kaos kaki yang melayani customers dengan cara menghasilkan kaus kasi dengan brand
sendiri yaitu Marel Sport yang di desain secara eksklusif dengan kualitas premium dan
juga menghasilkan kaus kaki yang sesuai dengan pesanan yang diinginkan oleh customers
internal yang cukup baik terkait pengelolaan persediaan bahan baku. Pengendalian yang
baik itu berupa adanya SOP sebagai acuan pelaksanaan aktivitas pengelolaan persediaan
memiliki SOP yang harus dijalankan. SOP yang digunakan PT Marel dalam proses
No Keterangan
Nawar harga ke supplier
4 a. Menghubungi supplier via phone atau email untuk
nawar harga, lihat nomor telepon di data PO
b. Harga yang ditawar usahakan lebih rendah dari harga
yang diminta pimpinan
c. Menerima jawaban supplier lewat telp atau email
Acc deal harga ke pimpinan
a. Mengajukan ke pimpinan harga yang disetujui
supplier
5 b. Pimpinan akan mengacc harga atau meminta nawar
kembali
c. Jika masih di minta nawar, tawar lagi. Sampai harga
disetujui pimpinan
Membuat PO
a. Buka data D→inputan wati →PO 2015→PO kaos
kaki 2015 pajak/non pajak
6 b. Jika pimpinan ke luar kota jika harga sudah di acc
bisa buat draft PO, buka data D→Inputan wati→PO
2015→Draft PO kaos kaki pajak/non pajak
c. Print PO→Ctrl P→Pilih printer Lx-300+
Tanda tangan pimpinan dan bagiam yang meminta untuk
7 crosscek
a. Po yang sudah di print di tanda tangani
b. Serahkan admin aksesoris untuk di cek agar tidak ada
kesalahan pesanan
c. Jika sudah benar minta tandatangan admin aksesoris
Gambar 2. Flowchart penyimpanan bahan baku, penerimaan barang masuk, suplai barang, dan pengiriman barang
Sumber : PT Marel Sukses Pratama
Flowchart dalam Gambar 2 menggambarkan alur kerja pengelolaan bahan baku perusahaan mulai dari penerimaan barang,
penyimpanan barang,
nal Control Questionnaires (ICQ) – Persediaan
B. Catatan lain:
...................................................................
...................................................................
...................................................................
C. Kesimpulan penilaian (Baik,
Sedang, Buruk)?
D. Revisi kesimpulan penilaian (lampiran
alasannya)
Diaudit oleh:
Lili Nitari
Kepada
Di Yogyakarta
Saya telah melakukan audit atas kegiatan pengelolaan persediaan bahan baku
pata PT Marel Sukses Pratama Yogyakarta untuk periode februari-maret 2018. Audit
operasional tidak dimaksudkan untuk memberi pendapat atas kewajaran laporan
keuangan perusahaan dan oleh karena itu saya tidak akan memberikan pendapat atas
laporan keuangan tersebut. Audit operasional yang saya lakukan hanya mencakup
kegiatan pengelolaan persediaan bahan baku yang ada pada PT Marel. Audit ini
dimaksudkan untuk menilai efektivitas pada kegiatan pengelolaan persediaan bahan baku
yang dilakukan dan akan memberikan saran perbaikanatas kelemahan prosedur yang
ditemukan selama masa audit. Melalui audit ini juga diharapkan perusahaan dapat
mewujudkan perbaikan atas kekurangan yang telah ditemukan untuk dapat meningkatkan
efektivitas pada kegiatan pengelolaan persediaan bahan baku yang dimiliki perusahaan
Sesuai hasil audit, aktivitas pengelolaan persediaan bahan baku sudah dilakukan
dengan efektif, namun dalam pelaksanaanya masih terdapat kekurangan yang terjadi dan
berpotensi menimbulkan kerugian.
Hasil audit terperinci akan saya sajikan dalam bentuk laporan narrative audit
yang meliputi:
Bab I : Informasi dan Latar Belakang
Bab II : Ruang Lingkup Audit
Bab III : Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit
Bab IV : Rekomendasi
4. Auditor
Rekomendasi
Perusahaan telah memiliki pengendalian internal yang cukup baik terkait dengan
perusahaan dalam mengurangi kecurian, kebakaran, dan kerusakan yang terjadi pada
umumnya.
adanya pemisahan kelompok persediaan dan sistem keamanan yang memadai, yakni
adanya cctv dan sprinkle kebakaran. Selain itu, persediaan juga diawasi oleh penjaga
gudang dan hanya petugas gudang saja yang diperbolehkan memasuki gudang.
Namun perusahaan tidak mengatur bahan baku secara rapi dan tertib dikarenakan
kapasitas gudang masih terlalu kecil. Barang slow moving juga hanya dipisahkan oleh
karton tidak dipisahkan tempat penyimpanannya dari bahan baku yang masih bagus
untuk digunakan.
a. Memiliki departemen atau divisi khusus yang berkaitan dengan fungsi audit
agar tetap dapat melakukan evaluasi dan perbaikan untuk masa yang akan
datang.
penyimpanan dan pengeluaran bahan baku yang jelas secara tertulis, dan