Anda di halaman 1dari 14

ANALISA DATA PROGRAM INDONESIA SEHAT – PENDEKATAN KELUARGA

(PIS-PK) PUSKESMAS PAGUYAMAN TAHUN 2018


Makassar, 12 Februari 2019
Oleh:  I Wayan Yasa, SKM, M.Kes *), Muhammad Hasan, SKM, M.Si **)
(Kepala Puskesmas Paguyaman Kabupaten  Boalemo  & Widyaiswara MUda
BBPK Makassar)
RINGKASAN
Telah dilakukan pendataan PIS-PK Tahun 2018 terhadap 4034 KK yang tersebar di 11
Desa yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Paguyuman Kabupaten Boalemu yaitu
Desa Tangkobu, Desa Rejonegoro, Desa Sosial, Desa Kuala Lumpur, Desa
Molombulahe, Desa Wonggahu, Desa Tenilo, Desa Hulawa, Desa Balate Jaya, Desa
Girisa dan Desa Karya Murni.
Nilai IKS Puskesmas Paguyuman adalah 0,09. Sementara nilai IKS 11 desa yang
termasuk wilayah kerja Puskesmas Paguyuman berkisar antara 0,03 – 0,13.
Mengacu pada Indeks Keluarga Sehat (IKS), berarti capaian IKS Puskesmas
Paguyuman dan 11 desa wilayah kerjanya tersebut dikategorikan Tidak Sehat ( IKS <
0,500) . Masalah Kesehatan di Puskesmas Paguyuman –dengan mengacu pada
cakupan < 30% – adalah ASI Ekslusif, Hipertensi dan Tidak Merokok.
Identifikasi masalah kesehatan perlu dipertajam lagi untuk mendapatkan prioritas
masalah kesehatan yang perlu mendapatkan alokasi anggaran dari Puskesmas
Paguyuman. Setelah melakukan skoring dengan Metode USG+F maka prioritas
masalah yang perlu segera ditanggulangi dan diberi alokasi penganggaran adalah : ASI
Ekslusif dan Hipertensi. Hasil cakupan PIS-PK kedua program tersebut juga
mempunyai cakupan yang rendah hanya 1% dan 10%. Hingga menimbulkan
kesenjangan masalah yang cukup tinggi masing-masing : 99 % dan 90 %.
 A. PENDAHULUAN
Dalam program keluarga sehat, cara kerja puskesmas tidak hanya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga diluar
gedung melaluikunjungan rumah/keluarga di wilayah kerjanya. Sehingga program
keluarga sehat merupakan program dengan pendekatan pelayanan terintegrsi
antaraUpaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
yang berkesinambungan dengan target keluarga serta didasari oleh data dan informasi
dari profil kesehatan keluarga.
Atas penjelasan tersebut, program ini berupaya meningkatkan aksesibilitas keluarga
terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif dalam mendukung
pencapaian standar pelayanan minimal, mendukung pelaksanaan JKN dan mendukung
tercapainya Program Indonesia Sehat.
Sasaran utama Program keluarga sehat di wilayah kerja Puskesmas adalah   keluarga.
Kegiatannya di fokuskan kepada kunjungan keluarga dengan memperhatikan indikator
program prioritas, pada: Perbaikan Gizi, Penurunan AKI & AKB dan, Pengendalian
Penyakit Menular. Program lainnya adalah Pengendalian Penyakit Tidak Menular, dan
Kesehatan Lingkungan.
Program keluarga sehat yang telah dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan
mengacu kepada 12 Indikator keluarga sehat sebagai berikut : Keluarga mengikuti KB,
ibu bersalin di fasilitas kesehatan dan Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap. Progam
lainnya adalah Bayi diberi ASI ekslusif selama 6 bulan, pertumbuhan balita dipantau
tiap bulan serta Penderita TB berobat sesuai standar. Juga Penderita Hipertensi
berobat teratur, Gangguan Jiwa berat ditelantarkan dan Tidak ada anggotaa keluarga
yang merokok. Selain itu keluarga memiliki/memakai air bersih,keluarga
memiliki/memakai jamban sehat serta sekeluarga menjadi anggota
JKN. (sumber Health Policy Unit Kementerian Kesehatan 2015).
 
