Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

MINIMISASI LIMBAH B3
Diajukan untuk memenuhi tugas Pengelolaan B3 dan Limbah B3
yang diampu oleh Dr. Anni Rochaeni, ST.,MT.

Disusun oleh :
Dedi Agustina 193050004
Nurlita Irawan 203050004
Rania Dhiya Fakhira 203050014
Anis Dwiantoro Suju 203050024

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho Allah
SWT. Kerena tanpa rahmat dan ridhonya kita tidak dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik dan selesai dengan tepat waktu
Tidak lupa kami ucapkan terimaka kasih kepada Dr. Anni Rochaeni, ST.,MT.
Selaku dosen pengampu Pengelolaan B3 dan Limbah B3 yang membimbing kami
dalam pengerjaan tugas ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan
tugas ini. Dalam tugas ini kami menjaladkan tentang minimalisasi limbah B3 di PT
Semen Baturaja (Persero) Tbk.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas yang kami buat ini masih jauh dari
kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga tugas ini dapat
memberikan manfaat bagi orang lain.

Bandung, 17 Oktober 2022

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

I.I LATAR BELAKANG


Perseroan menjalankan roda usaha secara khusus dalam produksi Terak dengan
pusat produksi terletak di Baturaja, Sumatera Selatan. Sedangkan proses
penggilingan dan pengantongan semen dilaksanakan di Pabrik Baturaja, Pabrik
Palembang dan Pabrik Panjang yang selanjutnya didistribusikan ke daerah-
daerah pemasaran Perseroan. Adapun bahan baku produk semen Perseroan
berupa batu kapur dan tanah liat yang didapatkan dari lokasi pertambangan batu
kapur dan tanah liat milik Perseroan yang berlokasi sekitar 1,2 km dari pabrik
di Baturaja. Bahan baku pendukung lainnya seperti pasir silika didapatkan dari
rekanan di sekitar wilayah Baturaja; pasir besi diperoleh dari rekanan di
provinsi Lampung; Gypsum diperoleh dari Petro Kimia Gersik maupun impor
dari Thailand; sedangkan kantong semen diperoleh dari produsen kantong jadi
yang dijual di dalam negeri. Dalam rangka mengembangkan bisnis yang
dijalankan, Perseroan menyempurnakan peralatan yang sudah ada guna
mencapai target kapasitas terpasang sebesar 50.000 ton semen per tahun
sekaligus sebagai upaya meningkatkan kapasitas terpasang. Untuk itu, PT
Semen Baturaja (Persero) Tbk melaksanakan Proyek Optimalisasi I (OPT I).
Proyek tersebut kemudian dimulai pada tahun 1992 dan selesai
pembangunannya pada tahun 1994 dengan kapasitas terpasang meningkat
menjadi 550.000 ton semen per tahun.
Selanjutnya, Perseroan menindaklanjuti proyek OPT I, dengan memulai proyek
Optimalisasi II (OPT II) pada tahun 1996 guna meningkatkan kapasitas menjadi
sebesar 1.250.000 ton semen per tahun. Proyek OPT II telah selesai pada tahun
2001 dan telah selesai dan aktif berproduksi hingga sekarang. Perseroan terus
berupaya mengembangkan usahanya yang untuk itu dibutuhkan pembiayaan
investasi jangka panjang dan sumber dana. Sebagai aplikasinya, Perseroan
menerbitkan obligasi I senilai Rp200 miliar dimana emisi obligasi ini
merupakan program lanjutan restrukturisasi keuangan guna meningkatkan
profitabilitas serta likuiditas Perseroan. Kemudian Perseroan melaksanakan
kewajibannya dengan melunasi pinjaman obligasi I pada bulan Juni 2010.
Dalam kiprahnya menghasilkan produk-produk semen, Perseroan terus
meningkatkan kualitas yang dihasilkan hingga akhirnya mampu dipercaya
menangani proyek – proyek prestisius. Pada tahun 2011, Perseroan terlibat
dalam pembangunan proyek Cement Mill dan Packer dengan kapasitas 750.000
ton semen per tahun yang kemudian telah berhasil beroperasi secara komersil
pada Juli 2013. Ketika itu, kapasitas Perseroan telah meningkat menjadi
2.000.000 ton semen per tahun. Rencana Perseroan untuk terus
mengembangkan usaha dan menambah sumber dana bagi ekspansi terus
diupayakan. Untuk itu, Perseroan melaksanakan penawaran saham perdana atau
Initial Public Offering (IPO) pada 28 Juni 2013 dengan melepas 23,76% atau
2.337.678.500 saham ke publik. Dana ini ditujukan untuk membiayai
pembangunan pabrik Baturaja II dengan kapasitas 1,85 juta ton semen per
tahun. Kini, Perseroan telah merambah pasar utama di sekitar Sumatera Selatan
dan Lampung serta wilayah-wilayah Indonesia yang sedang menikmati
pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dan stabil. Sasaran wilayah pemasaran
ini juga sebagai langkah meningkatkan. Penjualan serta mencapai kapasitas
terpasang. Sedangkan untuk menyalurkan setiap produk, Perseroan
menggunakan distributor dengan jaringan yang tersebar diseluruh wilayah
Sumatera Selatan, Lampung, Jambi dan Bengkulu. Hadirnya Perseroan di
tengah-tengah masyarakat dipercaya mampu memberikan manfaat baik kepada
Pemerintah Pusat dan Daerah berupa pajak dan retribusi, juga kepada pemegang
saham melalui pemberian dividen, dividen serta kepada masyarakat sekitar
melalui penyerapan tenaga kerja lokal, maupun dalam bentuk kemitraan dan
bina Lingkungan bagi masyarakat sekitar pabrik.
Perseroan memiliki komitmen untuk senantiasa menjaga kepentingan
konsumen. Perseroan menempatkan kepuasan pelanggan sebagai aspek yang
mendasar dan penting. Untuk itu, Perseroan terus meningkatkan produk dan
mutu layanan jasanya dengan memprioritaskan aspek kesehatan, keselamatan
kerja seluruh karyawan, pelanggan, mitra kerja, maupun pemangku
kepentingan lain serta melakukan lindung lingkungan dan aset perusahaan
sebagai komitmen dalam mewujudkan kepuasan pelanggan.
Sesuai dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen, Perseroan menjalankan tanggung jawab sosial terhadap konsumen
yang dilakukan dengan menyediakan produk semen yang berkualitas,
menyediakan media informasi tentang produk, kualitas produk dan pelayanan
pelanggan. Pelaksanaan kegiatan tanggung jawab konsumen melalui penjagaan
mutu produk, baik proses maupun dalam proses transportasi. Produk dari
Perseroan memiliki risiko pada kesehatan dan keselamatan pelanggan jika tidak
ditangani dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah


 Proses produksi pada PT.Semen Baturaja (Persero)
 Potensi limbah yang di hasilkan pada proses produksi
 Metode minimisasi limbah B3 pada PT.Semen Baturaja (Persero)

1.3 Maksud dan Tujuan


 Mengetahui proses produksi pada PT.Semen Baturaja (Persero)
 Mengetahui potensi limbah yang di hasilkan pada proses produksi
 Mengetahui metode minimisasi limbah B3 pada PT.Semen Baturaja
(Persero)
BAB 2
PEMBAHASAN

1.2 Proses Produksi


 QUARRY
Pembuatan semen menggunakan bahan baku utama Batu Kapur dan Tanah
Liat yang diambil dari proses penambangan di Quarry milik Perseroan.
Penambangan Batu Kapur dilakukan dengan cara peledakan dan Surface
Minner, sedangkan untuk memperoleh Tanah Liat dilakukan dengan cara
pengerukan. Selanjutnya Batu Kapur dan Tanah Liat diangkut
ke Crusher dengan Dump Truck.
 CRUSHER
Batu Kapur dan Tanah Liat dikecilkan ukurannya sampai 8 cm
di Crusher untuk kemudian disimpan di Stock Pile (storage).
 STORAGE
Bahan baku yang didapat dari proses penambangan (Batu Kapur dan Tanah
Liat) akan ditampung di dalam storage untuk selanjutnya dilakukan proses
prehomogenisasi yang disebut reclaimer. Proses prehomogenisasi
di reclaimer adalah proses yang sangat penting untuk menjamin kualitas
dari produk yang dihasilkan baik dari raw meal hingga produk akhir, yaitu
semen.
 RAW MILL
Dari Stock Pile dimasukkan ke Raw Mill ditambahkan Pasir Besi dan Pasir
Silika untuk digiling dan dikeringkan menjadi Raw Meal. Raw Meal atau
tepung baku adalah bahan baku untuk pembuatan terak (Clinker). Raw
Meal berbentuk seperti powder yang mempunyai kehalusan tertentu. Raw
Meal mempunyai sifat fisika dan sifat kimia tertentu yang digunakan
sebagai kontrol kualitas produk. Sifat kimia digunakan sebagai pengatur
proporsi bahan-bahan yang akan diumpankan ke dalam proses. Raw
Meal dihasilkan dari sebuah sistem peralatan yaitu Raw Mill Plant yang
terdiri dari alat-alat utama, sistem transport dan alat-alat separasi untuk
kemudian disimpan di Raw Meal Silo.
 PEMANASAN DAN PEMBAKARAN (KILN)
Raw Meal yang disimpan dalam CF Silo digunakan sebagai Umpan Kiln
(Kiln Feed) akan mengalami beberapa tahap proses sebelum akhirnya
menjadi klinker kemudian melalui sistem pendinginan dan melalui alat
transport untuk disimpan di Klinker Silo. Proses pembakaran menggunakan
bahan bakar Batu Bara yang telah digiling dan dikeringkan melalui Coal
Mill. Klinker sebagian digunakan ke cement mill Baturaja, Cement Mill di
Palembang dengan angkutan Kereta Api dan Truk sedangkan Cement
Mill di Panjang dengan angkutan Truk untuk diproses menjadi Semen
Curah.
 PENGGILINGAN CLINKER (CEMENT MILL)
Klinker yang ditranspor dari Klinker Silo Baturaja digiling di Cement
Mill dengan menambahkan Gypsum dan bahan ke-3. Proses penggilingan
semen ini merupakan tahapan dimana kita akan mendapatkan semen seperti
yang di pasar. Material ini bersama-sama diumpankan ke semen mill
kemudian mengalami proses penggilingan dan produknya berupa semen
OPC Tipe I dan PCC. Setelah didapat semen yang berkualitas maka semen
tersebut disimpan melalui semen silo kemudian ditranspor ke bin semen
melalui air slide, belt conveyor, dan vibrating screen. Keluaran dari semen
silo berupa semen curah sebagian dijual dalam bentuk Semen Curah dengan
alat transpor berupa mobil kapsul dan gerbong kereta kapsul ke Palembang,
Baturaja, dan Lampung dan sebagian dikirim ke Packing Plant Baturaja.
 PENGANTONGAN SEMEN (PACKING PLANT)
Packing plant adalah sebuah kombinasi mesin dari alat transpor sampai
ke packer. Packer berfungsi untuk melakukan pembungkusan atau
pengepakan semen bungkus atau zak dan timbangan berat yang ditetapkan.
Packer merupakan unit terakhir dari proses produksi dari suatu pabrik
semen dimana produk packer yang telah dikemas berupa semen zak, 50 kg,
big bag 1 ton untuk dipasarkan di Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu,
dan Jambi.

2.2 Potensi Limbah yang dihasilkan


Industri pembuatan semen dibagi menjadi tiga subkategori: leaching
plant nonleaching plants dan materials storage piles runoff. Pada
kategori leaching plant, industri semen menggunakan air yang bersentuhan
dengan debu kiln sebagai bagian dari proses seperti pada pencucian debu untuk
digunakan kembali atau penggosokan basah untuk mengontrol emisi cerobong,
sedangkan materials storage piles runoff adalah dengan menumpukkan
penyimpanan limpasan.
Pembuatan semen melibatkan penambangan (mining); penghancuran
(crushing), dan penggilingan (grinding) bahan mentah terutama batu kapur dan
tanah liat. Proses produksi semen dimulai dari proses pengapuran bahan
dalam rotary klin diikuti dengan pendinginan klinker yang dihasilkan dan
pencampuran klinker dengan gypsum dan milling , penyimpanan, hingga
pengemasan semen yang sudah jadi.
Proses tersebut menghasilkan berbagai limbah, termasuk debu, yang ditangkap
dan didaur ulang ke dalam proses. Bahan limbah dari industri semen terdiri dari
campuran bahan kimia, seperti padatan terlarut (hidroksida, klorida, sulfat
kalium dan natrium) dan padatan tersuspensi (kalsium karbonat)
yang bervariasi dalam komposisi dari waktu ke waktu.
Ketika dicampur dengan air, materi limbah ini dapat memicu perubahan
substansial pada pH, suhu, warna, padatan tersuspensi, konduktivitas, dan
kebutuhan oksigen biologis (BOD) badan air. Hal ini mempengaruhi
lingkungan normal organisme akuatik dengan perubahan jumlah oksigen
terlarut yang belum pernah terjadi sebelumnya sehingga akan mempengaruhi
parameter ekologi badan air.
2.3 Upaya Minimalisasi terhadap Limbah B3
PT Semen Baturaja (Persero) Tbk melakukan upaya pemanfaatan limbah hasil
pembakaran batu bara dari industri pembangkit listrik yaitu Fly Ash dengan
dijadikan bahan ketiga dalam melakukan proses penggilingan semen di Cement
Mill. Fly ash sendiri merupakan limbah padat yang dihasilkan dari pembakaran
batu bara pada pembangkit tenaga listrik. Fly ash sendiri dapat dimanfaatkan
menjadi salah satu priduk bahan bangunan seperti semen, bata, keramik dan
paving. Maka dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk Palembang Plant
memanfaatkan fly ash menjadi salah satu bahan dalam membuat semen sendiri
sudah menjadi salah satu upaya untuk meminimalisasi Limbah B3 yang
dihasilkan.
Tanggung jawab kepala Unit Gudang PT ini sendiri adalah menerima
penyimpanan Fly Ash, Fly Ash dibawa menggunakan mobil khusus dan
tertutup untuk selanjutnya diletakan di TPS Fly Ash sebelum dimanfaatkan
untuk diolah kembali. Kepala Unit Kerja Gudang setiap bulan melaporkan
penerimaan dan stok Fly Ash ke Unit Kerja K3LH sebagai Laporan
Pengelolaan Limbah B3 ke KLH dan Instansi terkait. Berdasarkan Surat
Keputusan Walikota Nomor 421/KPTS/ DLHK/2017 Tentang Pemberian Izin
Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Bahaya dan Beracun Kepada PT
Semen Baturaja (Persero) Tbk Pabrik Palembang, Perseroan telah diberikan
izin untuk melakukan penyimpanan sementara Limbah B3 yang dihasilkan,
yaitu oli bekas, kemasan bekas B3, kain majun terkontaminasi B3, limbah
elektronik, bahan kimia kadaluarsa, pelarut kimia bekas, filter bekas pengendali
debu, kemasan bekas tinta dan sludge IPAL. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk
melakukan Pengelolaan Limbah B3 dengan mengumpulkan dan mendata setiap
limbah B3 secara berkala untuk kemudian melakukan penyimpanan sementara
di TPS Limbah B3 untuk kemudian seluruh material tersebut diserahkan pada
pihak ketiga pada setiap periode.
DAFTAR PUSTAKA
https://semenbaturaja.co.id/sistem-pengelolaan-limbah-b3/
https://www.wika-beton.co.id/artikel-det/Pemanfaatan-Fly-Ash-pada-Produk-Beton-
Pracetak73/ind
https://osf.io/preprints/inarxiv/4djwv/download
http://www.saka.co.id/news-detail/limbah-effluent-industri-semen

Anda mungkin juga menyukai