Kelompok : 5
Anggota : 1. Eksa Priani (21035014)
2. Febi Santika (21035017)
3. Munifa Mahdiah (21035028)
4. Mutiara Lofia (21035029)
C. Teori Dasar
Garam merupakan salah satu kebutuhan pelengkap dari kebutuhan dan sumber elektrolit
bagi manusia. Garam yang kita kenal sehari-hari yaitu suatu kumpulan senyawa kimia yang
bagian utamanya adalah natrium klorida (NaCl). Garam terbagi atas dua yaitu garam rangkap
dan garam kompleks. Garam rangkap merupakan suatu garam yang terbentuk darkristalisasi
larutan campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam tertentu. Garam rangkap terbentuk
apabila dua garam mengkristal bersama-sama dengan perbandingan molekul tertentu. Garam-
garam itu memiliki struktur tersendiri dan tidak harus sama dengan struktur garam
komponennya.
Garam rangkap adalah garam yang terdiri dari dua kation yang berbeda dengan sebuah
anion yang sama dalam satu kisi kristalnya. Garam rangkap biasanya lebih mudah membentuk
kristal besar dibandingkan dengan garam tunggal penyusunnya. Kation garam rangkap
umumnya terdiri kation logam transisi yang bergabung dengan kation logam alkali atau ion
ammonium.
Alat Bahan
1 buah gelas kimia 100 mL 2,5 gram CuSO4.5H2O
1 buah gelas ukur 10 mL 1,33 gram (NH4)2(SO4)2
Hot Plate 5 mL CHCl3
1 buah batang pengaduk Etanol 70%
1 buah spatula 200 mg KBr
1 buah kaca arloji Aquades
Botol semprot
Neraca analitik
Spektroskopi FTIR
Alat pembuat pellet
Stopwatch
E. Prosedur Kerja (dalam bentuk diagram alir)
Persen Hasil
Karakterisasi
1. Kelarutan
Garam Kupri
Garam Kupri
larut/tidak larut
2. FTIR
1. Menyiapkan sampel yang akan diuji berupa garam rangkap serta memastikan sampel
dalam keadaan kering
2. Menimbang 200 mgr KBr.
3. Mengambil 1 mg sampel garam rangkap Cu(NH4)2SO4.6H2O dan menghaluskannya
bersama KBr dengan mortar hingga halus.
4. Membuat pellet dari campuran bahan tersebut menggunakan alat press dan di pre-vakum
selama 2-3 menit.menit.
5. Mengepres pellet dengan pompa hidrolik dan mengatur tekanannya menjadi 80 KN
selama 5 menit
6. Menghentikan proses vakum dan pengepresan lalu mengambil sampel pellet dengan cara
mendorongnya dengan pompa hidrolik hingga terdengar punya "klek" yang berarti
sampel sudah lepas.
7. Meletakkan pellet yang yang sudah jadi pada holder dan menempatkannya pada lintasan
sinar alat.
8. Melakukan pengukuran dengan alat FTIR dan mengamati grafik yang terbentuk
9. Menyimpan data yang dihasilkan dan melakukan pembahasan terhadap puncak-puncak
yang
10. Mengulangi langkah tersebut di atas sekali lagi dengan mengganti sampel garam
rangkap menjadi garam kompleks [Cu(NH3)4]SO4.
F. Tabel Pengamatan
G. Pembahasan
H. Kesimpulan
I. Referensi
Broer, L.J.F. and Kemperman J. 1947. Paramagnetic Dispersion In Some Copper An Silver Salts.
Physica, 13(8)
Fitrony, Rizqy F., Lailatul Q., dan Mahfud. 2013. Pembuatan Kristal Tembaga Sulfat Pentahidrat
(CuSO4.5H2O) dari Tembaga Bekas Kumparan. Jurnal Teknik Pomits 2(1)
Ling, Tan Ling. Ahmad, Musa, Heng. Lee Yook. 2011. Quantitative Determination of Ammonium
lon in Aqueous Environment Using Riegler's Solution and Artificial Neural Network. Sains
Malaysiana 40(10)
Moros, J., Garrigues, S., and Guardia, M. 2010. Vibrational Spectroscopy Provides a Green Tool
for Multicomponent Analysis. Trends in Analytical Chemistry vol. 29(7): 578-591.
Rasmila. (2022). Pelatihan Pembuatan Garam Kompleks Tetraamin Copper (II) Sulfat
Monohidrat (CU(NH3)4SO4.H2O dan Garam Rangkap Kupri Amonium Sulfat
Heksahidrat. Journal of Community Service, 1 1-9
Rohman, A. 2014. Spektroskopi Vibrasional: Teori dan Aplikasinya untuk Analisis Farmasi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Svehla, G. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro. Jakarta: Kalman Media
Pustaka
Taslimah, Muharam S., dan Sumardjo D. 2003. Pemerangkapan Garam Ammonium Sulfat Dalam
Zeolit. JSKA, 4(2)
Vlachos, N., Skopetilis, Y., Psaroudaki M., Konstantinidou V., Chatzilazarou A., Tegou E. 2006.
Applications of Fourier Transform Infrared Spectroscopy to Edible Oils. Analytica
Chimica Acta. Volume 573:459-465.
F. Lampiran