Anda di halaman 1dari 21

A.

JUDUL PERCOBAAN
Reaksi Karbohidrat

B. TUJUAN PERCOBAAN
Sebelum melakukan percobaan, mahasiswa harus memahami sturktur
glukosa,fruktosa,sukrosa dan laktosa. Setelah melakukan percobaan ini dengan
menggunakan pereaksi yang ada, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Membedakan antara gula pereduksi dengan gula bukan pereduksi
2. Membedakan antara disakarida yang mempunyai kumpulan aldehid
(hemiasetal) atau keton (hemiketal) bebas dan tidak bebas.

C. LANDASAN TEORI
Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai
struktur, sifat, komposisi, reaksi dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik
dibangun terutama oleh karbon dan hidrogen dan dapat mengandung unsur-unsur
lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen dan belerang. Definisi asli dari
kimia organik ini berasal dari organisme hidup, namun telah dibuktikan bahwa
ada perkecualian. Kimia organik termasuk disiplin ilmu kimia yang spesifik
membahas studi mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi dan persiapan (sintesis
atau arti lainnya) tentang persenyawaan kimiawi (Subandi, 2010: 1-4).
Sebenarnya sukar sekali untuk mengetahui sifat-sifat umum senyawa-
senyawa organik karena jumlah senyawa organik sangat banyak. Sebagian besar
senyawa organik tidak larut dalam air, tetapi dapat larut di dalam pelarut-pelarut
non polar seperti eter, benzena dan kloroform. Namun senyawa-senyawa organik
yang mempunyai radikal polar seperti –OH, -SO 3H dan –COOH dapat larut dalam
air. Jadi, ini berbeda dengan sifat-sifat senyawa anorganik yang pada umumnya
dapat larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut-pelarut organik. Umumnya,
senyawa organik mudah terbakar. Berbeda dengan senyawa anorganik yang pada
umumnya sukar terbakar. Bila dibakar, mula-mula senyawa-senyawa organik
menjadi hitamatau mengarang kemudian menjadi uap dan gas. Pengarangan ini
menunjukkan adanya karbon (Sumardjo, 2008: 32).
Definisi asli dari kimia “organik” berasal dari kesalahan persepsi atas
campuran organik yang selalu dihubungkan dengan kehidupan. Tidak semua
senyawa organik mendukung kehidupan di bumi sepenuhnya, tetapi kehidupan
seperti yang telah kita ketahui bergantung pula pada sebagian besar kimia
anorganik. Sebagai contoh : beberapa enzim bergantung pada logam transisi,
seperti besi dan tembaga dan senyawa bahan seperti cangkang atau kulit, gigi dan
tulang terdiri atas sebagian bahan organik dan sebagian bahan anorganik. Terlepas
dari bahan dasar karbon, kimia anorganik hanya menguraikan senyawa karbon
sederhana, dengan struktur molekul yang tidak mengandung karbon menjadi
rantai karbon (seperti dioksida, asam, karbonat, karbida dan mineral). Hal ini
tidak berarti bahwa senyawa karbon tunggal tidak ada (yaitu : metana dan turunan
sederhana) (Surbandi, 2010: 5).
Karbohidrat yaitu senyawa organik terdiri atas unsur karbon, hidrogen dan
oksigen. Terdiri atas unsur C, H, O dengan perbandingan 1 atom C, 2 Atom H dan
1 atom O. Krabohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang
berperan struktural dan metabolik. Pada tumbuhan untuk sintesis CO 2 + H2O yang
akan menghasilkan amilum atau selulosa melalui proses fotosintesis sedangkan
pada binatang tidak dapat menghasilkan karbohidrat sehingga tergantung pada
binatang. Karbohidrat merupakan sumber energi dan cadangan energi yang
melalui proses metabolisme. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida (berasal
dari bahasa latin saccharum yang berarti gula). Melihat struktur molekulnya,
karbohidrat lebih tepat didefinisikan sebagai suatu polihidroksialdehid atau
polihidroksiketon yang mengandung unsur-unsur karbon (C), Hidrogen (H) dan
oksigen (O) dengan rumus umum karbohidrat adalah CnH2nOn (Yuliana, 2018: 5).
Karbohidrat atau disakarida adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi
keton. Sakarida dibedakan atas tiga kelompok yaitu monosakarida oligasakarida
dan polisakarida. Monosakarida adalah gula sakarida yang sederhana yang mudah
larut dalam air. Oligosakarida terbentuk dari dua sampai sepuluh unit
monosakarida tiap molekul, maka dikenal sebagai disakarida, trisakarida dan
lainnya, tergantung dari jumlah unit monosakarida yang ada tiap molekul.
Polisakarida adalah senyawa yang mempunyai massa molekul tinggi, misalnya
pati dan selulosa (Tim Dosen Kimia, 2019: 8).
Nama karbohidrat dikemukakan pertama kali oleh para ahli Perancis.
Nama tersebut diberikan untuk golongan senyawa-senyawa organik yang tersusun
atas unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Senyawa-senyawa ini, dua unsur yang
terakhir memiliki perbandingan 2:1, seperti perbandingan hidrogen dan oksigen
pada air. Mereka menggangap senyawa-senyawa ini merupakan hidrat dari
karbon. Tahun 1880-an disadari bahwa anggapan hidrat dari karbon merupakan
anggapan yang keliru dan karbohidrat yang sebenarnya adalah polihidroksi
aldehida dan atau polihidroksi keton atau turunan dari keduanya. Meskipun nama
karbohidrat tidak menggambarkan nama yang tepat, nama ini smapai sekarang
masih banyak digunakan. Sakrida atau zat gula adalah nama yang sering dipakai
sebagai pengganti nama karbohidrat (Sumardjo, 2008: 205).
Menurut Julianto (2015: 30), fungsi biologi dari karbohidrat adalah
sebagai berikut :
1. Tongkat kehidupan bagi kebanyakan organisme
2. Pusat metabolisme tanaman hijau dan organisme fotosintetik lainnyua
3. Pati dan glikogen berperan sebagai penyedia sementara glukosa
4. Polimer protein berperan sebagai unsur struktural dan penyangga dalam
dinding sel bakteri dan tumbuhan dan pada jarinagn pengikat dan dinding
sel organisme hewan
5. Karbohidrat berfungsi sebagai pelumas sendi kerangka
6. Karbohidrat berfungsi sebagai perekat diantara sel
7. Karbohidrat berfungsi sebagai pemberi spesifisitas biologi pada permukaan
sel hewan.
Penambahan glukosa dan sukrosa berpengaruh terhadap rasa. Rasa manis
yang dihasilkan dipengaruhi adanya gula tebu (sukrosa) dan sirup jagung
(glukosa). Semakin banyak sukrosa maka semakin manis suatu larutan. Gula
berfungsi untuk memberikan rasa manis dan kelembutan yang mempunyai daya
larut yang tinggi, mempunyai kemampuan menurunkan aktivitas air dan mengikat
air (Zalizar, Sapitri, dkk, 2016: 52).
Adapun contoh sakarida adalah sebagai berikut :
Laktosa merupakan gula bentuk disakarida dan jenis gula yang mudah
dimetabolisme oleh bakteri asam laktat seperti lactobacillus plantarum. Sehingga
akan sangat mudah dalam mengkonsumsinya. Pada proses metabolisme, laktosa
akan dihidrolisis menjadi molekul sederhana yaitu glukosa dan galaktosa dengan
bantuan enzim (Ainun dan Suyati, 2018: 72-73).
Kadar total gula berasala dari sukrosa yang berperan sebagai agen osmosis
dan juga dari kandungan gula reduksi yang terdapat pada cairan buah yang
terekstrak. Proses osmosis, semakin lama waktu osmosis yang dihgunakan, maka
semakin lama pula sukrosa kontak dan masuk ke dalam jaringan buah. Tercapai
kesetimbangan kimia, air yang keluar dari dalam jaringan buah akan bergantian
dengan gula yang masuk ke dalam buah (Rahmasari dan Susanto, 2014:196).

Aldosa adalah monosakarida yang mempunyai struktur kimia gugus


aldehida bebas atau gugus formil bebas. Aldosa mempunyai tiga atom karbon
disebut aldotrioasa , yang mempunyai empat karbon disebut dnegan aldotetrosa,
yang mempunyai lima atom karbon disebut aldopentosa, yang mempunyai enam
atom karbon disebut aldoheksosa dan seterusnya. Aldosa mempunyai sifat yang
sama dengan sifat alkanal atau sifat aldehida alifatik. Hal ini disebabkan oleh
keduanya mempunyai radikal fungsi formil yang bebas (Sumardjo, 2008: 206).
Aldosa merupakan gula pereduksi, yang berarti bahwa fungsi aldehida
bebas dari bentuk rantai terbuka mampu untuk dioksidasi menjadi gugus asam
karboksilat. Ketosa tidak mudah teroksidasikan pada persyaratan lunak yang kalau
aldosa teroksidasi. Perbedaan ini merupakan dasar bagi bermacam-macam uji
pengenalan, terutama untuk glukosa, yang sebagai suatu aldoheksosa merupakan
gula pereduksi. Dua uji ini adalah :
1. Uji Tollens
O O

+ -
C + 2A g + 2O H C + 2 A g + H 2O
R H R OH
C e rm in p e ra k

2. Uji Fehling (Benedict)


O O

2+ -
C + Cu + 2O H C + C u 2O + H 2O
R H R OH
W a rn a c o k e la t

(David dan Soendorom, 1997 : 153)


Ketosa adalah monosakarida yang mempunyai struktur kimia gugus keton
bebas atau gugus karbonil bebas. Ketosa mmepunyai struktur kimia gugus keton
atau gugus karbonil bebas. Empat atom karbon disebut dengan ketotetrosa, lima
atom karbon disebut dengan ketonpentosa, enam atom karbon disebut dengan
ketoheksosa, tujuh atom karbon disebut ketoheptosa dan seterusnya. Ketoheksosa
yang penting adalah D-(-)-fruktosa yang dikenal sebagai levulosa atau gula buah
(fruit sugar) (Sumardjo, 2008 : 208).
Suatu pengujian yang umumnya karbohidrat yang sederhana dalah uji
molisch. Reaksi yang terjadi cukup rumit. Reaksi ini terjadi perubahan warna
sebagai akibat penggabungan satu turunan furan yang terbentuk dari reaksi gula
dengan asam dan alfa-naftol (Tim Dosen Kimia, 2019: 10).
Larutan karbohidrat dicampur dengan pereaksi Molisch yaitu larutan 5%
alfa-naftol dalam alkohol, kemudian ditambah dengan asam sulfat pekat
denganhati-hati. Warna violet yang terbentuk menunjukkan adanya karbohidrat.
Dasar uji ini adalah heksosa atau pentose mengalami dehidrasi oleh pengaruh
asam sulfat pekat menjadi hidroksi metil furfural atau furfural dan kondensasi
aldehida yang terbentuk ini dengan alfa-naftol membentuk senyawa yang
berwarna khusus untuk polisakarida dan disakarida (Sumardjo, 2008: 235).
Monosakarida, baik dalam bentuk hemiasetal atau hemiketal mudah
dioksidasi oleh bahan uji lemah seperti pereaksi Tollens, Fehling atau Benedict.
Disakarida dapat atau tidak dapat dioksidasi tergantung pada strukturnya. Bila
ikatan antara kedua unit gula akan mudah dioksidasi. Tetapi bila kedua unit
monosakarida berikatan melalui atom oksigen pada atom-atom karbon hemiasetal
atau hemiketal, maka tidak lagi mempunyai sifat-sifat aldehid atau alfa hidroksi
keton, sehingga tidak mudah dioksidasi. Oleh karena itu, gula dapat dibedakan
atas gula pereduksi dan gula bukan pereduksi (Tim Dosen Kimia, 2019: 10-11).
Modifikasi pereaksi Fehling adalah pereaksi Benedict, yang merupakan
campuran 17,3 gram kupri sulfat, 173 gram natrium sitrat dan 100 gram natrium
karbonat dalam 100 gram air Pemanasan karbohidrat pereduksi dengan pereaksi
Benedict akan terjadi perubahan warna dari warna biru menjadi warna kuning,
lalu menjadi warna kemerah-merahan dan akhirnya terbentuk endapan berwarna
merah bata kupro oksida apabila konsentrasi karbohidrat pereduksi cukup tinggi.
Pereaksi Tollens dibuat dengan mereaksikan larutan perak nitrat dengan larutan
ammonium hidroksida secara perlahan sehingga endapan yang mula-mula
terbentuk larut (Sumardjo, 2008: 237).
Monosakarida bereaksi dengan fenilhidrazin berlebih akan menghasilkan
hablur berwarna kuning yang disebut osazon. Disakarida yang mempunyai
kumpulan aldehid (hemiasetal) atau keton (hemiketal) bebas, seperti laktosa
menjalani reaksi sejenis. Titik lebur kristal dan lama pembentukan osazon adalah
spesifik, berarti dapat digunakan sebagai identifikasi atau derivitisasi macam-
macam gula (Tim Dosen Kimia, 2019: 11).
Osazon adalah suatu Kristal berwarna kuning yang sukar larut dalam air
dan terbentuk apabila kita memanaskan monosakarida atau disakarida pereduksi
dengan fenilhidrazin. Osazon , baik aldosazon maupun ketosazon, merupakan
nama umum. Apabila karbohidrat pembentuknya adalah glukosa, namanya
glukosazon. Bila galaktosa, namanya adalah galaktosazon. Bila fruktosa, namanya
adalah fruktosazon. Bila laktosa, namanya adalah laktozason dan seterusnya.
Tahap-tahap reaksi pembentukan aldosazon sedikit berbeda dengan tahap reaksi
pembentukan ketozason (Sumardjo, 2008: 213).
Disakarida dan polisakarida, oleh karena termasuk yang bersifat sebagai
asetal, maka dapat dihidrolisis oleh suatu larutan asam menghasilkan bagian-
bagian monosakarida. Disakarida sukrosa, menghasilkan eqimolar glukosa dan
fruktosa pada hidrolisis, sedangkan pati pada hidrolisis menghasilkan glukosa.
Hidrolisis oligasakarida dan polisakarida dapat juga dilakukan dengan
menggunakan enzim (Tim Dosen Kimia, 2019: 11).

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat

a. Gelas kimia 100 ml 4 buah

b. Gelas kimia 800 ml 1 buah


c. Kaki tiga dan kasa asbes @1 buah

d. Pembakar spiritus 1 buah

e. Corong biasa 1 buah

f. Gelas ukur 3 buah

g. Pipit tetes 5 buah

h. Tabung reaksi kecil 23 buah

i. Tabung reaksi sedang 1 buah

j. Tabung reaksi besar 1 buah

k. Rak tabung reaksi 2 buah

l. Lap kasar 1 buah

m. Lap halus 1 buah

2. Bahan

a. Larutan Glukosa (C6H12O6)


b. Larutan Fruktosa (C6H12O6)
c. Larutan Sukrosa (C12H22O11)
d. Larutan Laktosa (C12H22O11)
OH

e. Larutan Alfa Naftol 1,5 M


f. Larutan Perak Nitrat 5% (AgNO3)
g. Larutan Natrium Hidroksida 5% (NaOH)
h. Larutan Amonium Hidroksida 2% (NH4OH)
i. Asam Klorida 10% (HCl)
j. Larutan asam sulfat pekat (H2SO4)
k. Larutan sampel X
l. Pereaksi Benedict
m. Fenilhidrazin (C6H5NHNH2)
n. Aquades (H2O)
o. Kapas
p. Kertas lakmus biru
q. Aluminium foil
r. Kertas saring
s. Korek api
t. Tissu

