Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan yang ada di Indonesia sudah mengalami banyak


perkembangan. Salah satunya dengan perubahan kurikulum pendidikan. Kurikulum
tidak hanya digunakan sebagai patokan dalam proses belajar tetapi juga digunakan
untuk mengembangkan ide-ide yang tersembunyi di dalam diri siswa. Siswa tidak
harus membaca, mendengar, mendapat, tetapi siswa harus mampu membangun diri
mereka sendiri untuk berkembang melalui pengalaman. Pengalaman siswa didapat
saat siswa mampu membuat dirinya berkontribusi dalam proses belajar.

Membahas tentang teori belajar, ada teori yang diharapkan mampu membawa
siswa berkembang menjadi lebih aktif, kontributif dan adaptif. Teori belajar yang
dimaksud yaitu teori belajar konstruktivisme. Ada apa dengan teori ini sehingga
mampu membuat siswa berkembang? Mengapa teori ini sangat menarik untuk
dipelajari?

Sebelum menjawab pertanyaan- pertanyaan itu, siapakah tokoh


Konstruktivisme itu? Tokoh konstruktivisme ada banyak, salah satunya adalah John
Dewey. Pemikiran beliau banyak dipengaruhi oleh realita kehidupan. Dari banyaknya
pengalaman beliau dalam realitas kehidupan membuat beliau menulis banyak asumsi
tentang pendidikan. Gagasan yang diasumsikan dalam bidang pedidikan yaitu salah
satunya teori belajar konstruktivisme. Teori ini diharapkan mampu membawa siswa
yang aktif dan berkontribusi penuh dalam proses pembelajaran (Sofa, Safitri, 2022)

A. Rumusan Masalah

1. Siapakah John Dewey?

2. Bagaiamana pengertian teori Konstruktivisme menurut John Dewey?

3. Bagaiamana konsep teori Konstruktivisme menurut John Dewey?

4. Bagaiamana implementasi teori Konstruktivisme menurut John Dewey?

5. Bagaiamana metode pengajaran menurut John Dewey?

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mengenal biografi dari John Dewey.

2. Untuk mengetahui pengertian teori Konstruktivisme menurut John Dewey.

3. Untuk mengetahui konsep teori Konstruktivisme menurut John Dewey.

4. Untuk mengetahui implementasi teori Konstruktivisme menurut John Dewey.

5. Untuk mengetahui metode pengajaran John Dewey.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi John Dewey

John dewey adalah seorang filsuf, psikologi, dan pendidikan yang


pemikirannya berasal dari pengalamannya (Peniel C.D. Maiaweng:2009). Beliau
lahir pada tanggal 20 Oktober 1859 M di Burlington Amerika (Harun
Hadiwijaya:2004). Pada masa mudanya John Dewey dikenal memiliki kepribadian
yang pemalu dan suka membaca buku. Pada tahun 1875 beliau mulai memasuki
Universitas Vermont, semasa ia menjadi mahasiswa ia juga termasuk mahasiswa yang
pandai tetapi tidak cemerlang.

John Dewey menjadi seorang pengajar di beberapa sekolah di Penusylvania


dan Vermont setelah ia lulus pada tahun 1879 M. Kemudian John Dewey kembali ke
tempat asalnya yaitu Burlington pada tahun 1881 M, ia disana juga meneruskan
profesi nya sebagai pengajar. Selain itu, Semasa ia pulang ia juga belajar privat
dengan mantan gurunya mengenai dunia filsafat. Johan Dewey mengikuti atas apa
saran dari mantan gurunya tersebut yaitu melanjutkan pendidikannya di Universitas
John Hopkins. Di Universitas tersebut John Dewey mempelajari psikologi
eksperimental, logika dan filsafat. Ia menyelesaikan studinya dan berhasil
mendapatkan gelar PH. d pada tahun 1884. Kemudian ia mendedikasikan dirinya di
beberapa perguruan tinggi yang ada di Amerika, salah satunya di Universitas
Michigan.

