Anda di halaman 1dari 5

TUGAS BESAR

MK ETIKA PROFESI
Perhutani - Yusup Amin Usodo 16.A1.0153
Pihak penyedia/kontraktor - Alvinda Putra R 18.A1.0078
Masyarakat - Januar Tri Saputra L 18.A1.0081
Investor - Rivaldo P. Stephian 18.A1.0135
Pemerintah - Aeson Kevin 18.A1.0152
A. FUNGSI BANGUNAN PERANCANGAN
- Wisata Alam Edukasi

B. TEORI KEBIJAKAN DAN KEUNGGULAN


Teori kebajikan dan keunggulan didasarkan kepada etika dalam semua tindakan.
Namun dalam teori ini lebih kepada keunggulan pribadi (arsitek) dalam sebuah praktek
(berarsitektur). Arsitek tidak hanya baik dalam keilmuannya, namun juga menjadi contoh
pemilik dari keilmuannya, seperti karya arsitektur yang baik akan menghasilkan
pernyataan berupa dia seorang arsitek yang baik, dan sebaliknya.

Menurut pemahaman Aristoteles, kebajikan pribadi adalah sebuah perilaku diantara


kelebihan dan kekurangan dari emosi dan tindakan. Karya arsitektur sangat erat
hubungannya dengan pembuatnya (arsitek), sama halnya dengan sebuah seni. Apapun
hasil yang dibuat akan mempunyai efek timbal balik yang sesuai dengan apa yang
dikerjakan oleh desainer, seperti tidak bisa dipisahkan dan menjadi cap bagi arsitek.
Hasil karya diharapkan dapat berjalan dan berfungsi dengan baik dan mempunyai nilai
estetika (arsitektur) dan manfaat yang berguna bagi masyarakat, lingkungan dan siapa
saja yang masuk dalam hal yang ditujukan dalam suatu karya arsitektur. Untuk bisa
mencapai semua nilai tersebut, dibutuhkan etika, etis, karakter arsitek yang benar.
Kepribadian dan tanggung jawab arsitek harus dilakukan secara profesional, artinya
arsitek harus memegang teguh nilai-nilai sebagai seorang arsitek dan bukan malah
sebaliknya. Penguasaan di bidang arsitektur sebagai penyeimbang hasil karya
arsitektur, dengan pengetahuan arsitektur yang baik dan benar, maka dapat dihasilkan
suatu karya arsitektur yang tepat dan kontekstual. Sebagai seorang arsitek juga harus
memiliki etos kerja yang berkualitas. Contoh sifat atau etos kerja yang harus dimiliki
seorang arsitek antara lain komunikatif, berpengalaman, jujur dan bertanggung jawab,
kreatif, efektif dan efisien dan memiliki sense of business. Sifat ini yang akan membawa
seorang arsitek menjadi dikenal baik akan karya dan kepribadiannya yang dikenal orang
melalui hasil karya yang dibuat.
C. IDENTIFIKASI MASALAH STAKEHOLDER
PEMERINTAH
Pemerintah sudah menetapkan terkait pola tata ruang wilayah, peraturan pembukaan
lahan baru, Lingkungan hidup, bangunan hijau, RTDRK dll. Peraturan ini dibuat dengan
tujuan setiap perkembangan dan kemajuan kota dapat berjalan sesuai rencana dan
teratur (dirancang oleh ahli-ahli). Peraturan yang dibuat pemerintah sudah mencangkus
berbagai aspek yang mempetimbangkan keseimbangan yang mencangkup faktor
sarana dan prasarana, ekonomi, manusia, lingkungan hidup, manusia. Kepentingan
yang hendak diajukan, harus melalui berbagai tahap dan sesuai dengan peraturan yang
telah dibuat pemerintah. Sarana dan prasarana yang akan dibangun harus mendapat
persetujuan pemerintah untuk ketentuan tertulis, perijinan, legalitas dan lain-lain.

MASYARAKAT
Adanya pariwisata baru nanti akan berdampak negatif pada lingkungan permukiman
dan masyarakat itu sendiri, misalnya kerusakan keasrian lingkungan alam permukiman,
hilangnya salah satu mata pencaharian masyarakat, dan sampah yang dibuang
sembarangan atau tidak dikelola dengan baik. Serta ada salah satu masyarakat yang
lahannya merupakan lahan warisan dimana yang di lokasi tersebut 1 orang, sedangkan
ahli waris lainya tidak ada dilokasi.

