BUDAYA SPIRITUAL:
PERSEPSI PEZIARAH PADA MAKAM KERAMAT
LELULUR SUMEDANG
Abstrak
Sikap keramat dalam anggapan suatu masyarakat adalah tempat yang
dikeramatkan karena tempat bersemayamnya arwah leluhur yang memiliki kekuatan
gaib. Pada suatu waktu di tempat keramat dijadikan pusat kegiatan religius, yakni
upacara persembahan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Dalam situs religius ini,
setiap tingkah laku manusia dikeramatkan yang diiringi suasana hati dan motivasi
yang ditimbulkan oleh simbol-simbol sakral (keramat) dalam diri manusia.
Situasi demikian itu terbentuk dalam kesadaran spiritual sebuah masyarakat.
Sesungguhnya setiap individu memiliki persepsi yang berbeda terhadap tempat yang
dikeramatkan. Hal ini sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing.
Demikian pula terhadap makam keramat leluhur Sumedang yang kerap dikunjungi
oleh banyak peziarah. Salah satunya makam keramat Pangeran Santri, Ratu Pucuk
Umum, Pangeran Kornel, dan sebagainya.
Kata Kunci: Budaya spiritual, makam keramat, Sumedang.
Abstract
A sacred attitude on people live in a sacred place is the burial of an ancestors
spirit and supernatural. Sometimes, it is made as a center of religiousness, for
example a god worship through religious site. On this site everyones attitude is being
sacred by feeling and motivation which showed sacred symbols self inside.
The situation formed in a spiritual awareness of society. Actually, everyone has
different perception and motivtion about those places. Of course, it depends on each
needs conditions. In such a case, the sacred burial of Sumedang often visited by
visitors. Such as the sacred burial of Pangeran Santri, Ratu Pucuk Umum, Pangeran
Kornel, etc.
Keywords: Spiritual culture, sacred burial, Sumedang.
masyarakat (Clifford Geertz, 1992: 33, setempat dan peziarah lainya terhadap
dalam Tashadi, dkk:1994/1995) makam keramat tersebut.
Pada tempat keramat biasanya Ruang lingkup penulisan Budaya
bersemayam tokoh leluhur yang semasa Spriritual dibatasi pada persepsi peziarah
hidupnya memiliki karisma. Tokoh ini pada makam Pangeran Santri, Ratu
dimitoskan oleh pendukungnya dan dijadi- Pucuk Umum, dan Pangeran Kornel yang
kan sebagai panutan perilaku kelompok merupakan tempat keramat yang banyak
orang. Mitos itu sendiri memberikan arah dikunjungi peziarah yang berasal dari
kepada kelakuan manusia. Lewat mitos berbagai daerah. Kunjungan para peziarah
ini manusia dapat turut serta mengambil ternyata setiap tahunnya meningkat
bagian dalam kejadian-kejadian sekitarnya walaupun masyarakat Indonesia khusus-
dan menangggapi daya-daya kekuatan nya berada dalam era teknologi canggih
alam (Van Peursen, 1992:37; J. Van dan era globalisasi.
Baal, (1987) mengartikan mitos adalah Metode penelitian dipilih melalui
kebenaran religius dalam bentuk cerita pendekatan secara kualitatif. Dengan
yang menjadi dasar situs. Mitos ini pendekatan ini diharapkan dapat
merupakan bagian dari suatu kepercayaan menjaring seluruh data sesuai dengan
yang hidup di antara sejumlah bangsa. permasalahan. Oleh karena itu, dalam
Tempat keramat yang didukung penelitian ini diperlukan informan yang
oleh keberadaan tokoh mitos kharismatis terdiri dari masyarakat setempat, peziarah
menjadi tempat ziarah bagi mereka dari luar, dan generasi muda. Agar dapat
dengan tujuan dan maksud tertentu. memperoleh data yang diharapkan dan
Ziarah ini pada hakekatnya menyadarkan sesuai dengan permasalahan, maka teknik
kondisi manusia sebagai pengembara di pengumpulan data yang dipergunakan
dunia yang hanya mampir ngombe. adalah observasi, wawancara, dan studi
Ziarah yang menuju tempat keramat pustaka.
seperti ke makam leluhur maksudnya B. Hasil dan Bahasan
sangat bervariasi dan salah satunya
adalah untuk memperoleh restu leluhur 1. Persepsi pada Makam Keramat
yang dianggap telah lulus dalam ujian Terdapat beberapa pendapat
hidup (Subagya, 1981:141). Sehubungan tentang pengertian persepsi atau
hal tersebut, yang menjadi pokok pandangan. Franz Magnis Suseno (1993)
permasalahan adalah: mengemukakan bahwa persepsi atau
1. Apa dan bagaimana persepsi masya- pandangan merupakan keseluruhan ke-
rakat sekitar dan peziarah terhadap yakinan manusia untuk memberi struktur
makam-makam keramat tersebut? yang bermakna kepada alam
2. Nilai-nilai apa saja yang dapat dipe- pengalamannya. Sementara itu, Clifford
tik dari ritual ini? Geertz mengemukakan bahwa pandangan
Tujuan penulisan antara lain untuk tentang dunia adalah gambaran tentang
mengetahui gambaran tokoh-tokoh kenyataan apa adanya, konsep tentang
panutan masyarakat yang legendaris, dan alam, diri, dan masyarakat. Persepsi atau
kharismatik, serta untuk mengetahui pandangan ini mengandung gagasan
eksisensi nilai luhur yang diajarkan oleh mengenai tatanan, Persepsi ini secara
tokoh-tokoh tersebut kepada masyarakat emosional dibuat dapat diterima dengan
pendukungnya. Selain itu untuk me- disajikan sebuah gambaran tentang
ngetahui persepsi dan motivasi masyarakat masalah-masalah aktual dari cara hidup dan
cara hidup ini adalah ekspresi otentik. ziarah antara lain makam Pangeran
Persepsi ini dibentuk oleh suatu cara Santri, Ratu Pucuk Umum, Pangeran
berpikir yang dapat merasakan tentang Kornel, dsb.
nilai-nilai, organisasi sosial, kelakuan, Kata “ziarah” menurut kamus
peristiwa-peristiwa dan segi-segi lain dari Bahasa Indonesia artinya kunjungan
pengalaman. Oleh karena, itu persepsi ketempat yang dianggap keramat..
merupakan sebuah pengaturan mental Berziarah kubur artinya berkunjung
dari pengalaman itu dan pada gilirannya ketempat yang dianggap keramat atau
mengembangkan suatu sikap terhadap mulia, seperti ke makam untuk mengirim
hidup (Mulder, 1986: 30). doa. Berziarah ke makam wali artinya
Persepsi atau pandangan dapat berkunjung ke makam wali.
memunculkan makna pada “sesuatu”.
Makna ini dapat disimpan di dalam
simbol-simbol yang keabsahannya diakui
oleh para pendukungnya. Simbol-simbol
religius yang disakralkan biasanya
dimunculkan dalam peristiwa ritus dan
waktu tertentu yang disakralkan pula.
Simbol-simbol sakral tersimpan dalam
wujud benda-benda tertentu yang
dianggap mempunyai makna. Makna ini
adalah sesuatu yang mempengaruhi
semua hal, yang melampaui kekuasaan Sumber : Peneliti, 2008
Berziarah ke makam Pangeran Kornel
dan kekuatan manusia dan berada di luar
jalur yang normal dan wajar (J. Van Baal, Menurut aturan Islam, ziarah itu
1987). bukan hanya sekedar mengunjungi
Persepsi yang berkenaan dengan makam para wali atau syuhada; dan
kehidupan religius itu kadang diperkuat bukan pula sekedar ingin mengetahui
dengan mitos. Mitos menjadi sesuatu akan tetapi ziarah makam itu untuk
kebenaran absolut yang tidak bisa mendo,akan yang dimakamkan.
