Anda di halaman 1dari 1

KEMBANGKAN TANGGAPAN AKTIF REFLEKTIF

UNTUK MEMBERIKAN PENGUATAN….


Kristi Poerwandari, kpoerwandari@gmail.com, WA 089654075122

Memang saya yang salah mbak. Waktu itu saya habis dimarahi orangtua jadi merasa bingung
dan kesal, lalu mau waktu diajak ke rumahnya, sehingga hal itu terjadi, dan akhirnya saya harus
mengalami ini.

Saya merasa diri sangat buruk. Orang-orang bilang, pasti ada sesuatu yang salah dengan apa
yang saya lakukan, sehingga saya sampai ditinggalkan suami. Dia selalu mengungkit masa lalu
saya.

Dia bilang saya mengalami ini karena saya sering melawan dia. Harusnya kalau dia lagi marah
saya diam saja. Memang saya kesal, karena sudah saya hamil anak ketiga seperti ini, dan
harus capai bekerja untuk cari uang, dia malah berselingkuh. Harusnya saya lebih memahami
dia. Dia mungkin stres karena kehilangan pekerjaannya.

Semua ini kesalahan saya. Mengapa saya sangat bodoh mau-maunya mempercayai dia waktu
malam itu dia menawarkan mau mengantar saya pulang? Harusnya saya sudah mencurigai dia
sejak awal. Saya sangat bodoh, padahal saya sudah diingatkan orangtua untuk berhati-hati....

Istri saya memang orangnya sulit diatur dan keras kepala. Wajar dong saya marah. Saya kan
cape, sudah dibilang kalau saya sampai rumah, anak-anak harus sudah mandi dan rumah
sudah ditata bersih. Ini saya sampai rumah, semua berantakan!

Anak saya ini memang sulit diatur dan sudah rusak. Tidak pernah mendengar nasihat orangtua,
sehingga jadinya mengalami kejadian seperti itu. Saya sudah tidak mau peduli lagi pada dia.
Biar saja saya pusatkan perhatian pada adik-adiknya yang belum rusak.

Anak saya sudah hancur masa depannya. Siapa lagi yang mau sama dia? Tiap kali melihat dia,
saya menangis sangat sedih. Bayangkan baru usia begitu dia sudah dikotori, tidak suci lagi. Dia
hanya akan jadi bahan omongan orang....

Anda mungkin juga menyukai