1) Kompetensi Inti
dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan
pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi
utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus
menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
dasar. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan
sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi
Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari
Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif.
Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak
langsung(indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (Kompetensi
Prinsip pengintegrasian IPA dan IPS di kelas I, II, dan III di atas dapat diterapkan dalam
pengintegrasian muatan lokal. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya
dan keterampilan, serta bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan
Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah
menghilangkan Kompetensi Dasar yang tumpang tindih dalam satu mata pelajaran dan antar mata
pelajaran, serta Kompetensi Dasar yang dianggap tidak sesuai dengan usia perkembangan psikologis
peserta didik.
Di kelas IV, V, dan VI nama mata pelajaran IPA dan IPS tercantum dan memiliki
Kompetensi Dasar masing–masing. Untuk proses pembelajaran Kompetensi Dasar IPA dan IPS,
sebagaimana Kompetensi Dasar mata pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam berbagai tema. Oleh
karena itu, proses pembelajaran semua Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran terintegrasi
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah. Mata pelajaran
Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata
pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan
oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Satuan
pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan peserta didik pada
b. Muatan Lokal
Muatan lokal yang dilaksanakan pada SD Swasta Methodist Pelita Kasih adalah sebagai
berikut:
1. Bahasa Inggris
teknologi yang banyak menggunakan bahasa inggris sebagai alat informasi dan
komunikasi misalnya : gadget, internet bahkan lomba tingkat provinsi dan nasional.
bahasa inggris kepada peserta didik agar mampu membaca, berbicara dan menulis
serta mengartikan ke dalam bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dikembangkan juga
sebagai mata pelajaran mulok dan diberikan pada kelas I s.d VI dengan 2 jam
pelajaran
2. Bahasa Mandarin
teknologi.
Mandarin
(3) Memahami Bahasa Mandarin dari segi bentuk, makna, fungsi serta
benar
(4) Memiliki kemampuan menggunakan bahasa Mandarin yang baik dan benar
b) Pengembangan Diri
tenaga kependidikan yang yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial belajar,dan pengembangan karir
peserta didik.
pada mata pelajaran. Tahapan kegiatan Pengembangan Diri dilakukan dengan cara:
1. Identifikasi
● Pemetaan
(Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan, Materi Pokok, Indikator,
2. Monitoring Pelaksanaan
4. Analisis hasil penilaian (berbasis data, profesional, realitis, valid, transparan dan
akuntabel)
Pelaporan Umum dalam format raport rincian dalam buku laporan pengembangan diri.
a. Kegiatan Ekstrakurikuler
didik diluar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan
adalah:
seutuhnya.
Kasih merupakan program ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta didik
Siswa dapat memilih lebih dari satu ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat.
sebagai berikut:
b. Kegiatan Kerohanian
● Ibadah Rutin
○ Jadwal SD 1-3 : Setiap Selasa
menerapkan konsep studi lapangan atau yang biasa disebut dengan Fieldtrip ini.
Fieldtrip merupakan suatu istilah yang memiliki arti studi lapangan yang dilakukan
oleh para siswa untuk belajar dan melakukan trip menuju luar lapangan sekolah.
karena mengingat jumlah siswa yang tidak mungkin untuk melakukan pembelajaran
studi lapangan di luar sekolah. Secara umumnya, kegiatan studi lapangan ini hanya
Sedangkan pada sekolah swasta, masih sangat jarang didengar adanya kegiatan
mereka yang tidak memungkinkan diadakannya kegiatan Fieldtrip. Selain itu, suatu
organisasi dari sekolah tersebut juga memerlukan biaya yang cukup besar untuk
Studi lapangan ini biasanya dapat dilakukan di sekitar daerah kawasan luar
sekolah seperti menuju ke tempat wisata yang sudah terkenal akan tempat wisatanya
pembelajaran di luar sekolah, siswa mampu belajar lebih banyak dan mendapat
pengalaman lebih dari kegiatan mereka di luar sekolah yang bisa sekaligus melatih
Dapat kita lihat apabila siswa yang sering diajak Fieldtrip, mereka mampu
bekerja lebih aktif, dapat belajar untuk hidup bermandiri, menyegarkan beban
pikiran, menghilangkan rasa bosan dengan terus belajar di dalam kelas, belajar
banyak hal tentang fakta di sekitar mereka sehingga mereka mampu memperoleh
informasi lebih untuk bekal diri mereka. Para siswa juga dapat dilatih untuk
bersosialisasi dengan kehidupan luar mereka untuk menjadi orang yang lebih
mata siswa agar tak seperti katak dalam tempurung. Mereka mampu melihat
kehidupan yang ada di luar kehidupan mereka sehingga mereka mampu mengambil
sekarang ini.
Fieldtrip bukanlah suatu kegiatan bagi para murid untuk bertamasya ataupun
dilakukan dengan menyertakan tugas laporan yang hendak mereka cari tentang
informasinya. Para murid biasanya diberi suatu kertas laporan untuk menuliskan
informasi apa saja yang mereka dapatkan lalu diberi tes berupa ulangan untuk
mencoba pengetahuan yang mereka peroleh dari kegiatan studi lapangan tersebut.
d. Kegiatan Pembiasaan
1. Pembiasaan rutin
pembelajaran
2. Kegiatan keteladanan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja yang
sekolah
● Upacara
● Seminar Pendidikan
melibatkan semua warga sekolah baik guru, peserta didik, orang tua/wali
proyek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai
dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.
Penguatan projek profil pelajar Pancasila diharapkan dapat menjadi sarana yang optimal
dalam mendorong peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten,
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu
semester. Beban belajar di SD Swasta Methodist Pelita Kasih kelas I, II, dan III masing-masing 32,
34, 36 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 38 jam setiap minggu.
Jam belajar SD Swasta Methodist Pelita Kasih adalah 45 menit. Dengan adanya tambahan
jam belajar dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk
mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi peserta didik aktif. Proses pembelajaran
peserta didik aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian
informasi karena peserta didik perlu latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan
berkomunikasi.
peserta didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa yang
sudah mereka pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Selain itu bertambahnya
jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0% s.d 100%. Kriteria ideal
ketuntasan belajar untuk masing-masing indikator adalah 70%. Sekolah harus menentukan
pembelajaran.
Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan
kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan belajar ideal. Ketuntasan
belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan kompleksitas, esensial intake peserta didik,
untuk menggambarkan kategori kualitas sekolah. Kategori kualitas sekolah dalam bentuk
predikat D, C, B dan A. Nilai KKM merupakan nilai minimal untuk predikat C dan secara
interval angka pada skala 0-100 yang disusun dan ditetapkan oleh satuan pendidikan. Nilai C
(cukup) dimulai dari 70. Predikat di atas Cukup adalah Baik dan Sangat Baik. Panjang
sehingga panjang interval untuk setiap predikat 11, 11, 12, dan terdapat 4 macam
predikat, yaitu A (Sangat Baik), B (Baik), C (Cukup), dan D (Kurang), untuk KKM = 70
peserta didik yang belum maupun sudah mencapai ketuntasan. Upaya SD Swasta Methodist
Pelita Kasih untuk mencapai KKM ideal 100% dengan mengadakan remedial bagi peserta
didik yang belum mencapai KKM dan pengayaan/remedial bagi peserta didik yang sudah
mencapai KKM.
Upaya sekolah dalam rangka meningatkan KKM max 100 % antara lain:
2. Melakukan pertemuan guru dengan wali murid untuk melaporkan hasil evaluasi
Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM dalam setiap
● Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes maupun non tes.
● Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun non tes.
● Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan.
i) Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria kenaikan
indikator.
ii) Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan Permendikbud No. 1 Tahun 2021 dan PP No.57 Tahun
2021 Pasal 6 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar
setelah:
didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif
kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran, minggu efektif belajar,
waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah/sekolah
mengacu kepada Standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik
sekolah/sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah
daerah.
awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah
ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan
ii) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
iii) Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran untuk setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan
iv) Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang
v) Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir
tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.
vii) Sekolah-sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih
panjang dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah
viii) Bagi sekolah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu secara
khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran
efektif.
ix) Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota
Kalender Pendidikan SD Swasta Methodist Pelita Kasih berpedoman pada surat keputusan
Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Nomor: 420/7084.PK/2022 tentang Kalender Pendidikan
TK/PAUD, SD, SDLB, SMP, SMPLB Di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota Medan Tahun
Dinas Pendidikan Kota Medan adalah 37 jam tiap minggu. Secara rinci beban kerja pendidik
SD Swasta Methodist Pelita Kasih terlihat pada jadwal jam kerja di SD Swasta Methodist
e) Kriteria Penilaian
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta
didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan,
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi,
b. Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik, penilaian diri,
penilaian projek, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,
ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian sekolah, dan ujian
nasional.
● Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan
harian.
● Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema
pelajaran.
pembelajaran dalam bentuk ulangan harian (tes tulis, tes lisan, penugasan)
● Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukan oleh
● Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir kelas
c. Perencanaan ulangan harian dan pemberian projek oleh pendidik sesuai dengan
● melaksanakan ujian;
f. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan
harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti
dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orangtua
● Penilaian hasil belajar mengacu pada regulasi/ juknis penilaian hasil belajar
● Penilaian hasil belajar mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan dan aspek
keterampilan.
praktek, tulis dan bentuk lainnya, yang diperoleh melalui tes daring,
dan/atau bentuk asesmen lainnya yang memungkinkan ditempuh secara
menyeluruh;
● Pemberian tugas kepada peserta didik dan penilaian hasil belajar pada masa
Belajar dari Rumah dilaksanakan bervariasi antar peserta didik, sesuai minat
tetap terjaga.
● Hasil belajar peserta didik dikirim ke guru antara lain berupa foto, gambar,
video, animasi, karya seni dan bentuk lain tergantung jenis kegiatannya dan
● Dari hasil belajar tersebut, guru melakukan penilaian baik dengan teknik
g. Guru melakukan analisis untuk melihat ketercapaian kompetensi dasar yang muncul
4) Muatan Pembelajaran
Materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan kepada peserta
didik sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Beban belajar pada mata
pelajaran ditentukan oleh keluasan dan kedalaman pada masing-masing tingkat satuan
pendidikan.Metode dan pendekatan pada mata pelajaran tergantung pada ciri khas dan karakteristik
masing-masing mata pelajaran dengan menyesuaikan pada kondisi yang tersedia di sekolah.
Sejumlah mata pelajaran tersebut terdiri dari mata pelajaran wajib dan pilihan pada setiap satuan
pendidikan.
5) Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas
sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai
peserta didik.
kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten
untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin
ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme.
Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin
ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau
pun humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan
di bagian landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang
akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SD/MI untuk setiap mata pelajaran tercantum
pada Lampiran Permendikbud Nomor 37 tahun 2018 yang mencakup: Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya, dan Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta Daftar Tema dan Alokasi Waktunya.
Penilaian dilakukan melalui penilaian Kompetensi Pengetahuan terdiri dari nilai raport
diperhitungkan dari nilai ulangan formatif, nilai ulangan subsumatif, dan nilai sumatif. Dokumen
pendukung antara sekolah dengan orang tua peserta didik maupun pihak lain yang berkepentingan
sehingga laporan hasil belajar harus komunikatif, informatif dan komprehensif (menyeluruh) dengan
tujuan memberikan gambaran hasil belajar peserta didik dengan jelas dan mudah di mengerti.
Penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan oleh guru mata pelajaran (pendidik). Penilaian
a. Penilaian Formatif. Nilai formatif diperoleh dari hasil ulangan harian yang terdiri dari tes
tulis, tes lisan dan penugasan yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran satu
kompetensi dasar.
b. Penilaian Sub Sumatif / PTS. Penilaian sub sumatif diperoleh dari hasil tes tulis yang
dilaksanakan pada tengah semester, dengan materi seluruh bahan yang diajarkan sampai
2. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan oleh guru mata pelajaran (pendidik) melalui penilaian kinerja
● Nilai Praktek
● Nilai Portofolio
● Nilai Proyek
3. Penilaian Sikap
● Penilaian observasi
Prosedur pelaporan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh wali kelas dan guru mata
a. Pendidik melakukan penilaian terhadap tes/ulangan harian yang diujikan kepada peserta
b. Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui kemajuan dan
kesulitan belajar, dikembalikan kepada peserta didik disertai balikan (feedback) berupa
komentar yang mendidik (penguatan) dan dimanfaatkan untuk perbaikan pembelajaran serta
pengayaan pembelajaran.
c. Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk:
● deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.
d. Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan orang tua/wali pada saat laporan hasil
belajar.