Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMICU LAHIRNYA PERADABAN ISLAM DAN PENYEBAB


HANCURNYA MASA PERADABAN EMAS ISLAM

Disusun Oleh :

1. Netty Novia
2. Nurul Faizah
3. Shendy Ariyuni
4. Shilviana Lestari
5. Siti Nur Anisah
6. Surayya Bages

Kelas : Lombok Utara

PROGRAM STUDY S1 KEBIDANAN STIKES HAMZAR LOMBOK


TIMUR TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan Mengucap rasa syukur kehadirat Allah SWT. yang hanya dengan rahmat serta
petunjuk-nya, penulis berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul  “ Pemicu Lahirnya
Peradaban Islam dan Penyebab Hancurnya Masa Peradaban Emas Islam ”  Untuk memenuhi
tugas mata kuliah Kewirausahaan Dalam Kebidanan.
Dalam penulisan ini tidak lepas dari pantauan bimbingan saran dan nasehat dari berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kapada yang terhormat
dosen Pembimbing yang telah memberikan tugas dan kesempatan kepada kami untuk membuat
dan menyusun makalah ini. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan
serta nasehat  hingga tersusunnya makalah ini hingga akhir.
Karena keterbatasan ilmu dan pengalaman, penulis sadar masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang berkaitan dengan penyusunan
makalah Pemicu Lahirnya Peradaban Islam dan Penyebab Hancurnya Masa Peradaban Emas
Islam ini akan penulis terima dengan senang hati untuk menyempurnakan penyusunan makalah
tersebut.
Semoga makalah  ini dapat bermanfaat bagi semua
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Makalah......................................................................................................2
D. Manfaat Makalah……………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Pemicu Lahirnya Peradaban Islam.........................................................................3
B. Faktor Pendukung Perkembangan Pemikiran dan Peradaban................................4
C. Penyebab Hancurnya Peradaban Emas Islam …………......…………………....7

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………..10


A. Kesimpulan...........................................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ektensi peradaban manusia dapat menentukan kemajuan atau kemunduran sebuah
peradaban itu sendiri. Kemajuan atau kemunduran tersebut dapat dilihat dan dianalisa dari
berbagai aspek sudut pandang, salah satu faktor yang menjadi unsur pembentukan sebuah
peradaban yaitu sudut pandang yang dapat berupa sumber daya manusia, pemimpin dan
gaya kepemimpinan yang digunakan untuk mengatur segala urusan masyarakatnya di
dalam wilayah kekuasaannya. Peradaban yang diartikan sebagai suatu yang merupakan
bukan bagian dari kebutuhan pokok melainkan hal-hal yang berada di luar kebutuhan
pokok manusia.
Munculnya pemikiran Islam sebagai cikal bakal kelahiran peradaban Islam pada
dasarnya sudah ada pada awal pertumbuhan Islam, yakni sejak pertengahan abad ke-7 M,
ketika masyarakat Islam dipimpin oleh Khulafa’ al-Rasyidin. Kemudian mulai
berkembang pada masa Dinasti Umayyah, dan mencapai puncak kejayaannya pada masa
Dinasti Abbasiyah. Ketinggian peradaban Islam pada masa Dinasti Abbasiyah merupakan
dampak positif dari aktifitas “kebebasan berpikir” umat Islam kala itu yang tumbuh subur
ibarat cendawan di musim hujan. Setelah jatuhnya Dinasti Abbasiyah pada tahun 1258 M,
peradaban Islam mulai mundur. Hal ini terjadi akibat dari merosotnya aktifitas pemikiran
umat Islam yang cenderung kepada ke-jumud-an (stagnan). Setelah berabad - abad umat
Islam terlena dalam “tidur panjangnya”, maka pada abad ke-18 M mereka mulai tersadar
dan bangkit dari stagnasi pemikiran untuk mengejar ketertinggalannya dari dunia luar
(Barat/Eropa).
Perkembangan pemikiran dan peradaban Islam ini karena didukung oleh para
khalifah yang cinta ilmu pengetahuan dengan fasilitas dan dana secara maksimal,
stabilitas politik dan ekonomi yang mapan. Hal ini seiring dengan tingginya semangat
para ulama dan intelektual muslim dalam melaksanakan pengembangan ilmu
pengetahuan agama, humaniora dan eksakta melalui gerakan penelitian, penerjemahan
dan penulisan karya ilmiah di berbagai bidang keilmuan. Kemudian gerakan karya nyata
mereka di bidang peradaban artefak.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pemicu Lahirnya Peradaban Islam ?
2. Apa Faktor Pendukung Perkembangan Pemikiran dan Peradaban?
3. Apa Penyebab Hancurnya Masa Peradaban Emas Islam ?

C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui Pemicu Lahirnya Peradaban Islam
2. Mengetahui Faktor Pendukung Perkembangan Pemikiran dan Peradaban
3. Mengetahui Penyebab Hancurnya Masa Peradaban Emas Islam

D. Manfaat Makalah
1. Untuk Mahasiswa
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang Pemicu Lahirnya Peradaban Islam, faktor
pendukung perkembangan pemikiran dan peradaban serta hancurkan Masa Peradaban
Islam
2. Untuk Pembaca
Untuk menambah wawasan tentang Pemicu Lahirnya Peradaban Islam, faktor
pendukung perkembangan pemikiran dan peradaban serta hancurkan Masa Peradaban
Islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemicu Lahirnya Peradaban Islam


Dalam sejarah perkembangan pemikiran Islam, pada mulanya tumbuh dan
berkembang pemikiran rasional, namun kemudian berkembang pula pola pemikiran
tradisional, yaitu pola pemahaman yang mengandalkan pemahaman para ulama masa lalu
untuk menghadapi permasalahan-permasalahan yang dihadapi pada masanya. Pola
pemikiran rasional berkembang pada zaman klasik Islam, terutama pada masa Dinasti
Umayyah dan Abbasiyah. Sedangkan pola pemikiran tradisional berkembang pada zaman
pertengahan Islam, yaitu setelah habisnya masa Dinasti Abbasiyah hingga abad 18 M.
Pola pemikiran rasional berkembang dipengaruhi oleh persepsi tentang tingginya
kedudukan akal manusia di kalangan umat Islam pada saat itu. Persepsi ini sejalan dengan
persepsi yang sama dalam peradaban Yunani yang ada di daerah-daerah Islam zaman
klasik. Daerah-daerah tersebut antara lain kota Aleksandria di Mesir, Yundisyapur di Irak,
Anthakia di Syiria dan Bactra di Persia. Di kota-kota tersebut memang telah berkembang
pola pemikiran rasional dari peradaban Yunani (Saiful Muzani (ed), 1995: 7).
Secara etimologi, istilah pemikiran berasal dari kata benda “fikir”, kata kerjanya
“berfikir” (thinking). Awalnya berasal dari bahasa Arab “fakara-yafkuru-fikran”. Dalam
bahasa Indonesia, huruf “f” diubah dengan huruf “p” dan jadilah kata “pikir”. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “pikir” berarti apa yang ada dalam hati, akal budi,
ingatan, angan-angan; kata dalam hati, pendapat dan pertimbangan (Tim Prima Pena, tth.:
611). Secara terminologi, pemikiran dapat didefinisikan sebagai satu aktivitas kekuatan
rasional (akal) yang ada dalam diri manusia, berupa qolbu, ruh, atau dzihnun, dengan
pengamatan dan penelitian untuk menemukan makna yang tersembunyi dari persoalan
yang dapat diketahui, atau untuk sampai kepada hukum-hukum, atau hubungan antara
sesuatu. Pemikiran juga dapat didefinisikan sebagai rangkaian ide yang berasosiasi
(berhubungan) atau daya usaha reorganisasi (penyusunan kembali) pengalaman dan
tingkahlaku yang dilaksanakan secara sengaja. Kemudian, yang dimaksud pemikiran
Islam ialah kegiatan umat Islam dalam mencari hubungan sebab akibat atau asal mula
dari suatu materi ataupun esensi serta renungan terhadap sesuatu wujud, baik materinya
maupun esensinya, sehingga dapat diungkapkan hubungan sebab dan akibat dari sesuatu
materi atau esensi, asal mula kejadiannya serta substansi dari wujud atau eksistensi
sesuatu yang menjadi objek pemikiran tersebut.
3
Pemikiran Islam merupakan gagasan atau buah pikiran pemikir-pemikir Islam atau
ulama yang bersumber dari al-Quran dan al-Sunnah untuk menjawab persoalan-persoalan
manusia dan masyarakat yang timbul. Adapun istilah peradaban secara etimologi
(bahasa), M.Abdul Karim dalam bukunya Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam (2009:
33-34) mengemukakan bahwa akar kata peradaban adalah adab berasal dari bahasa Jawa
Kawi (bahasa Jawa Kuno) yang merupakan peranakan dari bahasa Sangsekerta yaitu kata
adob yang berarti kesopanan, hormat menghormati, budi bahasa, etiket dan lain-lain.
Lawan dari beradab adalah biadab, yakni tidak tau adat dan sopan santun. Kata peradaban
ini juga dapat dijumpai dalam bahasa Arab, seperti dalam istilah al-adaab almaaidah yang
artinya tata perilaku/kesopanan di meja makan. Adab berarti sopan, kesopanan,
kehalusan, dan kebaikan budi pekerti (tingkah laku).
Terkait dengan peradaban Islam. Menurut Badri Yatim, peradaban Islam adalah
terjemahan dari kata Arab al-hadhaarah al-Islaamiyah. Kata ini sering juga diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia dengan kebudayaan Islam. Padahal kata kebudayaan dalam
bahasa Arab adalah al-tsaqaafah. Di Indonesia, sebagaimana di Arab dan di Barat (Eropa
dan Amerika) masih banyak orang yang menyinonimkan kata kebudayaan dan peradaban
(Badri Yatim, 2004: 1).

B. Faktor Pendukung Perkembangan Pemikiran dan Peradaban


Perkembangan pemikiran dan peradaban memiliki keterkaitan antara yang satu
dengan lainnya. Perkembangan pemikiran melahirkan peradaban, demikian juga
sebaliknya, perkembangan peradaban dapat melahirkan pemikiran.
Jika dilihat dari segi pemikiran Islam, dapat dinyatakan bahwa perkembangan
pemikiran Islam disebabkan oleh berbagai faktor – faktor tersebut diantaranya ialah :
a. Pertama :
Sebagai usaha untuk memahami atau mengambil istinbath (intisari atau
pengajaran) hukum-hukum agama mengenai hubungan manusia dengan
penciptanya dalam masalah ibadah. Juga hubungan sesama manusia dalam
masalah muamalah. Masalah ini menyangkut persoalan ekonomi, politik, sosial,
undang-undang dan lain-lain.
b. Kedua :
Sebagai usaha untuk mencari jalan keluar (solusi) dari berbagai persoalan
kemasyarakatan yang belum ada pada zaman Rasulullah Saw dan zaman sahabat,
atau untuk memperbaiki perilaku tertentu berdasarkan ajaran Islam.
4
c. Ketiga :
Sebagai penyelaras atau penyesuaian antara prinsip-prinsip agama Islam dan
ajaran-ajarannya dengan pemikiran asing (di luar Islam) yang berkembang dan
mempengaruhi pola pemikiran umat Islam.
d. Keempat
Sebagai pertahanan untuk menjaga kemurnian akidah Islam dengan menolak
akidah atau kepercayaan lain yang bertentangan dengan ajaran Islam, dan
menjelaskan akidah Islam yang sebenarnya.
e. Kelima :
Untuk menjaga prinsip-prinsip Islam agar tetap utuh sebagaimana yang telah
diajarkan oleh Rasulullah Saw untuk dilaksanakan oleh umat Islam sepanjang
masa hingga akhir zaman.
Perkembangan pemikiran dan peradaban umat Islam mencapai puncak kejayaannya
pada masa Dinasti Abbasiyah. Untuk mencapai kejayaan tersebut, tergambar bahwa
strategi dan aktivitas yang efektif dilakukan oleh para Khalifah Dinasti Abbasiyah
adalah:
a. Pertama :
Keterbukaan. Jika dibandingkan dengan masa kekhalifahan Umayyah yang sangat
membatasi diri dengan pihak luar, keadaan pemerintah Dinasti Abbasiyah
sebaliknya. Bentuk pemerintahan Dinasti Umayyah lebih menonjol kepada
pemerintahan Arab, sedangkan politik Dinasti Abbasiyah merupakan pemerintahan
campuran dari segala bangsa.
b. Kedua :
Kecintaan pada ilmu pengetahuan. Pada masa Dinasti Abbasiyah, ilmu pengetahuan
Islam banyak digali oleh para ulama (intelektual) Islam. Sebab para Khalifahnya
sangat senang dengan ilmu pengetahuan. Karena itu dinasti ini sangat besar jasanya
dalam memajukan peradaban Islam di mata dunia.
c. Ketiga :
Toleran dan akomodatif. Corak kehidupan orang-orang Abbasiyah lebih banyak
meniru tata cara kehidupan bangsa Persia. Pada masa ini kebudayaan Persia
berkembang sangat maju, sebab bangsa Persia mempunyai kedudukan yang baik di
kalangan keluarga istana. Banyak orang Persia yang dipilih untuk mengendalikan
pemerintahan Dinasti Abbasiyah (Yunus Ali Al Muhdar & Bey Arifin, 1983: 135).

