Ja’far al-Ṣadīq berpendapat mengenai pernikahan saudara
sebagaimana dalam cerita ini, bahwa Allah melarang Nabi Adam untuk
menikahkan anak perempuan dengan anak laki-lakinya. 11 Hal inilah
yang kemudian menjadi syariat dalam agama Islam, yaitu dilarangnya
pernikahan dengan saudara sekandung. Rasulullahpun tidak menyukai
hal tersebut dalam agama Islam.
9
Abū Abdillāh ibn Muhammad al-Qurṭūbī, Tafsir al-Qurṭūbī, Jilid. 6, 321.
10
Abū Abdillāh ibn Muhammad al-Qurṭūbī, Tafsir al-Qurṭūbī Jilid 6, 321.
11
Abū Abdillāh ibn Muhammad al-Qurṭūbī, Tafsir al-Qurṭūbī, Jilid 6, 321.
79
12
Syaikh Hamīd Ahmad al- Ṭāhir al-Bāsyūnī, Ṣaḥīḥ Qaṡaṡ al-Qur’ān, terj.
Muhyiddin Mas Rida, Muhammad Khalid Al-Sharih, ( Jakarta Timur : PUSTAKA
AL-KAUTSAR), 110.
81
13
Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), Tafsir al-Azhār, jilid 3,
1707.
82
Beberapa riwayat yang telah dipaparkan mengenai kisah ini, datang dari
Ibn Mas‘ūd dan beberapa sahabat yang lain. Mufasir-mufasir yang
datang belakangan, kemudian menyalin riwayat-riwayat serupa dengan
apa adanya tanpa ketelitian mendalam mengenai riwayatnya. 14
Pada tafsir al-Azhār terdapat keterangan mengutip dari pendapat
seorang ulama ahli tafsir bernama Abū Muslīm al-Aṣbahānī, beliau
menyatakan bahwa tafsir demikian tidak kuat dipegang karena tidak ada
tafsiran atau penjelasan langsung dari Nabi Muhammad, sehingga
mungkin sekali tergolong sebagai isrāīliyyāt atau dongeng-dongeng
Bani Israil saja. Cerita ini diterima apa adanya oleh Ibn Mas’ūd,
kemudian diriwayatkan terus menerus. 15
Selain bagian kisah tentang kurban dua anak Nabi Adam, kisah
tentang burung gagak juga menarik perhatian penulis. Dalam al-Qur’an,
tidak ada ayat yang menerangkan tentang burung gagak yang berkelahi
hingga salah satunya terbunuh. Burung gagak yang masih hidup
kemudian menggali tanah untuk menguburkan yang mati. Haji Abdul
Malik Karim Amrullah (HAMKA), berpendapat dalam tafsirnya, bahwa
tafsiran tentang riwayat kisah ini, meskipun terdapat pada banyak kitab
tafsir, tidak serta merta dijadikan pokok. Sebab banyaknya terdapat
dalam kitab tafsir bukan berarti kisah tersebut memiliki banyak sumber
periwayatan. Sumber periwayatan kisah tersebut hanya satu, kemudian
para mufasir menyalin dan terus menyalin hingga terkesan menjadi
banyak penafsiran yang serupa.16
14
Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), Tafsir al-Azhār,Jilid 3,
1708.
15
Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), Tafsir al-Azhār, jilid 3,
1708.
16
Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), Tafsir al-Azhār, jilid 3,
1708.
83
17
Choirul Mahfud, “Tafsir Kontekstual Ibadah Kurban dalam Islam”.
Humanika : Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, 5.
85
kisah Nabi untuk anak-anak memiliki andil yang cukup besar dalam
memberikan pemahaman dasar agama Islam pada anak usia dini.
Bahkan, metode kisah merupakan metode yang ampuh untuk
menyalurkan pendidikan, selain dari teks perintah dan larangan dalam
Islam. Memberikan edukasi dengan metode kisah memiliki
keistimewaan berdampak pada psikologis pendengar. Selain itu, dari
kisah-kisah pula, manusia bisa termotivasi untuk mengikuti perilaku
yang diambil sebagai pelajaran sebuah kisah yang diceritakan. 18 Oleh
sebab itu, kepedulian umat muslim terhadap riwayat isrāīliyyāt sangat
perlu ditingkatkan untuk menyelamatkan generasi muslim, utamanya
anak-anak dari kisah-kisah yang menyalahi ajaran Islam.
2. Kisah Nabi Nuh dan Kapalnya
Bagian selanjutnya dari penelitian penulis adalah kisah tentang
Nabi Nuh dan kapalnya. Kisah ini tidak kalah masyhur dari kisah dua
anak Nabi Adam. Kisah Nabi Nuh yang berkaitan dengan kapalnya ini
tercantum dalam QS. Hūd/11 : 38 :
18
Mamik Rosita, “Membentuk Karakter Siswa Melalui Metode Kisah
Qur’ani”. FITRAH. vol.2, no.1 (Januari- Juni 2016): 59.
