Anda di halaman 1dari 6

KHUTBAH JUM’AT

Menebar Cahaya Islam Rahmatallil’alamin


Seri Naskah Khutbah Jum’at Ikatan Da’i Indonesia (IKADI) Kota Prabumulih
Edisi 109 Jumat, 11 Rabi’ul Awwal 1444 Hijriyyah / 7 Oktoberr 2022

MENELADANI RASULULLAH
DALAM MEMPERSATUKAN UMMAT

Oleh Ustadz Mohamad Mufid, M. Pd.I


[Ketua PD IKADI Kota Prabumulih, Sumatera Selatan]

KHUTBAH PERTAMA

‫اَلِل ل َ َق ْد َج َاء ْت ُر ُس ُل َ ِربّنَا ِِبلْ َح ّ ِق َون ُو ُدوا‬


ُ ‫الْ َح ْمدُ ِ ه َِلِل ه ِاَّلي هَدَ اَنَ ِلهَ َذا َو َما ُكنها ِلَنَ ْ َت ِد َي ل َ ْو ََل َأ ْن هَدَ اَنَ ه‬
َ ُ ‫َأ ْن ِ ْ ُ ُ الْ َ نه ُ ُأأو ِر ْ ُت ُموهَا ِب َما ُك ْن ُ ْ َ ْ َم‬
‫ون‬
ُ ‫َأ ْ هَدُ َأ ْن ََل ا َ َ اَله ُ َو ْ دَ ُ ََل َ ِ ْ َ َ ُ َو َأ ْ هَدُ َأ هن ُم َح همدًد ا َ ْ دُ ُ َو َر ُس ْو‬
ْ َ ‫َال ههُ هم َص ِ ّل َ ِإو َس ِ ّ ِإِْل عَ ََل َأ ْ َ ِف ْ َاْلنْ ِب َيا ِء َوالْ ُم ْر َس ِ ْ َْي َوعَ ََل أ ٓ ِ ِ َو‬
‫َص ِ ِه َأ ْ َْج ِ ْ َْي َأ ّما ب َ ْ د‬
.‫َ َق ْد َ َاز الْ ُمته ُق ْو َن‬ ‫َ َيا ِ َا َد ُا ْو ِص ْ ِ ن َ ْ ِ ِب َت ْق َو‬
‫ ََي َأُّيه َا ّاَّلي أٓمنوا ا ه ُق ْوا َ َ هق ُ َقا ِ ِه َو ََل‬. ِ ْ ِ ‫َا َا ُ َ َ َاا ِ ْ ِك َتا ِب ِه ْال َ ِر ْ ِ ْ ِم ِ هالر ْ َ ِ هالر‬
‫َ ُم ْو ُ ه اَله َو َأنْ ُ ْ ُم ْ ِ ُم ْو َن‬
‫ِإ‬
:‫َو َا َا ُ َ َ َاا‬
َ ُ َ َ ‫ت ل َِغد َو ذٱت ُقوا ْ ذ‬
َ ‫ٱَّلل إ ذن ذ‬
ُ ‫ٱَّلل َخب‬ ‫س ذنا قَ ذد َن ت‬ ُ َ ‫َ َٰٓ ُّ َ ذ َ َ َ ُ ْ ذ ُ ْ ذ َ َ ت‬
ٞ ‫نظ تر َن تف‬ َ
١٨ ‫ي ُۢ ب ِ َها ت تع َهلون‬ ِ ِ َۚ ٖۖ ‫يأيها ٱَّلِيو ءاننوا ٱتقوا ٱَّلل وۡل‬

Ma’asyirol Muslimiina rahimakumullah!


Bersyukur kepada Allah swt pada detik ini, hari ini, bulan ini kita dipertemukan
Allah swt di bulan Rabi’ul Awwal. Bulan dimana baginda Rasulullah lahir ke muka
bumi, tepatnya pada hari Senin, tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun gajah bertepatan
dengan tanggal 20 April 571 Masehi.
Sebagai kaum muslimin yang merindukan syafa’atnya, sudah semestinya kita
bahagia dengan kehadiran Rasulullah saw. Melalui momentum peringatan maulid

Khutbah Jum’at IKADI Kota Prabumulih, Sumatera Selatan


1
KHUTBAH JUM’AT

Menebar Cahaya Islam Rahmatallil’alamin


nabi ini, kita dapat meneladani akhlaq dan sejarah perjuangan Rasulullah semasa
hidupnya untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Sebelum Nabi Muhammad saw diangkat Allah menjadi Nabi dan Rasul, tepat
pada usianya yang ke 35 tahun, ada satu peristiwa cukup memprihatinkan. Ya
peristiwa itu terjadi pada kondisi Ka’bah yang tidak terawat dengan baik. Bagian
atasnya terbuka. Karena itu, Baitullah sering dimasuki pencuri untuk mengambil
barang-barang berharga. Yang lebih memprihatinkan lagi, saat Mekkah dilanda
banjir besar, pelataran Ka’bah terendam air sehingga bangunan suci itu hampir
roboh.
Melihat kondisi Ka’bah yang semakin memprihatinkan, para penduduk Mekkah
bermusyawarah untuk merenovasi Ka’bah. Untuk menjaga reputasi Ka’bah, mereka
bersepakat akan menggunakan dana yang berasal dari sumber yang baik dan halal.
Singkat cerita, bangunan Ka’bah diruntuhkan dan diganti dengan konstruksi
bangunan baru. Pada awalnya prose renovasi berjalan lancar. Semua bersatu padu,
bekerja sama dan gotong royong dengan baik. Hingga akhirnya proses renovasi
memasuki tahap akhir, yakni meletakkan Hajar Aswad.
Ketika memasuki sesi peletakan Hajar Aswad, terjadi perselisihan dan
pertentangan di kalangan para kabilah. Masing-masing pemuka kabilah, merasa
paling berhak dan paling pantas mendapat kehormatan untuk meletakkan Hajar
Aswad ke tempat semula. Akhirnya pertentangn dan perselisihan pun tak
terhindarkan. Bahkan, hampir saja terjadi pertumpahan darah diantara mereka.
Di tengah perselisihan yang semakin memuncak, muncullah salah seorang
tokoh senior Quraisy bernama Umayyah bin Mughirah al Makhzumi yang kemudian
menengahi dan mencoba memberi solusi. Beliau mengusulkan, barang siapa yang
pertama kali masuk ke area Ka’bah keesokan harinya, maka orang itulah yang
berhak meletakkan Hajar Aswad. Singkat cerita, usul tokoh tersebut diterima semua
pihak.

Ma’asyirol muslimiina rahimakumullah!


Keesokan harinya, tidak disangka ternyata Muhammad-lah orang yang pertama
kali masuk ke area Ka’bah. Melihat itu, mereka semua sepakat urusan peletakan
Hajar Aswad diserahkan kepada Muhammad saw. Karena mereka tahu bahwa
Muhammad adalah orang jujur, amanah, cerdas dan tidak pernah berbohong
sepanjang hidupnya.
Setelah bersepakat, Rasulullah menggelar sorban dan meletakkan Hajar
Aswad di atasnya. Kemudian beliau meminta masing-masing pimpinan kabilah

Khutbah Jum’at IKADI Kota Prabumulih, Sumatera Selatan


2
KHUTBAH JUM’AT

Menebar Cahaya Islam Rahmatallil’alamin


memegang setiap ujung sorban dan mengangkatnya bersamaan sampai ke tempat
Hajar Aswad.1
Setelah itu Rasulullah saw menurunkan Hajar Aswad dari sorban ke tempat
yang semestinya. Ternyata cara yang dilakukan Rasulullah ini dinilai sangat adil dan
tidak memihak salah satu kabilah. Masyarakat Quraish saat itu sangat gembira dan
semakin menghormati Muhammad saw, walaupun saat itu beliau masih muda. Itulah
yang membuat Rasulullah kemudian diberi gelar al Amin, yang artinya orang yang
dapat dipercaya.