5
Peradaban Emas Islam ( Bayt al Hikmah) terdapat Faktor-faktor intern sebagai berikut :

a. Terciptanya stabilitas politik kemakmuran ekonomi dan adanya dukungan


dari khalifah Abbasiyah, karena mempunyai kecenderungan
kepada ilmu pengetahuan, sebagai pendorong utama laju
berkembangnya lembaga Bayt al Hikmah sejak masa khalifah al Ma’mun. Khalifah
ini selalu berupaya mendukung kegiatan Bayt al Hikmah, seperti memberi
penghargan tinggi bagi sarjana-sarjana yang mempunyai reputasi yang tinggi dan
bidangnya. Ia telah memberikan gaji yang cukup tinggi kepada para penerjamah
yang ditugaskan di Bayt al Hikmah.
b. Adanya kebebasan keintektualan dan interaksi positif antara orang- orang Arab
Muslim dan non-Muslim, serta toleransi dan suasana penuh keterbukaan.
c. Adanya respon umat Islam terhadap usaha pengembangan Ilmu pengetahuan
yang diikuti dengan adanya semangat keagamaan dan disertai pemikiran
yang rasional.
d. Menurut Azzumardi Azra dalam bukunya; Esei-esei Intelektual Muslim dan
Pendidikan Islam Tinggi yang mengatakan:
“Kemajuan pendidikan seperti yang ada di Bayt al Hikmah ini, disamping didorong
ajaran-ajarannya Islam yang menuntut penganutnyau ntuk
mengembangkan ilmu pengetahuan, juga karena
kemampuan masyarakat mewujudkan situasi keilmuan yang dinamis. Pendidikan
tinggi Islam tidak bersifat eksklusif, ia terbuka terhadap pikiran-pikiran non-
muslim. Objektifitas keilmuan yang direfleksikan dengan penerimaan diktum-
diktum ilmiah secra kritis melalui perdebatan-perdebatan intelektual meratakan
jalan bagi kemajuan pikiran Islam. Pendidikan tinggi Islam sebagai pusat intelektual
tidak berubah menjadi “menara gading” yang steril dan terasing
dari lingkungan masyarakatnya. Ia responsif terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi di lingkungan yang mengitarinya. Sebagaimana terlihat, ia terbuka bagi
setiap pencinta ilmu, tanpa dibarengi oleh birokrasi-birokrasi dan formalitas yang
ketat” (Azra, 1998).
e. Adanya pertentangan di kalangan kaum muslimin sendiri dan terpecahnya mereka
menjadi golongan-golongan, di mana tiap-tiap golongan berusaha untuk
mempertahankan wujud dirinya, dan memerlukan bahan-bahan perdebatan. Hal ini

6
terjadi antara Mu’tazilah dan golongan Ahlu Sunnah wal Jama’ah (Hanafi, 1990:
41).
f. Situasi politik saat itu, dimana setiap tokoh yang berkuasa harus bisa mengambil
hati rakyatnya agar tetap menaruh simpati pada pemimpinnya. Itulah para khalifah
Abbasiyah telah mengalihkan perhatian rakyat pada
pentingnya ilmu pengetahuan yang memang begitu diminati masyarakat Arab pada
waktu itu.
g. Terpadunya peranan Bayt al Hikmah sebagai lembaga penerjemahan, akademi,
perpustakaan dan observatorium, menyebabkan lembaga tersebut dapat
mengoptimalkan perannya dalam transmisi ilmu pengetahuan.

Sedangkan beberapa faktor intern yang berperan besar dalam pendirian dan
pengembangan Bayt al Hikmah ini adalah:

1. Adanya kesepakatan antara Kaisar Romawi dan Khalifah al Ma’mun yang isinya telah


memperkenankan kepada khalifah al ma’mun untuk menjalin berbagai buku langka
peninggalan Yunani kono yang ada di wilayah imperium Romawi dan membawa
buku-buku tersebut ke Bayt al Hikmah di Bagdad.
2. Kesediaan orang-orang Kristen Nestorius untuk bekerja di Bayt al Hikmah
dan membantu khalifah dalam menerjemahkan buku-buku asing tersebut ke dalam
bahasa Arab seperti yang telah dilakukan oleh Hunain bin Ishaq dan murid-muridnya.
3. Muncul dan berkembangnya pemikiran Yunani dan Persia yang sangat
mempengaruhi model pemerintahan khalifah Abbasiyah (Mahmudunnasir, 1991).
Sebab pemikiran tersebut sangat mendukung untuk mmeperkenalkan idealnya
manusia mengenai pengukuhan diri kalangan aristokrasi. Seorang aristokrat haruslah
seorang yang menguasai berbagai bidang pengetahuan, kepustakaan, sejarah, filsafat,
dan agama (Lapidus, 1999).

C. Penyebab Hancurnya Peradaban Emas Islam


Penyebab Keruntuhan dan Perlunya Reformasi merupakan hasil perjalanan
intelektual Umer Chapra dalam menyelami ilmu sejarah, sosiologi, dan politik secara
sekaligus. sebab-sebab kemunduran kaum muslimin, akar krisis di dunia Islam, dan
perlunya usaha reformasi serta aspek penting lainnya seputar peradaban Islam dalam
konteks milieu global. menekankan aspek asal mula tantangan yang bersifat multi
dimensi, mengintegrasikan dimensi moral dan spiritual, material dan teknologi.
7
Banyak faktor yang menyebabkan runtuhnya peradaban Islam, khususnya di akhir
kekhalifahan Utsmani yang berpusat di Istanbul, Turki. Faktor-faktor tersebut antara lain
karena umat Islam mulai meninggalkan ajaran Islam, larut dalam kesenangan duniawi.
Dari para elite sampai masyarakat tenggalam dalam kubangan syahwat hedonisme dan
materialisme. Pelanggaran terhadap syariat Islam menjadi sesuatu yang lumrah sehingga
membuka pintu merebaknya aliran sesat, bid’ah, syirik, dan khurafat.
Oleh sebab maksiat dan pelanggaran syariat Islam yang merajalela, loyalitas kepada
Allah, lalu berubah menjadi disloyalitas. Celakanya, loyalitas justru ditunjukkan kepada
para penantang Islam. Inilah pertalian sebab akibat yang menghubungkan antara satu
pelanggaran syariat Islam dengan pelanggaran lainnya, yang berujung pada berkurang
atau bahkan hilangnya loyalitas kepada Allah Swt.
Sejarah perkembangan peradaban Islam, periode klasik (650-1258 M) eraini adalah
masa kemajuan, keemasan dan kejayaan islam. Periode ini di bagi menjadi 2 fase yaitu :
1. Fase Ekspansi integrasi dan pusat kemajuan

Masa ini berlangsung pada 650-1000 M dengan daerah penyebaran Islam yang makin
luas, melalui Afrika utara sampai ke Spanyol di bumi bagian barat. Islam juga melalui
Persia sampai ke india di bumi sebelah timur. Di Masa inilah perkembangan ilmu
pengetahuan , agama, Bahasa dan lain-lain mencapai puncak nya. Era ini juga
menghasilkan ulama besar misal Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi'i dan
Imam Ibn Hambal dalam bidang Fiqh.

2. Fase disintegrasi

Era pada kurun waktu 1000 - 1250 M ini mulai mengalami kemunduran. Kekuasaan
khalifah menurun, hingga akhirnya Baghdad dirampas dan dihancurkan Hulagu Khan
pada tahun 1258 M.

Faktor lain kemunduran peradaban Islam  Selain tiga faktor tersebut, masih ada
beberapa faktor lainnya yang menjadi penyebab mundurnya peradaban Islam, yakni:
Adanya Perang Salib dan serangan dari Mongolia sebagai faktor eksternal Perang Salib
yang terjadi sekitar 1096 hingga 1270 dan serangan Mongolia pada 1220 hingga 1300 an
juga menjadi salah satu penyebab kemunduran peradaban Islam. Faktor ekologis di

8
negara Islam yang cenderung gersang Hal ini menyebabkan penduduk negara tersebut
tidak hanya terfokus di satu kawasan saja. Perdagangan Islam internasional mengalami
kemunduran Saat perdagangan Islam internasional sedang tidak berlangsung dengan
baik, kekuatan barat mulai muncul. Sehingga pos perdagangan di negara Islam mayoritas
dikuasai oleh negara barat

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan pemikiran dan peradaban Islam dari zaman klasik, pertengahan dan
modern karena didukung oleh beberapa faktor, di antaranya adalah; adanya sikap terbuka,
toleran dan akomodatif kaum muslimin terhadap hegemoni pemikiran dan peradaban
asing yang sudah maju, adanya rasa cinta umat Islam kepada ilmu pengetahuan, lahirnya
budaya akademik di seluruh lapisan masyarakat, banyaknya cendikiawan muslim yang
berkiprah dalam pemerintahan dan lembaga sosial kemasyarakatan.
Perkembangan pemikiran dan peradaban Islam ditandai dengan berkembangnya
lembaga-lembaga pendidikan yang sangat pesat, yang dimulai pada masa Dinasti Umayah
dan puncak kemajuannya pada masa Dinasti Abbasiyah.
Perkembangan pemikiran dan peradaban Islam memiliki dampak signifikan terhadap
kehidupan umat Islam. Dampak positif ini tidak hanya ada pada dunia Islam, bahkan
memiliki pengaruh kuat terhadap kemajuan peradaban dunia internasional pada
umumnya, dari masa klasik hingga era modern.

B. Saran

Peradaban lahirnya dan hancurnya tentang islam , disini kita dapat belajar tentang
perjalanan lahirnya pekembangan peradaban islam.dari masa ke masa.

10
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir, 2009, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah.

Hamzah, Abu Bakar, 1964. Sejarah Kebudayaan Islam, Kota Bharu: Pustaka Aman Press.

Hasjmi, A., 1993, Sejarah Kebudayaan Islam, cet.IV, Jakarta: Bulan Bintang.

Karim, M.Abdul, 2009, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, cetakan II, Sleman
Yogyakarta: Penerbit Pustaka Book Publisher.

Muzani, Saiful (ed), 1995, Islam Rasional, Gagasan dan Pemikiran Prof. Dr. Harun Nasution,
cet. III, Bandung: Mizan.

Muntoha dkk, 2002, Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta: UII Press.

Muhdar, Yunus Ali Al & Bey Arifin, 1983, Sejarah Kesusastraan Arab, Jakarta: Bina Ilmu.

https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/23/181029169/faktor-kemunduran-peradaban-
islam.

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5846535/sejarah-perkembangan-peradaban-islam-
dalam-tiga-periode-klasik-modern.

https://aceh.tribunnews.com/2017/01/06/runtuhnya-peradaban-islam.

11

Anda mungkin juga menyukai