Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/324993667

KARBONISASI LIMBAH DAUN KETAPANG UNTUK BIOSORPSI Cr (VI) DALAM


AIR

Article · May 2018

CITATION READS

1 37

3 authors, including:

Amilia Linggawati Muhdarina Muhdarina


Universitas Riau Universitas Riau
11 PUBLICATIONS   5 CITATIONS    18 PUBLICATIONS   8 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

CPO Esterification by clay base solid catalyst into biodiesel View project

Production of bio diesel from CALLOPHYLLUM INOPHYLLUM oil using Cengar Clays as catalyst View project

All content following this page was uploaded by Muhdarina Muhdarina on 30 October 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Karbonisasi Limbah Daun Ketapang Untuk Biosorpsi Cr (VI) dalam Air

KARBONISASI LIMBAH DAUN KETAPANG


UNTUK BIOSORPSI Cr (VI) DALAM AIR

Nurdian Nopitasari, Amilia Linggawati, Muhdarina*

Laboratorium Riset Sains Material, Jurusan Kimia


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau
Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia
Email: muhdarina.m@lecturer.unri.ac.id

Abstrak
Limbah daun ketapang (LDK) telah digunakan sebagai bahan baku untuk
penyediaan biosorben. Biosorben LDK disiapkan melalui tahap karbonisasi
o
pada suhu 300 C selama 0,5 jam (K-0,5),1 jam (K-1) dan 2 jam (K-2). Uji
daya sorpsi biosorben LDK terhadap kation Cr(VI) dipelajari pada pH
larutan, waktu kontak dan konsentrasi adsorbat yang bervariasi. Jumlah
kation yang teradsorpsi diukur dengan metoda Spektroskopi Serapan Atom
(SSA). Karakteristik gugus fungsi permukaan bioarang sebelum dan setelah
proses sorpsi dianalisis secara spektroskopi Fourier Transform Infra Red
(FTIR). Efisiensi penjerapan (%) kation Cr (VI) oleh bioarang LDK K-0,5; K-1
dan K-2 berturut-turut adalah 83,35; 80,94 dan 82,77. Hasil ini didapat pada
kondisi optimum pH 2, waktu kontak 2 jam dan konsentrasi awal adsorbat 30
ppm. Gugus fungsi permukaan bioarang LDK dan bioarang LDK yang telah
menjerap Cr(VI) adalah identik, namun adanya Cr(VI) pada permukaan
bioarang menyebabkan sedikit pergeseran ke arah bilangan gelombang
yang lebih pendek.

Kata kunci: Biosorben, Karbonisasi, Limbah daun ketapang

PENDAHULUAN yang ramah lingkungan. Biosorben dari LDK


dapat diperoleh melalui aktivasi secara kimia,
Ketapang (Terminalia catappa Linn) fisika maupun gabungan keduanya. Jnr dan
merupakan tanaman pantai dengan daerah Jose (2007) memanfaatkan LDK yang telah
penyebaran yang cukup luas. Tanaman ini diaktivasi dengan asam nitrat sebagai
berasal dari daerah tropis di India, kemudian biosorben untuk mengadsorpsi ion Cr(VI)
menyebar ke Asia Tenggara. Di Indonesia dalam air dengan kemampuan jerapan
tanaman ini dapat tumbuh secara liar di sebanyak 76%. Rao dkk (2010)
pantai atau ditanam dengan tujuan sebagai memanfaatkan LDK yang dikeringkan di
peneduh. Tanaman ketapang menggugur- bawah sinar matahari selama 2 minggu dan
kan daunnya setiap hari dan paling banyak mampu mengadsorpsi Cd(II) sebesar
berguguran pada musim kemarau, sehingga 84,24%. Yully dkk (2015) mensintesis bio-
menimbulkan sampah. Sampah atau Limbah arang LDK secara fisika melalui karbonisasi
Daun Ketapang (LDK) merupakan sumber pada temperatur 3000C dengan waktu 0,5; 1,
karbon yang tinggi sehingga berpeluang dan 2 jam. Bioarang ini berperan sebagai
digunakan sebagai bahan dasar material adsorben dalam proses adsorpsi metilen biru
biosorben. dengan kapasitas jerapan (mg/g) masing-
Biosorben merupakan salah satu masing sebanyak 4,3478; 6,0024 dan
media yang dapat digunakan dalam 5,1282. Bersamaan dengan itu ternyata
penanganan limbah logam berat maupun bioarang dengan kadar abu (13%) terendah
organik karena memiliki banyak keunggulan dijumpai pada lama waktu karbonisasi 120
seperti daya serapnya tinggi, harganya yang menit, meskipun kadar airnya cukup tinggi
relatif murah, mudah didapat dan sifatnya (2,84%).