Puskesmas Paguyaman merupakan salah satu puskesmas yang ada di wilayah
Kecamatan Paguyaman , Kabupaten Boalemo dengan luas wilayah 220. 928 km2.
aguyaman memiliki 11 Desa wilayah kerja dengan jumlah penduduk 18.145 jiwa
Secara administrative wilayah kerja Puskesmas Paguyuman terdiri dari 11 desa wilayah
kerja yang terdiri dari daratan, persawahan, dan pegunungan. dengan jumlah penduduk
18.145 jiwa
Batas wilayah sebelah utara dengan Kecamatan Tolangohula Kab Gorontalo, sebelah
timur dengan dengan Kecamatan Boliyohuto Kab Gorontalo sebelah selatan dengan
Kecamatan Boliyohuto Kab Gorontalo sebelah barat dengan berbatasan dengan
kecamatan Dulupi Kab. Boalemo.
 
Tujuan umum penulisan laporan adalah mendapatkan gambaran lengkap Hasil PIS-PK
di Puskesmas Paguyaman. Sedangkan tujuan khusus adalah : Mendapatkan data dan
analisis hasil IKS RT/RW di Puskesmas Paguyuman; Mendapatkan data dan hasil
analisis Cakupan Program IKS RT/RW di Puskesmas Paguyumani; Mengidentifikasi
masalah kesehatan dan solusinya di wilayah kerja Puskesmas Paguyuman
serta .Menentukan prioritas masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Paguyuman.
 
1. HASIL dan ANALISIS HASIL
 
1. IKS 11 Desa Wilayah Kerja Puskesmas Paguyaman
Telah dilakukan pendataan PIS-PK di di wilayah kerja Puskesmas Paguyuman
Kabiupaten Bualemo.Wilayah Kerja Puskesmas Paguyuman terdiri dari 11 Desa yaitu
yaitu Desa Tangkobu, Rejonegoro, Sosial, Kualalumpur, Molombulahe, Wonggahu,
Tenilo,Hulawa, Balate Jaya, Girisa dan Karya Murni. Keluarga yang telah didata
sebanyak 4034 KK dari 4402 KK (92%).
Dari 11 desa di wilayah kerja Puskesmas Paguyuman, capaian status Keluarga Sehat
terbaik diperoleh oleh Desa Molombulahe dengan IKS 0,129 disusul Desa Sosial dan
Desa Hulawa dengan IKS masing-masing 0,124 dan 0,120. Sedangkan capaian
terendah didapat Desa Balate Jaya dan Desa Girisa dengan IKS masing-masing (0,030
dan 0,025).
Mengacu pada Indeks Keluarga Sehat (IKS), berarti capaian IKS dari 11 desa tersebut
dikategorikan Tidak Sehat ( IKS < 0,500) .Status ini merupakan tingkatan paling rendah
dari IKS. Status IKS tertinggi adalah Keluarga Sehat dengan IKS > 0.800, selanjutanya
Keluarga Pra Sehat dengan IKS antara 0,500-0.800.
 
 
1. Masalah Kesehatan di Puskesmas Paguyuman
1. Desa Tangkobu
Nilai IKS dari Desa Tangkubu adalah 0,060 yang berarti -menurut indicator IKS-
dikategorikan tidak sehat.Terdapat 452 keluarga di desa dengan cakupan keluarga
yang disurvei mencapai 92%. Hasil survey menunjukkan 36% Keluarga   yang berstatus
tidak Sehat dan 57 %    keluarga yang berstatus Pra Sehat. Sementara 7 % yang
berstatus sehat.
36 % dengan status tidak sehat terdiri dari 150 keluarga yang perlu prioritas intervensi   
untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga dapat berkontribusi untuk
meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 30%) adalah sbb: KB, ASI Ekslusif
dan Hipertensi serta Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program tersebut adalah
26%, 0%, 11% dan 22%).
Secara garis besar masalah kesehatan di Desa Tangkobu   yang perlu prioritas
intervensi tindaklanjut berdasarkan informasi diatas adalah: KB, ASI Ekslusif dan
Hipertensi serta Tidak Merokok dengan besaran masalah masing-masing 74%,
100%,89% dan 78%.
Prioritas intervensi program hendaknya dilakukan pada keluarga dengan kategori Pra
Sehat yang mendominasi IKS di Desa Tangkobu. Namun demikian perlu juga dilakukan
intervensi khusus kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan
pendekatan per keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS
keluarga tersebut menjadi Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program
kesehatan.
 
