Anda di halaman 1dari 15

Budaya Spiritual: Persepsi Peziarah pada Makam Keramat ...

(Tjetjep Rosmana) | 243

BUDAYA SPIRITUAL:
PERSEPSI PEZIARAH PADA MAKAM KERAMAT
LELULUR SUMEDANG

Oleh Tjetjep Rosmana

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung


Jln. Cinambo No. 136 Ujungberung Bandung
Email: tjetjeprosmana@yahoo.co.id

Abstrak
Sikap keramat dalam anggapan suatu masyarakat adalah tempat yang
dikeramatkan karena tempat bersemayamnya arwah leluhur yang memiliki kekuatan
gaib. Pada suatu waktu di tempat keramat dijadikan pusat kegiatan religius, yakni
upacara persembahan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Dalam situs religius ini,
setiap tingkah laku manusia dikeramatkan yang diiringi suasana hati dan motivasi
yang ditimbulkan oleh simbol-simbol sakral (keramat) dalam diri manusia.
Situasi demikian itu terbentuk dalam kesadaran spiritual sebuah masyarakat.
Sesungguhnya setiap individu memiliki persepsi yang berbeda terhadap tempat yang
dikeramatkan. Hal ini sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing.
Demikian pula terhadap makam keramat leluhur Sumedang yang kerap dikunjungi
oleh banyak peziarah. Salah satunya makam keramat Pangeran Santri, Ratu Pucuk
Umum, Pangeran Kornel, dan sebagainya.
Kata Kunci: Budaya spiritual, makam keramat, Sumedang.

Abstract
A sacred attitude on people live in a sacred place is the burial of an ancestors
spirit and supernatural. Sometimes, it is made as a center of religiousness, for
example a god worship through religious site. On this site everyones attitude is being
sacred by feeling and motivation which showed sacred symbols self inside.
The situation formed in a spiritual awareness of society. Actually, everyone has
different perception and motivtion about those places. Of course, it depends on each
needs conditions. In such a case, the sacred burial of Sumedang often visited by
visitors. Such as the sacred burial of Pangeran Santri, Ratu Pucuk Umum, Pangeran
Kornel, etc.
Keywords: Spiritual culture, sacred burial, Sumedang.

A. Pendahuluan dua jenis yaitu kebutuhan material dan


Manusia pada dasarnya selalu kebutuhan spiritual. Kebutuhan material
ingin memenuhi semua kebutuhan berupa sandang, pangan dan papan
hidupnya. Menurut bentuknya kebutuhan merupakan kebutuhan manusia untuk
hidup manusia itu dapat dibagi menjadi mempertahankan kehidupannya. Oleh

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009


244 | Patanjala Vol. 1, No. 3, September 2009: 243 - 257

karena itu, untuk memenuhi kebutuhan tempat yang dikeramatkan merupakan


tersebut manusia berusaha semaksimal tempat bersemayamnya arwah leluhur
kemampuan pikirnya meskipun tidak atau dewa-dewi dan kekuatan-kekuatan
selalu lancar. Hal ini dikarenakan gaib yang pada suatu waktu di tempat
keterbatasan akan kemampuan akal dan tersebut dijadikan pusat kegiatan
pengetahuan yang dimilikinya. Untuk keagamaan, misalnya upacara per-
mengimbangi keterbatasannya, adakalanya sembahan kepada Tuhan Yang Maha
manusia melakukan sesuatu yang lebih Kuasa melalui situs religius. Dalam situs
bersifat spiritual. Melalui perilaku spiritual religius ini setiap tingkah laku manusia
ini manusia berusaha memenuhi akan dikeramatkan diiringi suasana hati dan
kebutuhan rohaninya. Kebutuhan rohani motivasi yang ditimbulkan oleh simbol-
atau kebutuhan spiritual ini adalah simbol sakral (keramat) dalam diri
kebutuhan nonmateri. Dengan pemenuhan manusia. Situasi yang demikian itu
kebutuhan spiritual ini manusia berupaya terbentuk dalam kesadaran spiritual
mendekatkan diri kepada Yang Maha sebuah masyarakat (Clifford Geertz,
Kuasa dalam rangka mencapai tujuan 1992: 33).
tertentu yang dikehendakinya, misalnya Sehubungan dengan uraian di atas,
pendalaman iman. sesungguhnya setiap individu memiliki
Adakalanya pula melalui perilaku persepsi yang berbeda terhadap tempat-
spiritual manusia melakukan upaya untuk tempat yang dikeramatkan tersebut.
memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya, Perbedaan tersebut tentunya sesuai
termasuk kebutuhan materi. Perilaku dengan kondisi dan kebutuhan masing-
spiritual dalam rangka upaya manusia masing pula. Demikian pula terhadap
untuk memenuhi kebutuhan hidup ini makam keramat leluhur Sumedang yang
dilakukan manusia dengan sikap dikemukakan hasil penelitian ini.
‘panembah’ kepada Yang Maha Kuasa. Tempat-tempat keramat adalah
Karena itu dalam sikap “panembah” ini tempat bersemayamnya arwah leluhur
manusia memasrahkan diri pada kekuatan atau dewa-dewi, juga kekuatan-kekuatan
Illahi. gaib yang ada pada benda tertentu, yang
Secara konseptual sikap “panembah” kebetulan tersimpan di tempat keramat
yang pasrah diri pada kekuatan Illahi itu itu. Dalam hal ini Frazer memberikan
merupakan wujud dari emosi keagamaan pengertian kekuatan gaib (magi) adalah
(religius emotion). Koentjaraningrat kekuatan yang ada pada benda-benda dan
(1992) mengatakan bahwa emosi terhadapnya manusia berusaha mengua-
keagamaan itu adalah suatu getaran jiwa sainya untuk tujuan tertentu.
yang pada suatu ketika pernah meng- Di tempat keramat pada saat-saat
hinggapi seorang manusia dalam waktu tertentu dijadikan sebagai pusat kegiatan
hidupnya. Walaupun getaran itu hanya keagamaan, seperti upacara-upacara per-
berlangsung beberapa waktu saja. Emosi sembahan kepada “Yang Maha Kuasa”
keagamaan ini ada di belakang setiap ke- melalui situs religius. Dalam situs
lakuan serba religi, sehingga menye- religius setiap tingkah laku manusia
babkan timbulnya sikap keramat, baik dikeramatkan dan disertai suasana hati
pada kelakuan manusia itu sendiri, dan motivasi yang ditimbulkan oleh
maupun pada tempat kelakuan itu simbol-simbol sakral (keramat) dalam
diungkapkan. diri manusia. Situasi yang demikian
Sikap keramat dalam anggapan di membentuk kesadaran spiritual sebuah
kalangan suatu masyarakat di tempat-

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung


Budaya Spiritual: Persepsi Peziarah pada Makam Keramat ...(Tjetjep Rosmana) | 245

masyarakat (Clifford Geertz, 1992: 33, setempat dan peziarah lainya terhadap
dalam Tashadi, dkk:1994/1995) makam keramat tersebut.
Pada tempat keramat biasanya Ruang lingkup penulisan Budaya
bersemayam tokoh leluhur yang semasa Spriritual dibatasi pada persepsi peziarah
hidupnya memiliki karisma. Tokoh ini pada makam Pangeran Santri, Ratu
dimitoskan oleh pendukungnya dan dijadi- Pucuk Umum, dan Pangeran Kornel yang
kan sebagai panutan perilaku kelompok merupakan tempat keramat yang banyak
orang. Mitos itu sendiri memberikan arah dikunjungi peziarah yang berasal dari
kepada kelakuan manusia. Lewat mitos berbagai daerah. Kunjungan para peziarah
ini manusia dapat turut serta mengambil ternyata setiap tahunnya meningkat
bagian dalam kejadian-kejadian sekitarnya walaupun masyarakat Indonesia khusus-
dan menangggapi daya-daya kekuatan nya berada dalam era teknologi canggih
alam (Van Peursen, 1992:37; J. Van dan era globalisasi.
Baal, (1987) mengartikan mitos adalah Metode penelitian dipilih melalui
kebenaran religius dalam bentuk cerita pendekatan secara kualitatif. Dengan
yang menjadi dasar situs. Mitos ini pendekatan ini diharapkan dapat
merupakan bagian dari suatu kepercayaan menjaring seluruh data sesuai dengan
yang hidup di antara sejumlah bangsa. permasalahan. Oleh karena itu, dalam
Tempat keramat yang didukung penelitian ini diperlukan informan yang
oleh keberadaan tokoh mitos kharismatis terdiri dari masyarakat setempat, peziarah
menjadi tempat ziarah bagi mereka dari luar, dan generasi muda. Agar dapat
dengan tujuan dan maksud tertentu. memperoleh data yang diharapkan dan
Ziarah ini pada hakekatnya menyadarkan sesuai dengan permasalahan, maka teknik
kondisi manusia sebagai pengembara di pengumpulan data yang dipergunakan
dunia yang hanya mampir ngombe. adalah observasi, wawancara, dan studi
Ziarah yang menuju tempat keramat pustaka.
seperti ke makam leluhur maksudnya B. Hasil dan Bahasan
sangat bervariasi dan salah satunya
adalah untuk memperoleh restu leluhur 1. Persepsi pada Makam Keramat
yang dianggap telah lulus dalam ujian Terdapat beberapa pendapat
hidup (Subagya, 1981:141). Sehubungan tentang pengertian persepsi atau
hal tersebut, yang menjadi pokok pandangan. Franz Magnis Suseno (1993)
permasalahan adalah: mengemukakan bahwa persepsi atau
1. Apa dan bagaimana persepsi masya- pandangan merupakan keseluruhan ke-
rakat sekitar dan peziarah terhadap yakinan manusia untuk memberi struktur
makam-makam keramat tersebut? yang bermakna kepada alam
2. Nilai-nilai apa saja yang dapat dipe- pengalamannya. Sementara itu, Clifford
tik dari ritual ini? Geertz mengemukakan bahwa pandangan
Tujuan penulisan antara lain untuk tentang dunia adalah gambaran tentang
mengetahui gambaran tokoh-tokoh kenyataan apa adanya, konsep tentang
panutan masyarakat yang legendaris, dan alam, diri, dan masyarakat. Persepsi atau
kharismatik, serta untuk mengetahui pandangan ini mengandung gagasan
eksisensi nilai luhur yang diajarkan oleh mengenai tatanan, Persepsi ini secara
tokoh-tokoh tersebut kepada masyarakat emosional dibuat dapat diterima dengan
pendukungnya. Selain itu untuk me- disajikan sebuah gambaran tentang
ngetahui persepsi dan motivasi masyarakat masalah-masalah aktual dari cara hidup dan

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009


246 | Patanjala Vol. 1, No. 3, September 2009: 243 - 257

cara hidup ini adalah ekspresi otentik. ziarah antara lain makam Pangeran
Persepsi ini dibentuk oleh suatu cara Santri, Ratu Pucuk Umum, Pangeran
berpikir yang dapat merasakan tentang Kornel, dsb.
nilai-nilai, organisasi sosial, kelakuan, Kata “ziarah” menurut kamus
peristiwa-peristiwa dan segi-segi lain dari Bahasa Indonesia artinya kunjungan
pengalaman. Oleh karena, itu persepsi ketempat yang dianggap keramat..
merupakan sebuah pengaturan mental Berziarah kubur artinya berkunjung
dari pengalaman itu dan pada gilirannya ketempat yang dianggap keramat atau
mengembangkan suatu sikap terhadap mulia, seperti ke makam untuk mengirim
hidup (Mulder, 1986: 30). doa. Berziarah ke makam wali artinya
Persepsi atau pandangan dapat berkunjung ke makam wali.
memunculkan makna pada “sesuatu”.
Makna ini dapat disimpan di dalam
simbol-simbol yang keabsahannya diakui
oleh para pendukungnya. Simbol-simbol
religius yang disakralkan biasanya
dimunculkan dalam peristiwa ritus dan
waktu tertentu yang disakralkan pula.
Simbol-simbol sakral tersimpan dalam
wujud benda-benda tertentu yang
dianggap mempunyai makna. Makna ini
adalah sesuatu yang mempengaruhi
semua hal, yang melampaui kekuasaan Sumber : Peneliti, 2008
Berziarah ke makam Pangeran Kornel
dan kekuatan manusia dan berada di luar
jalur yang normal dan wajar (J. Van Baal, Menurut aturan Islam, ziarah itu
1987). bukan hanya sekedar mengunjungi
Persepsi yang berkenaan dengan makam para wali atau syuhada; dan
kehidupan religius itu kadang diperkuat bukan pula sekedar ingin mengetahui
dengan mitos. Mitos menjadi sesuatu akan tetapi ziarah makam itu untuk
kebenaran absolut yang tidak bisa mendo,akan yang dimakamkan.
diganggu gugat. Mitos menguatkan suatu Mengirim do,a, dan mengirim pahala
misteri, mewujudkan peristiwa primordial untuknya atas bacaan-bacaan dari ayat-
yang masih selalau diceritakan dan ayat Al-Qur’an dan kalimah-kalimah
diulang kembali pada waktu sekarang. Thayyibah, seperti bacaan Tahlil,
Dalam hal ini mitos mengungkapkan Tahmid, Tasbih, Shalawat, dan lain-lain.
struktur keilahian, yang mengatasi semua Apalagi kalau yang di ziarahi adalah
atribut dan mendamaikan semua per- makam seseorang yang dianggap seorang
tentangan secara lebih mendalam wali atau ulama, atau tokoh yang telah
daripada yang bisa diungkapkan oleh pe- berjasa kepada masyarakat. Sebagai
ngalaman rasional (Susanto, Hary: 1987). orang yang tahu berhutang budi,
2. Persepsi Masyarakat Sekitar sepatutnya mendoakan dan menghadiahkan
Masyarakat sekitar memiliki pahala serta bacaan-bacaan. Dengan
persepsi terhadap makam keramat di demikian, ziarah menurut syariat Islam
Komplek pemakaman Pasarean Gede adalah termasuk amal shaleh, amal
Gunung Ciung. Menurut mereka makam- perbuatan yang baik.
makam keramat sering dijadikan tempat