E. PROSEDUR KERJA
F. HASIL PENGAMATAN
1. Uji Molisch
Perlakuan Hasil

Glukosa 2 mL + 2 tetes α-naftol + 2 Terbentuk Cincin furfural (ungu)


mL H2SO4
Sukrosa 2 mL + 2 tetes α-naftol + 2 Terbentuk Cincin furfural (ungu)
mL H2SO4
Fruktosa 2 mL + 2 tetes α-naftol + 2 Terbentuk Cincin furfural (ungu)
mL H2SO4
Laktosa 2 mL + 2 tetes α-naftol + 2 Terbentuk Cincin furfural (ungu)
mL H2SO4
Larutan sampel x 2 mL + 2 tetes α- Terbentuk Cincin furfural (ungu)
naftol + 2 mL H2SO4
2. Uji Tollens
Perlakuan Hasil
Pereaksi Tollens 2 mL + 10 tetes Terbentuk cermin perak
Glukosa
Pereaksi Tollens 2 mL + 10 tetes Tidak terbentuk cermin perak
Sukrosa
Pereaksi Tollens 2 mL + 10 tetes Terbentuk cermin perak
sampel x
3. Uji Benedict
Perlakuan Hasil
Glukosa 10 tetes + 5 mL Benedict Berwarna bening
Terbentuk endapan
Fruktosa 10 tetes + 5 mL Benedict Berwarna bening
Terbentuk endapan
Sukrosa 10 tetes + 5 mL Benedict Berwarna bening
Tidak terbentuk endapan
Laktosa 10 tetes + 5 mL Benedict Berwarna bening
Tidak terbentuk endapan
Sampel x 10 tetes + 5 mL Benedict Berwarna bening
Tidak terbentuk endapan
4. Uji Osazon
Perlakuan Hasil
5 mL Glukosa + 2 mL Fenilhidrazin Terbentuk 2 lapisan
Atas : bening
Bawah : Cokelat
Setelah dipanaskan Tidak terjadi perubahan
Setelah didinginkan + disaring Terbentuk hablur kuning
Setelah dikeringkan Hablur kuning menguap
5 mL Fruktosa + 2 mL Fenilhidrazin Terbentuk 2 lapisan
Atas : bening
Bawah : Cokelat
Setelah dipanaskan Tidak terjadi perubahan
Setelah didinginkan + disaring Terbentuk hablur kuning
Setelah dikeringkan Hablur kuning menguap
5 mL Sukrosa + 2 mL Fenilhidrazin Terbentuk 2 lapisan
Atas : bening
Bawah : Cokelat
Setelah dipanaskan Tidak terjadi perubahan
Setelah didinginkan + disaring Terbentuk hablur kuning
Setelah dikeringkan Hablur kuning menguap
5 mL Laktosa + 2 mL Fenilhidrazin Larutan berwarna cokelat
Setelah dipanaskan Tidak terjadi perubahan
Setelah didinginkan + disaring Terbentuk hablur kuning
Setelah dikeringkan Hablur kuning menguap
5 mL Sampel x + 2 mL Fenilhidrazin Terbentuk 2 lapisan
Atas : bening
Bawah : Cokelat
Setelah dipanaskan Tidak terjadi perubahan
Setelah didinginkan Tidak terbentuk hablur kuning
5. Hidrolisis Sukrosa oleh Asam
Perlakuan Hasil
10 mL Sukrosa + 10 mL HCl 10 % Larutan tak berwarna
Dipanaskan 50 menit Larutan berwarna kekuningan
Didinginkan dan dinetralkan dengan 5 Berwarna kekuningan
tetes NaOH 10 %
Diuji dengan kertas lakmus biru Kertas lakmus biru berubah menjadi
warna merah
3 mL larutan hasil + 3 mL Benedict Larutan berwarna biru kehijauan
(warna Benedict)
Setelah dipanaskan Terbentuk endapan merah bata
10 mL larutan x + 10 mL HCl 10% Larutan tak berwarna
Dipanaskan selama 50 menit Larutan tak berwarna
Didinginkan dan dinetralkan dengan Larutan tak berwarna