Ma’asyirol muslimiina rahimakumullah!


Setelah memperhatikan kisah di atas, ada tiga pelajaran berharga yang dapat
kita petik dan kita teladani dalam kehidupan sehari-hari.

Pertama, pentingnya memiliki sikap cerdas, arif dan bijaksana.


Salah satu sifat wajib bagi rasul adalah fathonah atau cerdas. Rasulullah dalam
menyikapi permasalahan tidak hanya mengandalkan kecerdasan semata. Tetapi
dibarengi dengan sikap arif dan bijaksana.
Sebagaimana yang diceritakan di atas, Rasulullah bukanlah sosok yang egois
dan ingin menang sendiri, meskipun pada saat itu Rasulullah sudah diberi
kewenangan penuh untuk meletakkan Hajar Aswad, namun Rasulullah tetap
menghargai para pemuka kabilah dan memberi kesempatan yang sama untuk
berpartisipasi meletakkan Hajar Aswad.
Sikap cerdas dan bijaknya Rasulullah juga tercermin dalam kisah lain. Saat itu,
ketika Rasulullah saw duduk bersama para sahabat, tiba-tiba didatangi orang Badui.
Tanpa salam dan tanpa permisi, orang Arab Badui tersebut buang air di pojok masjid
Madinah. Melihat kejadian itu, para sahabat marah dan hendak menghajarnya.
Akan tetapi, Rasulullah saw malah tersenyum dan berkata, “Janganlah kalian
marah, biarkan ia selesaikan dulu perbuatannya dan ambilkan air untuk
menyiramnya.” Kemudian orang Badui itu berdoa memohon rahmat kepada Allah
Swt, dan Rasulullah saw mengamininya. Inilah perpaduan sikap cerdas, arif dan
bijaksana yang perlu kita teladani bersama.

Kedua, kita disuruh menjadi bagian dari pemberi solusi.

Sebagai seorang muslim, ketika terjadi perselisihan, kita diupayakan mampu


memberi solusi dan mendamaikan orang yang sedang berselisih. Allah swt
menjelaskan dalam surat al Hujurat ayat 10:

1
Ahmad hatta, dkk, The Great History of Muhammad, Jakarta: Maghfiroh Pustaka, Agustus
2017, hal. 95-97).

Khutbah Jum’at IKADI Kota Prabumulih, Sumatera Selatan


3
KHUTBAH JUM’AT

Menebar Cahaya Islam Rahmatallil’alamin


َ َُ ‫ ََ ت ُ ْ َتَ َ َ َت ُ ت َ ذُ ْ ذَ ََ ذ ُ ت ُت‬ٞ َ ‫ذ َ تُ ت ُ َ ت‬
١٠ ‫إِنها ٱلهؤنِنون إِخوة فأصل ِحوا بۡي أخويك َۚم وٱتقوا ٱَّلل لعلكم ثرَحون‬

"Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu


damaikanlah kedua saudaramu dan betaqwalah kepada Allah supaya kamu
mendapat rahmat.”

Surat al Hujurat ayat 10 di atas menyuruh kita semua agar bisa menjadi bagian
dari pemberi solusi perdamaian atau rekonsiliasi, terutama ketika mendapati dua
kelompok kaum beriman yang saling berselisih atau konflik. Jangankan pada konflik
besar yang melibatkan orang banyak, konflik kecil dalam keluarga pun, Allah
mendorong agar memilih jalan rekonsiliasi agar hubungan keluarga tetap utuh.
Rekonsiliasi atau perdamaian adalah pilihan terbaik untuk menyelesaikan
sebuah perselisihan dan pertikaian. Teladan Nabi Muhammad sebagaimana
diuraikan di atas sudah selayaknya kita terapkan dalan kehidupan saat ini. Apalagi
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang terdiri dari ribuan suku dan
bahasa.
Ketika konflik dengan latar belakang apa pun sering berujung pada
penghilangan nyawa manusia, maka jalan rekonsiliasi menjadi harapan agar
keutuhan bangsa, masyarakat dan keluarga terselamatkan.
Memang sudah menjadi sunatullah, perbedaan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan manusia, sebagaimana diterangkan Allah dalam QS. Hud