1. Desa Rejonegoro
Nilai IKS dari Desa Rejonegoro adalah 0,090 yang berarti -menurut indicator IKS-
dikategorikan tidak sehat. Terdapat 372 keluarga di desa Rejonegoro dengan cakupan
keluarga yang disurvei mencapai 84%. Hasil survey menunjukkan 26% Keluarga   yang
berstatus tidak Sehat dan 65 %   keluarga yang berstatus Pra Sehat. Sementara 9%
yang berstatus sehat.
Persentase 26% dengan status IKS tidak sehat terdiri dari 80 keluarga yang perlu
prioritas intervensi   untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga diharapkan
dapat berkontribusi secara signifikan meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 30%) adalah sbb: ASI Ekslusif,
Hipertensi, Gangguan Jiwa serta Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program
tersebut adalah 0%, 4%, 0% dan 28%).
Secara garis besar masalah kesehatan di Desa Rejonegoro   yang perlu prioritas
intervensi tindaklanjut berdasarkan informasi diatas adalah: ASI Ekslusif, Hipertensi,
Gangguan Jiwa serta Tidak Merokok dengan besaran masalah masing-masing 100%,
96%,100% dan 72%.
Prioritas intervensi program hendaknya dilakukan pada keluarga dengan kategori Pra
Sehat yang mendominasi IKS di Desa Rejonegoro. Intervensi khusus perlu juga
dilakukan kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan metode
pendekatan per keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS
keluarga tersebut menjadi Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program
kesehatan.
 
1. Desa Sosial
 
Nilai IKS dari Desa Sosial adalah 0,124 yang berarti -menurut indicator IKS-
dikategorikan tidak sehat.. Terdapat 372 keluarga di desa Sosial dengan cakupan
keluarga yang disurvei mencapai 93 %. Hasil survey menunjukkan 16% Keluarga   yang
berstatus tidak Sehat dan 72 %   keluarga yang berstatus Pra Sehat. Sementara 12 %
yang berstatus sehat.
Persentase 16% dengan status IKS tidak sehat terdiri dari 55 keluarga yang perlu
prioritas intervensi   untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga diharapkan
dapat berkontribusi secara signifikan meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 30%) adalah sbb: ASI Ekslusif,
Hipertensi, dan Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program tersebut adalah 6%,
13% dan 28%).
Secara garis besar masalah kesehatan di Desa Sosial   yang perlu prioritas intervensi
tindaklanjut berdasarkan informasi diatas adalah: ASI Ekslusif, Hipertensi dan Tidak
Merokok dengan besaran masalah masing-masing 94%,87% dan 72%.
Prioritas intervensi program hendaknya dilakukan pada keluarga dengan kategori Pra
Sehat yang mendominasi IKS di Desa Sosial. Intervensi khusus juga perlu dilakukan
kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan metode pendekatan per
keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS keluarga tersebut
menjadi Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program kesehatan.
 
1. Desa Kuala Lumpur
Nilai IKS dari Desa Kuala Lumpur dalah 0,070 yang berarti -menurut indicator IKS-
dikategorikan tidak sehat. Terdapat 414 keluarga di desa Kuala Lumpur dengan
cakupan keluarga yang disurvei mencapai 89 %. Hasil survey menunjukkan 27%
Keluarga   yang berstatus tidak Sehat dan 66 %   keluarga yang berstatus Pra Sehat.
Sementara 7 % yang berstatus sehat.
Persentase 27% dengan status IKS tidak sehat terdiri dari 99 keluarga yang perlu
prioritas intervensi   untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga diharapkan
dapat berkontribusi secara signifikan meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 30%) adalah sbb: ASI Ekslusif,
Hipertensi, dan Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program tersebut adalah 6%,
13% dan 28%).
Secara garis besar masalah kesehatan di Desa Kuala Lumpur   yang perlu prioritas
intervensi tindaklanjut berdasarkan informasi diatas adalah: ASI Ekslusif, Hipertensi dan
Tidak Merokok dengan besaran masalah masing-masing 94%, 87% dan 72%.
Prioritas intervensi program hendaknya dilakukan pada keluarga dengan kategori Pra
Sehat yang mendominasi IKS di Desa Kuala Lumpur. Intervensi khusus juga perlu
dilakukan kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan metode
pendekatan per keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS
keluarga tersebut menjadi Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program
kesehatan.
 
1. Desa Molombulahe
Nilai IKS dari Desa Molombulahe dalah 0,129 yang berarti -menurut indicator IKS-
dikategorikan tidak sehat. Terdapat 599 keluarga di desa Molombulahe dengan
cakupan keluarga yang disurvei mencapai 97%. Hasil survey menunjukkan 16%
Keluarga   yang berstatus tidak Sehat dan 71 %   keluarga yang berstatus Pra Sehat.
Sementara 13 % yang berstatus sehat.
Persentase 16% dengan status IKS tidak sehat terdiri dari 93 keluarga yang perlu
prioritas intervensi   untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga diharapkan
dapat berkontribusi secara signifikan meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 30%) adalah sbb: ASI Ekslusif,
Hipertensi, Gangguan Jiwa dan Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program
tersebut adalah 0%, 20%,0% dan 24%).
Secara garis besar masalah kesehatan di Desa Molombulahe   yang perlu prioritas
intervensi tindaklanjut berdasarkan informasi diatas adalah: ASI Ekslusif, Hipertensi
Gangguan Jiwa dan Tidak Merokok dengan besaran masalah masing-masing 100%,
80%,100% dan 76%.
Prioritas intervensi program hendaknya dilakukan pada keluarga dengan kategori Pra
Sehat yang mendominasi IKS di Desa Molombulahe. Intervensi khusus juga perlu
dilakukan kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan metode
pendekatan per keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS
keluarga tersebut menjadi Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program
kesehatan.
 
1. Desa Wonggahu
IKS dari Desa Wonggahu dalah 0,075 yang berarti -menurut indicator IKS-
dikategorikan tidak sehat. Terdapat 850 keluarga di desa Wonggahu, yang merupakan
jumlah KK yang terbesar di wilayah kerja Puskesmas Paguyaman dengan cakupan
keluarga yang disurvei mencapai 89%. Hasil survey menunjukkan 21% Keluarga   yang
berstatus tidak Sehat dan 71 %   keluarga yang berstatus Pra Sehat. Sementara 8 %
yang berstatus sehat.
Persentase 21 % dengan status IKS tidak sehat terdiri dari 160 keluarga yang perlu
prioritas intervensi   untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga diharapkan
dapat berkontribusi secara signifikan meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 30%) adalah sbb: ASI Ekslusif,
Hipertensi dan Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program tersebut adalah 0%,
7% dan 23%).
Secara garis besar masalah kesehatan di Desa Wonggahu   yang perlu prioritas
intervensi tindaklanjut berdasarkan informasi diatas adalah: ASI Ekslusif, Hipertensi dan
Tidak Merokok dengan besaran masalah masing-masing 100%, 93%,dan 77%.
Prioritas intervensi program hendaknya dilakukan pada keluarga dengan kategori Pra
Sehat yang mendominasi IKS di Desa Wonggahu. Intervensi khusus juga perlu
dilakukan kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan metode
pendekatan per keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS
keluarga tersebut menjadi Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program
kesehatan.
 
1. Desa Tenilo
Nilai IKS dari Desa Tenilo dalah 0,087 yang berarti statusnya tidak sehat. Terdapat 339
keluarga di desa Tenilo, dengan cakupan keluarga yang disurvei mencapai 99%.
Tertinggi dibandingkan cakupan survey di desa lain., Hasil survey menunjukkan 28%
Keluarga   yang berstatus tidak Sehat dan 63 %   keluarga yang berstatus Pra Sehat.
Sementara 9 % yang berstatus sehat.
Persentase 29 % dengan status IKS tidak sehat terdiri dari 93 keluarga yang perlu
prioritas intervensi   untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga diharapkan
dapat berkontribusi secara signifikan meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 30%) adalah sbb: ASI Ekslusif,
Hipertensi dan Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program tersebut adalah 0%,
7% dan 23%).
Secara garis besar masalah kesehatan di Desa Tenilo   yang perlu prioritas intervensi
tindaklanjut berdasarkan informasi diatas adalah: ASI Ekslusif, Hipertensi dan Tidak
Merokok dengan besaran masalah masing-masing 100%, 93% dan 87%.
Prioritas intervensi program hendaknya dilakukan pada keluarga dengan kategori Pra
Sehat yang mendominasi IKS di Desa Tenilo. Intervensi khusus juga perlu dilakukan
kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan metode pendekatan per
keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS keluarga tersebut
menjadi Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program kesehatan.
1. Desa Hulawa
Nilai IKS dari Desa Hulawa dalah 0,120 yang berarti -menurut indicator IKS-
dikategorikan tidak sehat. Terdapat 286 keluarga di desa Hulawa,   dengan cakupan
keluarga yang disurvei mencapai 91%. Tertinggi dibandingkan cakupan survey di desa
lain., Hasil survey menunjukkan 20% Keluarga   yang berstatus tidak Sehat dan 68%  
keluarga yang berstatus Pra Sehat. Sementara 12% yang berstatus sehat.
Persentase 12 % dengan status IKS tidak sehat terdiri dari 52 keluarga yang perlu
prioritas intervensi   untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga diharapkan
dapat berkontribusi secara signifikan meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 30%) adalah sbb: ASI Ekslusif,
Hipertensi dan Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program tersebut adalah 0%,
4% dan 25%).
Secara garis besar masalah kesehatan di Desa Hulawa   yang perlu prioritas intervensi
tindaklanjut berdasarkan informasi diatas adalah: ASI Ekslusif, Hipertensi dan Tidak
Merokok dengan besaran masalah masing-masing 100%, 96% dan 75%.
Prioritas intervensi program hendaknya dilakukan pada keluarga dengan kategori Pra
Sehat yang mendominasi IKS di Desa Hulawa. Intervensi khusus juga perlu dilakukan
kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan metode pendekatan per
keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS keluarga tersebut
menjadi Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program kesehatan.
1. Desa Balate Jaya
Nilai IKS dari Desa Balate Jaya dalah 0,030 yang berarti -menurut indicator IKS-
dikategorikan tidak sehat. Terdapat 248 keluarga di Balate Jaya,   dengan cakupan
keluarga yang disurvei mencapai 93%. Hasil survey menunjukkan 39% Keluarga   yang
berstatus tidak Sehat dan 58%   keluarga yang berstatus Pra Sehat. Sementara 3%
yang berstatus sehat.
Persentase 39 % dengan status IKS tidak sehat terdiri dari 89 keluarga yang perlu
prioritas intervensi   untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga diharapkan
dapat berkontribusi secara signifikan meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 30%) adalah sbb: ASI Ekslusif,
Hipertensi, Gangguan Jiwa dan Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program
tersebut adalah 0%, 4%, 0% dan 16%).
Secara garis besar masalah kesehatan di Desa Balate Jaya   yang perlu prioritas
intervensi tindaklanjut berdasarkan informasi diatas adalah: ASI Ekslusif, Hipertensi
Gangguan dan Tidak Merokok dengan besaran masalah masing-masing 100%,
96%,100% dan 84%.
Prioritas intervensi program kesehatan Puskesmas hendaknya dilakukan pada keluarga
dengan kategori Pra Sehat yang mendominasi IKS di Desa Balate Jaya. Intervensi
khusus juga perlu dilakukan kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan
metode pendekatan per keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS
keluarga tersebut menjadi Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program
kesehatan.
 
1. Desa Girisa
Nilai IKS dari Desa Girisa adalah 0,025 yang berarti -menurut indicator IKS-
dikategorikan tidak sehat. Terdapat 252 keluarga di Desa Girisa,   dengan cakupan
keluarga yang disurvei mencapai 97%. Hasil survey menunjukkan 31% Keluarga   yang
berstatus tidak Sehat dan 66%   keluarga yang berstatus Pra Sehat. Sementara 3%
yang berstatus sehat.
Persentase 31 % dengan status IKS tidak sehat terdiri dari 76 keluarga yang perlu
prioritas intervensi   untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga diharapkan
dapat berkontribusi secara signifikan meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 30%) adalah sbb: ASI Ekslusif,
Hipertensi, Gangguan Jiwa dan Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program
tersebut adalah 0%, 10%, 0% dan 18%).
Secara garis besar masalah kesehatan di Desa Girisa   yang perlu prioritas intervensi
tindaklanjut berdasarkan informasi diatas adalah: ASI Ekslusif, Hipertensi Gangguan
dan Tidak Merokok dengan besaran masalah masing-masing 100%, 90%,100% dan
82%.
Prioritas intervensi program kesehatan Puskesmas hendaknya dilakukan pada keluarga
dengan kategori Pra Sehat yang mendominasi IKS di Desa Girisa. Intervensi khusus
juga perlu dilakukan kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan metode
pendekatan per keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS
keluarga tersebut menjadi Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program
kesehatan.
 
 
1. Desa Karya Murni
Nilai IKS dari Desa Karya Murni adalah 0,075 yang berarti -menurut indicator IKS-
dikategorikan tidak sehat. Terdapat 219 keluarga di Desa Karya Murni,   dengan
cakupan keluarga yang disurvei mencapai 85 %. Hasil survey menunjukkan 18%
Keluarga   yang berstatus tidak Sehat dan 75%   keluarga yang berstatus Pra Sehat.
Sementara 8% yang berstatus sehat.
Persentase 18 % dengan status IKS tidak sehat terdiri dari 33 keluarga yang perlu
prioritas intervensi   untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga diharapkan
dapat berkontribusi secara signifikan meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 30%) adalah sbb: ASI Ekslusif,
Hipertensi, Gangguan Jiwa dan Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program
tersebut adalah 0%, 4%, 0% dan 19%).
Secara garis besar masalah kesehatan di Desa Karya Murni   yang perlu prioritas
intervensi tindaklanjut berdasarkan informasi diatas adalah: ASI Ekslusif, Hipertensi
Gangguan dan Tidak Merokok dengan besaran masalah masing-masing 100%,
96%,100% dan 81%.
Prioritas intervensi program kesehatan Puskesmas hendaknya dilakukan pada keluarga
dengan kategori Pra Sehat yang mendominasi IKS di Desa Karya Murni. Intervensi
khusus juga perlu dilakukan kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan
metode pendekatan per keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS
keluarga tersebut menjadi Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program
kesehatan.
 
1. Puskesmas Paguyuman
Nilai IKS  Puskesmas Paguyuman dari   gabungan 11 desa wilayah kerjanya
adalah 0,085 yang berarti -menurut indicator IKS- dikategorikan tidak sehat. Terdapat
4402 keluarga dari 11 desa di wilayah kerja Puskesmas Paguyuman,   dengan cakupan
keluarga yang disurvei mencapai 92 %. Hasil survey menunjukkan 23% Keluarga   yang
berstatus tidak Sehat dan 67%   keluarga yang berstatus Pra Sehat. Sementara 8%
yang berstatus sehat.
Persentase 23 % dengan status IKS tidak sehat terdiri dari 928 keluarga yang perlu
prioritas intervensi   untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga diharapkan
dapat berkontribusi secara signifikan meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di Puskesmas ini karena
angka cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 30%) adalah sbb: ASI
Ekslusif, Hipertensi dan Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program tersebut
adalah 1%, 10% dan 23%).
Secara garis besar masalah kesehatan di Puskesmas Paguyuman yang perlu prioritas
intervensi tindaklanjut berdasarkan informasi diatas adalah: ASI Ekslusif, Hipertensi dan
Tidak Merokok dengan besaran masalah masing-masing 99%, 96%, 90% dan 77%.
Prioritas intervensi program kesehatan Puskesmas hendaknya dilakukan pada keluarga
dengan kategori Pra Sehat yang mendominasi IKS di Puskesmas Paguyuman (67%).
Intervensi khusus juga perlu dilakukan kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak
Sehat dengan metode pendekatan per keluarga. Intervensi tersebut diharapkan
merubah kategori IKS keluarga tersebut menjadi Sehat melalui peningkatan cakupan
sejumlah program kesehatan.
 
1. Identifikasi Masalah Kesehatan
Identifikasi masalah kesehatan diperlukan mengingat terbatasnya anggaran yang
dibutuhkan untuk mengatasi masalah tersebut. Setelah diidentifikasi maka terdapat
sejumlah masalah kesehatan di setiap desa di wilayah kerja Puskesmas Paguyuman
sebagai berikut:
–        Masalah Kesehatan di Desa Tangkobu adalah KB, ASI Ekslusif dan Hipertensi
serta Tidak Merokok
–        Masalah Kesehatan di Desa Rejonegoro adalah ASI Ekslusif, Hipertensi ,
Gangguan Jiwa serta Tidak Merokok.
–        Masalah Kesehatan di Desa Sosial adalah ASI Ekslusif, Hipertensi dan Tidak
Merokok.
–        Masalah Kesehatan di Desa Kuala Lumpur adalah ASI Ekslusif, Hipertensi dan
Tidak Merokok.
–        Masalah Kesehatan di Desa Molombulahe adalah ASI Ekslusif, Hipertensi,
Gangguan Jiwa dan Tidak Merokok.
–        Masalah Kesehatan di Desa Tenilo adalah ASI EKslusif, Gangguan Jiwa dan
Tidak Merokok.
–        . Masalah Kesehatan di Desa Hulawa adalah ASI EKslusif, Hipertensi dan Tidak
Me rokok.
–        . Masalah Kesehatan di Desa Balate Jaya adalah ASI EKslusif, Hipertensi
Gangguan Jiwa dan Tidak Merokok.
–        . Masalah Kesehatan di Desa Girisa adalah ASI EKslusif, Hipertensi Gangguan
Jiwa dan Tidak Merokok.
–        . Masalah Kesehatan di Desa karya Murni adalah ASI EKslusif, Hipertensi
Gangguan Jiwa dan Tidak Merokok.
–        Masalah Kesehatan di wilayah Kerja Puskesmas Paguyuman (Gabungan dari 11
desa) adalah ASI EKslusif, Hipertensi dan Tidak Merokok.

 
Identifikasi masalah kesehatan perlu dipertajam lagi untuk mendapatkan prioritas
program kesehatan yang perlu diintervensi. Serta mendapatkan alokasi anggaran dari
Puskesmas Paguyaman sesuai dengan Permenkes Nomor 39 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan PIS-PK.
Dasar identifikasi program kesehatan yang bermasalah adalah cakupan PIS-PK kurang
dari 30%. Dengan demikian diperoleh hasil sebagai berikut: ASI Ekslusif, Hipertensi dan
Tidak Merokok,.
 
1. Prioritas Masalah Kesehatan Berdasarkan USG Plus F
Setelah diadakan survey PIS-PK di wilayah kerja Puskesmas Paguyuman Tahun 2018,
diidentifikasi tiga masalah kesehatan yang perlu dijadikan prioritas program untuk
mendapatkan anggaran. Namun karena keterbatasan biaya maka hanya dua program
yang bisa diberikan pembiayaan. Oleh karena itu dibutuhkan skoring dengan metode
USG + F untuk mendapatkan skala prioritas untuk mendapatkan alokasi anggaran
sebagai berikut:
 
 
 
 

NO PRIORITAS MASALAH Cakupan % U S G F NILAI P


TOTAL

1 ASI Ekslusif 1 5 5 5 5 20 1

2 Hipertensi 10 4 4 5 5 18 2

3 Tidak Merokok 23 4 4 4 4 16 3

Keterangan;
U: Urgently    : masalah ini penting untuk diselesaikan
S: Seriosly  : masalh tersebut cukup parah
G: Growthly   :masalah tersebut akan menjadi besar dan menjalar.
F: Feasibility :masalah tersebut mudah diatasi mengacu pada
kemampuan keluarga/RT/RW/Kelurahan.
Skoring dengan menggunakan skala liker dengan skor 1-5
5 = sangat besar
4= besar
3 = sedang
2 = kecil
1 = sangat kecil
 
Setelah melakukan skoring maka prioritas masalah yang perlu segera ditanggulangi
dan diberi alokasi penganggaran adalah : ASI Ekslusif dan Hipertensi. Hasil cakupan
PIS-PK kedua program tersebut juga mempunyai cakupan yang rendah hanya 1 % dan
10%. Hingga menimbulkan kesenjangan yang cukup tinggi masing-masing : 99 % dan
90 %.
Ini berarti Bayi yang medapatkan ASI Ekslusif hanya 1% dan ada 99% bayi belum
mendapatkan. Salah satu bentuk intervensi yang dilakukan adalah Penyuluhan ASI
Ekslusif pemberian insentif bagi Ibu yang memberi ASI Ekslusif.
Sedangkan penderita Hipertensi, berobat secara teratur hanya 10%. Ada sekitar 90 %
penderita hipertensi yang berobat tidak teratur. Sehingga intervensi perlu dilakukan
dalam bentuk penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran minum obat hipertensi
secara teratur.
 
1. PENUTUP
1. KESIMPULAN
2. Indeks Keluarga Sehat (IKS) Puskesmas Paguyuman adalah 0,085
sehingga termasuk dalam kategori “Tidak Sehat”
3. Masalah Kesehatan di Puskesma Paguyuman yang perlu mendapatkan
intervinsi program dan penyediaan anggaran kegiatan Puskesma adalah
ASI Ekslusif, Hipertensi dan Tidak Merokok.
4. Untuk mendapatkan prioritas masalah kesehatan terbatasnya alokasi
anggaran maka digunakan metode USG + F dengan hasil sebagai berikut:
ASI Ekslusif dan Hipertensi.
 
1. SARAN
1. Perlu dilakukan kerjasama antar Pengelola Program Puskesmas
Paguyuman dan lintas sektor terkait dalam meningkatkan status IKS
Puskesmas Paguyuman dari IKS Tidak Sehat menjadi IKS Sehat.
2. Diperlukan Prioritas intervensi tindak lanjut kepada keluarga dengan
kategori IKS Tidak Sehat sehingga dapat meningkat menjadi Kategori IKS
Kategori Sehat.
3. Prioritas program yang perlu segera diintervensi dengan alokasi anggaran
pembiayaan Puskesmas adalah ASI Ekslusif dan Hipertensi.
 
1. UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih diucapkan kepada:
1. Pengelola PIS-PK Puskesmas Paguyuman, Kabupatan Boalemo, Propinsi
Gorontalo
2. Kepala Puskesmas Paguyaman Kabupaten Boalemo Propinsi Gorontalo.
3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boalemo
4. Kepala DInas Kesehatan Propinsi Gorontalo.
Atas bantuannya selama berlangsungnya penulisan artikel ini.
 
REFERENSI
 
1. Data Cakupan PIS-PK Puskesmas Paguyuman Kabupaten Bualemo Propinsi
Gorontalo. Tidak diterbitkan.
2. Panduan Penulisan Laporan PIS-PK tingkat Puskesmas, BBPK Makassar 2018
3. Modul Pelatihan PIS-PK, BPPSDM Kemenkes RI 2016
4. Laporan PIS-PK Pusdatin Kemenkes RI 2018
5. Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen Puskesmas Dengan Pendekatan
Keluarga, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,Tahun 2016
6. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,Tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai