Anda di halaman 1dari 61

PENGANTAR

Dipindai dengan CamScanner


PENGANTAR SISTEM PEMBIAYAAN
SEKTOR KESEHATAN

Dipindai dengan CamScanner


UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta
Fungai dan sifat hnk cipta Pasal 4
Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonoml.
Pembatanan Pelindungan Panal 26
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23,Pasal 24,dan Pasal 25 tidak berlaku terhadap:
Penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait untuk pelaporan peristiwa aktual yang, ditujukan hanya untuk keperluan
penyediaan informasi aktual;
ii Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan penelitian ilmu pengetahuan;
Penggandaan Ciptann dan/atnu produk Hak Terkait hanya untuk keperluan pengajaran, kecuali pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan
Pengumuman sebagai bahan ajar;dan
iv Penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahunn yang memungkinkan nuntu Ciptann dan/atau produk Hak
Terkait dapat digunakan tanpa izin Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga Penyiaran.
Sankai Pelanggaran Pasal 113
hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat [1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling
lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2.Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa ixin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat(1) huruf c, huruf d, huruff,dan/ntau huruf h untuk Penggunann Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (uga) tahun dan/atal pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Dipindai dengan CamScanner

PENGANTAR SISTEM PEMBIAYAAN


SEKTOR KESEHATAN
Dr.La Ode Kamalia,M.Kes.

Penerbit

CV.MEDIA SAINS INDONESIA


Melong Asih Regency B40-Cijerah
Kota Bandung-Jawa Barat
www.penerbit.medsan.co.id

Anggota IKAPI
No.370/JBA/2020

Dipindai dengan CamScanner

PENGANTAR SISTEM PEMBIAYAAN SEKTOR KESEHATAN


Dr.La Ode Kamalia,M.Kes.

Editor:
Rintho R.Rerung
Tata Letak:
Rizki R.Pratama
Desain Cover:
Rintho R.Rerung
Ukuran:
A4:21x29,7cm
Halaman:
x,282
ISBN:
978-623-362-088-8
Terbitan:
September,2021

Hak Cipta 2021 @ Media Saina Indonesia dan Penulis

Hak cipta ditindungi undang-unang.Dilarang keras menerjemahkan,memfotokopi,atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa
izin tertulis dari Penerbit atau Penulis.

PENERBIT MEDIA SAINS INDONESIA


(CV.MEDIA SAINS INDONESIA)
Melong Awih Regency B40-Cijerah
Kota Bandung-Jawa Barat
www.penerbit.medsan.co.id

Dipindai dengan CamScanner

KATA PENGANTAR REKTOR


UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasn ini, semakin meningkat karena penelitian juga semakin
meningkat, schingga membawa ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada membutuhkan perlunya perubahan ke arah
yang lebih baik. Perkembangan ini tidak kalah pentingnya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang manajcmen keuangan, khususnya sistem pcmbiayaan keschatan, yang sciring juga dengan keinginan
mahasiswa, alumni calon administrator keschatan dan para praktisi administrasi keuangan yang bekerja di Rumah
Sakit dan Puskemas, yakni tidak hanya semata-mata menjadi seorang manajer keuangan yang tangguh, tetapi juga
keinginan yang kuat untuk menjadi leader dan manager yang berhasil dalam mengelola pembiayaan di fasilitas
pclayanan keschatan. Olch sebab itu,sangat membutuhkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas dalam sistem
pembiayaan kesehatan, sehingga mampu mengelola pembiayaan keschatan di fasilitas pelayanan keschatan secara
cost effectiveness demi peningkatan mutu pelayanan yang memuaskan pengguna dan stakeholders lain yang terkait.
Buku ini juga disusun sebagai suatu alasan yang kuat untuk menjawab tuntutan pengelolaan keuanga fasilitas
pelayanan keschatan yang mandiri karena telah marak memasuki ataupun siap menjadi Badan Layanan Umum
(BLU).Apalagi masalah yang selama ini terjadi di Rumah Sakit dan Puskesmas karena ketersediaan dana yang relatif
terbatas yang berimbas sistematik terhadap mutu pelayanan kesehatan yang masih banyak menghadapi masyarakat
tidak mampu (miskin) dengan tuntutan mutu dan hak asasinya. Terlebih lagi saat ini harus berurusan dengan badan
pengawas keuangan dan anti rasual yakni Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)yang sangat gencar melakukan
pengawasan,yang karena kelemahan pengelolaan dana bisa terjadi kesalahan administrasi yang sederhana menjadi
besar.
Saya selaku Rektor Universitas Mandala Waluya berharap kepada dosen pengampu matakuliah Sistem Pembiayaan
Kesehatan,dan juga mahasiswa yang mengikuti atau memprogramkan mata kuliah Sistem Pembiayaan Kesehatan,
agar menjadi sumber rujukan dalam pembelajaran serta menjadi referensi dalam bekerja dengan tugas yang terkait
dengan administrasi pengelolaan keuangan di masa yang akan datang. Begitu juga, kepada praktisi teristimewa para
alumni administrasi kebijakan kesehatan khususnya alumni Universitas Mandala Waluya yang sudah bekerja agar
buku ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang dapat membantu dan bermanfaat dalam pelaksanaan
tugasnya.

Dipindai dengan CamScanner

Ucapan selamat dan memberi apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada penyusun Buku Sistem
Pembiayaan Kesehatan ini,atas jerih payahnya dalam menyusun buku ini guna menghasilkan karya ilmiah yang dapat
bermanfaat bagi pengguna khususnya dan pada umumnya masyarakat yang memanfaatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan memuaskan scmua pihak.
Kepada penerbit tak lupa mengucapkan terima kasih banyak dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas
kesediaannya menerbitkan Buku Sistem Pembiayaan Kesehatan ini.
Demikian sambutan ini saya sampalkan terima kasih dan mohon maaf atas segala kelemahan dan kekurangannya.
Billahittaufiq Walhidayah, Wassalamu Alaikum Warhmatullahi Wabarokatuh
Selamat

Kendari, 09 Agustus 2021


Rektor Universitas Mandala Waluya,

Dr.PH.Tasnim,SKM,MPH.
NIDN.09.0905.6603
Dipindai dengan CamScanner

KATA PENGANTAR DEKAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.


Pertama sekali saya mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT dan terima kasih dan penghargaan yang setingginya kepada
penyusun atas prakarsa dan inovasinya untuk menyusun Buku Sistem Pembiayaan Kesehatan agar supaya menjadi bahan
pembelajaran pada Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan khususnya Program Studi Keschatan Masyarakat yang dinilai sclama ini
literaturnya masih relatif terbatas. Sehingga dengan terbitnya Buku ini akan sangat membantu mahasiswa yang memprogramkan
mata kuliah Sistem Pembiayaan Kesehatan guina meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuannya dalam bidang sistem
pembiayaan kesehatan, tidak hanya memenuhi nilai indeks prestasi akademik, tetapi nantinya memiliki kemampuan dan
kompctensi pembiayaan pada fasilitas pelayana keschatan ketika hendak bekerja.
Berdasarkan hasil-hasil studi ilmiah dan fakta empiris yang dilaporkan selama ini,menunjukkan bahwa hampir 100 (seratus) persen
program dan kegiatan pada fasilitas pelayanan kesehatan terkait dengan kebutuhan dana. Apabila danatersedia relatif
terbatas,maka otomatis memiliki keterbatasan baik untuk menyediakan kebutuhan untuk melaksanakan program dan kegiatan
maupun untuk memperoleh hasilnya,Namun,kaita menyadari bahwa "uang bukan satu-satunya untuk menyelesaikan masalah,
tetapi tanpa uang justru menambah masalah". Inilah yang akan dijawab oleh calon alumni, sehingga perlu memperkuat
kemampuannya terhadap penguasaan ilmu pengetahuannya di bidang sistem pembiayaan ini, agar mampu menekan
permasalahan yang terjadi pada fasilitas pelayanan kesehatan di masa yang akan datang.
Oleh karena itu,para mahasiswa dan pihak alumni yang ingin memperkuat kompctensi di bidang pembiayaan kcschatan, maka
Buku ini wajib dimiliki untuk menjadi sumber informasi yang sangat penting sebagai bahan rujukan dalam menghadapi masalah
yang terkait dengan pembiayaan kesehatan di fasilitas tempat kerjanya. Demikian pula bagi praktisi kesehatan yang sedang
bekerja, tidaklah merugi apabila memiliki Buku ini untuk menjadi Literatur di Lingkungan Kerjanya, terutama di Rumah Sakit dan
Puskesmas.
Sebelum saya mengakhiri sambuatan ini, sekali lagi saya selaku Dekan mengucapkan terima kasih kepada Penyusun Buku Sistem
Pembiayaan Kesehatan ini untuk menjadi sumber pembelajaran bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat terkhusus di
Fakultas Ilmu-llmu Kesehatan dan peminat lainnya di luar Universitas Mandala Waluya. Dan juga tak lupa

Dipindai dengan CamScanner

mengucapkan terima kasih kepada Penerbit Buku ini, yang telah bersedia menerima dan menerbitkan Buku ini menjadi
sumber informasi yang sangat berharga bagi masyarakat kampus, pihak Rumah Sakit dan Puskesmas maupun
masyarakat pada umumnya,
Demikian sambutan ini, saya menyampaikan dan mengucapan terima kasih kepada pembaca dan mohon maaf atas
segala kelemahan dan kekurangannya. Adapun kritikan maupun saran yang safatnya membangun tetap diharapkan
oleh Penulis demi penyempurnaan pada penerbitan di masa yang akan datang. Sekian dan terima knsih, Billahittaufiq
Walhidayah, Wassalamu Alaikum Warhmatullahi Wabarokatuhu
Selamat.

Kendari,09 Agustus 2021.


Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Mandala Waluya,

Dr.Sunarsih,SKM,M.Kes.
NIDN.09.1505.6001.
iv

Dipindai dengan CamScanner

PRAKATA

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. la segalanya menentukan ada atau meniadakan
sesuatu. Seperti halnya dengan terausunnya buku yang berjudul:"Pengantar Sistem Pembiayaan Sektor Keschatan" ini
dapat tersclesaikan dengan baik, karena atas karunia Tuhan Yang Maha Kuasa.
Upaya menyusun buku ini disebabkan karena langkanya literatur yang secara khusus membicarakan pembiayaan
kesehatan guna memenuhi kebutuhan para mahasiswa. Olch karena itu, sudah barang tentu bahwa isi buku ini masih
jauh dari harapan. Pendekatan yang dilakukan penulis berdasarkan pengetahuan praktek, dan emprik dalam bidang
sektor pelayanan kesehatan di Puskesmas, rumah sakit dan Dinas Kesehatan serta pengetahuan dan pengalaman di
dunia usaha dengan melihat bahwa pemecahan masalah pada sektor kesehatan tidak jauh berbeda dengan sektor non
kesehatan dan dapat dilakukan dengan pendekatan yang sama.
Untuk menyempurnakan isi buku ini, penulis mengharapkan kepada semua pihak yang membaca isi buku ini agar
memberikan masukan baik kritikan maupun saran-saran yang sifatnya konstruktif. Mudah-mudahan pada penerbitan
yang akan datang dapat memenuhi harapan kita semua. Insya Allah.
Demikian semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang budiman terutama mahasiswa jurusan kesehatan
masyarakat yang sedang menekuni mata kuliah Pembiayaan Kesehatan..
Sekian dan terima kasih. Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Kendari,01 Agustus 2021


Penulis

Dipindai dengan CamScanner


Dipindai dengan CamScanner

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR REKTOR


KATA PENGANTAR DEKAN.
PRAKATA.
DAFTAR ISI. vii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B.Konsep dan Elemen Biaya (Pengertian Biaya,Pembiayaan dan Sistem Pembiayaan Keschatan serta Klasifikasi
Biaya)...3
C. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan Kesehatan.9
D.Sumber Pembiayaan Keschatan dan Macamnya....................7
E. Syarat-syarat Pokok Pembiayaan Kesehatan.....................10
BAB 2 PENGELUARAN DAN PEMBIAYAAN SEKTOR KESEHATAN.....13
A. Pengantar 13
B.Masalah Pengeluaran dan Pembiayaan Negara dan Langkah-langkah Pemecahannya.
14
C. Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan. 16
D.Alokasi dan Penggunaan Anggaran Pembangunan............21
E. Pembiayaan Kesejahteraan Sosial dan Kesehatan, Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Remaja. 22
F. Peningkatan Kompetensi dan Kapasitas Daerah..................23
BAB 3 MEKANISME DAN MASALAH POKOK PEMBIAYAAN
KESEHATAN DAN UPAYA PENYELESAIANNYA. 27
A. Mekanisme Sumber Pembiayaan Kesehatan.. 27

B.Masalah Pokok Pembiayaan Keschatan. 29


C. Upaya Penyclesaian Masalah Pembiayaan Keschatan..........31
D.Sistem Pembiayaan Langsung,Pengeluaran Katastropic dan Sistem Pebiayaan Pra Upaya.
33
E. Cost Effectiveness Analysis. 36
BAB 4 PENENTUAN BIAYA SATUAN (UNIT COST)
PELAYANAN KESEHATAN. 39
A. Pengertian Unit Cost dan Tarif Pelayanan Kesehatan...........39
B. Tujuan. 40

C. Pendekatan atau Strategi Penetapan Tarif... 42


D.Cara atau Metode Penetapan Tarif. 42

vii

Dipindai dengan CamScanner

BAB 5 BIAYA PELAYANAN MEDIS(KEDOKTERAN) 51

A. Pengertian.. 51
B. Mekanisme Pembiayaan Pelayanan Medis. 52
C. Aplikasi Pembiayaan Pelayanan Medis di Indonesia.............52
D. Unsur-unsur Biaya Pelayanan Medis. ..53
BAB 6 ANALISIS EKONOMI PELAYANAN KESEHATAN(ECONOMIC
ANALYSIS OF HEALTH CARE) 57
A. Evaluasi Pelayanan Medik (Evaluation of Medical Carej........57
B. Konsep Analisis Ekonomi Pelayanan Kesehatan (Concept In Economic Analysis Of Health Care)..
..60
C. Masalah-masalah Lain Dalam Analisis Ekonomi
(Other Issues In Economic Analysis).... 65
D. Discounting. 66
BAB 7 BIAYA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT.....................69
A. Pengertian. 69.
B. Mekanisme Pembiayaan
C. Biaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Indonesia.........70
BAB 8 SISTEM PERASURANSIAN DAN JPKM. 73
A. Pengertian Asuransi dan Konsep JPKM......... 73
B. Bentuk dan Macam Asuransi Kesehata.............................74
C. Pihak Yang Terkait Dengan Asuransi Kesehatan.................75
D. Manfaat Dan Masalah Dalam Asuransi Kesehatan............75
E. Analisis Aktuarial Dan Under Writing.
BAB 9 PEMBIAYAAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DAN KELUARGA
BERENCANA. 87
A. Sumber Dana Pemeliharaan Keschatan Masyarakat dan Keluarga Berencana.
87
B.Pembiayaan Perawatan Kesehatan"... 87
C. Pembiayaan Pengawasan Penyakit Menular.............88
D.Pembiayaan Keluarga Berencana.. 68
E. Konsep JPS-BK atau Dana Program Subsidi BBM...............90
BAB 10 KONSEP CASH FLOW. ε6
A.Pengertian Cash Flow. 93
B. Konsep Cash Flow. 93
C.Perhitungan Cash Flow. 96

viii

Dipindai dengan CamScanner

D.Waktu dari Aliran Cash Flow.................97


E. Salvage Value (Nilai Residu)........98
BAB 11 ANALISIS KEUANGAN................101
A. Analisis Rasio Keuangan......................101
B. Aplikasi Analisis Rasio......104
BAB 12 ANALISIS INVESTASI......107
A. Pengertian Investasi.. 107
B. Jenis-jenis Investasi dan Kriteria Investasi........................107
C. Perhitungan. ..108
BAB 13 PEMBIAYAAN PERSEDIAAN. 119
A. Pengertian. 119
B. Perhitungan.. ......119
C.Reorder Point. 123
BAB 14 ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA DI SEKTOR
PELAYANAN KESEHATAN. ..125
A. Arti Pentingnya Analisis Sumber dan Penggunaan Dana...125
B. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana dalam Artian Kas 126
C.Analisis Sumber dan Penggunaan Dana dalam Artian
Modal Kerja 127
BAB 15 ANALISIS BREAK EVEN. .131
A. Arti Pentingnya Analisis Break Even.. 131
B.Perhitungan.
BAB 16 PENYUSUNAN BUDGET. 143
A. Pengertian dan Kegunaan Budget...............143
B.Pengelompokan Budget dan Jenis Budget.....................145
C. Prinsip dan Metode Budget. 146
D.Langkah-langkah Penyusunan Budget...........147
E.Penyusunan Master Budget.. ...148
BAB 17 PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA DAERAH. 157
A. Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Pusat..
157
B. Kebijakan Penyusunan APBD. 160
C. Teknis dan Tahap Penyusunan APBD........161
D.Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan DAK dalam APBD.....163

