Anda di halaman 1dari 26

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

1) Kompetensi Inti

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan

dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan

pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi

utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus

dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus

menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.

Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi

dasar. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan

sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi

Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari

Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif.

Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak

langsung(indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (Kompetensi

Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).

Tabel 3.1 Kompetensi Inti Kelas I, II, dan III


KOMPETENSI INTI KELAS I DAN II KOMPETENSI INTI KELAS III
Menerima dan menjalankan ajaran agama yang Menerima dan menjalankan ajaran agama yang
dianutnya. dianutnya
Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung
Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga,
berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru
dan guru
Memahami pengetahuan faktual dengan cara Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
di sekolah sekolah, dan tempat bermain.
Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa
Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa
yang jelas, logis, dan sistematis, dalam karya
yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis,
yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat,
anak sehat, dan dalam tindakan yang
dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku
mencerminkan perilaku anak beriman dan
anak beriman dan berakhlak mulia
berakhlak mulia
Tabel 3.2 Kompetensi Inti Kelas IV, V dan VI
KOMPETENSI INTI KELAS IV KOMPETENSI INTI KELAS V & VI
Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran
agama yang dianutnya agama yang dianutnya
Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam jawab, santun, peduli, percaya diri, dan cinta
berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, tanah air dalam berinteraksi dengan keluarga,
dan guru teman, tetangga, dan guru
Memahami pengetahuan faktual dan konseptual
Memahami pengetahuan faktual dengan cara
dengan cara mengamati dan mencoba
mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan
[mendengar, melihat, membaca] serta menanya
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
berdasarkan rasa ingin tahu secara kritis tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain
sekolah, dan tempat bermain
Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual
yang jelas, logis, dan sistematis, dalam karya dalam bahasa yang jelas, logis, dan sistematis,
yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
mencerminkan perilaku anak beriman dan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia berakhlak mulia
2) Mata Pelajaran

a. Alokasi Waktu Mata Pelajaran

Tabel 3.4 Alokasi Waktu Mata Pelajaran


ALOKASI WAKTU PER MINGGU
NO MATA PELAJARAN
I II III IV V VI
KELOMPOK A
1 Pendidikan Agama Kristen 4 4 4 4 4 4
2 Pendidikan Kewarganegaraan 5 5 5 5 5 5
3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4 Matematika 5 6 6 6 6 6
5 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) - - - 3 3 3
6 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) - - - 3 3 3
KELOMPOK B
1 Seni Budaya dan Prakarya 3 3 3 3 3 3
2 Penjasorkes 3 3 3 3 3 3
JUMLAH 30 32 33 36 36 36

Prinsip pengintegrasian IPA dan IPS di kelas I, II, dan III di atas dapat diterapkan dalam

pengintegrasian muatan lokal. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya

dan keterampilan, serta bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan
Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah

diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

Selain melalui penyederhanaan jumlah mata pelajaran, penyederhanaan dilakukan juga

terhadap Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran. Penyederhanaan dilakukan dengan

menghilangkan Kompetensi Dasar yang tumpang tindih dalam satu mata pelajaran dan antar mata

pelajaran, serta Kompetensi Dasar yang dianggap tidak sesuai dengan usia perkembangan psikologis

peserta didik.

Di kelas IV, V, dan VI nama mata pelajaran IPA dan IPS tercantum dan memiliki

Kompetensi Dasar masing–masing. Untuk proses pembelajaran Kompetensi Dasar IPA dan IPS,

sebagaimana Kompetensi Dasar mata pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam berbagai tema. Oleh

karena itu, proses pembelajaran semua Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran terintegrasi

dalam berbagai tema.

Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah. Mata pelajaran

Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata

pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan

Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan

oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Satuan

pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan peserta didik pada

satuan pendidikan tersebut

b. Muatan Lokal

Muatan lokal yang dilaksanakan pada SD Swasta Methodist Pelita Kasih adalah sebagai

berikut:

1. Bahasa Inggris

Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang harus dikenalkan dan

dikembangkan kepada peserta didik, sesuai dengan perkembangan zaman dan

teknologi yang banyak menggunakan bahasa inggris sebagai alat informasi dan

komunikasi misalnya : gadget, internet bahkan lomba tingkat provinsi dan nasional.

Kebutuhan akan bahasa internasional inilah yang menjadi dukungan diberikannya

bahasa inggris kepada peserta didik agar mampu membaca, berbicara dan menulis
serta mengartikan ke dalam bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dikembangkan juga

sebagai mata pelajaran mulok dan diberikan pada kelas I s.d VI dengan 2 jam

pelajaran

2. Bahasa Mandarin

Bahasa Mandarin merupakan bahasa internasional yang harus dikenalkan dan

dikembangkan kepada peserta didik, sesuai dengan perkembangan zaman dan

teknologi.

Tujuan lain adalah sebagai berikut:

(1) Sebagai wahana menanamkan nilai-nilai pendidikan etika, estetika, moral,

spiritual, dan karakter.

(2) Melestarikan, mengembangkan, dan mengkreasikan bahasa dan sastra

Mandarin

(3) Memahami Bahasa Mandarin dari segi bentuk, makna, fungsi serta

menggunakannya dengan tepat untuk bermacam-macam tujuan, keperluan

dan keadaan misalnya: di sekolah, di rumah, di masyarakat dengan baik dan

benar

(4) Memiliki kemampuan menggunakan bahasa Mandarin yang baik dan benar

untuk meningkatkan keterampilan, kemampuan intelektual (berpikir kreatif,

menggunakan akal sehat, menerapkan kemampuan yang berguna,

menggeluti konsep abstrak, dan memecahkan masalah), kematangan

emosional dan sosial

b) Pengembangan Diri

Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,bakat,dan minat setiap

peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.

Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor,guru,atau

tenaga kependidikan yang yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang

berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial belajar,dan pengembangan karir

peserta didik.

Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif tidak kuantitatif seperti

pada mata pelajaran. Tahapan kegiatan Pengembangan Diri dilakukan dengan cara:

1. Identifikasi

● Daya dukung dan potensi.

● Bakat dan minat peserta didik.

● Pemetaan

2. Jenis layanan pengembangan diri.

3. Petugas yang melayani.

4. Peserta didik yang dilayani

Program pencinta mata pelajaran dilakukan dengan cara penyusunan Program

(Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan, Materi Pokok, Indikator,

Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Penilaian, dan Sumber Belajar).

1. Pelaksanaan ( Orientasi, pemantapan, pengembangan )

2. Monitoring Pelaksanaan

3. Penilaian ( terjadwal, terstruktur, kualitatif )

4. Analisis hasil penilaian (berbasis data, profesional, realitis, valid, transparan dan

akuntabel)

Pelaporan Umum dalam format raport rincian dalam buku laporan pengembangan diri.

Adapun kegiatan-kegiatan pengembangan diri seperti:

a. Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta

didik diluar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan

kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk

mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang

lebih luas atau diluar minat yangdikembangkan oleh kurikulum.


Tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SD Swasta Methodist Pelita Kasih

adalah:

● Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotor peserta didik.

● Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat dan minat

peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia

seutuhnya.

Jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SD Swasta Methodist Pelita

Kasih merupakan program ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta didik

sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing.

Siswa dapat memilih lebih dari satu ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat.

Jenis ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SD Swasta Methodist Pelita Kasih adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.5 Jadwal Ekstrakurikuler


BIDANG
HARI WAKTU
EKSTRAKURIKULER

Piano Class Senin & Selasa 13.00 s/d 13.45

Vocal Class Rabu 13.00 s/d 14.00

Drawing Class Senin 13.00 s/d 14.00

Drama Class Rabu 13.00 s/d 14.00

Public Speaking Rabu 13.00 s/d 14.00

Math Olympiad Selasa 13.00 s/d 14.00

Science Olympiad Selasa 13.00 s/d 14.00

English Class Selasa 13.00 s/d 14.00

Karate Jumat 13.00 s/d 14.00

Tenis Meja Senin 13.00 s/d 14.00

b. Kegiatan Kerohanian

● Christian Character Education (CCE). Mengembangkan karakter Kristiani

dalam kehidupan sehari-hari.

● Ibadah Rutin
○ Jadwal SD 1-3 : Setiap Selasa

○ Jadwal SD 4-6 : Setiap Rabu

c. Field Trip/studi lapangan

Seperti yang kita ketahui dari kegiatan pembelajaran di sekolah, selain

melakukan aktivitas belajar di kelas, terdapat juga beberapa sekolah yang

menerapkan konsep studi lapangan atau yang biasa disebut dengan Fieldtrip ini.

Fieldtrip merupakan suatu istilah yang memiliki arti studi lapangan yang dilakukan

oleh para siswa untuk belajar dan melakukan trip menuju luar lapangan sekolah.

Mungkin tidak semua sekolah mampu menyelenggarakan kegiatan tersebut

karena mengingat jumlah siswa yang tidak mungkin untuk melakukan pembelajaran

studi lapangan di luar sekolah. Secara umumnya, kegiatan studi lapangan ini hanya

diterapkan oleh beberapa sekolah Internasional yang jumlah siswanya masih

memungkinkan untuk mengajak para siswanya untuk belajar di luar sekolah.

Sedangkan pada sekolah swasta, masih sangat jarang didengar adanya kegiatan

pembelajaran di luar sekolah karena mengingat banyaknya jumlah murid-murid

mereka yang tidak memungkinkan diadakannya kegiatan Fieldtrip. Selain itu, suatu

organisasi dari sekolah tersebut juga memerlukan biaya yang cukup besar untuk

menyelenggarakan studi lapangan tersebut.

Studi lapangan ini biasanya dapat dilakukan di sekitar daerah kawasan luar

sekolah seperti menuju ke tempat wisata yang sudah terkenal akan tempat wisatanya

dan melakukan pembelajaran langsung di lokasi tersebut. Dengan adanya kegiatan

pembelajaran di luar sekolah, siswa mampu belajar lebih banyak dan mendapat

pengalaman lebih dari kegiatan mereka di luar sekolah yang bisa sekaligus melatih

diri sang anak untuk hidup lebih mandiri.

Dapat kita lihat apabila siswa yang sering diajak Fieldtrip, mereka mampu

bekerja lebih aktif, dapat belajar untuk hidup bermandiri, menyegarkan beban

pikiran, menghilangkan rasa bosan dengan terus belajar di dalam kelas, belajar

banyak hal tentang fakta di sekitar mereka sehingga mereka mampu memperoleh

informasi lebih untuk bekal diri mereka. Para siswa juga dapat dilatih untuk
bersosialisasi dengan kehidupan luar mereka untuk menjadi orang yang lebih

berpengetahuan dalam kehidupan bermasyarakat. Harapannya kegiatan ini membuka

mata siswa agar tak seperti katak dalam tempurung. Mereka mampu melihat

kehidupan yang ada di luar kehidupan mereka sehingga mereka mampu mengambil

kesimpulan atau memperoleh pengertian yang baru tentang kehidupan mereka

sekarang ini.

Fieldtrip bukanlah suatu kegiatan bagi para murid untuk bertamasya ataupun

bermain saja diluar lingkungan sekolah. Namun biasanya Fieldtrip tersebut

dilakukan dengan menyertakan tugas laporan yang hendak mereka cari tentang

informasinya. Para murid biasanya diberi suatu kertas laporan untuk menuliskan

informasi apa saja yang mereka dapatkan lalu diberi tes berupa ulangan untuk

mencoba pengetahuan yang mereka peroleh dari kegiatan studi lapangan tersebut.

d. Kegiatan Pembiasaan

Guna mengembangkan nilai kristiani, nilai-nilai sportifitas kehidupan berbangsa dan

bernegara pembentukan karakter peserta didik dilakukan melalui:

1. Pembiasaan rutin

Adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler, baik di kelas maupun di

sekolah. Pembentukan karakter melalui pembiasaan dalam kegiatan rutin di

SD Swasta Methodist Pelita Kasih adalah sebagai berikut:

● Upacara bendera setiap hari senin

● Devotion / renungan pagi setiap hari sebelum memulai

pembelajaran

● Berdoa sebelum dan sesudah beraktifitas

● Menerapkan kebiasaan 3S (Senyum, Sapa, Salam)

● Menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah

2. Kegiatan keteladanan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja yang

lebih mengutamakan pemberian contoh dari guru dan pengelola pendidikan

yang lain kepada peserta didiknya.

● Membudayakan kebersihan dan kesehatan pada semua warga

sekolah

● Mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah

● Memberi contoh berpakaian rapi dan bersih

● Memberi contoh tepat waktu dalam segala hal

● Memberi contoh penampilan sederhana

● Menanamkan budaya membaca

● Memberi contoh tidak merokok dilingkungan sekolah

● Memuji hasil kerja peserta didik yang baik.

3. Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme

● Peringatan Hari Kemerdekaan RI

● Peringatan Hari Pahlawan

● Peringatan Hari Pendidikan Nasional

● Upacara

● Seminar Pendidikan

4. Gerakan Literasi Sekolah

Gerakan Literasi Sekolah adalah sebuah gerakan dalam upaya

menumbuhkan budi pekerti siswa yang bertujuan agar siswa memiliki

budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang

hayat.Gerakan Literasi Sekolah ini merupakan upaya menyeluruh yang

melibatkan semua warga sekolah baik guru, peserta didik, orang tua/wali

murid, dan masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan sehingga

membutuhkan dukungan kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang ditempuh

SD Swasta Methodist Pelita Kasih untuk mewujudkannya berupa

pembiasaan membaca yang dilakukan dengan kegiatan gerobak baca yang

dapat diakses oleh siswa setiap jam istirahat/sepulang sekolah


5. Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler berbasis

proyek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai

dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.

Penguatan projek profil pelajar Pancasila diharapkan dapat menjadi sarana yang optimal

dalam mendorong peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten,

berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.


3) Beban Belajar

Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu

semester. Beban belajar di SD Swasta Methodist Pelita Kasih kelas I, II, dan III masing-masing 32,

34, 36 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 38 jam setiap minggu.

Jam belajar SD Swasta Methodist Pelita Kasih adalah 45 menit. Dengan adanya tambahan

jam belajar dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk

mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi peserta didik aktif. Proses pembelajaran

peserta didik aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian

informasi karena peserta didik perlu latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan

berkomunikasi.

Proses pembelajaran yang dikembangkan menghendaki kesabaran guru dalam mendidik

peserta didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa yang

sudah mereka pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Selain itu bertambahnya

jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.

Tabel 3.6 Beban Belajar


MINGGU
MENIT / JUMLAH WAKTU EFEKTIF /
KELAS EFEKTIF /
LES JAM/MINGGU TAHUN
MAPEL / TA
I 32 35
II 34 35
III 36 35 1575
45 menit
IV 38 35
V 38 35
VI 38 29 1305

a) Kriteria Ketuntasan Minimal

Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian

hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0% s.d 100%. Kriteria ideal

ketuntasan belajar untuk masing-masing indikator adalah 70%. Sekolah harus menentukan

kriteria ketuntasan belajar minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata

peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam menyelenggarakan

pembelajaran.
Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan

kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan belajar ideal. Ketuntasan

belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan kompleksitas, esensial intake peserta didik,

dan sarana prasarana.

Tabel 3.7 KKM Satuan Pendidikan


SBKM/Kelas
NO KOMPONEN
I II III IV V VI
MATA PELAJARAN
● Pendidikan Agama 70 70 70 70 70 70
Kristen
● Pendidikan 70 70 70 70 70 70
Kewarganegaraan
● Bahasa Indonesia 70 70 70 70 70 70
A
● Matematika 70 70 70 70 70 70
● IPA - - - 70 70 70
● IPS - - - 70 70 70
● Seni Budaya dan 70 70 70 70 70 70
Keterampilan
● Penjasorkes 70 70 70 70 70 70
MUATAN LOKAL
B ● Bahasa Inggris 70 70 70 70 70 70
● Bahasa Mandarin 70 70 70 70 70 70
PENGEMBANGAN DIRI
● Piano Class
- - - B B B
● Vocal Class
- - - B B B
● Drawing Class
- - - B B B
● Drama Class
- - - B B B
C ● Public Speaking
- - - B B B
● Math Olympiad
- - - B B B
● Science Olympiad
- - - B B B
● English Class
- - - B B B
● Karate
- - - B B B
● Tenis Meja
- - - B B B
KKM Sekolah : 70

Setelah menentukan KKM selanjutnya satuan pendidikan membuat interval predikat

untuk menggambarkan kategori kualitas sekolah. Kategori kualitas sekolah dalam bentuk

predikat D, C, B dan A. Nilai KKM merupakan nilai minimal untuk predikat C dan secara

bertahap satuan pendidikan meningkatkan kategorinya sesuai dengan peningkatan mutu

satuan pendidikan. Predikat untuk pengetahuan dan keterampilan ditentukan berdasarkan

interval angka pada skala 0-100 yang disusun dan ditetapkan oleh satuan pendidikan. Nilai C

(cukup) dimulai dari 70. Predikat di atas Cukup adalah Baik dan Sangat Baik. Panjang

interval nilai dapat ditentukan dengan cara:


(Nilai maksimum – Nilai KKM) : 3 = (100 – 70 + 1) : 3 = 11

sehingga panjang interval untuk setiap predikat 11, 11, 12, dan terdapat 4 macam

predikat, yaitu A (Sangat Baik), B (Baik), C (Cukup), dan D (Kurang), untuk KKM = 70

interval nilai dan predikatnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8 Rentang Predikat Satuan Pendidikan


RENTANG PREDIKAT
PANJANG
KKM INTERVAL A B C D
(sangat baik) (baik) (cukup) (kurang)

70 11,11,12 91 - 100 81 - 90 71 - 80 < 70


Satuan pendidikan ini menggunakan prinsip ketuntasan belajar, ada perlakuan untuk

peserta didik yang belum maupun sudah mencapai ketuntasan. Upaya SD Swasta Methodist

Pelita Kasih untuk mencapai KKM ideal 100% dengan mengadakan remedial bagi peserta

didik yang belum mencapai KKM dan pengayaan/remedial bagi peserta didik yang sudah

mencapai KKM.

Upaya sekolah dalam rangka meningatkan KKM max 100 % antara lain:

1. Diadakan pembinaan secara berkelanjutan,dengan menambah jam tambahan belajar

setelah jam belajar sekolah.

2. Melakukan pertemuan guru dengan wali murid untuk melaporkan hasil evaluasi

peserta didik selama proses pembelajaran

3. Melakukan Program Remedial (Perbaikan)

Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM dalam setiap

kompetensi dasar dan/atau indikator.

● Kegiatan remedial dilaksanakan didalam/diluar jam pembelajaran.

● Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial penilaian.

● Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes maupun non tes.

● Kesempatan mengikuti kegiatan remedial.

● Nilai remedial dapat melampaui KKM.

4. Melakukan Program Pengayaan


Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM

dalam setiap kompetensi dasar.

● Kegiatan pengayaan dilaksanakan didalam/diluar jam pembelajaran.

● Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun non tes.

● Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan.

Keterangan: bagi siswa yang berkebutuhan khusus KKM menyesuaikan

dengan kemampuan anak tersebut

b) Kriteria Kenaikan Kelas/Kelulusan

i) Kenaikan Kelas

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria kenaikan

kelas SD Swasta Methodist Pelita Kasih sebagai berikut:

● Peserta didik sudah menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan

kriteria ketuntasan belajar minimal pada semua Kompetensi Dasar dan

indikator.

● Kehadiran peserta didik minimal 75%

● Perilaku, sikap dan budi Pekerti kriteria baik.

ii) Kelulusan

Sesuai dengan ketentuan Permendikbud No. 1 Tahun 2021 dan PP No.57 Tahun

2021 Pasal 6 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar

setelah:

● menyelesaikan program pembelajaran di masa pandemi COVID-19 yang

dibuktikan dengan rapor tiap semester,

● memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik, dan

● mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.

● Standar kompetensi lulusan pada Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan

dasar difokuskan pada penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai

Pancasila serta kompetensi literasi dan numerasi Peserta Didik.

c) Kalender Pendidikan/Kalender Akademik Sekolah


Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta

didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif

belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di sekolah menyusun

kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran, minggu efektif belajar,

waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah/sekolah

mengacu kepada Standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik

sekolah/sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah

daerah.

Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun kalender

pendidikan sebagai berikut:

i) permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada

awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah

ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan

Juni tahun berikutnya.

ii) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap

tahun pelajaran. Sekolah/sekolah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif

belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.

iii) Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran untuk setiap minggu,

meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan

lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

iv) Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan

pembelajaran terjadwal. Hari libur sekolah/sekolah ditetapkan berdasarkan

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang

terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/Kota,

dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.

v) Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir

tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar

nasional, dan hari libur khusus.


vi) Libur jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran

digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.

vii) Sekolah-sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih

panjang dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah

minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.

viii) Bagi sekolah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu secara

khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran

efektif.

ix) Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan

jenis pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah

Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota

Kalender Pendidikan SD Swasta Methodist Pelita Kasih berpedoman pada surat keputusan

Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Nomor: 420/7084.PK/2022 tentang Kalender Pendidikan

TK/PAUD, SD, SDLB, SMP, SMPLB Di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota Medan Tahun

Pelajaran 2022/2023 yang disesuaikan dengan program sekolah.

Tabel 3.9 Perhitungan Hari Efektif Belajar Semester I dan Semester II


HARI
TERM BULAN
MINGGU LIBUR EFEKTIF JUMLAH
JULI 2022 5 10 21 36
AGUSTUS 2022 4 8 23 35
SEPTEMBER 2022 4 8 22 34
I OKTOBER 2022 5 10 21 36
NOVEMBER 2022 4 8 22 34
DECEMBER 2022 4 17 14 35
JUMLAH 26 87 123 210
JANUARI 2023 5 17 14 36
FEBRUARY 2023 4 8 20 32
MARET 2023 4 8 22 34
II APRIL 2023 5 17 13 35
MEI 2023 4 9 20 33
JUNI 2023 4 15 16 35
JUMLAH 26 74 105 205

d) Beban Kerja Pendidik

Standar Pelayanan Minimal (SPM) mengatur Beban kerja pendidik di lingkungan

Dinas Pendidikan Kota Medan adalah 37 jam tiap minggu. Secara rinci beban kerja pendidik
SD Swasta Methodist Pelita Kasih terlihat pada jadwal jam kerja di SD Swasta Methodist

Pelita Kasih Tahun Pelajaran 2022/2023 sebagai berikut:

Tabel 3.10 Jam Kerja Pendidik SD Swasta Methodist Pelita Kasih


No Hari / Kegiatan Waktu

1 Senin, Selasa, Rabu & Jumat 07.00 - 14.00

2 Kamis 07.00 - 15.30


Keteragan:
- Jam belajar siswa selesai pada pukul 12.45 WIB.
- Kegiatan ekstrakurikuler berakhir pada pukul 14.00 WIB
- Pada hari Kamis terdapat kegiatan rutin untuk guru, yakni Rapat Dewan Guru dan
Ibadah Guru

e) Kriteria Penilaian

Sesuai Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Penilaian pendidikan sebagai proses

pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta

didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan,

ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi,

ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/sekolah.

a. Penilaian hasil belajar diselenggarakan oleh pendidik, satuan pendidikan,

Pemerintah dan/atau lembaga mandiri.

b. Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik, penilaian diri,

penilaian projek, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,

ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian sekolah, dan ujian

nasional.

● Penilaian otentik dilakukan oleh pendidik secara berkelanjutan.

● Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan

harian.

● Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema

pelajaran.

● Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses

pembelajaran dalam bentuk ulangan harian (tes tulis, tes lisan, penugasan)
● Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukan oleh

pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan

● Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir kelas

1 s.d kelas 5 dengan menggunakan kisi-kisi. Ujian tingkat kompetensi pada

akhir kelas 6 dilakukan melalui Ujian Sekolah.

● Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan dan/atau Pemerintah sesuai

dengan peraturan perundang-undangan

c. Perencanaan ulangan harian dan pemberian projek oleh pendidik sesuai dengan

silabus dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

d. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah:

● menyusun kisi-kisi ujian;

● mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen;

● melaksanakan ujian;

● mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kelulusan peserta didik

● melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian

e. Asesmen Nasional dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur

Operasional Standar (POS).

f. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan

harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti

pembelajaran remedial. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan

dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orangtua

dan pemerintah. Sementara Penilaian hasil belajar pada masa pandemi

memperhatikan hal-hal sebagai berikut;

● Penilaian hasil belajar mengacu pada regulasi/ juknis penilaian hasil belajar

dari Kemendikbud dengan penyesuaian masa pandemi.

● Penilaian hasil belajar mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan dan aspek

keterampilan.

● Penilaian hasil belajar berbentuk antara lain portofolio, penugasan, proyek,

praktek, tulis dan bentuk lainnya, yang diperoleh melalui tes daring,
dan/atau bentuk asesmen lainnya yang memungkinkan ditempuh secara

jarak jauh dan tetap memperhatikan protokol kesehatan dan/atau keamanan.

● Penilaian meliputi penilaian harian (PH), penilaian akhir semester (PAS)

dan penilaian akhir tahun(PAT).

● Penilaian dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang bermakna, dan

tidak dipaksakan untuk mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara

menyeluruh;

● Pemberian tugas kepada peserta didik dan penilaian hasil belajar pada masa

Belajar dari Rumah dilaksanakan bervariasi antar peserta didik, sesuai minat

dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan

akses/ketersediaan fasilitas belajar di rumah. Pemberian tugas diberikan

secara proporsional atau tidak berlebihan dengan tujuan perlindungan

kesehatan, keamanan, dan motivasi peserta didik selama masa pandemi

tetap terjaga.

● Hasil belajar peserta didik dikirim ke guru antara lain berupa foto, gambar,

video, animasi, karya seni dan bentuk lain tergantung jenis kegiatannya dan

yang memungkinkan diwujudkan di masa pandemi.

● Terkait penugasan yang diberikan oleh guru, waktu pembelajaran dan

pengerjaan tugas disesuaikan dengan jadwal ayang/siaran dan waktu

pengumpulan tugas setiap akhir minggu atau disesuaikan dengan kondisi

peserta didik dan ketersediaan waktu peserta didik dan orangtua/wali

● Dari hasil belajar tersebut, guru melakukan penilaian baik dengan teknik

skala capaian perkembangan, maupun hasil karya.

g. Guru melakukan analisis untuk melihat ketercapaian kompetensi dasar yang muncul

lalu dilakukan skoring.

4) Muatan Pembelajaran
Materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan kepada peserta

didik sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Beban belajar pada mata

pelajaran ditentukan oleh keluasan dan kedalaman pada masing-masing tingkat satuan

pendidikan.Metode dan pendekatan pada mata pelajaran tergantung pada ciri khas dan karakteristik

masing-masing mata pelajaran dengan menyesuaikan pada kondisi yang tersedia di sekolah.

Sejumlah mata pelajaran tersebut terdiri dari mata pelajaran wajib dan pilihan pada setiap satuan

pendidikan.

Tabel 3.3 Tujuan Mata Pelajaran


MATA PELAJARAN TUJUAN

Pemupukan nalar orang-orang percaya menggunakan


Firman Allah pada bawah bimbingan Roh kudus melalui
sejumlah pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja
Pendidikan Agama Kristen
sehingga pada dalam diri mereka dihasilkan pertumbuhan
(PAK)
rohani yang berkesinambungan yang diaplikasikan semakin
mendalam melalui dedikasi diri kepada Yesus Kristus,
berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam


menanggapi isu kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab,
bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti
korupsi.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk
membentuk diri berdasarkan karakter-karakter
masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama
Pendidikan Kewarganegaraan dengan bangsa-bangsa lainnya.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam
percaturan dunia secara langsung atau tidak
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran


Pendidikan Kewarganegaraan dapat dilihat pada lampiran
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37
Tahun 2018.

Bahasa Indonesia 1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai


dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun
tulis.
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
negara.
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya
dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, serta
kematangan emosional dan sosial.
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti,
serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa.
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia
sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia
Indonesia.

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran


Bahasa Indonesia dapat dilihat pada lampiran Peraturan
Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan


keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan
konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien,
dan tepat, dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang
Matematika diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,
diagram, atau media lain untuk memperjelas
keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika
dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu,
perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran
Matematika dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan


Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, kehidupan
dan keteraturan alam ciptanya-Nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi
dan masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan
membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan
alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam
dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan
Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan
keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP/MTs.

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA


dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan


kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan
kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah,
dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-
nilai sosial dan kemanusiaan.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama
dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk,
di tingkat lokal, nasional, dan global.

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS


dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.

1. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan


prakarya.
2. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya
dan prakarya.
3. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan
prakarya.
Seni Budaya dan Prakarya 4. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan
prakarya dalam tingkat lokal, regional, maupun
global.
5.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni
Budaya dan prakarya dapat dilihat pada lampiran Peraturan
Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.

Penjasorkes 1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri


dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan
kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui
berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang
terpilih.
2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan
pengembangan psikis yang lebih baik.
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak
dasar.
4. Meletakan landasan karakter moral yang kuat
melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di
dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin,
bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan
demokratis.
6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga
keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di
lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk
mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola
hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki
sikap yang positif.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan dapat dilihat
pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan
Nomor 37 Tahun 2018.

Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang harus


dikenalkan dan dikembangkan kepada peserta didik, sesuai
dengan perkembangan zaman dan teknologi yang banyak
menggunakan bahasa inggris sebagai alat informasi dan
komunikasi misalnya : gadget, internet bahkan lomba tingkat
provinsi dan nasional.
Muatan Lokal (Bahasa Inggris)
Kebutuhan akan bahasa internasional inilah yang menjadi
dukungan diberikannya bahasa inggris kepada peserta didik
agar mampu membaca, berbicara dan menulis serta
mengartikan ke dalam bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
dikembangkan juga sebagai mata pelajaran mulok dan
diberikan pada kelas I s.d VI.

Bahasa Mandarin merupakan bahasa internasional yang


harus dikenalkan dan dikembangkan kepada peserta didik,
sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi. Tujuan
lain adalah sebagai berikut:
1. Sebagai wahana menanamkan nilai-nilai pendidikan
etika, estetika, moral, spiritual, dan karakter.
2. Melestarikan, mengembangkan, dan mengkreasikan
bahasa dan sastra Mandarin
3. Memahami Bahasa Mandarin dari segi bentuk,
Muatan Lokal (Bahasa makna, fungsi serta menggunakannya dengan tepat
Mandarin) untuk bermacam-macam tujuan, keperluan dan
keadaan misalnya: di sekolah, di rumah, di
masyarakat dengan baik dan benar
4. Memiliki kemampuan menggunakan bahasa
Mandarin yang baik dan benar untuk meningkatkan
keterampilan, kemampuan intelektual (berpikir
kreatif, menggunakan akal sehat, menerapkan
kemampuan yang berguna, menggeluti konsep
abstrak, dan memecahkan masalah), kematangan
emosional dan sosial

5) Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang

diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas

sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai

peserta didik.

Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,

kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten
untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin

ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme.

Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin

ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau

pun humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan

di bagian landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang

akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme.

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang

diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SD/MI untuk setiap mata pelajaran tercantum

pada Lampiran Permendikbud Nomor 37 tahun 2018 yang mencakup: Pendidikan Agama dan Budi

Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya, dan Pendidikan

Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta Daftar Tema dan Alokasi Waktunya.

6) Pengolahan Nilai Rapor

Penilaian dilakukan melalui penilaian Kompetensi Pengetahuan terdiri dari nilai raport

diperhitungkan dari nilai ulangan formatif, nilai ulangan subsumatif, dan nilai sumatif. Dokumen

pendukung antara sekolah dengan orang tua peserta didik maupun pihak lain yang berkepentingan

sehingga laporan hasil belajar harus komunikatif, informatif dan komprehensif (menyeluruh) dengan

tujuan memberikan gambaran hasil belajar peserta didik dengan jelas dan mudah di mengerti.

Penilaian yang dilakukan ada 3 macam yaitu :

1. Penilaian Kompetensi Pengetahuan.

Penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan oleh guru mata pelajaran (pendidik). Penilaian

pengetahuan terdiri dari :

a. Penilaian Formatif. Nilai formatif diperoleh dari hasil ulangan harian yang terdiri dari tes

tulis, tes lisan dan penugasan yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran satu

kompetensi dasar.

b. Penilaian Sub Sumatif / PTS. Penilaian sub sumatif diperoleh dari hasil tes tulis yang

dilaksanakan pada tengah semester, dengan materi seluruh bahan yang diajarkan sampai

dengan saat pelaksanaan semester tersebut.


c. Penilaian Sumatif / PAS. Diperoleh dari hasil tes tulis yang dilaksanakan di akhir semester

dengan materi PAS mencakup kompetensi pada semester tersebut.

Perhitungan nilai pengetahuan menggunakan rumus:

NA = F1 + F2 + SUB SUMA + SUMA


4
Keterangan:
F1 : Formatif 1
F2 : Formatif 2
Sub Suma : Sub Sumatif (PTS)
Suma : Sumatif (PAS)

2. Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan dilakukan oleh guru mata pelajaran (pendidik) melalui penilaian kinerja

setelah menyelesaikan satu KD yang terdiri dari :

● Nilai Praktek

● Nilai Portofolio

● Nilai Proyek

3. Penilaian Sikap

Penilaian sikap (spiritual dan sosial ) menggunakan instrumen sebagai berikut :

● Penilaian observasi

● Penilaian diri sendiri

● Penilaian antar peserta didik

● Jurnal catatan guru

7) Mekanisme Pelaporan Hasil Belajar

Prosedur pelaporan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh wali kelas dan guru mata

pelajaran sebagai berikut:

a. Pendidik melakukan penilaian terhadap tes/ulangan harian yang diujikan kepada peserta

didik setelah selesai minimal 1 Kompetensi Dasar (KD).

b. Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui kemajuan dan

kesulitan belajar, dikembalikan kepada peserta didik disertai balikan (feedback) berupa

komentar yang mendidik (penguatan) dan dimanfaatkan untuk perbaikan pembelajaran serta

pengayaan pembelajaran.
c. Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk:

● Nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian kompetensi

pengetahuan dan keterampilan.

● deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.

d. Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan orang tua/wali pada saat laporan hasil

belajar.

Anda mungkin juga menyukai