Jurnal 2
Jurnal 2
Reinaldo Hendrawan1
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta
email : reinaldo.hendrawan@gmail.com
Abstract: Writing Conceptual Platform Architectural Planning and Design Studio is focused on
Revitalization Taman Satwa Taru Jurug and Bengawan Solo water recreation, Central Java.
Selection is based on the typology of the reduction in the natural habitat of animals causing the
threat of extinction of diverse wildlife, lack of green open spaces of the city, and the revitalization
plan planned by the government to improve the state of “Taman Satwa Taru Jurug” that alarming.
Selain it also has the potential of Bengawan Solo which can be used as a water tourism which is
the new magnet for visitors “Taman Satwa Taru Jurug”. Planning and Design is focused on the
revitalization of a “Taman Satwa Taru Jurug” in Surakarta as an area of the zoo to the system of
outdoor space and spatial structure which can be a means of recreation, education, and
conservation of flora and fauna that develop social, cultural, entertainment and tourism through
Sustainable Architecture approach. Principles of Sustainable very appropriate given the project
used mainly because it is a project with enormous costs which must be sustainable so expect the
design does not need to do a lot changed and can last up children and grandchildren with the
adjustment of conditions in the future.
Abstrak: Penulisan Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan Studio Arsitektur ini
difokuskan pada Revitalisasai Taman Satwa Taru Jurug dan Wisata Air Bengawan Solo, Jawa
Tengah. Pemilihan tipologi ini didasarkan pada semakin berkurangnya habitat alami satwa
sehingga menyebabkan ancaman kepunahan beraneka ragam satwa, kurangnya ruang terbuka
hijau kota, dan adanya recana revitalisasi yang direncanakan pemerintah untuk memperbaiki
keadaan Taman Satwa Taru Jurug yang memprihatinkan.Selain itu juga terdapat potensi dari
sungai Bengawan Solo yang dapat dimanfaatkan sebagai wisata air yang merupakan magnit baru
bagi pengunjung Taman Satwa Taru Jurug.Perencanaan dan Perancangan difokuskan pada
perencanaan dan perancangan revitalisasi sebuah Taman Satwa Taru Jurug Surakarta di
Surakarta sebagai kawasan kebun binatang dengan tata ruang luar dan tata ruang dalam yang
dapat menjadi sarana rekreasi, edukasi,dan konservasi flora maupun fauna yang mengembangan
aspek sosial, budaya, hiburan,dan kepariwisataan melalui pendekatan Sustainable Architecture.
Prinsip Sustainable sangat tepat digunkan karena mengingat proyek ini merupakan proyek dengan
biaya yang sangat besar yang tentunya harus sustainable sehingga diharapkan rancangan tidak
perlu dilakukan banyak peruhabahan dan dapat bertahan hingga anak cucu dengan penyesuaian
kondisi dimasa yang akan datang.
Kata Kunci: revitalisasi, taman satwa, wisata air, sustainable architectur, rekreasi, edukasi,
konservasi
1
Reinaldo H., Revitalisasi Taman Satwa Taru Jurug dan Wisata Air Bengawan Solo, Jawa Tengah
2
Reinaldo H., Revitalisasi Taman Satwa Taru Jurug dan Wisata Air Bengawan Solo, Jawa Tengah
tahun 2010 oleh Ir. Joko Widodo saat wilayah kota dan proporsi Ruang Terbuka
menjabat walikota Surakarta yang sangat Hijau privat pada wilayah kota minimal 20
baik yaitu dengan memberikan kesempatan (dua puluh) persen dari luas wilayah kota.