diganggu gugat. Mitos menguatkan suatu Mengirim do,a, dan mengirim pahala
misteri, mewujudkan peristiwa primordial untuknya atas bacaan-bacaan dari ayat-
yang masih selalau diceritakan dan ayat Al-Qur’an dan kalimah-kalimah
diulang kembali pada waktu sekarang. Thayyibah, seperti bacaan Tahlil,
Dalam hal ini mitos mengungkapkan Tahmid, Tasbih, Shalawat, dan lain-lain.
struktur keilahian, yang mengatasi semua Apalagi kalau yang di ziarahi adalah
atribut dan mendamaikan semua per- makam seseorang yang dianggap seorang
tentangan secara lebih mendalam wali atau ulama, atau tokoh yang telah
daripada yang bisa diungkapkan oleh pe- berjasa kepada masyarakat. Sebagai
ngalaman rasional (Susanto, Hary: 1987). orang yang tahu berhutang budi,
2. Persepsi Masyarakat Sekitar sepatutnya mendoakan dan menghadiahkan
Masyarakat sekitar memiliki pahala serta bacaan-bacaan. Dengan
persepsi terhadap makam keramat di demikian, ziarah menurut syariat Islam
Komplek pemakaman Pasarean Gede adalah termasuk amal shaleh, amal
Gunung Ciung. Menurut mereka makam- perbuatan yang baik.
makam keramat sering dijadikan tempat
adalah para karuhun atau menak keramat, peziarah pun ada yang
Sumedang yang tidak disangsikan lagi melakukan sholat, berzikir bahkan tidur-
kebaikannya, amal sholehnya, atau orang tiduran atau pun bermalam.
kekasih Allah dan sebagainya” 3. Persepsi Masyarakat Peziarah
Persepsi lain dari masyarakat
setempat ada yang menyatakan bahwa: Para peziarah berpendapat bahwa
“makam keramat yang sering dikunjungi makam-makam yang dikeramatkan itu
oleh peziarah antara lain makam keramat merupakan makam leluhur Sumedang
Pangeran Santri, Ratu Pucuk Umum, dan yang digolongkan kepada waliyullah.
Pangeran Kornel. Hal ini kemungkinan Oleh kerena itu pada hari hari tertentu,
karena ketiga tokoh ini dianggap sebagai seperti pada malam Jumat kliwon para
cikal bakal leluhur Sumedang yang peziarah yang datang lebih banyak dari
legendaris dan tercatat di benak hari-hari biasa.
masyarakat Sumedang terutama makam
keramat Pangeran Santri dan Ratu
Dewata Pucuk Umum sebagai orang tua
Pangeran Geusan Ulun yang pernah
berjaya dimasa Kerajaan Sumedang
Larang. Demikian pula tokoh Pangeran
Kornel, mereka tahu siapa dia. Itulah
sebabnya mengapa ketiga makam
keramat tersebut lebih banyak dikenal
masyarakat dari pada makam keramat
lainnya.”
Sumber Peneliti, 2008
Menurutnya, setiap makam Para Peziarah menuju Komplek Makam Keramat
keramat memiliki perbawa masing- Gunung Ciung
masing, dan berhasil tidaknya maksud
peziarah bergantung pada keyakinanya. Selain itu, tokoh-tokoh yang
Tentang perbawaan makam keramat, dikeramatkan ini diyakini bahwa mereka
Bapak Kuncen menyebutkan bahwa digolongkan sebagai orang-orang yang
setiap makam keramat memiliki perbawa berjasa yang memiliki berbagai kelebihan
berkah masing-masing. Ada perbawa dan kemampuan yang dapat memajukan
keberuntungan pada bidang kesuksesan kehidupan masyarakat, baik moril
dalam usaha, perdagangan, jodoh, maupun materil. Adapun bentuk nyata
keselamatan, kewibawaan, kepemim- jasa tersebut, antara lain mereka mampu
pinan (kedudukan dalam pemerintah), mengukir sejarah perjalanan kehidupan
dan lain lain. Waktu dan maksud masyarakat Sumedang, hingga dikenal
peziarah berziah ke makam keramat pun sebagai masyarakat yang agamis (Islam).
bebas-bebas saja, dalam artian kapan Setiap orang yang berziarah ke
saja, tidak mengikat masalah waktu, yang makam keramat dalam dirinya diperkuat
jelas peziarah mendoakan para leluhur dengan emosi keagamaan. Dengan emosi
dengan harapan mendapat berkah dari keagamaan itu mereka berusaha
Tuhan Yang Maha Kuasa sesuai dengan memusatkan dirinya pada alam sakral
keinginan masing-masing. Hari yang baik untuk memohon kepada Allah SWT di
untuk berziarah biasanya hari Selasa tempat yang diyakini sebagai seorang
(malam Selasa), atau Jumat (malam kekasih Allah, sehingga dia berharap ada
Jumat Kliwon). Di tempat makam barokah (berkah) yang kembali kepada
dirinya dan dapat terkabul segala cocok bagi para peziarah yang lebih
permohonan atau dapat tercapai segala mengutamakan kehidupan spiritual.
hal yang menjadi tujuannya datang ke Persepsi ini seperti disebutkan oleh
tempat itu. peziarah dari Cisalak, Subang. Menurut
Para peziarah yang datang itu satu pengakuannya ia sudah pernah berziarah
sama lain masing-masing mempunyai ke makam para wali di Jawa Tengah dan
persepsi yang tidak sama, tergantung dari Jawa Timur.
tujuan mereka dan kebutuhan mereka Menurut penilaian (dari berbagai
datang ke makam itu, sehingga persepsi pengalamannya berziarah selama ini)
para peziarah tentang makam itu kepada para peziarah lainnya baik yang
bervariasi. berziarah di makam keramat ini maupun
Persepsi yang menyebutkan makam ke tempat ziarah lainnya, yang perlu
keramat merupakan tempat yang dapat diperhatikan adalah bekal ilmu. Menu-
memberikan arti. Arti bagi peziarah rutnya tidaklah tepat jika datang ke
karena keyakinan ia dapat menemukan tempat ini sambil meminta sesuatu dan
suatu yang diharapkannya. Salah seorang diucapkan di depan makam. Sebaiknya di
informan menyebutkan bahwa makam makam yang anggapannya adalah makam
keramat ini memiliki arti, ia sering datang ke orang shaleh adalah mendoakan kepada
tempat ini, ia selalu mendapatkan apa ahli kubur agar jasa-jasanya mendapat
yang menjadi harapannya. Bagi peziarah ganjaran yang berlipat oleh Allah SWT.
lainnya, pandangan atau persepsi makam Sebaiknya doa yang disampaikan setelah
keramat ini sebagai tempat untuk shalat malam dan shalat wajib. Dari
meminta sesuatu. Orang yang mengingin- perilaku ibadah (spiritual) ini nantinya
kan sesuatu berkenaan dengan kebutuhan akan ada berkah yang kembali
hidupnya dapat menanjatkan permintaan (mamantul) kepada kita. Dengan kata
yang dipanjatkan kepada Tuhan Yang lain makam ini tempat yang cocok untuk
Maha Kuasa di tempat ini. Persepsi ngalap berkah, dari Pangeran Santri dan
berikut tentang makam Gunung Ciung ini para pengiringnya yang tergolong orang
adalah persepsi yang menyebutkan yang shaleh.
bahwa makam Gunung Ciung adalah Pada umumnya persepsi ini
tempat yang bisa memberi keselamatan (mengutamakan kehidupan spiritual)
jasmani dan rohani. Persepsi peziarah banyak disebutkan oleh para peziarah
yang lainnya yaitu bahwa makam yang sudah lanjut usia, atau mereka yang
Gunung Ciung ini merupakan makam tidak lagi banyak berpikir tentang
keramat (sakral). Persepsi ini disebut masalah-masalah yang berhubungan
diungkapkan oleh seorang peziarah. Ia dengan kehidupan duniawi. Dari
mengatakan bahwa maksud datang ke kenyataan di lapangan, banyak peziarah
makam ini adalah untuk meresihan awak) yang datang pada malam hari,
(membersihkan diri). Menurut pandangan- kebanyakan setelah jam 21.00 bahkan ada
nya, makam keramat ini tempat yang yang datang tengah malam. Umumnya
cocok. Rencananya, ia akan berziarah peziarah seperti ini tidak minta di antar
juga ke makam Prabu Geusan Ulun. oleh juru kunci. Mereka langsung datang
Persepsi berikutnya yang mengata- dan melapor kepada petugas piket serta
kan bahwa makam keramat ini sebagai memohon ijin untuk masuk ke komplek
tempat untuk tafakur, bermunazat, dan makam keramat Gunung Ciung. Di
perilaku spiritual lainnya. Persepsi ini makam mereka melakukan tafakur,
secara singkat merupakan tempat yang mengamalkan wirid, dan sebagainya
Peziarah mendoakan akhli kubur Bagi siapa saja yang membacakan ayat-
memang sewajarnya, bukan sebaliknya ayat suci tersebut tentu mendapat pahala
peziarah mohon bantuan sesuatu kepada dan berkah dari Allah SWT. Oleh karena
akhli kubur. Ada dua pendapat dalam hal itu, bergantung dari sudut mana kita
berziarah/mengunjungi atau mendoakan memandang segala sesuatu itu. Tidak
akhli kubur. Pertama, untuk mendoakan dapat kita pungkiri, bahwa ada kesalah-
akhli kubur tidak selalu harus diucapkan pahaman dalam memandang tetang
di depan kuburan orang tersebut. ziarah itu. Kesalahpahaman itu semakin
Alasannya, doa itu bukan tali, walaupun lama semakin merebak sehingga sulit
disampaikan dari rumah, masjid, dan dibedakan, mana yang dianjurkan dan
sebagainya tentu akan sampai kepada mana yang dilarang.
Tuhan. Kedua, memang doa itu bukan Terlepas dari itu semua, ziarah itu
tali tetapi ada tempat utama dan ada pula sudah merupakan kebiasaan atau tradisi
tempat yang lebih utama. Doa yang masyarakat yang sulit ditinggalkan meski
disampaikan dari rumah itu pun baik, tapi ada kontroversi dari segi keimanan.
lebih utama jika secara langsung Walaupun demikian, selama kegiatan itu
diucapkan di depan makam orang yang tidak menyesatkan dan tidak ke luar dari
dimaksud. Di depan makam setidaknya rambu atau aturan-aturan yang ada tidak
akan membantu hati lebih khusuk dalam menjadi masalah. Selain itu, selama
memanjatkan doa. masih memiliki nilai budaya yang dapat
Secara tidak disadari kegiatan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat
peziarah dapat saja tergelincir kepada pendukungnya. Tetapi tentu ada hikmah
praktek syirik (menyekutukan Allah yang dapat kita petik dari berziarah,
SWT) yang bertentangan dengan aqidah antara lain turut mendoakan kepada yang
Islam. Untuk mencegah, menghindari diziarahi (akhli kubur) agar mendapat
dan menanggulangi hal tersebut, perlu Maghfirah (ampunan) dari Allah SWT
adanya pembinaan atau pengarahan dari dan mendapatkan rahmat, pahala dan
pemuka agama (ustadz) secara perlahan- mengingatkan kepada kita akan alam
lahan. akherat, mengingatkan kita untuk dapat
Sebenarnya bergantung pada berzuhud terhadap alam, dan mengambil
motivasi itu sendiri, bila sebatas ingin suri tauladan
mendoakan akhli kubur agar diberikan Mengingatkan akan alam akhirat,
berkah dan diampuni dosanya oleh Allah bahwa kelak di alam akhirat manusia
Swt mungkin tidak tergolong menyekutukan yang telah mati akan dihidupkan kembali
Allah SWT. Tapi bila motivasinya oleh Allah SWT untuk menerima
ngalap berkah (mencari berkah) atau keadilan balasan-Nya atas segala
mohon bantuan sesuatu yang dari sudah perbuatannya semasa ia hidup di dunia
meninggal, tentu masalahnya menjadi ini. Bila berbuat kebaikan atau beramal
lain. Jangankan untuk mengurusi atau shaleh akan dibalas dengan pahala,
membantu orang lain (yang masih sebaliknya bila berbuat jelek akan dibalas
hidup), untuk mempertanggungjawabkan dengan siksa neraka. Oleh karena itu,
diri sendiri pun repot. Jadi sudah sebelum ajal menjemput, segeralah
sewajarnya, orang yang masih hidup bertaubat kepada Allah SWT dengan
mendoakan kepada orang yang sudah memohon ampunan atas segala kesalahan
meninggal. Membaca ayat-ayat suci Al- yang telah kita perbuat.
Quran atau doakan orang yang sudah Dengan berziarah, dapat
meninggal dunia termasuk pula ibadah. mengingatkan bahwa kita pun akan
mengalami kematian seperti itu, hanya tersebut disebut musyrik, dan hukumnya
saja tinggal menunggu waktu. Tentang dosa besar.
waktu, itu rahasia Allah SWT dan hanya Peziarah hendaknya pandai
Allah SWT Yang Maha Mengetahui memilah-milah, jangan sampai terjerumus
segalanya. Manakala ajal menjemputnya, dan menjadi umat yang rugi. Bagi yang
putuslah segalanya kecuali amal belum dapat memahami, bila dirasakan
ibadahnya yang akan menolong dan anak besar manfaatnya maupun sebaliknya itu
sholeh yang mendoakannya serta merupakan suatu resiko yang harus
ilmunya yang bermanfaat. Di dalam diterimanya. Namun atas keyakinan,
kubur tidak ada seorang pun yang akan mereka siap melakukan apa saja
sanggup menemani dan menolong, walaupun memerlukan pengorbanan
kecuali amal kebajikan. Begitu pun harta moril maupun materil. Secara materi
benda yang dimiliki tidak akan misalnya, tidak sedikit jumlah biaya yang
menolong, bahkan justru sebaliknya harus dikeluarkan, walaupun maksud dan
memberatkan, kecuali harta benda itu tujuan yang diinginkan belum tentu
diamalkan sesuai perintah Allah SWT. terkabul. Rupanya masalah itu tidak
Oleh karena itu, janganlah terpikat menjadi dilema, karena menyadari bahwa
dengan tipu daya keduniawian. Janganlah segala suatu itu perlu upaya, walaupun
diperbudak oleh harta, karena dengan yang menentukan segalanya hanya Allah
berlimpahnya justru akan mencelekakan SWT. Tidak dapat dipungkiri, itulah
di dunia maupun di akhirat, kecuali salahsatu sistem kepercayaan yang ada
diamalkan sesuai perintah Allah SWT dan berkembang di masyarakat kita.
tentu akan membawa keberuntungan. Namun itu merupakan nilai budaya
Dengan berziarah ke makam bangsa yang sarat dengan nilai luhur.
keramat para wali, ulama atau yang Berdasarkan wawancara dengan
dianggap sebagai syuhada (pahlawan) para penziarah, jelaslah bahwa alasan-
termasuk para leluhur yang telah berjasa alasan yang melatarbelakangi orang ber-
kepada masyarakatnya, maka dapat kunjung ke makam keramat tersebut
diambil ketelaudananmya. Sebagai rasa adalah:
hormat dan ucapan terima kasih atas jasa- - Adanya sunnah nabi yang
jasanya, maka sepatutnya selalu mengatakan pahala bagi orang-orang
mendoakan kepada ahli kubur agar yang berziarah ke makam leluhur,
mereka diberi tempat yang terang, orang tua, dan para wali yang menye-
dihapuskan dosanya, dan selalu dikasihi barkan agama Islam. Pengertian
oleh Allah SWT. Dengan berziarah, pahala dalam konteks ini tentu sangat
diharapkan ketauladan ahli kubur semasa luas, bukan hanya berupa kondisi
hidupnya dicontoh oleh generasi kejiwaan (hati menjadi tenang,
berikutnya. tenteram) juga adanya suatu
Berziarah atau mengunjungi keyakinan terpelihara-nya hubungan
makam keramat merupakan suatu upaya batin dengan si mati, dan pahala
untuk mendoakan yang diziarahi dan dalam pengertian wujud konkrit
mencari berkah dari Allah SWT, tetapi seperti keselamatan hidup,
bagi yang memiliki motivasi lain, yakni kemudahan mencari rezeki, dan
hendak memohon pertolongan kepada sebagainya.
yang diziarahi, maka kegiatan itu - Adanya getaran emosi keagamaan
bertentangan dengan ajaran Islam, karena yang menuntun manusia melakukan
termasuk menyekutukan Tuhan. Perbuatan kegiatan religius. Banyak cara yang
dicari oleh peziarah, dan merupakan tingkah laku atau tindakannya telah
tempat yang dapat memberikan berpola oleh sistem nilai budaya yang
harapan hidup yang lebih baik didukungnya serta bersumber pada
Peziarah berkeyakinan bahwa makam agama lokal atau kepercayaan.
keramat Leluhur Sumedang adalah
tempat untuk mencari keselamatan DAFTAR PUSTAKA
jasmani maupun rohani
Makam keramat Leluhur Sumedang, AM, Imron. 1990.
(makam Pangeran Santri, Ratu Pucuk Kitab Manakib Syekh Abdul Qadir
Umum, dan Pangeran Kornel) Jaelani. Bangil: Yayasan Al-
merupakan salah satu tempat yang Muslimin.
sakral. Baal, van J. 1987.
Peziarah berkeyakinan bahwa tempat Sejarah dan Pertumbuhan Teori
makam keramat terebut merupakan Antropologi Budaya. Jakarta,
tempat untuk melakukan tafakur, atau Gramedia.
tempat yang tepat bagi peziarah yang
mengutamakan kehidupan spiritual. Boedi, Oerif Bramantyo. 2007.
Adanya persepsi peziarah terhadap “Kutamaya:Peran pada Masa
makam ini, mendorong peziarah ber- Kerajaan Sumedang Larang dan
kunjung dengan berbekal niat atau Sebagai Situs Arkeolog”i, dalam:
motivasi tersendiri. Persepsi terhadap Bhakta Astiti, Depbudpar.
makam ini menyebabkan peziarah Bandung: Ikatan Arkeologi
memiliki motivasi tertentu untuk Indonesia.
berkunjung melaksanakan niatnya. Adanya Dhofier, Zamakhsyari. 1990.
persepsi yang melandasi peziarah Tradisi Pesantren, Studi tentang
terhadap makam keramat, dari sisi Padangan Hidup Kyai. Jakarta:
spiritual menandakan bahwa manusia LP3ES.
dalam melaksanakan upayanya tidak
hanya bermodal kepada upaya jasmani, Geertz, Clifford. 1992.
namun upaya batiniyah menunjukkan Kebudayaan dan Agama.
bahwa manusia tidak berdaya dalam Yogyakarta: Kanisius.
memenuhi kebutuhannya. Untuk itu, Koentjaraningrat. 1990.
manusia mencari hubungan dengan Kebudayaan, Mentalitas dan
kekuatan Tuhan Yang Maha Kuasa Pembangunan. Jakarta: Gramedia
dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Pustaka Utama.
_____________. 1992.
Saran
Perlu adanya pengelolaan yang Beberapa Pokok Antropologi
lebih proposional, agar layak dijadikan Sosia. Jakarta: Dian Rakyat.
wahana wisata budaya bagi masyakat di Lubis, Nina H. 2000.
Jawa Barat. Selain itu agar pada waktu Tradisi & Transformasi Sejarah
melakukan ziarah tetap memperhatikan Sunda I. Bandung: Humaniora
tatacara ziarah yang mengacu pada Utama Press.
aqidah-aqidah agama Islam. Namun
Nasution, Harun, et.al. 1990.
demikian, kita perlu menyadari bahwa
Toriqot Qodiriyyah Naqsabandiyyah:
peziarah itu adalah mereka yang dalam
Sejarah Asal-Usul, dan Per-