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung


Budaya Spiritual: Persepsi Peziarah pada Makam Keramat ...(Tjetjep Rosmana) | 247

Nabi Muhammad Saw. pernah dan asal) kepada kuncen, menyatakan


melakukan ziarah, sebagaimana yang maksud dan tujuan kedatangan. Bila
diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ahmad memasuki areal makam keramat terlebih
dan Ibnu Majah berikut ini :”Rosulallah dahulu harus “beberesih” berwudlu, dan
Saw. ke makam para Syuhada Uhud dan berlaku sopan dan tertib, tidak gaduh.
ke makam ahli Baqi, maka ziarah Selanjutnya, tawasulan atau
hukumnya sunnah, artinya apabila tahlilan/berdoa sesuai ajaran agama
dikerjakan akan mendapat pahala, dan (Islam) biasanya dipimpin kuncen.
apabila tidak dilakukan tidak apa-apa. Apabila berdoanya tidak dipimpin
Waktu berziarah ke makam tersebut kuncen, kuncen tetap mengawasi dan
Rosulallah Saw. memberi salam dan mengarahkan agar tidak menyimpang
mendoakan kepada mereka, berucap: dari ajaran agama. Ketentuan tersebut
“semoga kesejahteraan tetap bagimu yang dipegang teguh, baik oleh peziarah
wahai ahli kubur dan orang-orang maupun masyarakat sekitar komplek
mu’min dan orang-orang Islam. makam keramat, antara lain tidak boleh
Insyaallah kami akan bertemu dengan berkata yang tidak sopan dan berlaku
kami.kami mohon kesehatan kepada tertib. Apabila tiba di pintu gerbang
Allah SWT untuk kami dan kamu”. makam memberi salam, dengan
Sebuah hadist yang diriwayatkan mengucapkan, “Assalaamu’alaikum ahlad-
oleh Imam Ibnu Majah dari Shahabat diyari minal mu’minina wa innaa insyaa
Ibnu Mas’ud, menyebutkan, Sesung- Allaahubikum laahiquun nas aluuaaha
guhnya Rasullah Saw. bersabda: “Aku lanna walakumul aafiyata’. Atau dengan
dulu telah melarang kamu berziarah ke mengucapkan, “Assalaamu’alaikum
kubur, maka (sekarang berziarahlah. daara qaumin mu’minin fainnnaa insyaa
Karena ziarah kubur itu dapat ber-zuhud Allaahu bikum laahiquun, yang artinya:
terhadap dunia dan dapat pula Kesejahteraan semoga Mu’min. Insya
mengingatkan alam Akhirat”. Allah kami akan bertemu dengan kamu.
Menurut syariat agama Islam, Sesampai di depan makam yang dituju,
ziarah kubur itu bukan hanya sekedar kemudian menghadap ke arah muka
mengujungi kubur, tetapi mendoakan mayat (menghadap ke timur) seraya
kepada yang dikubur atau yang mengucapkan salam khusus, yaitu
dimakamkan dan mengirim pahala kepa- mengucapkan, “Assalamu’alaikum ya
danya atad bacaan-bacaan dari ayat-ayat ....... (nama almarhum), atau membaca
suci Al-Quran dan kalimah-kalimah “Assalamu alaikum darokao mu’minunna
Thayyibah, seperti bacaan Tahlil, antaum lana parotuwwa’ina bikum
Tahmid,Tasbih, Shalawat, dan lain-lain. lahikum Allahumalatah rinaazrohum
Salah seorang informan yang walatuhdilana badahum; dilanjutkan
tinggal di sekitar komplek makam membaca Surat Alfatihah (1 kali).
keramat, menyebutkan bahwa makam- Selanjutnya membaca “Ilaahadirotin
makam tersebut dikeramatkan dan sering nabiyyil mustopa Muhamadin shollalohu-
diziarahi. Menurutnya, bila hendak ’alaihi wa salam wa ala alihi wa
berziarah atau bermalam di makam ke- azwaajihi wa aulaadihi wa dzuriyyatihi
ramat ada aturan dan tatakrama tertentu. syaiullilahumul; dilanjutkan membaca
Adapun tatacara berziarah, antara lain Surat Alfatihah (1kali). Selanjutnya
sebelumnya hendaklah meminta izin membaca, “Tsumailaahadirotin ikhwanihi
terlebih dahulu kepada juru kunci, yaitu minal ambiyaaiwal mursalina wal
dengan mengungkapkan data diri (nama auliyaai wasyuhadaai washolihinna wa-

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009


248 | Patanjala Vol. 1, No. 3, September 2009: 243 - 257

shohabati wata abhna wal ulamai dapat mengetahui keberadaannya serta


aa’iliina wal mushan nifina mukhlisna tidak kehilangan jejak leluhur ‘karuhun’.
wajami’i il wala malaaikati muqorrobina Responden lainnya menyebutkan,
khusson Syeh Abdulqodir Jaelani makam keramat Pangeran Santri, dan
rodialohu anhu syaillillaahi lahumul, Ratu Dewata Pucuk Umum (istri
dilanjutkan membaca Surat Alfatihah 1 Pangeran Santri) merupakan makam
kali. Kemudian, membaca “Tsuma ila leluhur Sumedang yang dianggap memiliki
arwahi arbanina waumahatina wa-ajwajina kharismatik. Seorang ulama besar
wazadatina walihajatina wa ihwanina (Pangeran Santri) yang menyebarkan
wajami’il muslimi wal muslimat ajaran Islam kepada masyarakat Sumedang.
walmu’minin walmu’minat alahya Responden mengatakan bahwa makam
minhum wal amwat wabil khususon itu tempat untuk berziarah, tempat
Kanjeng ............. bin Pangeran ............., memohon sesuatu, terutama mendapat
dilanjutkan membaca Surat Alfatihah (1 barokah yang berhubungan dengan
kali). kewibawaan, mendapatkan kedudukan
Setelah membaca doa-doa tersebut, dalam suatu jabatan dalam pemerintahan,
kemudian dilanjutkan dengan membaca dan sebagainya.
Bissmillahirrohmanirrohim 111 kali,
surat Alfatihah 41 kali, Al-Ikhlas 101
kali, Sholawatnariyah 44 kali, dan
terakhir, membaca doa berikut ini
“Bismilahirrahmanirrahim, Wakur robi
anjalni munjalam, mubarokaw waangta
khoerul walhamdulillahirobil’alamin”,
sebanyak 41 kali.
Salah seorang responden lainnya,
menyebutkan bahwa makam keramat di
Parasean Gede Gunung Ciung
Sumber: Peneliti, 2008
merupakan tempat disemayamkan bebe- Sebelah kiri makam Pangeran Santri, dan kanan
rapa leluhur Sumedang di antaranya makam Ratu Pucuk Umum
Pangeran Kornel, Pangeran Santri, Ratu
Pucuk Umum, dan lain-lain. Keberadaan Menurut persepsi responden (40
makam keramat tersebut, adalah sebagai tahun) yang tinggal di sekitar komplek
bukti bahwa masyarakat Sumedang makam keramat, ia mengatakan tinggal
memiliki leluhur yang patut dijadikan di tempat itu sudah puluhan tahun. Ibu
suri tauladan, mereka telah berjasa yang kegiatan sehari-harinya sebagai ibu
terhadap masyarakat Sumedang, serta rumah tangga mengatakan bahwa makam
telah mengharumkan nama Sumedang. keramat itu merupakan salah satu
Oleh sebab itu, tuturnya para leluhur kebanggaan bagi masyarakat Sumedang.
Sumedang patut dihormati dan dihargai Makam keramat itu perlu dipelihara,
serta diteladani dan ditiru semasa dilestarikan terutama untuk generasi
hidupnya. Sebagai bentuk penghormatan muda, agar mereka mengenal dan belajar
dan penghargaan dapat diwujudkan menghargai jasa leluhurnya. Makam
dengan cara berziarah dan mendoakan keramat bukan sekedar makam, tetapi
arwahnya, serta merawat atau meme- ada keistimewaannya bila dibandingkan
lihara kelestariannya agar generasinya dengan makam lainnya. Orang yang
dimakamkan di komplek makam itu,

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung


Budaya Spiritual: Persepsi Peziarah pada Makam Keramat ...(Tjetjep Rosmana) | 249

adalah para karuhun atau menak keramat, peziarah pun ada yang
Sumedang yang tidak disangsikan lagi melakukan sholat, berzikir bahkan tidur-
kebaikannya, amal sholehnya, atau orang tiduran atau pun bermalam.
kekasih Allah dan sebagainya” 3. Persepsi Masyarakat Peziarah
Persepsi lain dari masyarakat
setempat ada yang menyatakan bahwa: Para peziarah berpendapat bahwa
“makam keramat yang sering dikunjungi makam-makam yang dikeramatkan itu
oleh peziarah antara lain makam keramat merupakan makam leluhur Sumedang
Pangeran Santri, Ratu Pucuk Umum, dan yang digolongkan kepada waliyullah.
Pangeran Kornel. Hal ini kemungkinan Oleh kerena itu pada hari hari tertentu,
karena ketiga tokoh ini dianggap sebagai seperti pada malam Jumat kliwon para
cikal bakal leluhur Sumedang yang peziarah yang datang lebih banyak dari
legendaris dan tercatat di benak hari-hari biasa.
masyarakat Sumedang terutama makam
keramat Pangeran Santri dan Ratu
Dewata Pucuk Umum sebagai orang tua
Pangeran Geusan Ulun yang pernah
berjaya dimasa Kerajaan Sumedang
Larang. Demikian pula tokoh Pangeran
Kornel, mereka tahu siapa dia. Itulah
sebabnya mengapa ketiga makam
keramat tersebut lebih banyak dikenal
masyarakat dari pada makam keramat
lainnya.”
Sumber Peneliti, 2008
Menurutnya, setiap makam Para Peziarah menuju Komplek Makam Keramat
keramat memiliki perbawa masing- Gunung Ciung
masing, dan berhasil tidaknya maksud
peziarah bergantung pada keyakinanya. Selain itu, tokoh-tokoh yang
Tentang perbawaan makam keramat, dikeramatkan ini diyakini bahwa mereka
Bapak Kuncen menyebutkan bahwa digolongkan sebagai orang-orang yang
setiap makam keramat memiliki perbawa berjasa yang memiliki berbagai kelebihan
berkah masing-masing. Ada perbawa dan kemampuan yang dapat memajukan
keberuntungan pada bidang kesuksesan kehidupan masyarakat, baik moril
dalam usaha, perdagangan, jodoh, maupun materil. Adapun bentuk nyata
keselamatan, kewibawaan, kepemim- jasa tersebut, antara lain mereka mampu
pinan (kedudukan dalam pemerintah), mengukir sejarah perjalanan kehidupan
dan lain lain. Waktu dan maksud masyarakat Sumedang, hingga dikenal
peziarah berziah ke makam keramat pun sebagai masyarakat yang agamis (Islam).
bebas-bebas saja, dalam artian kapan Setiap orang yang berziarah ke
saja, tidak mengikat masalah waktu, yang makam keramat dalam dirinya diperkuat
jelas peziarah mendoakan para leluhur dengan emosi keagamaan. Dengan emosi
dengan harapan mendapat berkah dari keagamaan itu mereka berusaha
Tuhan Yang Maha Kuasa sesuai dengan memusatkan dirinya pada alam sakral
keinginan masing-masing. Hari yang baik untuk memohon kepada Allah SWT di
untuk berziarah biasanya hari Selasa tempat yang diyakini sebagai seorang
(malam Selasa), atau Jumat (malam kekasih Allah, sehingga dia berharap ada
Jumat Kliwon). Di tempat makam barokah (berkah) yang kembali kepada