30
Ind.Che.Acta Vol. 5 (1) November 2014
Karbonisasi Limbah Daun Ketapang Untuk Biosorpsi Cr (VI) dalam Air

Penelitian ini akan mempelajari ke- Penentuan efisiensi penjerapan Cr(VI)


mampuan bioarang LDK untuk meng- oleh bioarang LDK berdasarkan variasi
adsorpsi kation logam berat Cr(VI) dengan konsentrasi
memperhatikan parameter pH, lama waktu Sebanyak 0,1 g bioarang K-0,5; K-1
pengadukan dan konsentrasi adsorbat. dan K-2 masing-masing dimasukkan ke
Karakteristik bioarang sebelum dan sesudah dalam erlenmeyer 50 mL dan ditambahkan
proses biosorpsi juga ditentukan. 10 mL larutan Cr(VI) dengan variasi konsen-
trasi 20, 30, 40, dan 45 ppm. Kemudian
campuran diaduk dengan kecepatan 120 rpm
BAHAN DAN METODA dengan kondisi pH dan waktu optimum.
Campuran disaring dan filtratnya dianalisis
Alat yang digunakan spektrofotometri dengan spektrofotometer serapan atom.
serapan atom (Parkin Elmer A. Analisis
7000), Furnace (Optic Iuvmen System), Karakteristik gugus fungsi bioarang LDK
water bath shaker (SIBATA-120), timbangan menggunakan FTIR
analitik (Metller Taledo), pH meter, desikator, Karakterisasi gugus fungsi bioarang
krusibel, kertas saring Whatman No. 42 serta LDK 1 jam, 2 jam dan bioarang LDK setelah
peralatan gelas. adsorpsi dengan Cr(VI) ditentukan secara
Bahan yang digunakan adalah bio- spektroskopi infra merah. Sampel digerus
arang LDK (Yully dkk, 2015), K2Cr2O7 bersamaan dengan bubuk KBr, kemudian
sebagai sumber kation uji, HNO3 pengatur pH campuran diletakkan pada plat analisis alat
dan akuades sebagai pelarut. FTIR. Gugus fungsi bioarang terbaca pada
beberapa bilangan gelombang melalui
Penyediaan sampel monitor.
Sampel bioarang yang dipelajari
mengacu kepada Yully dkk (2015). Semua Analisis data
bioarang adalah hasil karbonisasi pada Hasil analisis data FTIR dan adsorpsi
300°C yang masing-masing diberi kode Cr(VI) oleh bioarang LDK disajikan dalam
menurut lama waktu karbonisasi: 0,5 jam (K- bentuk spektrogram dan tabel. Untuk me-
0,5); 1 jam (K-1) dan 2 jam (K-2). nentukan efisiensi penjerapan dinyatakan
dengan persamaan:
Penentuan efisiensi penjerapan Cr(VI) C  Ce (1)
oleh bioarang LDK berdasarkan variasi pH %adsorpsi  o x100%
Ce
Setiap 0,1 g sampel bioarang di- Keterangan:
masukkan ke dalam erlenmeyer 50 mL dan 𝐶𝑜 = konsentrasi awal larutan (mg/L)
ditambahkan 10 mL larutan Cr(VI) 20 ppm 𝐶𝑒 = konsentrasi larutan pada kesetim- bangan
yang telah diatur pHnya (1, 2, dan 3) dengan (mg/L)
penambahan HNO3 kemudian di-aduk
dengan kecepatan 120 rpm selama 30 menit. HASIL DAN PEMBAHASAN
Campuran disaring dan filtratnya di-analisis
dengan spektrofotometer serapan atom. Penentuan efisiensi penjerapan Cr(VI)
oleh bioarang LDK berdasarkan variasi pH
Penentuan efisiensi penjerapan Cr(VI) Hasil penentuan daya adsorpsi bio-
oleh bioarang LDK berdasarkan variasi arang LDK terhadap larutan yang mengan-
waktu pengadukan dung kation Cr(VI) dengan variasi pH yaitu 1,
Sebanyak 0,1 g bioarang dimasukkan 2, dan 3 (Tabel 1).
ke dalam erlenmeyer 50 mL dan ditambah-
kan 10 mL larutan Cr(VI) 20 ppm dengan Penentuan efisiensi penjerapan Cr(VI)
kondisi pH optimum, kemudian diaduk oleh bioarang LDK berdasarkan variasi
dengan kecepatan 120 rpm selama rentang waktu kontak
waktu 5-150 menit. Campuran disaring dan Hasil adsorpsi kation Cr(VI) oleh
filtratnya dianalisis dengan spektrofotometer bioarang LDK pada setiap waktu kontak
serapan atom. ditunjukkan di dalam Tabel 2.

