Anda di halaman 1dari 8

ANALISA PROBLEMATIKA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN

PERSOALAN MENTALITAS SERTA SOLUSINYA

Dosen Pengampu: Nurlaili, MA

Disusun Oleh :

1. Dea Noverya Kesturi (2251030167)


2. Hani Nurjanah (2251030055)
3. Cindi Fadilah (2251030278)
4. M. Ikham Apriansyah (2251030205)

5. Fadli Izzulhaq (2251030180)

Kelas: Akuntansi Syariah A PRODI


AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1444H/2022M

1
ANALISA PROBLEMATIKA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN
PERSOALAN MENTALITAS SERTA SOLUSINYA

A. Kondisi Perekonomian Dan Mentalitas Masyarakat


Saat ini perekonomian sedang mengalami banyak permasalahan salah satunya
adalah kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah yang harus diatasi dan menjadi
tantangan bagi setiap negara dan masyarakat. Islam juga memandang kemiskinan
sebagai penyakit yang harus disembuhkan. Karena kemiskinan dekat dengan
kekufuran. Salah satu instrumen pengentasan kemiskinan yang efektif adalah dengan
melakukan pemberdayaan masyarakat. Yang dimaksud dengan pemberdayaan
masyarakat adalah cara dan metode yang digunakan individu, kelompok dan
komunitas sehingga mereka menjadi mampu mengelola lingkungan dan mencapai
tujuan mereka sendiri,dan dengan demikian mampu bekerja dan membantu satu sama
lain untuk memaksimalkan kualitas hidup mereka.
Bicara masalah kemiskinan bukan merupakan isu baru, melainkan merupakan
isu yang seolang abadi sepanjang jaman. Betapa menggelisahkannya pada era yang
sudah semakin canggih, kemiskinan masih saja tetap dominan. Kemajuan jaman
dapat di ekspresikan melalui ilmu pengetahuan dan teknologi, disatu sisi hanyalah
memberikan konstribusi kesejahteraan pada sebagian kecil penduduk dunia,
sementara dinegara-negara berkembang termasuk Indonesia masih terbelenggu
kemiskinan dari berbagai lini kehidupan1. Berbagai upaya yang dilakukan oleh
pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan, tetapi strategi yang dianggap paling
tepat untuk mengurangi angka kemiskinan yaitu melalui strategi pemberdayaan
masyarakat miskin. Melalui pemberdayaan masyarakat dapat berpartisipasi mulai dari
identifikasi kebutuhan, proses perencanaan, perumusan program sampai kepada
evaluasi program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik
secara ekonomi, sosial, budaya dan politik.

1
Ras A. (2013). Pemberdayaan Masyarakat sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan. Socius, vol. XIV.
hal. 59.
2
Kondisi perekonomian dapat mempengaruhi mentalitas seseorang. Semakin
rendahnya perekonomian seseorang maka mentalitasnya juga akan menurun karena
adanya kesenjangan sosial dan perbedaan ekonomi. Selain itu, mentalitas juga dapat
mempengaruhi kemajuan ataupun kelanjutan hidup seseorang. Kondisi mentalitas
yang buruk juga dapat menghambat proses pemberdayaan masyarakat. Oleh karena
itu, diperlukannya upaya untuk mengatasi persoalan mentalitas.

B. Solusi Pemberdayaan Masyarakat terhadap Kemiskinan Dan Persoalan


Mentalitas
Masalah diatas dapat diatasi dengan adanya Pemberdayaan Masyarakat. Islam
sendiri menaruh perhatian yang besar terhadap masalah kemiskinan. Islam
memandang kemiskinan sebagai hal yang harus diatasi, bahkan Rasulullah pernah
bersabda bahwa kemiskinan adalah sesuatu yang dapat mendekatkan diri kepada
kekufuran.
Al Quran kemudian menawarkan sebuah solusi guna mengubah kesenjangan
dalam rizki tersebut menjadi sumber kebaikan dan kerukunan. Al Quran banyak
mengandung ayat-ayat yang mengajak manusia untuk bersama-sama berkontribusi
memberdayakan masyarakatnya guna mengentaskan kemiskinan. Pemberdayaan
masyarakat merupakan salah satu instrumen pengentasan kemiskinan yang efektif
karena dalam program pemberdayaan masyarakat didorong untuk mengubah diri
mereka sendiri dan dilatih untuk mandiri. Islam sangat mendorong dan menganjurkan
pemeluknya untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan. Program pemberdayaan
masyarakat sejalan dengan semangat Islam dan umatnya untuk menjadi agama yang
rahmatan lil ‘alamin. Islam mempunyai visi agar pemeluknya menjadi agen penyebar
rahmat Allah dimuka bumi ini. Allah SWT berfirman:

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat

3
bagi seluruh alam” (QS. Al Anbiya [21]:107)2.

Untuk itu, ada beberapa langkah yang perlu diperhitungkan dalam pemberdayaan
masyarakat miskin (Nugroho, 2001:195-197) yaitu:
1. Pemberdayaan masyarakat merupakan prasyarat mutlak bagi upaya
penanggulangan kemiskinan. Pemberdayaan ini bertujuan untuk menekan perasaan
ketidakberdayaan atau impotensi masyarakat miskin bila berhadapan dengan struktur
social dan politis.
2. Setelah kesadaran kritis muncul, upaya memutus hubungan ekspoitatif terhadap
lapisan orang miskin perlu dilakukan.
3. Tanamkan rasa kesamaan dan berikan gambaran bahwa kemiskinan bukan
merupakan takdir tetapi sebagai penjelmaan dari kontruksi social.
4. Merealisasi perumusan pembangunan dengan melibatkan masyarakat miskin secara
penuh.
5. Perlu pembangunan social dan budaya bagi masyarakat miskin.
6. Restribusi infrastruktur pembagunan yang lebih merata3.

Salah satu contoh pemberdayaan masyarakat dalam Islam adalah perintah


Zakat dan Infaq. Zakat selain merupakan ibadah dalam rangka ber-taqarrub kepada
Allah, juga mempunyai dimensi sosial berupa pemberdayaan masyarakat dankeluarga
miskin. Zakat juga dapat difungsikan untuk memeratakan pendapatan, dan
mengurangi kesenjangan perekonomian.

Allah SWT berfirman

2
Sany, U.(2019). Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakatdalam Perspektif Al Qur’an. Jurnal Ilmu
Dakwah. Volume 39 No 1. hal.33.
3
Ras A. (2013). Pemberdayaan Masyarakat sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan. Socius, vol. XIV.
hal. 61.

4
Artinya: “Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan
sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang itu
sungguh, Allah Maha Mengetahui.” (QS. Ali Imran [3]:92)

Sejumlah kajian empiris menunjukkan bahwa zakat dapat berperan secara efektif
mengurangi angka kemiskinan mustahiqnya.
Di antara berbagai sarana pemberdayaan masyarakat, zakat mempunyai salah
satu potensi terbaik untuk dapat difungsikan dan dimanfaatkan masyarakat luas.
Tetapi di sisi lain, pengelolaan zakat di Indonesia masih memerlukan pembenahan
dan peningkatan. Hal ini karena zakat tidak dapat difungsikan sebagai sarana
pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan secara maksimal jika “kue”
zakat yang dibagi masih kecil. Oleh karena itu perlu upaya untuk memperbesar “kue”
tersebut dengan memperluas basis muzakki dalam rangka meningkatkan penerimaan
zakat.
Al Ghazali ketika berbicara mengenai cara menghimpun dan mengelola zakat,
berpendapat bahwa pengelolaan zakat harus ditangani oleh institusi khusus (‘amilin)
yang independen dan jauh dari intervensi pemerintah dan pengadilan (Indra, 2017).
Mubasirun (2013) mengemukakan beberapa model penggunaan zakat yang dapat
diaplikasikan dalam program pemberdayaan masyarakat. Model penggunaan yang
bersifat konsumtif antara lain;

1. Bantuan biaya hidup


2. Bantuan biaya Pendidikan
3. Bantuan biaya kesehatan4.

4
Sany, U.(2019). Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakatdalam Perspektif Al Qur’an. Jurnal Ilmu
Dakwah. Volume 39 No 1. hal. 37-39.

5
Selanjutnya pemberdayaan masyarakat harus menanamkan kemandirian pada diri
masyarakat yang diberdayakan. Hal ini guna menghindari tumbuhnya ketergantungan
pada pemerintah atau organisasi yang melaksanakan pemberdayaan. Masyarakat yang
diberdayakan lebih mengetahui potensi dan kebutuhan mereka sehingga mereka bisa
mengelola pelaksanaan pemberdayaan tersebut sesuai dengan kebutuhan. Masyarakat
yang diberdayakan sepatutnya membentuk sendiri sebuah organisasi yang
mengarahkan dan memandu jalannya pemberdayaan. Menyerahkan kontrol
pelaksanaan pemberdayaan kepada pihak luar dapat menimbulkan ketergantungan
dan justru mengganggu penanaman daya yang diinginkan (Moeljadi, et. al, 2018).
penjelasan ini telah ditegaskan Allah dalam Al Quran

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum
mereka mengubah keadaan mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki
keburukan pada suatu kaum maka niscaya tidak ada yang mampu menolaknya, dan
sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS. Ar-Ra’d[13]:11).

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah tidak akan mengubah keadaan dan
martabat suatu masyarakat, kecuali mereka mengubah keadaan mereka sendiri.
Manusia diminta untuk berusaha meningkatkan kompetensi dan bekerja keras demi
mengubah nasib mereka sendiri. Ayat ini juga mendorong kemandirian dalam jiwa
masyarakat. Tujuan pemberdayaan adalah menjadikan masyarakat dan komunitas
penerima program pemberdayaan mampu mengubah nasib mereka dan meningkatkan
kesejahteraan dan taraf hidup mereka. Derajat keberdayaan yang pertama adalah
kesadaran dan keinginan untuk berubah (Firmansyah, 2012). Tanpa keinginan untuk
memperbaiki diri, masyarakat akan sulit untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya5.

5
Sany, U.(2019). Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakatdalam Perspektif Al Qur’an. Jurnal Ilmu
Dakwah. Volume 39 No 1. hal. 37.

6
Untuk mengurangi hambatan pada proses pemberdayaan , mentalitas masyarakat
juga perlu diperhatikan agar masyarakat dapat terus mengikuti perkembangan
jaman. Pembentukan karakter positif adalah kunci keberhasilan proses
pemberdayaan. Pembentukan mentalitas dapat dilakukan dengan melakukan hal-hal
positif pada diri kita sendiri. Masyarakat harus disadarkan bahwa Islam mendorong
pemeluknya untuk berusaha mencari rizki Allah yang tersebar di muka bumi . Allah
telah menjamin rizki setiap makhluknya, jika mereka berusaha dan bertawakkal.
Begitulahdidikan dan arahan Rasulullah SAW untuk menjadikan umat Islam sebagai
insan- insan yang terhormat dan terpandang, bukan umat yang lemah dan pemalas.

C. Penutup
Bagaimana pemberdayaan masyarakat terkait persoalan mentalitas dalam
perekonomian? Pemberdayaan masyarakat menjadikan masyarakat dan komunitas
penerima program pemberdayaan mampu mengubah nasib mereka dan meningkatkan
kesejahteraan dan taraf hidup mereka. Derajat keberdayaan yang pertama adalah
kesadaran dan keinginan untuk berubah. Tanpa keinginan untuk memperbaiki diri,
masyarakat akan sulit untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya.
Islam memandang aktivitas ekonomi secara positif, semakin banyak manusia
terlibat dalam aktivitas ekonomi maka semakin baik, sepanjang tujuan dari prosesnya
sesuai dengan ajaran islam. Ketakwaan kepada Tuhan tidak berimplikasi pada
penurunan produktivitas ekonomi, sebaliknya justru membawa seseorang untuk lebih
produktif. Kekayaan dapat mendekatkan kepada Tuhan selama diperoleh dengancara-
cara yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pemberdayaan masyarakat dapat berjalan
dengan lancar apabila kita bisa mengatasi kemiskinan dan persoalan mentalitasnya,
karena keduanya saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. untuk mengatasi
persoalan mentalitasnya maka kita harus mengatasi kemiskinannya, dan untuk
mengatasi kemiskinannya kita harus menggunakan pemberdayaan masyarakatnya.

7
Referensi:
1. Ras A. (2013). Pemberdayaan Masyarakat sebagai Upaya Pengentasan
Kemiskinan. Socius, vol. XIV.
2. Sany, U.(2019). Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakatdalam Perspektif
AlQur’an. Jurnal Ilmu Dakwah. Vol. 39
3. Nugraha J. (2022). “Kesehatan Mental Menurut Islam”.
https://m.merdeka.com/jateng/kesehatan-mental-menurut-islam-berikut-
penjelasan-lengkapnya-kln.html (diakses pada Minggu, 18 Desember 2022)

Anda mungkin juga menyukai