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009


250 | Patanjala Vol. 1, No. 3, September 2009: 243 - 257

dirinya dan dapat terkabul segala cocok bagi para peziarah yang lebih
permohonan atau dapat tercapai segala mengutamakan kehidupan spiritual.
hal yang menjadi tujuannya datang ke Persepsi ini seperti disebutkan oleh
tempat itu. peziarah dari Cisalak, Subang. Menurut
Para peziarah yang datang itu satu pengakuannya ia sudah pernah berziarah
sama lain masing-masing mempunyai ke makam para wali di Jawa Tengah dan
persepsi yang tidak sama, tergantung dari Jawa Timur.
tujuan mereka dan kebutuhan mereka Menurut penilaian (dari berbagai
datang ke makam itu, sehingga persepsi pengalamannya berziarah selama ini)
para peziarah tentang makam itu kepada para peziarah lainnya baik yang
bervariasi. berziarah di makam keramat ini maupun
Persepsi yang menyebutkan makam ke tempat ziarah lainnya, yang perlu
keramat merupakan tempat yang dapat diperhatikan adalah bekal ilmu. Menu-
memberikan arti. Arti bagi peziarah rutnya tidaklah tepat jika datang ke
karena keyakinan ia dapat menemukan tempat ini sambil meminta sesuatu dan
suatu yang diharapkannya. Salah seorang diucapkan di depan makam. Sebaiknya di
informan menyebutkan bahwa makam makam yang anggapannya adalah makam
keramat ini memiliki arti, ia sering datang ke orang shaleh adalah mendoakan kepada
tempat ini, ia selalu mendapatkan apa ahli kubur agar jasa-jasanya mendapat
yang menjadi harapannya. Bagi peziarah ganjaran yang berlipat oleh Allah SWT.
lainnya, pandangan atau persepsi makam Sebaiknya doa yang disampaikan setelah
keramat ini sebagai tempat untuk shalat malam dan shalat wajib. Dari
meminta sesuatu. Orang yang mengingin- perilaku ibadah (spiritual) ini nantinya
kan sesuatu berkenaan dengan kebutuhan akan ada berkah yang kembali
hidupnya dapat menanjatkan permintaan (mamantul) kepada kita. Dengan kata
yang dipanjatkan kepada Tuhan Yang lain makam ini tempat yang cocok untuk
Maha Kuasa di tempat ini. Persepsi ngalap berkah, dari Pangeran Santri dan
berikut tentang makam Gunung Ciung ini para pengiringnya yang tergolong orang
adalah persepsi yang menyebutkan yang shaleh.
bahwa makam Gunung Ciung adalah Pada umumnya persepsi ini
tempat yang bisa memberi keselamatan (mengutamakan kehidupan spiritual)
jasmani dan rohani. Persepsi peziarah banyak disebutkan oleh para peziarah
yang lainnya yaitu bahwa makam yang sudah lanjut usia, atau mereka yang
Gunung Ciung ini merupakan makam tidak lagi banyak berpikir tentang
keramat (sakral). Persepsi ini disebut masalah-masalah yang berhubungan
diungkapkan oleh seorang peziarah. Ia dengan kehidupan duniawi. Dari
mengatakan bahwa maksud datang ke kenyataan di lapangan, banyak peziarah
makam ini adalah untuk meresihan awak) yang datang pada malam hari,
(membersihkan diri). Menurut pandangan- kebanyakan setelah jam 21.00 bahkan ada
nya, makam keramat ini tempat yang yang datang tengah malam. Umumnya
cocok. Rencananya, ia akan berziarah peziarah seperti ini tidak minta di antar
juga ke makam Prabu Geusan Ulun. oleh juru kunci. Mereka langsung datang
Persepsi berikutnya yang mengata- dan melapor kepada petugas piket serta
kan bahwa makam keramat ini sebagai memohon ijin untuk masuk ke komplek
tempat untuk tafakur, bermunazat, dan makam keramat Gunung Ciung. Di
perilaku spiritual lainnya. Persepsi ini makam mereka melakukan tafakur,
secara singkat merupakan tempat yang mengamalkan wirid, dan sebagainya

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung


Budaya Spiritual: Persepsi Peziarah pada Makam Keramat ...(Tjetjep Rosmana) | 251

hingga waktu subuh dan pagi-pagi penjelasan pendahuluan yang selalu


peziarah ini pulang. disampaikan setiap sebelum acara
Demikian persepsi atau pandangan tawasulan di mulai.
para peziarah tentang makam keramat Persepsi yang dikemukakan oleh
leluhur Sumedang ini. Berbagai pandangan responden lain mengatakan bahwa
para peziarah yang datang disebabkan mendoakan yang sudah tiada (meninggal)
oleh berbagai kepentingan serta motivasi merupakan perbuatan yang baik.
ini. Dari pemantauan di lapangan, Demikian pula mendoakan para leluhur
persepsi yang paling banyak Sumedang. Dengan cara demikian
diungkapkan oleh para peziarah bahwa semoga Allah SWT memberi berkah
makam Pangeran Santri merupakan kepada yang didoakan dan kepada yang
tempat meminta sesuatu, tempat yang mendoakannya. Atas berkah-Nya, semoga
bisa memberikan harapan hidup lebih apa yang diinginkan dalam kehidupannya
baik, tempat yang bisa memberikan dikabulkan, diberi kelancaran dalam berbagai
keselamatan jasmani dan rohani. hal. Menurut responden ini, ia sering
Selanjutnya banyak pula para peziarah berziarah ke makam keramat leluhur
yang berpandangan bahwa makam Sumedang baik bersama keluarga
Pangeran Santri sebagai tempat yang maupun rekan kerjanya. Maksudnya
sakral. dengan mendoakan semoga diberi
Tentunya, persepsi atau situasi kemudahan dalam usahanya. Seperti
batin para peziarah terhadap makam halnya peziarah lainnya, bila selesai
keramat di Gunung Ciung adalah berziarah ke makam keramat leluhur
sepenuhnya hak dari para peziarah Sumedang, kemudian meminta “Air
sendiri. Walaupun para juru kunci selalu Barokah”. Menurut peziarah, dengan
menekankan kepada para peziarah perantara air doa tersebut, mudah-
melalui mukadimah sebelum acara mudahan mendapat berkah dari Allah
tawasulan dimulai. Penekanan atau SWT dan diberi kemudahan dan
pelurusan kembali anggapan bahwa kelancaran dalam menjalankan usaha.
tempat ini (makam) yang akan Seperti biasa dilakukan perziarah, setelah
memberikan sesuatu yang diharapkan ia berdoa di makam leluhur Sumedang,
para peziarah adalah keliru. Yang harus kemudian air doa atau ‘air barokah’ itu
diingat bahwa di tempat ini dimakamkan dipakai mandi, dan sebagian minum.
seseorang yang diyakini sebagai kekasih Kehidupan beragama masyarakat
Allah SWT, waliyullah, atau orang Sumedang sejak lama terdengar terutama
shaleh. Apa yang menyebabkan para ketika kekuasaan Pangeran Santri yang
peziarah datang dari tempat-tempat yang menikah dengan Ratu Pucuk Umum.
jauh ke tempat ini. Tentunya perbuatan, Mereka memiliki misi yang sama yaitu
amal shaleh yang telah dilakukan oleh menyebarkan ajaran agama (Islam),
orang yang dimakamkan di tempat ini khususnya di wilayah kekuasan kerajaan
yang menjadikan sebab tempat ini Sumedang Larang, dan umumnya di
menjadi tujuan wisata ziarah. Sebagai Jawa Barat.
landasan yang perlu diperhatikan dari Pengaruh dan nilai-nilai keagamaan
ziarah ini, menurut sesepuh juru kunci (Islam) yang mereka tanamkan kepada
makam, adalah tadzkiratul maut, atau masyarakat tentunya sangat berpengaruh
mengingat akan mati. Sudahkah kita besar pada kelangsungan kehidupan
mempersiapkan segala sesuatu untuk masyarakat, sehingga menjadi masyarakat
bekal mati; demikian mukadimah atau yang agamis. Itu bukan hanya kalangan

