Penanggulangan Kejadian Frambusia
Penanggulangan Kejadian Frambusia
Kementerian Kesehatan
Tahun 2021
PENANGGULANGAN KEJADIAN FRAMBUSIA
Penanggung Jawab
Editor
………………..
Kontributor
………………..
PENDAHULUAN 4
A. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya POPM-total penduduk adalah untuk
menghentikan penularan frambusia di seluruh wilayah Kabupaten/Kota
secara cepat dan efisien
B. Dasar Penetapan
● Berdasarkan evaluasi endemisitas frambusia desa-desa pada satu
kabupaten/kota, diketahui adanya banyak desa/kelurahan dengan
jumlah kasus cukup besar (>10 kasus dalam setahun terakhir),
atau ditemukannya kasus frambusia terus menerus setiap bulan (6
bulan)
● Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota membuat penetapan
POPM total penduduk satu wilayah kabupaten/Kota
C. Metode
1. Prinsip POPM Total Penduduk
Pemberian obat pencegahan massal total penduduk atau disebut
POPM total penduduk adalah memberikan obat pencegahan kepada
semua penduduk di desa endemis secara serentak bersamaan
(total penduduk) diikuti dengan intensifikasi surveilans serta POPM
kasus dan kontak agar mata rantai penularan frambusia dapat
dihentikan di seluruh wilayah Kabupaten/Kota.
2. Obat frambusia
a. Jenis Obat Obat yang digunakan dalam POPM frambusia adalah
Azitromisin dosis tunggal. Bentuk sediaan berupa sirup kering,
tablet, atau kaplet. Obat dapat diberikan pada saat perut kosong
(1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan). Namun,
untuk meminimalkan efek mual sebaiknya diberikan setelah
makan.
3. Sasaran
a. Sasaran POPM total penduduk adalah semua penduduk di desa-desa
endemis pada satu wilayah kabupaten/kota, dengan usia 2-69 tahun,
kecuali yang ditunda pengobatannya.
b. Penduduk yang ditunda pengobatannya adalah wanita hamil, penderita
sakit berat, atau alergi obat tertentu.
c. Apabila setelah dilakukan POPM total penduduk, masih
ditemukan kasus baru maka dilakukan POPM kasus-kontak
Indikator
a. Semua desa endemis telah melaksanakan POPM total penduduk
b. Cakupan POPM total penduduk per desa >80 % sasaran (yang 20
% adalah yang gagal mendapat obat karena sakit atau indikasi
lain)
c. Surveilans pasca POPM total penduduk berkualitas tinggi sesuai
indikator yang ditetapkan dan diikutidengan melaksanakan POPM
kasus kontak,
d. Penularan frambusia dapat dihentikan kurang dari 6 bulan sejak
dimulainya pemberian obat pencegahan kepada penduduk.
III. POPM Kasus Kontak
A. Tujuan
Menghentikan segera penularan frambusia pada satu komunitas tertentu
(cluster kasus-kontak) karena adanya dugaan terjadinya penularan
frambusia
B. Dasar Penetapan
● Ditemukannya satu atau cluster kasus frambusia (kasus frambusia
konfirmasi/kasus suspek dengan pemeriksaan RDT positif)
● Kepala Puskesmas membuat penetapan POPM kasus-kontak)
C. Metode
1. Prinsip POPM Kasus Kontak
Pemberian obat pencegahan massal kasus-kontak atau disebut
POPM kasus-kontak adalah memberikan obat pencegahan kepada
kasus frambusia yang ditemukan beserta semua kontaknya secara
serentak diikuti dengan intensifikasi surveilans serta POPM kasus
dan kontak agar mata rantai penularan frambusia dapat dihentikan
di seluruh wilayah penularan kasus frambusia.
2. Obat frambusia
Jenis obat, cara pemberian obat, dosis obat sama dengan obat pada
POPM total penduduk
3. Sasaran
a. Sasaran POPM kasus-kontak adalah kasus frambusia dana
semua kontaknya dengan usia 2-69 tahun, kecuali yang ditunda
pengobatannya.
Kontak terhadap kasus frambusia adalah :
1) semua orang yang tinggal dalam satu rumah,
2) tetangga sekitar,
3) teman bermain sehari-hari,
4) teman sekelas, dan
5) mereka yang bergaul/memiliki kontak sosial dengan kasus
lebih dari 20 jam per minggu
Indikator
a. Semua kasus, dan kasus-kasus lain yang ditemukan serta semua
kontak terhadap kasus-kasus tersebut telah mendapat obat sesuai
dosis
b. Cakupan POPM kasus-kontak adalah semua sasaran mendapat obat
kecuali yang tidak dapat obat karena sakit atau sebab lain sesuai
ketentuan
c. Surveilans pasca POPM kasus-kontak berkualitas tinggi sesuai
indikator yang ditetapkan dan diikuti dengan melaksanakan POPM
kasus kontak lagi,
Penularan frambusia dapat dihentikan kurang dari 2 bulan sejak
dimulainya pemberian obat pencegahan kepada kasus-kontak. Artinya
tidak ada indikasi penularan setelah 2 bulan sejak dimulainya pelaksanaan
pengobatan dalam kegiatan POPM kasus-kontak
Bahan Bacaan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2017 tentang
Eradikasi Frambusia