31
Ind.Che.Acta Vol. 5 (1) November 2014
Karbonisasi Limbah Daun Ketapang Untuk Biosorpsi Cr (VI) dalam Air

Penentuan efisiensi penjerapan Cr (VI) Hasil karakterisasi gugus fungsi


oleh bioarang LDK berdasarkan variasi Hasil penentuan gugus fungsi meng-
konsentrasi gunakan FTIR pada sampel LDK, bioarang
Penentuan konsentrasi optimum dan bioarang +Cr dapat dilihat pada Gambar
penjerapan Cr(VI) dengan konsentrasi 20 1 dan 2.
ppm, 30 ppm, 40 ppm dan 45 ppm dengan
kondisi pH dan waktu pengadukan optimum
dapat dilihat dalam Tabel 3.

Tabel 1. Kemampuan penjerapan Cr(VI) oleh bioarang LDK berdasarkan variasi pH


Persentase penjerapan (%)
pH
K-0,5 K-1 K-2
1 51,176 48,382 52,793
2 51,628 52,279 50,725
3 24,281 28,502 28,502

Tabel 2. Kemampuan penjerapan Cr(VI) berdasarkan variasi waktu kontak


Persentase penjerapan (%)
t (menit)
K-0,5 K-1 K-2
5 37,2852 35,8118 36,7093
15 42,607 41,2421 38,5909
30 49,5904 47,6617 46,3163
45 56,1489 51,9349 48,5245
60 59,1068 56,6943 52,756
75 78,8528 76,4879 74,8524
90 80,4256 76,9534 73,3555
120 84,0986 83,671 81,4193
135 82,4334 77,9027 78,2324
150 81,445 79,2107 77,3673

Tabel 3. Hasil penjerapan Cr(VI) oleh bioarang LDK berdasarkan variasi konsentrasi
Persentase penjerapan (%)
Co (ppm)
K-0,5 K-1 K-2
20 81,817 78,2335 77,2028
30 83,3503 80,9408 82,7724
40 40,2254 40,1807 40,1503
45 42,0423 42,0209 41,9869

Gambar 1. Spektrum FTIR (a) bioarang LDKK-1 (b) bioarang LDKK-2

32
Ind.Che.Acta Vol. 5 (1) November 2014
Karbonisasi Limbah Daun Ketapang Untuk Biosorpsi Cr (VI) dalam Air

Gambar 2. Spektrum FTIR (a) bioarang LDKK-1 + Cr, (b) bioarang LDKK-2+ Cr.