‫َ َ ت َ ٓ َ َ ُّ َ َ َ َ َ ذ َ ُ ذ ٗ َ َٰ َ ٗ َ َ َ َ ُ َ ُ ت‬
[11]: 118:
َ َ
١١٨ ‫ولو شاء ربك َلعل ٱنلاس أنة وحِدة ۖٗ وَل يزالون ُمجلِفِۡي‬
“Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadikan manusia umat yang satu,
tetapi mereka senantiasa berselisih (pendapat).”

Maka dengan berpedoman surat Hud ayat 118 tersebut, sudah semestinya kita
saling menghargai perbedaan pendapat.

Ketiga, pentingnya persatuan Islam atau ukhuwwah Islamiyyah.

Kisah renovasi Ka’bah di atas mengajarkan kepada kita sebagai ummat


Muhammad sekarang harus cerdas dalam menjaga dan memelihara persatuan Islam
atau ukhuwwah Islamiyyah. Rasulullah saw mengingatkan dalam sabdanya:

‫الْ ُم ْؤ ِم ُ لِ ْ ُم ْؤ ِم ِ ََكلْ ُن ْ َي ِان ي َُش هد ب َ ْ ضُ ُه ب َ ْ ضًد ا‬

Khutbah Jum’at IKADI Kota Prabumulih, Sumatera Selatan


4
KHUTBAH JUM’AT

Menebar Cahaya Islam Rahmatallil’alamin


“Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seperti satu bangunan,
sebagiannya menguatkan yang lainnya.” (HR. Bukhari Muslim).

Informasi hadits ini menegaskan kepada kita semua untuk menjaga ukhuwwah
Islamiyyah. Ikatan ukhuwwah islamiyyah ini dapat diibaratkan seperti sapu lidi. Jika
kumpulan lidi bersatu dan diikat dengan kuat, dapat dimanfaatkan untuk
membersihkan halaman. Sebaliknya jika ikatannya tidak kuat, tentu tidak akan
mampu membersihkan halaman dari kotoran dan sampah yang berserakan.
Begitu juga dengan kehidupan manusia yang diumpakan seperti sebuah sapu
lidi. Kumpulan sapu lidi adalah sekumpulan manusia yang berbeda suku, warna kulit
dan asal daerah. Sementara ikatan sapu lidi adalah aqidah Islam yang dimiliki setiap
muslim.
Jika perselisihan itu timbul dan perpecahan umat ada di depan mata, satu-
satunya jalan adalah kembali kepada akidah Islam. Sebagaimana lidi yang dengan
pasrah menerima dirinya diikat. Begitu juga dengan sesama umat Islam, harus
bersedia dan rela diikat dengan akidah islam.
Nasihat ini berlaku bagi semua pihak di dalam umat ini, baik di lingkungan
keluarga, lingkungan kerja, lingkungan pemerintah maupun masyarakat secara
umum.

Hadirin rahimakumullah!