INVESTOR
Pada proses perencanaan kawasan wisata, investor menjadi salah satu bagian yang
penting dalam proses pengadaan kawasan wisata. Dimana para investor ini memiliki
peran dalam hal pengadaan biaya modal dari saat perencanaan hingga pembangunan.
Tentu para investor ini memiliki tujuan dan motivasi dibalik mereka menanamkan modal
mereka, yakni bukan lain adalah untuk sebagai bentuk investasi bagi mereka, dimana
mereka tentu menginginkan segera balik modal serta keuntungan yang yang besar dari
penanaman modal tersebut. Namun, hal tersebut bukan tidak mungkin bisa mulus
terjadi. Tentu para investor melihat potensi perencanaan kawasan wisata ini, namun
belum mengetahui bagaimana nanti kedepannya apabila kawasan ini terbangun apakah
nasibnya akan baik atau sebaliknya.

PIHAK PENYEDIA/KONTRAKTOR/KONSULTAN
Pihak penyedia atau kontraktor seharusnya meninjau terlebih dahulu tentang lokasi
yang akan didirikan sebuah proyek pembangunan. Yaitu dengan meninjau terkait
peraturan pemerintah yang berlaku dan berkaitan dengan proyek tersebut, berunding
dengan pemilik lahan dan warga di sekitar lahan proyek. Hal tersebut penting dilakukan
agar tidak menimbulkan permasalahan atau pro kontra antara masyarakat sekitar
proyek, pemilik lahan, pihak pemerintah, serta investor yang sudah bekerja sama
dengan kontraktor. Karena jika proyek tersebut telah terlaksana dan terjadi masalah, hal
tersebut dapat menimbulkan kerugian di beberapa pihak terkait.
PERHUTANI
Pada perencanaan atau pengembangan pariwisata dapat dilihat apakah bentuk dari
kepariwisataan tersebut memiliki unsur wisata alam atau tidak.Jika Pariwisata tersebut
termasuk dalam kategori Pariwisata Alam, maka harus memiliki persyaratan dasar
terkait prinsip dan perizinan berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan. Persyaratan dasar tersebut berupa Dokumen Perencanaan, Izin
Pengusahaan Pariwisata Alam ,Izin Usaha untuk sarana akomodasi untuk pihak yang
akan mengusahakan wisata alam serta yang terakhir merupakan Izin Lingkungan.
Dalam Perencanaan Pariwisata Alam ada 3 Komponen yang paling penting Lansekap.
Kawasan , Landasan Hukum , dan Program wisata. Permasalahan tentang pembebasan
lahan dan untuk pembangunan pariwisata alam , yang terpenting adalah proses
kegiatan tersebut tidak merusak ekosistem alam terutama Pohon atau tanaman.

D. IDENTIFIKASI MASALAH KETERKAITAN PARA STAKEHOLDER


Konsultan-Pemerintah
Adanya permasalahan antara Konsultan dan Pemerintahan terkait perencanaan wisata
alam edukasi yang berada di lingkungan masyarakat berupa lahan hijau persawahan
dan hutan. Lalu juga terkait bagaimana konsultan tersebut memahami akan peraturan
dari pemerintah yang sudah tertera dalam setiap proses perancangan suatu area atau
bangunan yang ada.

Konsultan-Masyarakat
Adanya permasalahan antara Konsultan dan Masyarakat terkait dampak lingkungan
seperti sampah bila dibangun tempat wisata, lahan hijau persawahan sebagai salah satu
mata pencaharian masyarakat, serta ahli waris salah satu kepemilikan lahan yang tidak
berada di lokasi perencanaan. Hal ini bila tidak segera diselesaikan maka dapat
berpotensi menimbulkan suatu konflik yang memicu keributan dengan masyarakat
terkait.

Konsultan-Investor
Adanya permasalahan antara Konsultan dan Investor terkait Perencanaan Wisata Alam
Edukasi yang dimana mereka para pihak investor menginginkan modal yang mereka
tanam dapat segera untuk berkembang dan tentunya dapat balik modal.Hal ini sendiri
juga erat kaitannya dimana bila dilihat dari sisi kualitas dan integritas dari konsultan, hal
tersebut juga dapat berpengaruh pada kepercayaan dari pihak investor. Sehingga dalam
hal ini kualitas dan integritas dari konsultan harus benar-benar dapat menjadi salah satu
pedoman bagi para investor untuk tetap menanamkan modalnya.

Konsultan-Perhutani
Adanya permasalahan antara Konsultan dan Perhutani terkait Perencanaan Wisata
Alam Edukasi yang bersebelahan dengan kawasan Perhutani, yang nantinya
dikhawatirkan dapat mengganggu dan merusak kawasan tersebut.
E. ANALISA KETERKAITAN DENGAN PRINSIP TEORI
Berdasarkan pada Teori Kebajikan dimana arsitek tidak hanya baik dalam keilmuannya,
namun juga menjadi contoh pemilik dari keilmuannya. Maka konsultan/Perancang tidak
hanya membangun tempat Wisata Alam Edukasi yang bagus namun juga harus
menyelesaikan masalah atau konflik-konflik dalam proses perencanaannya. Seperti
berikut :
Konsultan-Pemerintah
Konsultan harus mentaati Ketentuan dan regulasi pemerintahan terkait pola tata ruang
wilayah, peraturan pembukaan lahan baru, Lingkungan hidup, bangunan hijau, RTDRK
dll dalam perencanaan wisata alam edukasi, sehingga aspek-aspek perencanaan dapat
dipenuhi.

Konsultan-Masyarakat
Konsultan harus mensosialisasi dan mempertimbangkan dampak apa saja yang diterima
dan solusi seperti apa yang baik bagi masyarakat bila ada perencanaan wisata edukasi,
sehingga kekhawatiran masyarakat akan rusaknya lingkungan tidak terjadi.

Konsultan-Investor
Konsultan harus bisa memberi pemahaman kepada Investor perihal Perencanaan
Wisata Alam Edukasi, sehingga investor tidak hanya mementingkan kembalinya modal
namun juga paham akan pentingnya lingkungan sekitar.

Konsultan-Perhutani
Konsultan Perencana harus bisa mempertimbangkan Perencanaan Wisata Alam
Edukasi terkait kondisi lahan perencanaan kepada pihak Perhutani, Sehingga
Perencanaan yang akan dilaksanakan tidak mengurangi atau bahkan merusak Alam
yang sudah ada.

F. KONFLIK DAN SOLUSI


Dari keterkaitan para stakeholder yang ada, kami menemukan beberapa konflik yang
serius sebagai berikut.

1. Bila Wisata Alam Edukasi ini jadi dibangun maka ada rasa khawatir tentang
masalah lingkungan seperti limbah dan sampah yang berdampak bagi masyarakat
➢ Dapat dijawab dengan Teori Manfaat dan Konsekuensi
Apabila WIsata Alam Edukasi ini terbangun adanya pengunjung nanti akan
berdampak baik bagi perekonomian masyarakat, adapun konsekuensi yang
terjadi apabila Wisata ini terbangun, penumpukan sampah dan limbah wisata
yang memunkinkan masuk ke permukiman, sehingga peran dari perencana
untuk mengedukasi pengunjung dan masyarakat akan sampah dan limbah
sangat penting agar tidak terjadi kekhawatiran.
2. Lahan hijau persawahan sebagai salah satu mata pencaharian masyarakat akan
hilang.
➢ Dapat dijawab dengan Teori Kesepakatan
Apabila WIsata Alam Edukasi ini terbangun adanya perlu adanya kesepakatan
antara pihak perencana dan investor terhadap masyarakat, sehingga dapat
terjadi keseimbangan hak.

3. Adanya destinasi Wisata alam pada area perencanaan ( Hutan ) , adanya


pembukaan lahan untuk pembangunan tentu mengurangi kuantitas vegetasi
sehingga apabila pihak perencana tidak melakukan tindakan solusi alternatif ,
semisal dilakukan reboisasi untuk mengganti vegetasi yang telah berkurang akibat
Perencanaan Wisata alam tersebut.
➢ Dapat dijawab dengan Teori Kebajikan dan Keunggulan
Apabila WIsata Alam Edukasi ini terbangun adanya perlu adanya melakukan
tindakan solusi alternatif , semisal dilakukan reboisasi untuk mengganti
vegetasi yang telah berkurang akibat Perencanaan Wisata alam, sesuai
dengan keilmuan yang dimiliki oleh perencana. Sehingga perencanaan wisata
alam ini dapat berfungsi dengan baik

4. Perencanaan Wisata Alam harus memperhatikan struktur tanah yang ada pada
Site , sehingga kondisi tidak merusak struktur tanah yang sebelumnya sudah baik
menjadi tidak baik karena adanya pembangunan tersebut.
➢ Dapat dijawab dengan Teori Kebajikan dan Keunggulan
Apabila WIsata Alam Edukasi ini terbangun perlu adanya peran perencana
untuk mengaplikasikan keilmuannya sehingga kerusakan yang terjadi dapat
diminimalisir.

Anda mungkin juga menyukai