Dipindai dengan CamScanner

E.Penyusunan RKA-SKPD................ 168


F.Pendapatan 174
BAB 18 ANALISIS UNIT COST PELAYANAN KEPERAWATAN SEBAGAI
DASAR PENETAPAN JASA PERAWAT DI RUMAH SAKIT DAN
PUSKESMAS.. 177
A.PENDAHULUAN
B. KAJIAN TEORITIS. 181
C. METODOLOGIS. .192
D.HASIL DAN PEMBAHASAN.............196
E. KESIMPULAN DAN SARAN......................208
GLOSARIUM...
INDEKS....... 223
DAFTAR PUSTAKA 227
LAMPIRAN.. ...229
Dipindai dengan CamScanner

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kesehatan adalah merupakan hak asasi manusia. Karena merupakan hak asasi manusia, maka setiap individu
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Disamping itu juga, kesehatan merupakan investasi, sehingga
membutuhkan dana yang besar untuk mempertahankan/memelihara kesehatan.Dikatakan sebagai investasi
karena dapat mcningkatkan produktivitas secara sosial maupun ckonomi sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan di Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Bertitiktolak dari UU.R.I., No.:36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, sistem kesehatan dijabarkan ke dalam
Peraturan Presiden (Pepres) No.: 72 Tahun 2012 tentang Sistem Keschatan Nasional Pasal 1 ayat(2) Sistem
Kesehatan Nasional,yang selanjutnya disingkat dengan SKN adalah pengelolaan kesehatan yang
diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.Komponen pengelolaan kesehatan yang
disusun dalam SKN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dikelompokkan dalam subsistem, yakni: a. upaya
kesehatan; b. penelitian dan pengembangan keschatan; c. pembiayaan keschatan; d. sumber daya manusia
kesehatan; e. sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan; f.manajemen,informasi,dan regulasi keschatan;dan
g-pemberdayaan masyarakat.
Dari uraian di atas, fungsi sistem kesehatan dikelompokkan ke dalam 4 (empat) fungsi, yakni:(1) penyediaan
pelayanan (produksi),(2) sumberdaya kesehatan, (3) pembiayaan kesehatan, dan (4) pemerintahan (regulasi).
Keempat fungsi ini harus dilaksanakan secara

Dipindai dengan CamScanner

sungguh-sungguh agar derajat kesehatan masyarakat ditingkatkan dengan setinggi-tingginya agar dapat dicapai,
terutama fungsi pembiayaan kesehatan yang harus ditingkatkan. Sebab,apabila kesehatan masyarakat mendapat
perhatian untuk ditingkatkan, maka berarti produktivitas masyarakat akan meningkat, yang pada gilirannya pendapatan
masyarakat dan pendapatan riil nasional meningkat pula. Sebaliknya, apabila kesehatan masyarakat rendah -
produktivitasnya juga rendah - otomatis pendapatan masyarakat dan pendapatan nasional akan menjadi rendah. Oleh
karena itu, pemerintah "wajar" jika mengeluarkan dana yang besar untuk membiayai pembangunan sektor kesehatan
masyarakat.
Jadi,kata kuncinya adalah pembiayaan kesehatan sangat menentukan baik buruknya derajat keschatan masyarakat
dan maju mundurnyu suatu negara.Masyarakat sehat, pemerintah kuat, bangsa menjadi satu, negara aman dan
sejahtera di bawah ridhaTuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, kebijakan nasional dalam sistem pembiayan
kesehatan disusun dengan tujuan, yaitu: (a) penggunaan layanan menurut kebutuhan, (b) efisiensi, (c) kualitas, dan (d)
transparan/ akuntabilitas.
Persoalannya adalah, apakah masyarakat memiliki kesanggupan dan kemampuan [dana) untuk memelihara
kesehatannya (Ability and Willingness to pay).Jika tidak,apakah negara memiliki kemampuan atau "rela" menyisihkan
dana pembangunan lebih besar untuk membiayai sektor kesehatan. Jika pernyataan ya,bagaimana pengalokasiannya
disertai besarnya dana yang dibutuhkan, dan sebagainya.
Untuk menjawab pertanyaan di atas, materi perkuliahan Pembiayaan Sektor Kesehatan akan menguraikan lebih
mendetail pengetahuan dasar tentang pembiayaan atau "pembelanjaan", sehingga memudahkan untuk menerima
pemahaman dan penerapannya ke dalam sistem pembiayaan sektor kesehatan.

Dipindai dengan CamScanner

B. Konsep dan Elemen Biaya (Pengertian Biaya,Pembiayaan dan Sistem Pembiayaan Kesehatan serta Klasifikasl
Blaya)
Pengertian
1. Biaya atau dalam bahasa Inggris disebut cost adalah semua pengorbanan yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan
tertentu. Atau pengorbanan untuk mendapatkan barang dan jasa. Ini berarti biaya tidak hanya berupa pengorbanan yang
langsung berupa berwujud uang, tetapi juga dapat berwujud barang atau waktu atau kesempatan (opportunity/yang hilang.
Bahkan ketidak nyamanan yang timbul dalam rangka mencapai tujuan tertentu bisa juga disebut sebagai biaya (cost).
Contohnya:Kebisingan yang dialami penduduk di sekitar lapangan terbang bisa diperhitungkan sebagai biaya dalam
penyelenggaraan lapangan tersebut. Semua pengorbanan tersebut baru bisa dinilai dan diukur kalau sudah dikonversi ke
dalam nilai moneter (nilai uang). Jadi, barang dan jasa, waktu dan kesempatan yang hilang atau kctidaknyamanan harus
diterjemahkan ke dalam nilai moneter (nilai uang). Ini membutuhkan pengetahuan dan kemampuan khusus dalam
menganalisis biaya.

2. Pembiayaan atau disebut juga pembelanjaan istilah yang digunakan dalam perusahaan atau financial management atau
managerial finance,diberikan batasan oleh beberapa ahli, seperti:

a. Wolff-Birkenbihl, mengatakan bahwa pembiayaan meliputi usaha-usaha untuk menyediakan uang;


b. Licfmann, mcnycbutkan bahwa pembiayaan mcliputi usaha-usaha untuk menyediakan uang, dengan mana uang
berusaha untuk memperoleh atau mendapatkan aktiva;
c. Le Coutre dan Hasenack, mengartikan pembiayaan meliputi keseluruhan dari pada usaha untuk mempersiapkan dan
mengatur penarikan dan penggunaan dana, di mana di sini termasuk juga perencanaan beserta pelaksanaannya.

Dipindai dengan CamScanner

3. Sistem Pembiayaan Kesehatan merupakan suatu hubungan antara berbagal pihak yang terlibat di dalam sektor
kesehatan atas dasar prinsip ekonomi dan sosial (Laksono. T., 1997);

4. Biaya Keschatan ialah besarnya dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan
berbagai upaya keschatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat (Azwar, 1996).
Pengertian ini biaya kesehatan ditinjau dari 2 (dua) sudut pandang, yakni:(1)Health Provider,yakni biaya merupakan
besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan; (b) Health Consumer,yakni
biaya merupakan besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat memanfaatkan jasa pelayanan keschatan.

5. Pembiayaan Kesehatan adalah segala pengeluaran dana (expenditure)yang berasal dari sumber pembiayaan
tertentu guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat baik melalui pclayanan keschatan langsung maupun tidak
langsung.Dalam pengertian ini cara-cara untuk membiayai pelayanan kesehatan dapat dibagi atas: (1) APBD/APBN,(2)
Perorangan langsung fout of pocket), (3) Sistem jaminan sosial (BPJS).(4) Bantuan Perusahaan terhadap karyawan,
(5) Bantuan Luar Negeri.(6) Hibah dan sumbangan perorangan.

6. Pembiayaan Keschatan (Health Financing) adalah sebuah fungsi dari sistem keschatan yang berurusan dengan
mobilisasi dana (revenue collection), akumulasi dana (fund pooling),dan pembelian pelayanan (purchasing of services)
untuk membiayai pelayanan kesehatan yang dibutuhkan orang-orang baik secara individu maupun kolektif dalam
sistem kesehatan (WHO,2020b;Schieber, et.al,2006).

7. Klasifikasi Biaya.Secara umum biaya dapat digolongkan ke dalam berbagai jenis menurut sifatnya atau jangka
waktu pemanfaatannya,yaitu:

Dipindai dengan Camscanner

a. Biaya tetap (fixed cost)dan biaya variabel (variable cost)serta biaya total (total cost). Biaya tetap merupakan biaya
yang besarnya secara relatif tidak dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi atau output. Contoh : investasi sarana
dan alat keschatan seperti gedung dan alat-alat canggih.Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya dipengaruhi
oleh jumlah output. Misalnya biaya obat-obatan dan bahan habis pakai (BHP) yang besarnya tergantung jumlah
masyarakat yang akan menggunakannya. Biaya variabel ini ada yang sifatnya semi variabel, misalnya gaji/upah
tenaga kerja yang tidak tetap, jasa pelayanan keschatan di rumah sakit dan Puskesmas. Biaya total merupakan
penjumlahan biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel.
b.
Biaya investasi dan biaya operasional/pemehharaan.Biaya investasi merupakan biaya yang kegunaannya dapat
berlangsung lebih dari satu tahun. Dasarnya adalah kebiasaan karena anggaran direncanakan dan direalisisr untuk
satu tahun. Contoh:pembangunan gedung dan pembelian alat yang digunakan lebih dari satu tahun. Tetapi ada alat
yang digunakan lebih dari satu tahun digolongkan sebagai biaya pemeliharaan/operasaional. Mengenai perilaku biaya
ini tergantung dari kesepakatan berapa batasnya.Biaya opcrasional merupakan biaya-biaya yang diperlukan untuk
memfungsikan barang-barang investasi dan habis terpakai selama satu tahun atau kurang.Misalnya Biaya Bahan,
obat-obatan dan alat kesehatan habis pakai, alat tulis menulis kantor (ATK). Biaya pemeliharaan merupakan biaya
yang dikeluarkan untuk mempertahankan suatu barang investasi atau mempertahankan mutu barang/alat. Misalnya
pemeliharaan gcdung, alat, kenderaan dan lain-lain.
c. Biaya langsung dan Tidak langsung (Direct and Indirect Cost). Biaya langsung merupakan biaya yang ikut dalam
proses produksi/pelayanan. Biaya tidak langsung merupakan biaya

5
Dipindai dengan CamScanner

yang tidak ikut langsung ke dalam proses produksi tetapi sebagai penunjang kegiatan.
d. Opportunity Cost. Opportunity cost merupakan biaya atau pengorbanan yang terjadi oleh karena
suatu kesempatan tidak termanfaatkan. Misalnya bunga deposito.
Biaya Marginal (Marginal Cost). Biaya marginal ini merupakan besarnya biaya di atas biaya total yang diperlukan
untuk meningkatkan produksi 1 [satu) unit barang dan jasa. Misalnya: Produksi 100 unit barang butuh biaya
Rp.100.000,maka untuk meningkatkan 100 unit menjadi 101 unit membutuhkan biaya Rp.110.000,sehingga biaya
marginal sebesar selisihnya yakni Rp.10.000,-Motif biaya marginal ini pada usaha profit maximization.Biaya
marginal (Marginal Cost) atau P (Produksi) =MC /marginal cost).

C. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan Kesehatan


World Health Organization (WIIO), menyatakan bahwa tujuan pembiayaan kesehatan ada 3 (tiga)tujuan,yakni:
(1)menggalang dana yang cukup, (2) memberikan perlindungan finansial kepada populasi, dan (3) penggunaan
dana secara efisien (WHO, 2020a).Untuk menjamin terselenggaranya pembiayaan kesehatan, ini, maka 3(tiga)
fungsi utama yang yang harus dilakukan, yakni :
1. Penggalangan dana (revenue collection). Fungsi ini merupakan suatu cara sistem keschatan mengumpulkan
dana dari rumah tangga, bisnis, sumberdaya alam dan sumber eksternal meliputi anggaran pemerintah (pajak,
asuransi pra upaya wajib dan sukarela, pembayaran langsung oleh pengguna, dan bantuan asing);
2. Pengumpulan dana (fund pooling). Fungsi ini merupakan akumulasi manajemen dana pra bayar sehingga
anggota populasi dapat berbagi resiko kesehatan secara kolektif yang akan memberikan perlindungan kepada
anggota populasi dari pengeluaran kesehatan yang besarnya tidak dapat diprediksi;

Dipindai dengan CamScanner

3. Pembelian pelayanan kesehatan (purchasing of health services). Fungsi ini merupakan mekanisme
yang digunakan untuk membeli/membayar pelayanan dari penyedia pelayanan (pemerintah maupun
swasta) (WIIO, 2020b; Schieber,et.al., 2006).

D. Sumber Pembiayaan Kesehatan dan Macamnya

1. Sumber Pemblayaan
Di beberapa negara di dunia ini, sumber pembiayaan utama sektor kesehatan adalah dari pemerintah,
meskipun akhir-akhir ini terdapat peningkatan sumber-sumber yang lain selain pemerintah.Terdapat 4
(empat) sumber pembiayaan utama sektor kesehatan, yakni : pemerintah, sumber-sumber swasta, asuransi
keschatan dan sumber-sumber eksternal.
Sumber Pembiayaan Pemerintah.Pembiayaan pemerintah untuk pelayanan keschatan mencakup
pembelanjaan keschatan pacda seluruh tingkat pemerintahan serta anggaran badan-badan usaha milik
negara.Jenis pelayanan tertentu,terutama pelayanan dengan karakteristik untuk kepentingan publik harus
dianggap sebagai tanggung jawab utama pemerintah serta dibiayai oleh pemerintah. Misalnya pendapatan
dari pajak secara umum, pembiayaan yang defisit (obligasi dan sertifikat pemerintah), asuransi sosial, lotre
dan perjudian, dan cukai.
Sumber Pembiayaan. Swasta. Pembiayaan swasta untuk pelayanan kesehatan dapat secara langsung
atau tidak langsung. Yang dimaksud dengan pembiayaan langsung adalah pembayaran individu dilakukan
secara langsung kepada para pelaku kesehatan,termasuk praktek swasta, pengobatan tradisional, dan
apotik swasta. Upah penggunaan merupakan pembayaran pelayanan yang dibiayai pemerintah maupun
swasta yang diserahkan secara langsung dari saku pengguna fout of pocket payment). Oleh sebab itu
dianggap pembiayaan kesehatan swasta. Pembayaran langsung (charges), kontribusi,atau pembayaran di
muka (prepayment) oleh anggota sistem asuransi pembiayaan

Dipindai dengan CamScanner

masyarakat juga dianggap berasal dari sumber swasta non pemerintah). Pembiyaan tidak langsung adalah
pembayaran pelayanan kesehatan oleh para karyawan (misalnya pembayaran oleh industri swasta yang besar di
negara-negara sedang berkembang atau tanggungan bersama biaya pelayanan kesehatan oleh karyawan di negara-
negara industri) dan pembiayaan kesehatan oleh lembaga non pemerintah lainnya seperti halnya yayasan
kemanusiaan lokal yang mencari dan untuk penyakit tertentu.
Ada berbagai alasan pemerintah untuk menggalakkan pembiayaan keschatan swasta, yakni :
a. Pembiayaan kesehatan swasta merupakan cara untuk memperbanyak sumber biaya tambahan untuk sektor
pelayanan kesehatan:
b. Sistem dalam pasar pelayanan keschatan mungkin berperan dalam meningkatkan efsiensi pengalokasian barang-
barang dan pclayanan secara keseluruhan;
C. Pembiayaan swasta pada beberapa kasus dapat berfungsi sebagai pengganti pembiayaan pemerintah, sehingga
mengurangi tanggung jawab pembiayaan oleh pemerintah untuk jenis pelayanan tertentu.
Sumber Pembiayaan Asuransi Kesehatan.Asuransi kesehatan adalah sistem yang memungkinkan konsumen
prospektif pelayanan keschatan melakukan pembayaran kepada pihak ketiga dalam bentuk skema asuransi. Dengan
demikian apabila menderita sakit pihak ketiga tersebut akan membayar peclaku pelayanan kesehatan sebagian atau
seluruh biaya yang diperlukan.
Ke dalam sistem pembiayaan asuransi kesehatan ini, ada 3 (tiga) tipe utama asuransi, yakni : (1) Asuransi pemerintah
atau sosial, (2) Asuransi swasta, dan (3) Asuransi yang berbasis pada perusahaan (employee based insurance).
Asuransi kesehatan dinilai sebagai salah satu cara yang memungkinkan pemerintah untuk : la) Mendifersifikasi sumber
pendapatan sektor kesehatan; (b) Meningkatkan efisiensi dengan cara memberikan peran kepada individu-individu dalam
pembayaran pelayanan kesehatannya, dan (c) Memeratakan beban biaya kesehatan menurut waktu dan populasi yang luas
sehingga mengurangi resiko.
Sumber Pembiayaan Eksternal. Sumber-sumber pembiayaan eksternal merupakan badan pembiayaan yang penting,
terutama bagi negara-negara sedang berkembang tertentu yang pihak pemerintahnya tidak mampu mencukupi kebutuhan
kesehatan dan tidak memiliki komitmen pembiayaan dari sumber-sumber internal.Sumber cksternal ini terutama terdiri dari
bantuan donor multilateral dan bilateral serta sebagian kecil olch badan-badan non pemerintah.
Di Indonesia sumber-sumber pembiayaan kesehatan, terdiri dari : (1) Pemerintah dengan porsinya sebesar (34,3%),(2)
Bantuan Luar Negeri (2,1%), (3) Masyarakat/Swasta(60,2%), (4)Asuransi (3,4%) yang meliputi ;Pemerintah, Swasta, dan
Dana Sehat (Brotowasisto, dkk, 1987).
2. Macam-macam Blaya dan Pemblayaan Kesehatan

Kita harus dapat membedakan antara biaya dan pembiayaan kesehatan. Biaya kesehatan tebagi atas 2 (dua) bagian,yakni :
(1) Biaya pelayanan kedokteran dan "keperawatan" adalah biaya yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan dan atau
memanfaatkan pelayanan kedokteran dan "keperawatan",yakni tujuan utamanya untuk mengobati dan merawat penyakit
serta memulihkan kesehatan penderita. (2) Biaya pelayanan kesehatan masyarakat adalah biaya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat yakni yang tujuan utamanya untuk
memelihara dan meningkatkan keschatan serta untuk mencegah penyakit.