G. PEMBAHASAN
Karbohidrat atau disakarida adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi
keton. Sakarida dibedakan atas tiga kelompok yaitu monosakarida, oligasakarida
dan polisakarida. Monosakarida adalah gula sakarida yang sederhana yang mudah
larut dalam air. Oligasakarida terbentuk dari dua sampai sepuluh unit
monosakarida tiap molekul. Polisakarida adalah senyawa yang mempunyai massa
molekul tinggi. Prinsip dasar percobaan ini adalah identifikasi karbohidrat dengan
berbagai pengujian. Prinsip kerja percobaan ini adalah penambahan berbagai
pereaksi sesuai dengan pengujiannya masing-masing. Tujuan dilakukannya
percobaan adalah mahasiswa dapat memahami sturktur glukosa, fruktosa, sukrosa
dan laktosa. Setelah melakukan percobaan ini dengan menggunakan pereaksi yang
ada, diharapkan mahasiswa dapat membedakan antara gula pereduksi dengan gula
bukan pereduksi dan membedakan antara disakarida yang mempunyai kumpulan
aldehid (hemiasetal) atau keton (hemiketal) bebas dan tidak bebas.
1. Uji Molisch
Uji Molisch adalah Tujuan dilakukan untuk mengujikan suatu larutan
sampel apakah sampel tersebut termasuk golongan karbohidrat atau bukan.
Percobaan ini digunakan larutan glukosa, fruktosa, sukrosa dan laktosa sebagai
sampel karbohidrat yang ingin diujikan. Masing-masing larutan gula tersebut
ditambahkan larutan -naftol yang berwarna coklat yang berfungsi untuk
mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam sampel sehingga menghasilkan
larutan bening dan terdapat endapan coklat yang merupakan warna dari larutan
-naftol. Kemudian masing-masing larutan ditambahkan H2SO4 pekat melalui
dinding tabung agar perubahan yang terjadi dapat terlihat jelas, dengan
menggunakan pipet tetes. Setelah penambahan H2SO4 maka terbentuk dua
lapisan zat cair dan pada batas antara kedua lapisan itu terbentuk cincin warna
ungu pada masing-masing tabung yang berisi larutan gula. Terbentuknya cincin
ungu di antara lapisan ini disebabkan terjadinya reaksi antara furfural dengan
-naftol, sehingga dapat diketahui bahwa larutan glukosa, fruktosa, sukrosa
dan laktosa, termasuk golongan karbohidrat. Adapun reaksi yang terjadi :

a. Reaksi untuk glukosa dan α naftol


b. Fruktosa dan α naftol
c. Sukrosa dan α naftol

d. Laktosa dan α naftol


2. Uji Tollens
Dilakukan untuk menentukan apakah larutan sukrosa dan glukosa suatu
gula pereduksi atau gula non pereduksi. Larutan gula yaitu, sukrosa dan glukosa
masing-masing ditambahkan dengan pereaksi Tollens yang berwarna kuning.
Berdasarkan percobaan, pada glukosa terbentuk cermin perak. Hal ini
menandakan bahwa glukosa merupakan gula pereduksi, sedangkan pada sukrosa
setelah direaksikan dengan pereaksi Tollens terdapat cermin perak, ini tidak sesuai
dengan teori, bahwa sukrosa sebenarnya adalah gula non pereduksi. Pada glukosa
menghasilkan uji positif dengan Tollens dan sukrosa menghasilkan uji negative
dengan Tollens. Sukrosa seharusnya bereaksi negative karena sukrosa tersusun
atas monosakarida yaitu fruktosa yang memiliki gugus ketosa dan glukosa yang
memiliki gugus aldose, di mana keduanya berikatan melalui atom oksigen pada
atom-atom hemiasetal/hemiketal sehingga tidak lagi mempunyai sifat aldehid atau
alfa hidroksi keton sehingga tidak dapat mereduksi pereaksi Tollens. Adapun
persamaan reaksinya :
Glukosa

