Esti Widyaningsih-120110180058
Lusi-120110180060
EXPENDITURE CYCLE
b. IDENTIFIKASI AKTIVITAS
1. Permintaan Pembelian
Aktivitas ini dimulai dengan masing-masing outlet mengecek jumlah persediaan
yang masih tersedia di dapur dan apa saja yang sudah habis dan harus segera
dibeli kemudian melaporkan kepada departemen produksi. Setelah mengetahui
jumlah persediaan, departemen produksi membuat permintaan pembelian dalam
bentuk purchase requisition yang di dalamnya terdapat jenis dan jumlah bahan
baku yang harus dibeli. Sweet Bakery Co. menggunakan sistem Just In Time
sehingga meminimalisir jumlah inventory yang berada di dapur dengan
melakukan penyesuaian dengan kebutuhan dan jadwal produksi yang sudah
disusun sebelumnya. Kemudian purchase requisition akan dikirimkan kepada
departemen Finance & Controlling untuk disetujui.
2. Pemesanan Barang
Pemesanan akan dilakukan oleh departemen Finance & Controlling sesuai
dengan purchase requisition yang sudah disetujui sebelumnya dalam bentuk
purchase order. Sweet Bakery Co. memiliki pemasok tetap yang memiliki
jadwal untuk mengirimkan bahan baku ke tiap outlet perusahaan. Dengan
begitu kualitas dari bahan baku terjamin dan juga akan sesuai dengan harga
yang sudah disetujui sejak awal kontrak dengan pemasok. Kemudian purchase
order akan kembali dikonfirmasi oleh bagian produksi.
3. Penerimaan Barang
Ketika bahan baku yang dipesan sebelumnya sudah tiba, maka departemen
produksi akan menerima konfirmasi dari outlet yang kemudian akan
disesuaikan dengan tagihan yang diterima. Jika sudah sesuai dengan permintaan
pembelian dan tagihan yang diterima, maka departemen produksi akan
melakukan konfirmasi kepada departemen Finance & Controlling untuk
kemudian dilakukan pembaruan pada akun utang jika dilakukan secara hutang.
4. Pembayaran
Pada setiap tanggal tertentu, perusahaan akan melakukan pelunasan terhadap
hutang yang ada. Jumlah yang dibayarkan sesuai dengan jumlah yang tertera
pada akun hutang yang telah diperbarui. Jika kas sudah dikeluarkan dan
diberikan kepada pemasok, maka kembali dilakukan pembaharuan pada akun
utang untuk menghapus jumlah hutang yang sudah dibayarkan. Tidak lupa bukti
transaksi di dokumentasikan.
d. RISK RESPONSE
i. Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pembuatan permintaan
pembelian, setiap persediaan sebaiknya menggunakan barcode agar
mempermudah dalam perhitungan. Dengan begitu ketika pemeriksaan fisik
pegawai dapat melakukan penyesuaian dengan informasi jumlah persediaan
yang ia miliki. Selain itu dilakukannya pemisahan tugas antara orang yang
membuat permintaan dan melakukan pembelian juga dapat meminimalisir
terjadinya kesalahan seperti pembelian bahan baku yang tidak diperlukan dan
harga yang melambung.
ii. Untuk memastikan pemasok yang dipilih dapat diandalkan, pastikan bahwa
pemasok memiliki sertifikat kualitas. Selain itu kinerja pengiriman pemasok
harus terus diawasi.
iii. Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam penerimaan barang, maka
pengecekan kembali jumlah bahan baku yang diterima dengan permintaan
pembelian harus dilakukan oleh pegawai yang menerima bahan baku. Pegawai
yang menerima bahan baku harus jelas identitasnya dan menandatangani
dokumen penerimaan. Setelah itu dokumen dikirimkan kepada departemen
Finance & Controlling untuk kembali dilakukan konfirmasi. Ketika melakukan
pembaharuan akun, rekonsiliasi catatan utang yang detail dengan akun kontol
general ledger harus dilakukan.
iv. Untuk menghindari resiko terjadinya kesalahan seperti membayar barang yang
tidak dipesan, maka perusahaan mensyaratkan bahwa seluruh faktur pemasok
dicocokan dengan dokumen pendukung yang sudah diakui oleh departemen
produksi. Selain itu, untuk menghindari terjadinya duplikasi pembayaran
diadakan kebijakan untuk membayar hanya dari salinan asli atas faktur
pemasok.
e. AKTIVITAS PENGENDALIAN
i. Flowchart
ii. Dekomposisi Diagram