MENELADANI RASULULLAH
DALAM MEMPERSATUKAN UMMAT
KHUTBAH PERTAMA
1
Ahmad hatta, dkk, The Great History of Muhammad, Jakarta: Maghfiroh Pustaka, Agustus
2017, hal. 95-97).
Surat al Hujurat ayat 10 di atas menyuruh kita semua agar bisa menjadi bagian
dari pemberi solusi perdamaian atau rekonsiliasi, terutama ketika mendapati dua
kelompok kaum beriman yang saling berselisih atau konflik. Jangankan pada konflik
besar yang melibatkan orang banyak, konflik kecil dalam keluarga pun, Allah
mendorong agar memilih jalan rekonsiliasi agar hubungan keluarga tetap utuh.
Rekonsiliasi atau perdamaian adalah pilihan terbaik untuk menyelesaikan
sebuah perselisihan dan pertikaian. Teladan Nabi Muhammad sebagaimana
diuraikan di atas sudah selayaknya kita terapkan dalan kehidupan saat ini. Apalagi
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang terdiri dari ribuan suku dan
bahasa.
Ketika konflik dengan latar belakang apa pun sering berujung pada
penghilangan nyawa manusia, maka jalan rekonsiliasi menjadi harapan agar
keutuhan bangsa, masyarakat dan keluarga terselamatkan.
Memang sudah menjadi sunatullah, perbedaan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan manusia, sebagaimana diterangkan Allah dalam QS. Hud
َ َ ت َ ٓ َ َ ُّ َ َ َ َ َ ذ َ ُ ذ ٗ َ َٰ َ ٗ َ َ َ َ ُ َ ُ ت
[11]: 118:
َ َ
١١٨ ولو شاء ربك َلعل ٱنلاس أنة وحِدة ۖٗ وَل يزالون ُمجلِفِۡي
“Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadikan manusia umat yang satu,
tetapi mereka senantiasa berselisih (pendapat).”
Maka dengan berpedoman surat Hud ayat 118 tersebut, sudah semestinya kita
saling menghargai perbedaan pendapat.
Informasi hadits ini menegaskan kepada kita semua untuk menjaga ukhuwwah
Islamiyyah. Ikatan ukhuwwah islamiyyah ini dapat diibaratkan seperti sapu lidi. Jika
kumpulan lidi bersatu dan diikat dengan kuat, dapat dimanfaatkan untuk
membersihkan halaman. Sebaliknya jika ikatannya tidak kuat, tentu tidak akan
mampu membersihkan halaman dari kotoran dan sampah yang berserakan.
Begitu juga dengan kehidupan manusia yang diumpakan seperti sebuah sapu
lidi. Kumpulan sapu lidi adalah sekumpulan manusia yang berbeda suku, warna kulit
dan asal daerah. Sementara ikatan sapu lidi adalah aqidah Islam yang dimiliki setiap
muslim.
Jika perselisihan itu timbul dan perpecahan umat ada di depan mata, satu-
satunya jalan adalah kembali kepada akidah Islam. Sebagaimana lidi yang dengan
pasrah menerima dirinya diikat. Begitu juga dengan sesama umat Islam, harus
bersedia dan rela diikat dengan akidah islam.
Nasihat ini berlaku bagi semua pihak di dalam umat ini, baik di lingkungan
keluarga, lingkungan kerja, lingkungan pemerintah maupun masyarakat secara
umum.
Hadirin rahimakumullah!
ْ ُ َِب َركَ ِِل َولَ ُ ْ ِ الْ ُق ْرأ ٓ ِن الْ َ ِظ ِ َون َ َ َ ِ َوا هَي ُ ُْك ِب َما ِ ي ِه ِم َ اْل ٓ ََي ِت َو ِ ّاَّل ْك ِر الْ َح ِ ِ َو َ َقبه َل ِم ِ ّ َو ِم ْن
ِإ ُ ِ َ ِْ َو َ ُه ِإان ه ُه ه َُو ال ه ِم ُي ال
KHUTBAH KEDUA