Anda di halaman 1dari 1

Ayah, Ibu, menatap kilauan mata jernih yang ada padamu,

sepasang mata terindah yang tak pernah lepas menatap


kami dengan cinta sejak masih dalam rahim suci, dalam
buaian, hingga beranjak dewasa hari ini. Mata indah ayah ibu
adalah sumber kekuatan, mata yang di dalamnya kami adalah
dunianya, mata yang hanya ingin kami tertawa, mata yang
terkadang kami buat menangis. Maafkan kami ayah, ibu…

Sepasang tangan yang mulai kuyu itu juga yang merengkuh,


memeluk, mengusap kepala kami, ketika dunia mulai kejam.
Tangan-tangan yang selalu menerima, terbuka lebar, ketika
kami pulang dengan kekecewaan, dengan tangisan. Tangan
yang bekerja keras, rela teriris, terbakar, terluka, demi kami
bisa bahagia dan meraih cita. Kami tak bisa membalas apa-
apa, cinta kami bukan apa-apa ketimbang cinta kalian yang
mengalahkan dunia dan seisinya. Maafkan kami ayah ibu,
atas salah dan dosa, atas kesusahan yang kami buat . Tak
kuasa kami memberimu seujung kuku balas yang pantas atas
jasa-jasa, cinta tulusmu yang tak lekang oleh apapun.

Ayah, ibu, kami mohon restu untuk pernikahan kami. Doakan


kami agar mampu mengikat cinta kami dengan kuat, sebab
kami tahu ini tak akan mudah. Tapi kami percaya, dengan
restu tulus dari ayah dan ibu, pernikahan ini akan bahagia.
Seperti pernikahan ayah ibu yang hingga kini makin rekat
jalinannya, tak lekang oleh hujan dan tak rapuh oleh panas.

Anda mungkin juga menyukai