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009


252 | Patanjala Vol. 1, No. 3, September 2009: 243 - 257

tua yang melaksanakan aqidah-aqidah menyadarkan manusia bahwa hidup di


ke-Islaman tersebut, anak-anak muda dunia itu tidak abadi, melainkan mau
sejak dini diperkenalkan pada nilai-nilai tidak mau penghuni alam semesta ini
ke-Islaman. Sehingga ada penerusnya, akan mengalami binasa (mati). Sebagai-
dan yang tercatat antara lain salah mana para leluhur mereka yang telah
satunya Kyai Mas Haji Sanusi sebagai dimakamkan di tempat tersebut. Selain
ulama Sumedang yang wafat dan itu, kesadaran akan adanya kekuatan
dimakamkan di makam keramat Gunung kodrati di atas kekuatan manusia, yakni
Puyuh. Untuk mengungkapkan rasa kekuatan Tuhan Yang Maha Kuasa.
terimakasih dan penghormatan atas jasa Dalam hal ini, memohon berkah kepada
leluhurnya, mereka tuangkan ke dalam para leluhur mereka agar permohonannya
bentuk dan cara yang khusu yang salah bisa dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha
satunya dengan berziarah, dan Kuasa. Mereka beranggapan bahwa para
mendoakannya. leluhur, adalah tokoh orang suci yang
Berziarah berarti mengunjungi relatif dekat dengan Tuhan sehingga
atau mendatangi makam untuk kalau suatu permohonan disampaikan
mendoakan. Berziarah dianjurkan oleh melalui perantara beliau diharapkan Tuhan
Rasullulah Saw, tetapi sebatas untuk berkenan mengabulkannya. Kegiatan
mengingatkan kepada manusia sebagai spiritual di makam keramat tersebut juga
makhluk hidup yang bernyawa akan dapat dimaknai sebagai lambang
mengalami mati. Kematian merupakan penghormatan masyarakat kepada para
rahasia Allah SWT, siapa pun tidak dapat leluhurnya dan pendahulunya yang telah
mengetahuinya kapan seseorang akan banyak berjasa dalam kehidupan mereka.
dipanggil oleh Allah SWT. Oleh karena Nilai religius yang dapat dipetik
kita harus mempersiapkan bekal untuk di dari berziarah, secara garis besarnya
akherat nanti. Bagi yang sholeh dan manusia hanya bisa berusaha, yang
beramal baik, selalu dikenang dan menentukan hanyalah Allah SWT.
dijadikan teladan, sehingga tidak sedikit Keyakinan atas kekuasaan-Nya, kebesaran-
orang yang berkunjung ke makam Nya, dan kasih sayang-Nya maka bila
tersebut untuk mendoakan agar amal Allah SWT menghendaki tidak ada yang
ibadah bersangkutan diterima oleh Allah tidak mungkin terjadi. Bagi-Nya kecil
SWT, ditempatkan disisi-Nya, dan untuk mengubah kehidupan manusia.
sebagainya. Makam yang dikunjungi Oleh karena itu, bila berziarah hendaknya
adalah makam yang dianggap orang suci berdasarkan ajaran (Islam) yang
(seorang wali), seorang ajengan atau dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw.
Kyai dalam bidang Tariqat. Adapun Itulah tatacara berziarah ke makam yang
seorang tokoh yang tekun dan dianjurkan oleh Rosullulah kepada
menyebarkan ajaran agama Islam serta umatnya. Berziarah dianjurkan dan sunat
dimitoskan oleh masyarakat yang percaya hukumnya. Itu setelah keadaan berubah
dan meyakininya sebagai penuntun di mana umat Islam sudah kuat
hidup, yakni tokoh leluhur Sumedang, memegang Aqidah. Adapun larangan
antara lain Pangeran Santri, Ratu Pucuk apabila berziarah ke makam tidak boleh
Umum, Pangeran Kornel dan seterusnya. menginjak atau menduduki kuburan,
Nilai yang dapat dipetik dari apalagi dibagian kepalanya. Seseorang
kegiatan budaya spiritual ke makam yang sudah meninggal tidak boleh
keramat tersebut antara lain adalah nilai dibicarakan kejelekannya.
religius. Nilai religius adalah untuk

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung


Budaya Spiritual: Persepsi Peziarah pada Makam Keramat ...(Tjetjep Rosmana) | 253

Peziarah mendoakan akhli kubur Bagi siapa saja yang membacakan ayat-
memang sewajarnya, bukan sebaliknya ayat suci tersebut tentu mendapat pahala
peziarah mohon bantuan sesuatu kepada dan berkah dari Allah SWT. Oleh karena
akhli kubur. Ada dua pendapat dalam hal itu, bergantung dari sudut mana kita
berziarah/mengunjungi atau mendoakan memandang segala sesuatu itu. Tidak
akhli kubur. Pertama, untuk mendoakan dapat kita pungkiri, bahwa ada kesalah-
akhli kubur tidak selalu harus diucapkan pahaman dalam memandang tetang
di depan kuburan orang tersebut. ziarah itu. Kesalahpahaman itu semakin
Alasannya, doa itu bukan tali, walaupun lama semakin merebak sehingga sulit
disampaikan dari rumah, masjid, dan dibedakan, mana yang dianjurkan dan
sebagainya tentu akan sampai kepada mana yang dilarang.
Tuhan. Kedua, memang doa itu bukan Terlepas dari itu semua, ziarah itu
tali tetapi ada tempat utama dan ada pula sudah merupakan kebiasaan atau tradisi
tempat yang lebih utama. Doa yang masyarakat yang sulit ditinggalkan meski
disampaikan dari rumah itu pun baik, tapi ada kontroversi dari segi keimanan.
lebih utama jika secara langsung Walaupun demikian, selama kegiatan itu
diucapkan di depan makam orang yang tidak menyesatkan dan tidak ke luar dari
dimaksud. Di depan makam setidaknya rambu atau aturan-aturan yang ada tidak
akan membantu hati lebih khusuk dalam menjadi masalah. Selain itu, selama
memanjatkan doa. masih memiliki nilai budaya yang dapat
Secara tidak disadari kegiatan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat
peziarah dapat saja tergelincir kepada pendukungnya. Tetapi tentu ada hikmah
praktek syirik (menyekutukan Allah yang dapat kita petik dari berziarah,
SWT) yang bertentangan dengan aqidah antara lain turut mendoakan kepada yang
Islam. Untuk mencegah, menghindari diziarahi (akhli kubur) agar mendapat
dan menanggulangi hal tersebut, perlu Maghfirah (ampunan) dari Allah SWT
adanya pembinaan atau pengarahan dari dan mendapatkan rahmat, pahala dan
pemuka agama (ustadz) secara perlahan- mengingatkan kepada kita akan alam
lahan. akherat, mengingatkan kita untuk dapat
Sebenarnya bergantung pada berzuhud terhadap alam, dan mengambil
motivasi itu sendiri, bila sebatas ingin suri tauladan
mendoakan akhli kubur agar diberikan Mengingatkan akan alam akhirat,
berkah dan diampuni dosanya oleh Allah bahwa kelak di alam akhirat manusia
Swt mungkin tidak tergolong menyekutukan yang telah mati akan dihidupkan kembali
Allah SWT. Tapi bila motivasinya oleh Allah SWT untuk menerima
ngalap berkah (mencari berkah) atau keadilan balasan-Nya atas segala
mohon bantuan sesuatu yang dari sudah perbuatannya semasa ia hidup di dunia
meninggal, tentu masalahnya menjadi ini. Bila berbuat kebaikan atau beramal
lain. Jangankan untuk mengurusi atau shaleh akan dibalas dengan pahala,
membantu orang lain (yang masih sebaliknya bila berbuat jelek akan dibalas
hidup), untuk mempertanggungjawabkan dengan siksa neraka. Oleh karena itu,
diri sendiri pun repot. Jadi sudah sebelum ajal menjemput, segeralah
sewajarnya, orang yang masih hidup bertaubat kepada Allah SWT dengan
mendoakan kepada orang yang sudah memohon ampunan atas segala kesalahan
meninggal. Membaca ayat-ayat suci Al- yang telah kita perbuat.
Quran atau doakan orang yang sudah Dengan berziarah, dapat
meninggal dunia termasuk pula ibadah. mengingatkan bahwa kita pun akan

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009


254 | Patanjala Vol. 1, No. 3, September 2009: 243 - 257

mengalami kematian seperti itu, hanya tersebut disebut musyrik, dan hukumnya
saja tinggal menunggu waktu. Tentang dosa besar.
waktu, itu rahasia Allah SWT dan hanya Peziarah hendaknya pandai
Allah SWT Yang Maha Mengetahui memilah-milah, jangan sampai terjerumus
segalanya. Manakala ajal menjemputnya, dan menjadi umat yang rugi. Bagi yang
putuslah segalanya kecuali amal belum dapat memahami, bila dirasakan
ibadahnya yang akan menolong dan anak besar manfaatnya maupun sebaliknya itu
sholeh yang mendoakannya serta merupakan suatu resiko yang harus
ilmunya yang bermanfaat. Di dalam diterimanya. Namun atas keyakinan,
kubur tidak ada seorang pun yang akan mereka siap melakukan apa saja
sanggup menemani dan menolong, walaupun memerlukan pengorbanan
kecuali amal kebajikan. Begitu pun harta moril maupun materil. Secara materi
benda yang dimiliki tidak akan misalnya, tidak sedikit jumlah biaya yang
menolong, bahkan justru sebaliknya harus dikeluarkan, walaupun maksud dan
memberatkan, kecuali harta benda itu tujuan yang diinginkan belum tentu
diamalkan sesuai perintah Allah SWT. terkabul. Rupanya masalah itu tidak
Oleh karena itu, janganlah terpikat menjadi dilema, karena menyadari bahwa
dengan tipu daya keduniawian. Janganlah segala suatu itu perlu upaya, walaupun
diperbudak oleh harta, karena dengan yang menentukan segalanya hanya Allah
berlimpahnya justru akan mencelekakan SWT. Tidak dapat dipungkiri, itulah
di dunia maupun di akhirat, kecuali salahsatu sistem kepercayaan yang ada
diamalkan sesuai perintah Allah SWT dan berkembang di masyarakat kita.
tentu akan membawa keberuntungan. Namun itu merupakan nilai budaya
Dengan berziarah ke makam bangsa yang sarat dengan nilai luhur.
keramat para wali, ulama atau yang Berdasarkan wawancara dengan
dianggap sebagai syuhada (pahlawan) para penziarah, jelaslah bahwa alasan-
termasuk para leluhur yang telah berjasa alasan yang melatarbelakangi orang ber-
kepada masyarakatnya, maka dapat kunjung ke makam keramat tersebut
diambil ketelaudananmya. Sebagai rasa adalah:
hormat dan ucapan terima kasih atas jasa- - Adanya sunnah nabi yang
jasanya, maka sepatutnya selalu mengatakan pahala bagi orang-orang
mendoakan kepada ahli kubur agar yang berziarah ke makam leluhur,
mereka diberi tempat yang terang, orang tua, dan para wali yang menye-
dihapuskan dosanya, dan selalu dikasihi barkan agama Islam. Pengertian
oleh Allah SWT. Dengan berziarah, pahala dalam konteks ini tentu sangat
diharapkan ketauladan ahli kubur semasa luas, bukan hanya berupa kondisi
hidupnya dicontoh oleh generasi kejiwaan (hati menjadi tenang,
berikutnya. tenteram) juga adanya suatu
Berziarah atau mengunjungi keyakinan terpelihara-nya hubungan
makam keramat merupakan suatu upaya batin dengan si mati, dan pahala
untuk mendoakan yang diziarahi dan dalam pengertian wujud konkrit
mencari berkah dari Allah SWT, tetapi seperti keselamatan hidup,
bagi yang memiliki motivasi lain, yakni kemudahan mencari rezeki, dan
hendak memohon pertolongan kepada sebagainya.
yang diziarahi, maka kegiatan itu - Adanya getaran emosi keagamaan
bertentangan dengan ajaran Islam, karena yang menuntun manusia melakukan
termasuk menyekutukan Tuhan. Perbuatan kegiatan religius. Banyak cara yang

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung


Budaya Spiritual: Persepsi Peziarah pada Makam Keramat ...(Tjetjep Rosmana) | 255