86
kaum Nabi Nuh yang enggan beriman kepada ajaran Nabi Nuh. Salah
satu bagian kisah Nabi Nuh ini disorot penulis terkait keabsahan kisah
yang tertulis dalam buku kisah substansi anak yang berjudul Kisah
Teladan 25 Nabi dan Rasul. Sebagian kisah yang dimaksud adalah
tentang Nabi Nuh dan kapalnya yang terdapat pada QS. Hūd/11 : 38.
19
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, terj. Didin
Hafidhuddin (Jakarta: PT. Litera AntarNusa, 1993), 112.
20
Rosihon Anwar, Melacak Unsur-Unsur Isrāīliyyāt dalam Tafsir al-
Ṭabarī dan Tafsir Ibn Kaṡīr, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), 103.
87
21
Ibn Jarīr al-Ṭabarī, Tafsir al-Ṭabarī, vol.14, terj. Ahmad Muhammad Syakir
dan Mahmud Muhammad Syakir, (Jakarta: Pustaka Azzam), 5-6.
22
Rosihon Anwar, Melacak Unsur-Unsur Isrāīliyyāt , 102.
23
Rosihon Anwar, Melacak Unsur-Unsur Isrāīliyyāt , 32
88
24
Haji Abdul Malik Karim Amrullah, Tafsir Al-Azhār, juz 12, (Singapura:
Pustaka Nasional PTE LTD), 3478.
89
ِ
َ ابْْارُكضْبِ ِرجل
ْك ٍ بْو َع َذ ٍ ِ
َ َنْالشَّيطَا ُنْبنُص ِ َ َّن
َ ْم َّس ِِىْربَّهُْأ َ وبْإِذ
َ ًْن َد َ ُّْعب َد ًَنْأَي
َ َواذ ُكر
ِ َّاْوِذكر
ْىِْلوَل ِ ِ
ٌ ْب ِرٌد َْو َشَر
َ َ ْم َع ُهم َْرْحَةً ْمن
َ اب ْ ْ َوَوَهب نَاْلَهُ ْأَهلَهُ َْومث لَ ُهم َ اْمغتَ َس ٌل
ُ َه َذ
25
Rofiq Junaidi, “Al-Āṣil wa al-Dākhil fi al-Tafsīr”, Al-A’raf, Jurnal
Pemikiran Islam dan Filsafat, vol.11, no.2, (Juli-Desember 2014): 85.
90
ِِْٱلر َ وبْإِذ
ْاْما
َ َْيْْفَٱستَ َجب نَاْلَهُۥْفَ َك َشفن َْ ْح َّٰ َنتْأَر َح ُم
َ ِنْٱلضُُّّر َْوأِ َ َّن
َ ْم َّس ًِِْن َد ٰى َْربَّٓهُۥْأ َ َُّوأَي
ين َْ ند ًَن َْوِذكَر ٰىْلِل َٰعبِ ِد
ِ ْع
ِ مْمعهمْْرْحةً ِْمن
ِ َ َ ُ َ َّ ۥْومث لَ ُه
ِ ۦْمنْض ٍرْْۖوءاتَي ٰنَهْأَهلَه
َ ُ ُ َ َ ُِ
ِ بِِه
“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya : ‘
Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan
Engkau adalah Tuhan yang maha penyayang di antara semua
penyayang. Maka Kami kabulkan (doanya), lalu Kami lenyapkan
penyakit yang ada padanya, dan (Kami lipat-gandakan) jumlah
mereka sebagai suatu rahmat dari Kami dan untuk menjadi
peringatan bagi semua yang menyembah Kami.” (QS. al-
Anbiyā’/21 : 83-84)
Dalam riwayat Wahab ibn Muhabbih, dikatakan bahwa Nabi
Ayyub memiliki nama asli Ayyub ibn Amuṣ ibn Tārikh ibn Rūm ibn Aṣ
ibn Ishāq ibn Ibrāhīm. Ibunya merupakan keturunan dari Nabi Luth ibn
Haran. 26 Allah memilihnya sebagai Nabi dan telah melimpahkan
kekayaan dunia yang amat banyak dalam berbagai jenis. Nabi Ayyub
adalah orang kaya yang dermawan yang kerap memberi makan anak
26
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, 158.
91
yatim dan janda serta memberi bekal pada orang yang bepergian (Ibn
Sabīl). Dari berbagai kekayaan yang dimiliki Nabi Ayyub ini, beliau
menjadi hamba yang sangat taat pada Allah dan selalu bersyukur pada-
Nya.
