D111221069
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2022
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala
menyelesaikan laporan praktikum laboratorium geologi fisik acara III yang berjudul
“Pengenalan Alat Ukur Kompas & GPS“. Saya sangat berharap laporan pratikum ini
mudah dipahami dan menambah pengetahuan pembaca. Saran dan kritik yang sifatnya
kedepannya.
Dalam penyusunannya terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Irzal Nur, MT., selaku
dosen mata kuliah geologi fisik. Serta tidak lupa pula ucapan terima kasih kepada
asisten laboratorium geologi fisik atas ilmu, waktu dan tenaga dalam membimbing
kelompok 1 dan juga kepada rekan-rekan kelompok 1 yang telah saling membantu
dalam penyelesaian laporan praktikum. Penulisan laporan ini, tentu ada kekurangan,
kesalahan maupun kata yang kurang berkenan dalam hati. Oleh karena itu, saya selaku
penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................1
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................3
DAFTAR TABEL...................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5
1
4.1 Hasil.........................................................................................................25
4.2 Pembahasan.............................................................................................35
5.1 Kesimpulan................................................................................................39
5.2 Saran.........................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................42
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................43
2
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1
2.3 pembagian derajat pada kompas geologi. . .Error! Bookmark not defined.
3.1
Kompas Geologi 21
3.2 GPS......................................................................................................22
3
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
4.1
pembidikan pertama 25
4
BAB I
PENDAHULUAN
segala sesuatu mengenai planit bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan
kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk
bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik didalam maupun diatas permukaan
bumi, kedudukannya di alam semesta serta sejarah perkembangan nya sejak bumi ini
alat ukur merupakan suatu alat yang digunakan untuk melakukan proses
inspeksi terhadap suatu benda. Juga mengatakan bahwa alat ukur adalah perangkat
yang dapat digunakan untuk mengukur dimensi atau sudut. Penggunaan alat ukur
pada setiap pengukuran sangat ditentukan oleh macam kegunaan, batas ukur dan
menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas terbagi
menjadi dua yaitu kompas analog dan kompas digital (Paputungan, dkk, 2012)
GPS (Global Positioning System) adalah sistem navigasi yang berbasiskan satelit
yang saling berhubungan yang berada di orbitnya. Satelit-satelit itu milik Departemen
mulai tahun 1978 dan pada tahun 1994 sudah memakai 24 satelit. Untuk dapat
mengetahui posisi seseorang maka diperlukan alat yang diberi nama GPS reciever yang
berfungsi untuk menerima sinyal yang dikirim dari satelit GPS. (Sunyoto, 2013).
5
Adapun Pada praktikum kali ini kami diper kenalkan dengan alat ukur dalam
pertambangan dimana alat ukur yang pertama adalah kompas geologi dimana fungsi
kompas ini adalah untuk menentukan azimuth dari sampel batuan. Kami juga
diajarkan mengenai cara penggunaan kompas geologi dan apa saja bagian – bagian
dari kompas tersebut. Selanjutnya adalah alat ukur GPS ( Global Positioning System),
adalah alat untuk menentukan titik koordinat tempat kita berpijak atau bisa juga
banyak bagian dari GPS yang memiliki fungsi berbeda – beda. Sama seperti kompas
tadi, di alat GPS ini kami juga diajarkan tentang bagaimana cara penggunaan GPS.
halaman Gedung jurusan geologi dengan judul acara III yaitu pengenalan alat ukur
pada Selasa 27 september 2022. Praktikum geologi fisik dengan judul acara
pengenalan alat ukur yang dilakukan yaitu dengan belajar cara menggunakan Kompas
& GPS dan bimbingan dari kakak Asisten Praktikum Geologi Fisik.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet
bumi secara akurat. kompas geologi, selain dapat dipakai untuk mengukur komponen
arah, juga komponen besar sudut. Kompas geologi ada dua acam, yaitu kompas tipe
menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas terbagi
menjadi dua yaitu kompas analog dan kompas digital (Paputungan, dkk, 2012).
1. Jenis Kompas
Kompas magnetik Pixabay Kompas ini adalah jenis yang paling umum
digunakan karena harganya relatif murah. Kompas analog atau biasa ini berisi
kompas ini harus benar-benar dalam keadaan tenag dan pada posis datar,
mengingkat harganya yang murah tentu tingkat akurasinya tidak terlalu baik.
b. Kompas Silva
Kompas silva adalah salah satu jenis kompas yang biasa dipakai dalam bidang
7
tempat pada peta topografi. Kompas ini digunakan untuk membantu navigasi
di daratan.
c. Kompas Thumb
Thumb Compass adalah jenis kompas yang mirip dengan kompas silva, hanya
saja memiliki model yang berbeda. Kompas ini digunakan seperti cincin yang
Tipe kompas bidik biasanya digunakan oleh TNI, Tim SAR, Navigator dan
pendaki gunung. Kompas ini mempunyai garis lembut dengan poros vertikal
sasaran. Kompas prima atau bidik memiliki harga yang bervariasi di pasaran,
mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Kompas bidik yang
e. Gyro Compass
f. Kompas Digital
atau mendaki gunung, kompas ini merupakan pilihan praktis. Kompas digital
memiliki tingkat akurasi yang baik, sebab penentuan arah telah menggunakan
Solid State Compass adalah perangkat keras yang juga disematkan pada
8
beberapa benda lain, seperti jam tangan, serta gadget lain yang memiliki fitur
kompas.
Kompas jenis ini terintegrasi dengan satelit. Kompas GPS dapat digunakan
pada area blank spot. Teknologi dalam menentukan arah ini telah diadopsi
pengguna.
i. Kompas Kiblat
Jenis kompas ini dimanfaatkan untuk menentukan arah dan posisi kiblat bagi
masjid.
j. Kompas Nahkoda
Kompas ini sangat presisi dan tahan terhadap goncangan ketika terkena
ombak besar.
k. Kompas Astronomi
Kompas ini diandalkan bagi para pegiat di bidang astronomi atau orang-orang
yang tengah menjalajahi daerah kutub. Jenis kompas ini sangat akurat dan
2. Fungsi Kompas
Fungsi dan manfaat utama dari kompas adalah untuk menentukan arah mata
angin, terutama arah utara dan selatan yang menjadi tempat medan magnetis bumi.
Selain itu, kompas juga berguna untuk mengukur besar sudut Kompas, mengukur
pembacaan peta. Tidak seperti kompas pada umumnya, kompas geologi memiliki
9
beberapa fungsi khusus yaitu selain mengukur arah mata angin, kompas geologi juga
dapat digunakan untuk mengukur kedudukan suatu bidang atau garis. Kompas geologi
digunakan untuk mengukur arah (azimuth) pada suatu titik ataupun kelurusan struktur,
10
Gambar 2. 3 pembagian derajat pada kompas geologi
Gambar 2. 4 klinometer
11
a. Folding sight : Digunakan dalam pengukuran bearing dan inclination
b. Lid : Penutup kompas dan merupakan tempat cermin, axial line, dan
c. Mirror : Cermin yang terletak pada lid, berfungsi sebagai alat yang
yang dibidik.
e. Sighting window : Lubang yang terletak pada lid, ditengahnya dilewati oleh
dengan tepat.
i. Index pin : Suatu titik di dekat permukaan graduated circle yang berfungsi
k. Lift pin : Tombol kecil yang berfungsi untuk menahan arah dari jarum
12
l. Adjusting screw : Berfungsi untuk mengubah graduated circle agar kompas
m. Wire coil : Merupakan lilitan pada jarum kompas yang dapa digeser,
n. Hinge : Merupakan sendi kompas yang dapat dilipat, terdapat dua buah
pada kompas geologi, hinge pada sighting arm dan hinge pada lid.
saat membidik suatu sasaran, dan indikator arah suatu kemiringan objek
jarum kompas.
global untuk penentuan lokasi, kecepatan, arah dan waktu yang telah beroperasi
secara penuh didunia saat ini. GPS ( Global Positioning System) adalah sistem navigasi
yang berbasiskan satelit yang saling berhubungan yang berada di orbitnya. Satelit-
yang pertama kali diperkenalkan mulai tahun 1978 dan pada tahun 1994 sudah
memakai 24 satelit. Untuk dapat mengetahui posisi seseorang maka diperlukan alat
13
yang diberi nama GPS reciever yang berfungsi untuk menerima sinyal yang dikirim dari
menyediakan informasi lokasi dan waktu dalam berbagai kondisi cuaca, dimanapun di
atas permukaan bumi, sepanjang masih menerima sinyal GPS yang di pancarkan dari
Saat ini perkembangan GPS demikian pesat seiring dengan kebutuhan manusia
akan teknologi. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya tipe GPS yang beredar di
kalangan umum. Pada dasarnya GPS dibedakan menjadi 3 tipe yaitu GPS Navigasi, GPS
Geodetik, dan Geodetik Dual Frekuensi. GPS Navigasi adalah GPS handled yang
mempunyai ketinggian 3-10 meter, biasanya bisa digengam. Selain berfungsi sebagai
perangkat navigasi juga bisa digunakan untuk pemetaan. GPS Geodetik adalah GPS
yang
keberadaan posisi satelit. Signal ditangkap oleh perangkat navigasi, dan diolah menjadi
posisi koordinat di bumi. Signal GPS dapat dimanfaatkan sebagai (Didik, 2021):
Adapun jenis dan fungsi dari GPS (Global Positioning System) adalah sebagai berikut :
14
1. Jenis GPS
Global Positioning System (GPS) adalah Sistem Satelit Navigasi Global (GNSS)
untuk penentuan posisi geografis. Ketersediaan dan kegunaan perangkat GPS dalam
penentuan posisi geografis dan pelacakan objek seluler telah berkembang pesat
dalam beberapa dekade terakhir dan masih terus meningkat. GPS telah muncul untuk
penggunaan sipil pada 1990-an sebagai teknik geodetik ruang yang akurat dan
pengamatan secara teliti titik-titik dalam suatu jaring dari waktu ke waktu, GPS
Dalam survai dan pemetaan darat, GPS di aplikasikan untuk pengadaan titik-
titik kontrol (orde dua atau lebih rendah) untuk keperluan pemetaan (termasuk
untuk perekonstruksian titik-titik. Disamping itu GPS akan punya peran dalam
15
gelombang ataupun pasang surut di lepas pantai. Di Indonesia penggunaan
pengeboran (rig)
2. Fungsi GPS
GPS dapat digunakan setiap saat tanpa bergantung waktu dan cuaca. GPS
dapat digunakan baik pada siang maupun malam hari, dalam kondisi cuaca yang buruk
sekalipun seperti hujan ataupun kabut. Karena karakteristiknya ini maka penggunaan
yang terkait dengan penentuan posisi, yang pada akhirnya dapat diharapkan akan
a. Militer
GPS digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau
mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui
mana teman, mana lawan untuk menghindari salah target ataupun menentukan
pergerakan pasukan.
b. Navigasi
GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa
jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu navigasi. Dengan
sehingga pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk
16
c. Sistem Informasi Geografis
referensi pengukuran.
d. Pelacak kendaraan
Kegunaan lain GPS adalah sebagai pelacak kendaraan. Dengan bantuan GPS,
e. Pemantau Gempa
Bahkan saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk memantau
penerbangan, kecuali ketika mendarat dan lepas landas, sama seperti alat
Dengan pengamatan GPS, maka informasi posisi 3D, kecepatan dan percepatan
pesawat terbang dapat ditentukan secara teliti. Di samping itu GPS juga dapat
digunakan sebagai sistem navigasi pesawat terbang pada saat survey dengan
pada tahun 1985. Dan seperti yang mungkin kita duga, menavigasikan perairan
17
dunia menjadi lebih tepat daripada sebelumnya. Saat ini alat penerima Trimble
mereka dapat kembali ke wilayah terbaik untuk menangkap ikan tanpa perlu
tersesat sebelumnya.
18
b. Tombol (IN) berfungsi untuk memperbesar tampilan peta pada layar GPS.
c. Tombol (OUT) berfungsi untuk memperkecil tampilan peta pada layar GPS.
menggunakan GPS.
g. Tombol (MENU) berfungsi untuk membuka pilihan menu yang tersedia pada
GPS.
sebelumnya.
i. Tombol (ENTER) berfungsi untuk memilih atau ok pada menu yang akan Anda
pilih.
j. Tombol tersebut berfungsi untuk navigasi pada layar peta yang ditampilkan
pada GPS. Di bagian belakang sisi atas GPS terdapat port USB yang berfungsi
19
Gambar 2. 7 Bagian Belakang Garmin
20
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan pada praktikum acara III geologi
fisik yaitu:
1) Kompas pada saat praktikum digunakan sebagai pencari komponen arah dan
komponen besar sudut suatu objek yang dibidik. Kompas juga digunakan
gambar 3.1 :
2) GPS (Global Positioning System ) fungsi GPS pada acara III kali ini untuk
mencari suatu titik koordinat dan juga sebagai objek percobaan , GPS dapat
21
Gambar 3. 2 GPS
3) Alat Tulis, fungsi dari alat tulis dalam percobaan III pengenalan alat ukur yaitu
untuk mencatat berbagai data yang dihasilkan oleh alat yang jadi objek
percobaan baik itu kompas maupun GPS, alat tulis dapat dilihat pada gambar
3.3:
22
4) Kertas pada saat praktikum pengenalan alat ukur digunakan sebagai media
penulisan data hasil pembidikan pada tabel yang telah dibuat sebelumnya.
GPS.
23
3. Praktikan mengetahui fungsi dari setiap bagian dari kompas dan GPS.
Pegang kompas atau GPS dengan benar. Tempatkan kompas/GPS datar pada
telapak tangan Anda dan telapak tangan di depan dada Anda. Ini adalah sikap
yang tepat untuk kompas/GPS ketika bepergian. Jika Anda membaca peta,
tempatkan peta pada permukaan yang datar dan tempatkan kompas di peta
24
BAB IV
4.1 Hasil
menggunakan kompas geologi dan penentuan koordinat, waktu dan informasi lokasi
menggunakan GPS maka didapatkan hasil seperti yang ditunjukkan pada tabel
berikut.
4.1.1 Kompas
sembilan orang yang berbeda dengan lima arah bidikan yang sama, data yang
2 N 112° E
4 N 222° E
5 N 343° E
laboratorium eksplorasi dan mineral dengan menentukan lima titik bidikan, bidikan
menyerong badan sekitar 45° dan membidik sehingga mendapatkan azimut N 128° E
25
pada bidikan ketiga, setelah itu pengamat menyerong lagi ke kanan pada bidikan
keempat dan mendapatkan azimut N 222° E, dan pada bidikan kelima, pengamat
kemenerusan singkapan batuan didapatkan arah N 95° E/59°. Tabel pembidik kedua
2 N 137° E
4 N 229° E
5 N 325° E
menyerong ke kanan untuk membidik sudut kedua dan didapatkan azimut N 137° E,
mendapatkan azimut N 206° E pada bidikan ketiga, setelah itu pengamat menyerong
lagi ke kanan pada bidikan keempat dan mendapatkan azimut N 229° E. Dan pada
26
Tabel 4. 3 Pembidikan Ketiga
TITIK AZIMUTH Strike/Dip
1 N 26° E
2 N 133° E
4 N 144° E
5 N 145° E
bidikan, pada bidikan pertama didapatkan azimut N 26° E, kemudian pengamat 31°
menyerong ke kanan untuk membidik sudut kedua dan didapatkan azimut N 133° E,
mendapatkan azimut N 140° E pada bidikan ketiga, setelah itu pengamat menyerong
lagi ke kanan pada bidikan keempat dan mendapatkan azimut N 144 ° E. Dan pada
strike/dip yaitu kemenerusan singkapan batuan didapatkan arah N 95° E/59 °. Data
2 N 141° E
4 N 254° E
5 N 318° E
27
Pembidikan keempat menggunakan kompas dengan menentukan lima titik
menyerong ke kanan untuk membidik sudut kedua dan didapatkan azimut N 141° E,
mendapatkan azimut N 229° E pada bidikan ketiga, setelah itu pengamat menyerong
lagi ke kanan pada bidikan keempat dan mendapatkan azimut N 254° E. Dan pada
strike/dip yaitu kemenerusan singkapan batuan didapatkan arah N 95° E 59° . Data
2 N 141° E
4 N 254° E
5 N 318° E
menyerong ke kanan untuk membidik sudut kedua dan didapatkan azimut N 128° E,
mendapatkan azimut N 198° E pada bidikan ketiga, setelah itu pengamat menyerong
lagi ke kanan pada bidikan keempat dan mendapatkan azimut N 217° E. Dan pada
strike/dip yaitu kemenerusan singkapan batuan didapatkan arah N 95° E/59°. Data
28
pembidik keenam dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :
2 N 131° E
4 N 153° E
5 N 155° E
menyerong ke kanan untuk membidik sudut kedua dan didapatkan azimut N 131° E,
kemudian pengamat menyerong badan sekitar 45° dan 33° membidik sehingga
mendapatkan azimut N 146° E pada bidikan ketiga, setelah itu pengamat menyerong
lagi ke kanan pada bidikan keempat dan mendapatkan azimut N 153° E. Dan pada
2 N 119° E
4 N 144° E
5 N 330° E
29
Pembidikan ketujuh menggunakan kompas dengan menentukan lima titik
menyerong ke kanan untuk membidik sudut kedua dan didapatkan azimut N 11° E,
mendapatkan azimut N 130° E pada bidikan ketiga, setelah itu pengamat menyerong
lagi ke kanan pada bidikan keempat dan mendapatkan azimut N 144 derajat E. Dan
59°. Tabel pengamat kedelapan dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut :
1 N 53° E
2 N 125° E
4 N 232° E
5 N 335° E
menyerong ke kanan untuk membidik sudut kedua dan didapatkan azimut N 125° E,
lagi ke kanan pada bidikan keempat dan mendapatkan azimut N 232° E. Dan pada
59°.
kordinat, arah lokasi dan waktu di suatu lokasi lebih tepatnya pada area terbuka.
Pada percobaan ini, didapatkan 9 kordinat berbeda dengan range atau jarak minimal
3 meter setiap koordinat. Adapun sebelum menggunakan GPS, kita terlebih dahulu
mengetahui cara untuk mengkalibrasi agar titik koordinat yang didapatkan akurat,
dan juga harus memperhatikan syarat untuk pengambilan titik koordinat yaitu
dilakukan di tempat terbuka, tidak di dalam ruangan atau gedung dan tidak ada
halangan di atas seperti perpohonan serta mencari tempat yang tinggi. Tabel data
31
Tabel 4. 9 Data Hasil Penentuan Kordinat Dengan GPS
TITIK KOORDINAT ELEVASI
S 05°13’57.91”
1 24
E 119°30’17.35”
S 05°13’58.65”
2 26
E 119°30’18.02”
S 05°13’59.04”
3 25
E 119°30’17.85”
S 05°13’58.96”
4 25
E 119°30’17.34”
S 05°13’58.96”
5 26
E 119°30’16.77”
S 05°13’58.67”
6 25
E 119°30’16.64”
S 05°13’.58.29”
7 25
E 119°30’16.45”
S 05°13’57.67”
8 26
E 119°30’16.14”
1) Titik 1
terbuka dengan lokasi pengambilan titik kordinat di halaman luar dari Gedung
32
didapati kordinat S 05°13’57.91” E 119°30’17.35” dengan ketinggian 24 meter di atas
permukaan laut.
2) Titik 2
dengan lokasi pengambilan titik kordinat di halaman luar dari Gedung Departemen
Teknik Pertambangan, berjarak sekitar tiga meter dari pengambilan titik kordinat oleh
pengamat pertama. Pada pengambilan titik kordinat di lokasi kedua didapati kordinat S
3) Titik 3
ruangan terbuka dengan lokasi pengambilan titik kordinat di area parkiran gedung
Departemen Teknik Pertambangan, berjarak sekitar tiga meter dari pengambilan titik
kordinat oleh pengamat kedua. Saat pengambilan titik kordinat di lokasi ketiga
didapati koordinat S
4) Titik 4
keempat pada ruangan terbuka dengan lokasi pengambilan titik kordinat di area
parkiran mobil gedung Departemen Teknik Pertambangan, berjarak sekitar tiga meter
dari pengambilan titik kordinat oleh pengamat ketiga. Saat pengambilan titik kordinat
5) Titik 5
pada ruangan terbuka dengan lokasi pengambilan titik kordinat yang semakin
menjauhi area gedung Departemen Teknik Pertambangan, berjarak sekitar tiga meter
33
dari pengambilan titik kordinat oleh pengamat keempat. Saat pengambilan titik
tingkat akurasi hingga 3 meter dengan ketinggian 26 meter di atas permukaan laut.
6) Titik 6
ruangan terbuka dengan lokasi pengambilan titik kordinat yang semakin menjauhi
area gedung Departemen Teknik Pertambangan, berjarak sekitar tiga meter dari
pengambilan titik kordinat oleh pengamat kelima. Saat pengambilan titik kordinat di
7) Titik 7
ruangan terbuka dengan lokasi pengambilan titik kordinat yang semakin menjauhi
area gedung Departemen Teknik Pertambangan, berjarak sekitar tiga meter dari
pengambilan titik kordinat oleh pengamat keenam. Saat pengambilan titik kordinat di
8) Titik 8
ruangan terbuka dengan lokasi pengambilan titik kordinat di sekitar parkiran motor
pengambilan titik kordinat oleh pengamat ketujuh. Saat pengambilan titik kordinat di
34
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil dari percobaan yang telah kami lakukan, maka kami
A. Kompas
Praktikum acara III “Pengenalan Alat Ukur” diawali dengan pembawa acara
memperkenalkan dua jenis alat ukur yang pertama ialah Kompas dan yang kedua
magnet, jarum magnet sendiri merupakan komponen pada kompas yang berupa
batang baja, bentuknya pipih diberi sifat magnet, di kedua ujungnya dibentuk seperti
anak panah dan pada masing-masing ujung anak panah diberi warna yang berbeda.
Pada umumnya batang magnet yang menunjukkan arah N atau utara, diberikan warna
biru, sedang pada ujung yang lain diberi warna putih, jarum magnet pada Kompas
berfungsi sebagai penunjuk arah utara yang dengan bebas menyesuaikan arahnya
Komponen kedua adalah mirror atau cermin pada kompas, fungsi dari cermin
sendiri adalah untuk melihat dan membidik objek yang ingin diketahui arahnya pada
circle), adapun fungsi dari graduated circle adalah untuk mengatur posisi geografi
yang ditunjuk pada Kompas dengan cara memutarnya. Komponen ketiga dari kompas
kecondongan atau kemiring ansuatu bidang atau lereng. Letaknya dibagian dasar
kompas dan dilengkapi dengan gelembung pengatur horizontal dan pembagian skala.
kemenerusan/jurus/strike lereng.
menggunakan kompas tersebut dengan menentukan llima titik yang akan dibidik.
Setelah menentukan arah bidikan, hal yang pertama dilakukan adalah membuka
kompas dengan cara menekan tombol yang pembuka yang terdapat di antara lipatan
kompas, kemudian Kompas dibuka dengan perkiraan kemiring an sekitar 1350 lalu
Kompas diletakkan di antaran perut dan dada lalu mengarahkan bidikan pada mirror
sesuai dengan garis belahan yang terdapat pada cermin. Ketika bidikan telah
diarahkan, selanjutnya adalah melakukan centering atau pemusatan pada bul’s eye
dengan teliti dan hati-hati agar mudah mendapatkan posisi pusat pada bul’s eye
tersebut. Ketika dirasa telah berada di pusat, langkah selanjutnya adalah mengunci
jarum Kompas dengan menekan tombol berwarna putih pada bagian kanan bawah di
permukaan kompas.
Saat jarum magnet telah terkunci, maka, bacalah arah yang ditunjukkan oleh
jarum yang berwarna biru yakni jarum yang mengarah ke N pada saat bidikan pertama
mengarah ke bidikan kedua dan didapati hasi bidikan yakni N 1120 E, setelah
kearah ujung rak sampel dekat pintu masuk LAB Eksplorasi Mineral untuk membidik
titik ketiga dan didapatkan azimuth N 1280 E, berlanjut pada pembidikan di titik
keempat yakni mengarah ke pintu masuk LAB Eksplorasi Mineral dimana pengamat
rak batuan dekat jendela dan didapatkan azimut N 3430 E. Pada saat pengukuran
36
dengan arah strike atau kemenerusan batuan kemudian mengukur dip atau
Pengenalan alat ukur kedua, adalah GPS yang merupakan singkatan dari Global
Positioing System. Pada saat pengenalan alat ini, GPS yang diperkenalkan adalah GPS
Garmin. GPS sendiri adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menentukan lokasi atau
titik kordinat, juga berguna menentukan waktu dan ketinggian suatu tempat. Ketika
diperlihatkan bentuk dari GPS Garmin tersebut terlihat bentuknya seperti handphone
nokia zaman dahulu, hal ini dikarenakan GPS yang diperkenalkan adalah GPS
sederhana, sedangkan saat ini sudah banyak GPS yang lebih canggih. Adapun pada
mengkalibrasikan GPS tersebut. Di antara komponen GPS tersebut adalah antena yang
berfungsi menangkap dan menghubungkan sinyal GPS dan satelit, kemudian ada
beberapa tombol yang terdapat pada GPS, di antaranya adalah tombol power, tombol
in/out, tombol find, tombol quit, tombol page, tombol enter, dan tombol rocker.
maka, kemudian kami di arahkan menuju ke lokasi pengambilan titik kordinat yang
pengambilan titik kordinat terlebih dahulu GPS dinyalakan dengan cara menekan
tombol power yang terdapat pada sisi kanan dari GPS. Setelah ditekan beberapa saat
kemudian GPS akan menyala dan layer akan menunjukkan bagian awal, setelah GPS
kemudian dikalibrasikan dengan cara membuka pada halaman menu dan memilih
bagian satelit, ketika posisi sudah berada di tempat pengambilan titik kordinat
kemudian menekan tombol enter maka GPS akan terkalibrasi, setelah kurang lebih 3-5
detik GPS akan memberikan titik kordinat lokasi dan dilengkapi dengan waktu serta
ketinggian yang diukur dari atas permukaan laut. Adapun kordinat yang didapatkan
37
pada saat pengukuran telah dimasukkan pada tabel di bagian hasil. Dari penentuan
titik kordinat menggunakan GPS tersebut kami berhasil mendapatkan 8 data kordinat.
38
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum geologi fisik acara III “Pengenalan Alat Ukur” yang
1. Pengertian alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu benda
yang bergantung pada segi dimensi yang ingin diukur dari benda tersebut.
Praktikum kali ini digunakan alat ukur kompas dan GPS. Kompas merupakan
alat ukur navigasi yang dapat digunakan dalam pencarian azimut magnet dan
azimut sudut mendatar serta menentukan arah mata angin. Adapun GPS
adalah alat ukur yang dalam kegunaannya untuk menentukan titik koordinat
suatu wilayah ataupun tempat dengan radius tertentu serta dapat menghitung
yang penting secara umum yaitu: jarum magnet, bull’s eye, cermin, garis
tombol-tombol seperti in, out, power, menu, page, find, mark, enter, quit, dan
rocker.
3. Fungsi dari bagian-bagian pada kompas yakni, jarum magnet sebagai penunjuk
derajat dari arah yang dituju, bull’s eye untuk mengukur strike, cermin untuk
melihat benda, garis tengah untuk menyesuaikan titik yang ingin diukur,
an bidang, jendela pandang sebagai bagian dari cermin untuk melihat benda,
39
dan lingkaran pembagian derajat sebagai bagian yang menunjukkan derajat
hasil pengukuran suatu arah. Adapun fungsi dari bagian-bagian GPS yaitu:
antena untuk menangkap sinyal dari satelit, tombol rocker untuk mengarahkan
tombol enter untuk memilih data yang tersorot, tombol quit untuk
menandai dan menyimpan titik lokasi, dan tombol find untuk menemukan
memastikan bull’s eye tepat berada ditengah lalu menekan pengganjal untuk
menggunakan GPS yaitu menuju ke titik yang ingin diukur, setelah itu masuk
5.2 Saran
Praktikum telah berjalan dengan sangat baik, tetapi praktikan memiliki saran
kondisi alat yang akan digunakan dan mefasilitasi lebih banyak alat dengan kondisi
40
B. Saran Untuk Asisten
Saran dari praktikan yaitu sekiranya lebih sabar dan semangat lagi dalam
membimbing kami dalam praktikum, agar ilmu yang kami dapatkan bisa dicerna dan
41
DAFTAR PUSTAKA
Munir. 2012. Multimedia konsep dan aplikasi dalam pendidikan . Bandung : Alfabeta.
Paputungan, Dkk. 2012. Rancang Bangun Alat Penentu 16 Arah Mata Angin . Manado.
Sunyoto, Andi. 2013. Integrasi Modul GPS Receiver Dan GPRS Untuk Penentuan Posisi
Zhao Xiayoun. 2014. Review and Evaluation Methods in Transport Mode Detection
42
DAFTAR LAMPIRAN
43
44