Sukrosa

3. Uji Fehlin
Bertujuan untuk mengetahui adanya gula-gula pereduksi pada larutan
sampel yang terdiri dari fruktosa dan glukosa (monosakarida) serta sukrosa dan
laktosa (disakarida). Keempat gula tersebut direaksikan dengan pereaksi Fehling
yang berwarna biru mengahsilkan larutan biru pada keempat larutan gula. Setelah
penambahan Fehling dilakukan pemanasan untuk mempercepat reaksi. Setelah
pemanasan terbentuk endapan merah bata pada glukosa, fruktosa dan laktosa.
Sedangkan pada sukrosa larutan tetap berwarna biru. Terbentuknya endapan
merah bata pada glukosa, fruktosa, dan laktosa menunjukkan bahwa ketiga gula
tersebut digolongkan sebagai gula pereduksi. Hal ini terjadi karena pada glukosa
dapat mereduksi ion Cu2+ dalam larutan Fehling menjadi Cu+ yang mengendap
Cu2O, disebabkan karena glukosa mengandung gugus aldehid atau aldose bebas,
sedangkan fruktosa meskipun termasuk dalam golongan ketosa, tetapi masih bias
mereduksi Cu2+ menjadi Cu+ karena fruktosa mengandung gugus ketosa
(hemiketal) bebas. Begitu pun juga dengan laktosa, dapat mereduksi ion Cu 2+
menjadi Cu+ karena ikatan karbon anomeriknya terdapat gugus keton bebas.
Berbeda halnya dengan sukrosa, yang tidak menghasilkan endapan merah bata,
artinya sukrosa tidak dapat mereduksi Cu2+ menjadi Cu+ karena sukrosa tidak
memiliki gugus aldehid atau keton bebas (strukturnya berikatan pada gugus
hemiasetalnya). Reaksi yang terjadi yaitu :
a. Glukosa

b. Fruktosa

c. Laktosa
d. Sukrosa

4. Uji Osazon
Bertujuan untuk menguji adanya gugus aldehid atau keton bebas pada
larutan sampel gula (fruktosa, glukosa, laktosa dan sukrosa). Keempat sampel
gula direaksikan dengan fenilhidrazin yang berwarna kuning. Keempat campuran
tersebut kemudian dipanaskan untuk mempercepat terjadinya reaksi. Berdasarkan
teori, uji positif terjadi pada glukosa, fruktosa dan laktosa. Di mana terbentuk
hablur warna kuning yang disebut osazon. Pada glukosa, terbentuk hablur/kristal
berwarna kuning karena memiliki gugus aldehid (aldosa) bebas, sedangkan pada
fruktosa juga terbentuk hablur kuning (osazon) karena terdapat gugus keton
(ketosa) bebas pada strukturnya. Sama halnya dengan laktosa, meskipun termasuk
dalam golongan disakarida, laktosa masih mempunyai gugus aldehid (aldosa)
bebas sehingga bias bereaksi dengan fenilhidrazin membentuk hablur kuning yang
disebut osazon. Berbeda halnya dengan sukrosa, ketika direaksikan dengan
fenilhidrazin, tidak terjadi uji positif karena gugus aldehid (hemiasetal) dan keton
(hemiketal) saling berikatan melalui atom oksigen dan tidak lagi memiliki sifat
aldehid bebas pada strukturnya. Adapaun reaksi yang terjadi :
a. Reaksi untuk glukosa
b. Reaksi untuk fruktosa

c. Reaksi untuk laktosa


d. Reaksi untuk sukrosa

5. Hidrolisis Sukrosa oleh Asam


Dalam pengujian ini, gula yang akan terhidrolisis adalah sukrosa dengan
menambahkan HCl 10% padas ukrosa. Di mana HCl berfungsi untuk
menghidrolisis sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa. Campuran tersebut
dipanaskan untuk mempercepat terjadinya reaksi. Setelah larutan tersebut
didinginkan, dinetralkan dengan penambahan larutan NaOH 10%. Untuk
membukti bahwa larutan tersebut telah netral, maka digunakan kertas lakmus di
mana lakmus biru tetap warna biru. Campuran yang sudah nteral kemudian diuji
dengan pereaksi Fehling yang berwarna biru. Kemudian campuran dipanaskan
sehingga menghasilkan endapan merah bata. Hal ini menandakan bahwa sukrosa
telah CH
terhidrolisis
2 OH menjadiCHfruktosa
OH
dan glukosa yang
CH2OHmasing-masing memiliki
2
O O HOCH
O 2 O
gugus aldehid dan keton bebas sehinggaNaOH
dapat mereduksi Cu2+ menjadi Cu+
OH
OH O + HCl
HO HO OH +
dengan
OH terbentuknya endapan Cu2O. Jika dibandingkan dengan sukrosa yang
CH2OH OH OH CH2OH
belum terhidrolisis
OH pada percobaan
OH sebelumnya, tidak terdapat
OH endapan
OH merah
(Sukrosa)
bata karena sukrosa belum terhidrolisis menjadi fruktosa
(Glukosa) dan glukosa. Adapun
(Fruktosa)

reaksiCHyang
2OH
terjadi :
O HOCH2 O OH
OH + HO + 2Cu2+ + 5OH+
OH OH CH2OH
OH OH
(Glukosa) (Fruktosa)
H

CH2OH C O
HOCH2
O O OH
C + 3H2O + Cu2O + CH2OH
OH OH
OH H
OH
OH
(Glukosa) Endapan merah bata (Fruktosa)
6. Identifikasi Gula
Sampel gula yang tidak diketahui, dilakukan pengujian dengan Molisch, di
mana ditambahkan -naftol ke dalam larutan sampel gula di mana pembentukan
-naftol berfungsi utnuk mengidentifikasi adanya karbohidrat. Kemudian
campuran ditambahkan H2SO4 untuk mempercepat reaksi. Dalam percobaan ini,
sampel gula menghasilkan uji positif yang ditandai dengan terbentuknya cincin
berwarna ungu pada larutan. Hal ini berarti, dalam larutan sampel gula merupakan
karbohidrat.
Selanjutnya, dilakukan uji Fehling utnuk mengidentifikasi sampel apakah
termasuk gula pereduksi atau non pereduksi. 5 mL Fehling direaksikan dengan
beberapa tetes larutan sampel gula, kemudian dipanaskan untuk mempercepat
terjadinya reaksi. Setelah pemanasan, warna pada larutan tidak berubah, yakni
tetap warna biru yang merupakan warna pereaksi Fehling. Hal ini menandakan
larutan sampel bereaksi negatif dengan Fehling yang artinys sampel gula
merupakan gula non pereduksi. Karena tidak dapat mereduksi Cu 2+ menjadi Cu+
yang jika bereaksi ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata (Cu2O).
Larutan sampel terhidrolisis, dengan larutan asam yaitu HCl 10%. Di
mana HCl berfungsi untuk mempercepat terjadinya reaksi. Setelah didinginkan,
campuran dinetralkan dengan larutan NaOH 10%. Larutan netral diuji dengan
menggunakan kertas lakmus biru, yang tidak berubah warna. Hasil hidrolisis
kemudian direaksikan dengan Fehling, kemudian dipanaskan untuk mempercepat
reaksi. Setelah pemanasan, terbentuk endapan merah bata. Hal ini menandakan
bahwa hasil hidrolisis dari larutan sampel gula merupakan gula pereduksi karena
dapat mereduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang menghasilkan endapan Cu2O. Pada uji
Tollens, terbentuk cermin perak pada pengujian sampel gula x. Pada uji osazon,
terdapat kristal kuning yang disebut osazon.

A. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Gula pereduksi adalah gula yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas
contohnya glukosa, fruktosa dal laktosa sedangkan gula bukan pereduksi adala
gula yang tidak memiliki aldehid atau keton bebas contohnya sukrosa.
2. Disakarida yang mempunyai kumpulan aldehid atau keton bebas adalah laktosa
sedangkan disakarida yang mempunyai kumpulan aldehid atau keton yang
tidak bebas adala sukrosa

B. SARAN
1. Diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar dapat berhati-hati pada saat
mengambil zat di lemari asam.
2. Diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar dapat memahami prosedur kerja
sebelum masuk praktikum.

H.

Anda mungkin juga menyukai