Transportasi
Disusun Oleh:
1. Alokasikan komoditi dimulai dari pojok kiri atas dan berakhir di pojok
kanan bawah.Alokasikan komoditi sesuai dengan kebutuhan/permintaan
dan kapasitas yang tersedia.
2. Setelah alokasi untuk C11 dilakukan, alokasi dilakukan pada baris atau
kolom lain.
Tuju
Sumbe an Kapasita
r Malan Semarang Jakarta s
g
Matarm 125 4 165 2 7 290
aja
Majapah 1 250 8 130 6 380
it
Malabar 5 3 230 9 230
Kebutuh 125 415 360 900
an
Keterangan :
1. Alokasi C11 dengan memperhatikan jumlah kapasitas dan kebutuhan
(125 ; 290). Minimum 125, maka untuk C11 dialokasikan sebanyak 125.
2. Ketika 125 produk dialokasikan pada C11, ternyata kebutuhan pada
baris pertama sebanyak 290 belum terpenuhi, dan kebutuhan (kolom
pertama) sudah terpenuhi, sehingga terjadi kelebihan jumlah kapasitas
pada sumber pertama, maka akan dialokasikan sebanyak 165 untuk C12.
3. Ketentuan tersebut, dilakukan sampai semua persediaan telah
dialokasikan dan semua kebutuhan telah terpenuhi.
4. Total biaya = Jumlah (biaya dikalikan dengan alokasi)
= (125x4) + (165x2) + (250x8) + (130x6) + (230x9)
= 5.680
Analisis :
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode NWC,
Matarmaja didistribusikan ke Malang sebanyak 125 dan ke Semarang
sebanyak 165. Majapahit didistribusikan ke Semarang dan Jakarta masing-
masing 250 dan 130. Sedangkan Malabar didistribusikan ke Jakarta
sebanyak 230. Total biaya transportasi yang dikeluarkan PT. KAI adalah
sebesar 5.680
2. METODE LC (LEAST COST) / BIAYA MINIMUM
Langkah – Langkah LC sebagai berikut :
1. Alokasikan ke sel yang mempunyai biaya terkecil. Jika terdapat sel yang
memiliki biaya terkecil yang sama besar, maka pilih salah satu.
2. Kurangi dengan baris persediaan dan kolom permintaan, jika sudah nol,
maka eliminasi baris atau kolom tersebut.
Contoh Soal :
Tuju
Sumber an Kapasitas
Mala Semar Jakar
ng ang ta
Matarm X 4 290 2 X 7 2
aja 9
0
Majapa 125 1 X 8 255 6 3
hit 8
0
Malabar X 5 125 3 105 9 2
3
0
Kebutuh 125 4 360 9
an 1 0
5 0
Penyelesaian:
1. Pada contoh soal, biaya terkecil terletak pada C21, sehingga sel ini adalah
yang diprioritaskan terlebih dahulu, dengan kebutuhan dan kapasitas (125 ;
380) = dengan minimum 125. Kemudian sisa kebutuhannya dialokasikan
ke sel lain.
2. 2.Kemudian biaya terkecil kedua terletak pada C12, sehingga sel ini adalah
yang diprioritaskan yang ke dua, dengan kebutuhan dan kapasitas (415 ;
290) = dengan minimum 290. Kemudian sisa kapasitasnya dialokasikan ke
sel lain
3. Kemudian berlanjut ke biaya terkecil berikutnya, yaitu C32, dst.
4. Alokasi dihentikan jika jumlah persediaan telah dihabiskan dan jumlah
permintaan telah terpenuhi
5. Total Biaya = Jumlah (biaya dikalikan dengan alokasi)
= (290x2) + (125x1) + (255x6) + (125x3) + (105x9) = 3.555
3. METODE APROKSIMASI VOGEL (VAM)
Proses VAM dapat diringkas sebagai berikut:
1. Menghitung selisih biaya terkecil dengan biaya terkecil berikutnya untuk
setiap baris dan kolom
2. Setelah memperoleh nilai selisih untuk tiap kolom dan baris, pilih biaya
yang selisih terbesar yang ada pada baris dan kolom tersebut. Kemudian
alokasikan sebanyak mungkin ke sel yang memiliki biaya terkecil pada
baris atau kolom terpilih.
3. Buat tabel pengalokasian untuk barang dari sumber ke tujuan, dengan
memperhatikan jumlah kapasitas yang tersedia pada kolom atau baris yang
bersangkutan dengan jumlah permintaan yang harus dipenuhi atau belum
dipenuhi pada baris atau kolom tersebut. Hapuslah baris dan kolom
apabila persediaan sudah dialokasikan atau permintaan yang sudah
terpenuhi.
4. Ulangi langkah pertama, jika jumlah persediaan belum dialokasikan
sepenuhnya, maka masih terdapat kekurangan persediaan.
Contoh Soal :
Tuj
Sumber uan Kapasitas
Mal Semar Jakar
ang ang ta
Matarm X 4 290 2 X 7 2
aja 9
0
Majapa 125 1 X 8 255 6 3
hit 8
0
Malabar X 5 125 3 105 9 2
3
0
Kebutuh 125 4 360 9
an 1 0
5 0
Penyelesaian :
Tabel 1 :
Tuju
Sumber an Kapasit Selis
Malan Semaran Jakarta as ih
g g
Matarm X 4 2 7 290 4-
aja 2=2
Majapa 1 1 8 6 380 6-
hit 2 1=5
5
Malabar X 5 3 9 230 5-
3=2
Kebutuh 1 41 3 900
an 2 5 6
5 0
Selisih 4-1=3 3- 7-6=1
2=1
Tabel 2 :
Tujuan Kapasit Selis
Sumber Malan Semarang Jakarta as ih
g
Matarmaja X 4 2 7 2 7-
9 2=5
0
Majapahit 1 1 8 6 3 8-
2 8 6=2
5 0
Malabar X 5 23 3 X 9 2 9-
0 3 3=6
0
Kebutuhan 1 415 3 9
2 6 0
5 0 0
Selisih - 3-2=1 7-6=1
Tabel 3 :
Tujun
Sumber Kapasit Selis
Malang Semarang Jakarta as ih
Matarmaj X 4 185 2 1 7 2 7-
a 0 9 2=
5 0 5
Majapahi 12 1 X 8 2 6 3 8-
t 5 5 8 6=
5 0 2
Malabar X 5 230 3 X 9 2 -
3
0
Kebutuha 12 4 360 9
n 5 1 0
5 0
Selisih - 8-2 = 6 7-6=1
persamaan
3. Menghitung indeks perbaikan dan memilih titik tolak perbaikan.
Indeks perbaikan adalah nilai dari kotak yang kosong.
Memilih titik tolak perubahan:
– Kotak yang mempunyai indeks perbaikan negatif berarti bila diberi
alokasi akan mengurangi jumlah biaya pengangkutan. Bila nilainya
positif berarti pengisian akan menyebabkan kenaikan biaya
pengangkutan
– Kotak yang merupakan titik tolak perubahan adalah kotak yang
indeksnya bertanda negatif dan angkanya besar. Dalam contoh
ternyata yang memenuhi syarat adalah kotak HA dengan nilai -20.
pengurangan biaya per unit yang lebih besar dari pada penambahan
biaya per unitnya. Untuk mempermudah penjelasan, berikut ini akan
diberikan sebuah contoh. Suatu perusahaan mempunyai tiga pabrik di
W, H, O. Dengan kapasitas produksi tiap bulan masing- masing 90
ton, 60 ton, dan 50 ton; dan mempunyai tiga gudang penjualan di A,
B, C dengan kebutuhan tiap bulan masing- masing 50 ton, 110 ton,
dan 40 ton. Biaya pengangkutan setiap ton produk dari pabrik W, H, O
ke gudang A, B, C adalah sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA