Anda di halaman 1dari 4

Ki Hajar Dewantara

R.M. Suwardi Suryaningrat yang kemudian lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara.
dilahirkan pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Setelah menamatkan ELS (Sekolah Dasar
Belanda). Ki Hajar Dewantara mendirikan perguruan Taman Siswa pada 3 Juli 1929.
Perguruan itu bercorak nasional dan berusaha menanarnkan rasa kebangsaan dalam jiwa anak
didik. Ki Hajar Dewantara pemah menjabat Menteri Pendidikan, Pengajaran dan
Kebudayaan. Beliau meninggal dunia pada 26 April 1959 di Yogyakarta dan dimakamkan di
sana.

Ir. Soekarno
Ir. Soekarno adalah presiden pertama Republik Indonesia, sekaligus tokoh proklamator
negara ini. Soekarno akrab dipanggil dengan julukan Bung Karno.  Bung Karno lahir di
Surabaya, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Soekarno merupakan putra
dari Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Soekarno mendirikan Biro
Insinyur bersama dengan Ir. Anwari tahun 1926. Selama di Bandung, Bung Karno aktif
dalam banyak organisasi. Beliau juga mendirikan Partai Nasional Indonesia pada 4 Juli 1927.
Tepat pada tanggal 17 Agustus 1945, bersama Mohammad Hatta dan beberapa tokoh lainnya,
beliau menyatakan kemerdekaan bangsa. Soekarno wafat di RSPAD tanggal 21 Juni 1970
karena sakit yang terus memburuk. Beliau dimakamkan di Blitar, dekat dengan makam sang
ibunda, Ida Ayu Nyoman Rai.

DR. Sutomo
DR. Sutomo yang sebelumnya bernama Subroto dil ahirkan pada 30 Juli 1888 di Jawa Timur.
la lulusan STOVIA (sekolah dokter Bumi putera) di Jakarta. DR. Sutomo ditunjuk sebagai
ketua Budi Utomo. Saat bertugas, beliau berhasil memberantas wabah pes Tahun 1919. ia
mendirikan Indonesische Studies Club (ISC) tahun 1924. Tahun 1931 ISC berganti nama
menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Tahun 1935 Budi Utomo bergabung dengan PBI
dengan nama Parindra. Dr. Sutomo meninggal dunia di Surabaya 30 Mei 1938 dan
dimakamkan di sana.

Raden Ajeng Kartini


Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah. R.A. Kartini menikah
dengan Raden Adipati Joyodiningrat, Bupati Rembang saat itu. Suaminya memahami cita-
cita Kartini dengan mendirikan sekolah anak perempuan di Rembang. Kemudian muncul
sekolah-sekolah serupa dengan nama "Sekolah Kartini" di Semarang, Surabaya, Yogyakarta,
Malang, Madiun, Cirebon dan lain-lain. Kartini meninggal dalam usia muda, yaitu 25 tahun
pada 17 September 1904 ketika melahirkan putera pertamanya. Kumpulan surat-surat Kartini
kemudian diterbitkan menjadi buku dengan judul "Door Duisternis tot Liehr" (Habis Gelap
Terbitlah Terang).

Martha Khristina Tiahahu


Martha Khristina Tiahahu lahir kurang lebih tahun 1800 di Nusa Laut Kepulauan Maluku. Ia
anak sulung Kapitan Paulus Tiahahu. Umurnya masih 17 tahun ketika mengikuti ayahnya
Kapitan Paulus Tiahahu memberontak melawan kekuasaan Belanda. Ayahnya dijatuhi
hukurnan mati pada 17 November 1817 oleh Belanda. Setelah itu Martha Khristina Tiahahu
meneruskan perjuangan ayahnya namun ia ditangkap bersarna 3 9 orang lainnya. Ia diangkut
ke Pulau Jawa sebagai pekerja paksa di perkebunan kopi. 2 Januari 1818 ia menghembuskan
nafasnya terahirnya. Jenazahnya terkubur dalam pelukan ombak laut.

Pangeran Antasari
Pangeran Antasari lahir tahun 1809. Ia adalah seorang keluarga Kesultanan Banjarmasin yang
dibesarkan di luar lingkungan istana. Rakyat yang resah akan perlakuan Belanda. menggugah
P. Antasari untuk menggempur pasukan Belanda. 18 April 1859 meletuslah perang pertama
yang lebih dikenal dengan Perang Banjar, dibawah pimpinan Pangeran Antasari. · Pe r a n g
itu berlangsung sampai belasan tahun. Pada tahun 1862 Pangeran Antasari merencanakan
suatu serangan besar-besaran terhadap Belanda, tetapi secara mendadak, wabah cacar
melanda daerah Kalimantan Selatan. P. Antasari terserang juga, sampai ia meninggal pada 11
Oktober 1862 di Bayan Begak, Kalimantan Selatan. Kemudian ia dirnakarnkan di
Banjarmasin.

Raden Dewi Sartika


Raden Dewi Sartika lahir di Cicalengka. Jawa Barat pada 4 Desember 1884. Ayahnya Raden
Somanegara adalah patih di Bandung. tapi kemudian dibuang bersama istrinya ke Ternate
karena menentang Pemerintah Hindia Belanda. Dewi Sartika hanya menempuh pendidikan
sekolah dasar. Umur 15 tahun Dewi tinggal di Bandung. Atas dorongan dan bantuan
kakeknya RAA Martanegara dan Den Hamer, lnspektur Kantor Pengajaran maka pada 16 J
anuari 1904 Dewi Sartika membuka sebuah sekolah yang telah lama dicita-citakan. Sekolah
itu bernama "Sekolah Istri". Tahun 1910 sekolah itu berganti nama dengan nama Sekolah
Keutamaan Istri. Atas jasa-jasanya tersebut Dewi Sartika dianugerahi sebuah bintang perak
oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada masa perang kemerdekaan ia mengungsi ke Cinean.
dan meninggal 1I September 1947. la dimakamkan di Cinean, kemudian dipindahkan ke
Bandung.

Fatmawati Soekarno
Fatmawati Soekarno merupakan istri Presiden ke-1 Indonesia Sukarno sekaligus Ibu Negara
pertama dari tahun 1945 hingga tahun 1967. Fatmawati dikenal akan jasanya dalam menjahit
Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan pada upacara Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945. Fatmawati Soekarno lahir
di Bengkulu pada 5 Februari 1923 dengan nama asli Fatimah. Ayah Fatmawati Hasan Din,
adalah tokoh Muhammadiyah di Bengkulu.
Fatmawati menjahit bendera itu dalam kondisi fisik cukup rentan. Ia sedang hamil tua dan
sudah waktunya untuk melahirkan putra sulungnya. "Istriku telah membuat sebuah bendera
dari dua potong kain. Sepotong kain putih dan sepotong kain merah. Ia menjahitnya dengan
tangan," ungkap Soekarno dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
"Inilah bendera resmi yang pertama dari Republik," tambah sang proklamator yang kemudian
menjadi Presiden RI pertama ini. Fatmawati meninggal dunia di Kuala Lumpur, Malaysia,
tanggal 14 Mei 1980 dalam usia 57 tahun.

TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid


TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid lahir di Kampung Bermi, Pancor, Selong,
Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, 20 April 1908.  Nama kecilnya yaitu Muhammad
Saggaf. Namun usai menunaikan ibadah haji, namanya pun diganti menjadi Haji Muhammad
Zainuddin.  Abdul Madjid merupakan putra keenam dari Abdul Madjid dan Halimah al-
Sadiyyah. Sekembalinya dari Mekah, tahun 1934, TGKH.Muhammad Zainuddin Abdul
Madjid mendirikan Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah pada 22 Agustus 1937.  Madrasas
ini didirikan khusus untuk mendidik para kaum pria.  Kemudian pada 21 April 1943, TGKH
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid mendirikan Nahdlatul Banat Diniah Islamiyah (NBDI)
khusus untuk kaum wanita. Kedua madrasah ini menjadi madrasah pertama di Pulau Lombok
yang terus berkembang. Pada 21 Oktober 1997, TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid
menghembuskan napas terakhirnya.  Ia dimakamkan di kompleks Musala al-Abror, kompleks
Pondok Pesantren Darunnahdlatain, Pancor, Lombok Timur. 
Cut Nyak Dien
Cut Nyak Dien lahir di Lampadang, Aceh Besar pada tahun 1848. Ayahnya benama Teuku
Nanta Setia Ulebalang VI Mukim, seorang Aceh keturunan Minangkabau. Cut Nyak Dien
menikah dengan Teuku Ibrahim Lamnga, seorang pejuang Aceh. Tahun 1873 meletus perang
Aceh dan tahun 1875 Belanda berhasil menduduki daerah VI Mukim. Dalam pertempuran
melawan Belanda, suami Cut Nyak Dien meninggal dunia tahun 1878. Sejak itu Cut Nyak
Dien meneruskan perjuangan dan bersumpah untuk membalas kematian suaminya. Pada
tahun 1880 ia menikah untuk yang kedua kalinya dengan Teuku Umar, seorang pejuang Aceh
pula. Berkat kegigihan Teuku Umar dapat merebut daerah VI Mukim dari tangan Belanda
tahun 1884. Teuku Umar gugur 11 Februari 1899. Sejak itu Cut Nyak Dien terus bergerilya
dalam usia 50 tahun. Setelah enam tahun lamanya Cut Nyak Dien dan pasukannya bergerilya,
mereka tertangkap Belanda. Kemudian dibuang ke Sumedang, Jawa Barat dan meninggal 6
November 1908.

Anda mungkin juga menyukai