TINJAUAN PUSTAKA
4
Cangkang kerang merupakan bahan sumber mineral yang pada umumnya
berasal dari hewan laut berupa kerang yang telah mengalami penggilingan dan
mempunyai karbonat tinggi (Blgies, 2011). Umumnya, serbuk cangkang kerang
dari berbagai jenis mengandung komposisi kimia yang dapat dilihat dalam Tabel
2.1.
Tabel 2.1. Komposisi kimia cangkang lokan
5
higroskopis dan larut dalam air dengan berat molekul 120 g/mol, densitas 2.04
g/cm3. pH natrium dihidrogen fosfat (NaH2PO4) adalah 4,1 – 4,5 (50 g/l, H 2O, 20
0
C) natrium dihidrogen fosfat (NaH2PO4) merupakan senyawa yang cukup
beracun karena dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan seperti batuk
dan sesak nafas, mata kemerahan dan nyeri.
6
Gambar 2.2 Cangkang Kepiting Bakau (Scylla olivacea) (Pribadi, 2019)
2.6 Kitosan
Kitosan (C6H11NO4)n merupakan polimer alami yang berpotensi
digunakan sebagai serat/filler dalam pembuatan komposit. Kitosan dihasilkan
dari chitin berasal dari polysaccaride alami yang ditemukan pada kepiting, udang,
lobster, karang, kepik, ubur-ubur dan jamur (Venketesan , 2010). Kitosan
termasuk dalam biomaterial polimer. Kitosan merupakan aminopolysaccharide
dengan struktur mirip dengan selulosa (Barinov, 2010). Kitosan memiliki karakter
bioresorbabel, non-toxic, non-antigenik dan biofungsional. Kitosan tidak larut
dalam air, alkali dan pelarut organik, tetapi larut dalam larutan asam organik dan
dapat terdegradasi oleh enzim dalam tubuh (Dewi, 2008). Selain itu, kitosan
memiliki karakter biokompatibel, biodegradabel, dan osteokonduktif (Liu et al.,
2006). Kitosan di peroleh melalui proses demineralisasi, deproteinasi dan
deasetilasi. Reaksi demineralisasi dalam pelarut asam adalah sebagai berikut:
CaCO3(s) + 2HCl(aq) CaCl2(aq) + CO2(g) + H2O(l) ....................(2.1)
Reaksi deproteinasi menggunakan NaOH adalah sebagai berikut:
7
Gambar 2.5. Mekanisme Proses Deasetilasi
8
Tabel. 2.3 Beberapa senyawa kalsium fosfat yang penting
Rasio molar
Nama senyawa Rumus senyawa
Ca/P
Monocalcium phosphate
Ca(H2PO4)2H2O 0.5
monohydrate
Monocalcium phosphate
Ca(H2PO4)2 0.5
anhydrous
(Shojai, 2013)
2.9 Komposit
Kata komposit berasal dari kata “to compose” yang berarti menyusun atau
menggabung. Secara sederhana bahan komposit berarti bahan gabungan dari dua
atau lebih bahan yang berlainan. Komposit adalah suatu bahan yang merupakan
gabungan atau campuran dari dua material atau lebih untuk membentuk material
9
ketiga yang lebih bermanfaat (Gibson, 1994). Kombinasi dari campuran tersebut
akan dihasilkan material komposit yang mempunyai sifat mekanik dan
karakteristik yang berbeda dari material pembentuknya. Unsur-unsur utama
penyusun komposit adalah matriks dan penguat. Fungsi dari penguat adalah
sebagai penopang kekuatan dari komposit. Matriks adalah fasa dalam komposit
yang mempunyai bagian atau fraksi volume terbesar (dominan) (Gibson, 1994).
Menurut Hull dan Clyne (1996) berdasarkan jenis matriksnya, klasifikasi
komposit secara umum terbagi atas tiga bagian:
a. Polymer Matrix Composite (PMC)
PMC merupakan komposit yang bahan matriksnya berjenis polimer resin.
Polimer merupakan matriks yang paling umum digunakan pada material komposit
karena memiliki sifat yang lebih tahan terhadap korosi dan lebih ringan.
b. Metal Matrix Composite (MMC)
MMC merupakan jenis komposit yang menggunakan metal sebagai
matriksnya. Metal yang paling sering digunakan adalah aluminium dan titanium.
c. Cheramic Matrix Composite (CMC)
Komposit jenis ini adalah komposit material yang matriksnya berupa keramik
contohnya adalah hidroksiapatit. CMC menjadi jenis komposit yang baik dalam
hal ketahanan terhadap lingkungan karena keramik memiliki titik leleh yang
tinggi dan ketahanan korosi yang baik.
10
Metode basah (Wet method) menggunakan reaksi cairan (dari larutan menjadi
padatan), merupakan metode yang umum digunakan karena sederhana dan
menghasilkan serbuk hidroksiapatit (HAp) dengan sedikit kristal atau amorf.
Adapun beberapa metode basah diantaranya adalah presipitasi, hidrolisis,
metode sol-gel dan hydrothermal (Shojai dkk., 2013).
11
2. Proses yang sederhana dengan hasil yang besar (87%) sehingga cocok
untuk produksi skala besar (industri).
3. Tidak ada elemen kontaminan asing dan hasil sampingnya biasanya
adalah air jika menggunakan pelarut air.
4. Membutuhkan reagen-reagen yang tidak mahal dan produk Ca/P dengan
komposisi fasa yang bervariasi dapat diperoleh (Mobasherpour dkk.,
2007).
Peneliti sebelumnya telah banyak yang melakukan sintesis hidroksiapatit
(HAp) menggunakan metode pengendapan diantaranya yaitu Maylinda, N (2015),
Ningsih, R.P (2014), dan Nia (2017) telah mensintesis hidroksiapatit (HAp)
menggunakan prekursor kalsium dari berbagai cangkang kerang dengan metode
pengendapan.
12
Mekanisme kerja XRF secara umum adalah sinar-X dari sumber pengeksitasi
akan mengenai cuplikan dan menyebabkan interaksi antara sinar-X yang
karakteristik untuk setiap unsur. Sinar-X tersebut selanjutnya mengenai detektor
Si (Li) yang akan menimbulkan pulsa listrik yang lemah, pulsa tersebut kemudian
diperkuat dengan preamplifier dan amplifier lalu disalurkan pada penganalisis
saluran ganda atau Multi Chanel Analyzer (MCA). Tenaga sinar-X karakteristik
yang muncul tersebut dapat dilihat dan disesuaikan dengan tabel tenaga sehingga
dapat diketahui unsur yang ada di dalam cuplikan yang dianalisis (Iswani, 1983).
Spektrometer XRF tersusun dari tiga komponen utama yaitu sumber
radioisotop, detektor dan unit pemrosesan data. Sumber radioisotop adalah isotop-
isotop tertentu yang dapat digunakan untuk mengeksitasi cuplikan sehingga
menghasilkan sinar-X yang karakteristik. Radioisotop yang dapat digunakan
adalah Fe, Co, Cd dan Am. Sumber radioisotop ini dibungkus sedemikian rupa
dengan timbal agar penyebaran radiasinya terhadap lingkungan dapat dicegah.
Spektrometer XRF yang menggunakan detektor Si (Li) biasanya dimasukkan
dalam nitrogen cair. Hal ini dilakukan untuk mengatasi arus bocor bolak-balik
yang disebabkan oleh efek termal, sehingga detektor Si(Li) harus dioperasikan
pada suhu sangat rendah yaitu dengan menggunakan nitrogen cair (77K) sebagai
pendingin. Apabila tidak dilakukan pendinginan maka arus akan bocor dan akan
merusak daya pisah detektor. Selain itu pendingin dengan nitrogen cair juga
diperlukan untuk menjaga agar ion-ion Li tidak merembes keluar dari kristal dan
menyebabkan hilangnya daerah intrinsik (Iswani, 1983).
Teknik analisis dengan XRF lebih banyak digunakan karena metode ini cepat,
lebih teliti, tidak merusak bahan, dapat digunakan pada cuplikan berbentuk padat,
bubuk, cair maupun pasta (Sukirno dkk., 2003).
13
dengan berbagai sudut timbul, pola difraksi yang terbentuk menyatakan
karakteristik dari sampel. Susunan ini diidentifikasi dengan membandingkannya
dengan sebuah data base internasional atau Joint Commite On Powder Diffraction
Standards (JCPDS) (Lu, 2015).
Pada difraksi sinar-X, cahaya yang dihamburkan jatuh pada dua bidang
paralel dari suatu sampel terlihat pada Gambar 2.3 berikut:
Keterangan:
n = suatu bilangan bulat
λ = panjang gelombang sinar-X
d = jarak antara dua bidang yang paralel
θ = sudut sinar-X yang mengenai bidang
(Masrukan,2008).
Berdasarkan hukum Bragg, dapat ditentukan panjang gelombang atau jarak
kisi kristal (D) dihitung dengan menggunakan persamaan Scherrer :
0,89 λ
D = ................................................................................................
β cos θ
(2.3)
14
Keterangan :
𝜆 = panjang gelombang (CuK𝛼 = 0.15405)
𝛽 = full widht at half maximum
𝜃= sudut XRD
Pada suatu senyawa campuran, tiap kristalnya memberi difraksi terhadap
sinar-X. Masing- masing senyawa memiliki harga dhkl yang spesifik, maka dari
difraktogram, dapat ditentukan kemurnian sampel. Difraktogram juga memberi
informasi lain untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif dapat
dilihat dari harga dhkl sampel dan secara kuantitatif dilakukan dengan menghitung
luas daerah di bawah difraktogram (Masrukan, 2008).
15
3. Proses absorpsi (spektra IR) hanya dapat terjadi apabila terdapat perubahan
baik nilai maupun arah dari momen dua kutub ikatan.
Spektroskopi inframerah dilakukan pada daerah inframerah yaitu dari panjang
gelombang 0,78 sampai 1000 μm. Teknik spektroskopi inframerah terutama untuk
mengetahui gugus fungsional suatu senyawa, juga untuk mengidentifikasi suatu
senyawa, menentukan struktur molekul, mengetahui kemurnian dan mempelajari
reaksi yang sedang berjalan. Spektrum inframerah dapat dibagi menjadi
inframerah dekat, inframerah sedang dan inframerah jauh (Fernandez, 2011).
16
meliputi permukaan luar bahan, sedangkan luas permukaan internal meliputi
semua pori-pori kecil, celah, dan rongga pada padatan (Nurwijayadi, 1998).
Kuantitas gas yang diserap dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
1
W {( ) }
P0
P
−1
=
1
W m ×C
+ [ C−1 P
W m × C P0]
........................................................................(2.4)
Untuk menentukan volume adsorpsi pada satu lapisan (V m), dapat
ditentukan juga dengan persamaan (4). Sedangkan konstanta C ditentukan dengan
persamaan (5)
1
Vm = ..........................................................................................................
s +i
(2.5)
s
C= +1......................................................................................................(2.6)
i
Dari nilai Vm yang diperoleh maka dapat menentukan luas permukaan total
sampel dengan persamaan (6)
Vm N
St= ...........................................................................................................(2.7)
M
Keterangan:
St = luas permukaan total (m2/g)
Vm = berat gas nitrogen
M = berat molekul dari gas nitrogen (g/mol)
N = bilangan Avogadro (6,023 x 1023 molekul/mol)
Acs = luas molekul cross sectional gas nitrogen (m2/molekul)
(Lowell dan Joan, 1984)
17