masyarakat untuk menyadari keindahan Pada tahun 2013 luasan RTH yang ada di
Sungai Bengawan Solo secara langsung, kota Surakarta sendiri belum mencapai batas
diharapkan masyarakat menjadi lebih peduli minimal yaitu hanya sebesar 12% dari luas
dengan keadaan alam terutama Sungai wilayah kota, dengan demikian proyek
Bengawan Solo sehingga Bengawan Solo revitalisasi dan pengembangan Taman Satwa
bukan hanya menjadi sarana irigasi namun Taru Jurug Surakarta sangat relevan dengan
dapat menjadi sarana edukasi dan rekreasi tuntuan kebutuhan ruang terbuka hijau kota
mengenai pengenalan akan pentingnya di Surakarta yang belum sesuai dengan
keberadaan sungai dan menjaga kelestarian standart.12
air yang merupakan faktor penting kehidupan Dari berbagai pernyataan yang sudah
manusia serta memberikan ikatan emosional dibahas sebelumnya dapat disimpulkan
dengan Sungai Bengawan Solo ditambah lagi bahwa proyek ini layak untuk diadakan, yaitu
wisata air tersebut dapat menjadi daya tarik dengan Revitalisasi Taman Satwa Taru Jurug
yang lebih untuk menambah jumlah Surakarta dan Wisara Air Bengawan Solo
wisatawan yang berkunjung ke Taman yang diharapkan mampu menjadikan Taman
Satwa Taru Jurug Surakarta Surakarta. Satwa Taru Jurug Surakarta untuk mewadahi
Untuk mengoptimalkan dan fungsi rekreasi, edukasi,dan konservasi flora
mengembangkan Taman Satwa Taru Jurug dan fauna yang aman, berkualitas dan
Surakarta pemerintah melalui perusahaan mengikuti perkembangan jaman. Taman
daerah (Perusda) Taman Satwa Taru Jurug Satwa Taru Jurug Surakarta dan Wisata Air
Surakarta sendiri sudah berencana untuk Bengawan Solo diharapkan mampu menarik
merevitalisasi dan membangun kembali wisatawan nusantara ataupun manca negara
Taman Satwa Taru Jurug Surakarta dan lebih banyak lagi sehingga dapat menambah
mewujudkannya menjadi taman wisata dalam pendapatan daerah. Wisata Air yang menjadi
format ruang terbuka hijau yang mendukung wahana baru Taman Satwa Taru Jurug
fungsi sebagai kawasan lindung dan Surakarta diharapkan dapat menjadi daya
konservasi flora; taman satwa/ kebun tarik baru serta sarana rekreasi dan edukasi
binatang yang berstandar konservasi; mengenai sejarah dan pentingnya menjaga
mendukung kegiatan edukasi, seni dan kelestarian Sungai Bengawan Solo.
budaya; tempat rekreasi hiburan dan jasa
Latar Belakang Permasalahan
kepariwisataan yang berkualitas dan
Kebun binatang adalah tempat
menarik(sesuai dengan keranka Acuan Kerja
pemeliharaan satwa sekurang-kurangnya 3
Investasi di Taman Satwa Taru Jurug
(tiga) kelas taksa pada areal dengan luasan
Surakarta).
sekurang-kurangnya 15 (lima belas) hektar
Pemerintah kota Surakarta sendiri sudah
dan pengunjung tidak menggunakan
merencanakan menjadikan Taman Satwa
kendaraan bermotor (motor atau mobil).
Taru Jurug Surakarta sebagai kawasan
Sedangkan menurut
strategis Kota dari sudut kepentingan
Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh
lingkungan, yaitu kawasan resapan air,
Indonesia(PKBSI) fungsi dari Kebun
terdapat zonasi untuk kawasan sempadan
Binatang antara lain :
sungai, dan dan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
a. Sebagai pusat pengenalan aneka ragam
Di dalamnya difungsikan Ruang Terbuka
satwa liar bagi masyarakat, khususnya
Hijau (RTH) Publik yang meliputi taman
generasi muda
wisata alam; taman rekreasi; dan kebun
b. Tempat penelitian sifat dan perilaku
binatang yang harus di lestarikan.
keanekaragaman satwa liar serta
Perencanaan Ruang Terbuka Hijau Wilayah
pemanfaatan yang berkelanjutan
Kota telah diatur dalam Undang-Undang
Republik Indonesia no. 26 Tahun 2007 oleh
pemerintah yang mengatur jumlah proporsi 12
Taufiq Sidik Prakoso.2013. Ruang Terbuka
Ruang Terbuka Hijau publik pada wilayah
Hijau di Solo Baru 12% . Solopos,Sabtu, 20 April
kota minimal 30 (tiga puluh) persen dari luas 2013
3
Reinaldo H., Revitalisasi Taman Satwa Taru Jurug dan Wisata Air Bengawan Solo, Jawa Tengah
c. Wahana rekreasi bagi manusia untuk Sungai Bengawan Solo. Efek jangka panjang
menikmati secara santai berbagai yang diharapkan adalah adanya kesadaran
keindahan alam khususnya mengenai akan pentingnya menjaga kelestarian
keanekaragaman satwa lingkungan sungai sejak masih anak-anak,
d. Sebagai benteng terakhir upaya manusia dan tidak ada lagi masyarakat yang
untuk melindungi dan membiakkan satwa melakukan pengerusakan lingkungan sungai.
langka agar tidak punah, yang akhirnya Dalam Sustainable Architecture secara
akan dilepaskan kembali ke habitatnya langsung berintegrasi dengan tiga aspek
untuk mendapat kesempatan utama yaitu lingkungan, ekonomi, dan sosial.
berkembangbiak secara alami Ketiga aspek tersebut sesuai dengan fungsi
Melihat dari keempat fungsi tersebut dari Kebun Binatang yang termasuk dalam
dapat disimpulkan essensi dari kebun RTH Kota tentunya harus dilestarikan, aspek
binatang merupakan suatu wadah konservasi lingkungan dari Sustainable architecture tepat
satwa(flora dan fauna) yang digunakan digunakan dalam hal ini. Taman Satwa Taru
sebagai sarana berinteraksi, rekreasi, dan Jurug merupakan perusahaan daerah yang
mencari pengetahuan(edukasi) mengenai berpeluang menyumbang pendapatan daerah
aneka ragam satwa liar. Tentunya sebagai yang harus dikelola dengan baik sehingga
suatu badan/ organisasi yang menjunjung dapat memberikan pendapatan daerah yang
tinggi nilai konservasi tentunya aspek besar, hal ini sesuai dengan aspek ekonomi
keberlanjutan(sustainable) sangatlah penting dalam sustinable architecture. Sedangkan
diterapkan, selain untuk menjaga keadaan aspek sosial dari sustainable architecture
lingkungan tempat tinggal satwa yang ada tepat dengan fungsi kebun binatang yang
didalam Taman Satwa Taru Jurug Surakarta, merupakan RTH dan tempat rekreasi yang
menjaga lingkungan sekitar taman satwa, menjadi sarana berekreasi dan bersosialisasi
juga sebagai nilai edukasi tersendiri untuk ditambah lagi banyaknya PKL yang
masyarakat yang berkunjung ke Taman menempati kawasan Taman Satwa Taru
Satwa Taru Jurug Surakarta untuk menyadari Jurug Surakarta juga membutuhkan
dan merasakan pentingnya hubungan timbal penanganan secara sosial.
balik antara manusia, satwa, dan lingkungan
tempat tinggalnya. Arsitektur
berkelanjutan(sustaianable architecture)
yang menjadi konsep utama dapat
diwujudkan sekalius menjadi sarana edukasi
tersendiri untuk wisatawan yang
mengunjungi Taman Satwa Taru Jurug
Surakarta.
Selain itu revitalisasi Taman Satwa
Taru Jurug Surakarta yang termasuk
didalamnya mencakup penambahan wahana
Wisata Air Bengawan Solo yang juga
termasuk dalam konservasi sungai Bengawan Gambar 1 Integrasi Aspek Lingkungan
Solo bertujuan mengembalikan lingkungan Ekonomi dan Sosial dalam Sustainable
sungai agar kembali asri, tentunya Architecture
pendekatan arsitektur yang berkelanjutan (Sumber: Sustainable Architecture and
(sustainable architecture) sangatlah tepat Building Design,1999)
dalam perancangan wahana tersebut yang
memiliki tujuan dalam pelestarian Oleh karena itu dapat disimpulkan
lingkungan. Wahana Wisata Air Bengawan bahwa Taman Satwa Jurug memerlukan
Solo tersebut memiliki tujuan konservatif program revitalisasi dan renovasi mulai dari
yaitu sebagai upaya edukasi dan memberikan sirkulasi, tata ruang luar dan dalam sehingga
kedekatan secara emosional masyarakat mampu memenuhi kebutuhan akan fungsi
mulai dari masa anak-anak agar dapat sebagai kebun binatang dan dalam
menyadari akan pentingnya menjaga perencanaannya menggunakan metode
kelestarian lingkungan terutama lingkungan pendekatan “Sustainable Architecture” yang
4
Reinaldo H., Revitalisasi Taman Satwa Taru Jurug dan Wisata Air Bengawan Solo, Jawa Tengah
5
Reinaldo H., Revitalisasi Taman Satwa Taru Jurug dan Wisata Air Bengawan Solo, Jawa Tengah
6
Reinaldo H., Revitalisasi Taman Satwa Taru Jurug dan Wisata Air Bengawan Solo, Jawa Tengah
7
Reinaldo H., Revitalisasi Taman Satwa Taru Jurug dan Wisata Air Bengawan Solo, Jawa Tengah
8
Reinaldo H., Revitalisasi Taman Satwa Taru Jurug dan Wisata Air Bengawan Solo, Jawa Tengah
hanya dihubungan dengan penghematan c. Long life, loose fit: Desain untuk generasi
energi atau arsitektur hijau, proses yang akan datang merefleksikan generasi
keberlanjutan sendiri berhubungan dengan sebelumnya
keseluruhan siklus masa suatu bangunan, a) dalam desain
mulai dari masa pembangunan, pemanfaatan,
Aspek Lingkungan (Environmental
pelestarian, dan pembongkaran bangunan
Sustainability)
yang berkelanjutan dari segala aspek tidak
Aspek lingkungan dalam pembangunan
hanya dalam masalah energi.
berkelanjutan menitik beratkan pada :
Aspek-aspek Dalam Sustainable a. Ecosystem Integrity
Architecture b. Carrying Capacity
Secara garis besar pembanguan berkelanjutan c. Biodiversity
penerapan kebijakan sustainable architecture Prinsip-prinsip environmental sustainability
secara langsung berintegrasi dengan tiga antara lain seperti:
aspek yang juga dapat dilihat dalam gambar a. Memperhatikan iklim setempat, integrasi
yaitu: antara desain bangunan dengan energi,
a. Lingkungan (Environment Sustainability) sumber daya alam, dan udara
b. Ekonomi (Economic Sustainability b. Menjaga kelestarian lingkungan
c. Sosial (Social Sustainability) c. Penggunaan material yang tepat dan
ramah lingkungan
Aspek Ekonomi (Economic Sustainability)
Economic sustainability adalah
pembangunan yang relativ menguntungkan
secara ekonomi tidak hanya saat
pembangunan namun diharapkan
memberikan keuntungan secara berlanjut.
Aspek ekonomi menitik beratkan pada
kriteria:
a. Growth/ pertumbuhan
b. Develompment/ pengembangan
c. Productivity/ produktivitas
d. Trickle-Down/ menetes ke bawah
Dengan kata lain sustainabilty
Gambar 2. Diagram Integrasi Aspek
Lingkungan Ekonomi dan Sosial dalam architecture merupakan perencanaan
arsitektur yang mempertimbangkan aspek
Sustainable Architecture
(Sumber: AZA Green Guide ,2013) pertumbuhan, perkembangan, dan
produktivitas dari proyek yang dirancang.
Dengan perencanaan yang tepat diharapkan
Dalam arsitektur yang berkelanjutan
(Sustainable Architecture) terdapat 3 elemen rancangan mampu memberikan
pertumbuhan, perkembangan,
yang harus dipertimbangkan di awal proses
desain(guide line), antara lain: danprofuktifitas dari fungsi bangunan
a. Connectivity: Adanya kesinambungan tersebut sehingga diharapkan dapat
memberikan keuntungan/ provit. Ekonomic
yang kuat antara proyek, tapak,
Sustainability berkaitan erat dengan aspek
komunitas, dan lingkungan(ekologi).
evirontment sustainability yang berkaitan
Membuat sedikit perubahan fungsi sistem
alam yang sudah terbentuk dengan konservasi energi, pemanfaatan iklim
mikro yang secara langsung mempengaruhi
b. Indegenous:Desain dengan untuk apa
yang telah ada dan berkelanjutan di site aspek ekonomi yaitu dengan penghematan
selama berabad-abad(memperhatikan biaya
aspek budaya yang sudah ada, kearifan
lokal).
