Anda di halaman 1dari 51

Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

LAPORAN
KERJA PROFESI

PENGEMBANGAN UKIRAN MOTIF ACEH


DI ISTAGHNAA FURNITURE
Desa Lamteh Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar
Provinsi Aceh

Oleh

ANSAR SALIHIN
NIM: 04122010

Laporan Ini dibuat untuk Memenuhi Syarat Matakuliah Kerja Profesi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


INSTITUT SENI IDONESIA PADANGPANJANG
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
JURUSAN SENI KRIYA
2013

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 1


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kerja Profesi mahasiswa jurusan Seni Kriya Fakultas Seni Rupa dan
Desain Institut Seni Indonesia Padangpanjang tahun 2013

1. Judul : Pengembangan Ukiran Motif Aceh


2. Tempat : Istaghnaa Furniture
3. Alamat : Jl. Lamtengoh, Desa Lamteh Kecamatan Peukan
Bada
Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh
4. Waktu : 60 hari (4 Februari S.d 4 April 2013)
5. Data Penulis
a. Nama Lengkap : Ansar Salihin
b. Nim : 04122010
c. Jenis Kelamin : Laki-Laki
d. Jurusan : Seni Kriya
e. Telp : 085272296756
f. Email : weinansar@gmail.com

Padangpanjang, 1 Oktober 2013

Pimpinan Perusahaan Pembimbing KP

Ikhsan, S.Pd Ahmad Bahrudin, S.Sn.,M.Sn


NIP: 197108202001121002

Mengetahui
Ketua Jurusan Seni Kriya

Dra. Mega Kencana, M.Sn.


NIP: 19680908 199310 2 001

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 2


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
kerja profesi ini dengan judul “Perkembangan Ukiran Motif Aceh di
Istaghnaa Furniture”. Tujuan penulisan laporan ini sebagai persayaratan
mata Kuliah Kerja Profesi yang telah dilaksanakan selama 60 hari di
Industri Kerajinan Istaghnna Furniture di Desa Lamteh Kecamatan Peukan
Bada Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh.
Dalam penulisan laporan ini penulis ucapkan terima kasih kepada
Ketua Jurusan Seni Kriya Dra. Mega Kencana, M.Sn, kemudian kepada
dosen pembimbing bapak Ahmad Bahrudin, S.Sn.,M.Sn. dan ucapan
terima kasih kepada pimpinan Istaghnaa Furniture Ikhsan S.Pd beserta
Kariawan Istaghnaa Furniture yang telah bersedia menerima penulis
sebagai peserta peraktek kerja profesi.

Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna bagi penulis kemudian


bermanfaat bagi pembaca sebagai referensi dan menambah wawasan.

Padangpanjang, 1 Oktober
2013

Penulis

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 3


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1


A. Latar Belakang KP ..................................................................................... 1
B. Tujuan Penyelenggaraan KP ...................................................................... 2
C. Manfaat Penyelenggaraan KP .................................................................... 2
D. Waktu Penyelenggaraan KP ....................................................................... 3
E. Lokasi Pelaksanaan KP .............................................................................. 3

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN ................................................. 4


A. Sejarah Perusahaan ..................................................................................... 4
B. Visi Misi Perusahaan .................................................................................. 6
C. Struktur Organisasi Perusahaan ................................................................. 7
D. Unit Usaha dan Rincian Kerja .................................................................... 9
E. Pengelolaan Karyawan ............................................................................... 9
F. Fasilitas dan Peralatan .............................................................................. 11
G. Hasil/Produk Perusahaan ......................................................................... 17

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN .......................................................... 20


A. Rencana Kegiatan/DesainProduk ............................................................. 20
B. Proses Realisasi/Pelaksanaan Kegiatan/Pembuatan Produk .................... 22

BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 30


A. Kesimpulan .............................................................................................. 31

KEPUSTAKAAN ................................................................................................32

LAMPIRAN

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 4


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kriya sebagai cabang dari seni rupa merupakan bagian yang penting
dalam kehidupan manusia, kriya salah satunya sebagai benda fungsional
maupun estetis. Pada prinsipnya mahasiswa kriya dipersiapkan menjadi bagian
dari konseptor dan kreator bidang kriya. Mahasiswa menguasai landasan
teoritis sekaligus memiliki kemampuan teknis dalam praktek di bidang kriya.
Mata kuliah Kerja Profesi merupakan aplikasi dari ilmu, pengetahuan
dan ketrampilan yang telah diperoleh mahasiswa selama menempuh
perkuliahan di Jurusan Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut
Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang. Sehingga mahasiswa yang menempuh
mata kuliah ini mampu mengaplikasikan baik teori maupun prakteknya. Kuliah
Kerja Profesi juga merupakan bentuk uji kompetensi, sekaligus media penting
sebagai stimulus untuk memunculkan ide-ide kreatif bagi mahasiswa.
Jurusan Kriya memiliki 2 (dua) kompetensi utama, yaitu Penciptaan
dan Pengkajian. Guna menunjang kompetensi tersebut diperlukan sebuah mata
kuliah di mana mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu dalam bidang kriya
secara langsung. Salah satu matakuliah yang menunjang kompetisi tersebut
sebagai peraktek lapangan adalah kerja profesi.
Ada bebrapa hal yang perlu diperhatiakn dalam pemilihan tempat untuk
kerja profesi, diantaranya kesesuaian tempat peraktek dengan minat yang
ditempuh di perguruan tinggi, kemudian kesesuaian tempat peraktek dengan
tujuan matakuliah kerja profesi, dan kesesuian tempat kerja dengan ilmu yang
didapatkan selama ini perguruan tinggi. Apabila ketiga hal tersebut sesuai,
maka pemilihan tempat kerja profesi dapat dijalankan dengan baik.
Mempertimbangkan hal tersebut penulis memilih Istaghnaa Furniture
sebagai tempat kerja profesi. Alasanya tempat tersebut bergerak di bidang
ukiran motif aceh, perabot kayu dan mebel. Selain itu juga desain yang
diterapkan diperusahaan adalah pengembangan desain motif aceh dalam ukiran
interior dan ekterior rumah, kantor dan hotel dan sebagainya.

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 5


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

B. Tujuan
 Mengaplikasikan disiplin ilmu yang didapat pada perkuliahan ke dalam
dunia kerja.
 Membangun mentalitas dalam menggali dan melakukan kreativitas
berkarya.
 Memberi bekal mahasiswa dalam menggali, meneliti dan menganalisis
berbagai aspek yang ada pada dunia usaha bidang kriya.
 Membangun berjejaring dengan lembaga, masyarakat dan institusi yang
relevan.
 Merealisasikan Tridarma perguruan tinggi yang meliputi pendidikan
pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.

C. Manfaat
Bagi mahasiswa :
• Menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa mengapresiasi secara
langsung kinerja tim produksi di dunia usaha bidang kriya.
• Menjalin hubungan kerjasama antara mahasiswa dan pihak dunia
usaha.
• Menganasisi masalah yang terjadi dilapangan kemudian dipecahkan
dengan menggunakan ilmu yang telah didapatkan di perguruang tinggi
Bagi Lembaga Pendidikan :
• Merupakan evaluasi pencapaian materi yang telah diajarkan kepada
mahasiswa
• Menjalin hubungan kerjasama dengan pihak industri atau instansi.
Bagi Instansi yang dituju:
• Sarana pengabdian terhadap masyarakat di bidang pendidikan.
• Media penelusuran calon Sumber Daya Manusia sesuai dengan bidang
yang diperlukan.

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 6


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

D. Waktu Penyelenggaraan

Sesuain dengan peraturan institusi, penyelenggraan kerja profesi


dilaksanakan minimal selama dua bulan (60 hari). Kerja profesi yang telah
dilaksankan mulai dari 4 Februari sampai dengan 4 April 2013.

E. Lokasi Pelaksanaan KP

Kerja profesi yang telah dilaksanakan bertempat di Istaghnaa Furniture


Jl. Lamtengoh, Desa Lamteh Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar
Provinsi Aceh. Tempat tersebut disebelah timur berbatasan dengan Kuburan
Tsunami Banda Aceh, sebelah barat berbatasan dengan Loknga Aceh Besar,
sebelah utara berbatasan dengan Lamtemen Banda Aceh dan sebelah Selatan
berbatasan dangan Uleu Lee Banda Aceh.

Gambar. 1
Lokasi Kerja Profesi (Google Eart: 2013)

Gambar. 2
Denah Lokasi Kerja Profesi

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 7


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

Istaghnaa Furniture pertama kali didirikan pada tahun 2005 oleh


Ikhsan. Pada awalnya industri ini didirikan di rumah pribadinya dan belum
mempunyai karyawan, semua pekerjaan dikerjakan sendiri. Peralatan yang
digunakan juga menggunakan peralatan manual dan ada sebagian peralatan
mesin tangan.
Latar belakang Ikhsan sebagai alumni SMIK Banda Aceh tahun 2000
jurusan Kriya Kayu membuatnya tertarik mendirikan industri bergerak
dibidang perabot. Selain itu juga sebelumnya ia telah bekerja di sebuah
perusahaan mebel terbesar di Aceh tahun 2000-2004. Pada saat terjadi
Tsunami 2004 perusahaan tersebut habis ditelan air dan pimpinan
perusahaannya juga meninnggal. Ikhsan kehilangan pekerjaan, kemudian
membuat usaha perabot di rumahnya. Pendirian indutrsi tersebut hanya
bermodalkan keahlian dan keberanian. Dana awal yang diproleh hanya
berdasarkan uang muka yang diberikan oleh orang pemesan barang.
Berawal dari modal tersebut dan kegigihannya mencari pelannggan
dan mengikuti pelatihan wirausaha selama setahun membuahkan hasil.
Kemudian pada tahun 2006 Ikhsan meminjam uang ke Bank dan mendirikan
sebuah Industri kecil di Lampoh Daya, Kota Banda Aceh. indurtri tersebut
bernama Amara Furniture yang diambil dari nama anak pertamnya.
Saat industri tersebut dipindahkan dari rumahnya ke Lampoh Daya,
Kota Banda Aceh, Ikhsan tidak lagi bekerja sendiri. Amara Furniture memiliki
dua orang pekerja. Satu orang bekerja sebagai perabot dan satu orang lagi
bekerja sebagai memotong ukiran. Sedangkan Ikhsan sendiri bekerja sebagai
mengukir dan belanja barang yang dibutuhkan.
Nama Amara Furniture tidak lama bertahan, karena anaknya sering
sakit-sakitan. Ada orang yang pintar mengatakan bahwa anak tersebut sakit

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 8


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

karena tidak sesuai namanya dengan dia. Sehingga nama anaknya diganti dan
nama industrinya juga diganti dengan Istaghanaa Furniture pada tahun 2007.
Istaghnaa Furniture cukup maju selama beberapa tahun, pemesan
semakin banyak dan industri tersebut semakin dikenal. Pada tahun 2007
Istaghnaa Furniture telah memilki empat orang pekerja, diantaranya dua orang
bidang produksi, satu orang bidang transportasi dan pemasaran dan satu orang
dibidang administrasi keuangan.
Istaghnaa Furniture digemari oleh masyarakat karena industri ini
bergerak bukan hanya dibidang industri perabot, akan tetapi juga bergerak
dibidang ukiran motif Aceh. pada saat itu industri yang bergerak dibidang
ukiran motif oceh sangat jarang dijumpai di Kota Banda Aceh, sedangkan
masyarakat sangat membutuhkannya. Bukan karena kualitasnya tinggi atau
tidak ada saingan Istaghnaa digemari masyarakat. Banyak industri yang
bergerak dibidang ukiran, akan tetapi semua indutrsi ukiran Jepara. Mungkin
kualitas lebih bagus ukiran Jepara, tapi banyak masyarakat lebih
membutuhkan barang yang bernuansa motif lokal Aceh.
Ukiran motif Aceh yang dikembangkan oleh Ikshan dalam
perusahaannya tidak sama lagi dengan ukiran asli motif Aceh. akan tetapi
telah mengalami pengembangan dan penambahan untuk menjaga kualitas
barangnya. Namun nilai-nilai dan motif dasar Aceh tetap diterapkan dalam
ukiran yang diproduksinya.
Pada dasarnya ukiran motif Aceh berbentuk datar saja dan mengambil
bagian dasar sebagai pemisah motif dengan dasar. Kemudian naik turunnya
juga tidak terlalu dalam dan tidak memiliki coretan, sehingga motif lebih
sederhana. Sedangkan ukiran motif Aceh yang produksi oleh Istaghnaa
Furniture sudah mengacu kepada ukiran gaya Jawa, akan tetapi menggunakan
motif asli Aceh. Artinya pola motif yang diterapkan menggunakan motif Aceh
dan teknik pengukirannya menggunakan teknik ukiran Jawa. Kemudian
peralatannya juga menggunakan pahat Jepara. Sehingga hasil motifnya
memiliki coretan, naik turun, cekungan, cembung, cawen dan sebagainya,
namun polanya masih motif Aceh asli.

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 9


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

Itulah yang menjadi keunggulan Istaghnaa Furnitre sampai sekarang


dapat bertahan dan semakin dikenal oleh masyarakat. Selain ukiran Istaghnaa
tetap memproduksi barang perabot dan peralatan rumah tangga seperti lemari,
tempat tidur, cermin, meja, kursi dan sebagainya. Barang-barang tersebut
dipasarkan ke toko-toko yang bekerjasama dengan Istagnaa dan juga pesanan
masyarakat langsung ke Istaghnaa Furniture.
Pada tahun 2010 Istaghnaa pernah berpindah ke lamtemen dan nama
Istaghnaa berubah menjadi Ikhsan Furniture. Akan tetapi nama tersebut tidak
berthan lama, karena orang tidak mengenal lagi perusahaannya dan tempatnya
juga berpindah. Pada tahun 2012 Industri ini pindah lagi ke Jl. Lamtengoh,
Desa Lamteh Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar. Nama Ikhsan
Furniture dikembalikan lagi menjadi Istaghnaa Furniture, nama ini mungkin
lebih tepat dan lebih dikenal oleh pelanggannya.
Pada saat sekarang ini Istaghnaa Furniture masih bergerak dibidang
ukiran Motif Aceh, perabot, mebel, bubutan dan barang rumah tangga lainnya.
Struktur organisasi perusahaannya sudah mulai terstruktur dan kariawannya
juga bertambah. Industri ini juga sering menjadi menjadi tempat siswa SMK
magang dari berbagai daerah.

B. Visi Misi Perusahaan

Visi Istaghnaa Furniture adalah


“Memenuhi permintaan dan pelayanan masyarakat melalui produksi
pengembangan Motif Aceh”

Misi Istaghnaa Furniture diantaranya


1. Memenuhi permintaan pelanggan
2. Melayani pelanggan yang baik, siap antar jemput barang
3. Memproduksi barang-barang kebutuhan masyarakat secara umum
4. Memproduksi ukiran motif aceh pada berabag

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 10


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

C. Struktur Organisasi Perusahaan

Istaghnaa Furniture merupakan salah satu industri yang menggunakan

sistem organisasi garis. Sistem organisasi garis merupakan sistem organisasi

yang pimpinannya mempunyai kekuasaan tunggal, dimana segala keputusan

dan kebijaksanaan dan tanggung jawab terletak pada pimpinan perusahaan.

Pada organisasi garis, atasan dituntut memiliki pengetahuan yang luas karena

ia tidak memiliki staf atau pembantu ahli. Sistem organisasi garis pada

umumnya diterapkan pada industri kecil atau perseorangan. Adapun struktur

organisasi pada Istaghnaa Furniture dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai

berikut :

Manajer

Bagian Bagian Bagian


Administradi Produksi Tranportasi
dan Keuangan dan pemasaran

Ukiran Desain Perabot dan


Mebel

Gambar. 3
Struktur Organisasi Istaghnaa Furniture, 2013

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 11


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

Berdasarkan struktur organisasi di atas adalah bagian produksi, bagian

tranportasi dan pemasaran, serta administrasi dan keuangan mempunyai tugas

untuk menentukan dan bertanggung jawab terhadap kegiatan masing-masing.

Manajer perusahan adalah pemilik dari perusahaan tersebut, segala keputusan

berada pada manajer tampa harus ada persetujuan dari bawahannya. Manajer

juga bertanggung jawab penuh terhadap perusahaan dan segala resiko yang

ada pada perusahaan ditanggung oleh pemilk atau manajer perusahaan.

Kemudian bagian pemasaran dan transportasi bertugas pangambilan

bahan baku dibawa ke tempat pengolahan dan mengatar produk jadi dari

perusahaan ke konsumen atau ke pasar. Selanjutnya mempromosikan dan

memasarkan produk-produk Istaghnaa Furniture baik secara langsung

maupun secara media. Bagian administrasi bertugas mencatat seluruh

keperluan pembukuan, pemasukan, pengeluran, keungan, surat-menyurat, dan

kearsipan. Selain itu juga bagian ini merangkap sebagai bendahara

perusahaan, mengatur keuangan dan horor kariawan.

Selanjutnya bagian produksi bertanggung jawab terhadap seluruh

proses produksi dan penyimpanan barang di perusahaan. Bagian produksi

terbagi tiga bagian, setiap bagiannya memiliki tugas tersendiri dan karyawan

tersendiri. Bagian tersebut diantaranya karyawan bagian ukiran, bagian

perabot dan bagian desain.

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 12


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

D. Unit Usaha

Istaghnaa Furniture merupakan industri yang bergerak dibidang usaha


peralatan rumah tangga, perlengkapan interior dan eksterior ruangan rumah,
kantor, hotel dan sebagainya. Barang yang diproduksi berupa ukiran, bubutan
kayu, mebel dan perabot seperti lemari, kursi, tempat tidur, meja dan
sebagainya. Selain memproduksi produk Istaghnaa Furniture juga siap untuk
dipasang di rumah konsumen yang membutuhkan. Bahan utama dalam
pembuatan produk di industri ini adalah kayu, kemudian bahan penunjangnya
nikel dan kaca.

E. Pengelolaan Karyawan

Istaghnaa Furniture sebuah industri kecil pengelolaan karyawannya


langsung dikelola oleh pimpinan perusahaan. Tidak ada bidang khusus yang
mengurus karyawan baik secara administrasi gaji maupun keperluan lainnya.
Ada beberapa hal yang dilakukan dalam pengelolaan karyawan di Istaghnaa
Furniture, diantanya:

1. Rekutmen
Perekrutan karyawan yang dilakukan oleh Istaghnaa Furniture
tergantung kebutuhan industri. Pada umumnya Istaghnaa Furniture
memiliki tiga bagian pengelolaan karyawan dianatarnya pemasaran,
administrasi keuangan dan produksi. Dibagian pemasaran industri kecil
hanya membutuhkan satu orang karyawan. Bagian pemasaran dan
transportasi membutuhakan dua karyawan. Kemudian dibagian produksi
membutuhkan beberapa karyawan diantaranya tiga orang bagian produksi
ukiran, Dua orang bagian perabot dan mebel, satu orang bagian bubut, satu
orang bagian finishing dan satu orang bagian desain. Perekrutan karyawan
berdasarkan kebutuhan tersebut, apabila ada penambahan tergantung
perkembangan usaha. Perekrutan biasanya dilakukan berdasarkan keahlian
yang dimiliki oleh calon karyawan.

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 13


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

2. Magang

Setiap ada karyawan yang masuk ke industri Istaghnaa Furniture


akan dilakukan seleksi terlebih dahulu berupa magang selama satu bulan.
Tujuan melaksanakan magang tersebut untuk melatih dan meseleksi
keahlian karyawan, agar dalam pembuatan produk tidak mengalami
kerusakan dan kecelakaan. Selain itu juga magang dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana dan dibagian apa keahlian karyawan. Calon
karyawan yang telah melwati masa magang, selanjutnya akan sama
statusnya dengan karyawan lainnya, baik hak dan kewajibannya.

3. Asuransi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Karyawan

Setiap industri kecil maupun besar apabila telah terdaftar ke dinas


perindustrian, setiap tahunnya akan membayar pajak ke pemerintah
melalui dinas pendapatan daerah. Selain itu, membayar asuaransi
kesehatan dan keselamatan kerja. Setiap karyawan diberi kartu asuransi
kesehatan oleh industri. Apabila terjadi kecelakaan dalam lingkup
Istaghnaa Furniture baik saat kerja atau perjalanan kerja, maka karyawan
tersebut dapat berobat gratis ke puskemas atau rumah sakit terdekat.

4. Gaji Karyawan
Pengelolaan gaji karyawan di Istaghnaa Furniture dilakukan
dengan dua macam. Pertama gaji kontrak berdasarkan produk yang
buatnya dan yang kedua gaji perbulan. Gaji kontrak biasanya diberikan
kepada karyawan yang kerjanya berdasarkan pesanan, karyawan tersebut
hanya mengerjakan satu atau beberapa dari produk tersebut dan gajinya
ditentukan dari harga produk. Kemudian gaji perbulan diberikan kepada
karyawan yang kerjanya tetap di industri tersebut. Ada atau tidaknya
pesanan karyawan tetap bekerja walaupun hanya membersihkan tempat
atau membersihkan peralatan. Gaji yang diberikan kepada karyawan
biasanya satu juta rupiah dan makan siang ditanggung industri.

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 14


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

5. Penghargaan Karyawan
Penghargaan diberikan perusahaan kepada karyawan biasanya
berdasarkan perestasi karyawan atau kedisiplinan karyawan. Penghargaan
tersebut diberikan baik berupa barang, makanan dan panambahan gaji.
Misalnya target waktu pengerjaan sebuah produk satu minggu, namun
karyawan tersebut dapat mengerjakannya salama tiga hari dan hasil yang
sangat bagus maka karyawan tersebut diberikan penghargaan. Hal tersebut
dilakukan karena karyawan tersebut bersungguh-sungguh dalam bekerja,
selain itu juga ia dapat melanjutkan pekerjaan ke produk lain. Kemudian
penghargaan lainnya memberikan tunjangan pada hari besar tertentu,
misalnya lebaran industri memberi makanan, minuman atau pakaian
kepada karyawan. Dengan adanya penghargaan ini menjadikan
silaturrahmi antara pimpinan dengan karyawan semakin dekat.

F. Fasilitas dan Peralatan

Fasilatas yang dimiliki oleh Istaghnaa Furniture cukup untuk industri


kecil. Fasilatas yang tersedia di Istaghnaa Furniture diantaranya tanah industri,
Bangunan, Transportasi dan tempat penginapan Kariawan.

Tabel 1. Fasilitas Istaghnaa Furniture


No Nama Fasilitas Jumlah Keterangan

1 Tanah (50 x 50 M) 1 Unit Layak

2 Bangunan (25 x 25 M) 1 Unit Layak

3 Transportasi 1 Unit Layak

4 Tempat Penginapan karyawan 1 Unit layak

5 Kamar Mandi/ WC 1 Unit layak

6 Komputer 1 Unit Layak

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 15


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

Gambar. 4
Lokasi Bangunan Istaghnaa Furniture
Foto: Ansar Salihin (2013)

Gambar. 5
Tempat Produksi Barang Istaghnaa Furniture
Foto: Ansar Salihin (2013)

Gambar. 6
Tempat pengeringan kayu Istaghnaa Furniture
Foto: Ansar Salihin (2013)

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 16


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

Kemudian peralatan yang terdapat di industri tersebut cukup dan


memadai untuk industri kecil, baik peralatan mesin maupun peralatan manual.
Rincian peralatan di Istaghnaa Furniture diantaranya.

Tabel II. Rincian Peralatan Istaghnaa Furniture


No Nama Barang Kategori Alat Jumlah Keterangan

1 Mesin Belah Mesin Berat 2 1 Layak

2 Kompresor Mesin Berat 2 Layak

3 Mesin Bor Petak Mesin Berat 1 Layak

4 Mesin Ketam Mesin Berat 1 Layak

5 Mesin Bubut Mesin Berat 1 Layak

6 Mesin Belah Mesin Tangan 3 2 Layak

7 Mesin ketam Mesin Tangan 3 2 Layak

8 Mesin Bor Bulat Mesin Tangan 2 Layak

9 Gerinda Mesin Tangan 2 2 Layak

10 Spik Gan Mesin Tangan 4 3 Layak

11 Jigsaw Mesin Tangan 3 2 layak

12 Rotter Mesin Tangan 3 Layak

13 Mesin Amplas Mesin Tangan 3 2 Layak

14 Gergaji Manual 10 7 Layak

15 Ketam Manual 6 5 Layak

16 Martil Manual 15 13 Layak

17 Mistar Manual 10 Layak

18 Meteran Manual 6 5 Layak

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 17


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

19 Drip Manual 8 Layak

20 Batu Asah Manual 5 Layak

22 Obeng Manual 15 Layak

23 Tang Manual 10 Layak

23 Kakak Tua Manual 10 Layak

24 Pahat Ukir Jepara Manual 3 set Layak

25 Pahat Ukir Bali Manual 2 Set Layak

26 Pahat Bangunan Manual 3 Set 2 Set Layak

27 Pahat Bubut Manual 1 Set Layak

28 Palu Kayu Manual 10 Layak

Gambar. 7
Mesin Berat (Mesin Belah)
Fotor: Ansar Salihin (2013)

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 18


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

Gambar. 8
Mesin Bubut
Foto: Ansar Salihin (2013)

Gambar. 9
Mesin Bor Petak
Foto: Ansar Salihin (2013)

Gambar. 10
Mesin Ketam Tangan
Foto: Ansar Salihin (2013)

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 19


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

Gambar. 11
Mesin Konpresor
Foto: Ansar Salihin (2013)

Gambar.12
Mesin Amplas
Foto: Ansar Salihin (2013)

Gambar. 13
Gergaji Tangan
Foto: Ansar Salihin (2013)

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 20


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

Gambar. 14
Ketam Tangan
Foto: Ansar Salihin (2013)

Gambar. 15
Pahat Ukir Jepara
Foto: Ansar Salihin (2013)

G. Hasil/Produk Perusahaan

Istaghnaa Furniture memproduksi barang-barang kebutuhan rumah


tangga, barang interior dan ekterior, serta barang lainnya media utama kayu.

1. Perabot

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 21


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

Produk perabot merupakan barang benda pakai yang digunakan


dalam kehiduapan sehari-hari. Produk perabot yang diproduksi Istaghnaa
Furniture diantaranya lemari, meja, bangku, tempat tidur, lemari dapur,
cermin, dan produk lainnya.

Gambar. 16
Produk Perabot Istaghnaa Furniture
Foto: Ikhsan (2013)

2. Ukiran
Ukiran yang produksi oleh Istaghnaa Furniture adalah ukiran motif
Aceh. Itulah yang menjadi keunggulan industri kecil ini, karena di daerha
tersebut tidak banyak dijumpai industri kerajinan menggunakan motif
Aceh. Motif Aceh yang diterapkan dalam produk tidak lagi seperti ukiran
Aceh asli, namun telah mengalami perngambangan untuk memperidah
bentuknya. Pengembangan tersebut bukanlah merubah pola dasar desain
motif Aceh, tapi mengembangkan bentuknya menggunakan teknik ukiran
Jawa. Namun pola dasar motif Aceh tidak ada dirubah sedikitpun. Produk
ukiran yang dihasilakan berupa ukiran kentilasi, ukiran pintu rumah,
ukiran tolak angin, ukiran hiasan rumah, ukiran pembatas di masjid,
mimbar dan produk ukiran lainnya.

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 22


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

Gambar. 17
Produk Ukiran Istaghnaa Furniture
Foto: Ikhsan (2013)

3. Mebel
Produk mebel yang dihasilakan Istaghnaa furniture sebagai produk
sampingan. Kalau ada konsumen yang memesan maka mebel akan
diproduksi. Produk mebelnya biasanya brupa Syofa ruang tamu, syofa
ruang keluarga dan produk mebel lainnya.

Gambar. 18
Produk Mebel Istaghnaa Furniture
Foto: Ikhsan (2011)

4. Bubutan Kayu
Produk bubutan biasanya diproduksi melengkapi atau sebagai
bahan pendukung produk lainnya. Misalnya dalam pembuatan kursi atau
meja memerlukan kaki yang bulat, kemudian pembuatan tempat tidur

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 23


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

memerlukan tiang yang bulat. Selain itu sering industri lainnya memesan
khusus bubutan kaki meja atau kaki kursi ke Istaghnaa Furniture.

Gambar. 19
Produk Bubutan Kayu Istaghnaa Furniture
Sumber: Ikhsan (2013)

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 24


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Rancangan Kegiatan/ Desain Produk

Sebuah Industri kecil sebagian besar produknya adalah barang


pesanan konsumen, bukan produk yang dipersiapkan untuk pasokan. Karena
modal produksi dalam pembuatan produk tidak terlalu besar. Dengan
demikian maka sebagian besar produknya berdasarkan pesanan konsumen,
kecuali beberapa produk yang dapat dipasarkan setiap hari di toko seperti
lemari, cermin, dan produk sejenisnya.
Rancangan kegiatan di Istaghnaa Furniture diawali dari orderan
konsumen, kemudian penentuan jenis dan bentuk produk serta penentuan
harga. Rancangan pembuatan produknya secara sistematis terdiri dari
penentuan jenis barang, bentuk, rancangan desain, penyempurnaan desain, dan
desain kerja. Apabila pembuatan produknya sistem siap pasang ke tempat
pembeli, maka sebelumnya melakukan survei kelepangan untuk menentukan
ukuran dan bentuk yang sesuai.
Pemesanan pelanggan biasanya langsung ditujukan kepada pimpinan
Istaghnaa Furniture. Di sana dilakukan penentuan jenis barang, bentuk produk,
warna sampai kepada penentuan harga. Kemudian pimpinan akan
membicarakan dengan karyawan bagian produksi untuk membuat beberapa
desain. Dari beberapa desain tersebut akan dipilih oleh beberapa desain yang
sesuai dengan permintaan pelanggan.
Langkah selanjutnya membuat desain jadi dan gambar kerja sebagai
acuan karyawan dalam memproduksi sebuah produk. Desain ini tidak terlalu
detail, yang paling perlu adalah menentukan bentuk dan ukuran yang pasti.
Berikut beberapa desain yang dibuat selama melaksanakan Kerja Profesi di
Istaghnaa Furnitur.

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 25


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

Desain Tolak Angin


Ukuran 400 x 150 CM
Bahan: Blackbord, Kayu dan Triplek
Finishing: Cat Minyak
Teknik: Ukir Tembus
Karya: Ansar Salihin (2013)

Desain Kentilasi Kecil


Ukiran: 15 x 25 Cm
Bahan: Kayu Meranti
Finishing: Impra Milamin Sistem
Teknik: Ukir Tembus
Karya: Ansar Salihin (2013)

Desain Kentilasi besar


Ukiran: 60 x 40 Cm
Bahan: Kayu Meranti
Finishing: Cat Minyak
Teknik: Ukir Tembus
Karya: Ansar Salihin (2013)

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 26


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

B. Proses Pembuatan Produk

Setelah adanya desain produk yang jadi kemudian dilanjutkan dengan


pembuatan produk. Proses pembuatan produk diawali dengan persiapan bahan
dan alat, perakitan dan penyambungan, pembentukan kasar, penghalusan dan
finishing. Setiap produk yang berbeda memiliki proses pengerjaan yang
berbeda baik dari teknik, penggunaan alat maupun sistem finishing. Selama
enam puluh hari peraktek Kerja Profesi di Istaghnaa Furniture ada 5 jenis
produk yang dibuat.

1. Tolak Angin

Tolak Angin adalah sebuah produk ekterior rumah atau


perkantoran yang berbentuk segita yang terletak antara dinding dan atap
rumah paling depan atau belakang. Proses pembuatannya terdiri dari
perancangan, persiapan bahan dan alat, perakitan, pembentukan dan
Finishing.

a. Perancangan

Pada pembahasan sebelumnya telah disebutkan masalah


perancangan secara rinci, yaitu penentuan bentuk, ukuran dan bahan
yang akan digunakan. Kemudian dilengkapi dengan desain jadi dan
gambar kerjanya.

b. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam pembutan ukiran tolak angin


adalah blockbord ukuran 1 cm, Kayu dan Triplek. Blockbor
digunakan sebagai bahan pokok yang diukir tembus, papan kayu
surian sebagai penguat dan penahan diletakan ditepi dan triplek
diletakan dibelakang sebagai biground. Kemudian peralatan yang
digunakan diantaranya mesin belah, mesin ketam, mesin bor, mesin
rotter, mesin jagsaw, palu, tang, klimp dan peralatan lainnya.

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 27


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

c. Membuat Pola

Adalah memindahkan motif dari desain yang dirancang ke


benda yang akan diukir sesuia dengan ukuran aslinya. Setelah motif
ini dipindahkan ke produk yang akan dikerjakan diperbaiki terlebih
dahulu sebelum dipotong. Karena motif yang akan dipotong apabila
tidak mengikuti sifat bahan, maka akan mengalami kerusakan.

d. Memotong Kerawang

Memotong ukiran motif merupakan tahap awal pembentukan


ukiran. Sebelum melaksanakan pemotongan, bagian motif yang akan
dibuang terlebih dahulu diadai dan dilubangi dengan bor. Kemudian
potong ukiran dengan menggunakan Jigsaw mengikuti bentuk desain
yang sebenarnya.

e. Perakitan

Perakitan adalah menyambungkan ukiran yang telah dipotong


dengan kayu profil dan peletakan triplek sebagai back Ground.
Penyambungan ini menggunakan lem kayu dan paku sebagai penguat
sambungan.

f. Finshing

Finishing ukiran tolak angin menggunakan finisging cat minyak.


urutan finshinga terdiri dari penggosokan dengan kertas amplas kasar
secara keseluruhan, pemberian cat dasar (cat tembok), kemudian
diamplas kembali secara merata dan terkahir pemberian warna cat
minyak menggunakn spray gun.

g. Pemasangan

Setelah selesai dibuat langkah terakhir adalah memasang


tolak angin langsung ke tempat konsumen. Pemasangan ini yang harus

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 28


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

dijaga adalah kerapian dan kesesuaian produk dengan tempat produk


yang diletakan.

h. Produk jadi

Selama kegiatan kerja Profesi produk tolak angin yang dibuat


sebanyak empat buah dengan ukuran yang berbeda, diantaranya satu
buah ukuran 400 x 150 cm, 2 buah ukuran 300 x 150 cm dan satu
buah ukuran 200 x 100 cm.

Gambar: 20
Produk Jadi Tolak Angin
Foto: Ansar Salihin (2013)

Gambar: 21
Produk Jadi Tolak Angin
Foto: Ansar Salihin (2013)

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 29


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

2. Kentilasi

Kentilasi adalah produk ukiran ekterior rumah yang terletak di atas


jendela, fungsinya sebagai tempat masukannya angin ke dalam ruangan.
Selain itu juga berfungsi sebagai memperindah eksterior rumah. Langkah
pengerjaannya terdiri dari perancangan (telah dijelaskan sebelumnya),
persiapan bahan dan alat, memola, pemotongan, pembentukan, dan
Finishing.

a. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam pembutan ukiran kentilasi


adalah Kayu meranti sebagai bahan utama dan lem fox sebagai bahan
penunjang. Kemudian peralatan yang digunakan diantaranya mesin
belah, mesin ketam, mesin bor, mesin jagsaw, klimp, pahat ukir dan
peralatan lainnya.

b. Membuat Pola

Memola untuk ukiran kentilasi dengan produk banyak dan


ukuran sama menggunakan sistem cetak atau mall. Dari satu desain
dibuat satu mall dari karton dan dilubangi menggunakan pahat.
Kemudian motif dari mall tersebut akan dipindahkan ke kayu yang
telah disipakan.

c. Memotong Kerawang

Sebelum melaksanakan pemotongan, bagian motif yang akan


dibuang terlebih dahulu ditandai dan dilubangi dengan bor. Kemudian
potong ukiran dengan menggunakan Jigsaw mengikuti bentuk desain
atau pola yang sebenarnya.

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 30


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

d. Pembentukan

Pembentukan dasar dilakukan dengan menggunakan pahat


ukir mengikuti bentuk ukiran yang telah dipotong. Kemudian
dihaluskan dengan rapi dan diberikan coretan untuk memberikan
kesan hidup pada motif ukiran tersebut

e. Finshing

Finishing ukiran kentilasi selama kerja profesi terbagi dua.


Kentilasi berukuran besar menggunakan finishing cat minyak dan
kentilasi ukuran kecil menggunakan finishing impra melamine sistem.
Tahapanya hampir sama dengan finishing produk kayu lainnya terdiri
dari penggosokan dengan amplas, pemberian dempul, warna dan clear
untuk finishing milamin.

f. Pemasangan

Setelah selesai dibuat kegiatan terakhir adalah memasang


Kentilasi. Pemasangan kentilasi biasanya meletakan profil diluarnya
sebagai penahan dan tidak merusak panti lasi dalam pemasangannya.
Profil tersebut diberi warna setelah pemasangan menyesuaikan warna
kentilasi.

g. Produk jadi

Selama kegiatan kerja Profesi produk kentilasi yang dibuat


terbagi dua. Kentilasi besar ukuran (60 x 40 cm) sebanyak dua puluh
buah. Kemudian kentilasi kecil ukuran (15 x 25 cm) sebanyak tiga
puluh buah.

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 31


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

Gambar: 22
Produk Jadi Kentilasi Ukuran Besar
Foto: Ansar Salihin (2013)

Gambar: 23
Produk Jadi Kentilasi Ukuran Besar
Foto: Ansar Salihin (2013)

Gambar. 24
Produk jadi Kentilasi kecil
Foto: Ansar Salihin (2013)

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 32


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

3. Pintu Lemari

Pintu lemari yang dibuat selama peraktek kerja profesi adalah pintu
yang lemrinya menjorok ke dalam dinding. Pintu tersebut menyesuaikan
bentuk dan ukuran yang ada pada dinding. Kemudian sistem buka tutunya
menggunakan roda jalan ke kanan dan ke kiri. Langkah pengerjaannya
terdiri dari perancangan (telah dijelaskan sebelumnya), persiapan bahan
dan alat, perakitan, dan Finishing.

a. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam pembutan pintu lemari adalah


blackbord, triplek jati dan kayu sebagai bahan utama. Sedangkan
bahan penunjangnya lemkayu. Kemudian peralatan yang digunakan
diantaranya mesin belah, mesin ketam, mesin bor, mesin jagsaw,
klimp, obeng dan peralatan lainnya.

b. Perakitan

Langkah-langkah perakitan yang dilakukan diantaranya,


memotong bahan sesuai ukuran, menyambung blackbord dengan
triplek dan menyambung blockbord dengan kayu ukuran 2 x 2 cm
dibagian pinggirnya.

c. Finshing

Finishing pintu lemari menggunakan finishing impra


melamine sistem. Tahapanya terdiri dari aplas, dempul, pewarnaan,
sending seller dan pengiltan menngunakan clear gloss.

d. Pemasangan

Setelah selesai dibuat kegiatan terakhir adalah memasang


Pintu lemari. Pemasangan pintu lemari menyesuikan ukuran dinding
dan pentu mengikuti ukuran tersebut dengan memasang roda berjalan.

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 33


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

e. Produk jadi

Selama kegiatan Kerja Profesi produk pintu lemari yang


dibuat sebanyak delapan buah, bentuk dan warna yang sama.

Gambar: 25
Produk Jadi Pintu Lemari
Foto: Ansar Salihin (2013)

Gambar:26
Produk Jadi Pintu Lemari
Foto: Ansar Salihin (2013)

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 34


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Mata kuliah Kerja Profesi merupakan aplikasi dari ilmu, pengetahuan


dan ketrampilan yang telah diperoleh mahasiswa selama menempuh
perkuliahan di Jurusan Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut
Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang. tujuan Kerja Profesi untuk
mengaplikasikan teori dan praktek selama perkuliahan ke dunia usaha. Kuliah
Kerja Profesi juga merupakan bentuk uji kompetensi, sekaligus media penting
sebagai stimulus untuk memunculkan ide-ide kreatif bagi mahasiswa.

Mempertimbangkan hal tersebut Istaghnaa Furniture dipilih sebagai


tempat kerja profesi. Alasannya tempat tersebut bergerak di bidang ukiran
motif Aceh. Selain itu juga desain yang diterapkan diperusahaan adalah
pengembangan desain motif Aceh yang diterapakan dalam interior dan
ekterior rumah. Istaghnaa Furniture terletak di Jl. Lamtengoh, Desa Lamteh
Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh. Kerja Profesi
dilaksanakan selama enam puluh hari mulai dari 4 Februari S.d 4 April 2013.

Istaghnaa Furniture merupakan industri kecil yang bergerak di bidang


kerajinan peralatan rumah tangga, produk interior dan eksterior ruangan.
Istaghnaa Furniture berdiri pada tahun 2004, didirikan oleh Ikhsan dengan
nama awalnya Amara furniture. Produk yang dihasilkan berupa barang
perabot, ukiran, bubutan dan mebel.

Selama Peraktek Kerja Profesi di Istaghnaa Furniture ada tiga jenis


produk yang dibuat. Produk tersebut diantaranya Tolak angin empat buah,
kentilasi besar dua puluh buah, kentilasi kecil tiga puluh buah dan pintu lemari
delapan buah. Selain kegiatan itu peraktek yang dilakukan berupa pembuatan
desain, pengantaran barang, pemasangan produk pembuatan dan pemasangan
kaki mebel serta belanja bahan.

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 35


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

B. Saran-Saran

1. Diharapkan Istaghnaa Furnitur dapat meningkatkan dan mengembangkan


indutrinya. Kemudian mempromosikan indutri tersebut ke seluruh
masayarkat sekitar. Serta mampu bersaing dengan industri lainnya.

2. Semoga pihak pemerintah, lembaga kebudayaan, akademisi dan pihak


lainnya dapat mendukung perkembangan Istaghnaa Furnitur. Karena
sangat jarang industri yang bergerak di bidang ukiran motif tradisi untuk
menjaga keberadaan bubudaya Aceh khususnya.

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 36


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

KEPUSTAKAAN

Anoraga Pandji, 2004. Manajemen Bisnis. PT. Renika Cipta, Jakarta.

Mursyid, M. 2008. Manajemen Pemasaran. Bumi Aksara. Jakarta.

Westra, I Made. 1995, Pengetahuan Bahan dan Alat Industri Kayu, Departemen
Pendidikan dana Kebudayaan: Jakarta.

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 37


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

Lampiran Desain

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 38


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 39


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 40


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 41


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 42


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 43


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 44


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 45


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

Lampiran Foto selama Kerja Profesi

Foto Papan Nama Perusahaan


Foto: Ansar Salihin (2013)

Proses membubut Kayu pembuatan Kaki Meja


Foto: Sahrian (2013)

Proses Kerja Ukir Kentilasi


Foto: Sahrian (2013)

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 46


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

Proses Finishing Tolak Angin


Foto: Iksan (2013)

Proses Pemotongan Tolak Angin


Foto: Sahrian (2013)

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 47


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

Proses Pemasangan Tolak Angin


Foto: Iksan (2013)

Proses Kerja Pembuatan Tolak Angin


Foto: Iksan (2013)

Proses Pemasangan Kaki Mebel


Foto: Sahrian (2013)

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 48


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

Proses Pemasangan Kentilasi Besar


Foto: Sahrian (2013)

Proses Kerja Ukir Kentilasi kecil


Foto: Samsuar (2013)

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 49


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

Proses Kerja Pembuatan Pintu Lemari


Foto: Iksan (2013)

Prosese Kerja Pemasangan Pintu Lemari


Foto: Iksan (2013)

Foto Produk Yang Telah Dipasang


Foto: Ansar Salihin (2013)

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 50


Pengembangan Ukiran Motif Aceh di Istaghnaa Furniture Banda Aceh

Foto Produk Siap Dipakai


Foto: Ansar Salihin (2013)

Foto Produk Siap dipasang


Foto: Ansar Salihin (2013)

Laporan Kerja Profesi Jurusan Seni Kriya FSRD ISI Padangpanjang 51

Anda mungkin juga menyukai