Kisah tentang kesengsaraan dan cobaan yang menimpa Nabi
Ayyub telah banyak diceritakan dalam berbagai versi, baik versi kisah
yang panjang maupun pendek. Kisah-kisah tersebut tersebar dalam
banyak tafsir, namun tidak sedikit pula yang menceritakan kisah dengan
berlebihan dan mengutip dari riwayat isrāīliyyāt. Kesimpulan dari
berbagai kisah yang beredar adalah tentang asal mula kehidupan Nabi
Ayub yang kaya raya dan dermawan, namun tetap taat pada Allah.
Kemudian keadaan menjadi berbalik ketika Nabi Ayyub ditimpa
musibah. dari keadaan ini, banyak muncul kisah yang dilebih-lebihkan
mengenai hilangnya kenikmatan Nabi Ayyub, bagaimana kekayaan
yang dimilikinya bisa lenyap, mengidap penyakit yang menjijikkan
hingga tidak ada lagi orang yang mendekatinya. Semua orang
meninggalkannya kecuali istrinya.
Dalam tafsir al-Ṭabarī terdapat riwayat yang sangat panjang
terkait dengan musibah yang menimpa Nabi Ayyub. Diantara riwayat
tentang kisah Nabi Ayyub yaitu diriwayatkan oleh Muhammad ibn
Sahal ibn Askar al-bukhārī dari Ismāīl ibn Abd al-Karīm ibn Hisyam, ia
mendapat kisah dari Abd al-Ṣamad ibn Ma’qal, ia berkata bahwa ia
mendengar riwayat dari Wahab ibn Muhabbih. 27
Dalam tafsir al-Azhār juga disebutkan bahwa al-Rāzī mengutip
dalam tafsirnya riwayat tentang penyakit Nabi Ayyub, riwayat tersebut
27
Ibn Jarīr al-Ṭabarī, Tafsir al-Ṭabarī, 187
92
datang dari sumber yang sama, yaitu Wahab ibn Munabbih. Dari dua
riwayat tersebut menceritakan hal yang serupa, meskipun memiliki
penambahan-penambahan yang berbeda. Ketika penulis menyoroti
bagian kisah tentang kesabaran Nabi Ayyub dalam menghadapi
musibah berupa penyakit, penulis menemukan kesamaan yaitu
penjelasan detail tentang kekejian penyakit yang menimpa Nabi Ayyub.
Tentu saja hal tersebut terkesan berlebihan dalam membumbui sebuah
kisah. Hemat penulis, pemaparan-pemaparan kisah tentang penyakit
yang menjijikkan yang menimpa seorang Nabi, hanya akan memberikan
kesan yang buruk pada seorang Nabi.
Dalam Tafsir al-Azhār, Wahab ibn Munabbih meriwayatkan
tentang kisah bahwa iblis meminta pada Allah agar menguji Nabi Ayyub
dengan memberi kesengsaraan dengan harapan agar ketakwaan Nabi
Ayyub menjadi goyah. Kemudian Allah memberi kuasa pada iblis atas
harta Nabi Ayyub. Iblis pun melenyapkan harta benda Nabi Ayyub
dengan berbagai cara, mematikan ternak-ternaknya, menghancurkan
ladang dan sawahnya hingga habis tak tersisa hartanya. Namun, tujuan
iblis untuk menggoyahkan iman Nabi Ayyub tidaklah berhasil, dan iblis
masih tidak puas dengan apa yang dicapainya.
Setelah tidak berhasil menguji Nabi Ayyub dengan hartanya,
maka iblis meminta pada Allah agar diberi kuasa untuk menyakiti anak-
anak Nabi Ayyub. Iblis menghancurkan tempat tinggal Nabi Ayyub dan
anak-anaknya dengan adanya gempa hingga semua anak Nabi Ayyub
meninggal dengan keadaan yang keji karena tertimpa rumah. Namun hal
ini juga tidak mampu mempengaruhi keimanan Nabi Ayyub, bahkan
93
28
Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), Tafsir al-Azhār, jilid 6,
(Singapura : Pustaka Nasional PTE LTD), 4624.
94
29
Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), Tafsir al-Azhār, jilid 6,
4624.
30
Abū Abdillāh ibn Muhammad al-Qurṭūbī, Tafsir al-Qurṭūbī 194.
31
Abdul Wasik, Ahmad Baijuri, Cermin Wanita; Kisah Inspiratif tentang Istri
para Nabi, (Pamekasan : Duta Media Publishing), 69
95
32
Muhammad Erpian Maulana, “Dakhīl al-Naqli Kisah Nabi Ayyub pada
Tafsir Al-Qur’an Al-Azzim Karya Ibn Kaṡīr”, Al-Bayan, : Studi Al-Qur’an dan
Tafsir, vol. 4, no.2, (Desember 2019), 149.
33
Abdul Wasik, Ahmad Baijuri, Cermin Wanita,, 68.
34
Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), Tafsir al-Azhār, 4624.
96
35
Abdul Wasik, Ahmad Baijuri, Cermin Wanita,, 69.
36
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ 158
37
Muhammad Erpian Maulana, “Dakhīl al-Naqli Kisah Nabi Ayyub, 155.
38
Abdul Wasik, Ahmad Baijuri, Cermin Wanita,, 69.
97
39
Izzah Annisa, Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul, 62.
98
40
Muhammad Thaib Muhammad, “Kisah Daud A.S. dalam Perspektif Al-
Qur’an”, Al-Mu’ashirah, vol.15, no. 2, (Juli 2018), 191.
99
ْ اْوثَ بِِت ِِ ِ
َ ًاْربَّ نَ اْأَف رِغ ْعَ لَي نَ اْصَ ْب
َ ْو ُج نُود ه ْ قَا لُو
َ وت َ ُْولَ َّم اْبَ َر ُزواْْلَا ل
َ
ِ ِ ِِ ِ ِ
ْ َْوقَ تَ ل
َ ْاَّلل
َّ وه م ْ ِب ذ نُ ُين ْْفَ َه َزم َ ِاْوان صُ ر ًَن ْعَ لَىْال قَ وم ْال َك اف ر
َ َأَق َد امَ ن
ِ ِ ْاَّلل ْال م ل ك
ْ ِْۗولَوَّل َ َْوعَْ لَّ َم هُِْمَّاْي
َ ُْش اء َ َ ُ ُ َّ ُآَت ه
َ َْواْل ك َم ة َ ْوَ وتَ ُْج ا ل
َ ُاوود ُ َد
َّ ْولَٰ كِ َّن
ْ ْاَّللَْ ذُ وْ فَض ٍل ِ ٍ َّاس ْبَ ع ضَ ُه م ْ بِبَ ع َِّ د ف ع
َ ض
ُ س َد ت ْاِلَر َ ض ْ لَ َف َ ْاَّلل ْال ن ُ َ
ْيْ ْ ِ
َ عَ لَىْال عَ ا لَم
“ Ketika Ṭālūt telah keluar membawa tentara-tentaranya, ia
berkata : ‘sesungguhnya Allah akan menguji kalian dengan suatu
sungai. Siapa diantara kalian yang meminumnya, maka ia
bukanlah pengikutku. Dan siapa yang tidak meminumnya kecuali
seteguk, maka ia pengikutku. Maka mereka meminum (air)
kecuali beberapa dari mereka. Maka tatkala Ṭālūt dan orang-orang
yang beriman telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang
telah minum berkata : ‘ Tak ada kesanggupan kami pada hari ini
untuk melawan Jālūt dan tentaranya’. Orang-orang yang meyakini
bahwa mereka akna menemui Allah berkata : ‘ Berapa banyak
terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang
banyak dengan izin Allah. Dan Allah bersama orang-orang yang
sabar.
Dan tatkala Jālūt dan tentaranya telah nampak oleh mereka
(Ṭālūt dan tentaranya), merekapun berdoa : ‘Ya Tuhan kami,
tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian
kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.
Maka mereka (tentara Ṭālūt), mengalahkan tentara Jal>u>t
dengan izin Allah, (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut,
kemudian Allah memberikan padanya pemerintahan dan hikmah
(sesudah meninggalnya Ṭālūt) dan mengajarkan kepadanya apa
yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak
(keganasan) sebagian umat manusia dengan sebagian yang lain,
maka rusaklah bumi ini. tetapi Allah mempunyai karunia atas
semesta alam.” (QS. Al-Baqarah/2 : 249-251).
41
Ibn Jarīr al-Ṭabarī,, Tafsir al-Ṭabarī, Jilid. 4, 373.
101
42
Ibn Jarīr al-Ṭabarī,, Tafsir al-Ṭabarī, Jilid. 4, 378.
43
Abū Abdillāh ibn Muhammad al-Qurṭūbī, Tafsir al-Qurṭūbī, jilid 2, 549.
102
ْ.ٍابْطَالُوتْثَلَثُ ِمأَة
ِ أَن تُمْبِعِدَّةِْأَصح
َ
‘Jumlah kalian adalah sejumlah tentara Ṭālūt, yaitu tiga ratus
orang’. Qatādah berkata, bahwa yang berperang bersama Nabi pada
perang badar adalah tiga ratus lebih belasan orang. 44
Ketika tentara Ṭālūt hendak menghadapi tentara Jālūt. yang,
mereka berdoa kepada Allah agar diberi kesabaran, seperti halnya
terdapat pada QS. al-Baqarah ayat 50. ْ قَا لُواْربَّ نَ اْأَف رِغْعَ لَ ي نَ اْصَ ْب اْوثَ بِِ ت
َ ً َ
ِ ِ
َ ِاْوان صُ ر ًَن ْعَ لَ ىْال قَ وم ْال َك اف ر
ْين َ َأَق َد امَ ن mereka memint a agar diberi
44
Ibn Jarīr al-Ṭabarī,, Tafsir al-Ṭabarī, Vol. 4, 383.
103
menolong mereka dari orang-orang kafir, yaitu dari pasukan Jālūt. Pada
ayat tersebut, seorang Nabi Allah-lah yang berhasil menyebabkan
pimpinan Palestina itu terbunuh. Diantara riwayat yang menyebutkan
tentang kisah Nabi daud membunuh Raja Jālūt adalah :
Al-Ḥasan ibn Yaḥya menceritakan kepada kami, ia berkata : “ Abd
al-Razzāq memberitahukan kepada kami, ia berkata : aku mendengar
Wahab ibn Munabbih berbicara, ia berkata : ketika Ṭālūt keluar, atau
ketika Ṭālūt berhadapan dengan Jālūt, Jālūt berkata : Hadapkan
kepadaku orang yang menantangku. Jika dia bisa membunuhku maka
kalian berhak memiliki kerajaanku, dan jika aku bisa membunuhnya,
maka aku berhak memiliki kerajaan kalian. Kemudian Nabi Daud
datang menghadap Ṭālūt, lalu Ṭālūt menjanjikan akan menikahkan
Nabi Daud dengan putrinya dan akan diberi sebagian hartanya jika ia
bisa membunuh Jālūt. Ṭālūt memberi senjata yang mana Nabi Daud
tidak suka menggunakan senjata tersebut. Lalu Nabi Daud berkata : jika
Allah tidak menolongku mengalahkannya, maka senjata tidak berarti
apa-apa. Nabi Daud kemudian keluar dengan ketapel dan kantong yang
berisi batu. Kemudian beranjak menghadap pada Jālūt.
Jālūt bertanya pada Nabi Daud : ‘Apa engkau yang akan bertarung
denganku?’ nabi Daud menjawab : ‘Ya’. Jālūt berkata : ‘ Celaka kau.
Kau tidak keluar kecuali seperti akan mengusir anjing dengan ketapel
batu? Pasti aku akan cerai beraikan dagingmu dan hari ini burung dan
ibnatang akan memakanmu.
Nabi Daud berkata : ‘ Wahai engkau musuh Allah, engkau bahkan
lebih buruk dari anjing. Lalu Nabi Daud mengambil sebuah batu dan
melontarkannya dengan ketapel hingga mengenai antara kedua mata
104
45
Ibn Jarīr al-Ṭabarī,, Tafsir al-Ṭabarī, Jilid. 4, 390.
105
Kisah tentang Nabi Daud dalam buku Kisah Teladan 25 Nabi dan
Rasul tertera pada halaman 97- 101. Bagian kisah yang penulis sorot
dalam pembahasan kali ini adalah tentang Nabi Daud yang membunuh
untuk mendapat imbalan menikah dengan putri Raja Ṭālūt. Sikap
mengejar hal duniawi yang digambarkan tentunya menodai kemuliaan
seorang utusan Allah. Menurut al-Żahabī, sesuatu yang menjadi
panutan, apalagi seorang Rasul, maka harus memiliki sifat-sifat lahiriah,
disamping moral yang menunjukkan kekaguman pada mereka. 46
Buku Karya Rosihon Anwar berjudul Melacak Unsur isrāīliyyāt
dalam al-Ṭabarī dan Tafsir Ibn Kaṡīr juga membahas tentang kisah
Nabi Daud dan Jālūt yang penafsiran ayatnya merujuk pada riwayat
Wahab ibn Munabbih seperti riwayat yang telah dipaparkan penulis di
46
Muhammad Ḥusain al- Żahabī, Isrāīliyyāt fī Tafsīr wa al-Hadīṡ, 161.
106
47
Rosihon Anwar, Melacak Unsur-Unsur Isrāīliyyāt , 87.
107
48
Nurhidayat, Kisah Nabi Isa dalam al-Qur’an (Suatu Kajian Sejarah, (Tesis
S2: UIN Alauddin Makassar, 2017), 18.
49
Nurhidayat, “Kisah Nabi Isa dalam Al-Qur’an, 18.
109
50
Ibn Jarīr al-Ṭabarī, Tafsir al-Ṭabarī, Jilid 8, 95.
110
51
Ibn Jarīr al-Ṭabarī, Tafsir al-Ṭabarī, jilid 6. 691.
111
52
Ibn Jarīr al-Ṭabarī, Tafsir al-Ṭabarī, jilid 6. 696.
112
kepad kami dari Qatādah, tentang firman Allah ْ ُْومَ اْصَ لَ بُ وه
َ َُومَ اْقَ تَ لُوه
َولَٰ كِ ن ْشُ بِِ هَ ْ َِلُم ia berkata, ‘seorang laki-laki dari golongan al-
53
Rosihon Anwar, Melacak Unsur-Unsur Isrāīliyyāt , 111.
113
54
Rosihon Anwar, Melacak Unsur-Unsur Isrāīliyyāt , 111.
114
55
Izzah Annisa, Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul, 126-127.
56
Rosihon Anwar, Melacak Unsur-Unsur Isrāīliyyāt, 111.
57
Rosihon Anwar, Melacak Unsur-Unsur Israiliyyat, 111.
115
kehidupan Nabi Isa sehingga pada buku kisah untuk anak-pun masih
tercantum. Yang perlu diyakini bagi umat Islam adalah Nabi Isa
bukanlah orang yang dibunuh dan disalib pada saat itu.
Diantara alasan yang menguatkan bahwa Nabi Isa tidak dibunuh
adalah : Nabi Isa adalah utusan Alah, bukan orang yang dilaknat
sehingga harus menebus dosa dengan cara disalib seperti apa yang
diyakini umat Nasrani hingga saat ini. Peristiwa penyaliban ini pun tidak
boleh diyakini oleh umat muslim karena tidak dapat dibenarkan baik
secara naqli maupun aqli.
A. Pandangan Penulis Tentang Riwayat Isrāīliyyāt Pada Buku
“Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul”
Infiltrasi masih terjadi bahkan dalam buku modern seperti buku
kisah para Nabi untuk anak-anak. Riwayat-riwayat isrāīliyyāt masih
terus berkembang dan menyusup pada elemen-elemen keilmuan Islam
sehingga perlu kehati-hatian dalam menyaring yang telah jauh beredar.
Jarak waktu penulisan tafsir hingga saat ini terpaut sangat jauh. Bagian
positif dari dimensi waktu tersebut adalah semakin banyaknya
perkembangan keilmuan terkait tafsir di seluruh dunia sehingga semakin
banyak referensi untuk bahan belajar umat Islam. Salah satu sisi
negatifnya adalah perkembangan yang tidak terkendali, menyasar pada
hal-hal yang kurang baik untuk ajaran Islam, diantaranya adalah riwayat
isrāīliyyāt yang turut berkembang mengiring perkembangan ilmu tafsir.
Buku Kisah Teladan 25 Nabi sangat dikemas dengan bahasa yang
ringan dan menarik untuk belajar agama usia anak-anak. Sudah tentu,
bahwa pembelajaran agama berdasarkan kisah-kisah lebih mudah
diserap anak-anak. Tak jarang, ingatan dari pembelajaran masa kecil
itulah yang akan dibawa hingga dewasa nanti. Adapun untuk
116
58
Izzah Annisa ‘Penulis Buku “Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul”’
Diwawancarai oleh Shivi Mala Ghummiah, Lamongan, 22 Februari 2021, Jawa
Timur.
117
yang terdapat pada buku Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul dan telah
dibahas pada penelitian kali ini, perlu diketahui bahwa buku Kisah
Teladan 25 Nabi dan Rasul telah mengemas kisah para Nabi dengan
sangat baik. Bahkan bisa dibilang hanya sedikit yang tercampur dengan
riwayat-riwayat isrāīliyyāt diantara banyaknya riwayat isrāīliyyāt
tentang kisah para Nabi.
118
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembahasan penelitian tentang isrāīliyyāt yang terdapat pada
buku Kisah Teladan 25 Nabi telah tuntas dipaparkan penulis pada bab-
bab sebelumnya. Dari pembahasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan
bahwa pada buku cerita anak berjudul Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul
karya Ibu Izzah Annisa terdapat kisah-kisah Nabi yang di dalamnya
terdapat infiltrasi riwayat-riwayat isrāīliyyāt. Kesimpulan ini didapat
penulis setelah mengkaji beberapa kisah Nabi dalam buku tersebut,
yaitu pada kisah dua anak Adam, Nabi Nuh, Nabi Ayyub, Nabi Daud,
dan Nabi Isa.
Pada kisah-kisah yang dibahas di penelitian ini, terdapat
kontaminasi cerita yang berasal dari riwayat isrāīliyyāt. Kontaminasi
riwayat isrāīliyyāt pada buku tersebut terdapat pada beberapa tempat
dengan beberapa jenis isrāīliyyāt. Sebagian termasuk pada isrāīliyyāt
yang bertentangan dengan Islam, dan sebagian termasuk pada riwayat
isrāīliyyāt yang didiamkan.
Riwayat isrāīliyyāt kisah dua anak Nabi Adam terdapat pada
sebab terjadinya kurban oleh Qa>bil dan Ha>bil, yaitu untuk menikahi
perempuan cantik. Riwayat isrāīliyyāt pada kisah Nabi Nuh terdapat
pada penjelasan detail ukuran kapal Nabi Nuh. Riwayat isrāīliyyāt kisah
Nabi Ayyub terdapat pada penjelasan penyakit Nabi Ayyub yang
berlebihan dan menurunkan derajat kenabian. Riwayat isrāīliyyāt kisah
Nabi Daud terdapat pada alasan Nabi Daud mengalahkan Ja>lu>t, yaitu
demi menikah dengan putri raja dan mendapatkan kekuasaan. Riwayat
119
120
isrāīliyyāt kisah Nabi Isa terdapat pada penyerupaan orang yang disalib
dan dibunuh, sedangkan Nabi Isa diangkat oleh Allah.
Terlepas dari itu, buku Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul tetaplah
buku yang sangat bagus dan menarik. Menurut Izzah Annisa, penulis
buku Kisah teladan 25 Nabi dan Rasul, dalam penulisan buku tersebut
penulis menggunakan referensi buku dan kitab karya ulama, termasuk
tafsir Ibn Kaśīr. Maka tidak heran jika diantara semua pembahasan kisah
para Nabi dalam buku tersebut, hanya ditemukan sedikit kisah
isrāīliyyāt yang mencampuri di dalamnya, yaitu kisah-kisah yang
dibahas dalam penelitian ini.
B. Saran
Kisah para nabi bukanlah dongeng anak-anak semata, melainkan
salah satu bagian dari ajaran Islam. oleh sebab itu, seiring perkembagan
zaman dan mudahnya akses pendidikan, penyebaran riwayat isrāīliyyāt
pada kisah Nabi harus segera diminimalisir agar bayang-bayang
khura>fa>t tidak melekat pada ajaran Islam.
Untuk pembaca, baik dari kalangan orang tua, guru, maupun
anak-anak, hendaknya selalu slektif dalam memilih buku bacaan anak,
terutama yang berkaitan dengan ilmu agama. Agar anak-anak bisa
mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan al-Qur’an dan sunnah.
Begitu juga untuk penulis buku-buku anak, agar lebih berhati-hati dalam
memilih referensi tulisan, agar bisa menyajikan informasi yang valid
dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Penelitian ini tentu masih terdapat kekuarangan, sehingga untuk
peneliti selanjutnya diharap bisa menyempurnakan sisi yang belum
dibahas dalam penelitian ini. Diantaranya adalah kisah Nabi-Nabi lain
yang belum dibahas, baik dalam buku Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul
121
atau buku kisah yang lain. Penelitian tentang riwayat isrāīliyyāt masih
sangat perlu untuk dilanjutkan oleh para akademisi. Dengan harapan,
kisah-kisah isrāīliyyāt yang berkembang di masyarakat bisa berkurang.
122
DAFTAR PUSTAKA
Buku/Kitab
Annisa, Izzah. Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul. Yogyakarta: PT.
Bentang Pustaka, 2017.
Anwar, Rosihon. Melacak Unsur-Unsur Isrāīliyyāt dalam Tafsir al-
Ṭabarī dan Tafsir Ibn Kas{i>r . Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999.
al-Bāsyūnī, Syaikh Hamīd Ahmad al- Ṭāhir, Ṣaḥīḥ Qaṡaṡ al-Qur’ān,
terj. Muhyiddin Mas Rida dan Muhammad Khalid Sharih,
(Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2015.
Dalimunthe, Sehat Sulthoni. Filsafat Pendidikan Anak. Yogyakarta:
CV. Budi Utama, 2016.
(HAMKA), Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Tafsir al-Azhār.
Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD, 2008.
Ibn Kaṡīr, Lubāb al-Tafsīr min Ibni Kaṡīr, Terj. Abdul Ghaffar dan Abu
Ihsan Al-Atsari. Bogor: Pustaka Imam Syafi'i, 2004.
KEMENAG RI. “Al-Qur’an Tajwid dilengkapi Terjemah’, Jakarta :
Maghfiroh Pustaka, 2016.
Mohd Nazri Ahmad, Mohd Najib Abdul Kadir. Isrāīliyyāt, Pengaruh
dalam Kitab Tafsir. Kuala Lumpur: SANON PRINTING
CORPORATION SDN BHD, t.thn.
Moleong, Lexy D. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdyakarya, 2011.
al-Qaṭṭān, Mannā’ Khalīl, Mabāḥīṡ Fī Ulūm al-Qur'ān, terj. Mudzakir
As. Bogor : Lintera AntarNusa, 2013.
al-Qurṭūbī, Abū Abdillāh ibn Muhammad. Tafsir al-Qurṭūbī, jilid 6.
Bogor: Pustaka Azzam, t.thn.
Raco. Metode Penelitian Kualitatif. Jenis, Karakteristik dan
Keunggulannya. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,
2010.
al-Sahbuny, Ali. Kamus Al-Qur’an, Qur'anic Explorer. Jakarta: Shahih,
2016.
Shihab, M. Quraish. Membumikan Ulumul Qur'an . Bandung: Mizan,
1995.
......., M. Quraish. Studi Ilmu-Ilmu Qur'an. Jakarta: Pustaka, 2016.
123
124
Artikel Jurnal
Aisyah, Muh. Adil Makmur dan Siti. “Etika Jima' Menurut Imam
Madzhab.” Shautuna, (Mei 2020): 149-167.
Amin, Muhammad. “Kisah Adam dalam al-Qur’an dan Al-kitab serta
Pengaruhnya dalam Tafsir.” Jurnal Ilmu Agama, vol. 21, no. 22
(2020): 276-289.
Dalimunthe, Sehat Sulthoni. “Metode Kisah dalam Perspektif al-
Qur’an.” JURNAL TARBIYAH, 2016: 274-293.
Haramain, Muhammad. “Analisis Pesan Dakwah pada Kisah Dua Putra
Adam dalam al-Qur’an.” KOMUNIDA : Media Komunikasi dan
Dakwah, t.thn: 120-135.
Kahar, Abd. “Memahami Eksistensi Isrāīliyyāt dalam Tafsir.”
FURQANA, vol. 2, no.1. ( Februari 2016): 17-24.
Mahfud, Choirul. “Tafsir Kontekstual Ibadah Kurban dalam Islam.”
Humanika : Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, (M2014): 1-16.
Mahmud, Basri. “Isrāīliyyāt dalam tafsir Al-Thaba>ri.” Munzir, vol. 8,
no. 2, (November 2015): 157-178.
Muhammad, Muhammad Thaib. “Kisah Daud A.S. dalam Perspektif al-
Qur’an.” Al-Mu'ashirah, vol. 15, no. 2 ( Juli 2018): 191-205.
Najib, Muhammad. “Kisah Nabi Adam As. Dalam Al-Qur’an.” Al-
Itqan, vol.1, no. 1 (Juli 2015) : 105-125.
Nursyamsu. “Masuknya Isrāīliyyāt dalam Tafsir Al-Qur’an.” Jurnal Al-
Irfani, vol. 3, no. 1 (2015): 1-29.
Raihanah, “Isrāīliyyāt dan Pengaruhnya terhadap Tafsir Al-Qur’an”
Tarbiyah Islamiah, vol. 5, no. 1 (Juni 2015): 96-116.
125
Skripsi/Tesis/Disertasi
Annisa, maria Ulfa, “Studi Kritik Kisah Isrāīliyyāt Adam dan Hawa
dalam Tafsir al-Ṭabarī” Skripsi S1., UIN Sultan Syarif Kasim
Riau, 2019.
Haq, Zia Ul “Penafsiran Isrāīliyyāt tentang Kisah Nabi Ayyub
As.dalam Kitab Tafsir Ibn Katsir” Skripsi S1., IAIN Palopo, 2018.
Nafisah, Siti. “Studi Analisis Kisah nabi Sulaiman As dalam Buku
Cerita Anak : Komparasi atas Kisah Nabi Sulaiman dalam Al-
Qur’an.” Skripsi S1., UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.
Nurhidayat. “Kisah Nabi Isa dalam Al-Qur’an.” Tesis S2., UIN
Alauddin Makassar, 2017.
Suherman, Jumadi. “Ketidaksesuaian Kisah Nabi Ibrahim dalam Buku
Anak dengan Al-Qur’an.” Skripsi S1., UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2017.
Ummi, Hasnil. “Muatan Isrāīliyyāt dalam Kisah Nabi Musa, Harun,
dan Samiri Telaah Terhadap Tafsir Al-Thaba>ri.” Skripsi., S1 UIN
Syarif Kasim Riau, 2019.
Wawancara
Annisa, Izzah, "Penulis Buku "Kisah 25 Nabi dan Rasul" Diwawancarai
oleh Shivi Mala Ghummiah. Lamongan, 25 Januari 2021, Jawa
Timur.
Website
126