PEMBAHASAN karbonisasi 0,5; 1 dan 2 jam masing-masing


adalah 84,0986%; 83,671% dan 81,4193%.
Efisiensi penjerapan Cr(VI) oleh bioarang Waktu pengadukan optimum 120 menit sama
LDK dengan hasil penelitian yang dilaporkan oleh
Hasil pengujian daya jerap Cr(VI) oleh Hasrianti (2012) tentang adsorpsi ion Cd2+
bioarang LDK sebagai fungsi pH ditunjukkan dan Cr6+ menggunakan kulit singkong.
pada Tabel 1. Umumnya daya jerap bioarang Kemampuan adsorpsi Cr(VI) dari ke
relatif tinggi ditemui pada larutan adsorbat tiga adsorben tidak jauh berbeda pada setiap
dengan pH 2. Pada pH asam permukaan variasi konsentrasi Cr(VI). Pada Tabel 3
biosorben cenderung bermuatan positif, dapat diketahui bahwa konsentrasi optimum
sementara di pihak lain Cr(VI) berbentuk penjerapan Cr(VI) pada 30 ppm. Pada tahap
anion seperti HCr2O4-, CrO42- dan Cr2O72-. awal situs aktif adsorben masih kosong se-
Dengan demikian anion khrom dapat ber- hingga penjerapan meningkat. Peningkatan
interaksi pada permukaan bioarang. Hal yang konsentrasi selanjutnya menyebabkan daya
senada telah dilaporkan oleh Susanti (2009) adsorpsi menurun karena sejumlah adsorbat
untuk penjerapan ion logam kromium meng- Cr(VI)) tidak bisa lagi berinteraksi dengan
gunakan alga hijau; Altun dan Pehlivan situs adsorpsi. Jumlah Cr(VI) terjerap pada
(2012) untuk adsorpsi Cr(VI) menggunakan kosentrasi 30 ppm dengan waktu karbonisasi
cangkang walnut serta Sulaiman dan Cahya- 0,5; 1 dan 2 jam masing-masing adalah
ningrum (2013) untuk adsorpsi Cr(VI) meng- 83,3503%; 80,9408% dan 82,7724%. Di
gunakan kitosan. Nampak pula bahwa ketiga depan disebutkan bahwa bioarang LDK
biosorben LDK memberikan persentase je- mengandung sejumlah abu (Yully dkk,2015).
rapan yang hampir sama, artinya jumlah Kemampuan jerapan biosorben LDK ini
gugus fungsi yang dimiliki ketiganya juga berkorelasi dengan kadar abu yang ada
hampir sama. padanya. Pada kondisi asam, kation logam
Pada Tabel 2 ditunjukkan persentase penyusun abu yang melekat pada bioarang
penjerapan berdasarkan variasi waktu terlarutkan, dan pada saat yang sama di-
pengadukan bioarang LDK dalam larutan. mungkinkan terjadi pertukaran kation Cr
Didapatkan adsorpsi optimum terjadi pada dengan kation permukaan bioarang.
waktu 120 menit. Pada awal adsorpsi, situs
aktif pada permukaan bioarang LDK masih Karakterisasi gugus fungsional bioarang
kosong sehingga dapat menjerap Cr(VI) LDK
secara maksimal. Peningkatan waktu selan- Menurut Gambar 1, perbedaan waktu
jutnya menyebabkan situs aktif yang tersisa karbonisasi terhadap bubuk LDK hanya
tinggal sedikit, akibatnya terjadi persaingan menunjukkan sedikit pergeseran bilangan
antara molekul adsorbat untuk menempati gelombang dari masing-masing gugus fungsi.
pori-pori pada adsorben sehingga adsorpsi Hal yang sama juga tampak pada Gambar 2.
cenderung menurun. Persentase Cr(VI) yang Tetapi bila dibandingkan antara spektrogram
terjerap pada waktu 120 menit dengan waktu bioarang dengan bioarang yang telah
menjerap sejumlah Cr(VI), ada pergeseran
33
Ind.Che.Acta Vol. 5 (1) November 2014
Karbonisasi Limbah Daun Ketapang Untuk Biosorpsi Cr (VI) dalam Air