9
Reinaldo H., Revitalisasi Taman Satwa Taru Jurug dan Wisata Air Bengawan Solo, Jawa Tengah
10
Reinaldo H., Revitalisasi Taman Satwa Taru Jurug dan Wisata Air Bengawan Solo, Jawa Tengah
11
Konsep Perancangan Tapak Konsep Wujud Tatanan Lansekap
Tema
Karena fungsi tapak yang akan
dirancang merupakan kawasan dengan fungsi
konservasi, edukasi dan juga rekreatif maka
tema bentuk yang paling cocok adalah
organik/ alami yaitu merupakan bentuk dari
konservasi dengan mengikuti keadaan asli
tapak.
Gradasi
Gradasi yang ingin dimunculkan
adalah irama yang berubah-ubah yang
membentuk irama lansekap yang menarik
dan tidak membosankan .Adanya perubahan
landform, vegetasi, bangunan, dan pola air
pada setiap pergantian tema, dan
penambahan elemen-elemen bulat/ lingkaran
sebagai pemersatu bentuk tapak yang
organik.
Gambar 5. Konsep Perancangan Tapak Kontras
Sumber: Analisis Pribadi, April 2016 Kontras berupa perubahan bentuk
yaitu terdapat area yang lapang/ luas dan
Konsep perancangan tapak terbagi perubahan tema bentuk dan tema ruang yang
menjadi beberapa zona yang di komposisikan mengikuti tema area satwa yang dilewati.
sesuai dengan programing antara lain Kontrol
kebutuhan ruang, kedekatan ruang , analisis Permainan bentuk yang kontras
tapak (sirkulasi, kontur, view, noise dan dengan perubahan luasan area, bentuk-bentuk
vegetasi) maupun eksternal bulat/ lingkaran perubahan tema yang
(buildingcode/perda, matahari, iklim)., serta bertujuan untuk menambah kesan tematik
potensi eksisting yang dimiliki tapak sebelum area satwa namun tidak berlebihan dan tetap
dilakukan revitalisasi. menonjolkan satwa sebagai fokus utama.
12
Konsep Penekanan Studi Pada Tapak edukasi. Selain itu desain tapak yang
Economic Sustainability memberikan ruang terbuka dengan vegetasi
Tersedianya area-area komersial dan area konservasi flora yang diharapkan
yang berfungsi untuk meningkatkan dapat menjadi paru-paru kota yang
pendapatan dan memberikan nilai ekonomis mempengaruhi iklim mikro diarea disekitar
pada kawasan dengan cara memaksimalkan tapak.
potensi site yang ada. Penerapan pada
Environtmental Sustainability
menyediakan jalur sirkulasi kereta satwa
Pada konsep tapak mengusahakan
untuk sarana transportasi kereta satwa yang
dalam mempertahankan kealamian site
melewati sekuen yang terdapat pada Taman
(Respect For Site) dengan cara
Satwa Taru Jurug, jalur satwa juga
mempertahankan karakter awal site yaitu
dimanfaatkan sebagai jalur evakuasi, loading
dengan pemanfaatan kontur tanah yang
satwa, loading sampah, jalur pengawasan,
tetap dipertahankan yang memberikan
jalur kendaraan maintenance. Disediakannya
variasi dalam sekuen. Selain itu dalam
jalur river savary yang merupakan wisata air
tatanan lansekap mempertahankan dan
dengan tema savary yang melewati sekuen
menonjolkan vegetasi-vegetasi alami
dalam Taman Satwa Taru Jurug, dan
eksisting yang menjadi karakter kawasan
disediakannya area-area komersial lainnya
antara lain adalah pohon beringin.
yang menjadi bagian dari sekuen
pengunjung. Konsep Penekanan Studi Pada Bangunan
Social Sustainability Konsep pada bangunan
Secara sosial revitalisasi Taman mengeepankan tiga poin utama pada
Satwa Taru Jurug merupakan kawasan Sustainable Architecture antara lain
memeberikan ruang gerak masyarakat mempertahankan nilai ekonomi, social, dan
Surakarta sebagai ruang terbuka hijau yang lingkungan yang dapat dilihat pada Tabel 2.
mewadahi kegiatan konservasi, rekreasi, dan
Mengedepankan kearifan lokal setempat(Social Sustainability) yang diolah sesuai perkembangan jaman agar
menarik, mengundang, efektif, dan fungsional(Economic Sustainability). Kearifan lokal yang dikembangkan
dapat berupa tipologi bangunan setempat yang sudah memiliki nilai-nilai ramah lingkungan, dan konservasi
energi(Environtmental Sustainabilitiy).
13
Konsep Perancangan Wujud Bangunan mengundang(Economic Sustainability)
dengan memanfaatkan elemen dan material
arsitektur local(Social Sustainability) dengan
tetap mempertimbangkan pemanfaatan
pencahayaan dan penghawaan alami secara
maksimal (Environtmental Sustainability).
Bentuk-bentuk antar bangunan
dalam didesain berubah-ubah dan memiliki
tema sendiri yang merupakan metode
automatic segregation yang cepat terekam
dalam memori pengunjung, sehinga
diharapkan pengunjung akan mudah
mengingat dan diharapkan kembali
mengunjungi Taman Satwa Taru Jurug
Gambar 7. Sample Desain Bangunan Pada dikemudian hari.
Proyek Revitalisasi TSTJ Bentuk bangunan merupakan
Sumber: Analisis Pribadi, April 2016
tanggapan dari tema exhibit satwa, bentuk
bangunan diharapkan mampu memberikan
Dapat dilihat pada gambar 8 yang
suasana sesuai/ memiliki hubungan dengan
merupakan beberapa sample desain
exibit atau lingkungan hidup satwa.
bangunan pada proyek Revitalisasai Taman
Satwa Taru Jurug yang merupakan
tanggapan terhadap penekanan studi bentuk
dan material modern yang menarik dan
14
Sujatmiko, Tomi. 2015. Rangsang Rasa Peraturan Menteri Kebudayaan Dan
Memiliki, PNS Reresik Kawasan Pariwisata Nomor
Jurug.Kedaulatan Rakyat, 21 Pm96/Hk.501/Mkp/2010 Tentang
Agustus 2015. Tata Cara Pendaftaran Usaha Wisata
Thohir, Kaslan A.1985. Butir-Butir Tata Tirta. Jakarta
Lingkungan sebagai Masukan untuk Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Arsitektur Lansekap dan Nomor 95 Tahun 2012 Tentang
Pembangunan Berwawasan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dan
Lingkungan. Jakarta: PT Bina Kesejahteraan Hewan. Jakarta
Aksara. Peraturan Pemerintah Republik
Walikota Surakarta. 2013. Peraturan Daerah Indonesianomor 38 Tahun
Kota Surakarta Nomor 2 Tahun 2011tentang Sungai. Jakarta
2013 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kota Surakarta https://id.wikipedia.org/wiki/Kebun_Binatan
Nomor 6 g_Jurug diakses tanggal 15 Agustus
William, Daniel E.2007.Sustainable 2015, Jam 15.10
design:ecology, architecture, and http://www.solopos.com/2015/05/23/taman-
planning.New Jersey: John Willey & satwa-taru-jurug-gembira-loka-
sons aktifkan-terarium-tstj-607083 diakses
tanggal 15 Agustus 2015, Jam 15.10
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: http://edisicetak.joglosemar.co/berita/dilengk
18/Prt/M/2010 Tentang Pedoman api-kapal-wisata-bengawan-perda-
Revitalisasi Kawasan. Jakarta digarap-satwa-taru-jurug-disulap-
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 21443.html diakses tanggal 16
Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Agustus 2015, Jam 15.15
Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. http://www.soloblitz.co.id/2013/11/11/ini-
Jakarta dia-kisah-di-balik-popularitas-
Peraturan Menteri Kehutanan Republik sungai-bengawan-solo/ diakses
Indonesia Nomor : P.31/Menhut- tanggal 20 Agustus 2015, Jam 15.15
Ii/2012. Jakarta
15