Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK

ACARA III: PENGENALAN ALAT UKUR

“KOMPAS & GPS”

ST. SAQIYAH SALSABILA SEWANG

D111221069

DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA

2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala

kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikanNya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan praktikum laboratorium geologi fisik acara III yang berjudul

“Pengenalan Alat Ukur Kompas & GPS“. Saya sangat berharap laporan pratikum ini

mudah dipahami dan menambah pengetahuan pembaca. Saran dan kritik yang sifatnya

membangun begitu diharapkan demi kesempurnaan dalam penulis laporan

kedepannya.

Dalam penyusunannya terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Irzal Nur, MT., selaku

dosen mata kuliah geologi fisik. Serta tidak lupa pula ucapan terima kasih kepada

asisten laboratorium geologi fisik atas ilmu, waktu dan tenaga dalam membimbing

kelompok 1 dan juga kepada rekan-rekan kelompok 1 yang telah saling membantu

dalam penyelesaian laporan praktikum. Penulisan laporan ini, tentu ada kekurangan,

kesalahan maupun kata yang kurang berkenan dalam hati. Oleh karena itu, saya selaku

penulis mengucapkan permohonan maaf.

Gowa, 3 Oktober 2022

penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................1

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................3

DAFTAR TABEL...................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5

1.1 Latar Belakang............................................................................................5

1.2 Tujuan Praktikum........................................................................................6

1.3 Ruang Lingkup............................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7

2.1 Kompas Geologi..........................................................................................7

2.2 Jenis dan Fungsi Kompas............................................................................7

2.3 Bagian Kompas.........................................................................................10

2.4 GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM).......................................................13

2.5 Jenis dan Fungsi GPS................................................................................14

2.6 Bagian GPS...............................................................................................18

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM................................................................21

3.1 Alat dan Bahan.........................................................................................21

3.2 Prosedur Percobaan......................................................................................23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................25

1
4.1 Hasil.........................................................................................................25

4.2 Pembahasan.............................................................................................35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................39

5.1 Kesimpulan................................................................................................39

5.2 Saran.........................................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................42

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................43

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1

bagian kompas geologi Error! Bookmark not defined.

2.2 bagian kompas geologi.............................Error! Bookmark not defined.

2.3 pembagian derajat pada kompas geologi. . .Error! Bookmark not defined.

2.4 klinometer................................................Error! Bookmark not defined.

2.5 Membaca Klinometer................................Error! Bookmark not defined.

2.6 Bagian Depan Garmin ..............................Error! Bookmark not defined.

2.7 Bagian Belakang Garmin...........................Error! Bookmark not defined.

3.1

Kompas Geologi 21

3.2 GPS......................................................................................................22

3.3 Alat tulis................................................................................................22

3.4 Kertas Patron........................................................................................23

3
DAFTAR TABEL

Tabel halaman

4.1

pembidikan pertama 25

4.2 Pembidikan Kedua....................................................................................26

4.3 Pembidikan Ketiga....................................................................................27

4.4 Pembidik Keempat....................................................................................27

4.5 Pembidikan Kelima...................................................................................28

4.6 Pembidikan Keenam.................................................................................29

4.7 Pembidikan Ketujuh..................................................................................29

4.8 Pembidikan Kedelapan..............................................................................30

4.9 Data Hasil Penentuan Kordinat Dengan GPS...............................................32

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geologi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan kebumian yang mempelajari

segala sesuatu mengenai planit bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan

kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk

bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik didalam maupun diatas permukaan

bumi, kedudukannya di alam semesta serta sejarah perkembangan nya sejak bumi ini

lahir di alam hingga sekarang (Noor, 2012).

alat ukur merupakan suatu alat yang digunakan untuk melakukan proses

inspeksi terhadap suatu benda. Juga mengatakan bahwa alat ukur adalah perangkat

yang dapat digunakan untuk mengukur dimensi atau sudut. Penggunaan alat ukur

pada setiap pengukuran sangat ditentukan oleh macam kegunaan, batas ukur dan

ketelitian alat ukurnya (Rusdianto, 2011).

Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah yang bebas

menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas terbagi

menjadi dua yaitu kompas analog dan kompas digital (Paputungan, dkk, 2012)

GPS (Global Positioning System) adalah sistem navigasi yang berbasiskan satelit

yang saling berhubungan yang berada di orbitnya. Satelit-satelit itu milik Departemen

Pertahanan (Departemen of Defense) Amerika Serikat yang pertama kali diperkenalkan

mulai tahun 1978 dan pada tahun 1994 sudah memakai 24 satelit. Untuk dapat

mengetahui posisi seseorang maka diperlukan alat yang diberi nama GPS reciever yang

berfungsi untuk menerima sinyal yang dikirim dari satelit GPS. (Sunyoto, 2013).

5
Adapun Pada praktikum kali ini kami diper kenalkan dengan alat ukur dalam

pertambangan dimana alat ukur yang pertama adalah kompas geologi dimana fungsi

kompas ini adalah untuk menentukan azimuth dari sampel batuan. Kami juga

diajarkan mengenai cara penggunaan kompas geologi dan apa saja bagian – bagian

dari kompas tersebut. Selanjutnya adalah alat ukur GPS ( Global Positioning System),

adalah alat untuk menentukan titik koordinat tempat kita berpijak atau bisa juga

digunakan untuk menentukan koordinat tempat sampel/batuan berada. Terdapat

banyak bagian dari GPS yang memiliki fungsi berbeda – beda. Sama seperti kompas

tadi, di alat GPS ini kami juga diajarkan tentang bagaimana cara penggunaan GPS.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun Tujuan dari praktikum kali ini yaitu:

1. Mengetahui mengenai Alat ukur

2. Mampu mengetahui serta memahami bagian-bagian dari kompas dan GPS.

3. Mengetahui fungsi dari setiap bagian dari kompas dan GPS.

4. Mengetahui cara penggunaan dari kompas dan GPS.

1.3 Ruang Lingkup

Praktikum Geologi Fisik yang dilakukan di Laboratorium Eksplorasi Mineral dan

halaman Gedung jurusan geologi dengan judul acara III yaitu pengenalan alat ukur

pada Selasa 27 september 2022. Praktikum geologi fisik dengan judul acara

pengenalan alat ukur yang dilakukan yaitu dengan belajar cara menggunakan Kompas

& GPS dan bimbingan dari kakak Asisten Praktikum Geologi Fisik.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kompas Geologi

Kompas geologi adalah alat navigasi untuk mencariarah berupa sebuah

panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet

bumi secara akurat. kompas geologi, selain dapat dipakai untuk mengukur komponen

arah, juga komponen besar sudut. Kompas geologi ada dua acam, yaitu kompas tipe

kuadran dan kompas tipe azimuth (Sutardji, 2011).

Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah yang bebas

menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas terbagi

menjadi dua yaitu kompas analog dan kompas digital (Paputungan, dkk, 2012).

2.2 Jenis dan Fungsi Kompas

Adapun jenis dan fungsi Kompas sebagai berikut :

1. Jenis Kompas

a. Kompas Biasa / Analog

Kompas magnetik Pixabay Kompas ini adalah jenis yang paling umum

digunakan karena harganya relatif murah. Kompas analog atau biasa ini berisi

jarum magnet yang direndam dalam suatu cairan. Namun, penggunaan

kompas ini harus benar-benar dalam keadaan tenag dan pada posis datar,

mengingkat harganya yang murah tentu tingkat akurasinya tidak terlalu baik.

b. Kompas Silva

Kompas silva adalah salah satu jenis kompas yang biasa dipakai dalam bidang

topografi. Kompas ini mempunyai protektor datar yang berfungsi sebagai

7
tempat pada peta topografi. Kompas ini digunakan untuk membantu navigasi

di daratan.

c. Kompas Thumb

Thumb Compass adalah jenis kompas yang mirip dengan kompas silva, hanya

saja memiliki model yang berbeda. Kompas ini digunakan seperti cincin yang

dipasang di ibu jari atau jempol.

d. Kompas Bidik / Kompas Prisma

Tipe kompas bidik biasanya digunakan oleh TNI, Tim SAR, Navigator dan

pendaki gunung. Kompas ini mempunyai garis lembut dengan poros vertikal

yang berfungsi untuk membidik sasaran dan menentukan derajat posisi

sasaran. Kompas prima atau bidik memiliki harga yang bervariasi di pasaran,

mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Kompas bidik yang

memiliki kualitas baik umumnya dilengkapi dengan fosfor untuk membantu

penglihatan pada malam hari.

e. Gyro Compass

Kompas Gyro adalah sistem kompas yang mampu mempertahankan orientasi

dengan prinsip ketetapan momentum sudut sehingga tahan terhadap

goncangan dan sangat presisi.

f. Kompas Digital

Bagi orang-orang yang suka melakukan perjalanan seperti menjelajahi hutan

atau mendaki gunung, kompas ini merupakan pilihan praktis. Kompas digital

memiliki tingkat akurasi yang baik, sebab penentuan arah telah menggunakan

komputerasi dan data disajikan secara digital.

g. Kompas Solid State

Teknologi ini merupakan jenis kompas yang tertanam di smartphone kita.

Solid State Compass adalah perangkat keras yang juga disematkan pada

8
beberapa benda lain, seperti jam tangan, serta gadget lain yang memiliki fitur

kompas.

h. Kompas GPS / Satelit

Kompas jenis ini terintegrasi dengan satelit. Kompas GPS dapat digunakan

pada area blank spot. Teknologi dalam menentukan arah ini telah diadopsi

pada sistem GPS mobil yang dapat juga menampilkan pergerakan si

pengguna.

i. Kompas Kiblat

Jenis kompas ini dimanfaatkan untuk menentukan arah dan posisi kiblat bagi

umat muslim. Biasa digunakan ketika mengawali pembangunan mushola atau

masjid.

j. Kompas Nahkoda

Kompas nahkoda merupakan kompas yang digunakan di bidang pelayaran.

Kompas ini sangat presisi dan tahan terhadap goncangan ketika terkena

ombak besar.

k. Kompas Astronomi

Kompas ini diandalkan bagi para pegiat di bidang astronomi atau orang-orang

yang tengah menjalajahi daerah kutub. Jenis kompas ini sangat akurat dan

memiliki fitur letak geografis bujur dan lintang.

2. Fungsi Kompas

Fungsi dan manfaat utama dari kompas adalah untuk menentukan arah mata

angin, terutama arah utara dan selatan yang menjadi tempat medan magnetis bumi.

Selain itu, kompas juga berguna untuk mengukur besar sudut Kompas, mengukur

besar sudut peta, menentukan letak orientasi, mempermudah perhitungan dan

pembacaan peta. Tidak seperti kompas pada umumnya, kompas geologi memiliki

9
beberapa fungsi khusus yaitu selain mengukur arah mata angin, kompas geologi juga

dapat digunakan untuk mengukur kedudukan suatu bidang atau garis. Kompas geologi

digunakan untuk mengukur arah (azimuth) pada suatu titik ataupun kelurusan struktur,

mengukur kemiringan lereng, maupun mengukur jurus ataupun kedudukan perlapisan

dan kemiringan lapisan batuan.

2.3 Bagian Kompas

Adapun bagian-bagian Kompas adalah sebagai berikut :

Gambar 2. 1 bagian kompas geologi

Gambar 2. 2 bagian kompas geologi

10
Gambar 2. 3 pembagian derajat pada kompas geologi

Gambar 2. 4 klinometer

Gambar 2. 5 Membaca Klinometer

11
a. Folding sight : Digunakan dalam pengukuran bearing dan inclination

sighting, digunakan juga sebagai bagian penutup kompas.

b. Lid : Penutup kompas dan merupakan tempat cermin, axial line, dan

sighting window yang berguna ketika membidik suatu sasaran.

c. Mirror : Cermin yang terletak pada lid, berfungsi sebagai alat yang

membantu untuk melihat sasaran, terutama ketika mengukur arah dengan

kompas sejajar pinggang.

d. Axial line : Berfungsi sebagai indikator kesejajaran kompas dengan sasaran

yang dibidik.

e. Sighting window : Lubang yang terletak pada lid, ditengahnya dilewati oleh

axial line, berfungsi untuk membidik suatu sasaran di hadapan pengamat

dengan tepat.

f. Bull’s eye level : Terletak di bagian utama kompas, berfungsi sebagai

indikator horizontal dari kedudukan kompas geologi.

g. Clinometer level : Terletak di bagian utama kompas dan dapat diputar

melalui bagian bawah kompas geologi, berfungsi sebagai indikator

horizontal ketika mengukur kemiringan suatu objek.

h. Graduated circle : Lingkaran pembagi derajat, merupakan bagian yang

ditunjuk oleh jarum kompas.

i. Index pin : Suatu titik di dekat permukaan graduated circle yang berfungsi

untuk penyesuaian deklinasi magnetik.

j. Compass needle : Merupakan batang jarum yang berfungsi menunjuk utara

dan selatan dari medan magnet bumi.

k. Lift pin : Tombol kecil yang berfungsi untuk menahan arah dari jarum

kompas agar dapat diamati dengan baik.

12
l. Adjusting screw : Berfungsi untuk mengubah graduated circle agar kompas

menunjukkan posisi geografi yang benar.

m. Wire coil : Merupakan lilitan pada jarum kompas yang dapa digeser,

berfungsi sebagai pemberat untuk menyesuaikan inklinasi magnetik.

n. Hinge : Merupakan sendi kompas yang dapat dilipat, terdapat dua buah

pada kompas geologi, hinge pada sighting arm dan hinge pada lid.

o. Sighting arm : Merupakan lengan pada sisi kompas, berfungsi terutama

saat membidik suatu sasaran, dan indikator arah suatu kemiringan objek

ketika mengukur kemiringan (dip).

p. Open slot : Merupakan lubang pada sighting arm, ditengahnya terdapat

benang aksial, berfungsi untuk membantu membidik sasaran dengan tepat.

q. Peep sight : Berfungsi untuk membidik objek dalam pengukuran azimuth.

r. Pivot needle : Jarum vertikal yang berfungsi sebagai poros berputarnya

jarum kompas.

s. Jewel : Bagian jarum kompas yang bersentuhan dengan pivot needle,

berfungsi menahan tubuh jarum kompas diatas pivot needle.

2.4 GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM)

GPS (Global Positioning System) adalah satu-satunya sistem satelit navigasi

global untuk penentuan lokasi, kecepatan, arah dan waktu yang telah beroperasi

secara penuh didunia saat ini. GPS ( Global Positioning System) adalah sistem navigasi

yang berbasiskan satelit yang saling berhubungan yang berada di orbitnya. Satelit-

satelit itu milik Departemen Pertahanan ( Departemen of Defense) Amerika Serikat

yang pertama kali diperkenalkan mulai tahun 1978 dan pada tahun 1994 sudah

memakai 24 satelit. Untuk dapat mengetahui posisi seseorang maka diperlukan alat

13
yang diberi nama GPS reciever yang berfungsi untuk menerima sinyal yang dikirim dari

satelit GPS (Habibi, 2011).

GPS (Global Positioning System) adalah sistem navigasi satelit yang

menyediakan informasi lokasi dan waktu dalam berbagai kondisi cuaca, dimanapun di

atas permukaan bumi, sepanjang masih menerima sinyal GPS yang di pancarkan dari

satelit (Marjuki, 2016).

Saat ini perkembangan GPS demikian pesat seiring dengan kebutuhan manusia

akan teknologi. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya tipe GPS yang beredar di

kalangan umum. Pada dasarnya GPS dibedakan menjadi 3 tipe yaitu GPS Navigasi, GPS

Geodetik, dan Geodetik Dual Frekuensi. GPS Navigasi adalah GPS handled yang

mempunyai ketinggian 3-10 meter, biasanya bisa digengam. Selain berfungsi sebagai

perangkat navigasi juga bisa digunakan untuk pemetaan. GPS Geodetik adalah GPS

yang

mempunyai ketelitian tinggi sampai milimeter.

GPS mengunakan sistem konstelasi satelit yang memancarkan koordinat

keberadaan posisi satelit. Signal ditangkap oleh perangkat navigasi, dan diolah menjadi

posisi koordinat di bumi. Signal GPS dapat dimanfaatkan sebagai (Didik, 2021):

a) Penunjuk posisi dimana perangkat berada.

b) Membuat rute jalan.

c) Sebagai navigasi atau penunjuk arah jalan

d) Mencatatat dan menghitung perkiraan jarak dan waktu. Seperti jarak

tempuh, waktu tempuh, rute jalan alternatif dan lainnya.

2.5 Jenis dan Fungsi GPS

Adapun jenis dan fungsi dari GPS (Global Positioning System) adalah sebagai berikut :

14
1. Jenis GPS

Global Positioning System (GPS) adalah Sistem Satelit Navigasi Global (GNSS)

untuk penentuan posisi geografis. Ketersediaan dan kegunaan perangkat GPS dalam

penentuan posisi geografis dan pelacakan objek seluler telah berkembang pesat

dalam beberapa dekade terakhir dan masih terus meningkat. GPS telah muncul untuk

penggunaan sipil pada 1990-an sebagai teknik geodetik ruang yang akurat dan

terjangkau (Zhao, 2014).

a. GPS dan Geodesi

GPS terutama digunakan untuk pengadaan jaring kerangka dasar titik-titik

kontrol, baik untuk skala nasional, regional, maupun global. Berdasarkan

pengamatan secara teliti titik-titik dalam suatu jaring dari waktu ke waktu, GPS

telah banyak digunakan untuk mempelajari dinamika bumi (geodinamika)

seperti yang berkaitan dengan pergerakan sesor-sesor maupun lempeng-

lempeng benua yang selanjutnya digunakan untuk memprediksi terjadinya

gempa bumi ataupun letusan gunung.

b. GPS dan Pemetaan Darat.

Dalam survai dan pemetaan darat, GPS di aplikasikan untuk pengadaan titik-

titik kontrol (orde dua atau lebih rendah) untuk keperluan pemetaan (termasuk

pemotretan udara), survai rekayasa ataupun survai pertambangan maupun

untuk perekonstruksian titik-titik. Disamping itu GPS akan punya peran dalam

penentuan asimut dan beda tinggi antara dua titik.

c. GPS dan Pemetaan Laut

GPS telah digunakan untuk keperluan survai hidro-oseanografi, survai seismik,

penentuan posisi bui-bui dan peralatan bantu navigasi serta titik-titik

pengeboran minyak lepas lantai, ataupun untuk mempelajari karakteristik arus,

15
gelombang ataupun pasang surut di lepas pantai. Di Indonesia penggunaan

GPS dalam survai hidro- oseanografi terutama terkait dengan:

a.) Penentuan posisi titik-titik kontrol di pantai

b.) Navigasi kapal survai - Penentuan posisi titik-titik perum (sounding)

c.) Penentuan posisi sensor-sensor hidrografi dan oseanografi

d.) Penentuan posisi struktur atau obyek di laut seperti wahana

pengeboran (rig)

2. Fungsi GPS

GPS dapat digunakan setiap saat tanpa bergantung waktu dan cuaca. GPS

dapat digunakan baik pada siang maupun malam hari, dalam kondisi cuaca yang buruk

sekalipun seperti hujan ataupun kabut. Karena karakteristiknya ini maka penggunaan

GPS dapat meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas dari pelaksanaan aktivitas-aktivitas

yang terkait dengan penentuan posisi, yang pada akhirnya dapat diharapkan akan

dapat memperpendek waktu pelaksanaan aktivitas tersebut serta menekan biaya

operasionalnya. Adapun beberapa fungsi lain dari Kompas yaitu :

a. Militer

GPS digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau

mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui

mana teman, mana lawan untuk menghindari salah target ataupun menentukan

pergerakan pasukan.

b. Navigasi

GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa

jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu navigasi. Dengan

menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu pengendara

sehingga pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.

16
c. Sistem Informasi Geografis

Untuk keperluan Sistem Informasi Geografis, GPS sering juga diikutsertakan

dalam pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasan, ataupun sebagai

referensi pengukuran.

d. Pelacak kendaraan

Kegunaan lain GPS adalah sebagai pelacak kendaraan. Dengan bantuan GPS,

pemilik kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui ada di mana saja

kendaraannya/aset bergeraknya berada saat ini.

e. Pemantau Gempa

Bahkan saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk memantau

pergerakan tanah, yang ordenya hanya milimeter dalam setahun. Pemantauan

pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya gempa, baik

pergerakan vulkanik ataupun tektonik.

f. Navigasi Pesawat Terbang

Kebanyakan sistem penerbangan menggunakan alat GPS biasa dalam

penerbangan, kecuali ketika mendarat dan lepas landas, sama seperti alat

elektronik lain. Larangan penggunaan GPS disebabkan adanya isu keselamatan,

yaitu tidak ingin penumpang memetakan posisinya. Sebaliknya, sebagian

penerbangan juga memasukkan GPS ke dalam sistem hiburan penerbangan.

Dengan pengamatan GPS, maka informasi posisi 3D, kecepatan dan percepatan

pesawat terbang dapat ditentukan secara teliti. Di samping itu GPS juga dapat

digunakan sebagai sistem navigasi pesawat terbang pada saat survey dengan

metode real time DGPS (Differential Global Positioning System).

g. Penangkapan Ikan di Perairan Luas

Trimble memperkenalkan penerima GPS pertama di dunia untuk navigasi laut

pada tahun 1985. Dan seperti yang mungkin kita duga, menavigasikan perairan

17
dunia menjadi lebih tepat daripada sebelumnya. Saat ini alat penerima Trimble

dapat ditemukan di perahu-pearhu di seluruh dunia, mulai dari perahu nelayan,

kapal kargo pengantar barang, sampai kapal-kapal pesiar mewah. Sebuah

perusahaan penangkapan ikan asal Selandia Baru menggunakan GPS supaya

mereka dapat kembali ke wilayah terbaik untuk menangkap ikan tanpa perlu

tersesat sebelumnya.

2.6 Bagian GPS

Adapun bagian-bagian GPS adalah sebagai berikut :

Gambar 2. 6 Bagian Depan Garmin (Hotosm, 2019).

a. Tombol power terletak di kanan atas. Tekan tombol beberapa saat, maka GPS

akan otomatis menyala.

18
b. Tombol (IN) berfungsi untuk memperbesar tampilan peta pada layar GPS.

c. Tombol (OUT) berfungsi untuk memperkecil tampilan peta pada layar GPS.

d. Tombol (FIND) berfungsi untuk membuka menu pencarian pada GPS.

e. Tombol (PAGE) berfungsi untuk mengakses halaman utama dari GPS.

f. Tombol (MARK) berfungsi untuk menyimpan titik lokasi saat survey

menggunakan GPS.

g. Tombol (MENU) berfungsi untuk membuka pilihan menu yang tersedia pada

GPS.

h. Tombol (QUIT) berfungsi untuk membatalkan pilihan atau kembali ke menu

sebelumnya.

i. Tombol (ENTER) berfungsi untuk memilih atau ok pada menu yang akan Anda

pilih.

j. Tombol tersebut berfungsi untuk navigasi pada layar peta yang ditampilkan

pada GPS. Di bagian belakang sisi atas GPS terdapat port USB yang berfungsi

untuk menghubungkan ke laptop menggunakan kabel USB. Di bagian bawah

adalah untuk memasang baterai tipe AA.

19
Gambar 2. 7 Bagian Belakang Garmin

20
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan pada praktikum acara III geologi

fisik yaitu:

1) Kompas pada saat praktikum digunakan sebagai pencari komponen arah dan

komponen besar sudut suatu objek yang dibidik. Kompas juga digunakan

untuk mengukur strike/dip yaitu kemenerusan dan kemiring an lereng serta

mengetahui arah singkapan batuan. Kompas geologi dapat dilihat pada

gambar 3.1 :

Gambar 3. 1 Kompas Geologi

2) GPS (Global Positioning System ) fungsi GPS pada acara III kali ini untuk

mencari suatu titik koordinat dan juga sebagai objek percobaan , GPS dapat

dilihat pada gambar 3.2 :

21
Gambar 3. 2 GPS

3) Alat Tulis, fungsi dari alat tulis dalam percobaan III pengenalan alat ukur yaitu

untuk mencatat berbagai data yang dihasilkan oleh alat yang jadi objek

percobaan baik itu kompas maupun GPS, alat tulis dapat dilihat pada gambar

3.3:

Gambar 3. 3 Alat tulis

22
4) Kertas pada saat praktikum pengenalan alat ukur digunakan sebagai media

penulisan data hasil pembidikan pada tabel yang telah dibuat sebelumnya.

Gambar kertas katron dapat dilihat pada gambar 3.4 :

Gambar 3. 4 Kertas Patron

3.2 Prosedur Percobaan

Berikut adalah prosedur-prosedur percobaan yang dilakukan yaitu:

1. Praktikan dijelaskan mengenai Alat ukur.

2. Praktikan mampu mengetahui serta memahami bagian-bagian dari kompas dan

GPS.

23
3. Praktikan mengetahui fungsi dari setiap bagian dari kompas dan GPS.

4. Praktikan mengetahui cara menggunakan kompas dan GPS seperti berikut:

Pegang kompas atau GPS dengan benar. Tempatkan kompas/GPS datar pada

telapak tangan Anda dan telapak tangan di depan dada Anda. Ini adalah sikap

yang tepat untuk kompas/GPS ketika bepergian. Jika Anda membaca peta,

tempatkan peta pada permukaan yang datar dan tempatkan kompas di peta

untuk mendapatkan pembacaan yang lebih akurat.

5. Setelah melakukan percobaan alat ukur, praktikan membuat laporan sementara

mengenai praktikum pengenalan alat ukur.

24
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Setelah dilakukan pembidikan untuk mendapatkan arah dan sudut

menggunakan kompas geologi dan penentuan koordinat, waktu dan informasi lokasi

menggunakan GPS maka didapatkan hasil seperti yang ditunjukkan pada tabel

berikut.

4.1.1 Kompas

Pembidikan menggunakan kompas dilakukan sebanyak sembilan kali oleh

sembilan orang yang berbeda dengan lima arah bidikan yang sama, data yang

didapatkan dimuat dalam delapan tabel berikut.

Tabel 4. 1 pembidikan pertama


TITIK AZIMUTH Strike/Dip
1 N 40° E

2 N 112° E

3 N 128° E N 95° E/59°

4 N 222° E

5 N 343° E

pembidikan pertama menggunakan kompas dilakukan di dalam area

laboratorium eksplorasi dan mineral dengan menentukan lima titik bidikan, bidikan

pertama didapatkan azimut N 40° E, kemudian pengamat menyerong ke kanan untuk

membidik sudut kedua dan didapatkan azimut N 112° E, kemudian pengamat

menyerong badan sekitar 45° dan membidik sehingga mendapatkan azimut N 128° E

25
pada bidikan ketiga, setelah itu pengamat menyerong lagi ke kanan pada bidikan

keempat dan mendapatkan azimut N 222° E, dan pada bidikan kelima, pengamat

mendapatkan N 343° E. Pada pengukuran atau pembidikan strike/dip yaitu

kemenerusan singkapan batuan didapatkan arah N 95° E/59°. Tabel pembidik kedua

dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :

Tabel 4. 2 Pembidikan Kedua


TITIK AZIMUTH Strike/Dip
1 N 43° E

2 N 137° E

3 N 206° E N 95° E/59°

4 N 229° E

5 N 325° E

Pembidikan kedua menggunakan kompas dengan menentukan lima titik

bidikan, pada bidikan pertama didapatkan azimut N 43° E, kemudian pengamat

menyerong ke kanan untuk membidik sudut kedua dan didapatkan azimut N 137° E,

kemudian pengamat menyerong badan sekitar 45° dan membidik sehingga

mendapatkan azimut N 206° E pada bidikan ketiga, setelah itu pengamat menyerong

lagi ke kanan pada bidikan keempat dan mendapatkan azimut N 229° E. Dan pada

bidikan kelima, pengamat mendapatkan N 325° E. Pada pengukuran atau pembidikan

strike/dip yaitu kemenerusan singkapan batuan didapatkan arah N° 95 E/59°.data

pembidik ketiga dapat dilihat pada tabel berikut :

26
Tabel 4. 3 Pembidikan Ketiga
TITIK AZIMUTH Strike/Dip
1 N 26° E

2 N 133° E

3 N 140° E N 95° E/59°

4 N 144° E

5 N 145° E

Pembidikan ketiga menggunakan kompas dengan menentukan lima titik

bidikan, pada bidikan pertama didapatkan azimut N 26° E, kemudian pengamat 31°

menyerong ke kanan untuk membidik sudut kedua dan didapatkan azimut N 133° E,

kemudian pengamat menyerong badan sekitar 45° dan membidik sehingga

mendapatkan azimut N 140° E pada bidikan ketiga, setelah itu pengamat menyerong

lagi ke kanan pada bidikan keempat dan mendapatkan azimut N 144 ° E. Dan pada

bidikan kelima, pengamat mendapatkan N 145° E. Pada pengukuran atau pembidikan

strike/dip yaitu kemenerusan singkapan batuan didapatkan arah N 95° E/59 °. Data

pembidik ketiga dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :

Tabel 4. 4 Pembidik Keempat


TITIK AZIMUTH Strike/Dip
1 N 20° E

2 N 141° E

3 N 229° E N 95° E/59°

4 N 254° E

5 N 318° E

27
Pembidikan keempat menggunakan kompas dengan menentukan lima titik

bidikan, pada bidikan pertama didapatkan azimut N 20° E, kemudian pengamat

menyerong ke kanan untuk membidik sudut kedua dan didapatkan azimut N 141° E,

kemudian pengamat menyerong badan sekitar 45° dan membidik sehingga

mendapatkan azimut N 229° E pada bidikan ketiga, setelah itu pengamat menyerong

lagi ke kanan pada bidikan keempat dan mendapatkan azimut N 254° E. Dan pada

bidikan kelima, pengamat mendapatkan N 318° E. Pada pengukuran atau pembidikan

strike/dip yaitu kemenerusan singkapan batuan didapatkan arah N 95° E 59° . Data

pembidik kelima dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :

Tabel 4. 5 Pembidikan Kelima


TITIK AZIMUTH Strike/Dip
1 N 36° E

2 N 141° E

3 N 229° E N 95° E/59°

4 N 254° E

5 N 318° E

Pembidikan kelima menggunakan kompas dengan menentukan lima titik

bidikan, pada bidikan pertama didapatkan azimut N 36° E, kemudian pengamat

menyerong ke kanan untuk membidik sudut kedua dan didapatkan azimut N 128° E,

kemudian pengamat menyerong badan sekitar 45° dan membidik sehingga

mendapatkan azimut N 198° E pada bidikan ketiga, setelah itu pengamat menyerong

lagi ke kanan pada bidikan keempat dan mendapatkan azimut N 217° E. Dan pada

bidikan kelima, pengamat mendapatkan N 301° E. Pada pengukuran atau pembidikan

strike/dip yaitu kemenerusan singkapan batuan didapatkan arah N 95° E/59°. Data

28
pembidik keenam dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :

Tabel 4. 6 Pembidikan Keenam

TITIK AZIMUT Strike/Dip


1 N 45° E

2 N 131° E

3 N 146° E N 95° E/59°

4 N 153° E

5 N 155° E

pembidikan keenam menggunakan kompas dengan menentukan lima titik

bidikan, pada bidikan pertama didapatkan azimut N 45 derajat E, kemudian pengamat

menyerong ke kanan untuk membidik sudut kedua dan didapatkan azimut N 131° E,

kemudian pengamat menyerong badan sekitar 45° dan 33° membidik sehingga

mendapatkan azimut N 146° E pada bidikan ketiga, setelah itu pengamat menyerong

lagi ke kanan pada bidikan keempat dan mendapatkan azimut N 153° E. Dan pada

bidikan kelima, pengamat mendapatkan N 155° E. Pada pengukuran atau

pembidikan strike/dip yaitu kemenerusan singkapan batuan didapatkan arah N 95°

E/59°.Tabel pengamat ketujuh dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut :

Tabel 4. 7 Pembidikan Ketujuh


TITIK AZIMUTH Strike/Dip
1 N 38° E

2 N 119° E

3 N 130° E N 95° E/59°

4 N 144° E

5 N 330° E

29
Pembidikan ketujuh menggunakan kompas dengan menentukan lima titik

bidikan, pada bidikan pertama didapatkan azimut N 38° E, kemudian pengamat

menyerong ke kanan untuk membidik sudut kedua dan didapatkan azimut N 11° E,

kemudian pengamat menyerong badan sekitar 45° dan membidik sehingga

mendapatkan azimut N 130° E pada bidikan ketiga, setelah itu pengamat menyerong

lagi ke kanan pada bidikan keempat dan mendapatkan azimut N 144 derajat E. Dan

pada bidikan kelima, pengamat mendapatkan N 330° E. Pada pengukuran atau

pembidikan strike/dip yaitu kemenerusan singkapan batuan didapatkan arah N 95° E/

59°. Tabel pengamat kedelapan dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut :

Tabel 4. 8 Pembidikan Kedelapan


TITIK AZIMUTH Strike/Dip

1 N 53° E

2 N 125° E

3 N 171° E N 95° E/59°

4 N 232° E

5 N 335° E

Pembidikan kedelapan menggunakan kompas dengan menentukan lima titik

bidikan, pada bidikan pertama didapatkan azimut N 53° E, kemudian pengamat

menyerong ke kanan untuk membidik sudut kedua dan didapatkan azimut N 125° E,

kemudian pengamat menyerong badan sekitar 45° dan membidik sehingga


30
mendapatkan azimut N 171° E pada bidikan ketiga, setelah itu pengamat menyerong

lagi ke kanan pada bidikan keempat dan mendapatkan azimut N 232° E. Dan pada

bidikan kelima, pengamat mendapatkan N 335° E. Pada pengukuran atau

pembidikan strike/dip yaitu kemenerusan singkapan batuan didapatkan arah N 95° E

59°.

4.1.2 GPS (Global Positioning System)

Penggunaan GPS pada saat praktikum ialah bertujuan untuk mendapatkan

kordinat, arah lokasi dan waktu di suatu lokasi lebih tepatnya pada area terbuka.

Pada percobaan ini, didapatkan 9 kordinat berbeda dengan range atau jarak minimal

3 meter setiap koordinat. Adapun sebelum menggunakan GPS, kita terlebih dahulu

mengetahui cara untuk mengkalibrasi agar titik koordinat yang didapatkan akurat,

dan juga harus memperhatikan syarat untuk pengambilan titik koordinat yaitu

dilakukan di tempat terbuka, tidak di dalam ruangan atau gedung dan tidak ada

halangan di atas seperti perpohonan serta mencari tempat yang tinggi. Tabel data

koordinat dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut :

31
Tabel 4. 9 Data Hasil Penentuan Kordinat Dengan GPS
TITIK KOORDINAT ELEVASI
S 05°13’57.91”
1 24
E 119°30’17.35”

S 05°13’58.65”
2 26
E 119°30’18.02”

S 05°13’59.04”
3 25
E 119°30’17.85”

S 05°13’58.96”
4 25
E 119°30’17.34”

S 05°13’58.96”
5 26
E 119°30’16.77”

S 05°13’58.67”
6 25
E 119°30’16.64”

S 05°13’.58.29”
7 25
E 119°30’16.45”

S 05°13’57.67”
8 26
E 119°30’16.14”

1) Titik 1

Penentuan titik kordinat pertama dilakukan oleh pengamat pertama di ruangan

terbuka dengan lokasi pengambilan titik kordinat di halaman luar dari Gedung

Departemen Teknik Pertambangan. Pada pengambilan titik kordinat di lokasi pertama

32
didapati kordinat S 05°13’57.91” E 119°30’17.35” dengan ketinggian 24 meter di atas

permukaan laut.

2) Titik 2

Titik kordinat kedua ditentukan oleh pengamat kedua di ruangan terbuka

dengan lokasi pengambilan titik kordinat di halaman luar dari Gedung Departemen

Teknik Pertambangan, berjarak sekitar tiga meter dari pengambilan titik kordinat oleh

pengamat pertama. Pada pengambilan titik kordinat di lokasi kedua didapati kordinat S

05°13’58.65” E 119°30’18.02” dengan ketinggian 26 meter di atas permukaan laut.

3) Titik 3

Pengambilan titik kordinat ketiga ditentukan oleh pengamat ketiga pada

ruangan terbuka dengan lokasi pengambilan titik kordinat di area parkiran gedung

Departemen Teknik Pertambangan, berjarak sekitar tiga meter dari pengambilan titik

kordinat oleh pengamat kedua. Saat pengambilan titik kordinat di lokasi ketiga

didapati koordinat S

05°13’59.04” E 119°30’17.85” dengan ketinggian 25 meter di atas permukaan laut.

4) Titik 4

Proses mendapatkan titik kordinat keempat ditentukan oleh pengamat

keempat pada ruangan terbuka dengan lokasi pengambilan titik kordinat di area

parkiran mobil gedung Departemen Teknik Pertambangan, berjarak sekitar tiga meter

dari pengambilan titik kordinat oleh pengamat ketiga. Saat pengambilan titik kordinat

di lokasi keempat didapati kordinat S 05°13’58.96” E 119°30’17.34” dengan

ketinggian 25 meter di atas permukaan laut.

5) Titik 5

Kegiatan pengambilan titik kordinat kelima ditentukan oleh pengamat kelima

pada ruangan terbuka dengan lokasi pengambilan titik kordinat yang semakin

menjauhi area gedung Departemen Teknik Pertambangan, berjarak sekitar tiga meter

33
dari pengambilan titik kordinat oleh pengamat keempat. Saat pengambilan titik

kordinat di lokasi kelima didapati kordinat S 05°13’58.96” E 119°30’16.77” dengan

tingkat akurasi hingga 3 meter dengan ketinggian 26 meter di atas permukaan laut.

6) Titik 6

Penetapan titik kordinat keenam ditentukan oleh pengamat keenam pada

ruangan terbuka dengan lokasi pengambilan titik kordinat yang semakin menjauhi

area gedung Departemen Teknik Pertambangan, berjarak sekitar tiga meter dari

pengambilan titik kordinat oleh pengamat kelima. Saat pengambilan titik kordinat di

lokasi keenam didapati kordinat S 05°13’58.67” E 119°30’16.64” dengan ketinggian

25 meter di atas permukaan laut.

7) Titik 7

Penetapan titik kordinat ketujuh ditentukan oleh pengamat ketujuh pada

ruangan terbuka dengan lokasi pengambilan titik kordinat yang semakin menjauhi

area gedung Departemen Teknik Pertambangan, berjarak sekitar tiga meter dari

pengambilan titik kordinat oleh pengamat keenam. Saat pengambilan titik kordinat di

lokasi ketujuh didapati kordinat S 05°13’.58.29” E 119°30’16.45” dengan tingkat

akurasi hingga 3 meter dengan ketinggian 25 meter di atas permukaan laut.

8) Titik 8

Pemastian kordinat kedelapan ditentukan oleh pengamat kedelapan pada

ruangan terbuka dengan lokasi pengambilan titik kordinat di sekitar parkiran motor

gedung Departemen Teknik Pertambangan, berjarak sekitar tiga meter dari

pengambilan titik kordinat oleh pengamat ketujuh. Saat pengambilan titik kordinat di

lokasi kedelapan didapati kordinat S 05°13’57.67” E 119°30’16.14” dengan tingkat

akurasi hingga 3 meter dengan ketinggian 26 meter di atas permukaan laut.

34
4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil dari percobaan yang telah kami lakukan, maka kami

mendapatkan azimuth menggunakan kompas geologi dan kordinat serta elevasi

menggunakan GPS. Berikut adalah pembahasan dari hasil praktikum.

A. Kompas

Praktikum acara III “Pengenalan Alat Ukur” diawali dengan pembawa acara

memperkenalkan dua jenis alat ukur yang pertama ialah Kompas dan yang kedua

adalah GPS. Pengenalan alat ukur kompas diawali dengan memperkenalkan

komponen-komponen atau bagian-bagian yang terdapat pada Kompas serta fungsinya

masing-masing. Komponen kompas yang pertama kali diperkenalkan adalah jarum

magnet, jarum magnet sendiri merupakan komponen pada kompas yang berupa

batang baja, bentuknya pipih diberi sifat magnet, di kedua ujungnya dibentuk seperti

anak panah dan pada masing-masing ujung anak panah diberi warna yang berbeda.

Pada umumnya batang magnet yang menunjukkan arah N atau utara, diberikan warna

biru, sedang pada ujung yang lain diberi warna putih, jarum magnet pada Kompas

berfungsi sebagai penunjuk arah utara yang dengan bebas menyesuaikan arahnya

dengan medan magnet bumi.

Komponen kedua adalah mirror atau cermin pada kompas, fungsi dari cermin

sendiri adalah untuk melihat dan membidik objek yang ingin diketahui arahnya pada

saat di lapangan. Komponen ketiga adalah lingkaran pembagian derajat ( graduated

circle), adapun fungsi dari graduated circle adalah untuk mengatur posisi geografi

yang ditunjuk pada Kompas dengan cara memutarnya. Komponen ketiga dari kompas

ialah klinometer, klinometer adalah bagian kompas untuk mengukur besarnya

kecondongan atau kemiring ansuatu bidang atau lereng. Letaknya dibagian dasar

kompas dan dilengkapi dengan gelembung pengatur horizontal dan pembagian skala.

Pembagian skala tersebutdinyatakan dalam derajat dan persen. Komponen keempat


35
yang diperkenalkan adalah Bull’s eye berupa gelembung udara yang memiliki pusat

lingkaran di tengahnya yang mana berfugnsi sebagai pembantu dalam menentukan

kemenerusan/jurus/strike lereng.

Setelah pengenalan komponen yang terdapat pada kompas, kami diarahkan

menggunakan kompas tersebut dengan menentukan llima titik yang akan dibidik.

Setelah menentukan arah bidikan, hal yang pertama dilakukan adalah membuka

kompas dengan cara menekan tombol yang pembuka yang terdapat di antara lipatan

kompas, kemudian Kompas dibuka dengan perkiraan kemiring an sekitar 1350 lalu

Kompas diletakkan di antaran perut dan dada lalu mengarahkan bidikan pada mirror

sesuai dengan garis belahan yang terdapat pada cermin. Ketika bidikan telah

diarahkan, selanjutnya adalah melakukan centering atau pemusatan pada bul’s eye

dengan teliti dan hati-hati agar mudah mendapatkan posisi pusat pada bul’s eye

tersebut. Ketika dirasa telah berada di pusat, langkah selanjutnya adalah mengunci

jarum Kompas dengan menekan tombol berwarna putih pada bagian kanan bawah di

permukaan kompas.

Saat jarum magnet telah terkunci, maka, bacalah arah yang ditunjukkan oleh

jarum yang berwarna biru yakni jarum yang mengarah ke N pada saat bidikan pertama

menggunakan kompas didapatkan N 400 E, setelah itu menyerong agak ke kanan

mengarah ke bidikan kedua dan didapati hasi bidikan yakni N 1120 E, setelah

mendapatkan azimuth bidikan kedua, badan dimiringkan kearah kanan tepatnya

kearah ujung rak sampel dekat pintu masuk LAB Eksplorasi Mineral untuk membidik

titik ketiga dan didapatkan azimuth N 1280 E, berlanjut pada pembidikan di titik

keempat yakni mengarah ke pintu masuk LAB Eksplorasi Mineral dimana pengamat

mendapatkan azimuth N 2220 E. Pada bidikan terakhir pengamat mengarah ke ujung

rak batuan dekat jendela dan didapatkan azimut N 3430 E. Pada saat pengukuran

strike/dip pengamat mengukur Kompas dengan cara menyeluruskan arah Kompas

36
dengan arah strike atau kemenerusan batuan kemudian mengukur dip atau

perpotongan dari strike didapatkan N 950 E /59 0.

B. GPS (Global Positioning System)

Pengenalan alat ukur kedua, adalah GPS yang merupakan singkatan dari Global

Positioing System. Pada saat pengenalan alat ini, GPS yang diperkenalkan adalah GPS

Garmin. GPS sendiri adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menentukan lokasi atau

titik kordinat, juga berguna menentukan waktu dan ketinggian suatu tempat. Ketika

diperlihatkan bentuk dari GPS Garmin tersebut terlihat bentuknya seperti handphone

nokia zaman dahulu, hal ini dikarenakan GPS yang diperkenalkan adalah GPS

sederhana, sedangkan saat ini sudah banyak GPS yang lebih canggih. Adapun pada

saat pengenalan GPS Garmin kita diberitahukan cara mengoperasikan dan

mengkalibrasikan GPS tersebut. Di antara komponen GPS tersebut adalah antena yang

berfungsi menangkap dan menghubungkan sinyal GPS dan satelit, kemudian ada

beberapa tombol yang terdapat pada GPS, di antaranya adalah tombol power, tombol

in/out, tombol find, tombol quit, tombol page, tombol enter, dan tombol rocker.

Setelah dilakukan pengenalan alat GPS dan berbagai macam komponennya

maka, kemudian kami di arahkan menuju ke lokasi pengambilan titik kordinat yang

berada di sekitar area parkiran Gedung departemen Teknik Pertambangan. Sebelum

pengambilan titik kordinat terlebih dahulu GPS dinyalakan dengan cara menekan

tombol power yang terdapat pada sisi kanan dari GPS. Setelah ditekan beberapa saat

kemudian GPS akan menyala dan layer akan menunjukkan bagian awal, setelah GPS

kemudian dikalibrasikan dengan cara membuka pada halaman menu dan memilih

bagian satelit, ketika posisi sudah berada di tempat pengambilan titik kordinat

kemudian menekan tombol enter maka GPS akan terkalibrasi, setelah kurang lebih 3-5

detik GPS akan memberikan titik kordinat lokasi dan dilengkapi dengan waktu serta

ketinggian yang diukur dari atas permukaan laut. Adapun kordinat yang didapatkan

37
pada saat pengukuran telah dimasukkan pada tabel di bagian hasil. Dari penentuan

titik kordinat menggunakan GPS tersebut kami berhasil mendapatkan 8 data kordinat.

38
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari kegiatan praktikum geologi fisik acara III “Pengenalan Alat Ukur” yang

dilaksanakan pada 27 September 2022 dapat disimpulkan bahwa:

1. Pengertian alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu benda

yang bergantung pada segi dimensi yang ingin diukur dari benda tersebut.

Praktikum kali ini digunakan alat ukur kompas dan GPS. Kompas merupakan

alat ukur navigasi yang dapat digunakan dalam pencarian azimut magnet dan

azimut sudut mendatar serta menentukan arah mata angin. Adapun GPS

adalah alat ukur yang dalam kegunaannya untuk menentukan titik koordinat

suatu wilayah ataupun tempat dengan radius tertentu serta dapat menghitung

elevasi dari objek yg dituju.

2. Kompas dan GPS memiliki bagian-bagian penyusun. Bagian-bagian kompas

yang penting secara umum yaitu: jarum magnet, bull’s eye, cermin, garis

tengah, pengganjal, klinometer, jendela pandang, lengan penunjuk, dan

lingkaran pembagian derajat. Bagian-bagian dari GPS yaitu: antena GPS,

tombol-tombol seperti in, out, power, menu, page, find, mark, enter, quit, dan

rocker.

3. Fungsi dari bagian-bagian pada kompas yakni, jarum magnet sebagai penunjuk

derajat dari arah yang dituju, bull’s eye untuk mengukur strike, cermin untuk

melihat benda, garis tengah untuk menyesuaikan titik yang ingin diukur,

pengganjal untuk mengunci arah jarum, klinometer untuk mengukur kemiring

an bidang, jendela pandang sebagai bagian dari cermin untuk melihat benda,

lengan penunjuk untuk membantu menyesuaikan arah pengukuran kompas,

39
dan lingkaran pembagian derajat sebagai bagian yang menunjukkan derajat

hasil pengukuran suatu arah. Adapun fungsi dari bagian-bagian GPS yaitu:

antena untuk menangkap sinyal dari satelit, tombol rocker untuk mengarahkan

ke pilihan yang diinginkan, tombol power untuk menghidupkan atau

menonaktifkan GPS, tombol in/out untuk memperbesar dan memperkecil

tampilan, tombol menu untuk melihat menu dari masing-masing halaman,

tombol page untuk menuju ke halaman berikutnya atau halaman utama,

tombol enter untuk memilih data yang tersorot, tombol quit untuk

membatalkan atau kembali ke halaman sebelumnya, tombol mark untuk

menandai dan menyimpan titik lokasi, dan tombol find untuk menemukan

tempat yang ingin dicari.

4. Cara menggunakan kompas yaitu dengan mengarahkan kompas ke titik tujuan

dengan posisi lengan penunjuk menghadap arah yang dituju, kemudian

memastikan bull’s eye tepat berada ditengah lalu menekan pengganjal untuk

mengunci pergerakan jarum lalu melihat hasil pengukuran. Adapun cara

menggunakan GPS yaitu menuju ke titik yang ingin diukur, setelah itu masuk

ke menu satelit, kemudian menunggu hingga hasil pengukuran tidak berubah-

ubah, lalu melihat hasil pengukuran.

5.2 Saran

A. Saran Untuk Praktikum

Praktikum telah berjalan dengan sangat baik, tetapi praktikan memiliki saran

untuk praktikum kedepannya yaitu laboratorium sebaiknya lebih memperhatikan

kondisi alat yang akan digunakan dan mefasilitasi lebih banyak alat dengan kondisi

yang layak digunakan agar prosesi praktikum berlangsung lebih cepat.

40
B. Saran Untuk Asisten

Saran dari praktikan yaitu sekiranya lebih sabar dan semangat lagi dalam

membimbing kami dalam praktikum, agar ilmu yang kami dapatkan bisa dicerna dan

dipahami dengan baik.

41
DAFTAR PUSTAKA

Bos, E.S. 1977. Thematic Cartography. Yogyakarta: Faculty of Geography, GadjahMada


University.

Habibi, Wildan. 2011. Pembangunan Sistem Pelacakan Dan Penelusuran Device


Software Berbasis Global Positioning system (GPS) . Surabaya.

Kudwadi, Budi. 2018. Modul 4 pengukuran geologi struktur. Bandung.

Marjuki, B. 2016. Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS. Jakarta

Munir. 2012. Multimedia konsep dan aplikasi dalam pendidikan . Bandung : Alfabeta.

Paputungan, Dkk. 2012. Rancang Bangun Alat Penentu 16 Arah Mata Angin . Manado.

Sunyoto, Andi. 2013. Integrasi Modul GPS Receiver Dan GPRS Untuk Penentuan Posisi

Dan Jalur Pergerakan Objek. Yogyakarta : Stimik Amikom.

Zhao Xiayoun. 2014. Review and Evaluation Methods in Transport Mode Detection

Based on GPS Tracking Data. China: Chang’an University.

42
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I : GAMBAR KOMPAS GEOLOGI

LAMPIRAN II : GAMBAR GPS

43
44

Anda mungkin juga menyukai