ke arah bilangan gelombang yang lebih arang dengan karakter gugus fungsi dan
pendek setelah terjadi adsorpsi Cr(VI). daya adsorpsi tertentu. Semua bioarang
Menurut Altun dan Pehlivan (2012) mampu berperan sebagai biosorben
-1
pada bilangan gelombang 1000-1300 cm
bagi kation Cr(VI). Penjerapan Cr(VI)
terdapat vibrasi stretcing dari asam karbok-
silat dan alkohol. Menurut Haider dkk (2011) yang paling tinggi dijumpai pada sistem
Lakton dan senyawa aromatik ditunjukkan adsorpsi dengan pH larutan adsorbat 2,
-1
pada bilangan gelombang 1060-1275 cm . konsentrasi awal 30 ppm dan waktu
Vibrasi senyawa C=O dari karboksilat, kuinon kontak 2 jam. Masing-masing biosorben
dan fenolat terdapat pada bilangan gelom- memberikan efisiensi penjerapan
bang 1540-1725 cm-1. Vibrasi C-H pada sebesar 83,3503% (K-0,5); 80,9408%
cincin aromatik pada bilangan gelombang
(K-1) dan 82,7724% (K-2). Variasi waktu
650-900 cm-1.
Pada penelitian ini LDK K-1 dan K-2 karbonisasi tidak banyak mempengaruhi
memiliki bilangan gelombang pada 779,42- efisiensi penjerapan Cr(VI), dan
964 cm-1 menunjukkan adanya vibrasi C-H didapatkan karbonisasi 0,5 jam lebih
aromatik. Pada bilangan gelombang 1076,28; baik dari waktu lainnya.
1114,86; dan 1199,72 cm -1 menunjukkan
adanya vibrasi stretching asam karboksilat
dan alkohol. Pada bilangan gelombang
UCAPAN TERIMA KASIH
1604,77 cm-1 vibrasi gugus C=O dari karbok-
silat, kuinon dan fenolat. Setelah sampel
mengadsorpsi Cr(VI), terjadi penurunan Penulis mengucapkan terima
bilangan gelombang yang ditunjukkan me- kasih kepada semua pihak yang terlibat
lalui vibrasi C-H pada 780,24-875,72 cm-1, dalam penelitian ini, diantaranya Kepala
vibrasi asam karboksilat dan alkohol terjadi dan PLP Laboratorium Riset Sains
penurunan menjadi 1056,07; 1084,04; Material dan Laboratorium Kimia Dasar
1223,89; dan 1275 cm-1. Vibrasi C=O untuk Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
karboksilat, kuinon dan fenolat menurun
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
menjadi 1584,59; 1588,45 dan 1601,95 cm -1.
Berdasarkan pergeseran bilangan gelom- Riau. Begitu pula untuk staf Labo-
bang di atas dapat dimaknai bahwa gugus ratorium Pengujian Air Unit Pelaksana-
fungsi berperan dalam proses adsorpsi an Teknis Pengujian Dinas Pekerjaan
Cr(VI). Umum Provinsi Riau yang telah
memfasilitasi penelitian, sehingga
penelitian ini dapat diselesaikan
KESIMPULAN

Karbonisasi LDK pada 300oC dengan


waktu yang bervariasi menghasilkan bio-

DAFTAR PUSTAKA

Altun, T., and Pehlivan, E. 2012. Removal of Cr(VI) from aqueous solutions by modified walnut
shells. Food Chemistry 132 (2): 693-700.

Haider,S., Bukhari,N., Park, S., Iqbal, Y., and Masry, W. 2011. Adsorption of bromo-phenol blue
from an aqueous solution onto thermally modified granular charcoal. Chemical Engineering
Research and Design 89 (1): 23-28.

Hasrianti. 2012. Adsorpsi ion Cd2+ dan Cr6+ pada limbah cair menggunakan kulit singkong. Tesis.
Universitas Hasanuddin. Makasar.

34
Ind.Che.Acta Vol. 5 (1) November 2014
Karbonisasi Limbah Daun Ketapang Untuk Biosorpsi Cr (VI) dalam Air

Jnr, M. N., and Jose, V. L. 2007. Kinetic study of liquid-phase adsorptive removal of heavy metals
ions by almond tree (terminalia catappa l.) leaves waste. Bulletin of Chemical Society of
Ethiopia 21(3) : 349-362.

Kurniawati, D. 2014. Penyerapan ion seng, timbal dan krom oleh abu terbang (fly ash) secara
statis. EKSAKTA 1(15) : 29-33.

Rao, K.S., Anand, S., and Venkateswarlu, P. 2010. Equilibrium and kinetic studies for cd(ii)
adsorption from aqueous solution on terminalia catappa linn leaf powder biosorbent. Indian
Journal of Chemical Technology 1(1) : 329-336.

Sulaiman, N., dan Cahyaningrum, S. E. 2013. Penentuan pH optimum adsorpsi ion logam Cr(VI)
oleh kitosan bead dan kitosan-silika bead. Unesa Journal of Chemistry 2 (1): 89-93.

Susanti, T. 2009. Studi biosorpsi ion logam Cr (VI) oleh biomassa alga hijau yang diimobilisasi
pada kalsium alginat. Skripsi. Universitas Indonesia. Depok.

Yully, A., Muhdarina, dan Nurhayati. 2015. Bioarang limbah daun ketapang (terminalia catappa l)
sebagai adsorben zat warna metilen biru dalam larutan berair. JOM FMIPA 2 (1): 246- 256.

35
Ind.Che.Acta Vol. 5 (1) November 2014

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai