Irma Rahma 2100027051 Tugas Takhrij
Irma Rahma 2100027051 Tugas Takhrij
يَحْ يَى بن العالء: َوقَا َل مرة، ترك الناس حديث بشر:َُّللا ﷺ أَحْ َمد
ِ َّ سو ِل َ َهذَا حديث ال يصح
ُ ع ْن َر
َ وبشر بن نمير أسوأ حاال ِم ْنه،كذاب يضع الحديث
َكانَ ركنا من أركان:وقَا َل يَحْ يَى بن سعيد.ُ
َّللا ﷺ ُ والقاسم يروي عن أصحاب َر: َوقَا َل اب ُْن ِحبَّان.متروك
ِ َّ سول َ :ي َّ وقَا َل أَبُو َحاتِ ٍم.الكذب
ُّ الر ِاز َ
المعضالت
”Barang siapa yang membaca sepertiga Al-Qur'an akan diberikan sepertiga dari kenabian,
dan siapa yang membaca dua pertiga darinya akan diberikan dua pertiga dari kenabian, dan
barang siapa yang membaca Al-Qur'an seolah-olah dia diberi seluruh nubuatan. Dan akan
dikatakan kepadanya pada hari kiamat: "Bacalah dan hafalkan untuk setiap ayat satu derajat
sampai dia menyelesaikan apa yang dia pelajari dari Al-Qur'an." Dan dikatakan
kepadanya,“Raih”, lalu dia menggenggam dengan tangannya, kemudian dikatakan
kepadanya: “Terimalah”, dan dia menggenggam dengan tangannya, kemudian dikatakan
kepadanya, “Tahukah kamu apa yang ada di tanganmu?” Jadi di tangan kanannya adalah
keabadian, dan yang lainnya adalah kebahagiaan.”
Penilaian Ulama Hadis :
Ada beberapa ulama yang menilai bahwa بشر بن نمير القشيريadalah rawi yang lemah, sebagai
berikut :
الجرح علماء
ذكره في الضعفاء Abu Ja’far Al-Aqili
Selanjutnya, ada beberapa ulama yang menilai bahwa القاسم بن عبد الرحمن الشاميadalah rawi
yang lemah, sebagai berikut :
الجرح علماء
وإنما ينكر عنه، ال بأس به، حديث الثقات عنه مستقيم أبي حاتم الرازي
الضعفاء
وقال في، يروى علي بن يزيد هذا عنه أعاجيب أحمد بن حنبل
ما أرى البالء إال من القاسم: أحاديث أنكرها
Dari ketiga ulama yang men-jarh القاسم بن عبد الرحمن الشاميtersebut, dapat diketahui bahwa
jarh tersebut berada pada tingkatan kelima. Lafadz tingkatan kelima yaitu lafadz yang
menunjukkan sifat dusta atau pemalsu dan semacamnya; seperti : kadzdzab (tukang dusta), atau
dajjal, atau wadldla' (pemalsu hadis), atau yakdzib (dia berbohong), atau yadla' (dia memalsikan
hadis).
Kesimpulan :
Hadits yang terdapat dalam kitab Maudhu’at karya Ibnu Al-Jauzi dalam bab tsuwabu hafidhul
Qur’an merupakan hadis dhaif dan tidak bisa dijadikan hujjah. Hadis ini tidak shahih dari
Rasulullah SAW. Ahmad berkata: Orang-orang meninggalkan haditsnya, dan dia pernah
berkata: Yahya bin Al-Ala adalah pembohong yang mengarang hadits, dan Bishr Ibn Numayr
lebih buruk darinya. Yahya bin Saeed berkata: Itu adalah salah satu rukun berbohong. Abu Hatim
Ar Razi berkata: Matruk.