Anda di halaman 1dari 2

Kelas Daring Tak Direspon Siswa, Coba Lakukan Hal Ini

Oleh: Ansar Salihin


Sejak Pandemi Covid 19 melanda dunia, termasuk Indonesia salah satu negara yang
mengalami bencana non alam terebut. Tepat awal bulan Maret 2020 kasus corona di
Indonesia terus meningkat, sehingga pemerintah mengambil langkah bekerja dan belajar
dari rumah. Salah atu dampak berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat adalah
pendidikan, sekolah diliburkan dan memberlakukan pembelajaran jarak jauh atau daring.
Tentunya hal ini mengejutkan bagi kalangan pendidikan baik guru maupun siswa.
Mau tidak mau karena kondisi dalam keadaan darurat pendidikan harus dijalankan secara
daring. Sebelum pandemi covid 19, baik guru maupun siswa di Indoneia belum terlalu
menganal pembelajaran daring, mungkin ada sebagian sekolah yang sudah menerapkan E-
learning, tapi sebagian besar sekolah tidak pernah menyentuh pembelajaran daring.
Sehingga banyak kendala yang dihadapi oleh guru untuk pertama kali menerapkan
pembelajaran daring, karena sebelumnya tidak sempat sosialisasi dan pelatihan apapun,
namun pembelajaran harus tetap jalan.
Bermacam reaksi pun terjadi dalam proses pembelajaran daring, mulai dari pengusaan
media pembelajaran online oleh guru, ketersedian perangkat pembelajaran siswa, jaringan,
protes orang tua, kritikan dari berbagai organisasi dan sebagainya. Sehingga dalam kondisi
darurat ini guru sambil belajar menggunakan media pembelajaran daring juga memberikan
bimbingan dan pembelajaran dengan apa adanya. Siswa juga dengan kebingungannya
menerima materi dari guru yang belum terstruktur. Iya guru juga baru pertama kali
menggunakan media tersebut, dan belum ada panduan khusus untuk pelaksanaannya.
Dari sinilah awal mula masalah itu kenapa siswa kurang merespon pembelajaran secara
daring. Setiap guru memberikan pembelajaran misalnya di Classroom, dalam satu kelas
hanya 50% sampai 75% siswa yang masuk ke classroom tersebut, dengan berbagai macam
alasan siswa tidak dapat mengikuti pembelajaran daring. Kemudian 25% siswa yang
membuka dan membaca materi di classroom dan hanya 15 % yang aktif mengerjakan tugas
dan memberikan respon dalam pembelajaran daring tersebut. Hal ini dapat dikatakan
hampir gagal total pembelajaran daring di Indonesia.
Hampir enam bulan pembelajaran di rumah ini dilaksanakan, walaupun ada sebagian kecil
sekolah sudah menerapkan pembelajaran tatap muka di era new normal. Bermacam hal
sudah dialami oleh guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Berangkat dari
pengalaman tersebut ada beberapa inovasi yang harus dilakukan guru agar pembelajaran
berjalan dan mendapat respon dari siswa. Karena pembelajaran seperti ini belum tahu
sampai kapan akan dilaksanakan.
Beberapa inovasi yang dapat dilakukan oleh guru diantaranya, pembelajaran daring jangan
menggunakan satu media saja misalnya classroom saja atau Whatsapp saja, tapi gunakanlah
beberapa media saling mendukung pembelajaran. Misalnya gunakan Whatsapp Grup untuk
menyampaikan informasi penting seperti jadwal posting materi, perintah tugas, dan tanya
jawab siswa dan guru. Jangan gunakan Whatsapp Grup untuk mengirim materi dan tugas,
karena mudah terlewatkan dan hilang, sehingga tidak terbaca oleh siswa.
Gunakanlah Classroom untuk mengirim materi, buku, modul, video, gambar, latihan, tugas
dan ulangan. Media ini cocok digunakan untuk hal tersebut karena terstruktur dan memiliki
forder tersendiri dimana tugas dan dimana materi. Clasroom juga dapat dijadwalkan
postingnya, sehingga guru dapat bekerja sehari untuk pembelajaran satu minggu. Di
Classroom juga dapat membuat absen dengan cara komentar menyebutkan nama, sehingga
guru mengetahui siswa yang aktif dan tidak aktif. Setelah memposting materi di classroom
jangan lupa pemberitahuan untuk mengingatkan siswa di Whatsapp Grup, karena tidak
semua siswa selalu memantau Classroom, namun sebagian besar siswa memantau
Whatsapp Grup.
Sesekali lakukan pembelajaran tatap muka virtual menggunakan zoom atau google meeting,
hal ini dapat dilakukan sekali atau dua kali dalam sebulan. Berintraksilah di media ini dengan
siswa, tanya jawab sekedar menanyakan kabar, bagaimana kesan belajar di rumah dan
berikan materi singkat terkait materi yang susah dipahami siswa saat diberikan di classroom.
Moment ini juga dapat mempertemukan mereka dalam satu kelas yang sudah lama tidak
bertatap muka.
Selanjutnya media pendukung untuk menyampaikan materi dari guru dalam bentuk video
dan dapat ditonton oleh siswa kapan saja, yaitu Youtube. Sekaligus guru membuat content
creator berkarya di youtube, buat video terkait dengan materi pembelajaran sekitar 3
sampai 5 menit. Posting video tersebut di youtube, kemudian minta siswa untuk menonton
dan memberikan respon berupa komentar baik pertanyaan, tanggapan dan kesimpulan
materi. Tidak semua siswa hobi membaca materi yang diberikan, namun mereka suka
nonton dan mendengarkan materi singkat di Youtube.
Terakhir adalah pemanfaatan media sosial sebagai tempat apresiasi atau publikasi hasil
tugas siswa. Misalnya pelajaran yang tugasnya membuat gambar atau projek dalam bentuk
benda dapat difoto dan diposting di Instangram dengan memberikan hastag (#) tertentu
yang mudah ditemukan oleh guru. Kemudian tugas siswa dalam bentuk praktek ibadah,
hapalan, nyanyi, pidato dan sebagainya direkam dalam bentuk video kemudian diposting
oleh siswa di Youtube. Dengan demikian siswa akan mengerjakan tugas dengan sungguh-
sungguh, karena hasilnya dipublikasi di media sosial yang memiliki orang melihat.
Jangan lupa setiap media pembelajaran daring tersebut digunakan oleh siswa berikan
apresiasi dan penghargaan, agar siswa merasa dihargai setiap mengerjakan tugas dan
melaksanakan pembelajaran. Penghargaan dapat berupa nilai dan pujian dari guru. Apapun
yang dikerjakannya oleh siswa di media pembelajaran berikan nilai dan diumumkan setiap
seminggu atau dua minggu sekali. Kemudian berikan respon pada setiap tugasnya dengan
kata-kata pujian atau motivasi meningkatkan prestasinya, termasuk di media sosial berikan
komentar pada setiap tugas siswa. Penghargaan inilah yang meningkatkan respon siswa
dalam pembelajaran daring. Guru tidak hanya memberikan materi dan tugas, tapi beri ruang
kepada siswa untuk berkreasi dan berinovasi dari materi yang diajarkan.
Bapak/Ibu guru selamat mencoba.
Aceh, 14/9/2020

Anda mungkin juga menyukai