Demikianlah khutbah ini kami sampaikan. Semoga kita semua dapat


meneladani sikap Rasulullah saw di atas tentang pentingnya cerdas, arif dan
bijaksana dalam menyikapi masalah, dengan mengutamakan persatuan ummat,
ukhuwwah Islamiyyah. Aamiin Yaa Rabbal’alamiin

ْ ُ ‫َِب َركَ ِِل َولَ ُ ْ ِ الْ ُق ْرأ ٓ ِن الْ َ ِظ ِ َون َ َ َ ِ َوا هَي ُ ُْك ِب َما ِ ي ِه ِم َ اْل ٓ ََي ِت َو ِ ّاَّل ْك ِر الْ َح ِ ِ َو َ َقبه َل ِم ِ ّ َو ِم ْن‬
‫ِإ‬ ُ ِ َ ْ‫ِ َو َ ُه ِإان ه ُه ه َُو ال ه ِم ُي ال‬

Khutbah Jum’at IKADI Kota Prabumulih, Sumatera Selatan


5
‫‪KHUTBAH JUM’AT‬‬

‫‪Menebar Cahaya Islam Rahmatallil’alamin‬‬

‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬

‫الش ْ ُر َ ُ عَ ََل َْو ِ ْي ِق ِه َوِا ْم ِنَا ِن ِه‪.‬‬‫َالْ َح ْمدُ ِ عَ ََل ا ْ َ ا ِن ِه َو ه‬


‫ِإ‬
‫َو َأ ْ هَدُ َأ ْن ََل ِا َ َ اَله ُ َو ُ َو ْ دَ ُ ََل َ ِ ْ َ َ ُ َو َأ ْ هَدُ ٔأ هن َسَس ِّدَ َنَ ُم َح همدًد ا َ ْ دُ ُ َو َر ُس ْو ُ ُ‬
‫َصا ِب ِه َو َس ِ ّ ِْل ت َ ْ ِ ْ ًدما ِك ْ ًد‬
‫ثْيا‬ ‫ال هُ هم َص ِ ّل عَ ََل َسِإَس ِ ّ ِدَنَ ُم َح هم ٍد ِوعَ ََل َا ِ ِ َو َأ ْ َ‬
‫َأ هما ب َ ْ دُ َي َا َاُّيه َا النه ُاس ِا ه ُقوا َ ِ ْي َما َأ َم َر َوا ْنَتَ ُ ْوا َ هَعا َنَ َى َوا ْع َ ُم ْوا َأ هن َ َأ َم َرُ ُْك ِبأَ ْم ٍر بَدَ َأ ِ ْي ِه ِبنَ ْ ِ ِه َو َ َـَن ِب َملٓ‬
‫ِ َ ِ ِه ِب ُقدْ ِس ِه‬
‫َو َا َا َ َا َا ا هن َ َو َملٓ ِ َ َ ُه ُ َص ه ْو َن عَ ََل النه ِِب أ ٓ َاُّيه َا ه ِاَّل ْي َ أ ٓ َمنُ ْوا َص ه ْوا عَ َ ْ ِه َو َس ِ ّ ُم ْوا ت َ ْ ِ ْ ًدما‪.‬‬
‫ِل َو َملٓ ِ َ ِ‬ ‫ال هُ هم َص ِ ّل عَ ِإ ََل َسَس ِ ّ ِدَنَ ُم َح هم ٍد َص هَل ُ عَ َ ْ ِه َو َس ِ ّ ِْل َوعَ ََل أٓاِ َسَس ِ ّ ِد ََن ُم َح هم ٍد َوعَ ََل َانْبِيأٓئِ َ َو ُر ُس ِ َ‬
‫الص َحاب َ ِ َوالتها ِب ِ ْ َْي َوَتَ ِب ِ ي‬ ‫ْاملُقَ هرب ْ َِْي َو ْار َض ال ّهُ هم َ ِ ْاخلُ َ َا ِء هالرا ِ ِد ْي َ َأ ِِب بَ ْ ٍر َو ُ ََعر َو ُ ثْ َمان َوعَ َِل َو َ ْ ب َ ِقيه ِ ه‬
‫التها ِب ِ ْ َْي لَه ُْم ِ ِِب ْ َ ٍان ِالَ َ ْو ِ ّ ِاا ْي ِ َو ْار َض َ نها َم َ ه ُْم ِب َر ْ َ ِت َ ََي َأ ْر َ َم هالرا ِ ِ ْ َْي‬
‫‪----------------------------------------------------‬‬