dilakukan ketika berziarah ke makam kunjungan, terdapat peziarah pemula


keramat seperti melakukan tahlilan di (baru pertama kali berkunjung), dan
dalam bangunan makam keramat ada juga yang sudah beberapa kali,
Pangeran Santri dan Ratu Pucuk bahkan yang rutin setiap minggu. Pada
Umum, atau dibangunan makam umumnya, menurut mereka, apa yang
keramat Pangeran Kornel. mereka “minta” atau ‘harapkan” itu
- Adanya berbagai motivasi peziarah terbukti. Hal inilah yang membuat
antar lain sengaja berkunjung ke masyarakat mempunyai persepsi bahwa
makam keramat ini untuk melakukan makam keramat itu adalah tempat
tawasul dalam pengertian, memohon untuk mencari berkah, tempat untuk
kepada Allah SWT atas berbagai ‘mengubah nasib”, dan sebagainya.
keinginan atau niat, seperti permo- Ada persepsi kemudian memotivasi
honan dibukakan pintu rizki, peziarah yang datang untuk mencari
dimudahkan dalam usahanya, disegera- berkah tersebut adalah kenyataan yang
kan mendapat kenaikan pangkat, ada dalam hati para peziarah. Persepsi
memperoleh kedudukan, disegerakan yang diwujudkan dengan kenyataan
mendapatkan pasangan hidup yang peziarah inilah yang antara lain
baik, dan diberi keturunan yang baik membuat makam keramat tersebut
(sholeh). Pada umumnya para peziarah menjadi tempat untuk “meminta”.
datang berkunjung ke makam keramat C. Penutup
tersebut dilandasi dengan niat dan
tujuan yang didorong oleh kemauan Walaupun diterpa gelombang arus
batin yang mantap. Adanya niat dan globalisasi, ternyata masyarakat kita
tujuan tersebut membuat motivasi masih ada yang berpegang teguh pada
peziarah berjadi beragam. Niat dan kepercayaan adat istiadat leluhurnya.
tujuan yang itu juga dipengaruhi oleh Kepercayaan sebagai keyakinan dalam
informasi yang didapat. Kebanyakan hidupnya diwujudkan di antaranya
peziarah mendengar dan mengetahui dengan tindakan berkunjung ke tempat
karena diberitahu oleh temannya, atau yang dianggap suci atau keramat.
kerabatnya atau tetangganya tentang Tempat-tempat semacam ini dianggap
‘kekeramatan atau kharisma” makam memiliki kekuatan gaib dan mistik. Di
keramat tersebut yang dianggap dapat kabupaten Sumedang, terdapat makam
memberi harapan untuk hidup lebih keramat leluhur Sumedang. Mereka
baik dibanding sekarang, memberi sangat hormati karena berjasa semasa
keselamatan, ketenangan hidup, dan hidupnya. Selain itu mereka dianggap
lain sebagainya. Niat mereka untuk memiliki nilai karismatik dan religius
berziarah itu ada yang karena memang bahkan dianggap sebagai orang suci yang
kemauan sendiri, tetapi ada juga yang dianggap mendatangkan karomah. Oleh
karena diajak atau dianjurkan oleh karena itu makam keramat tersebut
teman, tetangga, atau kerabatnya, banyak diziarahi baik oleh masyarakat
terutama oleh yang merasa berhasil sekitar maupun dari luar daerah
mencapai keinginannya setelah Kabupaten Sumedang. Peziarah berkun-
berziarah kemakam keramat tersebut. jung ke makam keramat tersebut
Oleh karena itu, cara berkunjungnya dilandasi beberapa persepsi antara lain:
juga ada yang seorang diri, diajak atau  Makam keramat leluhur Sumedang
mengajak teman/saudara, maupun merupakan tempat yang mempunyai
secara rombongan. Mengenai frekuensi arti yang dapat memberi sesuatu yang

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009


256 | Patanjala Vol. 1, No. 3, September 2009: 243 - 257

dicari oleh peziarah, dan merupakan tingkah laku atau tindakannya telah
tempat yang dapat memberikan berpola oleh sistem nilai budaya yang
harapan hidup yang lebih baik didukungnya serta bersumber pada
 Peziarah berkeyakinan bahwa makam agama lokal atau kepercayaan.
keramat Leluhur Sumedang adalah
tempat untuk mencari keselamatan DAFTAR PUSTAKA
jasmani maupun rohani
 Makam keramat Leluhur Sumedang, AM, Imron. 1990.
(makam Pangeran Santri, Ratu Pucuk Kitab Manakib Syekh Abdul Qadir
Umum, dan Pangeran Kornel) Jaelani. Bangil: Yayasan Al-
merupakan salah satu tempat yang Muslimin.
sakral. Baal, van J. 1987.
 Peziarah berkeyakinan bahwa tempat Sejarah dan Pertumbuhan Teori
makam keramat terebut merupakan Antropologi Budaya. Jakarta,
tempat untuk melakukan tafakur, atau Gramedia.
tempat yang tepat bagi peziarah yang
mengutamakan kehidupan spiritual. Boedi, Oerif Bramantyo. 2007.
Adanya persepsi peziarah terhadap “Kutamaya:Peran pada Masa
makam ini, mendorong peziarah ber- Kerajaan Sumedang Larang dan
kunjung dengan berbekal niat atau Sebagai Situs Arkeolog”i, dalam:
motivasi tersendiri. Persepsi terhadap Bhakta Astiti, Depbudpar.
makam ini menyebabkan peziarah Bandung: Ikatan Arkeologi
memiliki motivasi tertentu untuk Indonesia.
berkunjung melaksanakan niatnya. Adanya Dhofier, Zamakhsyari. 1990.
persepsi yang melandasi peziarah Tradisi Pesantren, Studi tentang
terhadap makam keramat, dari sisi Padangan Hidup Kyai. Jakarta:
spiritual menandakan bahwa manusia LP3ES.
dalam melaksanakan upayanya tidak
hanya bermodal kepada upaya jasmani, Geertz, Clifford. 1992.
namun upaya batiniyah menunjukkan Kebudayaan dan Agama.
bahwa manusia tidak berdaya dalam Yogyakarta: Kanisius.
memenuhi kebutuhannya. Untuk itu, Koentjaraningrat. 1990.
manusia mencari hubungan dengan Kebudayaan, Mentalitas dan
kekuatan Tuhan Yang Maha Kuasa Pembangunan. Jakarta: Gramedia
dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Pustaka Utama.
_____________. 1992.
Saran
Perlu adanya pengelolaan yang Beberapa Pokok Antropologi
lebih proposional, agar layak dijadikan Sosia. Jakarta: Dian Rakyat.
wahana wisata budaya bagi masyakat di Lubis, Nina H. 2000.
Jawa Barat. Selain itu agar pada waktu Tradisi & Transformasi Sejarah
melakukan ziarah tetap memperhatikan Sunda I. Bandung: Humaniora
tatacara ziarah yang mengacu pada Utama Press.
aqidah-aqidah agama Islam. Namun
Nasution, Harun, et.al. 1990.
demikian, kita perlu menyadari bahwa
Toriqot Qodiriyyah Naqsabandiyyah:
peziarah itu adalah mereka yang dalam
Sejarah Asal-Usul, dan Per-

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung


Budaya Spiritual: Persepsi Peziarah pada Makam Keramat ...(Tjetjep Rosmana) | 257

kembangannya. Bandung: Remaja Sejarah dan Nilai Tradisional


Rosdakarya. Bandung. Jatinangor: Alqaprint.
Rahardjo, Supratikno (ed.). 2005. Suhadi, Machdi & Halina Hambali.
Religi Dalam Dinamika Masya- 1994/1995.
rakat. Bandung: Ikatan Ahli Makam-Makam Wali Sanga di
Arkeologi Indonesia (IAAI). Jawa. Jakarta: Depdikbud.
Rasyidi, HM., Harifudin Cawidu. 1984. Suseno, Frans Magnis. 1993.
Islam untuk Disiplin Ilmu Filsafat, Etika Jawa. Jakarta: Gramedia
Jakarta: Kuning Mas. Pustaka Utama.
Subagya, Rachmat. 1981. Susanto, Harry, P.S. 1987.
Agama Asli Indonesia. Jakarta: Mitos, Menurut Pemikiran
Sinar Harapan dan Yayasan Cipta Mircea Eliade. Yogyakarta:
Loka Caraka. Kanisius,
Sucipto, Toto. 2005. Tasadi, et.al. 1994-1995.
Budaya Spiritual di Lingkungan Budaya Spiritual dalam Situs
Makam Keramat Wangsa Keramat di Gunung Kawi Jawa
Goparana Sagalaherang, dalam Timur. Jakarta: Depdikbud.
:Budaya Spiritual Masyarakat
Sunda, Depbudpar, Balai Kajian

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009

Anda mungkin juga menyukai