Pada tahun 1894 John Dewey dipercaya untuk menjadi pemimpin divisi
filsafat di universitas chicago, ia juga mendirikan laboratorium school di tahun 1896
(Frederick Copleston S.J:1966). Ide-ide John Dewey sangat dipengaruhi oleh
kenyataan hidupnya sehingga membuatnya mempunyai berbagai esensi dari beberapa
bidang (Siti Sarah:2018). Karena perkembangan ide nya yang primer maka Ia tidak
hanya menjadi bagian dari filsafat profesional, namun juga terlibat dalam bidang
ekonomi, psikologi, antropologi, dan hukum.

John Dewey meninggal pada 1 Juli 1952 di New York (William D. Halse,
dkk:1987). Semasa hidupnya John Dewey mampu membuat karya berupa 40 buku
dan 700 an artikel (John Dewey:1955). Karya-karya tersebut berpengaruh pada ragam
pemikiran Amerika. Karya tersebut ia buat berdasarkan pengalaman dalam hidupnya
mulai dari bagaimana orang tua nya membimbingnya serta kenyataan yang ia jalani
semasa hidupnya.

B. Pengertian Teori Konstruktivisme menurut John Dewey

Konstruktivisme adalah Teori belajar dimana peserta didik akan


mengembangkan dirinya sendiri dalam pengetahuan, seperti mencari makan apa yang
mereka telah pelajari. Pendekatan konstruktivisme ini memfokuskan pada situasi
sosial dari pembelajaran,dimana pengetahuan di bangun bersama (Bearisol & Dorval,
2002). Teori belajar konstruktivisme juga dapat melatih peserta didik untuk
menyelesaikan ide-ide baru dengan cara yang sudah mereka miliki. (Cahyo,2013)
mengemukakan bahwa konstruktivisme Dalam lingkup dunia filsafat pendidikan
konstruktivisme merupakan upaya untuk membangun jalinan budaya kehidupn
modern. Teori ini merupakan teori yang berisi kebebasan terhadap siswa yang ingin
belajar atau mencari kebutuhannya sendiri dengan bantuan dukungan dari orang lain,
oleh karena itu, teori konstruktivisme meberikan kesempatan siswa untuk lebih aktif
dalam mengmbangkan diri (Rangkuti, 2014). Dukungan tersebut dapat dilakukan oleh
seorang guru, yang mana guru bukan hanya berfungsi sebagai pembimbing tetapi juga
harus bisa memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk berkolaborasi dan
belajar dengan guru atau teman sebaya (komunitas,2000). Pada dasarnya
konstruktivisme ini didasari oleh observasi, dan study ilmiah mengenai bagaimana
orang belajar. Teori belajar konstruktivisme ini berakar pada filsafat, psikologi, dan
sastra.

Salah satu tokoh yang terkenal dalam teori Konstruktivisme adalah John
Dewey. Beliau mengatakan bahwa belajar terikat pada pengalaman dan minat diri
sendiri karena belajar memerlukan strategi pengajaran yang aktif, langsung dan
berpusat pada siswa. Teori konstruktivisme adalah salah satu teori yang cukup
terkenal di dunia pendidikan. Teori ini memiliki pandangan bahwa siswa harus
mampu membangun kebenaran dan pengetahuan yang ia dapatkan. Namun
pengetahuan tidak akan bisa didapatkan jika siswa hanya diam tanpa menggali
berbagai informasi. Konstruktivisme berpusat pada interaksi sosial dimana terjalin
hubungan sosial yang mampu melibatkan siswa satu dengan yang lainnya. Gagasan
konstruktivisme adalah bahwa peserta didik adalah pelajar yang berperan aktif dalam
menciptakan dan mengembangkan pengetahuan yang didapatkan. Melalui bimbingan,
eksperimen, dan diskusi dengan teman, dengan cara itulah siswa akan memiliki
kesempatan untuk memperdalam pengetahuan yang telah diperoleh.

C. Konsep Teori Konstrukstivisme menurut John Dewey

Pendidikan John Dewey menekankan pada konsep pendidikan yang


Progresifisme. Dalam menciptakan konsep tersebut John Dewey mempunyai
beberapa prinsip dasar filosofis diantaranya:

1. Teori evolusi Charles Darwin (1809-1882)


Teori ini mengajarkan bahwa kehidupan di bumi ini adalah sebuah proses.
Semuanya akan masuk dalam perkembangan yang dimulai dari tingkat paling
rendah menjadi rangkain yang meninggi. John Dewey berpendapat bahwa
dunia ini belum selesai dalam penciptaannya, artinya semua dapat berubah,
tumbuh, dan berkembang. Dalam teori ini juga dapat digunakan untuk
memandang kebenaran, tetapi menurut John Dewey kebenaran itu tidak akan
pernah sampai ke titik akhir artinya tidak ada kebenaran yang mutlak adanya
kebenaran yang bersifat sementara (Bertrand Russel:1946).
2. Pragmatisme
Pragmatisme merupakan sebuah aliran filsafat yang mengutamakan nilai
pemahaman yang berlandaskan pada nilai realitisnya. Nilai realitisnya
tersebut merupakan sesuatu yang dapat mencukupi kepentingan individual.
Pragmatisme menurut John Dewey makhluk yang berakal merupakan makhluk
yang lepaslepas, leluasa, kreatif, aktif, dan bekerjasama.
3. Psikologi behaviorisme
Analisis manusia mengenai perilaku berdasarkan pengalaman manusia.
Tingkah laku manusia itu sendiri dipengaruhi oleh dorongan dari luar diri
manusia.

Pendidikan adalah segalanya, menurut John Dewey apa yang tumbuh tidak
ada akhir dalam dirinya sendirisendiri, sehingga tidak akan ada selamanya teapi akan
ada perubahan secara bertahap. Pendidikan progesifprogesifisme merupakan
pendidikan yang demokratis. Pada praktisnya l, dalam implementasi pendidikan
disekolah siswa harus bersifat aktif dalam proses pembelajaran (Zulkarnain el
Lomboky:2011). Pemikiran John Dewey mengenai pendidikan searah dengan konsep
instrumental, dimana konsep dasarnya dilihat dari sisi pengalaman, eksperimen, dan
kesepakatan yang memiliki koperasi sangat dekat, oleh karena itu John Dewey
menjelaskan filosofif menjadi teori umum pendidikan. Mendeskripsikan hal tersebut
menjadi suatu metode pengulangan yang berkelanjutan dari pengalaman, democracy,
dan education. John Dewey mendefinisikan pendidikan sebagai panduan intelektual
untuk mengembangkan potensi yang melekat dalam pengalaman kebiasaan.
pengalaman adalah sebuah proses bergerak terus-menerus dari langkah ke langkah
pengulangan ketika masalah baru mendorong Kecerdasan untuk merumuskantindakan
baru.

John Dewey merupakan seorang pragmatis, tetapi ia lebih senang mengatakan


sistem nya dengan istilah instrukturalisme. Experience (pengalaman) merupakan satu
diantara yang ada kunci dalam instrukturalisme. John Dewey mengatakan bahwa
pendidikan merupakan persiapan. Pada titik ini, Dewey mengkritik semua upaya
untuk mendidik anak-anak dengan nilai bagus mereka mengukur model-model
prestasi sebagai langkah masa depan. anak-anak ini diangkat menjadi warga negara
(citizenship), profesional, turis(waktu luang); mereka membaca, menghitung, karena
akan bebermanfaat untuk mereka dalam hidupnya. Johan Dewey berkata, dalam
eksperimen dan education ia bukan hanya memenganalis sistem persekolahan
tradisional tetapi ia juga menganalisis gambaran pendidikan modern (progresive).
Menurut John Dewey tidak cukup untuk bereaksi negatif melawan masa lalu.

Kontribusi John Dewey terhadap pendidikan, apresiasi, dan pemikiran tidak


diragukan memiliki pengaruh yang luas. Tidak hanya di negara Amerika namun
melibatkan seluruh dunia. Oleh karena itu pemikiran John Dewey memberi petunjuk
mengenai pusat pembelajaran anak dan proses dengan pengalamannya.

Menurut Garforth terdapat tiga pengaruh pemikiran Dewey diantaranya:

1. John Dewey menciptakan konsep baru mengenai pendidikan sosial


2. ohn Dewey memberikan gambaran dan makan baru pada konsep yang
berpusat pada anak
3. Proyek dan pemecah masalah muncul dari konsep John Dewey
D. Implementasi Pembelajaran Konstruktivisme

Implementasi teori Konstruktivisme John Dewey dapat dilihat dari berbagai


sudut pandang yang berbeda, yaitu sudut pandang siswa dan sudut pandang guru.
Berikut penjelasan dari sudut pandang siswa (Sofa, Safitri, 2022) :

Pembelajaran Tradisional Pembelajaran


Konstruktivisme

Kurikulum Disajikan dari beberapa Disajikan dari keseluruan


bagian menuju menjadi beberapa bagian
keseluruhan yang yang menekankan pada
berpatokan pada konsep yang lebih luas.
kompetesi dasar.

Konsep pembelajaran Berpatokan pada Berpatokan pada ide-ide


kurikulum yang dan pengalaman siswa
ditetapkan. (Supardan, 2016).

Siswa Siswa sebagai pendengar, Siswa sebagai tokoh


pengamat, dan guru utama, dimana dia
sebagai pemberi informasi berkonstribusi langsung
lengkap. dalam pembelajaran.

Penilaian Menekankan pada ujian di Menekankan pada proses


akhir. pembelajaran yang terjadi
di dalam kelas.

Pembelajaran di kelas Menekankan pada Menekankan pada


pembelajaran individu. pembelajaran kelompok/
diskusi.

Sebagai sudut pandang guru antara lain (Urfany, Afifah, Nuryani, 2020) :

 Guru sebagai fasilisator yaitu guru mampu mengkoordinir kelas menjadi kondusif
dan aktif. Selain itu juga memberikan ruang untuk siswa berpendapat,
berinteraksi, berdiskusi.
 Guru sebagai motivator. Motivasi terbesar berada di dalam diri siswa, jadi guru
menambah motivasi pada siswa dengan memberikan dukungan penuh kepada
siswa.

 Guru sebagai mediator. Dimana saat siswa mengalami kendala saat proses
belajarnya, guru menjadi mediator untuk menyampaikan informasi terkait pokok
permasalahan.

E. Metode Pengajaran John Dewey

Metode pengajaran berdasarkan teori belajar yang diterapkan oleh John


Dewey adalah dengan menggunakan metode reflektif. Metode Reflektif berupa teori
keberhasilan dalam menyelesaian suatu tugas atau teori kegiatan yang memiliki
manfaat. Metode tersebut merupakan jalur proses berfikir aktif, hati-hati menuju arah
kesimpulan dengan menggunakan langkah- langkah sebagai berikut:

1. Siswa mampu memahami setiap permasalahan. Masalah tersebut berasal dari luar
diri siswa. Dalam hal ini, Minat siswa atau ketertarikan terhadap kegiatan
pembelajaran harus besar.

2. Siswa harus menemukan dimana letak kesulitannya, rasa kebingungan, dan


berbagai permasalahan untuk bisa dipecahkan.

3. Siswa harus mengumpulkan data yang signifikan yang diperoleh melalui ingatan,
pemikiran dan pengalaman pribadi guna memecahkan masalah.

4. Siswa kemudian menimbang kemungkinan jawaban atau hipotesis yang diperoleh.

5.Siswa kemudian akan mempraktekkan salah satu jawaban terbaik dan hasilnya akan
membuktikan apakah pemecahan masalah itu benar. (Triano, 2008).

Dalam proses pembelajaran ini, siswa harus fokus pada masalah yang dihadapi
agar segera terpecahkan. Siswa harus selalu terbuka dan menerima semua sumber
informasi dan saran yang tersedia. Siswa juga harus menunjukkan rasa
ketertarikannya terhadap masalah yang dibahas, berfikir terbuka dan mencari solusi
dari permasalahan yang ada. Dewey pun juga menganjurkan bahwa dalam proses
pembelajaran harus dimulai dari pengalaman mahasiwa dan berakhir pada pola
struktur mata kuliah (Trianto, 2008).
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

John Dewey lahir tanggal 20 Oktober 1959 di Amerika. Beliau merupakan


seorang filsuf psikologi dan pendidikan yang pemikirannya berasal dari pengalaman.
Beliau memiliki kepribadian yang pemalu selain itu beliau juga memiliki hobi suka
membaca. Pada tahun 1875, John Dewey kuliah di Universitas Vermont dan lulus
tahun 1879, dan beliau juga menjadi pengajar di beberapa sekolah. Dua tahun
setelahnya, beliau melanjutkan pendidikannya di Universitas John Hopkind dan
berhasil mendapatkan gelar Phd. Tahun 1894, John Dewey dipercaya menjadi
pimpinan divisi Filsafat di salah satu Universitas, dan beliau juga mendirikan
laboratorium school tahun 1896. Ide-ide John Dewey dipengaruhi oleh realitas
kehidupannya sendiri, sehingga beliau mampu membuat karya berupa 40 buku dan
700 an artikel. John Dewey meninggal pada tanggal 1 Juli 1952 di New York.

Konstruktivisme merupakan teori yang berisi kebebasan terhadap siswa yang


yang ingin belajar dan mencari kebutuhannya sendiri dengan bantuan dan dukungan
dari orang dewasa, oleh karena itu teori ini memberikan kesempatan kepada siswa
untuk aktif dalam mengembangaan diri.

Konsep teori John Dewey tersebut lebih menekankan pada progresifisme.


Konsep tersebut memiliki prinsip dasar filosofis yaitu (1) Teori evolusi Charles
Darwin (1809-1882), (2) pragmatisme, (3) Teori behaviorisme. Dalam konsep ini
John Dewey mendeskripsikan mengenai experience, education, democracy . Menurut
Garforth terdapat tiga pengaruh pemikiran John Dewey yaitu (1) John Dewey
menciptakan konsep baru mengenai pendidikan sosial, (2) John Dewey memberikan
gambaran dan makan baru pada konsep yang berpusat pada anak, (3) Proyek dan
pemecah masalah muncul dari konsep John Dewey.
Implementasi dari sudut pandang konstruktivisme lebih memberikan
kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif, berkonstribusi, dan adaptif selain itu juga
peran guru didalam teori ini menjadi motivator, mediator dan fasilasator. Sedangkan
pada pembelajaran tradisional siswa hanya mendengarkan, dan mendapatkan
informasi dari guru. Guru sebagai pemberi informasi yang lengkap.
Metode yang digunakan dalam pegajaran John Dewey adalah metode reflektif
dimana keberhasilan siswa dalam menyelesaikan masalah dengan cara berfikir aktif,
mulai dari siswa mampu memahami masalah, menemukan inti permasalahan,
mengumpulkan data yang signifikan, menarik kesimpulan dan yang terakhir yaitu
mempraktikan hasil dari penyelesaian masalah.

B. Saran

Kami selaku penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dari makalah ini. Kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan
pembaca mengenai teori belajar Konstruktivisme menurut John Dewey

Anda mungkin juga menyukai