‫ات َا ََل ْ يأ ٓ ُء ِمَنْ ُ ْم َو ْا ََل ْم َو ِات‬ ‫ات َو ْامل ُ ْ ِ ِم ْ َْي َو ْامل ُ ْ ِ َم ِ‬


‫َال هُ هم ا ْا ِ ْر ِل ْ ُم ْؤ ِم ِن ْ َْي َو ْامل ُ ْؤ ِمنَ ِ‬
‫َُص ّ ِاا ْي َ َواخ ُْذ ْا‬ ‫ُْص ِ َادَكَ ْامل ُ َو ِّ ِد ه َ َوان ُ ْ‬
‫ُْص َم ْ ن َ َ‬ ‫ّش ِك ْ َْي َوان ُ ْ‬ ‫الّشكَ َو ْامل ُ ْ ِ‬
‫ال هُ هم َأ ِ هز ْاَل ْس َ َ َو ْامل ُ ْ ِ ِم ْ َْي َو َأ ِذ ها ِ ّ ْ‬
‫َم ْ خ ََذ َا ْامل ِإُ ْ ِ ِم ْ َْي َو َد ِّم ْر َأ ْعدَ َاء ّ ِاا ْي ِ َوا ْع ِل َ َِك َما ِ َ ا َا َ ْو َ ّ ِاا ْي‬
‫ِإ‬
‫ال هُ هم ا ْد َ ْي َ نها ْال َ َ َء َو ْا َلو َِب َء َو هالز ََل ِز َا َو ْا ِمل َح َ َو ُس ْو َء ْال ِ ْنَ ِ َو ْا ِمل َح َ َما َظه ََر ِمَنْ َا َو َما ب َ َط َ َ ْ ب َ َ َِلَنَ ِانْدُ وِن ْي ِ َس ها‬
‫خأ ٓ هص ًد َو َسا ِ ِر ْال ُ ْ ََل ِان ْامل ُ ْ ِ ِم ْ َْي عأ ٓ هم ًد ََي َر ه ْال َ الَ ِم ْ َْي‪.‬‬
‫ًرا اللَّهُ َّم ْاج َع ْل َح ًّجا َم ْ ُْب ْو ًرا َو َس ْع ًيا َم ْش ُك ْو ًرا َو َذنْ ًبا َم ْغ ُف ْو‬
‫َربهنَا أ ٓ ِن َا ِ ااه نْ َا َ َ َسنَ ًد َو ِ ْاْلٓ ِ َر ِ َ َ َسنَ ًد َو ِ نَا عَ َذا َ النه ِار‪.‬‬
‫‪--------------------------------------------------------------------------------‬‬
‫ِ َا َد ِ ا هٕن َ َأْ ُم ُر ِِبلْ َ دْ اِ َو ْ ٕاَل ْ َ ِان َوا ْ َتا ِء ِذي الْ ُق ْر َِب ويََنْ َى َ ِ ال َ ْحشَ ا ِء َوالْ ُم ْن َ ِر َوال َ ْغ ِي َ ِ ُظ ُ ْ‬
‫لَ َ ه ُ ْ ََذكه ُر ْو َن‪َ .‬اذ ُك ُروا َ الْ َ ِظ ْ َ َ ْذ ُك ْرُ ُْك َو ِإ َ َِّل ْك ُر ِ َأ ْك َ ُ‬
‫‪Salurkan sebagian rezeki Anda untuk keberlangsungan dakwah‬‬
‫‪IKADI Kota Prabumulih‬‬
‫)‪Rekening BSI IKADI Prabumulih (7180808986‬‬
‫‪CP. 0813 – 7331 – 2001, 0852-2701-7800‬‬

‫‪Khutbah Jum’at IKADI Kota Prabumulih, Sumatera Selatan‬‬


‫‪6‬‬

Anda mungkin juga menyukai