Dipindai dengan CamScanner

Sedangkan pembiayaan kesehatan terbagi atas 2 (dua) kelompok, yakni:

a. Pembiayaan dari tindakan-tindakan kesehatan, meliputi:(a) Pasien atau keluarga yang mendapat
pelayanan kesehatan, (b)Penyelenggara pelayanan kesehatan (seperti rumah sakit, puskesmas, dan lain-
lain), (c) Fihak keliga yang mengurus pembiayaan kesehatan dengan prinsip asuransi kesehatan atau
jaminan kesehatan, misalnya : PT Askes, JPKM.PT Astek, dan sebagainya).
b. Pembiayaan dari kegiatan-kegiatan non kesehatan, meliputi :(a) Diversifikasi usaha tidak
berhubungan, (b) Dana kemanusiaan,dan (c) Cash management.

E. Syarat-syarat Pokok Pemblayaan Kesehatan


Di muka telah disinggung tentang pentingnya atau peranan pembiayaan ini dalam pembangunan keschatan.
Keberhasilan pembangunan kesehatan akan sangat ditentukan oleh baiknya sistem pembiayaan kesehatan.Oleh
karena itu pembiayaan kesehatan yang baik harus memenuhi beberapa syarat pokok, yakni :
1. Jumlah. Syarat utama dari biaya kesehtan haruslah tersedia biaya dalam jumlah yang cukup memadai dalam
arti dapat membiayai penyelenggaraan semua upaya kesehatan yang dibutuhkan serta tidak menyulitkan
masyarakat yang ingin memanfaatkannya.
2. Penyebaran. Syarat yang lain yang harus dipenuhi ialah penyebaran dana yang harus sesuai kebutuhan. Jika
dana tersedia tidak dapat dialokasikan dengan baik, niscaya akan menyulitkan penyelenggaraan setiap upaya
kesehatan.
3. Pcmanfaatan.Sckalipun jumlah dan penycbaran dana baik,tetapi jika pemanfaatannya tidak mendapat
pengaturan yang seksama, niscaya akan banyak menimbulkan masalah, jika berkelanjutan akan menyulitkan
masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

10

Dipindai dengan CamScanner

Dari tiga syarat di atas, maka syarat kedua dan ketiga sangat penting, karena sifat dana selalu mengalami
keterbatasan, Jadi,karena keterbatasan ini maka upaya yang harus dilakukan adalah bukan penambahan, tetapi
pengaturan penyebaran dan pemanfaatan dana yang tersedia secara efektif dan efisien.
Upaya yang harus dilakukan untuk mengatur penyebaran dan pemanfaatan dana,yakni:

1. Peningkatan efektivitas. Peningkatan efektivitas dilakukan dengan mengubah penyebaran atau alokasi
penggunaan sumber dana. Upaya ini diarahkan untuk upaya kesehatan yang menghasilkan dampak yang lebih
besar. Misalnya upaya preventif bukan pengobatan.
2. Peningkatan efisiensi.Peningkatan efisiensi dilakukan dengan memperkenalkan berbagai mekanisme
pengawasan dan pengendalian. Mekanisme tersebut misalnya : standardisasi,dan kerja sama.
8. Standardisasi. Suandardisasi ini dilakukan dengan standar minimal pelayanan kesehatan. Standar minimal
/minimum standard) pelayanan disusun dengan maksud akan menghindari pemborosan. Misalnya : Standar minimal
sarana seperti standar minimal rumah sakit dan laboratorium; Standar minimal tindakan misalnya tata cara
pengobatan dan perawatan penderita, daftar obat esensial, obat generik; Sistem minimal pelayanan ini bukan saja
menghindari pemborosan untuk meningkatkan efisiensi, tetapi juga sekaligus dipakai sebagai pedoman dalam
menilai mutu pelayanan.
b. Kerja sama. Bentuk lain yang diperkenalkan untuk meningkatkan cfsiensi adalah memperkenalkan konscp
kerja sama antar berbagai sarana pelayanan kesehatan. Misalnya (1) Kerja sama institusi. Kerja sama ini
sepakat secara bersama-sama membeli peralatan kedokterasn yang mahal (cost sharing) dan jarang
dipergunakan. Dengan pembelian dan pemakaian beraama ini dapat dihemat dana

11

Dipindai dengan CamScanner

tersedia serta dapat dihindari penggunaan peralatan yang rendah (under utilization).Ini juga akan meningkatkan
efisiensi. (2) Kerja sama sistem. Kerja sama ini yang paling populer adalah sistem rujukan, yakni adanya hubungan
kerja sama timbal balik antara satu sarana keschatan dengan sarana kesehatan lainnya. (3) Aliansi. Aliansi ini
merupakan suatu bentuk kerja sama dimana kedua organisasi sepakat membagi resiko, manfaat dan biaya, membagi
pengetahuan dan kemampuan.
12

Dipindai dengan CamScanner

BAB 2
PENGELUARAN DAN PEMBIAYAAN SEKTOR
KESEHATAN

A. Pengantar
Pada Bab I di muka telah disebutkan, bahwa kesehatan merupakan hak asasi dan investasi, sehingga tidak heran
apabila pemerintah dari suatu Negara menyediakan dana yang besar untuk membiayai pembangunan kesehatan
individu dan masyarakat. Oleh sebab itu, tidak mngherankan apabila suatu Negara memberikan pclayanan gratis
kepada masyarakatnya, dalam arti seluruh biaya kesehatan dibayar oleh Negara atau pemerintah.
Untuk memahami pengeluaran dan pembiayaan sektor kesehatan di suatu negara seperti Negara Republik
Indonesia, maka tidak terlepas dari pengeluaran dan pembiayaan Negara Republik Indonesia itu sendiri. Di dalam
UU-R.L., No.:36 Tahun 2009 tentang Kesehatan besarnya porsi dana pembangunan kesehatan ditetapkan
sebesar 5% dari Total APBN, masih sangat jauh beda dibanding dengan pembangunan di sektor pendidikan
sebesar 20% APBN.Pada idealnya sesuai rekomendasi WHO minimal sebesar 15% dari total APBN atau 5% dari
total Product Domestic Regional Bruto(PDRB),sehingga sinergitas pembangunan kesehatan nasional tidak dapat
dilaksanakan secara maksimal akibatnya kinerja pembangunan kesehatan sesuai profil Kemneterian Kesehatan
R.I. Tahun Anggaran 2018-2019 belum sesuai harapan (La Ode Kamalia, 2020).
Oleh karena itu, pembahasan kita dalam Bab II ini diawali dengan pengeluaran dan pembiayaan negara dan
permasalahannya serta langkah-langkah yang perlu dilakukan.
Sumber-sumber penerimaan negara dan daerah serta pengeluaran dan pembiayaannya juga akan dibahas di sini
untuk mempertajam analisis pembiayaan sektor kesehatan.

13

Dipindai dengan CamScanner


PENGELUARAN DAN PEMDIAYAAN SEKTOR KESEIATAN

B. Masalah Pengeluaran dan Pembiayaan Negara dan Langkah-langkah Pemecahannya.


Sejak pertengahan tahun 1997 Indonesia dilanda krisis ekonomi dan moneter yang berkepanjangan dan
berdampak luas (multi dimensional) bukan saja pada perekonomian negara, tetapi sosial dan politik terjadi
bersamaan di berbagai daerah. Dampak tersebut terlihat dari meningkatnya jumlah penduduk miskin dan
pengangguran, melemahnya kegiatan produksi dan produktivitas masyarakat dan dunia usaha,menurunnya
kualitas pelayanan, prasarana dan sarana umum akibat mengecilnya penerimaan pemerintah daerah dari
pendapatan asli daerah (PAD), menurunnya ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, serta menurunnya
kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi dalam rangka pclayanan kepada masyarakat.

Demikian pula awal tahun 2020 Indonesia ditimpa masa pandcmic corona virus desease Tahun 2019
(Covid-19) yang membawa dampak sistemik,bukan hanya morbidity dan mortality rate yang meningkat,
tetapi berdampak sccara sistemik baik tcrhadap keschatan maupun terhadap non kesehatan, termasuk
pada tatanan pendidikan nasional. Hal ini merupakan bukti nyata, bahwa pembangunan kesehatan
harus mendapat perhatian serius pemerintah karena "sangat membahayakan", sehingga
perlunya peninjauan kembali sistem pembiayaan pembangunan di Ncgara Kesatuan Republik
Indonesia terutama pembiayaan sektor kesehatan harus ditingkatkan.
Dampak yang diuraikan di atas, berpengaruh pula terhadap kebijakan nasional dalam pengeluaran dan
pembiayaan negara. Diantaranya UU-R.I.No.:22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU-R.I.No.: 25
tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah,serta berbagai bentuk pelaksanaannya dengan Peraturan
Pemerintah (PP),Keputusan Presiden (Kepres) dan Keputusan Menteri (Kepmen).
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam upaya pemecahan masalah tersebut di atas, adalah :

14

Dipindai dengan CamScanner

PENGELUARAN DAN PEMIAYAAN SEKTOR KESEIIATAN

1. Meningkatkan peranan pemerintah daerah dalam pengambilan keputusan untuk mengatasi dampak krisis ekonomi
dan pemulihan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
2. Mewujudkan otonomi daerah yang memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk
berpartispasi dalam perencanaan pelaksanaan kegiatan pembangunan;
3. Mewujudkan sistem perimbangan keuangan antara pusat dan daerah;
4. Mengubah oricntasi pemecahan masalah dan pelaksanaan program pembangunan yang semula bersifat dari atas
ke bawah (top doum) menjadi dari bawah ke atas (bottom up);
5. Meningkatkan bantuan langsung ke masyarakat untuk memecahkan permasalahan yang ada;
6. Mewujudkan pemerintahan yang baik (good govemance) dan demokratis.
Peran daerah kabupaten/kota sangat penting untuk memecahkan masalah sosial ekonomi tersebut di atas. Jadi,bukan
hanya oleh pemerintah pusat yang harus bertanggung jawab,tetapi juga daerah secara bersama-sama. Menurut Bank
Dunia peran pusat dan daerah secara umum meliputi 3 (tiga) tataran,yakni:
1. Fungsi minimal, yakni menyediakan barang dan jasa publik dan melindungi kaum fakir miskin;
2. Fungsi menengah, yakni memecahkan eksternalitas, mengendalikan monopoli, mengatasi ketidak
sempurnaan informasi, dan mengembangkan jaminan sosial;
3. Fungsi maksimal, yakni mengkoordinasikan kegiatan sektor swasta, redistribusi assets publik untuk pemerataan,
dan menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Penyediaaan dana pembangunan daerah ditujukan untuk memperkuat kemampuan pemerintah daerah dalam
mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui kegiatan pemerintah, pelayanan umum dan pembangunan di daerah yang
dilakukan atas dasar prinsip otonomi daerah dan pemberian wewenang yang luas, nyata dan bertanggung jawab di
daerah kabupaten/kota. Sasaran utama pemberian bantuan

15
Dipindai dengan CamScanner

PENGELUARAN DAN PEMTILAYAAN SEKTOR KESEILATAN

dana adalah mengurangi jumlah penduduk miskin dan pengangguran, meningkatkan produksi dan produktivitas
dunia usaha/masyarakat, meningkatkan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.

C. Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan


Pengelolaan dana pembangunan pada dasarnya menjadi bagian dari manajemen pembangunan. Di Negara kita
manajemen pembangunan disusun menginduk pada garis-garis besar haluan Negara (GBHN) yang ditetapkan
oleh Majelis Permusayawaratan Rakyat (MPR). GBHN pada dasarnya menunjukkan arah pembangunan yang
dijabarkan dalam sebuah sistem perencanaan pembangunan lima tahunan(Repelita) yang kemudian disebut
dengan program pembangunan nasional (Propenas).
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bersama dengan instansi pemerintah lainnya telah
menyusun draft Propenas dan melakukan kajian bersama dengan beberpa lembaga ilmiah, perguruan tinggi dan
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Sesuai dengan kesepakatan pemerintah dengan Dewan Perwakilan
Rakyat RepublikIndonesia (DPR-RI), dasar hukum Propenas dituangkan dalam bentuk Undang-undang.
Pemerintah bersama DPR-RI menyclesaikan pembahasan draft Propenas,Rencana Pembangunan
Tahunan(Repeta) dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN).
Propenas memuat visi atau arah pembangunan dalam lima tahun dan berbagai sasaran pembangunan, serta
strategi dan kebijakan untuk mencapai sasaran pembangunan tersebut dalam 5 tahun. Dengan merujuk pada
agenda pembangunan yang ada di Propenas, instansi pemerintah menyusun rencana strategis (Renstra), dan
pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota menyusun program pembanguan dacrah
(Propeda) sesuai dengan perkcmbangan di setiap daerah.
Arah kebijakan yang tertuang dalam Propenas dan program pembangunan tahunan (Propeta) dilaksanakan
setiap tahun dalam bentuk rencana pembangunan tahunan (Repeta) yang memuat RAPBN

16

Dipindai dengan CamScanner

PENGELUARAN DAN PEMDIAYAAN SEKTOR KESEIIATAN

dan RAPBD serta serangkaian program dan proyek tahunan yang menjadi prioritas.
Dengan memperhatikan manajemen pembangunan dan berlakunya UU No 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah dan UU No.25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, maka perlu dilakukan berbagai
penyempurnaan terhadap pengelolaan dana pembangunan daerah dengan menempatkan sebagai bagian dari
penyempurnaan manajemen publik.
Dari segi manajemen publik, khususnya perencanaan dan pengendalian, ada 5 aspek yang perlu diperhatikan,yaitu :
(1) pengambilan keputusan (decision making); (2) proses penganggaran dan pembiayaan (budgeting);(3)
pengorganisasian (organizing) termasuk kemampuan kelembagaan dalam menterjemahkan keputusan menjadi
kegiatan operasional; (4) pelaksanaan (actuating) program/proyek pembangunan,(5) pengendalian dan pengawasan
(controlling).Dalam kaitannya dengan otonomi daerah, suatu daerah dapat disebut daerah otonomi apabila mampu
melaksanakan kclima aspck terscbut secara mandiri (otonom).

Langkah penyempurnaan merujuk pada ketentuan yang tercantum dalam kedua undang-undang tersebut bahwa
penyediaan sumber-sumber pembiayaan untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah dilakukan berdasarkan
kewenangan pembiayaan, tugas dan tanggung jawab yang jelas antar tingkat pemerintahan.Ketentuan tersebut
menyebutkan bahwa:

1. Penyelenggaraan tugas dacrah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi dibiayai atas beban APBD;
2. Penyelenggaraan tugas pemerintahan pusat yang dilaksanakan oleh perangkat daerah provinsi dalam rangka
pelaksanaan dekonsentrasi dibiayai atas beban APBN;
3. Penyelenggaraan tugas pemerintahan pusat yang dilaksanakan oleh perangkat daerah dan desa dalam rangka
pembantuan dibiayai atas beban APBN.

17

Dipindai dengan CamScanner

PENGELUARAN DAN PEMIIAYAAN SERTOR KESEIIATAN

Sumber-sumber penerimaan daerah untuk mendukung pelaksanaan desentralisasi terdiri dari:


1. Daerah sendiri berupa PAD dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan daerah dan hasil
pengelolaan kekayaan daerah (bagian laba, deviden dan penjualan saham milik daerah) dan lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah antara lain hasil penjualan aset tetap daerah dan jasa giro;
2. Bantuan dari pemerintah pusat berupa dana perimbangan: (a) Bagian daerah dari penerimaan pajak bumi dan
bangunan (PBB) dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPIITB) dan penerimaan sumber daya alam; (b)
Dana Alokasi Umum (DAU); dan Dana Alokasi Khsus (DAK);
3. Pinjaman dacrah baik bcrupa pinjaman dalam negeri maupun luar negeri.
DAU adalah dana APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluaran dalam
pelaksanaan desentralisasi dengan tujuan pemcrataan kemampuan kcuangan antar dacrah dengan memperhatikan
potensi daerah, luas daerah, keadaan geografis,jumlah penduduk dan tingkat pendapatan masyarakat.DAU ditetapkan
sekurang-kurangnya 25 % dari penerimaan dalam negeri APBN. DAU tersebut diberikan kepada daerah Provinsi
sebesar 10% dan kepada daerah kabupaten/kota sebesar 90%.
DAU untuk suatu daerah Provinsi tertentu ditetapkan dengan rumus:
Jumlah dana alokasi umum untuk seluruh daerah Provinsi dikali dengan bobot daerah Provinsi yang bersangkutan
kemudian dibagi dengan jumlah bobot dari seluruh daerah Provinsi.
DAU untuk suatu daerah Kabupaten/Kota tertentu ditetapkan berdasarkan rumus:
Jumlah DAU untuk seluruh dacrah Kabupaten/Kota dikali dengan bobot daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
kemudian dibagi dengan jumlah bobot dari seluruh daerah Kabupaten/Kota.

18

Dipindai dengan CamScanner

PENGELUARAN DAN PEMBLAYAAN SEKTOR KESEIIATAN


Bobot daerah ditentukan berdasarkan hasil kajian empiris dengan memperhitungkan variabel-variabel yang
relevan,yaitu :

1. Kebutuhan wilayah ekonomi daerah yang dicerminkan dari variabel jumlah penduduk, luas wilayah, keadaan
geografis, tingkat pendapatan masyarakat dan jumlah kelompok masyarakat miskin;dan

2. Potensi ekonomi daerah dicerminkan dari variabel potensi penerimaan daerah antara lain potensi industri, potensi
sumber daya alam, potensi sumber daya manusia dan produk domestik regional bruto (PDRB).
Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana APBN yang dialokasikan kepada dacrah untuk membiayai kegiatan
pembangunan khusus daerah seperti kegiatan pembangunan di kawasan transmigrasi, pembangunan beberapa
jenis investasi/prasarana baru. pembangunan jalan di kawasan terpencil, pembangunan saluran irigasi primer
dan saluran drainase primer, serta kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasional antara
lain:proyek pembangunan yang dibiayai donor dan proyek kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia. Dana darurat juga diberikan kepada daerah untuk menaggulangi keadaan mendesak seperti bencana
alam.

3. Rancangan Anggaran Pembangunan

Pada tahun anggaran 2001 merupakan tahun pertama pelaksanaan UU No. 22 tahun 1999 dan UU No. 25 tahun
1999. APBN telah diupayakan untuk memenuhi ketentuan pelaksanaan kedua Undang-undang tersebut.

Anggaran pembangunan sesuai amanat GBHN 1999 yang dijabarkan dalam Propenas memuat 5 agenda
pokok,yakni:
a. Membangun sistem politik yang demokratis dan mempertahankan persatuan dan kesatuan;
b. Mewujudkan supremasi hukum dan pemerintahan yang bersih;

19

Dipindai dengan CamScanner

c. Mempercepat pemulihan ekonomi yang bersumber pada sistem ekonomi kerakyatan dan memperkuat landasan
pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan;
d. Membangun kesejahteraan rakyat, meningkatkan kualitas kchidupan beragama dan ketahanan budaya,dan
Meningkatkan pembangunan daerah dan mempercepat pemerataan pembangunan
Jika kita meninjau anggaran pembangunan tahun 2001 pelaksanaan program pembangunan mempunyai sasaran,
yaitu :

a. Meningkatkan wewenang dan tanggung jawab daerah dalam menyusun dan menetapkan prioritas
program pembangunan;
b. Meningkatkan kapasitas daerah dan pemberdayaan masyarakat di daerah;
c. Memberikan perhatian pada pembangunan di bidang hukum dan aparatur negara dalam rangka meningkatkan
supremasi hukum dan pemcrintahan yang bersih;
d. Memberikan perhatian khusus pada langkah nyata penanganan berbagai kerusuhan sosial dalam waktu singkat;
e. Mendorong percepatan kegiatan ekonomi, memperluas lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan melalui
program pendidikan, kesehatan dan berbagai program di bidang sosial dan ekonomi lainnya;
f.Rehabilitasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan dan ekonomi termasuk jasa pelayanan
transportasi, kelistrikan dan permukiman guna mendorong pemerataan pembangunan serta membuka keterisolasian
wilayah;
g. Membatasi pinjaman luar negeri secara bertahap dan berencana,serta mengoptimalkan penggunaan pinjaman luar
negeri dengan penyediaan dana pendamping yang cukup.
PENGELUARAN DAN PEMBIAYAAN SEKTOR KESEIIATAN

D. Alokasi dan Penggunaan Anggaran Pembangunan


Setelah dimulainya desentralisasi fiskal sebagaimana digariskan dalam UU No.25 tahun 1999 pengeluaran
negara diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok besar, yaitu : (1) Anggaran belanja pemerintah pusat,dan (2) Dana
perimbangan.

Anggaran belanja pemerintah pusat terdiri dari pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Dana
perimbangan terdiri dari dana bagi hasil,DAU dan DAK.

Mulai tahun 2001 dana pembangunan daerah tidak dikelompokkan lagi sebagai pengeluaran pembangunan.
Alokasi tersebut dimasukkan sebagai bagian dari dana perimbangan. Dana perimbangan dialokasikan secara
langsung kepada Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan mekanisme dan perhitungan sesuai dengan UU No.22
tahun 1999 dan UU No.25 tahun 1999.

Penggunaan anggaran pembangunan mengacu pada GBHN yang dijabarkan dalam 5 agenda pokok
pembangunan Propenas serta sasaran utamanya,yaitu:

1. Pembangunan sistem politik dan mempertahankan persatuan bangsa, sasarannya diarahkan pada
pelaksanaan berbagai program pembangunan di sektor politik, hubungan luar negeri dan penerangan serta
program pembangunan di sektor pertahanan dan keamanan;
2. Pembangunan supremasi hukum melalui penegakkan rasa keadilan dan kepastian hukum dalam kehidupan
sosial ekonomi masyarakat melalui penyusuman dan pembentukan perundang-undangan baik dalam bidang
politik, sosial maupun ekonomi, pemberdayaan lembaga peradilan dan penegak hukum lainnya, penyadaran
hukum dan usaha-usaha penuntasan masalah KKN serta pelanggaran HAM.Untuk mendukung hal tersebut perlu
dilakukan pembangunan aparatur negara dan pendayagunaan sistem dan pelaksanaan pengawasan melalui
penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan lembaga pemerintahan, peningkatan SDM aparatur negara dan
penyempurnaan sarana

21

Dipindai dengan CamScanner

kerja pemerintah serta pemberdayaan sistem pengawasan. Sasarannya mencapai masyarakat madani.
3. Pembangunan yang menitik beratkan pada pembangunan bidang pertanian, perluasan lapangan kerja,
penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha kecil dan menengah dengan tetap memperhatikan
kemampuan keuangan negara serta mendorong percepatan kegiatan ekonomi masyarakat. Sasarannya
mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat landasan pembangunan berkelanjutan dan berkcadilan.
4. Pembangunan bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial. Bidang pendidikan:melanjutkan
program wajib belajar 9 tahun, penyediaan sarana dan prasarana pendidikan dan pemberian bea siswa bagi
masyarakat kurang mampu. Bidang kesehatan: pembinaan kesejahteraan sosial bagi fakir miskin melalui
bimbingan sosial, motivasi dan kemampuan berusaha disertai bantuan modal usaha,penyediaan pelayanan
keschatan yang memadai terutama penduduk miskin, pemberian makanan tambahan bagi bayi, anak balita, ibu
hamil,keluarga miskin serta pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit dalam rangka mempertahankan
pelayanan keschatan. Sasarannya untuk mempercepat pemulihan ekonomi yang berkelanjutan, meningkatkan
pendapatan masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
5. Pelaksanaan otonomi daerah. Ini bukan berarti pusat melepaskan tanggung jawab pembangunan
daerah.Program-program yang akan dilaksanakan sifatnya dekonsentrasi dan perbantuan masih akan
dilaksanakan pemerintah pusat. Termasuk peningkatan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat dalam
pelaksanaan pembangunan.

E. Pemblayaan Kesejahteraan Sosial dan Kesehatan,Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Remaja


Sejak tahun anggaran 2001 hingga saat sckarang ini, sektor tersebut di bawah ini mendapat prioritas.Pembiayaan
digunakan untuk:

22

Dipindai dengan CamScanner

PENGELUARAN DAN PEMDLAYAAN SEKTOR KESEIIATAN

1. Meningkatkan pembinaan kesejateraan sosial bagi fakir miskin melalui bimbingan sosial, motivasi dan
kemampuan berusaha disertai dengan bantuan modal usaha, pelayanan rehabilitasi sosial bagi penyandang
cacad, anak nakal dan korban penyalahgunaan narkoba, dan para penyandang masalah sosial lainnya.
2. Menyediakan penyantunan sosial bagi lanjut usia dan anak terlantar.
3. Memberikan penyuluhan dan bimbingan sosial di da perdesaan.
4.Melakukan pembinaan lanjut bagi komunitas adat terpencil (KAT).
5. Meningkatkan pemberian bantuan bagi korban bencana alam dan kerusuhan.

Disamping itu pengelolaan juga diarahkan untuk :

1. Meningkatkan pelayanan keschatan terutama bagi penduduk miskin termasuk pelayanan kebidanan, rujukan
secara cuma-cuma.
2. Meningkatkan pemberian bantuan obat-obatan dan vaksinasi.
3. Meningkatkan pemberian makanan tambahan khususnya bagi bayi dan anak balita, ibu hamil dan ibu nifas
penderita kurang energi kronis (KEK) dari keluarga miskin.
4. Meningkatkan pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit.

Penggunaan juga diarahkan untuk:

1. Menunjang kegiatan komunikasi;


2. Mengembangkan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) mengenai kesetaraan dan keadilan jender;
3. Meningkatkan kajian kebijakan jender dan penguatan kelembagaan dalam rangka pengrusutamaan jender.

F. Peningkatan Kompetensi dan Kapasitas Daerah

Salah satu langkah yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah adalah peningkatan
kompetensi aparat daerah dan kapasitas pemerintah dacrah terutama dalam melakukan analisis

23

Dipindai dengan CamScanner


masalah, merumuskan kebijakan, mengendalikan pelaksanaan, memantau hasil dan mengevaluasi kinerja. Selain itu
langkah yang penting lainnya,adalah:
Penyesuaian dan penyempumaan terhadap mekanisme perencanaan dan pengendalian pembangunan yang berlaku
selama ini dengan menekankan keterlibatan seluruh pelaku, keterbukaan dan komunikasi dan konsultasi yang efektif
dalam suatu forum lintas pelaku.Langkah ini mengacu pada peningkatan produktivitas dalam pemanfaatan dan
pengelolaan sumber daya daerah, meningkatkan efisiensi pelayanan aparat kepada masyarakat, memperluas
partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan meningkatkan kapasitas daerah dalam mempertahankan
kesinambungan pembangunan.
Dalam era keterbukaan seperti sekarang ini,proses pengambilan keputusan atau kebijakan yang menyangkut
kepentingan masyarakat luas harus didasarkan pada keterbukaan dan keterlibatan semua pelaku /stakeholders),
sehingga semua pelaku mempunyai kesempatan yang sama untuk melibatkan diri sccara penuh, mulai dari proses
perencanaan,pelaksanaan, pengendalian bahkan sampai pada proses evaluasi dan follow up. Di sisi lain proses
pengambilan keputusan juga harus memperhitungkan faktor perubahan yang terjadi di masyarakat. Dalam kaitan
dengan otonomi daerah proses pengambilan keputusan perlu dipertajam dengan memberikan batasan yang jelas
mengenai kewenangan,tugas dan tanggung jawab antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pemerintah
daerah kabupaten/kota. Pengambilan keputusan sejauh mungkin juga harus melibatkan seluruh pelaku di daerah
karena ini sesungguhnya menjadi bagian dari proses pembelajaran desentralisasi atau otonomi di tingkat masyarakat.
Oleh karena itu efektivitas kinerja masyarakat publik ditentukan 2 hal, yakni:

1. Kemampuan memahami dan mengatasi gejolak yang bersumber dari luar (eksternal),dan

24

Dipindai dengan CamScanner

2. Kemampuan memahami dan mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat (internal).


Proses pengambilan keputusan juga berkaitan dengan penentuan prioritas pengelolaan dan pemanfaatan sumber
daya daerah.Tujuan akhir dari pengambilan keputusan adalah memilih strategi terbaik untuk mengelola sumber daya
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memantapkan kemandirian daerah.
Dengan memperhatikan ketentuan tersebut maka penyempurnaan perencanaan pembangunan menyangkut
sinkronisasi antara:
1. Perencanaan pembangunan di tingkat desa dan kecamatan;
2. Perencanaan pembangunan di tingkat daerah dan Kabupaten/Kota;
3. Perencanaan pembangunan di tingkat Provinsi;
4. Perencanaan pembangunan tata ruang, sumber daya alam dan lingkungan hidup,dan
5. Perencanaan pembangunan nasional.
Perencanaan desa bersifat operasional untuk tujuan jangka pendek. Perencanaan Kabupaten bersifat koordinatif untuk
memadukan kegiatan pembangunan desa dan Kecamatan. Perencanaan Provinsi bersifat koordinatif untuk
mensinkronisasikan kegiatan pembangunan yang ada di Kabupaten/Kota.
Jadi kunci keberhasilan otonomi daerah adalah upaya pemerintah pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk
melakukan revitalisasi terhadap masyarakat publik secara tepat, cermat dan bertahap.
Revitalisasi terutama dilakukan dengan mengubah orientasi pelayanan yang dilakukan oleh birokrasi di Pusat,Provinsi
dan Kabupaten/Kota, yakni:
1. Birokrasi harus membangun partisipasi masyarakat;
2. Birokrasi tidak boleh lagi berorientas kepada yang kuat tetapi harus kepada yang lemah dan kurang berdaya;

25

Dipindai dengan CamScanner

PENGELUARAN DAN PEMTIAYAAN SEKTOR KESEIIATAN

3. Penyesuaian peran dan budaya aparatur negara dari mengendalikan menjadi mengarahkan dan
memberi mejadi memberdayakan;
4. Mengembangkan sikap keterbukaan dan bertanggung jawab.
Pelaksanaan otonomi daerah memberikan peran yang semakin besar bagi pemerintah daerah dan keterlibatan langsung
masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat.Dalam kehidupan masyarakat yang
semakin terbuka masyarakat menuntut bahwa setiap aparatur negara harus siap menjelaskan dan dapat mempertanggung
jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada publik.
Dengan demikian para birokrat yang ada di daerah juga harus tanggap terhadap penciptaan peluang baru bagi percepatan
pembangunan di daerahnya. Peran pemerintah daerah yang diharapkan adalah mendorong penciptaan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang, pengembangan etika bisnis yang schat,pemberdayaan ekonomi rakyat melalui
peningkatan taraf pendidikan dan derajat kesehatan, serta perluasan akses ke dalam sumber daya kemajuan ekonomi seperti
modal teknologi, informasi, lapangan kerja dan pasar. Selain itu birokrasi di daerah juga dituntut untuk mempunyai kreativitas dan
inisiatif dalam menjalin kerja sama dan kemitraan dengan DPRD, organisasi masyarakat, organisasi profesi,swasta,Perguruan
Tinggi,dan LSM.

26

Dipindai dengan CamScanner


BAB 3
MEKANISME DAN MASALAH POKOK
PEMBIAYAAN KESEHATAN DAN UPAYA
PENYELESAIANNYA

A. Mekanisme Sumber Pemblayaan Kesehatan


Secara skematis mekanisme sumber pembiayaan kesehatan merupakan aliran dana masuk (cash inflow) mulai
dari sumber penerimaan Negara,yakni penerimaan sumberdaya alam (tambang, dll), Rumah Tangga dan
sumberdaya cksternal hingga pemanfaatan ke dalam sistem pelayanan kesehatan. Sumber pembiayaan dari
rumah tangga perusahaan negara dan swasta dalam bentuk : pajak umum dan penerimaan lainnya, pajak
pendapatan, premi atau kontribusi,dan pembayaran langsung. Mekanisme pajak Pajak umum dan penerimaan
lainnya ke sistem pelayanan keschatan dalam bentuk pembiayaan berbasis pajak dan asuransi kesehatan sosial,
termasuk dari pajak pendapatan ke sistem pelayanan kesehatan. Kemudian penerimaan dari rumah tangga
perusahaan dalam bentuk premi atau kontribusi ke sistem pelayanan kesehatan dalam bentuk asuransi
kesehatan sosial asuransi keschatan swasta. Selanjutnya pembayaran langsung oleh rumah tangga perusahaan
ke system pelayanan dalam bentuk out of pocket (OOP). Secara skematis dilukiskan pada Gambar 3.1 di bawah
ini.

27

Dipindai dengan CamScanner

MEKAXISME DAN MASALAII POKOK PEMIIAYAAN KESEIIATAN DAN UPAYA PEXYELESALANNYA


Gambar :3.1.Skema Mekanisme Pembiayaan Kesehatan.
Berdasarkan gambar di atas,dapat dijelaskan bahwa pembiayaan pelayanan keschatan diselenggarakan dalam bentuk
pembiayaan berbasis pajak, asuransi kesehatan sosial, asuransi kesehatan swasta, dan dari kantung sendiri (out of pocket).
Menurut level pendapatan Negara keempat aspek tersebut dikategorikan dalam anggaran pemerintah, anggaran swasta,
dan dari masyarakat secara individu atau perorangan dari kantung sendiri (out of pocket). Pemanfaatan anggaran tentu
membutuhkan kecermatan di dalam pengelolaan untuk mencapai hasil yang berdaya guna dan berhasil guna [efektif dan
efisien) atau (cost effectiveness). Apalagi dana bersumber dari pajak (tax) penggunaan sumber ini dilakukan : secara efektif
(effectively),secara efisien /efficiently), dan secara ekonomik (economically).
Kecenderungan mckanisme pembiayaan pelayanan keschatan menurut level pendapatan Negara dapat dilukiskan pada
Tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel:3.1.Kecenderungan Mekanisme Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Menurut Kategorl dan Level Pendapatan Negara.
No Kategori Negara Negara Negara
Urut Pembiayaan Pendapatan Pendapatan Pendapatan
Rendah Sedang Tinggi
1 Out of Pocket 67% 36% 13%
2 Swasta 7% %01 24%
3 Pemerintah 24% 54% 63%
Jumlah 100% 100% 100%

28

Dipindai dengan CamScanner

MEKANISME DAN MASALAII POKOK PEVBIAYAAN KESELATAN DAN UTAYA PENYELESALANNYA

Pada Tabel 3.1 di atas ini menggambarkan, bahwa besar kecilnya pembiayaan kesehatan yang ditanggung oleh
para pihak ditentukan oleh kemampuan pendapatan suatu Negara.Negara yang berpendapatan rendah
didominasi oleh out of pocket. Tetapi pada Negara yang pendapatannya tinggi didominasi oleh dana pemerintah,
out of pocket semakin rendah.

B. Masalah Pokok Pemblayaan Kesehatan


Di Indonesia sesuai Perpres No.:72 Tahun 2012,tujuan pembangunan kesehatan adalah terwujudnya derajat
kesehatan yang setinggi-tinggi sebagai salah satu unsure kesejahteraan masyarakat menuju tujuan
nasional.Derajat keschatan masyarakat yang menjadi ukuran saat ini, masih ditunjukkan dengan adanya angka
kematian ibu melahirkan (maternal mortality rate), angka kematian bayi, angka kesakitan akibat penyakit infeksi,
angka kecacatan masih relatif tinggi, umur harapan hidup yang masih relatif rendah serta angka kelahiran yang
masih tinggi. Kondisi ini di Indonesia masih merupakan masalah klasik yang perlu mendapatkan perhatian serius
pemerintah, namun pada kenyataannya masih jauh dari apa yang diharapkan.

Ada beberapa masalah pokok yang dihadapi dalam pembiayaan kesehatan,yakni:

1. Kurangnya dana tersedia. Masalah ini merupakan masalah klasik di negara kita,khususnya yang berkaitan
dengan pembiayaan di sektor kesehatan. Di Indonesia merupakan negara berkembang, tetapi dana pembiayaan
untuk sektor kesehatan hanya mencapai sebesar 2-3 % dari total APBN.Dana sebesar ini merupakan "gambaran"
tingkat kemampuan negara kita. Sesuai UU-R.I.No.: 36 Tentang Kesehatan, saat ini ditetapkan sebesar 5% dari
total APBN.
2. Penyebaran dana yang tidak sesuai. Belajar dari fakta selama ini menunjukkan bahwa masyarakat lebih
banyak bermukim di kota ketimbang di desa, sehingga kecenderungan mengalokasikan dana juga, kota lebih
besar dari pada ke desa. Fenomena ini yang perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian.Jangan hanya melihat

29

Dipindai dengan CamScanner


MEKANTSME DAN MASALAII POKOK PEMDIAYAAN KESEILATAN DAN UPAYA PENYELESAIANNYA

tingkat kemudahan untuk melakukan pemantauan, tetapi harus dilihat dari aspek demand masyarakat.
3. Pemanfaatan dana yang tidak tepat. Di banyak negara biaya pelayanan medis dan keperawatan lebih besar dari
pada pelayanan kesehatan masyarakat, karena pelayanan kesehatan masyarakat dinilai kurang efektif. Pada hal justru
sebaliknya pelayanan kesehatan masyarakat paling efektif karena kesehatan lebih banyak ditentukan oleh faktor
perilaku (ingat teori H.L.Blum). Olch karcna itu pclayanan yang bersifat "non kuratif lebih efektif dan efisien ketimbang
pelayanan kuratif.
Pengelolaan dana yang belum sempuna. Pengelolaan dana ini terkait dengan mental pengelolanya.Maksudnya, bahwa
apabila pengelolanya bermental baik, maka pengelolaan dana akan lebih sempurna. Ini belajar dari pengalaman
sejarah bangsa Indonesia selama kurang lebih 32 tahun setelah merdeka, dimana anggaran pemerintah tidak
sebanding dengan kinerja yang diharapkan.
5. Biaya kesehatan yang makin meningkat. Kesehatan jugn sama halnya dengan komoditi barang berwujud dan jasa
lainnya. dimana selalu dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi dan moneter. Meningkatnya biaya pelayanan
kesehatan dipengaruhi oleh faktor:(a) Tingkat inflasi, (b] Tingkat permintaan (jumlah penduduk, dan kualitas penduduk),
(c) Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,(d) Perubahan pola penyakit,(e) Perubahan pola pelayanan
kesehatan,yakni pelayanan kesehatan terkotak-kotak karena perkembangan spesialis dan sub spesialis (fragmented
health services) yang berakibat terjadi pemeriksaan pasien berulang-ulang. Feldstein (1971) menyatakan bahwa jika
rumah sakit lebih banyak menggunakan dokter umum, maka rumah sakit menghemat USS.39,000 pertahun per dokter
umum dibanding jika rumah sakit menggunakan dokter spesialis atau sub spesialis.(1) Perubahan pola hubungan
dokter - pasien. Dokter- pasien harus memiliki hubungan yang relationship. Sekarang ini telah berkembang tuntutan
hukum terhadap dokter. Di Indonesla dengan lahirnya UU No.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
memberikan peluang kepada

30
Dipindai dengan CamScanner

MEKANTSME DAN MASALAII POKOK PEMDIAYAAN KESEIIATAN DAN UPAYA PENYELESALANNYA

masyarakat untuk melakukan tuntutan hukum terhadap pelayanan dokter yang tidak sesuai keinginan konsumen.
Untuk melindungi dokter dari tuntutan maka dokter harus diasuransikan. Tentu akan berpengaruh terhadap unit cost
pelayanan.Disamping itu hubungan dokter pasien ini bisa terjadi pula pemeriksaan yang berlebihan. (g) Lemahnya
mekanisme pengendalian biaya (cost containment).Lemahnya pengendalian biaya juga berpengaruh terhadap
peningkatan biaya pelayanan, karena bisa terjadi perlakuan biaya lebih besar terhadap tindakan tertentu yang
dinilai'kurang pantas". Oleh karena itu,untuk mengendalikan hal ini medical audit harus8 dilakukan dengan baik.
(h)Penyalahgunaan Asuransi Kesehatan.Penyalahgunaan asuransi kesehatan juga berpengaruh terhadap peningkatan
biaya pelayanan. Hal ini sering terjadi pemindahan kepesertaan kepada orang yang tidak berhak, atau terjadi
"manipulasi" kegiatan pelayanan:, dan sebagainya.

C. Upaya Penyelesaian Masalah Pembiayaan Keschatan


Upaya penyelesaian masalah pembiayaan yang lebih utama adalah "komitmen Negara" terhadap persoalan kesehatan.
Maksudnya,bahwa seluruh komponen bangsa menempatkan keschatan sebagai faktor yang sangat berpengaruh terhadap
berbagai sektor pembangunan, khususnya pembangunan ekonomi dan pendidikan. Jika kita ingin mensejahterakan
masyarakat, bangsa dan Negara sebagaimana amanat konstitusi, maka sektor yang memberi pemicu besar terhadap
peningkatan kesejahteraan masyarakat seharusnya mendapat pembiayaan yang besar.
Yang terwujud pada saat ini adalah di sektor pendidikan yang sudah mendapatkan alokasi dana sebesar 20% sesuai dengan
amanat konstitusi (UUD 1945 hasil amandemen). Akan tetapi sektor kesehatan masih dipandang "sebelah mata", pada hal
WHO telah merekomendasikan agar pembiayaan sektor kesehatan harusnya mendapat alokasi dana sebesar 15% dari total
APBN/APBD atau 5% dari total Product Domestic Regional Bruto.Tetapifaktanya sekarang

31

Dipindai dengan CamScanner


MEKAKISME DAN MASALAII POKOK PEMBIAYAAN KESEILATAN DAN UPAYA PENYELESALANNYA

berdasarkan data sejak 2015 hingga 2019 rasio anggaran kesehatan hanya mencapai rata-rata 3% dari total APBN
(Kemenkes R.1,2018, 2019 dan Kemenkeu R.I, 2018, 2019), kemudian tahun 2020 sedikit meningkat yakni sebesar
5,2% dari total APBN dan bahkan telah disahkan anggara untuk sektor kesehatan tahun 2021 sebesar Rp.169,7 T,
sementara APBN sebesar Rp.2.750,0 T atau proporsi anggaran keschatan sebesar 6,17% (Kemenkeu
R.I.,2020).Bandingkan dengan amanat UU-R.I. No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan yang ditetapkan hanya sebesar
5% dari total APBN.
Oleh sebab itu, selama pembiayaan kesehatan ini belum mendapat perhatian serius pemerintah,maka akan
mengalami kesulitan dalam peningkatan kesejateraan masyarakat pada umumnya. Tentu saja tidak bisa membiarkan
begitu saja,akan tetapi perlu ada upaya penyelesaian masalah yang harus dilakukan agar pelaksanaan pembangunan
kesehatan dapat berjalan dengan baik.
Penyelesaian masalah pembiayaan kesehatan, tergantung dari jenis dan besarnya masalah. Ada 3 upaya
penyclesaian masalah yang diungkapkan di bawah ini, yakni :
1. Upaya Peningkatan Jumlah Dana. Dana yang tidak cukup memadai,upaya yang harus dilakukan adalah
meningkatkan jumlah dana baik bersumber dari pemerintah maupun dari Badan-Badan lain di luar sektor pemerintah.
Sumber dana dari pemerintah dapat diperoleh apabila program yang direncanakan sinkron dengan program
pemerintah pusat (Nasional) dan sebagainya. Sumber dana dari luar sector pemerintah dapat dilakukan melalui kerja
sama yang saling menguntungkan.
2. Upaya Perbaikan penyebaran,pemanfaatan dan pengelolaan. Upaya ini ditujukan terutama pada penggunaan
dana yang tidak efektif dan efisien. Ada dua hal yang perlu dilakukan, yakni : (a) Penyempurnaan sistem pelayanan,
misalnya pelaksanaan sistem rujukan (referral system), adil dan merata berdasarkan prioritas masalah yang dihadapi.
(b) Peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga pengelola, misalnya pengetahuan dan

32

Dipindai dengan CamScanner

MEKANISME DAN MASALAII POKOK PEMDIAYAAN KESEILATAN DAN UTAYA PENYELESALANNYA

keterampilan dan perencanaan, pengadaan, pendistribusian dan pengelolaan.


3. Upaya pengendalian biaya kesehatan. Ada beberapa hal yang dilakukan dalam pengendalian biaya kesehatan
ini,yaitu:(a) Memperlakukan sertifikasi kebutuhan.Misalnya pengadaan sarana hanya dilakukan oleh fasilitas
pelayanan tertentu;(b) Memperlakukan peraturan studi kelayakan, misalnya pengadaan fasilitas hanya benar-
benar terbukti layak untuk diadakan, (c) Memperlakukan peraturan pengembangan yang terrencana, misalnya
pengadaan hanya dapat dilakukan karena benar-benar direncakan,(d) Menetapkan standar baku pelayanan
kesehatan, misalnya pengeluaranbiaya hanya dilakukan karena sesuai dengan standar yang sudah baku, (e)
Menyelenggarakan program menjaga mutu.Program menjaga mutu juga merupakan suatu upaya mengendalikan
biaya kesehatan. Mutu pelayanan yang baik sesuai standar pelayanan yang ditetapkan akan menghindari
terjadinya pelayanan yang berlebihan, sehingga tidak terjadi pemborosan penggunaan sarana dan prasarana
yang secara ekonomis akan terjadi penghematan biaya, (f) Menyelenggarakan program pengaturan tarif
pelayanan, misalnya tarif pelayanan diatur dengan peraturan pemerintah daerah, sehingga menghindari
terjadinya pungutan di luar ketentuan yang dapat merugikan pasien/keluarganya, lg)Asuransi keschatan,Asuransi
merupakan salah satu upaya menghimpun dana masyarakat, sehingga memudahkan masyarakat dan pemberi
pelayanan serta menghindari terjadinya mekanisme pembayaran yang tidak terarah, misalnya melibatkan peran
serta tanggung jawab provider.

D. Sistem Pemblayaan Langsung,Pengeluaran Katastropic dan Sistem Peblayaan Pra Upaya


Pelayanan kesehatan juga menghadapi situasi ketidak pastian funcertainty), menurut Kennett Arrow yang
ditunjukkan insidens sakit tidak seorangpun yang dapat mengetahui kapan terjadinya penyakit

33

Dipindai dengan CamScanner

MEKAXISME DAN MASALAI POKOK PEMDIAYAAN KESEILATAN DAN UPAYA PEKYELESALANNYA

(sakit), dan besarnya biaya kesehatan juga tidak dapat diprediksi berapa jumlahnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan 3
(tiga) hal,yakni system pembiayaan langsung, pengeluaran kesehatan katastropic, dan system pembiayaan praupaya
(prepaid system).
Sistem pembiayaan praupaya (prepaid system) dilakukan dengan cara asuransi kesehatan (health insurance), dan
penarikan pajak terhadap sumberdaya alam (taxation). Sistem pembayaran asuransi kesehatan dilakukan dengan cara
pembayaran majemuk (multiple payers) yaitu dengan maksud penggabungan risiko terpecah ragmented risk pooling).
Cara pembayaran tunggal (single payer) yaitu untuk pengabungan risiko tunggal (unitary risk pooling).
Pengeluaran keschatan katastropic (catastrophic expenditure) adalah pengeluaran biaya pelayanan kesehatan secara
langsung (out ofpocket) yang melebihi 40% dari kemampuan membayar (capacity to pay,ability to pay)rumah tangga
(Xu, etal, 2003; Li, et.al., 2012).
Kapasitas membayar suatu rumah tangga didefnisikan pendayagunaan yang efektif setelah kebutuhan dasar (pangan,
sandang, papan) terpenuhi. Sedang pendapatan efisien diperkirakan dari pengeluaran konsumsi total yang lebih kuat
mencerminkan dayn beli (purchasing power)dari pertayaan tentang pendapatan dan survey rumah tangga
(Xu,etal,2013)
Penggabungan Risiko (Risk Pooling) atau fund pooling, merujuk kepada akumulasi dan manajemen dana, sehingga
risiko finansial individual yang besar dan tidak dqap-at diprediksi disebarkan secara merata dan dapat diprediksi
diantara scmua anggota populasi (Schieber,eL.al, 2006).Secara skematis dijelaskan pada Gambar 3.2 di bawah ini.

34

Dipindai dengan CamScanner

MEKANISME DAN MASALAII POKOK PEMIIAYAAN KESEILATAN DAN UPAYA PENYELESAIANNYA

Gambar 3.2.Penggabungan Risiko (Risk: Pooling)atau Fund Pooling.


Dari Gambar 3.2. di atas, Hukum Jumlah Besar (The Law of Large Number) menyatakan bahwa makin besar jumlah populasi,
makin besar kemungkinan (probabilitas) kejadian yang sesungguhnya mendckati kejadian harapan (teoritis).
Pernggabungan risiko (risk pooling) berimplikasi terhadap transfer pembiayaan,dari:
1. Sehat ke Sakit
2. Kaya ke Miskin
3. Umur produktif ke umur non produktif.
Cakupan semesta funiversal coverage) merujuk kepada pembiayaan dan penataan organisasional yang cukup untuk meliput
seluruh populasi demi menyingkirkan hambatan kemampuan membayar terhadap akses pelayanan kesehatan dan memberikan
proteksi (perlidungan) kepada orang-orang dari risiko finansial(Ravindran, 2012).
Cakupan populasi mengandung ketika populasi mencari pelayanan kesehatan, maka mereka dipantau menerima paling tidak satu
produk pelayanan kesehatan esensial dengan harga yang terjangkau atau Cuma pada saat menurun pelayanan kesehatan.
Tiga dimensi pembiayaan yang perlu dipertimbangkan ketika bergerak menuju cakupan universal (universal coverage),
sebagaimana dilukiskan dalam Gambar 3.3 di bawah ini.

35

Dipindai dengan CamScanner


MEKANISME DAN MASALAII POKOK PEMIIAYAAN KESELATAN DAN UPAYA PENYELESALANNYA

Ruaya langsung

berapa porsl blaya


yang diliput

Pelayanan:
jenis pelayanan
apa yang dibiayal

Populasi siapa yang tercakup

Gambar 3.3 Tiga Dimensi Yang Perlu Dipertimbangkan Menuju Cakupan


Universal(Universal Coveragel

E. Cost Effectiveness Analysis

Analisis efektivitas biaya terhadap sesuatu masalah dengan menggunakan berbagai pendekatan program,
hasilnya sangat tergantung dari jenis intervensi yang dilakukan, dan besarnya biaya dibutuhkan. Misalnya
intervensi terhadap sesuatu masalah pemberantasan penyakit "X" dengan menggunakan 3 (tiga) metode yang
diusulkan,maka dapat dilakukan perhitungan sebagaimana Tabel 3.2 di bawah ini.
Tabel 3.2.Analisis Efektlvitas Biaya Pemberantasan Penyakit"X"
No. Jenis Metode Biaya Hasil Biaya Perunit
1 Intervensi A 200.000 200 1.000
2 Intervensi B 250.000 200 1.250
3 Intervensi C 150.000 200 750
Jumlah Rerata 600.000 600 1.000

Berdasarkan hasil pada tabel di atas ini menunjukkan, bahwa intervensi yang paling efektif yakni ke tiga-tiganya
metode intervensi, tetapi yang paling efisien adalah intervensi C dengan biaya perunit sebesar Rp.750,-
Perbedaan antara cost effectiveness analysis, cost benefit analysis dan cost unitary analysis dapat diperoleh 4
(empat) kemungkinan hasil cost effectiveness analysis dilukiskan pada Gambar 3.4 di bawah ini.
36

Dipindai dengan CamScanner


MEKANISME DAN MASALAII POKOK PEMILAYAAN KESEIIATAN DAN UPAYA PENYELESALANNYA

Gambar 3.4 Perbedaan cost effectiveness,cost benefit dan cost unitary


analysis

37
Dipindai dengan CamScanner

38

Dipindai dengan CamScanner

BAB 4
PENENTUAN BIAYA SATUAN(UNIT COST)
PELAYANAN KESEHATAN

A. Pengertian Unit Cost dan Tarif Pelayanan Kesehatan


Unit cost atau disebut dengan istilah biayn satuan merupakan jumlah biaya pelayanan minimal dari suatu jenis pelayanan.
Unit cost juga sebagai dasar untuk menetapkan tarif pelayanan kesehatan. Sedangkan tarif merupakan besarnya biaya
yang harus dikeluarkan untuk mempcroleh jasa pclayanan (Azwar, 1996).
Istilah tarif ada yang berpendapat sama dengan harga, dan ada pula yang berpendapat bahwa tarif tidak sama dengan
harga. Tarif biasa diperlakukan untuk komoditi industri jasa dan diatur dengan keputusan pemerintah. Sedangkan harga
biasa diperlakukan terhadap nilai dari pada komoditi industri barang. Keduanya merupakan nilai uang yang dikorbankan
untuk memperoleh barang maupun jasa.Tarif pelayanan Puskesmas dan rumah sakit daerah hingga saat sekarang ini masih
menggunaan istilah retribusi.

Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pembayaran izin tertentu yang khusus disediakan
dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan (UU No. 28 tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah). Menurut perundang-undangan tersebut, Retribusi pclayanan kesehatan merupakan
salah satu bagian pertama dari 15 bagian retribusi jasa umum,yakni pungutan atas pelayanan kesehatan di
Puskesmas,Balai Pengobatan, SUD Daerah, dan tempat kesehatan lain sejenis yang dimiliki atau dikelola oleh Pemerintah
Daerah.(Fajar B.S., 2019)
Menurut Mulyadi (1996) mendefnisikan tarifatau harga suatu produk atau jasa sebagai interaksi antara jumlah demand dan
supply di pasar. Interaksi ini jika dilukiskan dengan grafik, maka akan terjadi

39

Dipindai dengan CamScanner

PENENTUAN DIAYA SATUAN (UXIT COST) PELAYAKAN KESKIIATAN

perpotongan antara garis demand dan garis supply. Garis perpotongan tersebut merupakan titik keseimbangan diantara
demand dan supply, yang kita sebut titik harga atau tarif.
Persoalan tarif ini pada industri barang maupun jasa, baik usaha profit maupun non profit akan sangat menentukan maju
mundurnya suatu usaha. Maksudnya, bahwa ketidak cermatan di dalam menentukan unit cost sebagai dasar penetapan tarif
akan berdampak terhadap biaya pelayanan kesehatan yang tidak mampu tertutupi (cost recovery). Ini akan merugikan usaha
dan tidak menutup kemungkinan mengalami kemunduran usaha karena"kebangkrutan'. Mungkin fenomena ini akan berlainan
dengan usaha non profit di negara-negara yang sistem pembiayaan kesehatan sepenuhnya dibebankan kepada pemerintah.

B. Tujuan
Tujuan penetapan tarif sebenarnya akan sangat tergantung dari tujuan usaha itu sendiri. Mungkin saja antara perusahaan
yang berorientasi profit dan non profit akan berbeda tujuan penetapan tarif. Di bawah ini ada beberapa hal yang menjadi
tujuan menetapkan tarif pelayanan, yakni:

1. Pemulihan biaya(cost recovery); Tujuan penetapan tarif untuk pemulihan biaya dimaksudkan agar terhindar dari resiko
kerugian, tetapi tidak memperoleh keuntungan. Penetapan tarif seperti ini tidak dapat mengembangkan usahanya,karena
tidak memperoleh tambahan dana dari usahanya, kecuali mengeluarkan dana khusus untuk pengembangan suatu usaha.
Secara sederhana penetapan tarif ini, adalah biaya untuk memperoleh satu satuan produk atau jasa sama dengan nilai jual
untuk satu satuan produk atau jasa.
2. Maksimalisasi pemanfaatan pelayanan; Tujuan penctapan tarif seperti ini semata-mata karena menginginkan agar
fasilitas pelayanan yang disediakan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat konsumen.Bisa terjadi tarifnya jauh lebih rendah
atau kurang lebih sama atau di atas biaya perolehan. Atau menetapkan tarif di bawah tarif perusahaan saingan, atau paling
tidak sama dengan

40

Dipindai dengan CamScanner

PENENTUAN DIAYA SATUAN (UNIT COST) PELAYAKAN KESEIIATAN

saingan, tetapi memiliki keunggulan-keunggulan yang lebih baik dibanding saingan.Keuntungan bukan
merupakan sasaran yang ingin dicapai melainkan kinerja yang telah ditentukan.
3. Subsidi silang; Penetapan tarif seperti ini dilakukan untuk merebut segmen pasar yang mempunyai tingkat pendapatan yang
lebih besar,dengan menyediakan fasilitas pelayanan yang mahal sehingga tarifnya ditetapkan jauh lebih tinggi.Sedangkan segmen
pasar yang mempunyai tingkat pendapatan lebih rendah dengan fasilitas pclayanan yang murah ditctapkan jauh lebih rendah atau
di bawah unit cost. Dengan demikian terjadi subsdi silang dari yang mampu kepada yang tidak mampu.
Minimalisasi pemanfaatan pelayanan; Penetapan tarif seperti ini dilakukan pada perusahaan yang memiliki reputasi
baik, dan kapasitas produksi atau fasilitas yang disediakan terbatas. sehingga permintaan masyarakat jauh lebih besar
dibanding kapasitas produksi yang ada atau fasilitas yang disediakan.
5. Maksimalisasi pendapatan; Penetapan tarif seperti ini tarif diupayakan dapat dijangkau oleh segmen pasar sccara
keseluruhan. Perusahaan semata-mata mengejar omzet penjualan, karena dengan omzet yang tinggi maka
pendapatan juga akan meningkat.
6. Maksimalisasi profit; Penetapan tarif seperti ini semata-mata karena untuk memperoleh keuntungan yang lebih
besar tanpa harus merugi atau tanpa melihat daya beli konsumen.
7. Mengurangi pesaing;Penetapan tarif seperti ini dilakukan pada kondisi persaingan monopoli. Tarif biasanya
ditetapkan jauh lebih rendah dari pesaing, paling tidak sama tetapi dengan memberikan sesuatu yang unik dibanding
pesaing;
8. Menciptakan citra (image); Penetapan tarif seperti ini dilakukan pada suatu produk yang kualitasnya jauh lcbih
tinggi,dan cenderung dipertahankan. Biasanya tarif yang tinggi identik dengan produk yang bermutu tinggi, sebaliknya
tarif yang rendah identik dengan mutu produk yang rendah:
9. Untuk memenuhi kebutuhan lapisan pasar (market skimming); Penetapan tarif seperti ini ditujukan kepada seluruh
lapisan

41
Dipindai dengan CamScanner

pasar.Maksudnya semua konsumen dapat menjangkau tarif ini dengan kemudahan-kemudahan


memperoleh pelayanan;
10. Merningkatakan mutu pelayanan; Penetapan tarif seperti dengan memperhitungkan seluruh biaya yang
berkaitan dengan peningkatan mutu produk atau jasa.

C. Pendekatan atau Strategi Penetapan Tarif Ada beberapa pendekatan atau strategi penetapan tarif, yakni :

1. Oricntasi Biaya (Cost oriented);Strategi penctapan tarif yang berorientasi pada biaya dilakukan perhitungan
atas seluruh biaya yang dikorbankan untuk mendapatkan satu satuan produk atau jasa. Orientasi biaya ini
dilakukan dengan beberapa metode, antara lain full costing, full service atau activity base costing(ABC).
2. Orientasi permintaan (Demand oriented),Strategi penctapan tarif ini dilakukan karena danya permintaan yang
meningkat atau menurun. Bisa terjadi penetapan tarif lebih tinggi karena permintaan meningkat, atau lebih
rendah karena adanya penurunan permintaan;
3. Orientasi Pesaing (Competitor oriented);Strategi penetapan tarif yang berorientasi kepada pesaing dilakukan
dengan mengintip tarif yang dilakukan oleh pesaing, apakah lebih rendah,sama dan lebih tinggi dari tarif yang
ada pada perusahaan kita.
Orientasi pembayaran maksimal; Strategi penetapan tarif yang berorientasi pada pembayaran maksimal ini
dilakukan dengan melihat daya beli konsumen.Sejauh mana tingkat kemampuan konsumen untuk membayar tarif
yang ditetapkan.

D. Cara atau Metode Penetapan Tarif

Ada beberapa cara atau metode penetapan tarif yang kita akan bahas di sini,yaitu:

1. Penetapan Harga Jual Normal(Normal Pricing)


2. Cost Type Contract;
3. Transfer Pricing:Step doum method,Simple distribution,dan Double distribution.

42

Dipindai dengan CamScanner

PENENTUAN DLAYA SATUAN (UNTT COST) PELAYAKAN KESEIIATAN

4. Peraturan Pemerintah.

1. Harga Jual Normal


Harga jual normal atau juga disebut cost plus pricing.
Formulasinya:
Ilarga Jual = Taksiran Biaya Penuh +Laba yang diharapkan
Taksiran biaya penuh dihitung dengan pendekatan full costing dan variable costing.
Contoh:
iaya Bahan Baku Rp.XX
iaya Tenaga Kerja Langsung Rp.XX

aksiran Biaya Produksi Rp.XX


iaya Administrasi dan Uum Rp.XX
iaya Pemasaran Rp.XX

aksiran Biaya Komersial Rp.XX

aksiran Biaya Penuh Rp.XX

ariable Costing:

iaya Variabel:

iaya Bahan Baku Rp.XX

iaya Tenaga Kerja Langsung Rp.XX

iayu Overhead Pabrik Rp.XX

aksiran Biaya Produksi Variabel Rp.XX

iaya Administrasi dan Umum Variabel Rp.XX


iaya Pemasaran Variabel Rp.XX

otal Taksiran Biaya Variabel Rp.XX

iaya Tetap:
iaya Overhead Tetap Rp.XX
Biaya Variabel:

Biaya Tetap:

43

Dipindai dengan CamScanner

PENENTUAN BLAYA SATUAN (UNIT COST PELAYANAN EESEIIATAN

Biaya Administrasi dan Umum Tetap


Biaya Pemasaran Tetap
Total Taksiran Biaya Tetap Rp.XX
Taksiran Biaya Penuh Rp.XX
Formula Harga Jual Perunit: Rp.XX
Rp.XX
Harga Jual Perunit Biaya
yang berhubungan

Persentase(%)Mark up langsung dengan volume (Perunit)

+%Mark Up
Laba yang diharapkan + Biaya
yang tidak dipengaruhi langsung
oleh volume produksi

Biaya yang dipengaruhi langsung oleh volume produksi


Contoh Perhitungan Persentase Mark Up:
Biaya tctap
Rp.1.400.000.000,-
Laba yang diharapkan 25%x Rp.4.000.000.000

Jumlah
Rp.1.000,000,000
Biaya variabel
Rp.2.400.000.000
Rp.2.100.000.000:(dibagi)
114,29%
Perhitungan harga jual:
Biaya variabel
Rp.2.100.000.000
Mark Up 114,29%xRp.2.100.000.000

Jumlah harga jual Rp.2.400.090.000+

Volume produksi Rp.4.500.090.000


1,000.000:(dibagi)

Harga jual per kg (setelah dibulatkan) Rp. 4.500

44

Dipindai dengan CamScanner

PENENTUAN BIAYA SATUAN (UNIT COST)PELAYANAN KESE11ATAN

2. Perhitungan Cost Type Contract


Biaya langsung proyck Biaya tidak langsung proyek
Total Biaya Penuh Rp.450.000.000
Rp.125,000.000+
Rp.575.000.000
Harga jual yang dibebankan kepada pemilik proyek dalam cost type contraet dihitung sebagai berikut:

Total biaya penuh proyek Rp.575.000.000


Laba 10%x Rp.575.000.000 Rp. 57.500.000+
Harga jual yang dibebankan kepada pemilik proyek
Rp.632.500.000

3. Transfer Pricing.
Penetapan tarif dengan metode transfer pricing atau yang kita kenal dengan distribusi biaya, terbagi atas 3 (tiga)
cara,yakni : Step down method, simple distribution dan double distribution.

a. Simple Distribution
Metode ini atau juga disebut direct apportionment dilakukan dengan cara langsung membagi habis biaya di
unit-unit penunjang ke unit produksi berdasarkan bobot tertentu. Misalnya : jumlah pegawai, luas lantai,
jumlah linen,jumlah porsi makanan, dll.
Cara ini paling sederhana dan mudah, hasilnya cukup akurat. Secara skematis dilukiskan seperti Gambar
4.1 di bawah ini.

45

Dipindai dengan CamScanner

PENENTUAN DLAYA SATUAN (UNIT COST) PELAYANAN KESEIIATAN

Jumlah Jumlah
Pegawai Porsi
Kg Luas Lantai
Gambar:4.1 Distribusi Biaya Secara Sederhana dari Unit Penunjang ke UJnit
Produksi.
b. Step Down Methode
Metode ini dilakukan dengan cara membagi biaya dari unit produks melalui dua tahap,yakni:

1) Alokasi antar unit penunjang (mulai dari unit yang biayanya tinggi dan memberi manfaat
bagi unit penunjang lainnya);
2) Alokasi ke unit produksi dengan memakai dasar pembobotan sama seperti metode 1 di
atas. Secara skematis dilukiskan pada Gambar 4.2 di bawah ini.

Gambar:4.2 Distribusi Biaya Secara Bertahap dari Masing-masing Unit Penunjang ke Unit Penunjang Terakhir kemudian ke Seluruhan
Unit Produksi.

46

Dipindai dengan CamScanner


PENENTUAN DIAYA SATUAN (UNIT COST PELAYANAN KESEILATAN

Biaya Asli-- Unit Penunjang dan Unit Produksi

Biaya Titipan
Dir/ Tu dititip pada dapur.
laundry dan pemeliharaan

Biaya Asli +Titipan --(Dir/TU + Dapur) +Laundry,(Dir/TU +Dapur)+Pemeliharaan


Biaya Asli + Titipan ------- (Dir/TU + Dapur + Laundry), (Dir/TU+Dapur+Laundry+Pemeliharaan)

Biaya Asli+Titipan:
1)(Dir/TU+Dapur+Laundry+Pemeliharaan) + Rawat jalan
2) (Dir/TU+Dapur+Laundry+Pemeliharaan) Laboratorium
3) (Dir/TU+Dapur+Laundry+Pemeliharaan) + Ruang Rawat Inap.
c. Double Distribution.

Metode ini atau juga disebut double apportionment dianggap cukup akurat dibandingkan dengan metode 1 dan 2
di atas, dan relatiflebih mudah dilaksanakan dibanding dengan cara 4 dan merupakan cara yang terpilih untuk
metode analisis biaya Puskesmas dan Rumah Sakit di Indonesia. Pendistribusian sebagaimana Gambar 4.3 di
bawah ini.

47

Dipindai dengan CamScanner


PENENTUAN DLAYA SATUAN(UNTT COST PELAYANAN KESEIIATAN

Gambar 4.3. Pendistribusian Biaya Dilakukan Dua Kali Double Distribution)


Contoh:
48

Dipindai dengan CamScanner


Tabet 4.1 Speracluheet Meade Duuble Diatributiom.
Data Pngic Unit Produkal Total

Dater

0 日 K 称 # M Tetal
: DW/TL MA K量
Uapur andry F*ml Toml: MJ Lab m.2 1*2

2 号 0 日 11 1 1 名 L
费号
3 20 址 5 1 0 5 Ha .
性W
期 2 周目 -1 1 目
M
日 m0
n
1NU

3 0 C 0 0 1.0 1.0 2.00 3.00


-1
01 14 0 C 00 00 0 0
<pw*1
# 目 4*0 R % 其 -
Luna
# #票 O
Lantol
5 01

号 비교
5.00.00 2300000 M.IRAL
7 부율 HIRD EN1 1.0R3U 1.3030.00 LIE.R 1.0) 11
1.500 IRR
Desur

Diatntrut 二 590.00 174.000 44.000 *34.00 ¥52.00 1304.000 1.00.0


9 ca's 212.722,1
1 司哲■ 0 目

2015164 0. *WNT 91 码 MT LLLT


eTAE EL4L
01 0.0 00 172T 500.00 600.00 1.00.000
71.727.1 1.000.00
11 0 0. 070 0 0 1.X0.00
0.00 0.00 0
00 0.00 0.00

12 178.370.4 1WE 148 5485 0.00 52.12.1 TIT 发 5: 辆)号章 5644A 一

49
Dipindai dengan CamScanner
VHW HFL
LJ

14 Buh 542014 *7 15 827 1,731.854.7 .4,N 455.05* 1710 车成 1nh

15 Tota *11 1.543.548,

10 l

Datrul 542,814,
72,268,8 2WW *1 무매 2710114 **0***
日 H

13735.1 65075
7 타다 638573 4359 100
00
1 118 与 FER 11 17 财*费 641.82,1
40

19 mb 17 性4 1M75 145 n1157 무리期

20 Teta **10 1* *서율 17834027 2703.800.7

l 107.4412

Qwn 357595 AE 1.M

21 Twta VELTE 广版店车

49
Dipindai dengan CamScanner
PENEKTUAN DIAYA SATUAN(UNIT COST)PELAYANAN KESELATAN

Cara Perhitungan Secara Manual:

a. Distribusi Tahap 1:

C9=C2:(L2-B2)xB7 B11=B4:{L4-D4}xD7 G9=G2:(L2-B2)xB7 G10=G3:(L3-C3)xC7

D9=D2:(L2-B21xB7 C11=C4:(L4-D4}xD7 H9=H2:1L2-B2]xB7 H10=H3:(L3-C3)xC7

E9-E2:(L2-R2)xR7 E11-E4:L4-D4|xD7 1.9-12:(L2-R2)x87 1.10-13:(L3-C3)xC7

B10= B3 : (L3-C3)xC7 B12=B5:(L5-E5)xE7 J.9 = J.2 : (L2-B2) xB7 1.10=1.3:(L3-C3)xC7

D10=D3:(L3-C3)xC7 C12=C5:[L5-E5)xE7 011=04:L4-D4)xD7 G12=G5:(L5-E5)xE7

E10=E3:(L3-C3)xC7 D12=D5:(L5-E51xE7 H11=H4:(L4-D-1)xD7 H12=H5:(L5-E5}xE7

1.11=14:(L4-D4)xD7
112=L5:(L5-E5)xE7
J.11=J.4:(L4-D4|xD7

b. Distribusi Tahap II:

G16-G2:K2xB14 G17-G3:K3xC14 G18-G4:K4xD14 G19-G5:K5xE14

H16-H2:K2xH14 H17-H3:K3xC14 HIR-H4:K4xD14 H19-H5:K5xK14

116-12:K2xA14 1.17-1.3:K3xC14 1.14-1.14:K4xD14 119-1.5:K5xEI4

J.16-1.2:K2x814 J.17-1.3:K3xC14 1.18-J.4:K4xD14 J.19-3.5:K5xE14

Hasil Perhitungan sbb.:


Total Cost Rawat Jalan =Rp.3.517.269,9
Total Cost Laboratorium-Rp.3.517.269,9
Total Cost R.A.
Total Cost R.B. =Rp.2.818.213,0
-Rp.3.201.699,8

Total Cost
Perhitungan:Unit Cost
x Rp.1,00
Quantity

Misalkan:
Kunjungan Rawat Jalan =1.000 pasien,maka Unit Cost =
3.517,269,9:1.000=Rp.3.517
Kunjungan laboratorium 1.000 pasien, maka Unit Cost=
3.517.269,9:1.000=Rp.3.517
Kunjungan R.A=200 pasien, maka Unit Cost=2.818.213: 200
=Rp.14.091,06
Kunjungan R.B = 150 pasien, maka Unit Cost=3.201.699.8:
150=Rp.21.344,67

50

49
Dipindai dengan CamScanner
Dipindai dengan CamScanner

BAB 5
BIAYA PELAYANAN MEDIS (KEDOKTERAN)

A. Pengertian
Istilah medis di tatanan pelayanan kesehatan identic dengan dokter, schingga
tidak salah apabila tenaga dokter mengklaim sebagai biaya tenaga kerja
langsung pada dirinya. Pada hal penyelesaian masalah pasien di tatanan
pelayanan kesehatan dilakukan sccara (terpadu) atau, sehingga jasa yang
diperoleh atas pelayanan yang diberikan kepada pasien masupakan hasil kerja
sama tim. Oleh karena itu,ketika gagasan penyusunan paket medis esensial
(PPME)di Bogor tahun 2001 yang diprakarsai Kementerian Kesehatan R.I.
dilakukan perubahan nama menjadi paket pelayanan esensial (PPE).
Biaya pclayanan medis (kedokteran) adalah bagian dari biaya kesehatan yang
menunjuk kepada besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan medis (kedokteran)
yang dibutuhkan oleh perorangan, keluarga, kelompok,ataupun masyarakat.
Sekalipun dalam batasan terkandung pengertian dana yang harus disediakan
untuk menyelenggarakan pelayanan medis (kedokteran). namun dalam praktek
sehari-hari yang sering dibicarakan adalah besarnya dana yang harus
disediakan untuk dapat memanfaatkan pelayanan medis (kedokteran).Dengan
demikian jika membicarakan biaya pelayanan medis (kedokteran) perhatian
utama tidaklah dari sudut penyedia pelayanan, melainkan dari sudut pemakai
jasa pelayanan kesehatan.Misalnya:Seorang pasien dengan kasus tertentu
membutuhkan pelayanan medis (kedokteran) mulai dari pemeriksaan
fisik,pemeriksaan penunjang (laboratorium, Radiologi dan sebagainya),
penentuan diagnosis, tindakan (intervensi), terapi, keperawatan, dan mungkin
juga mclakukan home care hingga ia dinyatakan sembuh

51

Dipindai dengan CamScanner

BIAYA PELAYANAN MEDIS(KEDOKTERAN)

kembali sebagaimana sediakala. Seluruh biaya yang dikeluarkan ini merupakan


biaya pelayanan medis (kedokteran).

B. Mekanisme Pembiayaan Pelayanan Medis

49
Dipindai dengan CamScanner
Di Ncgara-negara yang mengikutsertakan masyarakat dalam pembiayaan
pelayanan kesehatan, maka masyarakat diharuskan membayar pelayanan
medis (kedokteran) yang dimanfaatkannya. Mekanisme pembiayaannya
bervariasi, secara sederhana dibedakan atas 2 macam,yakni:
1. Pembayaran Tunai. Mekanisme pembayaran yang diterapkan mengikuti
mekanisme pasar.Setiap orang yang membutuhkan pelayanan medis
(kedokteran) diharuskan membayar tunai pelayanan kesehatan yang
diperolehnya.Mekanisme seperti ini dikenal dengan nama fee for services.
2. Pembayaran di muka. Mekanisme pembiayaan seperti ini banyak digunakan
yakni melalui sistem pembayaran di muka (prepayment). Pembayaran di muka
ini lazimnya dilakukan melalui asuransi kesehatan (health insurance).

C. Aplikasi Pemblayaan Pelayanan Medis di Indonesia.


Mekanisme pembiayaan yang berlaku di Indonesia adalah melalui sistem
pembayaran tunai fout of pocket). Setiap masyarakat yang membutuhkan
pelayanan kedokteran diharuskan memiliki sejumlah uang tertentu. Tetapi bagi
masyarakat tidak mampu hal ini akan menyulitkan, apabila suatu negara
dimana pemerintahnya belum menerapkan kebijakan pemberian pelayanan
gratis. Bagi negara yang sudah sejahtera dan berpihak kepada masyarakatnya,
masalah pembiayaan keschatan sudah menggratiskan baik bagi warga yang
kurang mampu maupun warga negara yang tidak mampu, bahkan yang mampu
sekalipun mendapatkan kebebasan dari biaya pelayanan kesehatan. atau
pembiayaan kesehatan dibebankan kepada pemerintanya.
Di Indonesia sesuai data sebelum diperlakukannya Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) diperkirakan,dana pembiayaan

52

Dipindai dengan CamScanner

pelayanan medis (kedokteran) perorangan pertahun berada sekitar 70 %


berasal dari anggota masyarakat. Sisanya sebeaar 30% dari pemerintah dan
pihak asuransi. Dana bersumber dari masyarakat tersebut, sebesar 75 % ini
diantaranya dibayarkan melalui sistem pembayaran tunai.
Penggunaan dana dari masyarakat dengan sistem pembayaran tunai (out of
pocketj43 % pertahun perorang dipergunakan untuk membayar harga obat;
sebesar 37 % untuk biaya pelayanan rumah sakit, sisanya 13%untuk praktek
swasta serta 3% untuk biaya pelayanan puskesmas (Azwar,1996).
Pembiayaan kesehatan tersebut di atas, untuk pelayanan kesehatan yang
dikelola oleh pemerintah, tarif yang dikenakan kepada masyarakat pemakai jasa
pelayanan belum menggambarkan biaya pelayanan yang sesungguhnya.
Pelayanan di Puskesmas dan Rumah Sakit pemerintah masih mendapat subsidi
meskipun relatif masih kecil, yakni sekitar 2,3 % - 2,5 % dari Produk Domestik
Bruto (PDB).
Pembiayaan dengan sistem asuransi masih relatif terbatas pada pegawai negeri

49
Dipindai dengan CamScanner
sipil dan pensiunan, perusahaan swasta inipun masih tahap pengembangan.

D. Unsur-unsur Blaya Pelayanan Medis

Unsur-unsur biaya pelayanan medis sangat ditentukan olch jenis tindakan dan
tingkat spesialisasi yang dimilikinya. Tenaga medis umum dan khusus misalnya
seperti dokter umum dan dokter gigi berbeda objek yang menjadi
tanggungjawab dan tanggung gugatnya sehingga berbeda pula besarnya biaya
pelayanan. Demikian pula tenaga medis spesialistik dan superspesialistik
ditentukan oleh objek yang menjadi tanggungjawab dan tanggung gugatnya.
Karakteristik pembiayaan pelayanan medis ini berkaitan pula dengan tingkatan
pendidikan yang dimiliki, tingkat kesulitan dan resiko yang dihadapi serta waktu
yang dibutuhkan. Oleh sebab itu,unsur-unsur biaya pelayanan atas tindakan
yang dilakukan dihitung berdasarkan pertimbangan-pertimbangan secara
spesifik, realistik dan akurat

53

Dipindai dengan CamScanner

berdasarkan standar pelayanan minimal atau standar prosedur operasional (SPO).


Dengan demikian pembiayaan pelayanan medis dapat dihitung berdasarkan sistem
paket dan berdasakan deskriptor (tindakan). Sistem paket yakni suatu sistem
pembiayaan berdasarkan diagnosis suatu kasus penyakit pasien, mulai masuk
difalitas pelayanan kesehatan hingga meninggalkan fasilitas pelayanan kesehatan
baik sembuh, dirujuk maupun meninggal dunia.
Berdasarkan sistem paket ini, maka unsur-unsur biaya pelayanan merupakan
akumulasi dari hasil konversi atas:(a) jenis pelayanan yang diberikan, (b) tenaga
pelaksana dan yang terlibat, (c) fasilitas, sarana dan prasarana yang digunakan, (d)
obat dan bahan habis pakai, dan (e) penunjang yang digunakan.
Salah satu contoh:pelayanan medis rawat jalan di rumah sakit atau Puskesmas,
pasien masuk "mungkin sudah mendapatkan pelayanan diperlukan sebelum
mendaftar ke bagian Loket", pendaftaran di Loket mendapatkan pelayanan untuk
memperoleh Nomor Antrian (Karcis), kemudian dipersilahkan menuju ruang tunggu
yang disediakan untuk mengantri giliran pemeriksaan. Maksimum 30 menit
menunggu dipersilahkan masuk ruang pemeriksaan. Di ruang periksa bisa terjadi
pemeriksan dilakukan oleh ners sesuai kewenangannya sebelum ke dokter,
kemudian pemeriksaan oleh dokter untuk menentukan masalah dan saran-saran atau
petunjuk dokter dalam waktu tidak lebih dari 15 menit, selanjutnya dokter
memberikan intruksi.Instruksi ini meliputi perintah untuk mengambil obat (R/),
perintah untuk pemeriksaan laboratorium klinik, dan perintah untuk pemeriksaan
radiologi bila perlu. Setelah instruksi dilaksanakan oleh pasien dikembalikan hasilnya
kepada pemberi intruksi (pemeriksa) untuk tindakan selanjutnya, baik opname (rawat
inap), dirujuk ke fasilitas lain maupun kembali lagi mengulang untuk malakukan
kontrol/ evaluasi atas masalah.
Pembiayaan berdasarkan paket pelayanan rawat jalan ini perhitungan biaya (cost)

49
Dipindai dengan CamScanner
hanya akumulasi biaya yang terkait mulai masuk rumah sakit,hingga meninggalkan
poliklinik pemeriksaan rawat jalan dan pelepasan pasien keluar meninggalkan
poliklinik. Untuk tidak

54

Dipindai dengan CamScanner

BLAYA PELAYANAN MEDIS (KEDOKTERAN)

memberatkan blaya paket ini, maka blaya obat-obatan dan bahan habis pakai,
pemeriksaan laboratorium dan radiologi dihitung tersendiri di tempat atau unit
pelayanan tersebut. Kecuali pelayanan primer seperti Puskesmas yang belum masuk
kategori Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Pembiayaan pelayanan medis berdasarkan non paket atau deskriptor (tindakan)
dihitung berdasarkan setiap unsur (butir) pelayanan, misalnya rawat jalan dihitung
masing-masing setiap pelayanan yang dilakukan, seperti biaya karcis, biaya
pemeriksaan, biaya pendidikan kesehatan (nasehat), obat-obatan, biaya
pwemeriksaan laboratorium, biaya pemeriksaan radiologi, dsbnya. Besarnya nilai
biaya tergantung dari standar cost yang ditetapkan atas hasil kajian empiris terutama
biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung, biaya penggunaan sarana dan
prasarana pemeriksaan, dan harga perolehan obat-obatan dan bahan habis pakai
plus mark up tidak lebih dari 25% dari harga pokok.
Biaya paket pelayanan medis biasanya ada rumah sakit mengkategorikan biaya
paket tindakan operasi atas 4 tingkatan, yakni: (1) Tindakan Operasi ringan, (2)
Tindakan Operasi Sedang,(3)Tindakan Operasi Besar, dan (4) Tindakan Operasi
Khusus. Penetapan biaya ini berdasarkan kesepakatan kelompok profesi yang kita
kenal dengan istilah DRGs(Diagnosticatau Doctors Related Groups) atau peer
review, di Indonesia kita kenal Ina DRGs.

55

49
Dipindai dengan CamScanner
Dipindai dengan CamScanner

56

Dipindai dengan CamScanner

BAB 6
ANALISIS EKONOMI PELAYANAN
KESEHATAN (ECONOMIC ANALYSIS OF
HEALTH CARE)

A. Evaluasi Pelayanan Medik (Evaluation of Medical Care)


Apabila kita melihat sejarah perkembangan pelayanan medik di dunia ini mulai
sejak zaman Hypocrates hingga sekarang ini,menunjukkan beberapa masalah
pokok yang mendasar. Masalah pokok ini apabila kita uraikan lebih lanjut
sebagaimana tersebut di bawah ini.
1. Masalah-masalah Tradisi (Traditional Issues). Ada 3 (tiga) aspek yang kita
cermati dan dianggap sebagai masalah-masalah tradisi (traditional issues)
dalam pelayanan medis, yakni:keamanan (safety)pasien, efisiensi(efficiency),
dan Efektivitas (effectiveness) pengobatan dan keperawatan. Masalah ini dapat
dijelaskan secara rinci,yakni sebagai berikut:
a.Keamanan (Safety). Dalam konteks ini pengobatan dan kepcrawatan
ditujukan kepada tercapainya kesembuhan pasien dalam keadaan
selamat tanpa mendapat efck samping dari pengoabatan, atau paling tidak
mendapat efek samping tetapi dalam batas-batas yang dapat
ditanggulangi (Side effects acceptable).
b.Hasil guna atau efisien (Efficiencyl- Dalam konteks ini pengobatan dan
keperawatan tidak semata-mata pasien mengharapkan kesembuhan dan
merasa aman, tetapi juga mengharapkan biaya yang tidak terlampau
mahal atau dapat terjangkau dengan daya beli pasicn atau masyarakat
klien. Pertanyaannya adalah apakah ini dapat dilakukan (Can i work ?).
C. Daya guna atau cfcktif (Effectiveness).Dalam konteks ini pemberian
pengobatan dan keperawatan kepada pasien

57

Dipindai dengan CamScanner

ANALISIS EKONOMI PELAYAKAN KESEIIATAN IECOKOMIC ANALYSIS OF IIEALTIH CARE)

49
Dipindai dengan CamScanner
secara tepat, tidak sekedar "bongkar pasang" maksudnya pasien ketika
mendapatkan tindakan pengobatan dan keperawatan dapat menyelesaikan
masalahnya. Penyelesaian masalah pasien tidak otomatis harus murah,
akan tetapi bahwa pemberian pengobatan dan tindakan keperawatan serta
intervensi penunjang lainnya dapat dilakukan hanya karena kondisi pasien benar-
benar sangat membutuhkan dengan pengobatan dan perlakuan itu tanpa harus
menghitung biaya atau pengorbanan yang bersifat uang.Pertanyaannya adalah,
apakah ini dilakukan (Does it work ?).
2. Masalah Ekonomi (Economic Issues).Dalam konteks ekonomi sclalu dibarengi dengan
suatu prinsip untung dan rugi."Rugi harus lebih kecil dari untung". Dengan pengorbanan yang
dikeluarkan sekecil mungkin, harus berusaha untuk mendapatkan hasil yang sebesar-
besarnya. Pemberian pelayanan medis dan keperawatan prinsip eñsiensi ini sangat
dianjurkan melalui penggunaan sumber-sumber secara efisien(Ejficiency). Pertanyannya
adalah apakah kita mengharapkan hasil yang terbesar dari pengeluaran (Are we getting the
best out come for the expenditure).
3. Prinsip Penilaian Ekonomis (Principle Of Economic Assessment). Prinsip penilaian
pelayanan medis secara ekonomis ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan,yakni:
Keluarnya aturan penilaian untung rugi (Rules exist of assessing cost and benefits);
b. Anggapan dibuat secara eksplisit (Assumptions are made explicit);
Hasilnya adalah:
a. Ada konsistensi pendekatan There is consistency of approach);
b. Menjelaskan apa yang masuk dan keluar dari perhitungan (It is clear what is
included and excluded from calculations).

58

Dipindai dengan CamScanner

AMALISIS EKONOMI PELAYANAN KESEIIATAN (ECONOMIC ANALYSIS OF IIEALTIH CAR 面

4. Sumber-sumber dan Biaya(Resources And Cost):


a. Sumber-sumber terbatas(Resources are limited);
b. Pilihan harus diciptakan(Choices must be made);
c. Ketika sumber dimanfaatkan, peluang untuk menggunakan sumber tersebut
beberapa diantaranya juga hilang(When a resource is used, the opportunity to
use it for something else is losth;
d. Nilai sumber-sumber di dalamnya penggunaan alternative yang terbesar
adalah biaya kesempatan (The vnlue of resources in its the best alternative use
is its "opportunity cost).
5.Bank Dunia(Worid Bank),1987:Financing Health Services in Developing Countries,
an Agenda for Reform", Ada tiga masalah There are 3 issues) utama dalam
pembiayaan pembangunan termasuk pembangunan kesehatan :
a. Salah sasaran (Miss Allocation),
b. Ketidak efisienan dalam program-program public (internal inefficiency of

49
Dipindai dengan CamScanner
public programs).
c. Ketidak adilan pendistribusian keuntungan dari pelayanan kesehatan
(Inequity in the distribution of benefit from health servicesj.
Bank Dunia (World Bank) dalam tahun 1993: melakukan penilaian
kembali,ternyata hasilnya sama dengan tahun 1987 ditambah dengan ledakan
biaya (Exploding cost).
Berdasarkan hasil review tersebut, maka usul World Bank ada 4 (empat)
reformasi,yakni :
a. Subsidi pelayanan kesehatan harus dikurangi:
b. Meningkatkan cakupan asuransi keschatan;
c. Meningkatkan peran swasta;
d. Mendesentralisasikan pelayanan kesehatan pemerintah.

59

Dipindai dengan CamScanner

ANALISIS EKONOMI PELAYANAN KESEILATAN (ECONOMIC ANALYSIS OF IIEALTII CAREI

B. Konsep Analisis Ekonomi Pelayanan Kesehatan (Concept In Economic


Analysis Of Health Care)
Di dalam konsep analisis ekonomi pelayanan kesehatan, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yakni sebagai berikut:
1. Analisis Ekonomi kesehatan (Health Economie Analysis). Analisis ini ada 3
(tiga) aspek yang menjadi focus analisis,yakni:
a. Titik pandangan (Point of view):Masyarakat(Society),Pasien
(Patient),Pembayar dan Pemberi pelayanan (Payer and Provider),
b. Bentuk analisis fTypes of analysis) : Identification, effectiveness, and
benefits.
C. Macam biaya dan termasuk keuntungan (Types ofcosts and benefits
inciuded): Intangible,Indirect,and Direct.
2. Identifikasi Biaya(Cost Identification):
a. Perkiraan biaya suatu tindakan, tetapi bukan keuntungan (Estimates
cost ofan intervention but not benefits);
b. Ketepatan penilaian, ketika hanya dua opsi dibanding dengan efisiensi
yang sama /Appropriate only when two option ofequal efficiency are
compared).
Contoh(Fxample):
Tabel 6.1 Identifikasi Biaya/Cost Identification)Herniorhaphy:

49
Dipindai dengan CamScanner
Present Proponed
Saving
System System

Personnel 82.0 51.5 30.5


Drugs and Supplies 68.0 28.0 40.0
Overhead and depreciation 217.0 108.5 108.5
Hospitalization 390.0 0 390.0

Total 757.0 188.0 569.0

3. Analisis Efektivitas Biaya (Cost Effectiveness Analysis):


Perkiraan biaya dan hasil tindakan (Estimates cost and outcomes of
intervention).
b. Biaya dan keuntungan diekspresikan dalam unit yang berbeda(Cost and
benefits are expressed in different units).

60

Dipindai dengan CamScanner

ANALISIS EKONOMI PELAYANAK KESEIIATAN ECONOMIC ANALYSIS OF HEALTII CAREI

C. Hasilnya berarti hanya dalam perbandingan dengan tindakan-tindakan yang


lain (Results meaningful only in comparison with other interventions).

4. Pola Analisis Efektivitas Biaya (Pattern of Cost-Effectiveness Analysis):


a. Rasio Efektivitas Biaya(Cost-E/Jectiveness Ratio):
Costs 1
V Costs 2
S
Outcomes 1
Outcomes 2
b. Incremental Analysis
:

Costs 1 - Costs 2

Outcomes 1- Outcomes 2

C. Choosing among altemative interventions:

A<B

Cost A>B
A>B A<B

Effect

49
Dipindai dengan CamScanner
A Incremental
Dominant Cost-
effectiveness
analysis
Incremental
Cost- B
effectiveness Dominant
Analysis

Tabel 6.2 Ineremental Analysis of Chlamydina Treatment:


Strategy 1 Strategy Incremental
2 analysis
- Cost $.29.84 S.33.02 &.3.18
·Utility 0.941 0.953 0.012
Cost Per Unity Of Utility $.31.71 $.34.65 $.265.0

Tabel 6.3 Cost Per QALY /Quality Adjusted Life Year):


Intervention Cost(US.$.)
CABC for left main coronary artery disease
4,200
Neonatal intensive care (Birth weight 1-1.499kg)
4,500
Neonatal intensive care (Birth weight 500-900
31,800
grams
36.300
CABC for single vessel disease
43,700
School TB testing program

61

Dipindai dengan CamScanner

ANALISIS EKONOMI PELAYANAN KESEIIATAN ECONOMIC ANALYSIS OF IIEALTII CARE)

Altemative To QALY:
a. Years of tive gained
b. Live saved
C. Successful Treatments
d.Cases of illness avoided
e. Intermediate outcomes gained
Analisis Biaya-Untung(Cost-Benefiu Analysis):
a. Perkiraan biaya dan untung di dalam unit keuangan (Estimates
costs and benefits in monetary units).
b. Results meaningful in them selves (No need to compare with other
program).

49
Dipindai dengan CamScanner
C. Net bencfits(Benefits-Costs).
d. Cost-Benefit Ratio-(Costs/Benefits).
Komponen biaya pelayanan pasien dengan penyakit Osteomyelitis
(Component Costs of care for patients with osteomyelities) :

costs
Gambar 6.1 Treated Conuentionally Vs Earty Discharge
(Eisenberg&Kitz:1986).
Biaya langsung (Direct costs):
a. Biaya variable (Variable cost);
b. Biaya tetap (Fixed costs).
Biaya marginal(Marginal costs):

62

Dipindai dengan CamScanner

ANALISIS EKONOMI PELAYANAN KESEIATAN ECOXOMIC ANALYSIS OF IIEALTII CARE

a. Costs incurred in providing an extra unit of service or savings


realized by providing one less unit;
b. Calculation unaffected by fixed costs.
Marginal costs of a program may vary:

49
Dipindai dengan CamScanner
Value of service
Gambar 6.2 Marginal Cost of Program
c.Marginal versus average costs:
Suppose that:
Total drug costs......$..50
10
Average........S.5
Suppose however that:

9 Doses $.49

10 Doses....$.50
Marginal costs of 10 th doses.......................$.1
Perkiraan Blaya (Cost Estimation):
Asumsi standar ekonomi (Standard economic assumption):
Harga pembelian (Purchase price)=Cost
Pelayanan keschatan(Health Care):
Harga pembelian (Purchase Price) = Cost
Difference Relates to:
a Regulation:Free care,Cross-subsidization
b. High levels of in servant,

63

Dipindai dengan CamScanner

ANALISIS EKONOMI PELAYAKAN KESEIATAN ECONOMIC ANALTSIS OF IEALTII CARE)

c. Health care consumers not having adequate information. Indirect Costs:


a. Human capital approach:
1) Advantages:
Easy to measure.
Assess actual gains / losses in productivity.

2) Disaduantages:
Not theoretically correct measure,
Poor proxy for "willingness to pay".
Under values anyone not eaming a wage.
b. Willingness To Pay Approach:
1) Advantages:Theoretically correct measure.
2) Disadvantages : Function ofability to pay, Difficult to measure in practice.
Utility Assessment:
Methods of utility assessment :
11 Standard gambles
2) Time trade off
3) Category scaling

49
Dipindai dengan CamScanner
4) Difference method.
Standard Gambles:

64

Dipindai dengan CamScanner

AMALISIS EKONOMI PELAYAKAN KESEJIATAN IECOXOMIC ANALYSIB OF IIEALTII CARE)

C. Masalah-masalah Lain Dalam Analisis Ekonomi /Other Issues In


Economic Analysts)
Masalah-masalah lain dalam analisis ekonomi yang sering dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Analisis sensitivitas atau analisis kepekaan (SensitivityAnalysis):
Demonstrates dependence/ independence of result on a particular
assumption.
Identifies critical values of variables.
Identifies uncertainties requiring further research.
2. Penilaian manfaat (Utility assessment):
Source : MC Neil, et al, 1987 : Trade of between quality and quantity of life in
laringeal cancer, N. Engl J Med 1987 : 305:987-7.

X Years of less good health


Have utility equal to 0.8 xyears of better health.

49
Dipindai dengan CamScanner
0.7xyears of better health

0.6 xyears of better health

0.5xyears of better health


0.4 x years of better health.

Analisis Ekonomi Kesehatan (Health Economie Analysis):


Ada tiga dimensi analisis ekonomi pelayanan kesehatan (Three dimensions of economic
analysis of health care) :
Point of View:
Types of Analysis:
- Society
-Identification
- Patient
-Effectiveness
- Payer -Benefit
Provider
Types of costs:
Intangible
- Indirect
Direct

65

Dipindai dengan CamScanner

AXALISIS EKONOMI PELAYAKAN KESEIIATAN(ECONOMIC ANALYSES OF HEALTII CAREI

D. Discounting
1. Costs and bencfits incurred now are greater than those with similar
nominal value incurred later.
2. Future costs and benefits must be expressed in term of present value.
Present Value=
Cr

(1+R)t
Where:Cr
-Costs in the time they are incurred.
(1 +R)t - one,plus discount rate for cost (expressed as a decimal fraction of
one ),raised to the power of time, T, over costs are incurred.
Likewise : Present value of benefits :
Br

49
Dipindai dengan CamScanner
(1+R)t
Discounting an example:
Present value(PDV)=1,000 +1,000 +1,000
1.05
1.05 1.05
i.e.,PDV

= 1,000+952.38 +907.03
Hence PDV

-2,859.41.
Issues In Discounting:
1.What is the appropriate discount rate for costs?
2.Should monetary costs and non monetary outcomes be discounted at the
same rate?
Distribution Issues:

66

Dipindai dengan CamScanner

AXALISIS EKONOMI PELAYAKAN KESETIATAN ECONOMIC ANALYSIS OF HEALTH CARE

Program 1 Program 2

250,000 250,000
Cost
20 years 10 years
Effect
25,000 25,000
C/E ratio

No of People
1 5
Who benefit

Key features in Health Economic Analysis (HEA):


1. Consistent application of rules;
2.QALYS (and other measures of utility);
3.Marginal costs;
4. Discounting.
Objectives of Health Economic Analysis Assessments :
Economic assessment of health care aim at demonstrating the most

49
Dipindai dengan CamScanner
efficient use of available resourtes not cuts in expenditure.

67

Dipindai dengan CamScanner

68

Dipindai dengan CamScanner

49
Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai