Anda di halaman 1dari 167

BUKU AJAR

Etika Profesi di Bidang Teknologi Informasi dan Komputer


Buku ajar adalah buku pegangan untuk suatu mata kuliah yang ditulis dan disusun oleh pakar
bidang terkait dan memenuhi kaidah buku teks serta diterbitkan secara resmi dan disebar
luaskan. Bagian dari kelengkapan atau sarana pembelajaran yang memiliki misi
mengimplementasikan materi sesuai dengan kurikulum dan silabus.

Deskripsi Mata Kuliah:


Buku ajar ini memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang profesi di bidang Teknoligi
Informatika, Sistem Informasi dan Manajemen Informatika, etika, norma, filsafat dan hukum
yang melekat dengan profesi itu sendiri, serta hal-hal lain yang terkait dengan aktivitas
manusia saat menggunakan teknologi informasi secara profesional serta gambaran tentang
penanggulangan etika pengguna teknologi dan pilter terahadap prilaku cybercrime, tindakan
tidak ethislainnya yang mengacu pada pendungkungnya yaitu UU ITE, UU HC, UU
Perlindungan Konsumen dan juga UU Keterbukaan Informasi.

Tujuan Mata Kuliah Etika Profesi di Bidang komputer:


Setelah mempelajari mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki pemahaman mendasar
tentang Etika Profesi di bidang komputer.

Standar Kompetensi :
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa memahami makna profesi dan
sikap profesional bagi seorang pekerja di bidang Teknologi Informatika, etika yang harus
diperhatikan dalam berprofesi sebagai pekerja di bidang TI dan aspek legal formal yang
terkait dengan aktivitas di bidang itu.

1
Standar Kompetensi.
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa memahami makna Etika
Profesi, Filsafat, Moral, dan Hukum.
Kompetensi Dasar.
Mahasiswa memahami pengertian dasar Etika dan kaitannya dengan Filsafat,
Moral, dan Hukum.

2
BAB I
ETIKA , MORAL, FILSAFAT DAN HUKUM

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat


internasional di perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia
bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal
dengan sebutan sopan santun, tata karma protokoler dan lain-lain.
Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing
yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan
kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat
kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah
yang mendasari tumbuh kembangnya etika di
masyarakat.
Etika dalam perkembangannya sangat
mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi
manusia orientasi bagaimana ia menjalani
kehidupan sosialnya melalui rangkaian tindakan
keseharian.Etika profesi sangatlah dibutuhkan
dalam berbagai bidang khususnya bidang teknologi
informasi dimasa ini dan yang akan datang.

Gambar 1. Hubungan Etika dangan Moral (sumber Etika computer dan tanggung
jawab profesi,Teguh Wahyono,S.Kom)

 Etika, Moral dan Norma Kehidupan

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai interpretasi tentang hidup
manusia, yang tugasnya meneliti dan menentukan semua fakta konkret sampai pada yang
paling mendasar. Etika merupakan bagian dari filsafat, yaitu filsafat moral.

Dalam konteks etika sebagai filsafat dan ilmu pengetahuan ini, perlu dilakukan pemisahan
antara etika dan moral. Yaitu bahwa etika adalah ilmu pengetahuan, sedangkan moral adalah
obyek ilmu pengetahuan tersebut.

3
Secara etimologis etika dapat pula disamakan dengan moral. Moral berasal dari
bahasa latin “mos” yang juga berarti sebagai adat kebiasaan.

Hal yang senada disampaikan oleh


Lawrence Konhberg (1927-1987), yang
menyatidakan bahwa etika dekat dengan
moral. Lawrence juga menyatatakan
bahwa pendidikan moral merupakan
integrasi berbagai ilmu seperti psikologi,
sosiologi, antropologi budaya, filsafat,
ilmu pendidikan, bahkan ilmu politik. Itu
yang dijadikan dasar membangun sebuah
etika.

Gambar 2. Hubungan Etika, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan(sumber etika computer


dan tanggung jawab profesi,Teguh Wahyono,S.Kom)

Sedangkan jika dikaji lebih dalam lagi, beberapa ahli membedakan etika dengan
moralitas. Menurut Sony Keraf (1991), moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita
harus hidup dengan baik sebagai manusia. Nilai-nilai moral mengandung petuah-petuah,
nasihat, wejangan, peraturan, perintah turun-temurun melalui suatu budaya
tertentu.Sedangkan etika merupakan refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma
moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan perilaku hidup manusia.

Frans Magnis Suseno (1987), memiliki pernyataan yang sepaham dengan pernyataan
di atas. Bahwa etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran. Sedangkan yang memberi
manusia norma tentang bagaimana manusia harus hidup adalah moralitas.

 Pengertian Etika
a) Berasal dari Yunani “ethos” artinya karakter, watidak kesusilaan atau adat.
b) Fungsi etika:
1) Sebagai subjek adalah untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah
dikerjakan itu salah atau benar, buruk atau baik.
2) Sebagai Objek adalah cara melakukan sesuatu (moral).

4
1) Menurut Martin (1993), “etika adalah tingkah laku sebagai standart yang
mengatur pergaulan manusia dalam kelompok sosial”.
2) Dalam Kaitannya dengan pergaulan manusia maka etika berupa bentuk aturan
yang dibuat berdasarkan moral yang ada.
c) Tujuan Etika
Untuk mendapatkan konsep mengenai penilaian baik buruk manusia sesuai dengan
norma-norma yang berlaku.
 Pengertian baik:
 Segala perbuatan yang baik.
 Pengertian buruk:
 segala perbuatan yang tercela, tidak menyenangkan.
Kata „etika‟ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak);
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar,salah, baik, buruk, dan tanggung
jawab.

Menurut Brooks (2007), etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaian
normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya dilakukan. Kebutuhan
akan etika muncul dari keinginan untuk menghindari permasalahan – permasalahan di dunia
nyata.

5
 Etika Yang Berkembang di Masyarakat

Sistematika etika APTIK seperti yang dikutip oleh Sony Keraf, membagi struktur etika
menjadi diagram di bawah ini.

Gambar 3. Struktur Etika(sumber etika computer dan tanggung jawab profesi,Teguh


Wahyono,S.Kom)

 Etika dan Teknologi Tantangan Masa Depan

Perkembangan teknologi yang terjadi dalam kehidupan manusia, seperti revolusi yang
memberikan banyak perubahan pada cara berpikir manusia, baik itu dalam usaha pemecahan
persoalan, perencanaan, mau pun juga dalam pengambilan keputusan.

Para pakar ilmu kognitif telah menemukan bahwa ketika teknologi mengambil alih fungsi-
fungsi mental manusia. Pada saat yang sama, terjadi kerugian yang diakibatkan oleh
hilangnya fungsi-fungsi tersebut dari kerja mental manusia.

Seperti contoh dengan munculnya teknologi komputer, maka manusia yang


seharusnya diuntungkan oleh berfungsinya jejak-jejak memori akibat operasi tidak dan

6
mental seperti berpikir, menghitung dan merencanakan sesuatu, harus “kehilangan” jejak
tersebut karena sebagian tugasnya sudah “diambil alih” komputer.

Bebeberapa pendapat mengemukakan bahwa di pihak lain, kemudahan yang


ditawarkan oleh komputer nyata-nyata menimbulkan ketergantungan manusia terhadap
teknologi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa teknologi otomatis telah mengendurkan
taraf kewaspadaan situasi (situation awareness) pada pilot. Kebiasaan bersandar pada
komputer membuat fungsi-fungsi mentalnya lambat laun jadi tidak terasah.

Perubahan yang terjadi pada cara berpikir manusia sebagai salah satu akibat adanya
perkembangan teknologi tersebut, sedikit banyak akan berpengaruh terhadap pelaksanaan dan
cara pandang manusia terhadap etika dan norma-norma dalam kehidupannya. Orang yang
biasanya saling berinteraksi secara fisik, melakukan komunikasi secara langsung dengan
orang lain, karena perkembangan teknologi internet dan email interaksi tersebut jadi
berkurang. Mereka cukup duduk di depan komputer, menekan beberapa tombol keyboard,
mengirimkan dan menerima email untuk melakukan komunikasi. Mengirimkan laporan ke
atasanpun cukup dilakukan dari depan komputer. Antar teman di dalam satu perusahaanpun
lebih suka berkomunikasi menggunakan chatting daripada harus bertemu dan ngobrol.
Kecenderungan-kecenderungan semacam itulah yang akhirnya membawa perubahan juga di
dalam pelaksanaan etika yang sebelumnya telah disepakati pada komunitas di mana mereka
berada.

Teknologi sebenarnya cuma alat yang digunakan manusia untuk menjawab tantangan
hidup. Jadi, faktor manusia dalam teknologi, adalah sangat penting. Ketika manusia
membiarkan dirinya dikuasai teknologi, maka manusia yang lain akan mengalahkannya.
Sebenarnya, teknologi dikembangkan adalah untuk membantu manusia dalam melaksanakan
aktifitasnya. Hal itu karena manusia memang memiliki keterbatasan. Keterbatasan inilah
yang lalu harus ditutupi oleh teknologi tersebut. Bagaimana pun, kendali penggunaan
teknologi tetap sepenuhnya ada di tangan manusia. Oleh sebab itu, pendidikan manusiawi
termasuk pelaksanaan norma dan etika kemanusiaannya tetap harus berada pada peringkat
ke-satu, serta tidak hanya melakukan pemujaan terhadap teknologi tinggi belaka.

 Pelanggaran Etika dan Kaitannya dengan Hukum


Etika sebagai sebuah nilai yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok
dalam mengatur tingkah laku di dalam kehidupan kelompok tersebut, tentunya tidak akan

7
terlepas dari tindakan-tindakan tidak ethis. Tindakan tidak ethis yang dimaksudkan disini
adalah tindakan melanggar etika yang berlaku dalam lingkungan kehidupan tersebut.
Etika juga tidak terlepas dari hukum urutan kebutuhan (needs theory). Menurut kerangka
berfikir Maslow, maka yang paling pokok adalah bahwa kebutuhan jasmaniah terpenuhi
terlebih dahulu, agar dapat merasakan urgensi kebutuhan estrem dan aktualisasi diri sebagai
profesional. Pendapat kontroversial responden Kohlberg menunjukkan bahwa menipu,
mencuri, berbohong adalah tindakan etis apabila itu digunakan dalam kerangka untuk
melanjutkan hidup.
Selanjutnya tentang sanksi pelanggaran etika. Tindakan pelanggaran terhadap etika
seperti beberapa contoh di atas, akan menimbulkan beberapa jenis sanksi. Yang pertama
adalah sanksi sosial. Karena etika merupakan norma-norma sosial yang berkembang dalam
kehidupan sosial masyarakat,
maka jika terjadi pelanggaran,
sanksi terhadap pelanggaran
tersebut adalah sanksi sosial.
Sedangkan yang kedua adalah
sanksi hukum. Secara umum
hukum mengukur kegiatan-
kegiatan etika yang kebetulan
selaras-sejalan dengan aturan
hukum.

Gambar 4. Hubungan etika, moral dan hukum(sumber etika computer dan tanggung
jawab profesi,Teguh Wahyono,S.Kom)

 Prinsip dasar di dalam etika profesi :


1) Tanggung jawab
a) Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
b) Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau
masyarakat pada umumnya.
2) Keadilan, prinsip ini menuntut seseorang untuk memberikan kepada siapa saja apa
yang menjadi haknya.
3) Prinsip Kompetensi,melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya, kompetensi
dan ketekunan.

8
4) Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi profesi yang di
jalankannya.
5) Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi.

 Faktor-faktor pelanggaran Etika


1) Keperluan Individu (seseorang).
 Merupakan faktor utama penyebab terjadinya tindakan tidak etis karena tidak
tercukupinya kebutuhan pribadi dalam kehidupan seseorang.
2) Perilaku dan kebiasaan Individu
 Perilaku kebiasaan individu tanpa memperhatikan faktor lingkungan dimana
individu tersebut berada.
3) Tidak ada pedoman/SOP
 Tidak punya penuntun, tuntunan,aturan hidup yang standar sehingga tidak mengerti
bagaimana menyelesaikan masalah.

Etika secara umum didefinisikan sebagai suatu pemikiran yang logis mengisi suatu
individu, yang keberadaannya bisa dipertanggungjawabkan terhadap masyarakat atas perilaku
yang diperbuat. Biasanya pengertian etika akan berkaitan dengan masalah moral. Moral
adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku benar dan salah yang diakui oleh manusia
secara universal. Perbedaannya bahwa etika akan mejadi berbeda dari masyarakat yang satu
dengan masyarakat yang lain.
Menurut James H.Moore Profesor di Darmouth, berpendapat bahwa etika komputer
terdiri dari dua aktivitas utama yaitu waspada dan sadar bahwa bagaimana komputer
mempengaruhi masyarakat, karena itu harus berbuat sesuatu dengan merumuskan yang
memastikan nahwa teknologi tersebut digunakan secara tepat.

9
 Pengertian Etika Profesi :

a) Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam
menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi.
b) Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip
moral dasar atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi)
kehidupan manusia.
c) Etika Profesi adalah konsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan
profesi atau lingkup kerja tertentu, contoh : pers dan jurnalistik, engineering
(rekayasa), science, medis/dokter.
d) Etika profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang
sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap
konsumen (klien atau objek).
e) Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
profesional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam
rangka kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat
yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama, (Anang Usman, SH.,
MSi.)

 Persoalan dalam Etika Teknologi Informasi


1. Cyber Crime
Merupakan kejahatan yang dilakukan seseorang atau kelompok orang dengan
menggunakan komputer sebagai basis teknologinya.
1) Hacker : seseorang yang mengakses komputer / jaringan secara ilegal
2) Cracker : seseorang yang mengakses komputer / jaringan secara ilegal dan memiliki
niat buruk
3) Script Kiddie : serupa dengan cracker tetapi tidak memilki keahlian teknis
4) Cyber Terrorist : seseorang yang menggunakan jaringan / internet untuk merusak
dan menghancurkan komputer / jaringan tersebut untuk alasan .
Contoh pekerjaan yang biasa dihasilkan dari para cyber crime ini adalah berkenaan
dengan keamanan, yaitu :
Malware
Virus : program yang bertujuan untuk mengubah cara bekerja komputer tanpa seizin
pengguna.

10
Tanggal 15 Mei 2017 masyarakat dunia di kejutkan dengan kemunculan virusProgram jahat
jenis ransomware bernama WannaCry menyerang dengan memanfaatkan celah keamanan di
sistem operasi Windows buatan Microsoft.
Ransomware tersebut tergolong berbahaya dan telah menyebar dengan begitu cepat ke
seluruh dunia, termasuk Indonesia. Penyebaran ini terjadi dari satu komputer ke komputer
lain melalui koneksi internet.
Sebagaimana dirangkum KompasTekno dari halaman Microsoft Technet, Minggu
(14/5/2017), WannaCry berpotensi menyerang Windows lawas hingga yang terbaru.
Microsoft sendiri sudah merilis penangkal sekaligus daftar Windows yang bisa saja diserang
WannaCry. Seri tersebut adalah Windows Vista, Windows Server 2008, Windows 7,
Windows Server 2008 R2, Windows 8.1, Windows Server 2012, Windows 10, Windows
Server 2012 R2, Windows Server 2016.
Meski demikian, delapan versi Windows tersebut apalagi untuk Windows 10 bisa dibilang
relatif aman, selama rajin melakukan update.
Microsoft pun harus merilis penangkal untuk sistem operasi lawas yang sebenarnya sudah
dihentikan dukungannya, yakni Windows XP, Windows 8 dan Windows Server 2003.
Penangkal untuk sistem operasi lawas ini dimuat dalam pembaruan keamanan edisi Maret
2017. Pembaruan ini mestinya telah dikirimkan ke komputer yang mengatur agar Windows
Update berjalan otomatis.
Klik tautan ini untuk melihat detil mengenai kerawanan dan pembaruan berisi penangkal
WannaCry selengkapnya.
Ransoware WannaCry masuk ke dalam sistem Windows dengan memanfaatkan kelemahan di
protokol Server Message Block (SMB) milik Windows. SMB tersebut merupakan salah satu
fitur yang memungkinkan sesama komputer saling berbagi data.
Kelompok keamanan cyber Talon mengatidakan bahwa awal mulai penyebaran ransomware
WannaCry ini adalah e-mail berisi informasi palsu (pishing). Informasi ini misalnya
menyamar dalam bentuk notifikasi transfer dari bank.
Pengguna bisa mencegah terjadinya infeksi WannaCry dengan cara lebih berhati-hati dalam
membuka e-mail, terutama yang tidak jelas asal-usul maupun isinya. Cara lainnya adalah
dengan mengaktifkan Windows Defender atau produk antivirus lain.

11
Pantau Serangan WannaCry Secara Langsung lewat Situs Ini
Peta real-time serangan ransomware WannaCry hasil pantauan botnet tracker
MalwareTech.(MalwareTech.com)

Sejak akhir pekan lalu hingga saat itu, dunia internet diwarnai ketidakutan
soal ransomware WannaCry. Bagaimana tidak? WannaCry sanggup mengunci data penting
di komputer dan meminta tebusan sejumlah uang.

Sebarannya pun sangat luas, mencapai 150 negara, termasuk Indonesia. Jumlah korbannya
ratusan ribu sehingga WannaCry disebut sebagai salah satu serangan cyber terbesar
sepanjang sejarah.

Peneliti keamanan dari MalwareTech berhasil menghambat penyebaran WannaCry dengan


mengaktifkan “kill switch” di dalam tubuh ransomware tersebut.

Jumlah infeksi WannaCry pun turun drastis. Apalagi, pihak otoritas dan institusi
berkepentingan di masing-masing negara sudah turun tangan untuk memerangi penyebaran
sang ransomware berbahaya.

Bahkan Microsoft ikut membantu dengan merilis update khusus demi menambal celah
keamanan yang dieksploitasi WannaCry di sistem operasi Windows XP, Windows 8, dan
Windows Server 2003.Meski begitu, WannaCry hingga kini masih terdeteksi aktif di
sejumlah wilayah dunia.

MalwareTech selaku salah satu firma sekuriti cyber yang mempelajari WannaCry
menyediakan fasilitas botnet tracker yang bisa dipakai memantau serangannya di berbagai
belahan bumi.

Pantauan WannaCry oleh MalwareTech tersebut dilakukan secara real-time dan bisa dilihat
lewar peta di situs ini. Ada juga pemetaan jumlah serangan terkini di tautan berikut,
sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Cnet, Selasa (16/5/2017).

12
Bukti Serangan "Ransomware WannaCry" Mengarah ke Korut

Sumber : Kompas.com - 16/05/2017, 17:07 WIB

SEOUL, KOMPAS.com – Rezim pemerintah Korea Utara (Korut) yang dipimpin Kim Jong
Un mulai diterpa isu sebagai dalam serangan siber di 150 negara.

Kendati belum cukup untuk sebuah kesimpulan, bukti-bukti yang ada mengarah pada
keterlibatan Pyongyang, demikian Deutsche Welle, Selasa (16/5/2017).

Pakar keamanan siber Korea Selatan (Korsel) mengaku memiliki bukti bahwa Korut
mendalangi serangan “Ransomware WannaCry” di seluruh dunia.

Serangan tersebut menyandera komputer pengguna dan menuntut uang tebusan dalam bentuk
Bitcoin.

Simon Choi, Direktur Hauri Inc yang memproduksi piranti lunak antivirus, mengatidakan,
Pyongyang bukan pendatang baru di dunia Bitcoin.

Menurutnya, jiran di utara sudah aktif menambang mata uang siber itu dengan menggunakan
program berbahaya sejak 2013.

Tahun lalu Choi secara tidak sengaja berbincang dengan peretas Korut yang mengaku sedang
mengembangkan Ransomware. Ia lalu langsung menghubungi otoritas Korsel.

Kesaksian Choi bukan yang pertama mengaitkan Korut dengan serangan "WannaCry."

Sebelumnya peneliti di laboraturium siber milik Symantec dan Kaspersky juga menemukan
sejumlah kesamaan antara perangkat WannaCry dengan serangan siber di masa lalu yang
dituding dilakukan oleh Korut.

Namun, begitu mereka mewanti-wanti bahwa bukti yang ada belum mencukupi untuk
membuat kesimpulan mengenai dalang di balik serangan tersebut.

Kaspersky misalnya mengklaim butuh waktu beberapa pekan hingga berbulan-bulan untuk
mengumpulkan bukti yang kuat.

Software WannaCry menyerang jutaan komputer di 150 negara, termasuk 200.000 organisasi
dan institusi publik.

Peretas dikabarkan menggunakan celah keamanan pada Windows yang pernah digunakan
dinas rahasia AS, NSA, untuk memata-matai warga Amerika.Namun, kemudian seorang
peretas membocorkan celah keamanan tersebut kepada publik

13
Ini Ciri-ciri Komputer Windows yang Terinfeksi Ransomware WannaCry

Dunia internet dihebohkan dengan beredarnya virus ransomware bernama WannaCry. Tidak
kurang dari 150 negara di seluruh dunia kini terjangkit virus ransomware WannaCry yang
doyan menyandera data pengguna.

Di Indonesia, program jahat itu mulai menyerang beberapa rumah sakit sejak Jumat
(12/5/2017). Tercatat dua rumah sakit, Dharmais dan Harapan Kita yang kerepotan karena
data dan sistem dikuasai WannaCry.

Penyebaran WannaCry didapuk sebagai serangan cyber terbesar yang pernah ada. Pemerintah
Indonesia pun sudah bereaksi dengan mengumumkan berbagai langkah yang perlu dilakukan
untuk mencegah peredaran ransomware WannaDry. (Baca: Sambut Hari Senin, Kominfo
Berikan Panduan Lengkap Cegah Ransomware WannaCry)

Ransoware WannaCry mengincar komputer yang menggunakan sistem operasi Windows


lawas dan tidak rutin di-update. Sebenarnya, Microsoft telah mengeluarkan patch atau
penangkal WannaCry pada Maret lalu melalui update OS tetapi banyak pengguna yang lalai.

Nah, apa tanda-tanda sebuah komputer telah terinfeksi virus ransomware WannaCry. Seperti
dikutip KompasTekno dari HackerNews, tanda yang paling kentara adalah munculnya pop-up
window yang berisi pesan bahwa data pemilik komputer telah dienkripsi, seperti yang bisa
dilihat di foto di bawah ini.

Tanda komputer Windows telah terinfeksi ransomware WannaCry.(hand-out)

Jendela tersebut juga menampilkan informasi bagaimana mengembalikan data dan cara
membayar uang tebusan untuk pembuat WannaCry. Terdapat juga hitung mundur batas
14
waktu pembayaran uang tebusan dan tenggat waktu penghapusan dokumen jika tebusan tidak
dibayar.

Tampilan sistem antrean pasien sebuah rumah sakit di Jakarta yang terjangkit malware
Ransomware, Sabtu (13/5/2017).
Prompt dan notifikasi tersebut bahkan ada versi bahasa Indonesia karena WannaCry bersifat
multi-lingual untuk menyasar korban di berbagai negara. Ada lebih dari 25 bahasa yang bisa
ditampilkan oleh Ransomware ini.

Setelah itu, wallpaper Windows yang terjangkit akan diganti oleh sang virus dengan tulisan
berjudul "Ooops, your important files are encrypted” dengan latar belakang hitam.

Tampilan wallpaper tersebut dapat dilihat dari gambar di bawah ini.

Tampilan wallpaper dari komputer Windows yang terjangkit ransomware WannaCry.(hand-


out)

Setelah itu, data yang tersimpan di komputer yang terinfeksi tidak dapat diakses. Bahkan
sekadar untuk melihat atau membaca isinya, bukan mengubah datanya.

15
Sampai saat ini, belum ada solusi untuk menyelamatkan data tersebut kecuali dengan
membayar tebusan sebesar Rp 4 juta. (Baca: Pemerintah Imbau Korban Ransomware Tidak
Bayar Tebusan Rp 4 Juta)

Jika tidak sudi membayar, yang hanya bisa dilakukan adalah melakukan backup data yang
terenkripsi tersebut ke media penyimpanan lain dengan harapan ada yang menemukan kunci
enkripsi di suatu hari.

Tanda-tanda komputer yang terinfeksi ransomware WannaCry juga bisa ditonton di dua
video yang dibuat oleh pakar keamanan cyber dan pendiri Hacker House, Matthew Hickey.

Tanda-tanda lain komputer yang terinfeksi virus adalah :

Worm : program-program yang menggandakan dirinya secara berulang-ulang di komputer


sehingga menghabiskan sumber daya.
Trojan : program / sesuatu yang menyerupai program yang bersembunyi di dalam program
komputer user.
a) Denial Of Service Attack
Merupakan serangan yang bertujuan untuk akses komputer pada layanan web atau
email. Pelaku akan mengirimkan data yang tidak bermanfaat secara berulang-ulang
sehingga jaringan akan memblok pengunjung lainnya.
BackDoor : program yang memungkinkan pengguna tidak terotorisasi bisa masuk ke
komputer tertentu.
Spoofing : teknik untuk memalsukan alamat IP komputer sehingga dipercaya oleh
jaringan.
b) Penggunaan Tidak Terotorisasi
Merupakan penggunaan komputer atau data-data di dalamnya untuk aktivitas illegal
atau tanpa persetujuan.
c) Phishing/pharming
Merupakan trik yang dilakukan pelaku kejahatan untuk mendapatkan informasi
rahasia. Jika phishing menggunakan email, maka pharming langsung menuju ke web
tertentu.
d) Spam
Email yang tidak diinginkan yang dikirim ke banyak penerima sekaligus.
e) Spyware
Program yang terpasang untuk mengirimkan informasi pengguna ke pihak lain.

16
2. Cyber Ethic
Dampak dari semakin berkembangnya internet, yang didalamnya pasti terdapat interaksi
antar penggunanya yang bertambah banyak kian hari, maka dibutuhkan adanya etika
dalam penggunaan internet tersebut.

3. Pelanggaran Hak Cipta


Merupakan masalah tentang pengakuan hak cipta dan kekayaan intelektual, dengan kasus
seperti pembajakan, cracking, illegal software. Berdasarkan laporan Bussiness Software
Alliance (BSA) dan International Data Corporation (IDC) dalam Annual Global Software
Piracy 2007, dikatidakan Indonesia menempati posisi 12 sebagai negara terbesar dengan
tingkat pembajakan software.

4. Tanggung Jawab Profesi TI


Sebagai tanggung jawab moral, perlu diciptidakan ruang bagi komunitas yang akan saling
menghormati di dalamnya, Misalnya IPKIN (Ikatan Profesi Komputer & Informatika)
semenjak tahun 1974.

Begitu banyak pelanggaran yang terjadi berkaitan dengan teknologi informasi, maka
dibuatlah undang-undang sebagai dasar hukum untuk menagkal kejahatan dan pelanggaran
yang terjadi. Undang-undang yang mengatur tentang Teknologi Informasi ini diantaranya
adalah :
a) UU HC (Undang-undang Hak Cipta) Nomor 28 tahun 2014yang didalamnya
mengatur tentang hak cipta.
b) UU ITE (Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik) yang sudah disahkan
dengan Nomor 11 tahun 2008 yang di dalamnya mengatur tentang :
1) Pornografi di Internet
2) Transaksi di Internet
3) Etika penggunaan Internet
c) UU (Undang-undang Perlindungan Konsumen )Nomor 18 tahun 1999 Tentang
Perlindugan Konsumen.

Begitu derasnya perkembangan arus teknologi yang terjadi dalam kehidupan manusia,
seperti revolusi yang memberikan banyak perubahan pada cara berpikir manusia, baik dalam
usaha pemecahan masalah, perencanaan, maupun dalam pengambilan keputusan.
17
Perubahan yang terjadi pada cara berpikir manusia akan berpengaruh terhadap pelaksanaan
dan cara pandang manusia terhadap etika dan norma-norma dalam kehidupannya. Orang yang
biasanya berinteraksi secara fisik, melakukan komunikasi secara langsung dengan orang lain,
karena perkembangan teknologi internet dan email maka interaksi tersebut menjadi
berkurang.
Teknologi sebenarnya hanya alat yang digunakan manusia untuk menjawab tantangan
hidup. Jadi, faktor manusia dalam teknologi sangat penting. Ketika manusia membiarkan
dirinya dikuasai teknologi maka manusia yang lain akan mengalahkannya. Oleh karena itu,
pendidikan manusiawi termasuk pelaksanaan norma dan etika kemanusiaan tetap harus
berada pada peringkat teratas, serta tidak hanya melakukan pemujaan terhadap teknologi
belaka.
Ada beberapa dampak pemanfaatan teknologi informasi yang tidak tepat yaitu :
1) Ketidakutan terhadap teknologi informasi yang akan menggantikan fungsi manusia
sebagai pekerja
2) Tingkat kompleksitas serata kecepatan yang sudah tidak dapat di tangani secara
manual
3) Pengangguran dan pemindahan kerja
4) Kurangnya tanggung jawab profesi
5) Adanya golongan minoritas yang miskin informasi mengenai teknologi informasi
6) Untuk mengatasi beberapa kendala tersebut maka dapat dilakukan :
7) Di rancang sebuah teknologi yang berpusat pada manusia
8) Adanya dukungan dari suatu organisasi, kompleksitas dapat ditangani dengan
Teknologi Informasi
9) Adanya pendidikan yang mengenalkan teknologi informasi sehingga dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kemajuan teknologi informasi.
10) Jika adanya peningkatan pendidikan maka akan adanya umpan balik dan imbalan
yang diberikan oleh suatu organisasi.
11) Perkembangan teknologi akan semakin meningkat namun hal ini harus di sesuaikan
dengan hukum yang berlaku sehingga etika dalam berprofesi di bidang teknologi
informasi dapat berjalan dengan baik.

Menurut James H. Moor ada tiga alasan utama mengapa masyarakat berminat untuk
menggunakan komputer yaitu;
1. Kelenturan logika (logical malleability),
18
Memiliki kemampuan untuk membuat suatu aplikasi untuk melakukan apapun yang
diinginkan oleh programmer untuk penggunannya.
2. Faktor Transformasi (transformation factors)
Memiliki kemampuan untuk bergerak dengan cepat kemanapun pengguna akan menuju ke
suatu tempat.
3. Faktor tidak kasat mata (invisibility factors).
Memiliki kemampuan untuk menyembunyikan semua operasi internal computer sehingga
tidak ada peluang bagi penyusup untuk menyalahgunakan operasi tersebut.
Dengan adanya ketiga factor tersebut di atas maka terdapat implikasi etis terhadap
penggunaan teknologi informasi meliputi moral, etika dan hukum. Sebelum di bahas
mengenai hukum yang berlaku, ada hak sosial dan komputer ( Deborah Johnson) dan hak
atas informasi (Richard O. Masson) yang harus dijabarkan:

Hak Sosial Komputer menurut Deborah Johnson.


1. Hak atas akses computer
Setiap orang berhak untuk mengoperasikan komputer dengan tidak harus memilikinya.
2. Hak atas keahlian computer
Pada awal komputer dibuat, terdapat kekawatiran yang luas terhadap masyarakat akan
terjadinya pengangguran karena beberapa peran digantikan oleh komputer. Tetapi pada
kenyataannya dengan keahlian di bidang komputer dapat membuka peluang pekerjaan
yang lebih banyak;
3. Hak atas spesialis komputer,
Pemakai komputer tidak semua menguasai akan ilmu yang terdapat pada komputer
yang begitu banyak dan luas. Untuk bidang tertentu diperlukan spesialis bidang
computer.
4. Hak atas pengambilan keputusan computer
Meskipun masyarakat tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai
bagaimana komputer diterapkan, namun masyarakat memiliki hak tersebut.

Hak atas Informasi menurut (Richard O. Masson)


1. Hak atas privasi.
Sebuah informasi yang sifatnya pribadi baik secara individu maupun dalam suatu
organisasi mendapatkan perlindungan atas hukum tentang kerahasiannya;
2. Hak atas Akurasi.
19
Komputer dipercaya dapat mencapai tingkat akurasi yang tidak bisa dicapai oleh sistem
nonkomputer, potensi ini selalu ada meskipun tidak selalu tercapai;
3. Hak atas kepemilikan.
Ini berhubungan dengan hak milik intelektual, umumnya dalam bentuk program-program
computer yang dengan mudahnya dilakukan penggandaan atau disalin secara
ilegal. Ini bisa dituntut di pengadilan;
4. Hak atas akses.
Informasi memiliki nilai, dimana setiap kali kita akan mengaksesnya harus melakukan
account atau izin pada pihak yang memiliki informasi tersebut. Sebagai contoh kita dapat
membaca data-data penelitian atau buku-buku online di Internet yang harus bayar untuk
dapat mengaksesnya.
Kedua hak tersebut tidak dapat diambil oleh siapapun, namun sebagai pengguna teknologi
ini, pengguna harus belajar bagaimana mempunyai etika yang baik dalam menggunakan
komputer. Berikut sepuluh etika berkomputer, yang nantinya akan mengurangi dampak
negative dari penggunaan computer, yaitu :
1) Jangan menggunakan komputer untuk merugikan orang lain
2) Jangan melanggar atau mengganggu hak atau karya komputer orang lain
3) Jangan memata-matai file-file yang bukan haknya
4) Jangan menggunakan komputer untuk mencuri
5) Jangan menggunakan komputer untuk memberikan kesaksian palsu
6) Jangan menduplikasi atau menggunakan software tanpa membayar
7) Jangan menggunakan sumberdaya komputer orang lain tanpa sepengetahuan yang
bersangkuta
8) Jangan mencuri kekayaan intelektual orang lain
9) Pertimbangkan konsekuensi dari program yang dibuat atau sistem komputer yang
dirancang
10) Selalu mempertimbangkan dan menaruh respek terhadap sesama
saat menggunakan Komputer.

Pelanggaran terhadap Kode Etik Teknologi Informasi ini akan diselesaikan melalui
proses disipliner (tata tertib) standar oleh otoritas disipliner yang sah sebagaimana diatur di
dalam peraturan-peraturan yang dikeluarkan. Dalam lingkup TI, kode etik profesinya memuat
kajian ilmiah mengenai prinsip atau norma-norma dalam kaitan dengan hubungan antara
professional atau developer TI dengan klien, antara para profesional sendiri, antara organisasi
20
profesi serta organisasi profesi dengan pemerintah. Salah satu bentuk hubungan seorang
profesional dengan klien (pengguna jasa) misalnya pembuatan sebuah program aplikasi.
Seorang profesional tidak dapat membuat program semaunya, ada beberapa hal yang
harus ia perhatikan seperti untuk apa program tersebut nantinyadigunakan oleh
user,proggrammer dapat menjamin keamanan (security) sistem kerja program aplikasi
tersebut dari pihak-pihak yang dapat mengacaukan sistem kerjanya(misalnya: hacker,
cracker, penyebaran span dan virus, dll). Maka itulah pentingnya kode etik, misalnya kode
etik pengguna internet, programmer.

Kode Etik Pengguna Internet


Adapun kode etik yang diharapkan bagi para pengguna internet adalah:
1) Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang secara langsung berkaitan
dengan masalah pornografi dan nudisme dalam segala bentuk.
2) Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang memiliki tendensi menyinggung
secara langsung dan negatif masalah suku, agama dan ras (SARA), termasuk
didalamnya usaha penghinaan, pelecehan, pendiskreditan, penyiksaan serta segala
bentuk pelanggaran hak atas perseorangan, kelompok/ lembaga/ institusi lain.
3) Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang berisi instruksi untuk
melakukan perbuatan melawan hukum (illegal) positif di Indonesia dan ketentuan
internasional umumnya.
4) Tidak menampilkan segala bentuk eksploitasi terhadap anak-anak dibawah umur.
5) Tidak mempergunakan, mempublikasikan dan atau saling bertukar materi dan
informasi yang memiliki korelasi terhadap kegiatan pirating, hacking dan cracking.
6) Bila mempergunakan script, program, tulisan, gambar/foto, animasi, suara atau bentuk
materi dan informasi lainnya yang bukan hasil karya sendiri harus mencantumkan
identitas sumber dan pemilik hak cipta bila ada dan bersedia untuk melakukan
pencabutan bila ada yang mengajukan keberatan serta bertanggung jawab atas segala
konsekuensi yang mungkin timbul karenanya.
7) Tidak berusaha atau melakukan serangan teknis terhadap produk, sumberdaya
(resource) dan peralatan yang dimiliki pihak lain.
8) Menghormati etika dan segala macam peraturan yang berlaku dimasyarakat internet
umumnya dan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap segala muatan/ isi situsnya.
9) Untuk kasus pelanggaran yang dilakukan oleh pengelola, anggota dapat melakukan
teguran secara langsung.
21
Etika Programmer
Adapun kode etik yang diharapkan bagi para programmer adalah:
1) Seorang programmer tidak boleh membuat atau mendistribusikan Malware.
2) Seorang programmer tidak boleh menulis kode yang sulit diikuti dengan sengaja.
3) Seorang programmer tidak boleh menulis dokumentasi yang dengan sengaja untuk
membingungkan atau tidak akurat.
4) Seorang programmer tidak boleh menggunakan ulang kode dengan hak cipta kecuali
telah membeli atau meminta ijin.
5) Tidak boleh mencari keuntungan tambahan dari proyek yang didanai oleh pihak
kedua tanpa ijin.
6) Tidak boleh mencuri software khususnya development tools.
7) Tidak boleh menerima dana tambahan dari berbagai pihak eksternal dalam suatu
proyek secara bersamaan kecuali mendapat ijin.
8) Tidak boleh menulis kode yang dengan sengaja menjatuhkan kode programmer lain
untuk mengambil keunutungan dalam menaikkan status.
9) Tidak boleh membeberkan data-data penting karyawan dalam perusahaan.
10) Tidak boleh memberitahu masalah keuangan pada pekerja dalam pengembangan
suatu proyek.
11) Tidak pernah mengambil keuntungan dari pekerjaan orang lain.
12) Tidak boleh mempermalukan profesinya.
13) Tidak boleh secara asal-asalan menyangkal adanya bug dalam aplikasi.
14) Tidak boleh mengenalkan bug yang ada di dalam software yang nantinya programmer
akan mendapatkan keuntungan dalam membetulkan bug.
15) Terus mengikuti pada perkembangan ilmu komputer.

Kerugian Yang Disebabkan Pemanfaatan Teknologi Informasi


1) Rasa ketidakutan.
2) Banyak orang mencoba menghindari pemakaian komputer, karena tidakut
merusakkan, atau tidakut kehilangan kontrol, atau secara umum tidakut menghadapi
sesuatu yang baru, ketidakutan akan kehilangan data, atau harus diinstal ulang sistem
program menjadikan pengguna makin memiliki rasa ketidakutan ini.
3) Keterasingan.
Pengguna komputer cenderung mengisolir dirinya, dengan kata lain menaiknya
jumlah waktu pemakaian komputer, akan juga membuat mereka makin terisolir.
22
4) Golongan miskin informasi dan minoritas.
5) Akses kepada sumberdaya juga terjadi ketidakseimbangan ditangan pemilik kekayaan
dan komunitas yang mapan.
6) Pentingnya individu.
7) Organisasi besar menjadi makin impersonal, sebab biaya untuk menangani kasus
khusus/pribadi satu persatu menjadi makin tinggi.
8) Tingkat kompleksitas serta kecepatan yang sudah tidak dapat ditangani.
Sistem yang dikembangkan dengan birokrasi komputer begitu kompleks dan cepat
berubah sehingga sangat sulit bagi individu untuk mengikuti dan membuat pilihan.
Tingkat kompleksitas ini menjadi makin tinggi dan sulit ditangani, karena dengan
makin tertutupnya sistem serta makin besarnya ukuran sistem (sebagai contoh
program MS Windows 2000 yang baru diluncurkan memiliki program sekitar 60 juta
baris). Sehingga proses pengkajian demi kepentingan publik banyak makin sulit
dilakukan.
9) Makin rentannya organisasi.
10) Suatu organisasi yang bergantung pada teknologi yang kompleks cenderung akan
menjadi lebih ringkih. Metoda seperti Third Party Testing haruslah makin
dimanfaatkan.
11) Dilanggarnya privasi.
12) Ketersediaan sistem pengambilan data yang sangat canggih memungkinkan terjadinya
pelanggaran privasi dengan mudah dan cepat.
13) Pengangguran dan pemindahan kerja. Biasanya ketika suatu sistem otomasi
diterapkan, produktivitas dan jumlah tempat pekerjaan secara keseluruhan meningkat,
akan tetapi beberapa jenis pekerjaan menjadi makin kurang nilainya, atau bahkan
dihilangkan.
14) Kurangnya tanggung jawab profesi.Organisasi yang tidak bermuka (hanya diperoleh
kontidak elektronik saja), mungkin memberikan respon yang kurang personal, dan
sering melemparkan tanggungjawab dari permasalahan.
15) Kaburnya citra manusia.
16) Kehadiran terminal pintar (intelligent terminal), mesin pintar, dan sistem pakar telah
menghasilkan persepsi yang salah pada banyak orang.

23
Aspek-Aspek Tinjauan Pelanggaran Kode Etik Profesi IT
1) Aspek Teknologi
Semua teknologi adalah pedang bermata dua, ia dapat digunakan untuk tujuan baik
dan jahat. Contoh teknologi nuklir dapat memberikan sumber energi tetapi nuklir
juga menghancurkan kota hirosima.
Seperti halnya juga teknologi kumputer, orang yang sudah memiliki keahlian
dibidang computer bias membuat teknologi yang bermanfaat tetapi tidak jarang
yang melakukan kejahatan.
2) Aspek Hukum
Hukum untuk mengatur aktifitas di internet terutama yang berhubungan dengan
kejahatan maya antara lain masih menjadi perdebatan. Ada dua pandangan
mengenai hal tersebut antara lain:
a) Karakteristik aktifitas di internet yang bersifat lintas batas sehingga tidak lagi
tunduk pada batasan-batasan territorial.
b) system hukum tradisiomal (The Existing Law) yang justru bertumpu pada
batasan-batasan teritorial dianggap tidak cukup memadai untuk menjawab
persoalan-persoalan hukum yang muncul akibat aktifitas internet.
3) Aspek Pendidikan
Dalam kode etik hacker ada kepercayaan bahwa berbagi informasi adalah hal yang
sangat baik dan berguna, dan sudah merupakan kewajiban (kode etik) bagi seorang
hacker untuk membagi hasil penelitiannya dengan cara menulis kode yang open
source dan memberikan fasilitas untuk mengakses informasi tersebut dan
menggunakn peralatan pendukung apabila memungkinkan. Disini kita bias melihat
adanya proses pembelajaran.
Yang menarik dalam dunia haker yaitu terjadi strata2 atau tingkatan yang diberikan
oleh komunitas hacker kepada seseorang karena kepiawaiannya bukan karena umur
atau senioritasnya.Untuk memperoleh pengakuan atau derajat seorang hacker mampu
membuat program untuk ekploit kelemahan system menulis tutorial/ artikel aktif
diskusi di mailing list atau membuat situs web, dsb.
4) Aspek ekonomi
Untuk merespon perkembangan di Amerika Serikat sebagai pioneer dalam
pemanfaatan internet telah mengubah paradigma ekonominya yaitu paradigma
ekonomi berbasis jasa (From a manufacturing based economy to service – based
economy). Akan tetapi pemanfaatan tknologi yang tidak baik (adanya kejahatan
24
didunia maya) bias mengakibatkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit di Indonesia
ada 109 kasus yang merupakan predikat PRAUD (Credit Card).
5) Aspek social budaya
Akibat yang sangat nyata adanya cyber crime terhadap kehidupan social budaya di
Indonesia adalah ditolaknya setiap transasi di internet dengan menggunakan kartu
kredit yang dikeluarkan oleh perbankan Indonesia. Masyarakat dunia tidak di percaya
lagi dikarenakan banyak kasus credit card PRAUD yang dilakukan oleh netter asal
Indonesia.
Cyber Crime : perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan menggunakan
internet yang berbasis pada kecanggihan terhadap teknologi computer dan
telekomunikasi.

 Pekerjaan Bidang Teknologi Informasi.


Secara umum, pekerjaan di bidang teknologi informasi di kelompokkan menjadi empat
(4), yaitu :

1. Perangkat Lunak (Software)


Pekerjaan pada perangkat Software di kelompok menjadi :

a) Analysis System, bertugas menganalisa sistem yang hendak diimplementasikan,


mulai dari analisa proses dan alur sistem, kelebihan dan kekurangannya, studi
kelayakan dan desain sistem yang akan dikembangkan, dan lainnya.
b) Programmer, bertugas mengimplementasikan rancangan sistem analis, yaitu
membuat program (baik aplikasi maupun sistem operasi).
c) Web Designer (bertugas melakukan perencanaan, termasuk studi kelayakan,
analisis dan desain suatu proyek pembuatan aplikasi berbasis web).
d) Web Programmer( bertugas mengimplementasikan rancangan web designer, yaitu
membuat program berbasis web sesuai dengan desain yang telah dirancang
sebelumnya).
2. Perangkat Keras (Hardware)
Pada kelompok ini terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti :

a) Technical Engineer, bertugas dalam bidang teknik, baik dalam pemeliharaan


maupun dalam perbaikan perangkat komputer.
b) Networking Engineer, bertugas dalam bidang teknis jaringan komputer dari
maintenance sampai pada troubleshooting.

3. Operasional Sistem Informasi


Pada kelompok ini terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti :

25
a) Operator Electronic Data Processing (EDP), bertugas mengoperasikan program
atau aplikasi yang berhubungan dengan EDP dalam sebuah perusahaan atau
organisasi.
b) System Administrator, meng-handle administrasi dalam sebuah sistem,
melakukan pemeliharaan sistem, memiliki kewenangan mengatur hak akses
terhadap sistem, serta hal-hal yang berhubungan dengan pengaturan operasional
dalam sebuah sistem.
c) Management Information System (MIS) Director, memiliki wewenang paling
tinggi dalam sebuah sistem informasi, melakukan manajemen terhadap sisem
tersebut secara keseluruhan baik perangkat keras, perangkat lunak maupun
sumber daya manusianya.

4. Pengembangan Bisnis Teknologi Informasi


Pada bagian ini, tugasnya diidentifikasikan dalam pengelompokan kerja di berbagai
sektor industri teknologi informasi

 Pentingnya Etika Komputer


Menurut James Moore, terdapat tiga alasan utama minat masyarakat yang tinggi pada
etika komputer, yaitu kelenturan logika (logical mallealibility), faktor transformasi dan faktor
tidak kasat mata (invisibility factors).

 Kelenturan Logika, yaitu kemampuan memrogram komputer untuk melakukan


apapun yang user inginkan. Komputer akan bekerja seperti yang diilustrasikan oleh
programmernya. Kelenturan inilah yang menakutkan masyarakat. Sebenarnya
masyarakat tidak tidakut kepada komputer, tetapi tidakut terhadap orang-orang yang
bekerja di belakang komputer tersebut, jika memrogram untuk berbuat jahat.
 Faktor Transformasi, yaitu komputer bisa mengubah secara drastis cara seseorang
melakukan sesuatu. Contoh yang paling umum adalah bahwa kita bisa mengirimkan
surat melalui fasilitas e-mail, yang bisa sampai tujuan dan dapat dibuka atau dibaca di
manapun kita berada.
 Faktor tidak kasat mata, yaitu semua operasi internal komputer tersembunyi dari
penglihatan, yang membuka peluang pada nilai-nilai pemrograman yang tidak terlihat,
perhitungan yang rumit terlihat dan penyalahgunaan yang tidak tampak.

Kode etik yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai
landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.

26
Dari contoh kasus sebelumnya dapat disimpulkan bahwa menjadi seorang teknisi computer
harus berhati-hati dalam menjalankan pekerjaannya. Ia harus memiliki softskill dan hardskill
dalam standarisasi profesinya. Karena sesuatu yang kecil, yakni tidak sengaja memindahkan
file yang tidak seharusnya di pindahkan , bisa menjadi masalah yang besar dan berhubungan
dengan hukum karena melanggar UU ITE.

Soerjono Soekanto (1988) menyebutkan ada 5 unsur penegakan hukum.Artinya untuk


mengimplementasikan penegakan hukum sangat dipengaruhi oleh 5 faktor berikut :
1.Undang-undang
2.Mentalitas para penegak hukum
3.Perilaku masyarakat
4.Sarana
5.Kultur
Apa yang akan dilakukan masyarakat akan berpengaruh besar terhadap potret
penegakan hukum.Ketika ada seseorang yang melanggar hukum,sama artinya dengan
menyuruh aparat untuk mengimplementasikan law in books menjadi law in action.Kalau
sudah begitu,maka prospek law in forcement menjadi berat.

Untuk Ruang cyber space dibutuhkan suatu hukum baru yang menggunkan
pendekatan yang berbeda dengan hukum yang dibuat berdasarkan batas-batas
wilayah.Berdasarkan karakteristik khusus yang terdapat dalam cyberspace dimana
pengaturan dan penegakan hukumnya tidak dapat menggunakan cara tradisional,beberapa
ahli berpandangan bahwa sebaiknya kegiatan cyberspace diatur oleh hukum tersendiri.Dasar
hukum tersebut ditujukan untuk para pelaku cyber crime misalnya kepada Cracker,karena
aktifitasnya merusak web dan lainnya untuk mengambil dan melakukan tindakan tidak ethis,
misalnya terhadap kartu kredit seseorang nasabah,yang di kenal dengan cerding.Hal yang
paling menggemaskan adalah sulitnya mencari barang bukti yang akhirnya bisa menjerat para
pelaku cybercrime dengan hukum yang ada.Contoh nyata yang lain pernah terjadi pelaku
typsite klik bca.com“Steven Haryanto” berhasil merekam 130 user id dan pin milik nasabah
BCA,ia hanya menyampaikan permintaan naaf saja kepada pihak BCA,ia tidak dijerat hukum
karena belum ada undang-undang cybercrime pada waktu terjadinya pelanggaran tersebut.
Penomena ini berkembang sesuai dengan seiring meningkatnya pengguna internet,
akses informasi yangsemaki terbuka, seiring itu juga sumber daya manusia semakin terus
bertambah, pernyaanya bagaimana menanggulanginya, selusi apayang di tawarkan oleh
27
pengambil kebijakan dalam hal menyikapipersoalan tersebut ? hal ini tidak terlepad dari hak
akses informasi.
Menurut Deborah Johnson, profesor dari Rensselaer Polytechnic Institute,
mengemukakan bahwa masyarakat memiliki hak atas akses komputer, keahlian komputer,
spesialisasi komputer, dan pengambilan keputusan komputer.

 Hak atas akses komputer, yaitu setiap orang berhak untuk mengoperasikan komputer
dengan tidak harus memilikinya. Sebagai contoh belajar tentang komputer dengan
memanfaatkan software yang ada.
 Hak atas keahlian komputer, pada awal komputer dibuat, terdapat kekhawatiran yang
luas terhadap masyarakat akan terjadinya pengangguran karena beberapa peran telah
digantikan oleh komputer. Tetapi pada kenyataannya dengan keahlian di bidang
komputer dapat membuka peluang pekerjaan yang lebih banyak.
 Hak atas spesialis komputer, pemakai komputer tidak semua menguasai akan ilmu
yang terdapat pada komputer yang begitu banyak dan luas. Untuk bidang tertentu
diperlukan spesialisasi bidang komputer, seperti kita membutuhkan dokter atau
pengacara.
 Hak atas pengambilan keputusan komputer, meskipun masyarakat tidak berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan mengenai bagaimana komputer diterapkan, namun
masyarakat memiliki hak tersebut.

Richard O. Masson, seorang profesor di Southhern Methodist University, telah


mengklasifikasikan hak atas informasi berupa privasi (privacy), akurasi (accuracy),
kepemilikan (property) dan aksesibilitas (accessibility).

 Hak atas privasi. Sebuah informasi yang sifatnya pribadi baik secara individu maupun
dalam suatu organisasi mendapatkan perlindungan atas hukum tentang
kerahasiaannya.
 Hak atas akurasi. Komputer dipercaya dapat mencapai tingkat akurasi yang tidak bisa
dicapai oleh sistem nonkomputer, potensi ini selalu ada meskipun tidak selalu
tercapai.
 Hak atas kepemilikan. Ini berhubungan dengan hak milik intelektual, umumnya dalam
bentuk program-program komputer yang dengan mudahnya dilakukan penggandaan
atau disalin secara ilegal. Ini bisa dituntut di pengadilan.
28
 Hal atas akses. Informasi memiliki nilai, di mana setiap kali kita akan mengaksesnya
harus melakukan account atau ijin pada pihak yang memiliki informasi tersebut.
Sebagai contoh kita dapat membaca data-data penelitian atau buku-buku online di
internet yang harus bayar untuk dapat mengaksesnya.

Untuk memecahkan permasalahan etika kompueter, jasa informasi harus masuk ke


dalam kontrak sosial yang memastikan bahwa komputer akan digunakan untuk kebaikan
sosial. Jasa informasi membuat kontrak tersebut dengan individu dan kelompok yang
menggunakan atau yang dipengaruhi oleh output informasinya. Kontrak tersebut tidak tertulis
tetapi tersirat dalam segala sesuatu yang dilakukan jasa informasi. Kontrak tersebut
menyatidakan bahwa:

 Komputer tidak akan digunakan dengan sengaja untuk mengganggu privasi orang lain.
 Setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi pemrosesan data.
 Hak milik intelektual akan dilindungi sebuah aturan.

Komputer akan dapat diakses masyarakat sehingga anggota masyarakat terhindar dari
ketidaktahuan informasi. Kesimpulannya bahwa masyarakat jasa informasi harus
bertanggung jawab atas kontrak sosial yang timbul dari sistem yang dirancang dan
diterapkan.
Perkembangan teknologi computer saat ini begitu cepat, baik perangkat keras
maupun perangkat lunak terlihat pada era tekologi informasi seperti saat ini. Jaringan
teknologi sudah menjadi keharusan untuk meningkatkan efisiensi terutama untuk perkantoran
modern dan juga perguruan tinggi yang berbasis computer.
Teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu jenis dari bentuk teknologi
yang berkembang dengan sangat pesat. Melalui fitur andalannya yaitu internet, saat ini
teknologi komunikasi dan informasi merupakan salah satu jenis teknologi yang menduduki
peringkat teratas, baik dari sisi positif, negatif, hingga penggunaannyadan juga termasuk
penyalahgunaanya.
Memang sebagai sebuah teknologi yang berkembang pesat, pastilah teknologi
informasi dan komunikasi memiliki beberapa kelebihan dan juga kelemahan. Ada yang
disadari, dan ada juga yang mungkin tidak disadari user, karena sudah menjadi bagian dari
kepribadian individu tertentu. Berikut ini akan dipaparkan dampak positif dan juga dampak
negative yang bisa dirasakan di dalam kehidupan sehari-hari.
29
Seiring dengan perkembangan teknologi internet sebagai macam bentuk akses
informasi jarak jauh, arus informasi saat ini menjadi sangat cepat, bahkan cenderung tidak
terkontrol lagi. namun demikian, hal ini merupakan salah satu dampak positif, karena dapat
memberikan informasi mengenai suatu kejadian secara cepat, meskipun terkadang tidak
akurat dan tidak tepat.
Arus informasi dengan WhatsApp, Line, facebook dan jejaring sosial lainnya
merupakan karakteristik sistem informasi menjadi salah satu faktor perkembangan informasi
dan komunikasi yang tampak. Sehingga memberikan manfaat tersendiri bagi setiap user.
Terlebih terhadap internet, perkembangan jaringan komputer menjadi semakin pesat seiring
penggunaan internet yang kian meningkat kecepatannya diberbagai belahan dunia, maka
internet menimbulkan efek.

Kemudahan akses informasi merupakan salah satu efek domino dari bertambah
cepatnya arus informasi. Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi yang
berkembang sangat pesat, maka siapapun akan bisa memperoleh informasi dengan mudah.
Akses terhadap informasi ini bisa dilakukan kapanpun, dimanapun, dan dari siapapun itu. Hal
ini akan membantu individu dalam meningkatkan informasi dan pengetahuan yang
dimilikinya, meski terkadang realibilitas dan validitas dari informasi tersebut dipertanyakan.
Hal ini menjadi penanda bahwa penggunaan internet untuk berkomunikasi menjadi
salah satu pilihan yang sangat diminati. Karena dapat terhubung ke setiap orang dai belahan
dunia manapun. Disinilah peranan manfaat jaringan komputer sebagai salah satu sumber
penggunaan internet menjadi lebih optimal. Media social mengambil alih peran penting,
dimana media sosial juga merupakan dampak positif lainnya dari perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi. Media sosial dapat memberikan banyak sekali manfaat, salah
satunya adalah dapat mempertumakan individu dengan orang baru, dan menambah relasi
antar individu.
Sebagai contoh, di antaranya adalah WhatsApp, Line facebook. Situs yang cukup
besar ini menjadi salah satu media sosial yang paling banyak orang gunakan. Tidak hanya
untuk menambah jaringan pertemanan di dunia maya, medsos juga menjadi sarana promosi
dalam bisnis. Manfaat bagi user sangatlah berguna, terlebih untuk menjalankan bisnis, baik
itu bisnis kecil maupun bisnis besar. Namun ini juga akan membawa dampak negative jika
salah menggunakannya atau ada orang yang tidak mengindahkan prilaku tidak ethis,
misalnya melakukan pengiriman spam, virus dan pemblokiran akunt oleh user yang tidak
bertanggung jawab secara moral maupun hukum.
30
Dalam mencari informasi yang baru dan masih hangat, maka teknologi informasi dan
komunikasi sangat memegang peranan yang penting. Dengan adanya arus informasi menjadi
jauh lebih cepat, maka individu akan menjadi lebih mudah dalam mencari informasi yang
diinginkan. Dengan terbukanya informasi maka peluang mendapatkanya begitu mudah,
begitu juga terhadap bagi seseorang yang mempunyai kemampuan menjelajahi dunia maya,
terkadang ada user yang ingin lebih tahu, untuk melihat system seseorang apakah mapan atau
tidak, maka kemampuan untuk mencoba-caba inilah yang sering menimbulkan beberapa
negative, misalnya seseorang yang baru saja belajar haeker.
Peranan internet terhadap prestasi mahasiswa, pelajar menjadi salah satu momok yang
cukup diperhitungkan. Dalam hal ini mahasiswa dapat mengeksplor pikiran dan bahan
pelajaran di kampus, mereka dengan mengakses informasi lebih luas dalam setiap mata
kuliah. Sehingga mahasiswa tersebut memiliki pikiran yang tidak hanya berlingkup dari
kampus saja tapi dari luar kampus secara global. Internet bukan saja sebagai sponsor link
namun lebih dari itu.
Pemanfaatan dari teknologi informasi dan juga komunikasi berikutnya adalah dalam
hal hiburan. Teknologi informasi dan juga komunikasi saat ini mendukung media hiburan
yang sangat banyak ragamnya bagi setiap user. Contoh saja dari media hiburan berupa
games, music, dan juga video, banyak orang yang bisa hilang dan juga lepas dari stress
karena hiburan yang ditawarkan oleh perkembangan teknologi informasi ( pembuatan game
dan program lainya) dan komunikasi ini.
Fungsi teknologi dan informasi dan komunikasi juga dapat menjadi salah satu pilihan
hiburan yang cukup simple bagi beberapa user. Tidak hanya sebagai media informasi,
penggunaan internet dapat menjadi salah satu hal pereganggan pipkiran, contohnya dengan
menonton video yang banyak tersebar di internet.Akan tetapi perlu di noted bahwa ajang
hiburan ini sebagai hal positif untuk menghilangkan suntuk semata bukan untuk mengakses
konten negatif yang membawa dampak buruk bagi user.
Komunikasi merupakan salah satu hal yang paling utama yang harus dijalin oleh
manusia, sebagai makhluk sosial. Dengan adanya teknologi informasi dan juga komunikasi,
maka saat ini untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain menjadi jauh lebih mudah.
Apabila pada jaman dulu seseorang harus menunggu berhari-hari menggunakan pos, maka
saat ini, dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, seseorang bisa mengirim
pesan dalam waktu hitungan detik, dengan cepat dan juga mudah. Ini menjadi salah satu
faktor pendorong penyebab teknologi komputer berkembang cepat. Chatting menjadi hal

31
yang favorit bagi sebagian orang, terlebih saat ini penggunaan smartphone semakin
meningkat di semua kalangan.
File dan juga dokumen saat ini sudah merupakan keperluan dari setiap orang. Baik
dari file music ataupun dokumen penting, bisa dibagikan dengan menggunakan internet yang
merupakan produk dari teknologi informasi dan komunikasi. Setiap user dapat saling
membagikan file dan dokumen dengan mudah, bahkan user saat ini bisa menyimpan file yang
dimilikinya dengan mudah di dalam cloud storage, atau media penyimpanan di dalam
internet.Kegiatan membagikan file ke user tujuan tentunya memerlukan security yang cukup
aman agar data yang di share tetap rahasia hingga user yang dimaksud menerima. Cara
menjaga keamanan jaringan komputer perlu diperhatikan agar data yang dibagikan tetap
terjaga.
Dampak lainnya yang paling terasa dari perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi adalah dalam bidang pendidikan. Materi pelajaran dan segala hal yang
berhubungan dengan pendidikan akan menjadi lebih mudah untuk diakses dan diperoleh.
Sehingga hal ini pun akan membantu meningkatkan efektivitas dan juga efisiensi dari
kebutuhan pendidikan itu sendiri bagi tiap individu di dalam kehidupan sehari-hari.
Inilah manfaat mempelajari ilmu komputer yang dapat digunakan untuk membantu
menyelesaikan tugas mahasiswa dalam perkuliahan. Peranan teknologi memang tidak
dipungkiri juga turut andil dalam perkembangan dunia pendidikan yang lebih luas, dan lebih
maju untuk kedepannya.
Perkembangan zaman yang diiringi kemajuan teknologi, mendorong seseorang untuk
senatiasa berupaya meningkatkan kemampuan dalam hal penguasaan teknologi informasi.
Dalam hal ini user juga harus memperhatikan kode etiknya. Kode etik adalah sistem norma,
nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatidakan apa yang benar dan baik
dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatidakan perbuatan
apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakainya.
Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional, tidak ethis.
Ketaatan tenaga profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan naluriah yang telah
bersatu dengan pikiran, jiwa dan perilaku tenaga profesional. Jadi ketaatan itu terbentuk dari
masing-masing orang bukan karena paksaan. Adapun salah satu profesi TI yang akan dibahas
adalah pengguna internet, programmer, serta teknisi Komputer.Teknisi Komputer dibagi
menjadi beberapa bagian-bagian sebagai berikut :

32
1. Practical CTS Teknisi Komputer yang dapat menangani dan merawat komputer beserta
perangkat pendukung utama.
2. Junior Technical Support, Teknisi Komputer yang dapat menangani dan merawat
komputer beserta perangkat pendukung utama.
3. Technical Support, Staf pendukung teknis komputer yang dapat mengoperasikan PC
stand alone, instalasi OS, instalasi dan konfigurasi jaringan, instalasi modem dan
setting konfigurasi komunikasi wireless, instalasi software anti virus, restore dan
backup system,penanganan awal atas masalah PC.
4. Senior Technical Support, Staf pendukung senior teknis computer yang dapat
mengoperasikan PC stand alone, instalasi OS, instalasi dan konfigursi jaringan, instalasi
modem dan setting konfigurasi. komunikasi wireless, instalasi software anti virus,
restore dan back up system, penanganan awal atas masalah PC, memperbaiki system
jaringan, menggunakan remote access, upgrade dan migrasi OS.
Dengan demikian tenaga profesional merasa bila dia melanggar kode etiknya sendiri
maka profesinya akan rusak dan yang rugi adalah seseorang itu sendiri. Kode etik bukan
merupakan aturan yang kaku karena akibat perkembangan zaman maka kode etik mungkin
menjadi usang atau sudah tidak sesuai dengan tuntutan jaman, jika aturan ini tidak mengikuti
perkembangan jaman.
Begitu halnya dengan pelaku usaha yang menawarkan produk melalui
SistemElektronik harusmenyediakan informasi yang lengkap danbenar berkaitan dengan
syarat kontrak, produsen, dan produkyang ditawarkan.Muncul banyak lapangan pekerjaan
baru yang dihasilkan berkat adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, yaitu
online shop dan juga bisnis online. Hal ini menggeser kedigdayaan penjualan barang melalu
toko fisik, karena dianggap lebih murah, praktis dan juga lebih efisien dari segi pemasaran
produknya.
Dengan adanya toko online ini, maka semakin banyak meningkatkan lapangan
pekerjaan, dimana orang yang tadinya tidak memiliki pekerjaan akhirnya bisa memiliki
pekerjaan dengan berjualan online. Disinilah fungsi sistem informasi dibutuhkan, juga bisa
menggunakan media komunikasi online sebagai sarana mempromosikan bisnis.
Setiap pelaku usaha yang menyelenggarakan TransaksiElektronik dapat disertifikasi oleh
Lembaga SertifikasiKeandalan.Penyelenggara Sertifikasi Elektronik harus
memastikanketerkaitan suatu Tanda Tangan Elektronik denganpemiliknya. Penyelenggara
Sertifikasi Elektronik Indonesia berbadanhukum Indonesia dan berdomisili di Indonesia.
Pertanyaanya Penyelenggara Sertifikasi Elektronik asing yang beroperasidi Indonesia apakah
33
harus terdaftar di Indonesia. Dalam UU ITE Sertifikasi Elektronik asing yang beroperasi di
Indonesia di haruskan.

Dampak pemanfaatan teknologi informasi yang kurang tepat sebagai berikut :


 Memudarnya citra manusia.
 Rasa tidakut.
 Keterasingan.
 Golongan Informasi dan minoritas.
 Pentingnya Individu.
 Tingkat kompleksitas serta kecepatan yang sudah tidak dapat ditangani.
 Makin rentannya organisasi.
 Dilarangnya privasi.
 Pengangguran dan pemindahan kerja.
 Kurangnya tanggung jawab profesi
Langkah untuk menghadapi dampak pemanfaatan IT
 Desain yang berpusat pada manusia.
 Dukungan organisasi.
 Perencanaan pekerjaan.
 Pendidikan.
 Umpan balik dan imbalan.
 Meningkatkan kesadaran public.
 Perangkat hukum.
 Riset yang maju.
Beberapa langkah dalam mengelompokkan perilaku dan menekankan standar etika berupa :
 Formulasikan suatu kode perilaku.
 Tetapkan aturan prosedur yang berkaitan dengan masalah-masalah seperti
penggunaan jasa komputer untuk pribadi dan hak milik atas program dan data
computer.
 Jelaskan sanksi yang akan diambil terhadap pelanggar, seperti tenguran, penghentian,
dan tuntutan.
 Kenali perilaku etis.
 Fokuskan perhatian pada etika secara terprogram seperti pelatihan dan bacaan yang
disyaratkan.

34
 Promosikan undang-undang kejahatan computer ( UU ITE,UU Konsumen, UU Haki
dan KUHP-KUHAP) pada masyarakat.
 Budayakan Pemahaman menghormati hak karya intelektual seseorang.

Maka perlu di pahami bagaimana peran pemerintah dalam pempertegas pernyataan


UU ITE, bukan hanya memberikan sanksi tapi juga memberikan bagaimana solusinya,
terutama jajaran penegak hukum, seharusnya sumber dayanya harus menyesuaikan dengan
kemampuan teknis di bidangnya. Misalnya dalam hal penindakan persoalan cybercrime dan
pelaku kejahatan di bidang perangkat lunak computer. Penyidikan terhadap tindak pidana
sebagaimana dimaksuddalam Undang-Undang ini, dilakukan berdasarkan ketentuandalam
Hukum Acara Pidana dan ketentuan dalam Undang–Undang yang mengaturnya.
Selain Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, Kejaksaan danPejabat
Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah yang lingkup tugas dan tanggung
jawabnya dibidang Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik diberiwewenang khusus
sebagai penyidik sebagaimana dimaksuddalam Undang-Undang tentang Hukum Acara
Pidana untukmelakukan penyidikan tindak pidana di bidang TeknologiInformasi dan
Transaksi Elektronik.
Penyidikan di bidang Teknologi Informasi dan TransaksiElektronik dilakukandengan
memperhatikan perlindungan terhadap privasi,kerahasiaan, kelancaran layanan publik,
integritas data,atau keutuhan data sesuai dengan ketentuan PeraturanPerundang-
undangan.Penggeledahan atau penyitaan terhadap sistemelektronik yang terkait dengan
dugaan tindak pidana harusdilakukan atas izin ketua pengadilan negeri setempat.Dalam
melakukan penggeledahan atau penyitaan, penyidik wajibmenjaga terpeliharanya
kepentingan pelayanan umum. Hal ini dapat di lihat dari salah satu pasal dalam UU ITE.
Pasal 40
(1) Pemerintah memfasilitasi pemanfaatan Teknologi Informasidan
Transaksi Elektronik sesuai dengan ketentuanPeraturan Perundang-
undangan.
(2) Pemerintah melindungi kepentingan umum dari segala jenisgangguan
sebagai akibat penyalahgunaan InformasiElektronik dan Transaksi
Elektronik yang menggangguketertiban umum, sesuai dengan
ketentuan PeraturanPerundang-undangan.
(3) Pemerintah menetapkan instansi atau institusi yangmemiliki data
elektronik strategis yang wajib dilindungi.
(4) Instansi atau institusi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)harus
membuat Dokumen Elektronik dan rekam cadangelektroniknya serta
menghubungkannya ke pusat datatertentu untuk kepentingan
pengamanan data.

35
Perkembangan teknologi bukan saja membawa kemudahan akses, tapi juga ada
kendala yang sering juga di hadapai seseorang dan ini mulai mengkwatirkan dunia pebisnis
bukan saja pada bisnis perbankan tapi juga dunia conten dalam hal ini dunia online shop. Ada
tangan yang tidak bertanggung jawab melakukan tindakan tidak ethis di luar kewajaran dan
koridor norma dan hukum.
User sering mendengar kata hacker, dan cracker pasti banyak dari seseorang yang
merasa benci, kenapa?Pasti Anda tahu sendiri. Banyak dari user yang salah pengertian
tentang Hacker, seringkali masyarakat awam menganggap bahwa istilah hacker dan cracker
adalah Sama.
Konotasinya hampir selalu negatif dan jahat. Padahal, ada diantara hackers yang
berjasa besar karena menyelamatkan atau memperingatkan suatu sistem di Internet, sehingga
sipemilik menyadari kelemahannya.
Hacker :
1) Mempunyai kemampuan menganalisa kelemahan suatu sistem atau situs. Sebagai
contoh : jika seorang hacker mencoba menguji suatu situs dipastikan isi situs tersebut
tidak akan berantidakan dan mengganggu yang lain. Biasanya hacker melaporkan
kejadian ini untuk diperbaiki menjadi sempurna. Bahkan seorang hacker akan
memberikan masukan dan saran yang bisa memperbaiki kebobolan system yang ia
masuki.
2) Hacker mempunyai etika serta kreatif dalam merancang suatu program yang berguna
bagi siapa saja.
3) Seorang Hacker tidak pelit membagi ilmunya kepada orang-orang yang serius atas
nama ilmu pengetahuan dan kebaikan.
4) Seorang hacker akan selalu memperdalam ilmunya dan memperbanyak pemahaman
tentang sistem operasi.
Cracker :
1) Mampu membuat suatu program bagi kepentingan dirinya sendiri dan bersifat
destruktif atau merusak dan menjadikannya suatu keuntungan. Sebagai
contoh : Virus, Pencurian Kartu Kredit, Kode Warez, Pembobolan Rekening Bank,
Pencurian Password E-mail/Web Server.
2) Bisa berdiri sendiri atau berkelompok dalam bertindak.

36
3) Mempunyai website atau channel dalam IRC yang tersembunyi,
hanya orang-orang tertentu yang bisa mengaksesnya.
4) Mempunyai IP address yang tidak bisa dilacak.
5) Kasus yang paling sering ialah Carding yaitu Pencurian Kartu
Kredit, kemudian pembobolan situs dan mengubah segala isinya menjadi berantidakan.
Sebagai contoh : Yahoo! pernah mengalami kejadian seperti ini sehingga tidak bisa
diakses dalam waktu yang lama, kasus klikBCA.com yang paling hangat dibicarakan
beberapa waktu yang lalu.

Ada beberapa jenis kegiatan hacking, diantaranya adalah: Social Hacking, yang perlu
diketahui,informasi tentang system apa yang dipergunakan oleh server, siapa pemilik server,
siapa Admin yang mengelola server, koneksi yang dipergunakan jenis apa lalu bagaimana
server itu tersambung internet, mempergunakan koneksi siapa lalu informasi apa saja yang
disediakan oleh server tersebut, apakah server tersebut juga tersambung dengan LAN di
sebuah organisasi dan informasi lainnya.
Technical Hacking, merupakan tindakan teknis untuk melakukan penyusupan ke
dalam system, baik dengan alat bantu (tool) atau dengan mempergunakan fasilitas system itu
sendiri yang dipergunakan untuk menyerang kelemahan (lubang keamanan) yang terdapat
dalam system atau service. Inti dari kegiatan ini adalah mendapatkan akses penuh kedalam
system dengan cara apapun dan bagaimana pun.
Jadi dapat diambil kesimpulannya bahwa Hacker yang „baik‟ adalah orang yang
mengetahui apa yang dilakukannya, menyadari seluruh akibat dari apa yang
dilakukannya, dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
Sementara hecker yang „jahat‟ atau biasa disebut cracker adalah orang yang tahu apa
yang dikerjakannya, tetapi seringkali tidak menyadari akibat dari perbuatannya. Dan ia tidak
mau bertanggung jawab atas apa yang telah diketahui dan dilakukannya itu. Karena hacker
adalah orang yang tahu dalam ketahuannya, di dunia hackers tentu saja ada etika yang mesti
dipenuhi dan dipatuhi bersama. Cracker adalah seseorang yang berusaha untuk menembus
sistem komputer orang lain atau menerobos sistem keamanan komputer orang lain untuk
mengeruk keuntungan atau melakukan tindak kejahatan.

 Perbedaan hacker dengan crecker.


Prinsip kerja hacker dan cracker sebenarnya sama. Yang membedakan keduanya
adalah tujuannya. Dari segi kemampuan, cracker dan hacker juga tidak jauh berbeda.
37
Tapi cracker seringkali memiliki ilmu yang lebihmapan dan keberanian serta kenekatan yang
lebih besar daripada hacker. Namun dari segi mentalitas dan integritas, keduanya beda jauh.

Misalnya Piracy. Piracy adalah Pembajakan perangkat lunak (software) Contoh:


Pembajakan software aplikasi (contoh: Microsoft), lagu dalam bentuk digital (MP3, MP4,
WAV dll).

Keuntungan : Biaya yang harus dikeluarkan (user) relatif murah


Kerugian : Merugikan pemilik hak cipta ( royalty )
Secara moral , hal ini merupakan pencurian hak milik orang lain.
Solusi : gunakan software aplikasi open source, Undang – undang yang melindungi
HAKI UU No. 19 Tahun 2002 jo UU HC No. 28 Tahun 2014.

Ada beberapa yang perlu di perhatikan misalnya menyangkut pembajakan perangkat


lunak, lima (5) macam bentuk pembajakan perangkat lunak :
1) Memasukan perangkat lunak ilegal ke harddisk dan sejenisnya;
2) Softlifting, pemakaian lisensi melebihi kapasitas;
3) Penjualan CDROM illegal;
4) Penyewaan perangkat lunak illegal;
5) Download illegal.

Alasan pembajakan perangkat lunak :


1. Lebih murah ketimbang membeli lisensi asli;
2. Format digital sehingga memudahkan untuk disalin ke media lain;
3. Manusia cendrung mencoba-coba;
4. Undang-undang hak cipta belum dilaksanakan secara tegas;
5. Kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk menghargai ciptaan orang lain, atau hasil
karya orang lain.
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronikdilaksanakan berdasarkan
asas kepastian hukum, manfaat,kehati-hatian, iktikad baik, dan kebebasan memilih
teknologiatau netral teknologi. Pembangunan nasional adalah suatu proses yangberkelanjutan
yang harus senantiasa tanggap terhadapberbagai dinamika yang terjadi di masyarakat.
Dimana perkembangan globalisasi informasi telah menempatkan Indonesiasebagai bagian
dari masyarakat informasi dunia sehinggamengharuskan dibentuknya pengaturan
38
mengenaipengelolaan Informasi dan Transaksi Elektronik di tingkatnasional sehingga
pembangunan Teknologi Informasi dapatdilakukan secara optimal, merata, dan menyebar ke
seluruhlapisan masyarakat guna mencerdaskan kehidupan bangsa.
Perkembangan dan kemajuan Teknologi Informasiyang demikian pesat telah
menyebabkan perubahan kegiatankehidupan manusia dalam berbagai bidang yang secara
langsung telah memengaruhi lahirnya bentuk-bentuk perbuatan hukum baru.
Begitu juga dengan penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasiharus terus
dikembangkan untuk menjaga, memelihara, danmemperkukuh persatuan dan kesatuan
nasionalberdasarkan Peraturan Perundang-undangan demi kepentingan nasional.
Sebagai pelaku ekonomi di dalam bisnis online maka pemanfaatan Teknologi Informasi
berperan pentingdalam perdagangan dan pertumbuhan perekonomiannasional untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Maka dipandang pemerintah perlu mendukung pengembanganTeknologi Informasi
melalui infrastruktur hukum danpengaturannya sehingga pemanfaatan Teknologi
Informasidilakukan secara aman untuk mencegah penyalahgunaannyadengan memperhatikan
nilai-nilai agama dan sosial budaya yang berkembang di dalam masyarakat Indonesia. Itulah
pentingnya pengembangan SDM aparatur pemerintah dalam al ini bagian penyidik (Polisi
dan jajaran kejaksaan). Bagaimana peran UU Informasi, Transaksi dan Elektorik dalam
mengawal perkembangan pembangunan dan penegakan hukumnya.Sejauh mana peranya
dalam menjalankan fungsinya.
Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan dataelektronik, termasuk tetapi
tidak terbatas pada tulisan,suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic datainterchange
(EDI), surat elektronik (electronic mail),telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf,
tanda,angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolahyang memiliki arti atau
dapat dipahami oleh orang yangmampu memahaminya.Transaksi Elektronik adalah
perbuatan hukum yangdilakukan dengan menggunakan Komputer, jaringanKomputer,
dan/atau media elektronik lainnya.Teknologi Informasi adalah suatu teknik
untukmengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses,mengumumkan, menganalisis,
dan/atau menyebarkaninformasi.
Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronikyang dibuat, diteruskan,
dikirimkan, diterima, ataudisimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik,optikal,
atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan,dan/atau didengar melalui Komputer atau
SistemElektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan,suara, gambar, peta, rancangan,

39
foto atau sejenisnya,huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasiyang memiliki
makna atau arti atau dapat dipahami olehorang yang mampu memahaminya.
Komputer adalah alat untuk memproses data elektronik,magnetik, optik, atau sistem
yang melaksanakan fungsilogika, aritmatika, dan penyimpanan. Dan Akses yaitu kegiatan
melakukan interaksi dengan Sistem Elektronik yang berdiri sendiri atau dalam jaringan.
Suatu perangkat aturan yang dibuat oleh Negara dan mengikat warga negaranya untuk
mengikuti aturan tersebut agar tercapai kedamaian yang didasarkan atas keserasian antara
ketertiban dengan ketentraman, yang secara umum disebut Hukum.
Hukum dalam arti luas , sesungguhnya mencakup segala macam ketentuan hukum
yang ada, baik materi hukum tertulis ( tertuang dalam perundang-undangan ) dan hukum
tidak tertulis ( tertuang dalam kebiasaan ataupun praktek bisnis yang berkembang).
Keberadaan hukum sebagai rule of law berbanding lurus dengan melihat sejauh mana
pemahaman hukum dan kesadaran hukum masyarakat itu sendiri terhadap informasi hukum
yang tengah berlaku.
Sistem hukum yang baik belum tentu dapat terwujud dengan pembuatan perundang-
undangan yang baru terus menerus, melainkan memerlukan suatu kajian yang mendalam
mengenai sejauh mana sistem hukum yang berlaku dapat dioptimalkan.
Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah baik
perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas
(borderless) dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan
berlangsung demikian cepat. teknologi informasi saat ini memberikan kontribusi bagi
peningkatan kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana
efektif perbuatan melawan hukum. Perkembangan teknologi ini menyebabkan munculnya
suatu ilmu hukum baru yang merupakan dampak dari pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi yang dikenal dengan hukum telematika atau cyber law.
Pada saat ini banyak kegiatan sosial maupun komersial dilakukan melalui jaringan
sistem komputer dan sistem komunikasi, baik dalam lingkup lokal maupun global (Internet),
dimana permasalahan hukum seringkali dihadapi ketika terkait dengan adanya penyampaian
informasi, komunikasi, dan/atau transaksi secara elektronik, khususnya dalam hal pembuktian
dan hal yang terkait dengan perbuatan hukum yang dilaksanakan melalui sistem elektronik,
untuk mengakomodasi permasalahan tersebut munculnya beberapa bidang hukum yaitu
hukum informatika, hukum telekomunikasi dan hukum media yang saat ini dikenal dengan
hukum telematika.
40
Masalah – masalah yang dihadapi pada hukum telematika sangat luas, karena tidak
lagi dibatasi oleh teritori suatu Negara, dan dapat diakses kapanpun dimanapun. Salah satu
contoh yaitu kerugian dapat terjadi baik pada pelaku transaksi maupun pada orang lain yang
tidak pernah melakukan transaksi, misalnya pencurian dana kartu kredit melaluipembelanjaan
di Internet. Di samping itu, pembuktian merupakan faktor yang sangat penting, mengingat
informasi elektronik bukan saja belum terakomodasi dalam sistem hukum secara
komprehensif, melainkan juga ternyata sangat rentan untuk diubah, disadap, dipalsukan, dan
dikirim ke berbagai penjuru dunia dalam waktu hitungan detik.
Dengan demikian, dampak yang diakibatkannya pun bisa demikian kompleks dan
rumit, sehingga perlu diperhatikan sisi keamanan dan kepastian hukum dalam pemanfaatan
teknologi informasi, media, dan komunikasi agar dapat berkembang secara optimal. Oleh
karena itu, terdapat tiga pendekatan untuk menjaga keamanan di cyber space, yaitu
pendekatan aspek hukum, aspek teknologi, aspek sosial, budaya, dan etika. Untuk mengatasi
gangguan keamanan dalam penyelenggaraan sistem secara elektronik, pendekatan hukum
bersifat mutlak karena tanpa kepastian hukum, persoalan pemanfaatan teknologi informasi
menjadi tidak optimal.

 Perbuatan yang di larang

Penjelasan Pasal 27 UU No. 11 Tahun 2008.

(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hakmendistribusikan dan/atau


mentransmisikan dan/ataumembuat dapat diaksesnya Informasi
Elektronik dan/atauDokumen Elektronik yang memiliki muatan yang
melanggarkesusilaan.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hakmendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/ataumembuat dapat diaksesnya Informasi
Elektronik dan/atauDokumen Elektronik yang memiliki muatan
perjudian.
(3) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hakmendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/ataumembuat dapat diaksesnya Informasi
Elektronik dan/atauDokumen Elektronik yang memiliki muatan
penghinaandan/atau pencemaran nama baik.
(4) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hakmendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/ataumembuat dapat diaksesnya Informasi
Elektronik dan/atauDokumen Elektronik yang memiliki muatan
pemerasandan/atau pengancaman.

41
Pasal 28
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkanberita
bohong dan menyesatkan yang mengakibatkankerugian konsumen
dalam Transaksi Elektronik.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkaninformasi
yang ditujukan untuk menimbulkan rasakebencian atau permusuhan
individu dan/atau kelompokmasyarakat tertentu berdasarkan atas
suku, agama, ras,dan antargolongan (SARA).

Pasal 29
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkanInformasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisiancaman
kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukansecara pribadi.

 Ketentuan pidana
Pasal 45
(1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atauayat (4) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 6(enam) tahun dan/atau denda paling
banyakRp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 28 ayat (1) atau ayat (2) dipidanadengan pidana penjara paling
lama 6 (enam) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satumiliar
rupiah).
(3) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 29 dipidana dengan pidana penjarapaling lama 12 (dua belas)
tahun dan/atau denda palingbanyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah).

Pasal 46
(1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 30 ayat (1) dipidana dengan pidanapenjara paling lama 6
(enam) tahun dan/atau denda palingbanyak Rp600.000.000,00 (enam
ratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 30 ayat (2) dipidana dengan pidanapenjara paling lama 7
(tujuh) tahun dan/atau denda palingbanyak Rp700.000.000,00 (tujuh
ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 30 ayat (3) dipidana dengan pidanapenjara paling lama 8
(delapan) tahun dan/atau dendapaling banyak Rp800.000.000,00
(delapan ratus jutarupiah).

Pasal 47
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksuddalam
Pasal 31 ayat (1) atau ayat (2) dipidana dengan pidanapenjara paling
42
lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda palingbanyak
Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).

Keterangan Pasal 31 untuk pasala 47


(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan
hukum melakukan intersepsi atau penyadapan atasInformasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dalamsuatu Komputer
dan/atau Sistem Elektronik tertentu milikOrang lain.

Pasal 48
(1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 32 ayat (1) dipidana dengan pidanapenjara paling lama 8
(delapan) tahun dan/atau dendapaling banyak Rp2.000.000.000,00
(dua miliar rupiah).
(2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 32 ayat (2) dipidana dengan pidanapenjara paling lama 9
(sembilan) tahun dan/atau dendapaling banyak Rp3.000.000.000,00
(tiga miliar rupiah).
(3) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 32 ayat (3) dipidana dengan pidanapenjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan/atau dendapaling banyak Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah).

Keterangan Pasal 32 untuk pasal 48


(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau
melawanhukum dengan cara apa pun mengubah,
menambah,mengurangi, melakukan transmisi,
merusak,menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan
suatuInformasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
milikOrang lain atau milik publik.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau
melawanhukum dengan cara apa pun memindahkan
ataumentransfer Informasi Elektronik dan/atau
DokumenElektronik kepada Sistem Elektronik Orang lain yang
tidakberhak.
(3) Terhadap perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)yang
mengakibatkan terbukanya suatu InformasiElektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang bersifatrahasia menjadi dapat diakses
oleh publik dengankeutuhan data yang tidak sebagaimana
mestinya.

Pasal 49
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksuddalam
Pasal 33, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10(sepuluh)
tahun dan/atau denda paling banyakRp10.000.000.000,00 (sepuluh
miliar rupiah).
Keterangan Pasal 33 umtuk pasal 49
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawanhukum
melakukan tindakan apa pun yang berakibatterganggunya Sistem

43
Elektronik dan/atau mengakibatkanSistem Elektronik menjadi tidak
bekerja sebagaimana mestinya.
Pasal 50
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksuddalam
Pasal 34 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara palinglama 10
(sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyakRp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah).
Pasal 51
(1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 35 dipidana dengan pidana penjarapaling lama 12 (dua belas)
tahun dan/atau denda palingbanyak Rp12.000.000.000,00 (dua belas
miliar rupiah).
(2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 36 dipidana dengan pidana penjarapaling lama 12 (dua belas)
tahun dan/atau denda palingbanyak Rp12.000.000.000,00 (dua belas
miliar rupiah).

Keterangan Pasal 35 untuk pasal 51


Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawanhukum
melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan,penghilangan,
pengrusakan Informasi Elektronik dan/atauDokumen Elektronik
dengan tujuan agar Informasi Elektronikdan/atau Dokumen
Elektronik tersebut dianggap seolah-olahdata yang otentik.

KeteranganPasal 36
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawanhukum
melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalamPasal 27 sampai
dengan Pasal 34 yang mengakibatkan kerugianbagi Orang lain.

Bahan diskusi

1. Sebutkan dan jelaskan Prinsip dasar di dalam etika profesi !


2. Saudara jelaskan apa alasan pembajakan perangkat lunak, dan bagaimana
bentuk pembajakanya.
3. Prinsip kerja hacker dan cracker sama, jelaskan prinsip kerja antara hacker dan
cracker dan berikan contoh masing.
4. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan
manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan Informasi
Elektronik atau Dokumen Elektronik dengan tujuan agar Informasi Elektronik
atau Dokumen Elektronik tersebut dianggap seolah-olah data yang otentik.
Dalam ketentuan ini dapat di pidana, dan di denda, hal ini sesuai dengan
pasal? Sebutkan…..!

44
Standar Kompetensi
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa memahami makna profesi,
profesional danprofesionalosme bagi seorang pekerja di bidang Teknologi Informatsi

Kompetensi Dasar
Mahasiswa memahami dan mengerti makna profesi, profesional, profesionalisme bagi
seorang pekerja di bidang Teknologi Informatsi.

45
BAB II
PROFESI, PROFESIONAL, PROFESIONALISME
DAN KODE ETIK PROFESI

Pernahkah mendengar apa itu profesi, profesional profesionalisme akan tetapi


belum paham betul sebenarnya dari maksud kata tersebut. Untuk menjawab
beberapa pertanyaan yang timbul di dalam hati setiap orang tentang pengertian
profesi, profesional, profesionalisme, profesionalitas, profesionalisasi, serta apa itu
Kode EtikProfesi.

Mungkin bagi beberapa orang merasa ini tidak penting namun perlu di
ketahui bahwa kata tersebut dapat menjadi acuan tingkat kinerja dalam berbagai
tingkatan kehidupan. Sebagaiman dapat dikapi pekerjaan seseorang terlebih dalam
tanggung jawab yang akan diterimanya sesuai dengan pekerjaan yang dijalaninya.
Profesionalitas merupakan sikap para anggota profesi benar2 menguasai, sungguh2
kepada profesinya. “Profesionalitas” adalah sutu sebutan terhadap kualitas sikap
para anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan
keahlian yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya.
Beberapa Pengertian profesionalisasi:
Dari segi bahasa: Profesionalisasi berasal dari kata professionalization yang berarti
kemampuan profesional.

Dedi Supriadi (1998), mengartikan profesionalisasi sebagai pendidikan prajabatan


atau dalam jabatan. Proses pendidikan dan latihan ini biasanya lama dan intensif.

Menurut Eric Hoyle (1980), konsep profesionalisasi mencakup dua dimensi yaitu :
…..the improvement of status and the improvement of practice”. Peningkatan status
dan peningkatan pelatihan.

profesi/pro·fe·si/ /profési/ n bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian


(keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu dalam kamus besar bahasa Indonesai.

46
1. Profesi
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan utama untuk menghasilkan
hajat hidup dengan keahlian tertentu.
2. Profesional
a. Seseorang yang hidup dengan mempraktekan suatu keahlian tertentu atau dengan
terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menuntut keahlian, jadi bukan sekedar
hobi.
b. Orang yang tahu akan keahlian dan ketrampilan, meluangkan seluruh waktunya
untuk pekerjaan atau kegiatan itu, hidup dari situ dan bangga akan pekerjaan itu.
c. Hidup dari dari keprofesionalnya.

3. Profesionalisme
Biasanya dipahami sebagai suatu kualitas yang wajib dipunyaioleh setiap eksekutif yang
baik. Ciri‐ciri profesionalisme:
a) Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam
menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang
bersangkutan dengan bidang tadi.
b) Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan
peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil
keputusan terbaik atas dasar kepekaan.
c) Punya sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi
perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya.
d) Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka
menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang
terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya.

Profesi dan Profesional


 Profesional adalah orang yang menjalankan profesinya secara benar menurut nilai-
nilai norma.Untuk menjadi seorang yang profesional, diperlukan: komitmen,
tanggungjawab, kejujuran, sistematik berpikir,penguasaan materi, dan menjadi bagian
masyarakat profesional.
 Seorang pelaku profesi harus memiliki sifat-sifat berikut:
 Menguasai ilmu secara mendalam di bidangnya
 Mampu mengkonversi ilmu menjadi keterampilan

47
 Menjunjung tinggi etika dan integritas profesi.
Didalam lingkungan kerja, kemampuan seseorang bukan sematamata atas dasar diploma atau
gelarnya, tetapi atas dasar kesanggupannya untuk mewujudkan prestasi berupa kemajuan
nyata dengan modal pengetahuan yang ada padanya sesuai dengan keahliannya.Sering kali
dijumpai bahwa tidak semua orang mampu mendayagunakan pengetahuannya dalam
pekerjaan.
Contoh :
a) Tidak jarang dijumpai seorang sarjana hanya mampu bekerja secara rutinitas.
b) Sebaliknya seorang non-sarjana yang kreatif ternyata mampu memberi bukti
kesanggupan berkembang dan menambah aneka bentuk faedah baru dengan dasar
pengetahuannya yang relatif masih terbatas itu. Untuk itu Diploma dan gelar
harusmenjadi jaminan prestasi seseorang, jik tidak mau di katidakan Diploma dan gelar
hanya pajangan belaka, tapi harus di barengi dengan ketekunan dalam menggali
informasi dan mengupdate pengetahuannya, karena teknologi informasi itu selalu
berkembang mengikuti perubahan jaman.

4. Ciri Khas Profesi


Menurut Artikel dalam International Encyclopedia of education, ada sepuluh (10) ciri khas
suatu profesi, yaitu:
1) Suatu bidang pekerjaan yang terorganisir dari jenis intelektual yang terus berkembang
dan diperluas.
2) Suatu teknik intelektual.
3) Penerapan praktis dari teknik intelektual pada urusan praktis
4) Suatu periode panjang untuk pelatihan dan sertifikasi
5) Beberapa standar dan pernyataan tentang etika yang dapat diselenggarakan.
6) Kemampuan untuk kepemimpinan pada profesi sendiri
7) Asosiasi dari anggota profesi yang menjadi suatukelompok yang erat dengan kualitas
komunikasi yangtinggi antar anggotanya.
8) Pengakuan sebagai profesi.
9) Perhatian yang profesional terhadap penggunaan yang bertanggung jawab dari
pekerjaan profesi.
10) Hubungan yang erat dengan profesi lain

48
5. Tujuan Kode Etik Profesi
Prinsip umum yang dirumuskan dalam suatu profesi akan berbeda satu dengan yang
lainnya. Hal ini disebabkan perbedaan adat, kebiasaan, kebudayaan, dan peranan tenaga ahli
profesi yang didefinisikan dalam suatu negar tidak sama. Adapun yang menjadi tujuan pokok
dari rumusan etika yang dituangkan dalam kode etik (Code of conduct) profesi adalah:
1) Standar‐standar etika menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab terhadap klien,
institusi, dan masyarakat pada umumnya.
2) Standar‐standar etika membantu tenaga ahli profesi dalam menentukan apa yang
harus mereka perbuat kalau mereka menghadapi dilema‐dilema etika dalam
pekerjaan.
3) Standar‐standar etika membiarkan profesi menjaga reputasi atau nama dan fungsi‐
fungsi profesi dalam masyarakat melawan kelakuan‐kelakuan yang jahat dari
anggota‐anggota tertentu.
4) Standar‐standar etika mencerminkan / membayangkan pengharapan moral‐moral dari
komunitas, dengan demikian standar‐standar etika menjamin bahwa para anggota
profesi akan menaati kitab UU etika (kode etik) profesi dalam pelayanannya.
5) Standar‐standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan integritas atau
kejujuran dari tenaga ahli profesi.
6) Kode etik profesi adalah tidak sama dengan hukum (atau undang‐undang). Seorang
ahli profesi yang melanggar kode etik profesi akan menerima sangsi atau denda dari
induk organisasi profesinya.

Kriteria perbuatan baik atau buruk yang akan diuraikan di bawah ini sebatas pernah
ada dan terus berkembang sampai saat ini.
Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan dengan
bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang
bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan,
juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari
praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek.

User tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang pekerjaan seperti
kedokteran, guru, militer, pengacara, dosen dan semacamnya, tetapi meluas sampai
mencakup pula bidang seperti manajer, wartawan, pelukis, penyanyi, artis, sekretaris dan

49
sebagainya. Sejalan dengan itu, menurut DE GEORGE, timbul kebingungan mengenai
pengertian profesi itu sendiri, sehubungan dengan istilah profesi dan profesional.
Kebingungan ini timbul karena banyak orang yang profesional tidak atau belum tentu
termasuk dalam pengertian profesi.

Berikut ini adalah pengertian dan definisi profesi menurut para ahli:

SCHEIN, E.H (1962)

Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma

yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat

HUGHES, E.C (1963)

Perofesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang

diderita atau terjadi pada kliennya

DANIEL BELL (1973)

Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang

diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang

dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang bertanggung jawab pada keilmuan

tersebut dalam melayani masyarakat, menggunakan etika layanan profesi dengan

mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan teknis

dan moral serta bahwa perawat mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat

PAUL F. COMENISCH (1983)

Profesi adalah "komunitas moral" yang memiliki cita-cita dan nilai bersama

50
KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA

Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan,

kejuruan, dan sebagainya) tertentu

K. BERTENS

Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang memiliki cita-cita

dan nilai-nilai bersama

SITI NAFSIAH

Profesi adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan sebagai sarana untuk mencari nafkah

hidup sekaligus sebagai sarana untuk mengabdi kepada kepentingan orang lain

(orang banyak) yang harus diiringi pula dengan keahlian, ketrampilan,

profesionalisme, dan tanggung jawab

DONI KOESOEMA A

Profesi merupakan pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai jabatan di dalam suatu

hierarki birokrasi, yang menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika khusus

untuk jabatan tersebut serta pelayananbaku terhadap masyarakat

Kesimpulkan:

Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau

keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan “profesi” selalu dikaitkan dengan

pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua

pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para

pemangkunya. Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang
51
disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetepi memerlukan

suatu persiapan melelui pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk

itu.

Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh

masyarakat awam adalah: sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan,

namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi.

Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu

ketentuan,syarat, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang

rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir

semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.

52
Menurut DE GEORGE
Pengertian Profesi Profesional menurut DE GEORGE
PROFESI adalah pekerjaan yang dilakukan
sebagai kegiatan pokok untuk
menghasilkan nafkah hidup dan yang
mengandalkan suatu keahlian.

PROFESIONAL adalah orang yang mempunyai profesi


atau pekerjaan purna waktu dan hidup
dari pekerjaan itu dengan mengandalkan
suatu keahlian yang tinggi. Atau
seorangprofesional adalah seseorang
yang hidup dengan mempraktekkan
suatu keahlian tertentu atau dengan
terlibat dalam suatu kegiatan tertentu
yang menurut keahlian, sementara orang
lain melakukan hal yang sama sebagai
sekedar hobi, untuk senang-senang, atau
untuk mengisi waktu luang.

6. Prinsip Etika Profesi Komputer


a. Prinsip Tanggung jawab.
1) Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
2) Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat
pada umumnya.
b. Prinsip Keadilan. Prinsip ini menuntut seseorang untuk memberikan kepada siapa saja
apa yang menjadi haknya.

53
c. Prinsip Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di
beri kebebasan dalam menjalankan profesinya, tentunya sesuai dengan kemampuan
kompetensi yang di milikinya.

7. Syarat-syarat Suatu Profesi komputer

a) Melibatkan kegiatan intelektual.


b) Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
c) Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan.
d) Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
e) Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
f) Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
g) Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
h) Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.

8. Peran Etika Dalam Profesi Komputer

a) Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan orang saja,
tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil yaitu
keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok
diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama.
b) Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan
dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya maupun dengan
sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi pusat
perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu
kode etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.
c) Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku sebagian para
anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati
bersama (tertuang dalam kode etik profesi), sehingga terjadi kemerosotan etik pada
masyarakat profesi tersebut. Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum dikenal
adanya mafia peradilan, demikian juga pada profesi dokter dengan pendirian klinik
super spesialis di daerah mewah, sehingga masyarakat miskin tidak mungkin
menjamahnya.

54
9. Fungsi Kode Etik
Kode etik profesi itu merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai
seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Ada tiga hal pokok
yang merupakan fungsi dari kode etik profesi:
a) Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi,
pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan yang tidak
boleh dilakukan.
b) Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan
kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi,
sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja
(kalangan sosial).
c) Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa
para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh
mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.
Dalam lingkup teknologi informasi, kode etik profesi memuat kajian ilmiah mengenai
prinsip atau norma-norma dalam kaitan dengan hubungan antara professional atau developer
TI dengan klien, antara para professional sendiri, antara organisasi profesi serta organisasi
profesi dengan pemerintah atau non pemerintah. Salah satu bentuk hubungan seorang
profesional dengan klien (pengguna jasa) misalnya pembuatan sebuah program aplikasi.
Seorang profesional tidak dapat membuat program semaunya, ada beberapa hal yang
harus ia perhatikan seperti untuk apa program tersebut nantinya digunakan oleh kliennya atau
user, ia dapat menjamin keamanan (security) sistem kerja program aplikasi tersebut dari
pihak-pihak yang dapat mengacaukan sistem kerjanya (misalnya: hacker, cracker, dll). Kode
etik profesi Informatikawan merupakan bagian dari etika profesi.
Jika para profesional TI melanggar kode etik, mereka dikenakan sanksi moral, sanksisosial,
dijauhi, di-banned dari pekerjaannya, bahkan mungkin dicopot dari jabatannya.

55
10. Kode Etik Seorang Teknisi Komputer
Menyangkut kode etik seorang teknisi komputer tentunya mengacu pada kemampuan
kompetensi yang di miliknya, kemampuan teknis. Dapat dijabarkan misalnya ahli dibidang
teknik dan lainya.
Berikut Kode Etik seorang Technical Engineer dari IEEE:
Anggota IEEE, dalam pengenalan akan pentingnya teknologi dalam mempengaruhi kualitas
kehidupan di seluruh dunia dan dalam penerimaan kewajiban profesi anggotanya dan
masyarakat yang melayani, dengan ini menyatidakan diri terikat pada perilaku etis dan
profesional tertinggi dan setuju:

a) Menerima tanggung jawab dalam pengambilan keputusan engineering yang taat asas
pada keamanan, kesehatan, dan kesejahteraan publik, dan segera menyatidakan
secara terbuka fatktor-faktor yang dapat membahayakan publik atau lingkungan.
b) Menghindari konflik interes nyata atau yang terperkirakan sedapat mungkin, dan
membukakannya pada para pihak yang terpengaruh ketika muncul.
c) Akan jujur dan realistis dalam menyatidakan klaim atau perkiraan menurut data
yang tersedia.
d) Menolak sogokan dalam segala bentuknya.
e) Mengembangkan pemahaman teknologi, aplikasi yang sesuai, dan kemungkinan
konsekuensinya.
f) Menjaga dan mengembangkan kompetensi teknis dan mengambil tugas teknologi
yang lain hanya bila memiliki kualifikasi melalui pelatihan atau pengalaman, atau
setelah menyatidakan secara terbuka keterbatasan relevansi kami
g) Mencari, menerima, dan menawarkan kritik perkerjaan teknis, mengakui dan
memperbaiki kesalahan, dan menghargai selayaknya kontribusi orang lain
h) Memperlakukan dengan adil semua orang tanpa bergantung pada faktor-faktor
seperti ras, agama, jenis kelamin, keterbatasan fisik, umur dan asal kebangsaan
i) Berupaya menghindari kecelakaan pada orang lain, milik, reputasi, atau pekerjaan
dengan tindakan salah atau maksud jahat
j) Membatu rekan sejawat dan rekan sekerja dalam pengembangan profesi mereka dan
mendukung mereka dalam mengikuti kode etik ini

56
Ada dimensi fungsional mengapa etika itu perlu dituangkan dalam kode etik profesi :
a) Menjelaskan atau menetapkan tanggung jawab kepada institusi dan masyarakat. ada
sasaran konvergensi tanggung jawab yang dituju, yakni bagaimana hak-hak istimewa
kelembagaan dan masyarakat dapat ditentukan dan diperjuangkan. Pengemban profesi
mendapatkan kejelasan informasi dan "buku pedoman" mengenai kewajiban yang
harus dilaksanakan, sementara user, lembaga dan masyarakat pun secara terbuka
mengetahui hak-haknya.
b) Membantu tenaga ahli dalam menentukan apa yang harus mereka perbuat jika
menghadapi problem dalam pekerjaannya. Problem yang dihadapi seperti munculnya
kasus-kasus hukum baru yang penanganannya membutuhkan kehadiran ahli atau
diluar kemampuan spesifikasi adalah membutuhkan pedoman yang jelas untuk
menghindari terjadinya kesalahan dan kekeliruan, sehingga kalau sampai terjadi
seorang ahli itu misalnya tidak mampu menyelesaikan problem yang dihadapinya
tidaklah lantas dipersalahkan begitu saja.
c) Diorientasikan untuk mendukung profesi secara bermoral dan melawan perilaku
melanggar hukum dan indispliner dari anggota-anggota tertentu. Pengemban profesi
mendapatkan pijakan yang dapat dijadikan acuan untuk mengamati perilaku sesama
pengemban profesi yang dinilai melanggar etika, norma dan hukum. Dengan
keberadaan kode etik, akan lebih muda ditentukan bentuk, arah dan kemanfaatan
penyelenggaraan profesi.
d) Sebagai rujukan untuk menjaga prestasi dan reputasi, baik secara individu maupun
kelembagaan.

Untuk menjadi penyelenggara profesional yang baik dibutuhkan kehadiran sarjana-


sarjana yang mempunyai disiplin ilmu dan praktisi keilmuan yang memiliki kualifikasi
secara formal belaka, Artinya, sebagai sarjana lulusan komputer dituntut sejak dini untuk
gemar melakukan analisis dan interpretasi disiplin ilmu yang sesuai dengan aspirasi dan
dinamika masyarakat, sehingga dalam dirinya tidak sampai kehilangan, apalgi tergusur atau
terdegradasi wacana kemanusiaan. Tuntutan memiliki profesi itu tidaklah muncul seketika,
tetapi melalui proses yang menuntut konsentrasi dalam hal sinergi dan intelektual.

Kalau ini bisa dimiliki, maka seorang sarjana komputer akan mampu menjadi penyelenggara
profesi tergolong yang humanis.

57
Sikap keadilan yang berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan, ketentuan perundang-
undangan yang berhasil dipelajari dan mengantarkannya sebagi pihak yang jadi pusat
ketergantungan masyarakat adalah sudah seharusnya kalu sikap-sikap yang ditujukan itu
mencerminkan dan mengartikulasikan tuntutan masyarakat. Pemenuhan terhadap tuntutan
masyarakat yang memang sebenarnya merupakan hak-haknya akan menentukan apakah
dirinya pantas disebut sebagai penyelenggara profesi pekerja di bidang komputer ataukah
profesi lain misalnya sebagai penegakan hukum yang baik atau tidak.
Sikap yang ditujukan dalam menangani suatu perkara hukum di bidang cybercrame
misalnya bukan dilatarbelakangi oleh tuntutan memperoleh keuntungan pribadi seperti harta
dan kemapanan posisi, tetapi adalah memenuhi panggilan keadilan. Menunjukan sikap yang
baik bukanlah hal yang mudah bagi penyelenggara hukum di bidang cyber.
Hal-hal yang menuju pada kebaikan kerapkali dihadapkan dengan beragam tantangan
yang bertujuan hendak mematikan cahaya kebaikan itu. Kalau ada pihak yang bersemangat
dan kukuh dalam memegang kode etik, maka di sisi lain biasanya terdapat sejumlah
pengganggu yang menjadi pemerdayanya. Sikap adil yang ditujukan oleh penyelenggara
profesi hukum dapat dikategorikan sebagai ekspresi nuraniah yang cukup berani dan mulia,
mengingat dengan sikap itu, penyelenggara profesi hukum berarti tidak sampai kehilangan
jati diri dan tetap menjadi pemenang karena mampu mengalahkan beragam tantangan yang
berusaha menjinakan sikap adilnya.
Mampu melihat dan menempatkan nilai-nilai objektif dalam suatu profesinya yang
ditangani. Disiplin ilmu hukum yang berhasil diraihnya tetap percaya dan mampu menerangi
kepentingan masyarakat, dan bukan sebaliknya tergeser oleh kepentingan-kepentingan dan
ambisi-ambisi yang melupakan sisi normatif dan referensi keilmuannya.
Sikap kejujuran. Sikap ini boleh dikata menjadi panduan moral tertinggi bagi
penyelenggara profesi. sebagai suatu panduan tertinggi, tentulah akan terjadi resiko dan
impact yang cukup komplikatif bagi kehidupan masyarakat dan kenegaraan kalau sampai
sikap itu tidak dimiliki oleh penyelenggara profesional. Sebagai suatu sikap yang harus
ditegakkan dalam penyelenggaraan profesi, maka tanggung jawab yang terkait dengannya
akan ditentukan karenannya. Sikap jujur ini menjadi pangkal atas terlaksana dan tegaknya
stabilitas nasional, terutama dalam penegakan hukum bagi pelaku kejahatan di dunia maya.

Begitu juga halnya, untuk menjadi seorang teknisi komputer, ada beberapa dasar yang
harus di miliki. Berikut penjelasannya:

58
a) Harus mengetahui dan menguasai berbagai macam dan tipe perangkat komputer yang
ada didalamnya.
b) Harus mengetahui berbagai permasalahan kerusakan pada komputer (troubleshooting)
dan menaganinya.
c) Mempunyai kemampuan umtuk mengembangkan pengetahuan dan pengalaman
sebgai panduan saat melakukan troubleshooting.
d) Memiliki kemampuan yang cukup dalam berbahasa inggris agar lebih mudah
mempelajari manual perangkat hardware maupun software Komputer.
e) Memiliki kemampuan untuk menghubungkan perangkat keras
f) Memiliki kemampuan untuk melakukan instalasi Microsoft Windows
g) Memiliki kemampun untuk melakukan instalasi Linux
h) Penggunaan perangkat lunak Internet berbasis Windows seperti Internet
Explorer,telnet, ftp, IRC; Pasang dan konfigurasi mail server, ftp server, web server.

Selain harus menguasai berbagai macam teknik troubleshooting dan penanganannya,


seorang teknisi komputer juga harus mempunyai sikap yang baik sebgai seorang teknisi:
a) Belajar dari Pengalaman dan Pelatihan. Kemampuan harus selalu mengupdate
pengetahuan dalam berbagai permasalahan dan penanganan berdasarkan pengalaman
yang pernah ditemui karena teknologi tidak pernah berhenti dan terus berkembang.
b) Meningkatkan Kemampuan, Yakni kemampuan dalam menggunakan pengetahuan
pada situasi hal baru.
c) Disiplin,segala sesuatu yang dikerjakan oleh seorang teknisi komputer harus tertata
dengan baik, menghormati semua customer, dan yang paling penting adalah
meyakinkan persepsi customer terhadap masalah sebenarnya.
d) Kemampuan Berkomunikasi. Hal ini juga sangat perlu pada saat anda
mengidentifikasi masalah yang ada berdasarkan informasi dari Customer.
e) Mempunyai Kemampuan Berfikir Logis dan Kreatif. Hal ini penting agar dapat
memberikan penjelasan yang baik dan benar kepada customer sehingga mudah
dipahami.
f) Sikap Rendah Hati. Hal ini penting karena sebagai teknisi komputer anda adalah
pelayan bagi Customer.
g) Cara Kerja yang Terperinci, yaitu dengan memperhatikan dan mengetahui seluruh
sistem dan cara kerja komputer sehingga pada saat anda melakukan troubleshooting,

59
anda mengikuti prosedur dengan benar dan mendapatkan hasil yang cepat dengan
analisis yang tepat.
h) Komitmen dalam Menyelasaikan Masalah. Ini merupakan tanggung jawab anda
sepenuhnya sebagai seorang teknisi komputer.
i) Dapat Menentukan Prioritas. Anda juga harus dapat mennetukan prioritas pekerjaan
yang harus segera anda tangani.
j) Berbagai Pengetahuan dengan Anggota tim (jika anda bekerja dalam tim) dan dengan
customer.
k) Minat akan Teknologi, selalu mengupdate pengetahuan mengenai komputer.

Thomas Aquinas mengatakan, bahwa setiap wujud kerja mempunyai empat tujuan
sebagaimana berikut :
1) Dengan bekerja, orang dapat memenuhi apa yang yang menjadi kebutuhan hidup
sehari-harinya.
2) Dengan adanya lapangan pekerjaan, maka pengangguran dapat dihapuskan/dicegah.
Hal ini juga berarti, dengan tidak adanya pengangguran, maka kemungkinan
timbulnya kejahatan (pelanggaran hukum) dapat dihindari pula.
3) Dengan surplus hasil kerjanya, manusia juga dapat berbuat amal bagi sesamanya.
4) Dengan kerja, orang dapat mengontrol atau mengendalikan gaya hidupnya.

Menurut Liliana Tedjosaputro, suatu lapangan kerja itu dapat dikategorikan sebagai profesi
diperlukan :
a) Pengetahuan
b) Penerapan keahlian (competence of application)
c) Tanggung jawab sosial (social responsibility)
d) self control
e) pengakuan oleh masyarakat (social sanction)

11. Ciri khas profesi dalam International Encyclopedia of Education :


a) Suatu bidang yang terorganisasi dari teori intelektual yang terus menerus
berkembang dan diperluas;
b) Suatu teknik intelektual;
c) Penerapan praktis dan teknik intelektual pada urusan praktis;
d) Suatu periode panjang untuk pelatihan dan sertifikatisasi;

60
e) Beberapa standar dan pernyataan tentang etika profesi yang dapat diselenggarakan;
f) Kemampuan memberi kepemimpinan pada profesi sendiri;
g) Asosiasi dari anggota-anggota profesi menjadi suatu kelompok yang akrab dengan
kualitas komunikasi yang tinggi antar anggota;
h) Pengakuan sebagai profesi;
i) Perhatian yang profesional terhadap penggunaan yang bertanggung jawab dari
pekerjaan profesi;
j) Hubungan yang erat dengan profesi lain.

Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan, yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam
suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku dalam membangun hubungan
yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Perusahaan
meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja
unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan
dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter,
watidak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang
dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah
dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.Etika merupakan sebuah cabang filsafat
yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam
hidupnya.
Bisnis adalah usaha perdagangan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang
atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Teknologi informasi adalah teknologi yang
menggabungkan komputasi (computer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang
membawa data, suara dan video.
Maka dapat disimpulkan, etika bisnis dalam bidang IT adalah suatu pemikiran kritis
mendasar tentang pandangan moral dalam usaha perdagangan yang dilakukan seseorang atau
kelompok organisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau
jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan menggunakan teknologi yang
menggabungkan komputasi dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa
data, suara dan video.

61
Seperti yang kita ketahui perkembangan dunia IT berlangsung sangat cepat. Dengan
pekembangan tersebut diharapkan akan dapat mempertahankan dan meningkatkan taraf hidup
manusia. Banyak hal yang menggiurkan manusia untuk dapat sukses dalam bidang IT tetapi
tidak cukup dengan mengandalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, manusia juga harus
menghayati secara mendalam kode etik ilmu, teknologi dan kehidupan. Banyak ahli telah
menemukan bahwa teknologi mengambil alih fungsi mental manusia, pada saat yang sama
terjadi kerugian yang diakibatkan oleh hilangnya fungsi tersebut dari kerja mental manusia.
Perubahan yang terjadi pada cara berfikir manusia sebagai akibat perkembangan teknologi
sedikit banyak berpengaruh terhadap pelaksanaan dan cara pandang manusia terhadap etika
dan norma dalam kehidupannya.
Masalah etika bisnis atau etika usaha akhir –akhir ini semakin bayak dibicarakan Hal
ini tidak terlepas dari semakin berkembangnya dunia usaha diberbagai bidang Kegiatan bisnis
yang makin merebak baik di dalam maupun di luar negri, telah menimbulkan tantangan baru,
yaitu adanya tuntutan praktis bisniss yang baik yang etis yang juga menjadi tuntunan
kehidupan bisnis di banyak negara di dunia. Transparansi yang dituntut oleh ekonomi global
menuntut pula praktis bisnis yang etis. Dalam ekonimi pasar global, kita hanya bisa survive
jika mampu bersaing. Untuk tiu pula diperlukan etika dalam berusaha atau yang dikenal
dengan etika bisnis karena praktik berusaha yang etis dapat mengurangi produktivitas dan
mengekang efeiensi dalam berbisnis.
Dalam menciptidakan etika bisnis khususnya dibidang IT, harus kalian ketahui
terlebihdahulu tentang prinsip dasar etika bisnis, menurut Sony Keraf (1991) dalam buku
etika bisnis : Membangun Citra Bisnis Sebagai Prifesi Luhur, mencata beberapa hal yang
menjadi prinsip dari etika bisnis, antara lain :
Sonny Keraf (1998) menjelaskan, bahwa prinsip etika bisnis sebagai berikut;
1) Prinsip otonomi ; adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan
dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk
dilakukan.
2) Prinsip kejujuran ; Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara
jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas
kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua,
kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding.
Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.

62
3) Prinsip keadilan ; menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan
aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung
jawabkan.
4) Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle) ; menuntut agar bisnis
dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
5) Prinsip integritas moral ; terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku
bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik
pimpinan/orang-orangnya maupun perusahaannya.

Walaupun banyak sekali bidang bisnis IT, tetapi pada umumnya bidang usaha yang sering
dimasuki oleh seorang pebisnis baru adalah:
1) Perusahaan pengembangan perangkat lunak aplikasi (software house).
2) Konsultan Implementasi Teknologi Informasi baik itu implementasi hardware maupun
implementasi software.
3) Distributor dari produk-produk IT, baik hardware ataupun software.
4) Training dan pendidikan bidang IT.

Dari keempat bidang ini, muncul berbagai varians dari bisnis IT yang biasanya
merupakan bentuk spesialisasi dari keempat bidang usaha tersebut. Untuk sukses dalam
bisnis dalam bidang ini, faktor yang paling berpengaruh adalah ketepatan memasuki pasar
“time-to-market” dan juga kualitas sebuah produk atau solusi yang dimiliki. Terlambat
memasuki pasar berarti akan kehilangan kesempatan menjadi market leader, sedangkan
terlalu awal masuk pasar akan dibebani biaya besar untuk melakukan pendidikan pasar.
Faktor yang kedua yaitu kualitas dari produk atau solusi yang akan menjamin kesinambungan
perusahaan dalam bisnis ini. Kualitas yang jelek akan menyebabkan hilangnya kepercayaan
dari pelanggan, walaupun time-to-market nya sudah tepat.
Walaupun pilihan bisnis sudah dilakukan dan juga time-to-market sudah dipilih
dengan baik, masih terdapat beberapa syarat yang perlu diperhatikan untuk dapat menjamin
suksesnya usaha yang dibangun. Syarat-syarat tersebut meliputi:
1) Melakukan pilihan terhadap jenis usaha yang paling dikuasai oleh si entrepreneur
baik dalam bidang teknologi ataupun dalam bidang pasar dan pelanggan yang
membutuhkan market tersebut.
2) Melakukan pillihan pada jenis usaha yang mempunyai prospek pasar yang akan
berkembang di masa mendatang. Memasuki usaha yang sudah ada hanya akan
63
menambah ketat persaingan yang pada akhirnya akan mengurangi margin
keuntungan usaha.

Salah satu alasan sulitnya menegakkan etika di dunia IT adalah karena relatif sesorang
kurangnya memperbaharui informasi terhadap dunia modern. Tidak seperti dunia kedokteran
yang usianya sudah ratusan abad, bidang IT adalah profesi baru. Walaupun ada juga yang
melanggar, dalam dunia kedokteran, etika profesi sangat dijunjung tinggi. Ini jauh berbeda
dengan dunia IT, di mana orang sangat mudah melanggar etika. Orang masih meraba-raba
batasan antara inovasi, kreatifitas, dan pelanggaran etika. Apalagi dunia ini hampir
sepenuhnya digeluti oleh anak-anak muda yang kerap mengabaikan persoalan moralitas yang
abu-abu.
Kemajuanpun yang telah dicapai manusia dalam bidang ini merupakan sesuatu yang
patut manusia syukuri karena dengan kemajuan tersebut akan memudahkan manusia dalam
mengerjakan pekerjaan dan tugas yang harus dikerjakannya. Namun, tidak semua kemajuan
yang telah dicapai tersebut membawa dampak positif. Diantara kemajuan yang telah dicapai
tersebut ternyata dapat membawa dampak negatif bagi manusia.

Mengutip pernyataan penyair Syauqi Beg Menyebutkan "sesungguhnya bangsa itu


jaya selama mereka masih mempunyai ahklak (moral) yang mulia, maka apabila ahklak
mulianya telah hilang. Maka hancurlah bangsa itu". Manusia memang sering kali bersikap
dan berperilaku yang berlawanan dengan norma yang sudah dipelajari dan dipahaminya.
Norma moral memang sudah banyak dipahami oleh kalangan komunitas terdidik (aparatur
negara), tetapi mereka masih juga melihat pertimbangan kepentingan lain yang perlu, dan
bahkan harus didahulukan dengan cara mengalahkan berlakunya norma moral (akhlak).
Contoh-contoh kasus yang merupakan dampak dari pelanggaran etika banyak di jumpai
masyarakat atau dalam perjalanan kehidupan bangsa ini. perilaku orang kecil (kalangan
miskin) yang melanggar norma moral sangat berbeda akibatnya jika dibandingkan dengan
perilaku pejabat atau aparatur negara. Kalau pejabat atau aparatur negara yang melakukan
penyimpangan moral, maka dampaknya bukan hanya sangat terasa bagi keberlanjutan hidup
bermasyarakat dan bernegara, tetapi juaga terhadap citra institusi yang menjadi pengemban
tegaknya moral.
Masyarakat tanpa akhlak mulia dan tidak mentaati hukum sama seperti masyarakat
rimba dimana pengaruh dan wibawa diraih dari keberhasilan menindas yang lemah, bukan
dari komitmen terhadap integritas akhlak dalam diri. Manusia yang mengabaikan etika
64
kehidupan itulah yang membuat bumi ini sakit parah, menjadi korban keteraniayaan, atau
mengalami kerusakan berat.
Kerusakan ini tidak lagi membuat bumi menjadi damai, bahkan sebaliknya menuntut
tumbal yang mengerikan yang barangkali tidak terbayangkan dalam pikiran manusia.
Banyaknya kasus yang terjadi dan akibat yang ditimbulkan lua biasa, maka ini menunjukan
bahwa dampak dari pelanggaran etika atau penyimapangan moral tidaklah main-main.
Pelanggaran moral telah terbukti mengakibatkan problem serius di hampir seluruh aspek
kehidupan masyarakat Internasial dan khususnya di Indonesia. Belakangan ini pelaku
kejahatan dalam penipuan lewat dunia maya, marak terjadi di Indonesia, pendatang gelap
masuk ke negara RI, membawa fasilitas komputer dan kemudian melakukan tindakan tidak
ethis, dengan menggunakan jaringan internet.
Kondisi masyarakat tampak demikian tidak berdaya, menjauh dari hak kesejahteraan,
hak keadilan, hak mendapatkan pendidikan yang berkualitas, hak jaminan kesehatan dan
keselamatan, adalah akibat pelanggaran moral yang sangat kuat.
Pertanyaanya bagaimana pelanggaran etika yang di lakukan oleh pelaku yang tidak
etis dalam budaya berintraksi dalam dunia maya, dunianya para teknologi informasi,
khususnya intraksi manusia dengan terkoneksinya komputer dengan internet?
Kemajuan yang telah dicapai manusia dalam bidang Teknologi Informasi merupakan
sesuatu yang patut kita syukuri karena dengan kemajuan tersebut akan memudahkan manusia
dalam mengerjakan pekerjaan dan tugas yang harus dikerjakannya. Namun, tidak semua
kemajuan yang telah dicapai tersebut membawa dampak positif. Diantara kemajuan yang
telah dicapai tersebut ternyata dapat membawa dampak negatif bagi manusia.
Dibawah ini akan dipaparkan dampak positif (keuntungan) dan negatif (kerugian) dari
penggunaan Teknologi Informasi.
 Keuntungan :
1) Kemajuan teknologi komunikasi yang cepat dapat mempermudah komunikasi antara
suatu tempat dan tempat yang lain.
2) Semakin maraknya penggunaan Teknologi Informasi akan semakin membuka
lapangan pekerjaan.
3) Bisnis yang berbasis Teknologi Informasi atau yang biasa disebut e-commerce dapat
mempermudah transaksi-traansaksi bisnis suatu perusahaan atau perorangan
4) Informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses untuk
kepentingan pendidikan.

65
 Kerugian :
1) Dengan pesatnya teknologi informasi baik di internet maupun media lainnya
membuat peluang masuknya hal-hal yang berbau pornografi, pornoaksi, maupun
kekerasan semakin mudah.
2) Dengan mudahnya melakukan transaksi di internet menyebabkan akan semakin
memudahkan pula transaksi yang dilarang seperti transaksi barang selundupan atau
transaksi narkoba.

Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah baik


perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas
(borderless) dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan
berlangsung demikian cepat. Teknologi Informasi saat ini menjadi pedang bermata dua
karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan, dan
peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum.
Saat ini telah lahir suatu rezim hukum baru yang dikenal dengan hukum siber atau
hukum telematika. Hukum siber atau cyber law, secara internasional digunakan untuk istilah
hukum yang terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Demikian
pula, hukum telematika yang merupakan perwujudan dari konvergensi hukum
telekomunikasi, hukum media, dan hukum informatika. Istilah lain yang juga digunakan
adalah hukum teknologi informasi (law of information technology), hukum dunia maya
(virtual world law), dan hukum mayantara.
Istilah-istilah tersebut lahir mengingat kegiatan yang dilakukan melalui jaringan
sistem komputer dan sistem komunikasi baik dalam lingkup local maupun global (Internet)
dengan memanfaatkan teknologi informasi berbasis sistem komputer yang merupakan sistem
elektronik yang dapat dilihat secara virtual. Permasalahan hukum yang seringkali dihadapi
adalah ketika terkait dengan penyampaian informasi, komunikasi, dan/atau transaksi secara
elektronik, khususnya dalam hal pembuktian dan hal yang terkait dengan perbuatan hukum
yang dilaksanakan melalui sistem elektronik.
Yang dimaksud dengan sistem elektronik adalah sistem komputer dalam arti luas,
yang tidak hanya mencakup perangkat keras dan perangkat lunak komputer, tetapi juga
mencakup jaringan telekomunikasi dan system komunikasi elektronik. Perangkat lunak atau
program komputer adalah sekumpulan instruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode,
skema, ataupun bentuk lain, yang apabila digabungkan dengan media yang dapat dibaca
66
dengan komputer akan mampu membuat komputer bekerja untuk melakukan fungsi khusus
atau untuk mencapai hasil yang khusus, termasuk persiapan dalam merancang instruksi
tersebut.
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan berdasarkan
asas kepastian hukum, manfaat, kehati-hatian, iktikad baik, dan kebebasan memilih teknologi
atau netral teknologi.
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan untuk :
1. mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia;
2. mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat;
3. meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik;
4. membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap Orang untuk memajukan pemikiran
dan kemampuan di bidangpenggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi
seoptimalmungkin dan bertanggung jawab; dan
5. memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara
Teknologi Informasi.
Setiap Orang yang menyatidakan hak, memperkuat hak yang telah ada, atau menolak
hak Orang lain berdasarkan adanya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik harus
memastikan bahwa Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang ada padanya
berasal dari Sistem Elektronik yang memenuhi syarat berdasarkan Peraturan
Perundangundangan.Begitujuga dengan Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui
Sistem Elektronik harus menyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan
syarat kontrak, produsen, dan produk yang ditawarkan.
Setiap Orang (user) dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan atau
mentransmisikan, membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik Dokumen yang memiliki
muatan perjudian, kesusilaan. Maka user dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan,
mentransmisikan atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik memiliki muatan
penghinaan, dan pencemaran nama baik yang memiliki muatan pemerasan dan pengancaman.
berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi. Begitu juga
dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan
rasa kebencian atau permusuhan individu atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan
atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
User atau setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses, melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan,
67
melakukan intersepsi atau penyadapan atas Informasi. Sistem Elektronik milik Orang lain
dengan cara apa pun, dengan tujuan untuk memperoleh Informasi Elektronik.
Peran pemerintah dalam memfasilitasi pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Transaksi Elektronik sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Kewajiban
Pemerintah melindungi kepentingan umum dari segala jenis gangguan sebagai akibat
penyalahgunaan Informasi Elektronik dan Transaksi Elektronik yang mengganggu ketertiban
umum, sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Maka Pemerintah
menetapkan instansi atau institusi yang memiliki data elektronik strategis yang wajib
dilindungi.
Instansi atau institusi harus membuat Dokumen Elektronik dan rekam cadang
elektroniknya serta menghubungkannya ke pusat data tertentu untuk kepentingan
pengamanan data. Begitu juga dengan peran masyarakat dapat berperan meningkatkan
pemanfaatan Teknologi Informasi melalui penggunaan dan Penyelenggaraan Sistem
Elektronik dan Transaksi Elektronik sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini, dan
dijamin mendapatkan perlindungan hukum. Peran masyarakat dapat diselenggarakan melalui
lembaga yang dibentuk oleh masyarakat. Lembaga dapat memiliki fungsi konsultasi dan
mediasi. Lembaga yang di maksud di sini adalah lembaga bantuan hukum atau GNO yang
bergerak sesuai dengan fungsi penegakan hukumuntuk mendapatkan keadilan.

 Ketentuan Pidana
Dalam ketentuan pidana, di tegaskan pada Pasal 45, setiap Orang yang memenuhi
unsur perbuatan melawan hukum dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun
atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Ini berkaitan dengan
sesorang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang
mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik. Dan juga dengan sengaja
dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian
atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku,
agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Begitu juga jika setiap orang yang memenuhi unsur dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen
dalam Transaksi Elektronik, sama halnya dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan
informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu
dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan

68
(SARA),dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan di denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Lebih tegas lagi jika setiap orang yang memenuhi unsur dengan sengaja dan tanpa hak
mengirimkan Informasi Elektronik atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan
atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 12 (dua belas) tahun atau denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

Penjelasan
Pasal 46

(1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 30 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
(enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp600.000.000,00
(enam ratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 30 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 7
(tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp700.000.000,00
(tujuh ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 30 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8
(delapan) tahun dan/atau denda paling banyak Rp800.000.000,00
(delapan ratus juta rupiah).

Pasal 30
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain
dengan cara apa pun.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa
pun dengan tujuan untuk memperoleh Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik.
(3) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa
pun dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol
sistem pengamanan.

Pasal 31
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawanhukum
melakukan intersepsi atau penyadapan atasInformasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik dalamsuatu Komputer dan/atau
Sistem Elektronik tertentu milikOrang lain.

(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawanhukum
melakukan intersepsi atas transmisi InformasiElektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang tidakbersifat publik dari, ke, dan di
dalam suatu Komputerdan/atau Sistem Elektronik tertentu milik
69
Orang lain, baikyang tidak menyebabkan perubahan apa pun
maupun yangmenyebabkan adanya perubahan, penghilangan,
dan/ataupenghentian Informasi Elektronik dan/atau
DokumenElektronik yang sedang ditransmisikan.
(3) Kecuali intersepsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2),
intersepsi yang dilakukan dalam rangkapenegakan hukum atas
permintaan kepolisian, kejaksaan,dan/atau institusi penegak hukum
lainnya yang ditetapkanberdasarkan undang-undang.

Pasal 47
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 31 ayat (1) atau ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).

Pasal 48
(1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 32 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8
(delapan) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
(2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 32 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 9
(sembilan) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
(3) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 32 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

Penjelasan Pasal 32
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau
melawanhukum dengan cara apa pun mengubah,
menambah,mengurangi, melakukan transmisi,
merusak,menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan
suatuInformasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
milikOrang lain atau milik publik.

Pasal 49
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 33, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
miliar rupiah).

Penjelasan Pasal 33 yang kaitanya dengan pasal 49


Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawanhukum
melakukan tindakan apa pun yang berakibatterganggunya Sistem

70
Elektronik dan/atau mengakibatkanSistem Elektronik
menjaditidak bekerja sebagaimana mestinya.

Pasal 50
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 34 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah).

Penjelasan Pasal 34 yang kaitanya dengan pasal 50


(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau
melawanhukum memproduksi, menjual, mengadakan
untukdigunakan, mengimpor, mendistribusikan,
menyediakan,atau memiliki:
a. perangkat keras atau perangkat lunak Komputer yangdirancang
atau secara khusus dikembangkan untukmemfasilitasi
perbuatan sebagaimana dimaksud dalamPasal 27 sampai
dengan Pasal 33;
b. sandi lewat Komputer, Kode Akses, atau hal yang
sejenisdengan itu yang ditujukan agar Sistem
Elektronikmenjadi dapat diakses dengan tujuan
memfasilitasiperbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
27sampai dengan Pasal 33.

Pasal 51
(1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 dipidana dengan pidana penjara paling lama 12
(dua belas) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah).
(2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 36 dipidana dengan pidana penjara paling lama 12
(dua belas) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah).

Bahan diskusi

1. Profesional adalah orang yang menjalankan profesinya secara benar menurut nilai-
nilai norma.Untuk menjadi seorang yang profesional, diperlukan apa sebutkan !
2. Seorang pelaku profesi harus memiliki sifat-sifat dan sikap, sifat dan sikap bagaimana
yang dimaksud ?
3. Saudara sebutkan dan jelaskan ciri-ciri khas profesi dalam
International Encyclopedia of Education.

71
Standar Kompetensi
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa memahami makna tentang UU
Perlindungan Konsumen, aspek legal formal yang terkait dengan aktivitas di bidang
perlindungan konsumen.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa mengert tentang UU Perlindungan Konsumen.

72
BAB III
PERLINDUNGAN KONSUMEN

Suatu perangkat aturan yang dibuat oleh Negara dan mengikat warga negaranya untuk
mengikuti aturan tersebut agar tercapai kedamaian yang didasarkan atas keserasian antara
ketertiban dengan ketentraman, yang secara umum disebut Hukum. Hukum dalam arti luas ,
sesungguhnya mencakup segala macam ketentuan hukum yang ada, baik materi hukum
tertulis ( tertuang dalam perundang-undangan ) dan hukum tidak tertulis ( tertuang dalam
kebiasaan ataupun praktek bisnis yang berkembang). Keberadaan hukum sebagai rule of law
berbanding lurus dengan melihat sejauh mana pemahaman hukum dan kesadaran
hukum masyarakat itu sendiri terhadap informasi hukum yang tengah berlaku.
Sistem hukum yang baik belum tentu dapat terwujud dengan pembuatan perundang-
undangan yang baru terus menerus, melainkan memerlukan suatu kajian yang mendalam
mengenai sejauh mana sistem hukum yang berlaku dapat dioptimalkan.
Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah baik perilaku
masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi telah pula menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas (borderless)
dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung
demikian cepat.
Teknologi informasi saat ini memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan,
kemajuan, dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan
hukum. Perkembangan teknologi ini menyebabkan munculnya suatu ilmu hukum baru yang
merupakan dampak dari pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang dikenal
dengan hukum telematika atau cyber law.

 Hukum Telematika
Pada saat ini banyak kegiatan sosial maupun komersial dilakukan melalui jaringan
sistem komputer dan sistem komunikasi, baik dalam lingkup lokal maupun global (Internet),
dimana permasalahan hukum seringkali dihadapi ketika terkait dengan adanya penyampaian
informasi, komunikasi, atau transaksi secara elektronik, khususnya dalam hal pembuktian dan
hal yang terkait dengan perbuatan hukum yang dilaksanakan melalui sistem elektronik,
untuk mengakomodasi permasalahan tersebut munculnya beberapa bidang hukum yaitu
hukum informatika, hukum telekomunikasi dan hukum media yang saat ini dikenal dengan
hukum telematika.

73
Masalah yang dihadapi pada hukum telematika sangat luas, karena tidak lagi dibatasi
oleh teritori suatu Negara, dan dapat diakses kapanpun dimanapun. Salah satu contoh yaitu
kerugian dapat terjadi baik pada pelaku transaksi maupun pada orang lain yang tidak pernah
melakukan transaksi, misalnya pencurian dana kartu kredit melalui pembelanjaan di Internet.
Di samping itu, pembuktian merupakan faktor yang sangat penting, mengingat informasi
elektronik bukan saja belum terakomodasi dalam sistem hukum secara komprehensif,
melainkan juga ternyata sangat rentan untuk diubah, disadap, dipalsukan, dan dikirim ke
berbagai penjuru dunia dalam waktu hitungan detik.
Dengan demikian, dampak yang diakibatkannya pun bisa demikian kompleks dan
rumit, sehingga perlu diperhatikan sisi keamanan dan kepastian hukum dalam pemanfaatan
teknologi informasi, media, dan komunikasi agar dapat berkembang secara optimal.
Oleh karena itu, terdapat tiga pendekatan untuk menjaga keamanan di cyber space,
yaitu pendekatan aspek hukum, aspek teknologi, aspek sosial, budaya, dan etika. Untuk
mengatasi gangguan keamanan dalam penyelenggaraan sistem secara elektronik, pendekatan
hukum bersifat mutlak karena tanpa kepastian hukum, persoalan pemanfaatan teknologi
informasi menjadi tidak optimal.
Pasal 1 UUPK 1999 mengatur mengenai perlindungan konsumen. Namun,
pada kenyataannya UU ini belum sepenuhnya mengatur mengenai transaksi
elektronik, hanya beberapa pasal saja yang dapat dipergunakan dalam transaksi
elektronik. Hal tersebutlah yang membuat masih kurangnya perlindungan bagi
konsumen yang melakukan transaksi elektronik.
Pembangunan dan perkembangan perekonomian umumnya dan khususnya di bidang
perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi barang dan/atau
jasa yang dapat dikonsumsi. Di samping itu, globalisasi dan perdagangan bebas yang
didukung oleh kemajuan teknologi telekomunikasi dan informatika telah memperluas ruang
gerak arus transaksi barang dan/atau jasa melintasi batasbatas wilayah suatu negara, sehingga
barang dan/jasa yang ditawarkan bervariasi baik produksi luar negeri maupun produksi dalam
negeri.
Kondisi yang demikian pada satu pihak mempunyai manfaat bagi konsumen karena
kebutuhan konsumen akan barang dan/atau jasa yang diinginkan dapat terpenuhi serta
semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis kualitas barang dan/atau jasa
sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.
Disisi lain, kondisi dan fenomena tersebut di atas dapat mengakibatkan kedudukan pelaku
usaha dan konsumen menjadi tidak seimbang dan konsumen berada pada posisi yang lemah.
74
Konsumen menjadi objek aktivitas bisnis untuk meraup keuntungan yang sebesarbesarnya
oleh pelaku usaha melalui kiat promosi, cara penjualan, serta penerapan perjanjian standar
yang merugikan konsumen.
Faktor utama yang menjadi kelemahan konsumen adalah tingkat kesadaran konsumen
akan haknya masih rendah. Hal ini terutama disebabkan oleh rendahnya pendidikan
konsumen. Oleh karena itu, Undangundang Perlindungan Konsumen dimaksudkan menjadi
landasan hukum yang kuat bagi pemerintah dan lembaga perlindungan konsumen swadaya
masyarakat untuk melakukan upaya pemberdayaan konsumen melalui pembinaan dan
pendidikan konsumen.
Upaya pemberdayaan ini penting karena tidak mudah mengharapkan kesadaran
pelaku usaha, yang pada dasarnya prinsip ekonomi pelaku usaha adalah mendapat
keuntungan yang semaksimal mungkin dengan modal seminimal mungkin. Prinsip ini sangat
merugikan kepentingan konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Atas dasar kondisi sebagaimana dipaparkan di atas, perlu upaya pemberdayaan konsumen
melalui pembentukan undangundang yang dapat melindungi kepentingan konsumen secara
integratif dan komprehensif serta dapat diterapkan secara efektif di masyarakat.
Piranti hukum yang melindungi konsumen tidak dimaksudkan untuk mematikan usaha para
pelaku usaha, tetapi justru sebaliknya perlindungan konsumen dapat mendorong iklim
berusaha yang sehat yang mendorong lahirnya perusahaan yang tangguh dalam menghadapi
persaingan melalui penyediaan barang dan/atau jasa yang berkualitas.
Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan
makmur yang merata materiil dan spiritual dalam era demokrasi ekonomi berdasarkan
Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945.
Pembangunan perekonomian nasional opada era globalisasi harus dapat mendukung
tumbuhnya dunia usaha sehingga mampu menghasilkan beraneka barang dan/ jasa yang
memiliki kandungan teknologi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat banyak
dan sekaligus mendapatkan kepastian atas barang dan/jasa yang diperoleh dari perdagangan
tanpa mengakibatkan kerugian konsumen.
Semakin terbukanya pasar nasional sebagai akibat dari proses globalisasi ekonomi
harus tetap menjamin peningkatan kesejahteraan masyarakat serta kepatian atas mutu, jumlah
dan keamanan barang dan/ atau jasa yang diperolehnya di pasar; untuk meningkatkan harkat
dan martabat konsumen perlu meningkatkan kesadaran, pengetahuan, kepedulian,
kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi dirinya serta
menumbuhkembangkan sikap perilaku usaha yang bertanggung jawab.
75
ketentuan hukum yang melindungi kepentingan konsumen di Indonesia belum memadai

 Perdagangan elektronik.

Perdagangan elektronik (bahasa Inggris: electronic commerce atau e-commerce)


adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem
elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya.

 Pengertian E-Commerce
Definisi E-Commerce menurut Laudon & Laudon (1998), E-Commerce adalah suatu
proses membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan dari
perusahaan ke perusahaan dengan computer sebagai perantara transaksi bisnis.
E-Commerce atau yang biasa disebut juga dengan istilah Ecom atau Emmerce atau EC
merupakan pertukaran bisnis yang rutin dengan menggunakan transmisi Electronic Data
Interchange (EDI), email, electronic bulletin boards, mesin faksimili, dan Electronic Funds
Transfer yang berkenaan dengan transaksi-transaksi belanja di Internet shopping,
Stock online dan surat obligasi, download dan penjualan software, dokumen, grafik, musik,
dan lain-lainnya, serta transaksi Business to Business (B2B). (Wahana Komputer Semarang
2002).
Sedangkan definisi E-Commerce menurut David Baum (1999, pp. 36-34) yaitu: E-
Commerce is a dynamic set of technologies, applications, and bussines process that link
enterprises, consumers, and communities through electronics transactions and the electronic
exchange of goods, services, and informations.
Diterjemahkan oleh Onno. W. Purbo: E-Commerce merupakan satu set dinamis teknologi,
aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas
tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelavanan, dan informasi yang
dilakukan secara elektronik.

Definisi dari E-Commerce menurut Kalakota dan Whinston (1997) dapat ditinjau
dalam 4 perspektif berikut:
1. Dari perspektif komunikasi, E-Commerce adalah pengiriman barang, layanan,
informasi, atau pembayaran melalui jaringan komputer atau melalui peralatan
elektronik lainnya.
2. Dari perspektif proses bisnis, E-Commerce adalah aplikasi dari teknologi yang
76
menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja.
3. Dari perspektif layanan, E-Commerce merupakan suatu alat yang memenuhi
keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk memangkas biaya layanan
(service cost) ketika meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan kecepatan
layanan pengiriman.
4. Dari perspektif online, E-Commerce menyediakan kemampuan untuk membeli dan
menjual barang ataupun informasi melalui internet dan sarana online lainnya.

 Jenis-jenis E-Commerce
Kegiatan E-Commerce mencakup banyak hal, untuk membedakannya E-Commerce
dibedakan menjadi 2 berdasarkan karakteristiknya:
1. Business to Business, karakteristiknya:
1) Trading partners yang sudah saling mengetahui dan antara mereka sudah terjalin
hubungan yang berlangsung cukup lama.
2) Pertukaran data dilakukan secara berulang-ulang dan berkala dengan format data yang
telah disepakati bersama.
3) Salah satu pelaku tidak harus menunggu rekan mereka lainnya untuk mengirimkan
data.
4) Model yang umum digunakan adalah peer to peer, di mana processing intelligence
dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.

2. Business to Consumer, karakteristiknya:


1) Terbuka untuk umum, di mana informasi disebarkan secra umum pula.
2) Servis yang digunakan juga bersifat umum, sehingga dapat digunakan oleh orang
banyak.
3) Servis yang digunakan berdasarkan permintaan.
4) Sering dilakukan sistim pendekatan client-server.
Tujuan Menggunakan E-Commerce dalam Dunia Bisnis
Tujuan suatu perusahaan menggunakan sistim E-Commerce adalah dengan menggunakan E-
Commerce maka perusahaan dapat lebih efisien dan efektif dalam meningkatkan
keuntungannya.

77
 Mantaat Menggunakan E-Commerce dalam Dunia Bisnis
Manfaat dalam menggunakan E-Commerce dalam suatu perusahaan sebagai sistem transaksi
adalah:
1) Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
Transaksi on-line yang membuat semua orang di seluruh dunia dapat memesan dan
membeli produk yang dijual hanya dengan melalui media computer dan tidak terbatas
jarak dan waktu.
2) Menurunkan biaya operasional (operating cost).
Transaksi E-Commerce adalah transaksi yang sebagian besar operasionalnya diprogram
di dalam komputer sehingga biaya-biaya seperti showroom, beban gaji yang berlebihan,
dan lain-lain tidak perlu terjadi
3) Melebarkan jangkauan (global reach).
Transaksi on-line yang dapat diakses oleh semua orang di dunia tidak terbatas tempat
dan waktu karena semua orang dapat mengaksesnya hanya dengan menggunakan media
perantara komputer.
4) Meningkatkan customer loyalty.
Ini disebabkan karena sistem transaksi E-Commerce menyediakan informasi secara
lengkap dan informasi tersebut dapat diakses setiap waktu selain itu dalam hal
pembelian juga dapat dilakukan setiap waktu bahkan konsumen dapat memilih sendiri
produk yang dia inginkan.
5) Meningkatkan supply management.
Transaksi E-Commerce menyebabkan pengefisienan biaya operasional pada perusahaan
terutama pada jumlah karyawan dan jumlah stok barang yang tersedia sehingga untuk
lebih menyempurnakan pengefisienan biaya tersebut maka sistem supply management
yang baik harus ditingkatkan.
6) Memperpendek waktu produksi.
Pada suatu perusahaan yang terdiri dari berbagai divisi atau sebuah distributor di mana
dalam pemesanan bahan baku atau produk yang akan dijual apabila kehabisan barang
dapat memesannya setiap waktu karena on-line serta akan lebih cepat dan teratur
karena semuanya secara langsung terprogram dalam komputer.

Pernyataan-pernyataan Onno W. Purbo di atas juga didukung oleh permyataan Laura


Mannisto (International Telecommunication Union, Asia and the Future of the World
Economic System, 18 March 1999, London), yaitu:
78
a. Ketersediaan informasi yang lebih banyak dan mudah diakses Ketersediaan informasi
produksi dan harga dapat diakses oleh pembeli, penjual, produsen dan distributor.
b. Globalisasi Produksi, distribusi dan layanan konsumen : jarak dan waktu relatif lebih
pendek, sehingga perusahaan dapat berhubungan dengan rekan bisnis di lain negara dan
melayani konsumen lebih cepat. Produsen dapat memilih tempat untuk memproduksi dan
melayani konsumen tidak tergantung dimana konsumen itu berada. Perusahaan yang
berada di negara berpendapatan rendah dapat mengakses informasi dan membuat kontidak
bisnis tanpa harus mengeluarkan biaya tinggi.
c. Mengurangi biaya transaksi dengan adanya system order, pembayaran dan logistik secara
online dan otomatis.

 Ancaman Menggunakan E-Commerce (Threats)


Threats merupakan kemungkinan-kemungkinan munculnya kejadian yang dapat
membahayakan asset-aset yang berharga.
Ada beberapa bentuk ancaman yang mungkin terjadi:
1) System Penetration
Orang-orang yang tidak berhak melakukan akses ke system computer dapat dan
diperbolehkan melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginannya.
2) Authorization Violation
Pelanggaran atau penyalahgunaan wewenang legal yang dimiliki seseorang yang
berhak mengakses sebuah sistim.
3) Planting
Memasukan sesuatu ke dalam sebuah system yang dianggap legal tetapi belum tentu
legal di masa yang akan datang.
4) Communications Monitoring
Seseorang dapat mernantau semua infonnasi rahasia dengan melakukan monitoring
komunikasi sederhana di sebuah tempat pada jaringan komunikasi.
5) Communications Tampering
Segala hal yang membahayakan kerahasiaan informasi seseorang tanpa melakukan
penetrasi, seperti mengubah infonnasi transaksi di tengah jalan atau membuat sistim
server palsu yang dapat menipu banyak orang untuk memberikan infonnasi rahasia
mereka secara sukarela.
6) Denial of service

79
Menghalangi seseorang dalam mengakses informasi, sumber, dan fasilitas-fasilitas
lainnya.
7) Repudiation
Penolakan terhadap sebuah aktivitas transaksi atau sebuah komunikasi baik secara
sengaja maupun tidak disengaja.

 Dampak Positif Dan Negatif E-Commerce

Adapun dampak positif dari E-Commerce antara lain:

1. Aliran pendapatan (Revenue Stream) baru yang mungkin jauh lebih menjanjikan yang
tidak ditemui di sistem jual beli di pasar tradisional.
2. Mampu meningkatkan market exposure.
3. Mampu mengurangi biaya operasional(operating cost).
4. Dapat memperluas jangkauan (global reach).
5. Mampu meningkatkan customer loyality.
6. Mampu meningkatkan supplier management.
7. Dapat mempersingkat waktu produksi.
8. Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan).

 Dampak negatif dari E-Commerce

1. Akan kehilangan dari segi finansial secara langsung karena adanya kecurangan.
Seorang penipu mentransfer uang dari rekening satu ke rekening lainnya atau dia telah
mengganti semua data finansial yang ada.
2. Adanya pencurian informasi yang sangat rahasia dan berharga. Gangguan yang
muncul bisa membongkar semua informasi rahasia itu pada pihak yang tidak berhak
dan mengakibatkan kerugian besar bagi korban.
3. Kehilangan kesempatan bisnis atau kerugian pelanggan karena gangguan pelayanan.
Seperti kesalahan yang bersifat non-teknis(aliran listrik tiba-tiba padam).
4. Adanya pengaksesan ke sumber pihak yang tidak berhak. Seperti seorang hacker yang
membobol sistem perbankan. Kemudian memindahkan sejumlah rekening milik orang
lain ke rekeningnya sendiri.

80
5. Dapat kehilangan sebuah kepercayaan dari para konsumen. Karena faktor-faktor
seperti adanya usaha sengaja yang dilakukan oleh pihak luar yang berusaha
menjatuhkan reputasi perusahaan tersebut.
6. Terjadinya kerugian yang tidak terduga-duga, karena adanya gangguan yang
dilakukan dengan sengaja, ketidakjujuran, kesalahan dari faktor manusia ataupun
kesalahan dari sistem elektronik.

 Perlindungan Konsumen :

a) Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum
untuk memberi perlindungan kepada konsumen.
b) Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk
hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
c) Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk
badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau
melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri
maupun bersamasama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam
berbagai bidang ekonomi.
d) Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak
maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat
untuk diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen.
e) Jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan
bagi masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen.
f) Promosi adalah kegiatan pengenalan atau penyebarluasan informasi suatu barang
dan/atau jasa untuk menarik minat beli konsumen terhadap barang dan/atau jasa yang
akan dan sedang diperdagangkan.
g) Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen adalah badan yang bertugas menangani dan
menyelesaikan sengketa antara pelaku usaha dan konsumen.
h) Badan Perlindungan Konsumen Nasional adalah badan yang dibentuk untuk
membantu upaya pengembangan perlindungan konsumen.

81
Secara tegas dalam Pasal 3 Undang-Uandang Perlindungan Konsumen bertujuan :
a) meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi
diri;
b) mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari
ekses negatif pemakaian barang dan/atau jasa;
c) meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut
hakhaknya sebagai konsumen;
d) menciptidakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian
hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi;
e) menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen
f) sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha;
g) meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha
produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
konsumen.

 Hak dan Kewajiban Konsumen


Hak konsumen adalah :
a. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
dan/atau jasa;
b. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
c. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa;
d. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan;
e. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa
perlindungan konsumen secara patut;
f. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
g. hak unduk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
h. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang
atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;
i. hakhak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundangundangan lainnya.

82
 Kewajiban konsumen adalah :
a) membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau
pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;
b) beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;
c) membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;
d) mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.

 Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha


Hak pelaku usaha adalah :
a) hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi
dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
b) hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad
tidak baik;
c) hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum
sengketa konsumen;
d) hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian
konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
e) hak hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundangundangan lainnya.

 Kewajiban pelaku usaha adalah :


a) beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;
b) memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan
pemeliharaan;
c) memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
d) menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan
berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;
e) memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang
dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat
dan/atau yang diperdagangkan;
f) memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat
penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;

83
g) memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa
yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

 Perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha


(1) Pelaku usaha dilarang memproduksi atau memperdagangkan barang dan jasa yang:
a) tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan
ketentuan peraturan perundangundangan;
b) tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah dalam hitungan
sebagaimana yang dinyatidakan dalam label atau etiket barang tersebut;
c) tidak sesuai dengan ukuran, tidakaran, timbangan dan jumlah dalam hitungan
menurut ukuran yang sebenarnya;
d) tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau kemanjuran
sebagaimana dinyatidakan dalam label, etiket atau keterangan barang dan/atau
jasa tersebut
e) tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan, gaya,
mode,atau penggunaan tertentu sebagaimana dinyatidakan dalam label atau
keterangan barang dan/atau jasa tersebut;
f) tidak sesuai dengan janji yang dinyatidakan dalam label, etiket, keterangan, iklan
atau promosi penjualan barang dan/atau jasa tersebut;
g) tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa atau jangka waktu
penggunaan/pemanfaatan yang paling baik atas barang tertentu;
h) tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana pernyataan
"halal" yang dicantumkan dalam label;
i) tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat nama
barang, ukuran, berat/isi bersih atau netto, komposisi, aturan pakai, tanggal
pembuatan, akibat sampingan, nama dan alamat pelaku usaha serta keterangan
lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang/ dibuat;
j) tidak mencantumkan informasi dan/atau petunjuk penggunaan barang dalam
bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku.
Pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas, dan tercemar
tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar atas barang dimaksud.

84
(2) Pelaku usaha dilarang menawarkan, memproduksikan, mengiklankan suatu barang
dan jasa secara tidak benar, atau seolah-olah:
a) barang tersebut telah memenuhi dan/atau memiliki potongan harga, harga
khusus,standar mutu tertentu, gaya atau mode tertentu, karakteristik tertentu,
sejarah atau guna tertentu;
b) barang tersebut dalam keadaan baik dan/atau baru;
c) barang dan/atau jasa tersebut telah mendapatkan dan/atau memiliki
sponsor,persetujuan, perlengkapan tertentu, keuntungan tertentu, ciriciri kerja
atau aksesori tertentu;
d) barang dan/atau jasa tersebut dibuat oleh perusahaan yang mempunyai
sponsor,persetujuan atau afiliasi;
e) barang dan/atau jasa tersebut tersedia;
f) barang tersebut tidak mengandung cacat tersembunyi;
g) barang tersebut merupakan kelengkapan dari barang tertentu;
h) barang tersebut berasal dari daerah tertentu;
i) secara langsung atau tidak langsung merendahkan barang dan/atau jasa lain;
j) menggunakan katidakata yang berlebihan, seperti aman, tidak berbahaya, tidak
mengandung risiko atau efek sampingan tampak keterangan yang lengkap;
k) menawarkan sesuatu yang mengandung janji yang belum pasti.

Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk
diperdagangkan dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan atau membuat
pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan mengenai:
a) harga atau tarif suatu barang atau jasa;
b) kegunaan suatu barang atau jasa;
c) kondisi, tanggungan, jaminan, hak atau ganti rugi atas suatu barang dan/atau jasa;
d) tawaran potongan harga atau hadiah menarik yang ditawarkan;
e) bahaya penggunaan barang atau jasa.

85
 Pelaku usaha dalam hal penjualan yang dilakukan melalui cara obral atau lelang,
dilarang mengelabui menyesatkan konsumen dengan:

a) menyatidakan barang dan/atau jasa tersebut seolaholah telah memenuhi standar mutu
tertentu;
b) menyatidakan barang dan/atau jasa tersebut seolaholah tidak mengandung cacat
tersembunyi;
c) tidak berniat untuk menjual barang yang ditawarkan melainkan dengan maksud untuk
menjual barang lain;
d) tidak menyediakan barang dalam jumlah tertentu dan/atau jumlah yang cukup dengan
maksud menjual barang yang lain;
e) tidak menyediakan jasa dalam kapasitas tertentu atau dalam jumlah cukup dengan
maksud menjual jasa yang lain;
f) menaikkan harga atau tarif barang dan/atau jasa sebelum melakukan obral.

Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan atau mengiklankan suatu barang


dan/atau jasa dengan harga atau tarif khusus dalam waktu dan jumlah tertentu, jika pelaku
usaha tersebut tidak bermaksud untuk melaksanakannya sesuai dengan waktu dan
jumlahyang ditawarkan, dipromosikan, atau diiklankan.
Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan, atau mengiklankan suatu
barang dan/jasa dengan cara menjanjikan pemberian hadiah berupa barang dan/atau jasa lain
secara cumacuma dengan maksud tidak memberikannya atau memberikan tidak sebagaimana
yang dijanjikannya. Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan atau mengiklankan
obat, obattradisional, suplemen makanan, alat kesehatan, dan jasa pelayanan kesehatan
dengan cara menjanjikan pemberian hadiah berupa barang dan/atau jasa lain.

Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan
dengan memberikan hadiah melalui cara undian, dilarang untuk:
a) tidak melakukan penarikan hadiah setelah batas waktu yang dijanjikan;
b) mengumumkan hasilnya tidak melalui media massa;
c) memberikan hadiah tidak sesuai dengan yang dijanjikan;
d) mengganti hadiah yang tidak setara dengan nilai hadiah yang dijanjikan.
Pelaku usaha dalam menawarkan barang atau jasa yang dilarang melakukan dengan cara
pemaksaan atau cara lain yang dapat menimbulkan gangguan baik fisik maupun psikis

86
terhadap konsumen. Pelaku usaha dalam menawarkan barang atau jasa melalui pesanan
dilarang untuk:
a. tidak menepati pesanan dan/atau kesepakatan waktu penyelesaian sesuai dengan yang
dijanjikan; dan
b. tidak menepati janji atas suatu pelayanan atau prestasi.

 Pelaku usaha periklanan dilarang memproduksi iklan yang:


a) mengelabui konsumen mengenai kualitas, kuantitas, bahan, kegunaan dan harga
barang dan/atau tarif jasa serta ketepatan waktu penerimaan barang dan/atau jasa;
b) mengelabui jaminan/garansi terhadap barang dan/atau jasa;
c) memuat informasi yang keliru, salah, atau tidak tepat mengenai barang dan/atau
jasa;
d) tidak memuat informasi mengenai risiko pemakaian barang dan/atau jasa;
e) mengeksploitasi kejadian dan/atau seseorang tanpa seizin yang berwenang atau
persetujuan yang bersangkutan;
f) melanggar etika dan/atau ketentuan peraturan perundangundangan mengenai
periklanan.
 Tanggung jawabpelaku usaha
Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran,
dan Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang
atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan
kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan yang berlaku. Pemberian gantirugi dilaksanakan dalam tenggang
waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal transaksi. Pemberian ganti rugi tidak menghapuskan
kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasarkan pembuktian lebih lanjut mengenai
adanya unsur kesalahan. Ketentuan tidak berlaku apabila pelaku usaha dapat
membuktikan bahwa kesalahan tersebut merupakan kesalahan konsumen. Pelaku usaha
periklanan bertanggung jawab atas iklan yang diproduksi dan segala akibat yang
ditimbulkan oleh iklan tersebut.

 Sanksi Administratif
Badan penyelesaian sengketa konsumen berwenang menjatuhkan sanksi
administrative terhadap pelaku usaha yang melangga Pemberian gantirugi dilaksanakan
dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelahtanggal transaksi. Pelaku usaha periklanan
87
bertanggung jawab atas iklan yang diproduksi dan segala akibatyang ditimbulkan oleh iklan
tersebutPelaku usaha yang memproduksi barang yang pemanfaatannya berkelanjutan
dalambatas waktu sekurangkurangnya1 (satu) tahun wajib menyediakan suku cadangdan/atau
fasilitas purna jual dan wajib memenuhi jaminan atau garansi sesuai denganyang
diperjanjikan.
Pelaku usaha bertanggung jawab atas tuntutanganti rugi atau gugatan konsumen
apabila pelaku usaha tersebut:
a. tidak menyediakan atau lalai menyediakan suku cadang dan/atau fasilitasperbaikan;
b. tidak memenuhi atau gagal memenuhi jaminan atau garansi yang diperjanjikan.
Sedangkan Pelaku usaha yang memperdagangkan jasa wajib memenuhi jaminan atau garansi
yangdisepakati atau yang diperjanjikan. Sanksi administratif berupa penetapan ganti rugi
paling banyak Rp 200.000.000,00 (duaratus juta rupiah).
 Sanksi Pidana
(1) Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal
9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c,huruf e,
ayat (2) dan Pasal 18 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau
pidana denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah).
(2) Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Pasal
12, Pasal 13 ayat (1), Pasal 14, Pasal 16, dan Pasal 17 ayat (1) huruf d dan huruf f
dipidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau pidana denda paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Terhadap pelanggaran yang mengakibatkan luka berat, sakit berat, cacat tetap atau
kematian diberlakukan ketentuan pidana yang berlaku.Terhadap sanksi pidana dapat
dijatuhkan hukuman tambahan, berupa:
b. perampasan barang tertentu;
c. pengumuman keputusan hakim;
d. pembayaran ganti rugi;
e. perintah penghentian kegiatan tertentu yang menyebabkan timbulnya kerugian
konsumen;
f. kewajiban penarikan barang dari peredaran; dan pencabutan izin usaha.

88
Bahan diskusi

1. Pelaku usaha dalam menawarkan barang atau jasa yang ditujukan untuk
diperdagangkan dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan atau membuat
pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan mengenai, sebutkan apa saja yang
dimaksud tersebut ?
2. Sebutkan bagaimana Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha serta Kewajiban pelaku usaha,
berikan contohnya.
3. Sebutkan berapa lama badan penyelesaian sengketa konsumen berwenang menjatuhkan
sanksi administrative terhadap pelaku usaha!
4. Jelaskan berupa terhadap sanksi pidana dapat dijatuhkan hukuman tambahan pada
pelaku usaha!

89
Standar Kompetensi:
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa mampu meningkatkan
profesionalisme sebagai pemegang sertifikasi profesi
di bidang Teknologi Informatsi

Kompetensi Dasar:
Mahasiswa memahami cara meningkatkan profesionalisme berbagai pemegang sertifikasi di
bidang Teknologi Informatsi

90
BAB IV
SERTIFIKASI DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI

Ada banyak keuntungan yang dapat menjadi tambahan alasan untuk


mempertimbangkan mengambil sertifikasi TI. Salah satu yang utama tentu saja membuka
lebih banyak kesempatan pekerjaan. Sertifikat TI dapat meningkatkan kredibilitas seorang
profesional di mata pemberi kerja. Bagi mereka yang sudah bekerja di bidang tersebut,
sertifikasi memberi cara yang standar dan terukur untuk mengukur kemampuan teknis.
Dengan memiliki sebuah sertifikat Teknologi Informasi yang diakui secara global,
seorang profesional akan memiliki rasa kepercayaan diri yang lebih tinggi terkait dengan
keterampilan yang dimilikinya. Ini karena melalui proses sertifikasi keterampilan yang
dimiliki sudah mengalami validasi oleh pihak ketiga, dalam hal ini lembaga pemberi
sertifikasi.
Selain itu pengalaman mengikuti sertifikasi akan memberikan wawasan-wawasan
baru yang mungkin tidak pernah ditemui pada saat mengikuti pendidikan formal atau dalam
pekerjaan sehari-hari. Selain mampu memberikan jalan yang lebih mudah untuk menemukan
pekerjaan di bidang TI, sertifikasi juga dapat membantu seseorang meningkatkan posisi dan
reputasi bagi yang sudah bekerja. Bahkan sertifikasi yang sudah diakui secara global ini
mampu meningkatkan kompetensi Anda dengan tenaga-tenaga TI dari manca negara. Karena
itu jangan heran jika sertifikasi yang telah Anda kantongi bisa lebih dihargai dibandingkan
ijazah formal Anda.
Sertifikasi adalah independen, obyektif, dan tugas yang regular bagi kepentingan
profesional dalam satu atau lebih area di teknologi informasi.
Sertifikasi ini memiliki tujuan untuk :
1) Membentuk karater praktisi TI yang berkualitas tinggi.
2) Membentuk standar kerja TI yang profesional.
3) Pengembangan profesional yang terusmenerus.
Profesional sertifikat tenaga TI :
1) Sertfikasi ini merupakan pengakuan akan pengetahuan kompeten.
2) Perencanaan karir.
3) Profesional development.
4) Meningkatkan international marketability. Ini sangat penting dalam kasus, ketika
tenaga TI tersebut harus bekerja pada perusahaan multinasional. Perusahaan akan
mengakui keahliannya apabila telah dapat menunjukkan sertifikat tersebut.
91
Sertifikasi Profesi:
1) Memiliki staf yang up to date dan berkualitas tinggi.
2) Memperoleh citra perusahaan yang baik, keuntungan yang kompetitif, merupakan alat
ukur yang obyektif terhadap kemampuan staf, kontraktor dan konsultan.
3) Secara langsung dan tidak langsung akan meningkatkan produktifitas secara mikro
maupun makro.
4) Menaikkan pengakuan industri dan secara intenasional.
5) Bagi user memberikan alur profesi yang jelas. Seseorang yang ingin segera
mempelajari ICT dan profesi akan tahu darimana memulainya
6) Memberikan suatu mekanisme pusat pelatihan. Suatu program sertifikasi memberikan
alur pelatihan yang jelas.
7) Membantu proses pencarian tenaga IT profesional. Suatu kandidat yang dievaluasi
untuk suatu jabatan, dengan memiliki suatu sertifikat berarti telah memiliki skill dan
pengetahuan tingakat tertentu. Hal itu juga menunjukkan persistensi kandidat dan
kemampuan menyelesikan suatu proyek (dalam hal ini sertifikasi). Kedua hal ini
membantu masyarakat mencari tenaga TI.
8) Mendorong pegawai melakukan proses belajar berkelanjutan.

Beberapa negara telah mengembangkan dan mempromosikan sistem sertifikasi yang


khas bagi negara tersebut. Beberapa negara menerapkan dan membayar lisensi kepada sistem
sertifikasi yang ada dan ini sangat mahal. Beberapa negara menggunakan tenaga ahli untuk
melakukan ujian kompetensi sertifikasi khusus di bidangnya, sesuai dengan keahlian yang di
miliki oleh seseorang.

Jenis sertifikasi
Pada dasarnya ada 2 jenis sertikasi yang umum dikenal di masyarakat
1) Sertifikasi akademik (sebetulnya tidak tepat disebut sertifikasi) yang memberiakn
gelar, Sarjana, Master dll.
2) Sertifikasi profesi. Yaitu suatu sertifikasi yang diberikan berdasarkan keahlian
tertentu unutk profesi tertentu. Misalnya Dosen, Guru, Pengacara, Wartawan, dll.
Sayangnya sertifikasi akademik sulit memiliki implementasi langusng dalam industri
ICT. Disebabkan karena kecepatan perubahan serta standardisasi antara perguruan tinggi
berbeda. Di samping itu tujuan perguruan tinggi memang berbeda dengan tujuan industri.
Perguruan tinggi bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar bukannya keahlian khusus
92
atau kompetensi untuk profesi tertentu yang dibutuhkan oleh industri. Spesialisasi yang
terlalu sempit juga tidak cocok untuk pengembangan perguruan tinggi, untuk itu harus
mengikuti perkembangan informasi dan keperluan pasar global.

Sertifikasi profesional pada dasarnya memiliki 3 model, yaitu :


1) Dikembangkan oleh Profesional Society, sebagai contoh British Computer Society
(BCS), Australian Computer Soicety (ACS), South East Asian Regional Computer
Confederation (SEARCC) etc.
2) Dikeluarkan oleh Komunitas suatu profesi, sebagai contoh Linux Profesional, SAGE
(System Administration Guild), CISA(IS Auditing) [http://www.isaca.org/]
3) Dikeluarkan oleh vendor sebagai contoh MCSE (by Microsoft), CCNA (Cisco), CNE
(Netware), RHCE (Red Hat) etc. Biasanya skill yang dibutuhkan untuk memperoleh
sertifikat ini sangat spesifik dan sangat berorientasi pada suatu produk dari vendor
tersebut.
Sertifikasi yang berbasiskan vendor sangat bergantung pada produk vendor tersebut.
Juga dikenal sebagai salah satu strategi pemasaran pada suatu perusahaan (vendor). Dengan
mempromosikan sertifikasi tersebut, maka perusahaan tersebut dapat menjamin kepada
kustomer mereka bahwa tersedia cukup dukungan teknis (orang yang memiliki sertifikasi
produk tersebut). Pada kenyataannya pada pasar tenaga kerja, sertifikasi vendor ini sangat
populer. Karena banyak orang beranggapan bahwa dengan memiliki sertifikasi vendor ini
maka masa depan lapangan pekerjaan akan terjamin. Maka banyak bermunculan operator
menawarkat tentang sertifikat keahlian, justru menjadi bumerang dan akan menjadi masalah,
alasanya karena dengan memiliki sertifikat tertentu ada kekwatiran bagi keluaran perguruan
tinggi yang belum siap terjun keberbagai instansi atau perusahaan. Pemerintah juga perlu
mengeluarkan standarisasi sertifikasi. Dan tentunya di perlukan pengawasan yang ketat.

Aturan yang harus dikembang dalam sertifikasi semestinya :


1) Harus berdasarkan ujian dan cukup sulit dan memiliki beberapa tingkatan.
2) Pusat pelatihan harus disertifikasi sebelum dapat menawarkan suatu sertifikasi.
3) Sertifikasi tidak boleh bergantung pada suatu perusahaan atau suatu institusi. Tetapi
sertifikasi vendor sebaiknya juga diakui sebagai suatu komponen untuk memperoleh
sertikasi profesi.
4) Sertikasi harus mendorong terbentuknya industri lokal.

93
5) Sertifikasi harus memperkecil jurang antara universitas (education) dan industri.
Harus dikembangkan pemetaan antara sertifikasi akademik dan sertifikasi profesi.
Juga mengurangi jurang antara aktifitas riset dan industri.
6) Sertifikasi harus mendorong orang untuk memahami pengetahuan dasar yang
berhubungan dengan keahlian terapan pada profesi tersebut. Hal ini akan membantu
orang untuk memperbaiki pengetahuannya, sebab mereka tidak ahnya belajar dari
"keahlian tertentu" untuk suatu saat saja, tetapi mereka memiliki pengetahuan dasar
untuk memehami teknologi baru.
7) Sertifikasi tidak boleh mengabaikan kemajemukan orang. Sebagai contoh bahasa, dan
kebiasaan lokal. Sehingga untuk kompetensi dalam bidang komunikasi, kemampuan
berbahasa lokal perlu dipertimbangkan juga.

Secara garis besar sertifikasi IT adalah “sebuah bentuk penghargaan yang diberikan
kepada seorang individu yang dianggap memiliki keahlian dalam bidang IT tertentu /
spesifik”. Bentuk penghargaan ini berupa sertifikat khusus yang umumnya disertai dengan
titel tertentu. Jika pernah mendengar istilah semacam CCNA, MCTS, CEH, OCP, dlsb, itulah
contoh titel bagi seorang pemegang sertifikat IT. Sertifikat IT ini berlaku Internasional dan
dirilis / diterbitkan oleh vendor atau organisasi khusus yang tentunya sudah diakui secara
Internasional juga. Bidangnya sendiri beragam, mulai dari sistem operasi, aplikasi,
networking, programming, database, hingga IT management.

Apa pentingnya sertifikasi profesionalisme dibidang IT :

1. Bahwa untuk menuju pada level yang diharapkan, pekerjaan di bidang TI membutuhkan
expertise.
2. Bahwa profesi dibidang TI, dapat dikatidakan merupakan profesi menjual jasa dan bisnis
jasa bersifat kepercayaan.
Kelemahan pelaksanaan sertifikasi diantaranya
a) Biaya Mahal
b) Kemampuan yang kurang memadai
Manfaat adanya sertifikasi profesional :
a) Ikut berperan dalam menciptidakan lingkungan kerja yang lebih profesional
b) Pengakuan resmi pemerintah tentang tingkat keahlian individu terhadap sebuah profesi
c) Pengakuan dari organisasi profesi sejenis, baik tingkat regional maupun internasional
d) Membuka akses lapangan pekerjaan secara nasional, regional maupun internasional
94
e) Memperoleh peningkatan karier dan pendapatan sesuai perimbangan dengan pedoman
skala yang diberlakukan
Contoh institusi yang menyelenggarakan sertifikasi yang berorientasi pada pekerjaan, antara
lain :
1. Institute for Certification of Computing Professionals (ICCP)
Merupakan badan sertifikasi profesi teknologi informasi di Amerika. ICCP melakukan
pengujian terhadap 19 bidang minat, diantaranya adalah bussiness information system,
office information system, internet, system development, dan software engineer. Beberapa
contoh sertifikasi dari ICCP adalah :
 CDP (Certified Data Processor) merupakan sertifikasi untuk para profesional yang
memiliki orientasi pekerjaan bidang pemrosesan data.
 CCP (Certified Computer Programmer) merupakan sertifikasi untuk para profesional
yang bekerja sebagai programer.
 CSP (Certified Systems Professional) merupakan sertifikasi untuk para profesional
yang bekerja pada bidang analis desain dan pengembangan komputer berbasis
komputer.
2. Institute for Certification of Computing Professionals (CompTIA)
Merupakan Asosiasi industri teknologi komputer yang beranggotidakan antara lain:
Microsoft, Intel, IBM, Novell, Linux, HP, dan CISCO. Asosiasi ini memberikan sertifikasi
di berbagai bidang, misalnya network support, dan computer technical. Adapun beberapa
sertifikasi yang diberikan adalah :
 A+ (Entry Level Computer Service) merupakan sertifikasi untuk profesional yang
memiliki orientasi pekerjaan di bidang teknisi komputer.
 Network+ (Network Support and Administration) merupakan sertifikasi untuk para
profesional yang memiliki orientasi pekerjaan bidang jaringan komputer.
 Security+ (Computer and Information Security) merupakan sertifikasi untuk para
profesional yang memiliki orientasi pekerjaan di bidang keamanan komputer.
 HTI+ (Home Technology Installation) merupakan sertifikasi untuk para profesional
yang memiliki orientasi pekerjaan di bidang instalasi sampai pada pemeliharaan dan
teknisi home technology.
 IT Project+ (IT Project Managemant) merupakan sertifikasi untuk para profesional
yang memiliki orientasi pekerjaan dalam manajemen proyek di bidang teknologi
informasi.

95
Contoh lain tentang sertifikasi

1. Sertifikasi Nasional :
Terdapat dua jenis Sertifikat yang diterbitkan oleh LSP Telematika, yaitu Certificate of
Competence dan Certificate of Attainment.

1) Certificate of Competence

Sertifikasi ini berdasarkan level kualifikasi dan jenjang jabatan sesuai dengan yang
ditetapkan oleh Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Certificate of
Competence (Sertifikat Kompetensi) merupakan bukti pengakuan atas kompetensi
seseorang setelah melakukan uji kompetensi dari suatu bidang keahlian kerja.

2) Certificate of Attainment

Sertifkasi ini atas unit kompetensi yang jenjang jabatannya berdasarkan kebutuhan pasar.
Kedua jenis sertifikat tersebut diatas disusun berdasarkan SKKNI.

2. Sertifikasi Internasional :
Contoh sertifikasi internasional adalah sebagai berikut :
Sertifikasi yang dalam bidang database yang dikeluarkan oleh Oracle

1) Oracle Developer,
2) Oracle Administrator,
3) Oracle Web server administrator.

Sertifikasi yang dalam bidang database yang dikeluarkan oleh CISCO

1) Cisco Certified Network Associate (CCNA),


2) Cisco Certified Network Professional (CCNP),
3) Cisco Certified Internetworking Expert.(CCIE).

96
Sertifikasi software dan database development
Java
Sun menawarkan tiga jenjang sertifikasi bagi programmer Java. Dari tingkat dasar ke
advanced jenjang tersebut adalah: Sun Certified Programmer, Sun Certified Developer, dan
Sun Certified Architect.

1) Sun Certified Programmer adalah sertifikasi paling dasar dari Sun untuk programmer
Java. Untuk dapat menjadi seorang Certified Java Programmer, Anda harus lulus
ujian Sun Certified Programmer for the Java 2 Platform 1.4 yang biayanya US$ 150.
2) Sun Certified Developer adalah anak tangga selanjutnya dari sertifikasi Sun. Untuk
sertifikasi SCJD selain harus sudah memiliki sertifikat SCJP, Anda harus
menyelesaikan tugas pemrograman yang dirancang untuk menguji aplikasi
keterampilan Java Anda dalam menghadapi persoalan dunia nyata . Untuk ujian tugas
pemrograman ini Anda harus membayar biaya US$ 250. Aplikasi yag Anda buat akan
dinilai berdasarkan maintainability, penggunaan design pattern yang tepat, kejelasan
kode, dan kesesuaian dengan code convention.
3) Setelah tugas pemrograman, Anda masih harus mengikuti ujian esai dengan biaya
US$ 150, yang terdiri dari 5 sampai 10 soal esai, menanyakan berbagai hal tentang
tugas pemrograman yang Anda selesaikan.
4) Sun Certified Enterprise Architect for J2EE adalah sertifikasi premium dari Sun. ,
sertifikasi ini sangat berfokus pada enterprise. Ini berarti pemegang sertifikasi ini
dapat menangani pengembangan aplikasi berskala besar dengan tingkat availability
yang tinggi. Untuk mendapatkannya, seseorang harus memiliki kedua sertifikat SCJP
dan SCJD, lulus sebuah ujian pilihan untuk menguji pengetahuan seputar Java.
Apabila lulus ujian pertama dilanjutkan menyelesaikan sebuah tugas pemrograman
seperti pada saat pengambilan SCJD, dan diakhiri dengan sebuah ujian esai.

Microsoft.Net
Untuk para developer ada dua jenis sertifikat yang ditawarkan oleh Microsoft sebagai
pengakuan atas keahlian dalam pengetahuan dan keterampilan Microsoft .Net : Microsoft
Certification Application Developer (MCAD) dan Microsoft Certified Solution Developer
(MCSD).

 Sertifikasi MCAD dibuat oleh Microsoft sebagai respon terhadap kebutuhan industri
akan sebuah sertifikasi yang memungkinkan mereka untuk menunjukkan
97
keterampilan yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan, memaintain, dan
mendeploy aplikasi Web atau desktop berbasis Windows dengan skala kecil sampai
menengah.

Untuk mendapatkan sertifikasi MCAD kandidat harus terlebih dahulu lulus dua ujian inti dan
satu ujian pilihan dalam suatu area spesialisasi.

 Microsoft Certified System Developer (MCSD). Sertifikat MCSD merupakan salah


satu sertifikat TI dengan reputasi yang dikenal baik di kalangan industri. Untuk
mendapatkan sertifikasi MCSD untuk Microsoft .Net seorang kandidat harus lulus
dalam empat ujian inti dan satu ujian pilihan.

Oracle
Oracle saat ini menawarkan tiga jenis sertifikasi Oracle. Seperti developer, administrator,
atau Web server administrator.

1) Oracle Certified DBA adalah sertifikasi yang menguji penguasaan teknologi dan
solusi Oracle dalam menjalankan peran sebagai administrator database. Pada jalur
sertifikasi ini terdapat tiga jenjang sertifikasi berikut:
 Oracle Certified DBA Associate, dengan sertifikasi pada jenjang ini sesorang
dianggap memiliki pengetahuan dasar yang memungkinkan mereka bekerja
sebagai anggota yunior dalam sebuah tim yang terdiri dari administrator
database atau pengembang aplikasi.
 Oracle Certified DBA Professional, sertifikasi ini ditujukan bagi pemegang
sertifikasi jenjang Associate yang ingin meningkatkan penguasaan teknologi
Oracle dalam administrasi database. Pada jenjang ini kandidat akan mengikuti
ujian yang meliputi teknik-teknik lanjut dari administrasi database dan juga
teknik-teknik dalam melakukan performance tuning.
 Oracle Certified DBA Master, merupakan jenjang tertinggi dalam jalur
sertifikasi DBA. Seorang OCM adalah seorang DBA profesional yang sudah
teruji dalam menangani aplikasi dan sistem database yang memiliki karakter
mission critical.
2) Oracle Certified Developer. Jalur Sertifikasi ini ditujukan bagi mereka yang ingin
mendapatkan pengakuan akan penguasaan pegetahuan dan keterampilan penggunaan
teknologi Oracle seperti PL/SQL dan Oracle Forms dalam mengembangkan berbagai

98
aplikasi dan solusi. Pada jalur sertifikasi Developer terdapat beberapa jenjang
sertifikasi berikut :
a. Oracle9i PL/SQl Developer Certified Associate, profesional dengan sertifikasi
jenjang ini memiliki pengetahuan dasar yang memungkinkan peran fungsional
sebagai pengembang aplikasi Oracle9i.
b. Oracle9iForms Developer Certified Professional, untuk memiliki sertifikasi ini
kandidat harus sudah memiliki sertifikasi jenjang OCA. Pemegang OCA yang
ingin mendapatkan sertifikasi OCP harus mengikuti satu ujian yang meliputi
materi pengembangan aplikasi Internet menggunakan Oracle9iForms.
3) Oracle9iAS Web Administrator. Seiring meningkatnya kebutuhan akan profesional
dalam bidang administrasi Web, Oracle membuka sebuah jalur sertifikasi bagi mereka
yang menginginkan pengetahuan dan keterampilan sebagai Web Administrator untuk
Oracle9i Application Server.

Sertifikasi administration dan maintenance

Institusi yang mengeluarkan sertifikasi di bidang administration dan maintenance


serta management dan audit
Sertifikasi profesional pada dasarnya memiliki 3 model , yaitu :
a) Dikembangkan oleh Profesional Society, sebagai contoh British Computer Society
(BCS), Australian Computer Soicety (ACS), South East Asian Regional Computer
Confederation (SEARCC) etc
b) Dikeluarkan oleh Komunitas suatu profesi, sebagai contoh Linux Profesional, SAGE
(System Administration Guild), CISA(IS Auditing) [http://www.isaca.org/]
c) Dikeluarkan oleh vendor sebagai contoh MCSE (by Microsoft), CCNA (Cisco), CNE
(Netware), RHCE (Red Hat) etc. Biasanya skill yang dibutuhkan untuk memperoleh
sertifikat ini sangat spesifik dan sangat berorientasi pada suatu produk dari vendor
tersebut.

Institusi/perusahaan biasanya mensyaratkan adanya dokumen resmi pengakuan keahlian


berupa sertifikasi yang dikeluarkan oleh lembaga resmi yang dapat meyakinkan bahwa
network administrator tersebut memiliki kemampuan yang sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan oleh lembaga resmi sertifikasi.

99
Bidang Maintenance
Tiga windu Dirgantara Indonesia telah menunjukan kiprahnya dalam penguasaan
teknologi dan industri kedirgantaraan. Penguasaan teknologi yang diterapkan dalam bidang
desaign, manufacturing, quqlity assurance, product support, maintenance dan overhaul telah
mendapat pengakuan dari otoritas nasional maupun internasional.
a) Dalam bidang engineering: sertifikasi JAA (otoritas Eropa) untuk CN – 235-110,
DGAC (otoritas sipil – RI), IMAA (otoritas militer – RI).
b) Dalam bidang quality assurance: sertifikasi dari GD – AS,BAe – Inggris, Lockheed –
AS, Boeing – AS.
c) Dalam bidang product support and Maintenance – overhaul – repair : untuk Aircraft
service sertifikasi dari DGAC – RI,Hamkam dan Oman untuk turbin dan propulasi
sertifikasi dari DGAC – RI, FAA – AS, Hamkam, Malaysia, Engine Manufacturers -
AS – Kanada – Inggris – Prancis, ISO – 9002 serta DGAC – RI untuk Maintenance
Organization.

Bidang Administration
Cisco Certified Network Associate (CCNA) merupakan salah bentuk sertifikasi
network administrator,sertifikasi ini dikeluarkan oleh Cisco dan merupakan sertifikasi tingkat
pertama dalam jajaran sertifikasi Cisco. Cisco sendiri merupakan vendor peralatan jaringan
komputer terkemuka yang produknya banyak sekali dipakai oleh perusahaan-perusahaan.
Cisco memiliki tiga jenjang sertifikasi, yaitu Associate, Professional, dan Expert.

Jenjang sertifikasi Cisco secara umum meliputi :


1) Cisco Certified Network Associate (CCNA),
2) Cisco Certified Network Professional (CCNP),
3) Cisco Certified Internetworking Expert.(CCIE).
4) Selain tiga jenjang umum tersebut, Cisco juga memiliki jalur spesialisasi, seperti
network design, security, dan business networking. Beberapa jenis sertifikasi untuk
jalur spesialisasi ini di antaranya:
5) Cisco Certified Designing Associate (CCDA),
6) Cisco Certified Designing Professional (CCDP),
7) Cisco Security Specialist 1 (CSS1), dan lain sebagainya.

100
Sertifikasi management dan audit

Internal Auditor merupakan profesi yang relative baru dalam dunia bisnis. Kebutuhan
internal auditor di Indonesia mulai dirasakan setelah keluarnya Position Paper #1/2003 yang
disampaikan kepada Gubernur Bank Indonesia, Menteri BUMN dan Ketua Bapepam
mengenai penting dan strategisnya peran internal auditor dalam upaya mentransformasi good
corporate governance principles dari tataran ideal ke dalam bentuk yang lebih konkret, yaitu
tataran implementasi. Kebutuhan dunia bisnis akan internal auditor yang kompeten terus
meningkat dan belum diimbangi oleh jumlah sumber daya kompeten secara memadai.
Berdasarkan fenomena kelangkaan sumber daya internal auditor yang kompeten di
atas, Fakultas Ekonomi Widya Mandala Surabaya sebagai institusi pendidikan yang sejak
dahulu mengedepankan kualitas, menyelenggarakan Short Course Program Sertifikasi
Qualified Internal Auditor. Program ini merupakan hasil kerjasama dengan Yayasan
Pendidikan Internal Auditor (YPIA)
Program ini adalah satu-satunya program pendidikan sertifikasi Qualified Internal
Auditor di Jawa Timur yang diakui oleh Organisasi Profesi Internal Auditor – satu-satunya
organisasi yang berhak memberikan gelar QIA (Qualified Internal Auditor)

Qualified Internal Auditor (QIA)


Penyandang gelar QIA adalah internal auditor yang diakui memiliki pengetahuan dan
ketrampilan sejajar dengan auditor kelas dunia.Gelar QIA diberikan oleh Dewan Sertifikasi
Qualified Internal Auditor (DSQIA) setelah melalui pelatihan dan ujian sertifikasi QIA.

Sertifikasi Berorientasi Produk


1. Sertifikasi Microsoft
Jenis-jenis Sertifikasi Microsoft :
a. Microsoft Certified Desktop Support Technicians ( MCDSTs )
b. Microsoft Certified Systems Administrator ( MCSAs )
c. Microsoft Certified Systems Engineer ( MCSes )
d. Microsoft Certified Database Administrator ( MCDBAs )
e. Microsoft Certified Trainers ( MCTs )
f. Microsoft Certified Application Developers ( MCADs )
g. Microsoft Certified Solution Developers ( MCSDs )
h. Microsoft Office Specialists ( Office Specialist )

101
2. Sertifikasi Oracle
Jenis-jenis Sertifikasi Oracle :
a. Oracle Certified Associate ( OCA )
b. Oracle Certified Professional ( OCP )
c. Oracle Certified Master ( OCM )

Gambar 1. Contoh certificate


3. Sertifikasi CISCO
Jenis-jenis Sertifikasi CISCO :
a. Cisco Certified Networking Associate ( CCNA )
b. Cisco Certified Networking Professional ( CCNP )
c. Cisco Certified Internetworking Expert ( CCIA )

Gambar 2. Certificate yang di keluarkan CISCO

4. Sertifikasi Novell
a) Jenis-jenis Sertifikasi Novell :
1) Novell Certified Linux Professional ( Novell CLP )
2) Novell Certified Linux Enginer ( Novell CLE )
3) Suse Certified Linux Professional ( Suse CLP )
4) Master Certified Novell Engineer ( MCNE )
b) Sertifikasi Berorientasi Profesi
1) Institute for Certification of Computing Professionals
a. Certified Data Processor ( CDP )
b. Certified Computer Programmer ( CCP )
102
c. Certified Systems Professional ( CSP )
2). Institute for Certification of Computing Professionals
a. Entry Level Computer Serivce
b. Network Support and Administration
c. Computer and Information Security
d. Home Technology Installation
e. IT Project Management

Setiap pelaku usaha yang menyelenggarakan Transaksi Elektronik dapat disertifikasi


oleh Lembaga Sertifikasi Keandalan. Ketentuan mengenai pembentukan Lembaga Sertifikasi
Keandalan diatur dengan Peraturan Pemerintah.Dalam perkembangan elektronik, banyak
orang yang meragukan hal dengan pemberlakuan Tanda Tangan Elektronik. Tanda Tangan
Elektronik memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum yang sah selama memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1) data pembuatan Tanda Tangan Elektronik terkait hanya kepada Penanda Tangan;
2) data pembuatan Tanda Tangan Elektronik pada saat proses penandatanganan elektronik
hanya berada dalam kuasa Penanda Tangan;
3) segala perubahan terhadap Tanda Tangan Elektronik yang terjadi setelah waktu
penandatanganan dapat diketahui;
4) segala perubahan terhadap Informasi Elektronik yang terkait dengan Tanda Tangan
Elektronik tersebut setelah waktu penandatanganan dapat diketahui;
5) terdapat cara tertentu yang dipakai untuk mengidentifikasi siapa Penandatangannya; dan
6) terdapat cara tertentu untuk menunjukkan bahwa Penanda Tangan telah memberikan
persetujuan terhadap Informasi Elektronik yang terkait.

Setiap Orang yang terlibat dalam Tanda Tangan Elektronik berkewajiban memberikan
pengamanan atas Tanda Tangan Elektronik yang digunakannya.Pertanyaanya bagaimana
Pengamanan Tanda Tangan Elektronik.
Pengamanan Tanda Tangan Elektronik sekurang-kurangnya meliputi:
a) sistem tidak dapat diakses oleh Orang lain yang tidak berhak;
b) Penanda Tangan harus menerapkan prinsip kehatihatian untuk menghindari penggunaan
secara tidak sah terhadap data terkait pembuatan Tanda Tangan Elektronik;
c) Penanda Tangan harus tanpa menunda-nunda,menggunakan cara yang dianjurkan oleh
penyelenggara Tanda Tangan Elektronik ataupun cara lain yang layak dan sepatutnya
103
harus segera memberitahukan kepada seseorang yang oleh Penanda Tangan dianggap
memercayai Tanda Tangan Elektronik atau kepada pihak pendukung layanan Tanda
Tangan Elektronik jika.
Penanda Tangan mengetahui bahwa data pembuatan Tanda Tangan Elektronik telah
dibobol; atau keadaan yang diketahui oleh Penanda Tangan dapat menimbulkan risiko
yang berarti, kemungkinan akibat bobolnya data pembuatan Tanda Tangan Elektronik;
dandalam hal Sertifikat Elektronik digunakan untuk mendukung Tanda Tangan
Elektronik, Penanda Tangan harus memastikan kebenaran dan keutuhan semua informasi
yang terkait dengan Sertifikat Elektronik tersebut. Setiap Orang yang melakukan
pelanggaran ketentuan harus bertanggung jawab atas segala kerugian dan konsekuensi
hukum yang timbul.

Penyelenggaraan Sertifikasi Elektronik


Sesuai mdengan Pasal 13sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (“UU ITE”) disebutkan:
(1) Setiap Orang berhak menggunakan jasa Penyelenggara Sertifikasi Elektronik untuk
pembuatan Tanda Tangan Elektronik.
(2) Penyelenggara Sertifikasi Elektronik harus memastikan keterkaitan suatu Tanda Tangan
Elektronik dengan pemiliknya.
(3) Penyelenggara Sertifikasi Elektronik terdiri atas:
a. Penyelenggara Sertifikasi Elektronik Indonesia; dan
b. Penyelenggara Sertifikasi Elektronik asing.
(4) Penyelenggara Sertifikasi Elektronik Indonesia berbadan hukum Indonesia dan
berdomisili di Indonesia.
(5) Penyelenggara Sertifikasi Elektronik asing yang beroperasi di Indonesia harus terdaftar di
Indonesia.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai Penyelenggara Sertifikasi Elektronik diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

Penyelenggara Sertifikasi Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1)


sampai dengan ayat (5) harus menyediakan informasi yang akurat, jelas, dan pasti kepada
setiap pengguna jasa, yang meliputi:
a. metode yang digunakan untuk mengidentifikasi Penanda Tangan;

104
b. hal yang dapat digunakan untuk mengetahui data diri pembuat Tanda Tangan Elektronik;
dan
c. hal yang dapat digunakan untuk menunjukkan keberlakuan dan keamanan Tanda Tangan
Elektronik.

Penyelenggaraan system elektronik


Setiap Penyelenggara Sistem Elektronik harus menyelenggarakan Sistem Elektronik
secara andal dan aman serta bertanggung jawab terhadap beroperasinya Sistem Elektronik
sebagaimana mestinya.Penyelenggara Sistem Elektronik bertanggung jawab terhadap
Penyelenggaraan Sistem Elektroniknya. Ketentuan tidak berlaku dalam hal dapat dibuktikan
terjadinya keadaan memaksa, kesalahan, atau kelalaian pihak pengguna Sistem Elektronik.
Setiap Penyelenggara Sistem Elektronik wajib mengoperasikan Sistem Elektronik
yang memenuhi persyaratan minimum sebagai berikut:
a. dapat menampilkan kembali Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik secara
utuh sesuai dengan masa retensi yang ditetapkan dengan Peraturan Perundang-undangan;
b. dapat melindungi ketersediaan, keutuhan, keotentikan, kerahasiaan, dan keteraksesan
Informasi Elektronik dalam Penyelenggaraan Sistem Elektronik tersebut;
c. dapat beroperasi sesuai dengan prosedur atau petunjuk dalam Penyelenggaraan Sistem
Elektronik tersebut;
d. dilengkapi dengan prosedur atau petunjuk yang diumumkan dengan bahasa, informasi, atau
symbol yang dapat dipahami oleh pihak yang bersangkutan dengan Penyelenggaraan
Sistem Elektronik tersebut; dan
e. memiliki mekanisme yang berkelanjutan untuk menjaga kebaruan, kejelasan, dan
kebertanggungjawaban prosedur atau petunjuk.

Teknologi dan hukum merupakan dua unsur yang saling mempengaruhi dan keduanya
juga mempengaruhi masyarakat. Pada dasarnya, teknologi diciptidakan untuk memenuhi
suatu kebutuhan tertentu manusia. Di lain pihak, hukum merupakan batasan bagi masyarakat
dalam bertingkah laku dan terhadap pelanggarannya dikenakan sanksi yang memaksa oleh
negara. Hukum diperlukan untuk menciptidakan ketertiban dalam masyarakat dan
memberikan keadilan. Ketertiban dan keadilan dicapai dengan menjaga kepentingan tertentu,
baik individu maupun masyarakat. Di dalam masyarakat terjadi dinamika dan di dalam
masyarakat pula muncul kejahatan. Teknologi dan masyarakat bersifat dinamis karena terus

105
berkembang, demikian juga kejahatan. Hukum harus merespon perkembangan teknologi dan
kejahatan berbasis teknologi.

UU ITE dan PP PSTE mendefinisikan Sistem Elektronik sebagai berikut.


“Serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan,
mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan,
mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik”.

PP PSTE mengkonstruksikan bahwa ruang lingkup Sistem Elektronik mencakup:


1) perangkat keras
2) perangkat lunak
3) tata kelola
4) pengamanan
5) tenaga ahli
Baik Penyelenggara Sistem Elektronik untuk digunakan sendiri (non pelayanan publik) dan
untuk pelayanan publik harus menyelenggarakan Sistem Elektronik dengan andal, aman,
serta beroperasi sebagaimana mestinya dan bertanggung jawab terhadap beroperasinya
Sistem Elektronik yang diselenggarakannya. Dalam PP PSTE diberikan pedoman mengenai
standar minimal penyelenggaraan untuk kedua jenis Penyelenggara Sistem Elektronik
tersebut.
Standar penyelenggaraan sistem elektronik mencakup:
a. perangkat keras
b. perangkat lunak
c. tenaga ahli
d. tata kelola
e. pengamanan
f. kelaikan sistem elektronik

Ruang lingkup ketentuan dari


a. Perangkat keras, antara lain:
1) memenuhi aspek interkonektivitas dan kompatibilitas dengan sistem yang
digunakan;
2) memperoleh sertifikat kelaikan dari Menteri;

106
3) mempunyai layanan dukungan teknis, pemeliharaan, dan purnajual dari penjual
atau penyedia;
4) memiliki referensi pendukung dari pengguna lainnya bahwa Perangkat Keras
tersebut berfungsi sesuai dengan spesifikasinya;
5) memiliki jaminan ketersediaan suku cadang paling sedikit 3 (tiga) tahun;
6) memiliki jaminan kejelasan tentang kondisi kebaruan; dan
7) memiliki jaminan bebas dari cacat produk.
b. Perangkat lunak, antara lain:
terjamin keamanan dan keandalan operasi sebagaimana mestinya;
c. Tenaga ahli, antara lain:
1) memiliki kompetensi di bidang Sistem Elektronik atau Teknologi Informasi
2) memiliki sertifikat keahlian.
d. Tata kelola, antara lain;
1) tersedianya perjanjian tingkat layanan;
2) tersedianya perjanjian keamanan informasi terhadap jasa layanan Teknologi
Informasi yang digunakan;
3) keamanan informasi dan sarana komunikasi internal yang diselenggarakan
4) menerapkan manajemen risiko terhadap kerusakan atau kerugian yang ditimbulkan
5) memiliki kebijakan tata kelola, prosedur kerja pengoperasian, dan mekanisme audit
yang dilakukan berkala terhadap Sistem Elektronik
6) menjaga rahasia, keutuhan, dan ketersediaan Data Pribadi yang dikelolanya;
7) menjamin bahwa perolehan, penggunaan, dan pemanfaatan Data Pribadi
berdasarkan persetujuan pemilik Data Pribadi, kecuali ditentukan lain oleh
peraturan perundang-undangan;
8) menjamin penggunaan atau pengungkapan data dilakukan berdasarkan persetujuan
dari pemilik Data Pribadi tersebut dan sesuai dengan tujuan yang disampaikan
kepada pemilik Data Pribadi pada saat perolehan data;
9) tersedianya prosedur atau petunjuk dalam Penyelenggaraan Sistem Elektronik yang
didokumentasikan dan/atau diumumkan dengan bahasa, informasi, atau simbol
yang dimengerti oleh pihak yang terkait dengan Penyelenggaraan Sistem
Elektronik tersebut

107
e. Pengamanan, antara lain:
1) menyediakan rekam jejak audit terhadap seluruh kegiatan Penyelenggaraan Sistem
Elektronik
2) melakukan pengamanan terhadap komponen Sistem Elektronik.
3) memiliki dan menjalankan prosedur dan sarana untuk pengamanan Sistem
Elektronik dalam menghindari gangguan, kegagalan, dan kerugian
4) menjaga kerahasiaan, keutuhan, keautentikan, keteraksesan, ketersediaan, dan
dapat ditelusurinya suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
5) edukasi kepada Pengguna Sistem Elektronik

Transaksi Elektronik
Penyelenggaraan Transaksi Elektronik dapat dilakukan dalam lingkup publik ataupun
privat. Para pihak yang melakukan Transaksi Elektronik wajib beriktikad baik dalam
melakukan interaksi atau pertukaran Informasi Elektronik dan Dokumen Elektronik selama
transaksi berlangsung. Dimana Transaksi Elektronik yang dituangkan ke dalam Kontrak
Elektronik mengikat para pihak. Para pihak memiliki kewenangan untuk memilih hukum
yang berlaku bagi Transaksi Elektronik internasional yang dibuatnya.
Jika para pihak tidak melakukan pilihan hukum dalamTransaksi Elektronik
internasional, hukum yang berlaku didasarkan pada asas Hukum Perdata Internasional.
Para pihak memiliki kewenangan untuk menetapkan forum pengadilan, arbitrase, atau
lembaga penyelesaian sengketa alternatif lainnya yang berwenang menangani sengketa yang
mungkin timbul dari Transaksi Elektronik internasional yang dibuatnya.
Jika para pihak tidak melakukan pilihan forum penetapan kewenangan pengadilan,
arbitrase, atau lembaga penyelesaian sengketa alternatif lainnya yang berwenang menangani
sengketa yang mungkin timbul dari transaksi tersebut, didasarkan pada asas Hukum Perdata
Internasional.Para pihak yang melakukan Transaksi Elektronik harus menggunakan Sistem
Elektronik yang disepakati.
Kapan Transaksi Elektronik terjadi? Transaksi Elektronik pada saat penawaran
transaksi yang dikirim Pengirim telah diterima dan disetujui Penerima. Persetujuan atas
penawaran Transaksi Elektronik harus dilakukan dengan pernyataan penerimaan secara
elektronik.

Privasi yang berlaku di lingkungan Akademik juga berlaku untuk bahan-bahan


elektronik. Standar yang sama tentang kebebasan intelektual dan akademik yang
108
diberlakukan bagi sivitas akademika dalam penggunaan media konvensional (berbasis
cetidak) juga berlaku terhadap publikasi dalam bentuk media elektronik. Contoh bahan-bahan
elektronik dan media penerbitan tersebut termasuk, tetapi tidak terbatas pada, halaman Web
(World Wide Web), surat elektronik (e-mail), mailing lists.
Kegunaan semua fasilitas yang tersedia sangat tergantung pada integritas
penggunanya. Semua fasilitas tersebut tidak boleh digunakan dengan cara-cara apapun yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia atau yang
bertentangan dengan lisensi, kontrak, atau peraturan-peraturan. Setiap individu bertanggung
jawab sendiri atas segala tindakannya dan segala kegiatan yang dilakukannya, termasuk
penggunaan akun (account) yang menjadi tanggung jawabnya.
Informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi pengembangan pribadi dan
lingkungan sosialnya serta merupakan bagian penting bagi ketahanan nasional.
begitu pentingnya hak memperoleh informasi, untuk itu memperoleh informasi merupakan
hak asasi manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara
demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan
negara yang baik.
Untuk itu keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan
pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara dan Badan Publik lainnya dan segala
sesuatu yang berakibat pada kepentingan publik. Bahwa pengelolaan informasi publik
merupakan salahsatu upaya untuk mengembangkan masyarakat informasi.
Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan,dan tanda-tanda yang mengandung
nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar,
dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun nonelektronik.
Jika di definisikan tentang Informasi Publik adalah informasi yang
dihasilkan,disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima olehsuatu badan publik yang
berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara atau penyelenggara dan
penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang ini serta
informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik.

Pasal 2
(1) Setiap Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh
setiap Pengguna Informasi Publik.
(2) Informasi Publik yang dikecualikan bersifat ketat dan terbatas.

109
(3) Setiap Informasi Publik harus dapat diperoleh setiap Pemohon
Informasi Publik dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan,
dan cara sederhana.

Kewajiban Pengguna Informasi Publik


Pasal 5
(1) Pengguna Informasi Publik wajib menggunakan Informasi
Publik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pengguna Informasi Publik wajib mencantum kansumber dari
mana ia memperoleh Informasi Publik,baik yang digunakan
untuk kepentingan sendiri maupun untuk keperluan publikasi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Undang-Undang Negara Republik Indonesia mengartikan bahwa sejumlah kegiatan tertentu


yang berkaitan dengan teknologi informasi dapat digolongkan sebagai tindakan pengabaian,
pelanggaran perdata, atau pelanggaran pidana. Sivitas akademika dan karyawan harus
menyadari bahwa tindakan kriminal dapat dikenakan kepada mereka apabila melanggar
ketentuan ini.
Contoh tindakan pelanggaran tersebut adalah, tetapi tidak hanya terbatas pada, hal-hal
sebagai berikut:
1. Menggunakan sumber daya teknologi informasi tanpa izin;
2. Memberitahu seseorang tentang password pribadi yang merupakan akun yang tidak dapat
dipindahkan-tangankan;
3. Melakukan akses atau upaya mengakses berkas elektronik, disk, atau perangkat jaringan
selain milik sendiri tanpa izin yang sah;
4. Melakukan interferensi terhadap sistem teknologi informasi atau kegunaan lainnya dan
sistem tersebut, termasuk mengkonsumsi sumber daya dalam jumlah yang sangat besar
termasuk ruang penyimpanan data (disk storage), waktu pemrosesan, kapasitas jaringan,
dan lain-lain, atau secara sengaja menyebabkan terjadinya crash pada sistem komputer
melalui bom mail, spam, merusak disk drive pada sebuah komputer PC milik
Universitas, dan lain-lain);
5. Menggunakan sumber daya Universitas sebagai sarana (lahan) untuk melakukan crack
(hack, break into) ke sistem lain secara tidak sah;
6. Mengirim pesan (message) yang mengandung ancaman atau bahan lainnya yang
termasuk kategori penghinaan;

110
7. Pencurian, termasuk melakukan duplikasi yang tidak sah (illegal) terhadap bahan-bahan
yang memiliki hak-cipta, atau penggandaan, penggunaan, atau pemilikan salinan (copy)
perangkat lunak atau data secara tidak sah;
8. Merusak berkas, jaringan, perangkat lunak atau peralatan;
9. Mengelabui identitas seseorang (forgery), plagiarisme, dan pelanggaran terhadap hak
cipta, paten, atau peraturan peraturan perundang-undangan tentang rahasia perusahaan;
10. Membuat dengan sengaja, mendistribusikan, atau menggunakan perangkat lunak yang
dirancang untuk maksud kejahatan untuk merusak atau menghancurkan data dan/atau
pelayanan komputer (virus, worms, mail bombs, dan lain-lain).

Dilema yang dihadapi oleh hukum tradisional dalam menghadapi fenomena-fenomena


cyberspace ini merupakan alasan utama perlunya membentuk satu regulasi yang cukup
akomodatif terhadap fenomena-fenomena baru yang muncul akibat pemanfaatan internet.
Aturan hukum yang akan dibentuk itu harus diarahkan untuk memenuhi kebutuhan hukum
(the legal needs) para pihak yang terlibat di dalam transaksi-transaksi lewat internet. Maka
keterlibatan akademisi dalam meruskan kajian akademik soal hukum sangat di perlukan.
Biasanya dalan draf peraturan perundang-undangan baik yang di ajukan oleh pemerintah
(Eksekutive) maupun legislative harus melalui kajian akademik dan kemudian di
sosialisasikan ke masyarakat.
Hukum harus diakui bahwa yang ada di Indonesia sering kali belum dapat
menjangkau penyelesaian kasus kejahatan computer. Untuk itu diperlukan aparat penegak
hukum yang memiliki wawasan dan cara pandang yang luas mengenai cakupan teknologi
yang melatar belakangi kasus tersebut. Sementara hukum di Indonesia itu masih memiliki
kemampuan yang terbatas didalam penguasaan terhadap teknologi informasi. Sumberdaya
aparatur pemerintah harus memiliki kemapuan kompetensi di bidang teknologi infomatika
yang terkait dengan kejahatan teknologi informasi.Contoh seorang polisi harus mengetahui
pengetahuan teknologi informasi jika melakukan pemeriksaan terhadap tindak pelaku
kejahatan terhadap cyber crime. Bagaimana mungkin menangani tindak kejahatan terhadap
cyber crime jika tidak memiliki kompetensi terhadap hal tersebut. Jistru akan menimbulkan
masalah baru di lingkungan penegakan hokum.

111
Bahan diskusi

1. Sebutkan beberapa alasan pentingnya sertifikasi profesionalisme dibidang IT.


2. Sebutkan beberapa Kelemahan pelaksanaan sertifikasi diantaranya.
3. Setiap Orang yang terlibat dalam Tanda Tangan Elektronik berkewajiban
memberikan pengamanan atas Tanda Tangan Elektronik yang digunakannya.
Pertanyaanya bagaimana Pengamanan Tanda Tangan Elektronik yang dimaksut
sebutkan.
4. Kapan Transaksi Elektronik terjadi? Jelaskan
5. Apa yang di maksud tentang Informasi Publik, definisikan beri contoh.

112
Standar Kompetensi:
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mengerti masalah lisensi
terhadap Hak Cipta

Kompetensi Dasar:
Mahasiswa memahami pengertian, penggunaan Lisensi dan Fungsi Hak Cipta.

113
BAB V
LISENSI, PERLINDUNGAN HAKCIPTA DAN MASA BERLAKU HAK CIPTA

Perkembangan dari dunia program komputer mengalami perkembangan yang sangat cepat
sejak pertama kali program komputer dikembangkan. Perkembangan tersebut di khawatirkan
akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi programmer, misalnya dalam hal
pelanggaran hak cipta program komputer. Permasalahannya adalah bagaimana perlindungan
hukum terhadap program komputer di Indonesia, tindakan apa saja yang biasa dilakukan
dalam pelanggaran hak cipta program komputer, serta upaya hukum apa yang dapat
dilakukan atas pelanggaran hak cipta tersebut.

dimana program komputer merupakan salah satu hasil karya cipta yang dilindungi oleh UU
Hak Cipta, karena program komputer terdiri dari source code dan object code. Source code
dan Object code inilah yang disebut sebagai kreatifitas karena berisikan kode-kode, instruksi-
instruksi berupa tulisan (Literary Works), sehingga terlihat ekspresi dari pembuat program.
Bentuk pelanggaran hak cipta program komputer yang sering terjadi adalah pemuatan ke
Harddisk, Softlifting, Pemalsuan, dan Downloading Illegal, pelanggaran tersebut dapat juga
terjadi apabila terdapat kesamaan source code.

UU Hak Cipta memberikan perlindungan yang bersifat kualitatif yaitu lebih menekankan
seberapa pentingkah bagian dari Source Code yang ditiru, sehingga apabila mengambil
bagian yang menjadi ciri atau khas dari suatu hasil kreatif seseorang programmer meskipun
itu kurang dari 10% (sepuluh persen), maka dikatakan sebagai pelanggaran Hak Cipta.

Bagaimana upaya hukum yang dilakukan atas pelanggaran hak cipta program komputer
terhadap orang yang haknya telah dilanggar dapat mengajukan ke pengadilan atau di luar
pengadilan. Apabila melalui pengadilan maka dapat mengajukan gugatan perdata ke
pengadilan niaga dan juga dapat melaporkan ke Polisi untuk di proses secara pidana.

Dalam Undang-undang hak cipta menjabarkan tentang :


 Lisensi
Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Hak Cipta atau Pemegang Hak
Terkait kepada pihak lain untuk mengumumkan dan/atau memperbanyak Ciptaannya atau
produk Hak Terkaitnya dengan persyaratan tertentu.
114
 Hak Cipta
Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak
mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Pencipta
Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas
inspirasinya melahirkan suatu Ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan,
keterampilan, atau keahlian yang dituangkan ke dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.
Ciptaan adalah hasil setiap karya Pencipta yang menunjukkan keasliannya dalam lapangan
ilmu pengetahuan, seni, atau sastra.
 Pemegang Hak Cipta
Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta sebagai Pemilik Hak Cipta, atau pihak yang
menerima hak tersebut dari Pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari
pihak yang menerima hak tersebut. Pengumuman adalah pembacaan, penyiaran, pameran,
penjualan, pengedaran, atau penyebaran suatu Ciptaan dengan menggunakan alat apa pun,
termasuk media internet, atau melakukan dengan cara apa pun sehingga suatu Ciptaan dapat
dibaca, didengar, atau dilihat orang lain.
Perbanyakan adalah penambahan jumlah sesuatu Ciptaan, baik secara keseluruhan
maupun bagian yang sangat substansial dengan menggunakan bahan-bahan yang sama
ataupun tidak sama, termasuk mengalihwujudkan secara permanen atau temporer.
 Potret
Potret adalah gambar dari wajah orang yang digambarkan, baik bersama bagian tubuh
lainnya ataupun tidak, yang diciptidakan dengan cara dan alat apa pun. Program Komputer
adalah sekumpulan instruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode, skema, ataupun
bentuk lain, yang apabila digabungkan dengan media yang dapat dibaca dengan komputer
akan mampu membuat komputer bekerja untuk melakukan fungsi-fungsi khusus atau untuk
mencapai hasil yang khusus, termasuk persiapan dalam merancang instruksi- instruksi
tersebut.
 Hak Terkait
Hak Terkait adalah hak yang berkaitan dengan Hak Cipta, yaitu hak eksklusif bagi
Pelaku untuk memperbanyak atau menyiarkan pertunjukannya; bagi Produser Rekaman
Suara untuk memperbanyak atau menyewakan karya rekaman suara atau rekaman bunyinya;
dan bagi Lembaga Penyiaran untuk membuat, memperbanyak, atau menyiarkan karya
siarannya.
115
 Pelaku
Sedangkan pelaku adalah aktor, penyanyi, pemusik, penari, atau mereka yang
menampilkan, memperagakan, mempertunjukkan, menyanyikan, menyampaikan,
mendeklamasikan, atau memainkan suatu karya musik, drama, tari, sastra, folklor, atau karya
seni lainnya. Produser Rekaman Suara adalah orang atau badan hukum yang pertama kali
merekam dan memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan perekaman suara atau
perekaman bunyi, baik perekaman dari suatu pertunjukan maupun perekaman suara atau
perekaman bunyi lainnya.
 Lembaga Penyiaran
Lembaga Penyiaran adalah organisasi penyelenggara siaran yang berbentuk badan
hukum, yang melakukan penyiaran atas suatu karya siaran dengan menggunakan transmisi
dengan atau tanpa kabel atau melalui sistem elektromagnetik. Permohonan adalah
Permohonan pendaftaran Ciptaan yang diajukan oleh pemohon kepada Direktorat Jenderal.
 Kuasa
Kuasa adalah konsultan Hak Kekayaan Intelektual sebagaimana diatur dalam
ketentuan Undang-undang ini. Menteri adalah Menteri yang membawahkan departemen yang
salah satu lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi pembinaan di bidang Hak
Kekayaan Intelektual,termasuk Hak Cipta.
 Hak Moral
Hak moral sebagai Hak Cipta merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral
dan hak ekonomi, yaitu hak yang melekat secara abadi pada diri Pencipta untuk:
a) tetap mencantumkan atau tidak mencantumkan namanya pada salinan sehubungan
dengan pemakaian Ciptaannya untuk umum;
b) menggunakan nama aliasnya atau samarannya;
c) mengubah Ciptaannya sesuai dengan kepatutan dalam masyarakat;
d) mengubah judul dan anak judul Ciptaan; dan
e) mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi Ciptaan, mutilasi Ciptaan,
modifikasi Ciptaan, atau hal yang bersifat merugikan kehormatan diri atau
reputasinya.
Hak moral tidak dapat dialihkan selama Pencipta masih hidup, tetapi pelaksanaan hak
tersebut dapat dialihkan dengan wasiat atau sebab lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan setelah Pencipta meninggal dunia. Dalam hal terjadi pengalihan
pelaksanaan hak moral sebagaimana dimaksud penerima dapat melepaskan atau menolak

116
pelaksanaan haknya dengan syarat pelepasan atau penolakan pelaksanaan hak tersebut
dinyatidakan secara tertulis. (lihat Pasal 5 ayat 1-3)

Untuk melindungi hak moral yang merupakan hak eksklusif pencipta dapat memiliki:
a. informasi manajemen Hak Cipta;
b. informasi elektronik Hak Cipta.

(a) Informasi manajemen Hak Cipta meliputi informasi tentang:


1) metode atau sistem yang dapat mengidentifikasi originalitas substansi Ciptaan dan
Penciptanya; dan
2) kode informasi dan kode akses.
(b) Informasi elektronik Hak Cipta meliputi informasi tentang:
1) suatu Ciptaan, yang muncul dan melekat secara elektronik dalam hubungan dengan
kegiatan Pengumuman Ciptaan;
2) nama pencipta, aliasnya atau nama samarannya;
3) Pencipta sebagai Pemegang Hak Cipta;
4) masa dan kondisi penggunaan Ciptaan;
5) nomor; dan
6) kode informasi.
Informasi manajemen Hak Cipta dan informasi elektronik Hak Cipta yang dimiliki Pencipta
dilarang dihilangkan, diubah, atau dirusak.

Hak Ekonomi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta


Hak ekonomi merupakan hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk
mendapatkan manfaatekonomi atas Ciptaan.Pencipta atau Pemegang Hak Cipta merupakan
hak eksklusif Pencipta memiliki hak ekonomi untuk melakukan:
a. penerbitan Ciptaan;
b. Penggandaan Ciptaan dalam segala bentuknya.
Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu
ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundangundangan
yang berlaku. Yang dimaksud dengan "hak eksklusif" adalah hak yang hanya diperuntukkan
bagi Pencipta, sehingga tidak ada pihak lain yang dapat memanfaatkan hak tersebut tanpa izin

117
Pencipta. Pemegang Hak Cipta yang bukan Pencipta hanya memiliki sebagian dari hak
eksklusif berupa hak ekonomi.
Pencipta atau Pemegang Hak Cipta atas karya sinematografi dan Program Komputer
memiliki hak untuk memberikan izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya
menyewakan Ciptaan tersebut untuk kepentingan yang bersifat komersial. Dimana Hak Cipta
dianggap sebagai benda bergerak, dan Hak Cipta dapat beralih atau dialihkan, baik
seluruhnya maupun sebagian karena:
a. Pewarisan;
b. Hibah;
c. Wasiat;
d. Perjanjian tertulis; atau
e. Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.
Hak Cipta yang dimiliki oleh Pencipta, yang setelah Penciptanya meninggal dunia,
menjadi milik ahli warisnya atau milik penerima wasiat, dan Hak Cipta tersebut tidak dapat
disita, kecuali jika hak itu diperoleh secara melawan hukum.

Ciptaan yang Dilindungi


Ciptaan yang dilindungi meliputi Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra,
terdiri atas:
a. buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis
lainnya;
b. ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lainnya;
c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;
d. lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;
e. drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;
f. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi, seni
pahat, patung,atau kolase;
g. karya seni terapan;
h. karya arsitektur;
i. peta;
j. karya seni batik atau seni motif lain;
k. karya fotografi;
l. Potret;
m. karya sinematografi;
118
n. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen, modifikasi
dan karya lain dari hasil transformasi;
o. terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi budaya
tradisional;
p. kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan Program
Komputer maupun media lainnya;
q. kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan karya
yang asli;
r. permainan video; dan
s. Program Komputer. (UUHC/28/2014, lihat Pasal 40)

Ciptaan dilindungi sebagai Ciptaan tersendiri dengan tidak mengurangi Hak Cipta atas
Ciptaan asli. Pelindungan termasuk pelindungan terhadap Ciptaan yang tidak atau belum
dilakukan Pengumuman tetapi sudah diwujudkan dalam bentuk nyata yang memungkinkan
Penggandaan Ciptaan tersebut.

Hasil Karya yang tidak dilindungi Hak Cipta

Hasil karya yang tidak dilindungi Hak Cipta meliputi:


a. hasil karya yang belum diwujudkan dalam bentuk nyata;
b. setiap ide, prosedur, sistem, metode, konsep, prinsip, temuan atau data walaupun telah
diungkapkan, dinyatidakan, digambarkan, dijelaskan, atau digabungkan dalam sebuah
Ciptaan; dan
c. alat, Benda, atau produk yang diciptidakan hanya untuk menyelesaikan masalah teknis
atau yang bentuknya hanya ditujukan untuk kebutuhan fungsional.

Tidak ada Hak Cipta atas hasil karya berupa:


a. hasil rapat terbuka lembaga negara;
b. peraturan perundang-undangan;
c. pidato kenegaraan atau pidato pejabat pemerintah;
d. putusan pengadilan atau penetapan hakim; dan
e. kitab suci atau simbol keagamaan.

119
Pembatasan Hak Cipta Tidak Dianggap Sebagai Pelanggaran Hak Cipta
Pengumuman, Perbanyakan lambang Negara dan lagu kebangsaan menurut sifatnya
yang asli. Pengumuman, perbanyakan segala sesuatu yang diumumkan diperbanyak oleh atas
nama pemerintah, kecuali apabila Hak Cipta itu dinyatidakan dilindungi, baik dengan
peraturan perundang-undangan maupun dengan pernyataan pada ciptaan itu sendiri atau
ketika ciptaan itu diumumkan, diperbanyak, atau Pengambilan berita aktual baik seluruhnya
maupun sebagian dari kantor berita, Lembaga Penyiaran, dan surat kabar atau sumber sejenis
lain media online, majalah, tabloid dengan ketentuan sumbernya harus disebutkan secara
lengkap.

Penjelasan Pasal 14
“Untuk kepentingan keamanan, kepentingan umum, dan/atau
keperluan proses peradilan pidana, instansi yang berwenang
dapat melakukan Pengumuman, Pendistribusian, atau
Komunikasi Potret tanpa harus mendapatkan persetujuan dari
seorang atau beberapa orang yang ada dalam Potret”.

Dengan syarat bahwa sumbernya harus disebutkan atau dicantumkan, tidak dianggap
sebagai pelanggaran Hak Cipta misalnya untuk penggunaan ciptaan pihak lain untuk
kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan
kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari
Pencipta, pengambilan ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna keperluan
pembelaan di dalam atau di luar Pengadilan, pengambilan Ciptaan pihak lain, baik seluruhnya
maupun sebagian, guna keperluan ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan
ilmu pengetahuan; atau pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan
ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta.
Begitu juga dengan perbanyakan suatu ciptaan bidang ilmu pengetahuan, seni, dan
sastra dalam huruf braille guna keperluan para tunanetra, kecuali jika Perbanyakan itu
bersifat komersial, perbanyakan suatu Ciptaan selain Program Komputer, secara terbatas
dengan cara atau alat apa pun atau proses yang serupa oleh perpustidakaan umum, lembaga
ilmu pengetahuan ataupendidikan, dan pusat dokumentasi yang nonkomersial semata-mata
untuk keperluan aktivitasnya. Perubahan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan
pelaksanaan teknis atas karya arsitektur, seperti Ciptaan bangunan, pembuatan salinan
cadangan suatu Program Komputer oleh pemilik Program Komputer yang dilakukan semata-
mata untuk digunakan sendiri, bukan untuk tujuan komersial.

120
Sarana Kontrol Teknologi
Kecuali atas izin Pencipta, sarana kontrol teknologi sebagai pengaman hak Pencipta tidak
diperbolehkan dirusak, ditiadakan, atau dibuat tidak berfungsi.Ciptaan-ciptaan yang
menggunakan sarana produksi berteknologi tinggi, khususnya di bidang cakram optik (optical
disc), wajib memenuhi semua peraturan perizinan dan persyaratan produksi yang ditetapkan
oleh instansi yang berwenang.

Pelindungan Hak Cipta atas Ciptaan:


Pelindungan Hak Cipta atas Ciptaan, misalnya menyangkut :
1. karya fotografi;
2. Potret;
3. karya sinematografi;
4. permainan video;
5. Program Komputer;
6. perwajahan karya tulis;
7. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen, modifikasi
dan karyalain dari hasil transformasi;
8. terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi atau modifikasi ekspresi budaya
tradisional;
9. kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan Program
Komputer ataumedia lainnya; dan
10. kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan karya yang
asli,berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali dilakukan Pengumuman.

Penekanan penulis di dalam buku ajar ini hanya menyangkut poin lima (5) yaitu program
computer.
Untuk Ciptaan yang dimiliki oleh 2 (dua) orang atau lebih, Hak Cipta berlaku selama
hidup Pencipta yang meninggal dunia paling akhir dan berlangsung hingga 50 (lima puluh)
tahun sesudahnya.
Hak Cipta atas Ciptaan:
a. Program Komputer;
b. sinematografi;
c. fotografi;
d. database; dan
e. karya hasil pengalihwujudan,berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali
diumumkan.

121
Hak Cipta atas perwajahan karya tulis yang diterbitkan berlaku selama 50 (lima puluh) Hak
Cipta atas Ciptaan yang dimiliki atau dipegang oleh suatu badan hukum berlaku selama 50
(lima puluh) tahun sejak pertama kali diumumkan.
Hak Cipta atas Ciptaan yang dilaksanakan oleh penerbit berlaku selama 50 (lima
puluh) tahun sejak Ciptaan tersebut pertama kali diterbitkan.Untuk Jangka waktu berlakunya
Hak Cipta atas Ciptaan yang diumumkan bagian demi bagian dihitung mulai tanggal
Pengumuman bagian yang terakhir. Dalam menentukan jangka waktu berlakunya Hak Cipta
atas Ciptaan yang terdiri atas 2 (dua) jilid atau lebih, demikian pula ikhtisar dan berita yang
diumumkan secara berkala dan tidak bersamaan waktunya, setiap jilid atau ikhtisar dan berita
itu masing-masing dianggap sebagai Ciptaan tersendiri.

Pendaftaran Ciptaan
Direktorat Jenderal menyelenggarakan pendaftaran Ciptaan dan dicatat dalam Daftar
Umum Ciptaan. Daftar Umum Ciptaan tersebut dapat dilihat oleh setiap orang tanpa dikenai
biaya. Setiap orang dapat memperoleh untuk dirinya sendiri suatu petikan dari Daftar Umum
Ciptaan tersebut dengan dikenai biaya. Ketentuan tentang pendaftaran tidak merupakan
kewajiban untuk mendapatkan Hak Cipta. Pendaftaran Ciptaan dalam Daftar Umum Ciptaan
tidak mengandung arti sebagai pengesahanatas isi, arti, maksud, atau bentuk dari Ciptaan
yang didaftar.
Pendaftaran Ciptaan dalam Daftar Umum Ciptaan dilakukan atas Permohonan yang
diajukan oleh Pencipta atau oleh Pemegang Hak Cipta atau Kuasa. Permohonan diajukan
kepada Direktorat Jenderal dengan surat rangkap 2 (dua) yang ditulis dalam bahasa Indonesia
dan disertai contoh Ciptaan atau penggantinya dengan dikenai biaya.
Terhadap Permohonan Direktorat Jenderal akan memberikan keputusan paling lama 9
(sembilan) bulan terhitung sejak tanggal diterimanya Permohonan secara lengkap. Kuasa
adalah konsultan yang terdaftar pada Direktorat Jenderal. Sedangkan Ketentuan mengenai
syarat-syarat dan tata cara untuk dapat diangkat dan terdaftar sebagai konsultan diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Pemerintah. Dan untuk Ketentuan lebih lanjut tentang syarat dan tata
cara Permohonan ditetapkan dengan Keputusan Presiden.Dalam hal Permohonan diajukan
oleh lebih dari seorang atau suatu badan hukum yang secara bersama-sama berhak atas suatu
Ciptaan, Permohonan tersebut dilampiri salinan resmi akta atau keterangan tertulis yang
membuktikan hak tersebut.

122
Dalam Daftar Umum Ciptaan dimuat, antara lain:
a. nama Pencipta dan Pemegang Hak Cipta;
b. tanggal penerimaan surat Permohonan;
c. tanggal lengkapnya persyaratan menurut Pasal 37; dan
d. nomor pendaftaran Ciptaan. (lihat Pasal 39)

(1) Pendaftaran Ciptaan dianggap telah dilakukan pada saat diterimanya Permohonan oleh
Direktorat Jenderal dengan lengkap menurut Pasal 37, atau pada saat diterimanya
Permohonan dengan lengkap menurut Pasal 37 dan Pasal 38 jika Permohonan diajukan
oleh lebih dari seorang atau satu badan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38.
(2) Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan dalam Berita Resmi
Ciptaan oleh Direktorat Jenderal. (lihat Pasal 40).

(1) Pemindahan hak atas pendaftaran Ciptaan, yang terdaftar menurut Pasal 39 yang terdaftar
dalam satu nomor, hanya diperkenankan jika seluruh Ciptaan yang terdaftar itu
dipindahkan haknya kepada penerima hak.
(2) Pemindahan hak tersebut dicatat dalam Daftar Umum Ciptaan atas permohonan tertulis
dari kedua belah pihak atau dari penerima hak dengan dikenai biaya.
(3) Pencatatan pemindahan hak tersebut diumumkan dalam Berita Resmi Ciptaan oleh
Direktorat Jenderal. (lihat Pasal 41)

Dalam hal Ciptaan didaftar menurut Pasal 37 ayat (1) dan ayat (2) serta Pasal 39, pihak lain
yang menurut Pasal 2 berhak atas Hak Cipta dapat mengajukan gugatan pembatalan melalui
Pengadilan Niaga. (lihat Pasal 42).
(1) Perubahan nama dan/atau perubahan alamat orang atau badan hukum yang namanya
tercatat dalam Daftar Umum Ciptaan sebagai Pencipta atau Pemegang Hak Cipta, dicatat
dalam Daftar Umum Ciptaan atas permintaan tertulis Pencipta atau Pemegang Hak Cipta
yang mempunyai nama dan alamat itu dengan dikenai biaya.
(2) Perubahan nama dan/atau perubahan alamat tersebut diumumkan dalam Berita Resmi
Ciptaan oleh Direktorat Jenderal. (lihat Pasal 43)

Kekuatan hukum dari suatu pendaftaran Ciptaan hapus karena:


a. penghapusan atas permohonan orang atau badan hukum yang namanya tercatat sebagai
Pencipta atau Pemegang Hak Cipta;
123
b. lampau waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Pasal 30, dan Pasal 31 dengan
mengingat Pasal 32;
c. dinyatidakan batal oleh putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap.(lihat Pasal 44).

LISENSI
(1) Pemegang Hak Cipta berhak memberikan Lisensi kepada pihak lain berdasarkan surat
perjanjian lisensi untuk melaksanakan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
Kutipan Pasal 2.
Undang-Undang ini berlaku terhadap:
a. semua Ciptaan dan produk Hak Terkait warga negara, penduduk, dan
badan hukum Indonesia;
b. semua Ciptaan dan produk Hak Terkait bukan warga negara Indonesia,
bukan penduduk Indonesia, dan bukan badan hukum Indonesia yang
untuk pertama kali dilakukan Pengumuman di Indonesia;
c. semua Ciptaan atau produk Hak Terkait dan pengguna Ciptaan, produk
Hak Terkait bukan warga negara Indonesia, bukan penduduk Indonesia,
dan bukan badan hukum Indonesia dengan ketentuan:
1. negaranya mempunyai perjanjian bilateral dengan negara Republik
Indonesia mengenai pelindungan Hak Cipta dan Hak Terkait; atau
2. negaranya dan negara Republik Indonesia merupakan pihak atau
peserta dalam perjanjian.
(2) Kecuali diperjanjikan lain, lingkup Lisensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
semua perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 berlangsung selama jangka
waktu Lisensi diberikan dan berlaku untuk seluruh wilayah Negara Republik Indonesia.
(3) Kecuali diperjanjikan lain, pelaksanaan perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) disertai dengan kewajiban pemberian royalti kepada Pemegang Hak Cipta
oleh penerima Lisensi.
(4) Jumlah royalti yang wajib dibayarkan kepada Pemegang Hak Cipta oleh penerima Lisensi
adalah berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak dengan berpedoman kepada
kesepakatan organisasi profesi. (lihat Pasal 45).
Kecuali diperjanjikan lain, Pemegang Hak Cipta tetap boleh melaksanakan sendiri atau
memberikan Lisensi kepada pihak ketiga untuk melaksanakan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2. (Pasal 46)
124
Perjanjian Lisensi menegaskan dilarang memuat ketentuan yang dapat menimbulkan
akibat yang merugikan perekonomian Indonesia atau memuat ketentuan yang mengakibatkan
persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Hal ini agar dapat mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga, perjanjian
Lisensi wajib dicatatkan di Direktorat Jenderal.Dimana Direktorat Jenderal wajib menolak
pencatatan perjanjian Lisensi yang memuat ketentuan yang dapat menimbulkan akibat yang
merugikan perekonomian Indonesia.
Presiden. (lihat Pasal 47 ayat 1-4).

Konten Hak Cipta,Hak Terkait dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi


Untuk mencegah pelanggaran Hak Cipta dan Hak Terkait melalui sarana berbasis teknologi
informasi,Pemerintah berwenang melakukan:
a. pengawasan terhadap pembuatan dan penyebarluasan konten pelanggaran Hak Cipta dan
Hak Terkait;
b. kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri dalam
pencegahanpembuatan dan penyebarluasan konten pelanggaran Hak Cipta dan Hak
Terkait; dan
c. pengawasan terhadap tindakan perekaman dengan menggunakan media apapun terhadap
Ciptaan danproduk Hak Terkait di tempat pertunjukan. (Penegasan ini diatur pada Pasal 54).

Dalam Pasal 55No. 28 Tahu 2014 Tentang Hak Cipta di tegaskan:


(1) Setiap Orang yang mengetahui pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait melalui sistem
elektronikuntuk Penggunaan Secara Komersial dapat melaporkan kepada Menteri.
(2) Menteri memverifikasi laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Dalam hal ditemukan bukti yang cukup berdasarkan basil verifikasi laporan sebagaimana
dimaksud padaayat (2), atas permintaan pelapor Menteri merekomendasikan kepada
menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang telekomunikasi dan
informatika untuk menutup sebagian atau seluruhkonten yang melanggar Hak Cipta
dalam sistem elektronik atau menjadikan layanan sistem elektroniktidak dapat diakses.
(4) Dalam hal penutupan situs Internet sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan secara
keseluruhan,dalam waktu paling lama 14 (empat belas) Hari setelah penutupan Menteri
wajib meminta penetapanpengadilan.

125
Masa Berlaku Hak Cipta dan Hak Moral
Hak moral Pencipta tetap mencantumkan atau tidak mencantumkan namanya pada
salinan sehubungan denganpemakaian Ciptaannya untuk umum; menggunakan nama aliasnya
atau samarannya. mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi Ciptaan, mutilasi
Ciptaan, modifikasi Ciptaan,atau hal yang bersifat merugikan kehormatan diri atau
reputasinya, berlakutanpa batas waktu.Hak moral Pencipta mengubah Ciptaannya sesuai
dengan kepatutan dalam masyarakat, mengubah judul dan anak judul Ciptaan; danberlaku
selamaberlangsungnya jangka waktu Hak Cipta atas Ciptaan yang bersangkutan.
Hak moral merupakan hak eksklusif terdiri atas hak ekonomi merupakan hak yangmelekat
secara abadi pada diriPencipta untuk:
a.tetap mencantumkan atau tidak mencantumkan namanya pada salinan sehubungan
denganpemakaian Ciptaannya untuk umum;
b. menggunakan nama aliasnya atau samarannya;
c. mengubah Ciptaannya sesuai dengan kepatutan dalam masyarakat;
d. mengubah judul dan anak judul Ciptaan; dan
e.mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi Ciptaan, mutilasi Ciptaan, modifikasi
Ciptaan,atau hal yang bersifat merugikan kehormatan diri atau reputasinya. Sedangkan Hak
moral tidak dapat dialihkan selama Pencipta masih hidup,tetapi pelaksanaan hak tersebut
dapat dialihkan dengan wasiat atau sebab lain sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-
undangan setelah Pencipta meninggal dunia.Dalam hal terjadi pengalihan pelaksanaan hak
moral penerimadapat melepaskan atau menolak pelaksanaan haknya dengan syarat pelepasan
atau penolakanpelaksanaan hak tersebut dinyatidakan secara tertulis.

Masa Berlaku Hak Ekonomi


Pelindungan Hak Cipta atas Ciptaan:
a. buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lainnya;
b. ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lainnya;
c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;
d. lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
e. drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;
f. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi, seni
pahat, patung,atau kolase;
g. karya arsitektur;
h. peta; dan
126
i. karya seni batik atau seni motif lain,berlaku selama hidup Pencipta dan terus
berlangsung selama 70 (tujuh puluh) tahun setelah Penciptameninggal dunia,
terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya.
Dalam hal Ciptaan yang dimiliki oleh 2 (dua) orang atau lebih,pelindungan Hak Cipta
berlaku selama hidup Pencipta yang meninggal dunia paling akhir danberlangsung selama 70
(tujuh puluh) tahun sesudahnya, terhitung mulai tanggal 1 Januari
tahunberikutnya.Pelindungan Hak Cipta atas Ciptaan yang dimiliki ataudipegang oleh badan
hukum berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali dilakukanPengumuman.

127
Standar Kompetensi:
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa mengerti
masalah Ketentuan Pidana pelanggaran Hak Cipta

Kompetensi Dasar:
Mahasiswa memahami masalah Ketentuan Pidana pelanggaran Hak Cipta.

128
BAB VI
KETENTUAN PIDANA

Hak Kekayaan Intelektual, disingkat “HKI” atau akronim “HaKI”, adalah padanan
kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights (IPR), yakni hak yang timbul
bagi hasil olah pikir yang menghasikan suatu produk atau proses yang berguna untuk
manusia pada intinya HKI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu
kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya yang timbul atau
lahir karena kemampuan intelektual manusia.

Syarat-syarat dapat dibuatnya Hak Paten:

Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada penemu atas hasil
penemuannya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakannya. (UU 14 tahun 2001, ps. 1, ay. 1)

Syarat agar bisa mendapatkan hak paten ada tiga yaitu penemuan tersebut merupakan
penemuan baru. Yang kedua, penemuan tersebut diproduksi dalam skala massal atau
industrial. Suatu penemuan teknologi, secanggih apapun, tetapi tidak dapat diproduksi dalam
skala industri (karena harganya sangat mahal atau tidak ekonomis), maka tidak berhak atas
paten. Yang ketiga, penemuan tersebut merupakan penemuan yang tidak terduga sebelumnya
(non obvious). Permohonan paten diajukan dengan cara mengisi formulir yang disediakan
untuk itu dalam bahasa Indonesia dan diketik rangkap 4 (empat). Pemohon wajib
melampirkan:

1) Surat kuasa khusus, apabila permohonan diajukan melalui konsultan paten terdaftar
selaku kuasa;
2) Surat pengalihan hak, apabila permohonan diajukan oleh pihak lain yang bukan penemu;
3) Deskripsi, klaim, abstrak: masing-masing rangkap 3 (tiga).

129
Sanksi yang akan dikenakan atas pelanggaran HAKI di atur dalam beberapa pasal
misalnya :

Pasal 112
Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (3) dan/atau Pasal 52 untuk Penggunaan Secara Komersial, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

Penjelasan Pasal 112 pada Pasal 7


(1) Informasi manajemen Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
huruf a meliputi informasi tentang:
a. metode atau sistem yang dapat mengidentifikasi originalitas substansi
Ciptaan dan Penciptanya; dan
b. kode informasi dan kode akses.
(2) Informasi elektronik Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf
b meliputi informasi tentang:
a. suatu Ciptaan, yang muncul dan melekat secara elektronik dalam
hubungan dengan kegiatan Pengumuman Ciptaan;
b. nama pencipta, aliasnya atau nama samarannya;
c. Pencipta sebagai Pemegang Hak Cipta;
d. masa dan kondisi penggunaan Ciptaan;
e. nomor; dan
f. kode informasi.
(3) Informasi manajemen Hak Cipta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
informasi elektronik Hak Cipta sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang
dimiliki Pencipta dilarang dihilangkan, diubah, atau dirusak.

Penjelasan Pasal 6
Untuk melindungi hak moral, Pencipta dapat memiliki:
a. informasi manajemen Hak Cipta; dan/atau
b. informasi elektronik Hak Cipta.

Setiap Orang dilarang merusak, memusnahkan, menghilangkan, atau membuat tidak


berfungsi sarana kontrolteknologi yang digunakan sebagai pelindung Ciptaan atau produk
Hak Terkait serta pengaman Hak Cipta atauHak Terkait, kecuali untuk kepentingan
pertahanan dan keamanan negara, serta sebab lain sesuai denganketentuan peraturan
perundang-undangan, atau diperjanjikan lain.
seseorang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi terhadap
penyewaan Ciptaan untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta
rupiah). Setiap Orang yang dengan tanpa hak atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak
130
Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Penjelasan Pasal 9 ayat (1) huruf c-d-f-h.
c. penerjemahan Ciptaan;
d. pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian Ciptaan;
e. Pendistribusian Ciptaan atau salinannya;
f. pertunjukan Ciptaan;
g. Pengumuman Ciptaan;
h. Komunikasi Ciptaan; dan

Setiap Orang yang dengan tanpa hak atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak
Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta, penerbitan Ciptaan, Penggandaan
Ciptaan dalam segala bentuknya, Pendistribusian Ciptaan atau salinannya, Pengumuman
Ciptaan untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Dan
setiap Orang yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 10 (sepuluh) tahun atau di pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00
(empat miliar rupiah).
Setiap Orang yang mengelola tempat perdagangan dalam segala bentuknya yang
dengan sengaja dan mengetahui membiarkan penjualan atau penggandaan barang hasil
pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait di tempat perdagangan yang dikelolanya, dipidana
dengan pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Setiap Orang yang tanpa persetujuan dari orang yang dipotret atau ahli warisnya
melakukan Penggunaan Secara Komersial, Penggandaan, Pengumuman, Pendistribusian, atau
Komunikasi atas Potret sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 untuk kepentingan reklame
atau periklanan untuk Penggunaan Secara Komersial baik dalam media elektonik maupun
non elektronik, dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).
Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjarapaling lama 1 (satu) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi, untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidanadengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau
pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Setiap Orang yang

131
dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi untuk Penggunaan Secara Komersial
dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun atau pidana denda paling banyak
Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Setiap Orang yang tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi yang dilakukan
dalam bentuk Pembajakan dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
atau pidana dendapaling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan pelanggaran hak
ekonomi untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidanapenjara paling lama 1
(satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus jutarupiah).
Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi untuk
Penggunaan Secara Komersial,dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun
atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Setiap Orang yang
yang dilakukan dalam bentuk Pembajakan dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun atau pidana dendapaling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan pelanggaran hak
ekonomi untuk Penggunaan Secara Komersial, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Penjelasan :
Pasal 25 ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c, atau huruf d Hak ekonomi
Lembaga Penyiaran sebagaimana dimaksud pada ayat(1) meliputi hak
melaksanakansendiri, memberikan izin, atau melarang pihak lain untuk
melakukan:
a. Penyiaran ulang siaran;
b. Komunikasi siaran;
c. Fiksasi siaran; dan
d. Penggandaan Fiksasi siaran”.

Setiap Orang yang yang dilakukan dengan maksud Pembajakan dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00
(empat miliar rupiah).
Setiap Lembaga Manajemen Kolektif yang tidak memiliki izin operasional dari
Menteri dan melakukan kegiatan penarikan Royalti dipidana dengan pidana penjara paling
lama 4 (empat) tahun atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).

132
Bahan diskusi

1. Sebutkan dan jelaskan dengan singkat yang meliputi Informasi manajemen Hak Cipta
2. Hak ekonomi Lembaga Penyiaran meliputi hak melaksanakan sendiri, memberikan izin,
atau melarang pihak lain untuk melakukan. Sesuai hak apa saja yang di maksud,
sebutkan dan jelaskan
3. Untuk mencegah pelanggaran Hak Cipta dan Hak Terkait melalui sarana berbasis
teknologi informasi, Pemerintah berwenang melakukan apa saja. Sebutkan
4. Setiap Orang yang tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi yang dilakukan
dalam bentuk Pembajakan dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)
tahun atau pidana dendapaling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Sebutkan sesuai dengan pasal berapa dari UU HC Nomor 28 Tahun 2014.
5. Kapan berakhirnya Ciptaan yang dimiliki oleh 2 (dua) orang atau lebih, dalam hal
pelindungan Hak Cipta?

133
Standar Kompetensi:
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa mengerti masalah cybercrime
dan penanggulanannya

Kompetensi Dasar:
Mahasiswa memahami masalah cybercrime dan penanggulanannya.

134
BAB VII
PELANGGARAN CYBERCRIME

Jenis cybercrime yang umum termasuk pencurian informasi bank online, pencurian
identitas, kejahatan pemangsa online dan akses komputer yang tidak sah. Kejahatan lebih
serius seperti cyberterrorisme juga penting.Cybercrime mencakup berbagai aktivitas, namun
umumnya ini dapat dibagi menjadi dua kategori:

Kejahatan yang menargetkan jaringan komputer atau perangkat. Jenis kejahatan ini
termasuk serangan virus dan penolakan layanan (DoS).Kejahatan yang menggunakan
jaringan komputer untuk memajukan kegiatan kriminal lainnya. Jenis kejahatan ini meliputi
cyberstalking, phishing dan penipuan atau pencurian identitas.

Seseorang sering mendapat pertanyaan yang berkisar tentang apakah computer itu ?
menurut buku Computer Annual (Robert H. Blissmer) yang di kutip oleh HM. Jogiyanto
dalam pengenalan computer. Computer adalah suatu alat elektronik yang mampu melakukan
beberapa tugas sebagai berikut:
 Menerima input
 Memproses input tadi sesuai dengan programnya
 Menyimpan perintah - perintah dan hasil dari pengolahan
 M,enyediakan output dalam bentuk informasi.
Menurut buku computer today (Donald H. Sandres)Computer adalah system elektronik untuk
menyampaikan data yang cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan supaya secara
otomatis menerima dan menyimpan data input dan menghasilkan outputdibawah pengawasan
suatu langkah-langka intruksi program yang tersimpan di memori (stored program).
Jika mencermati perkembangan pelanggaran di dunia maya terhadap perangkat lunak
maka tentulah pelakunya menggunakan yang namanya computer yang terkoneksi.
Dalam buku ajar ini akan di sajikan bagaimana mencegah pelanggaran cybercrime sesuai
dengan peraturan yang berlaku yaitu sebagaimana di diatur dalam UU ITE Nomor 11 Tahun
2008.

135
A. Cara Mencegah Hak Cipta pada Cybercrime
Cybercrime merupakan satu tindakan yang merugikan orang seseorang atau instansi yang
berkaitan dan pengguna fasilitasdengan sistem informasi yang bertujuan untuk
menguntungkan dirinya sendiri atau orang lain, sehingga cybercrime ini termasuk dalam
tindak kejahatan sehingga diatur dalam Undang-undang No. 11 Tahun 2008, tentang
informasi dan transaksi elektroik. Kejahatan ini harus diwaspadai karena kejahatan ini
berbeda dengan kejahatan lainnya. Cybercrime dapat dilakukan tanpa mengenal batas tritorial
dan tidak memerlukan interaksi langsung antar pelaku dengan korban kejahatan.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan dalam upaya penanggulangan Kejahatan
internet, sebagai berikut:
1) Mengamankan system
Langkah awal yang perlu dilakukan
oleh para pengguna teknologi internet
dalam upaya penanggulangan
cybercrime adalah melidungi dari
kejahatan dengan mengamankan sistem
komputer. Tujuan utama dari sebuah
sistem keamanan adalah mencegah
adanya perusakan bagian sistem karena
dimasuki seseorang yang tidak
diinginkan.
Sumber : https://www.techopedia.com/definition/24748/cyberattack
Apa arti Cyberattack?

cyberattack adalah eksploitasi yang disengaja dari sistem komputer, perusahaan dan jaringan
yang bergantung pada teknologi. Serangan cyber menggunakan kode berbahaya untuk
mengubah kode komputer, logika atau data, mengakibatkan konsekuensi mengganggu yang
dapat membahayakan data dan menyebabkan kejahatan dunia maya, seperti informasi dan
pencurian identitas.Cyberattack juga dikenal sebagai serangan jaringan komputer (CNA).

2) Penganggulangan Global
Saat ini upaya yang dipersiapkan untuk memerangi cybercrime. The Organization for

136
Economic Cooperation and Development (OECD) telah membuat guidelines bagi para
pembuat kebijakan yang berhubungan dengann computer-related crime. Dimana pada
tahun 1986 OECD mengumumkan telah berhasil mempublikasikan laporan yang berjudul
Computer-related Crime.Laporan OECD tersebut berhasil survey terhadap peraturan
perundang-undangan negara-negara anggota beserta rekomendasi perubahan
penanggulangan computer-related crime terebut. Dari berbgai upaya yang dilakukan
tersebut, jelas bahwa cybercrime membutuhkan global action dalam penanggulangnnya.

Menurut OECD, beberapa langkah penting yang harus dilakukan setiap negara untuk
penanggulangan cybercrime:
1) Melakukan moderenisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya, yang
diselaraskan dengan konvensi internasional yang terkait dengan kejahatan
tersebut.
2) Meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai standar
internasional.
3) Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum mengenai
upaya pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara-perkara yang
berhubungan dengan cybercrime. Meningkatkan kesadaran warga negara
mengenai masalah cybercrime serta pentingnya mencegah kejahatan tersebut.
4) Meningkatkan kerjasama antar negara, baik bilateral, regional, maupun
multilateral, dalam upaya penanganan cybercrime, antara lain melalui perjanjian
ekstradisi dan mutual assistance treaties.
5) Perlunya cyberlaw
6) Perkembangna teknologi yang sangat pesat, membutuhkan membutuhkan
pengaturan yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi tersebut seperti
Undang-undang No. 11 tahun 2008 Tentang ITE. Peraturan ini sangat
diperlukan dikarenakan begitu banyak pelanggrang yang dilakukan dalam dunia
maya saat ini.
7) Perlunya dukungan lembaga khusus

Lembaga-lembaga khusus, baik milik negara maupun NGO (Non Goverment


organization), sangat diperlukan sebagai upaya penanggulangann kejahatan internet. Amerika
Serikat memiliki Computer Crime and Intellectual Property Section (CCIPS) sebagai divoso
khusus dari U.S Department of Justice. Institut ini memberikan informasi tentang cybercrime,
137
melakukan sosialisasi secara intensif kepada masyarakat, serta melakukan riset-riset khusus
dalam penaggulangan cybercrime.Indonesia sendiri memiliki IDCERT (Indonesia Computer
Emergency Response Team). Unit ini merupakan point of contact bagi orang untuk
melaporkan masalah-masalah keamanan komputer.
Teknologi, Informasi dan Komunikasi bisa menjadi pilar-pilar pembangunan nasional
yang bisa mengadaptasi di setiap permasalahan bangsa sebagai contoh menyerap tenaga kerja
baru, mencerdaskan kehidupan bangsa dan sebagai alat pemersatu bangsa. Dalam
mengaplikasikan ilmunya ataut menjalankan profesi IT bukan mudah dan bukan tidak sukar,
yang terpenting adalah kita mampu menempatkan diri pada posisis yang benar. Profesi IT
dianggap orang lain adalah profesi khusus karena keahlian yang ia miliki maka dari itu kita
bisa menentukan tapi dengan ikatan yang jelas.
Profesi IT juga bisa dianggap sebagai dua mata pisau, bagaimana yang tajam bisa
menjadikan IT lebih berguna untuk kemaslahatan umat dan mata lainya bisa menjadikan IT
ini menjadi bencana sosial, bencana ekonomi maupun krisis kebudayaan yang saat ini sering
terjadi yaitu Pembuatan website porno, seorang hacker melakukan pengacakan rekening
sebuah bank dan melakukan kebohongan dengan content-content tertentu, dan lain-lain.
Manusia juga harus bisa menyikapi dengan keadaan teknologi, informasi dan
komunikasi saat ini dengan arus besar data yang bisa kita dapat dengan hitungan per detik
ataupun dengan kesederhanaan teknologi kita bisa melakukan pekerjaan menjadi praktis, tapi
manusia harus melakukan pembenahan terhadap teknologi sebagai inovasi untuk
meringankan maupun memberantas resiko kejamnya teknologi itu sendiri. Dengan
membangun semangat kemoralan dan sadar akan etika sebagai orang yang ahli di bidang IT .
Tentu saja diharapkan etika profesi semakin dijunjung ketika jenjang pendidikan berlatar IT
makin tinggi. Sedangkan keahlian dilapangan meningkat seiring banyaknya latihan dan
pengalaman.
Pada kesempatan saat ini, bagaimana kita bisa menegakan etika profesi seorang
teknokrat(sebutan bagi orang yang bekerja di bidang IT) dan bagaimana kita bisa menjadi
seorang teknokrat yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Kita harus bisa memberikan
inovasi-inovasi pemikiran, gagasan produktif dan aksi nyata untuk perkembangan IT kedepan
. Bukan tidak mungkin IT akan menjadi hal yang sistematis dalam perkembanagan bangsa
kedepan dalam memajukan kegidupan berbangsa maupun bernegara. Untuk dalam
perkembangan teknologi informasi khususnya kaitanya dengan persoalan cybercrime.

138
Cyber Crime : Sebua Evolusi Kejahatan
 Jenis kejahatan “konvensional” :
1) Kejahatan kerah biru (blue collar crime) Pencurian, penipuan, pembunuhan
2) Kejahatan kerah putih (white collar crime)Kejahatan korporasi, kejahatan birokrat,
malpraktek dll
Pengertian Cybercrime
 Cybercrime merupakan bentuk-bentuk kejahatan yang ditimbulkan karena
pemanfaatan teknologi internet.
 Dapat didefinisikan sebagai perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan
menggunakan internet yang berbasis pada kecanggihan teknologi computer dan
telekomunikasi.

 Karakteristik Unik dari Cybercrime


1) Ruang lingkup kejahatan
2) Sifat kejahatan
3) Pelaku kejahatan
4) Modus kejahatan
5) Jenis kerugian yang ditimbulkan

 Jenis Cybercrime
Berdasarkan Jenis Aktivitasnya
1. Unauthorized Access.
Terjadi ketika seseorang memasuki atau menyusup ke dalam suatu system jaringan
computer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik system
jaringan computer yang dimasukinya.
Probing dan Port Scanning merupakan contoh dari kejahatan ini.
Aktivitas “Port scanning” atau “probing” dilakukan untuk melihat servis-servis apa saja
yang tersedia di server target.
2. Illegal Contents
Merupakan kejahatan yang dilakukan dengan memasukkan data atau informasi ke internet
tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau
mengganggu ketertiban umum.
3. Penyebaran Virus Secara Sengaja

139
Penyebaran virus umumnya dilakukan dengan menggunakan email. Seringkali orang yang
system emailnya terkena virus tidak menyadari hal ini. Virus ini kemudian dikirimkan ke
tempat lain melalui emailnya.
Contoh kasus : Virus Mellisa, I Love You, dan Sircam.
4. Data Forgery
Kejahatan jenis ini bertujuan untuk memalsukan data pada dokumen-dokumen penting
yang ada di Internet.
5. Cyber Espionage, Sabotage and Extortion
Merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan
mata-mata terhadap pihak lain dengan memasuki system jaringan computer pihak sasaran.
Selanjutnya, sabotage and extortion merupakan jenis kejahatan yang dilakukan dengan
membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program computer
atau system jaringan computer yang terhubung dengan internet.
6. Cyberstalking
Dilakukan untuk mengganggu atau melecehkan seseorang dengan memanfaatkan
computer, misalnya menggunakan e-mail dan dilakukan berulang-ulang.
Kejahatan tersebut menyerupai terror yang ditujukan kepada seseorang dengan
memanfaatkan media internet.
7. Carding
Merupakan kejahatan yang dilakukan untuk mencuri nomor kartu kredit milik orang lain
dan digunakan dalam transaksi perdagangan di internet.
8. Hacking dan Cracking
Istilah hacker biasanya mengacu pada seseorang yang mempunyai minat besar untuk
mempelajari system computer secara detail dan bagaimana meningkatkan kapabilitasnya.
Besarnya minat yang dimiliki seorang hacker dapat mendorongnya untuk memiliki
kemampuan penguasaan system di atas rata-rata pengguna. Jadi, hacker memiliki konotasi
yang netral. Aktivitas cracking di internet memiliki lingkungan yang sangat luas, mulai
dari pembajakan account milik orang lain, pembajakan situs web, probing, menyebarkan
virus, hingga pelumpuhan target sasaran.
9. Cybersquatting and Typosquatting
Merupakan kejahatan yang dilakukan dengan mendaftarkan domain nama perusahaan
orang lain dan kemudian berusaha menjualnya kepada perusahaan tersebut dengan harga
yang lebih mahal. Typosquatting adalah kejahatan dengan membuat domain yang mirip
dengan nama domain orang lain.
140
10. Hijacking
Merupakan kejahatan melakukan pembajakan hasil karya orang lain. Yang paling sering
terjadi adalah Software Piracy (pembajakan perangkat lunak)
11. Cyber Terorism
Suatu tindakan xybercrime termasuk cyber terorism jika mengancam pemerintah atau
warganegara, termasuk cracking ke situs pemerintah atau militer.

 Berdasarkan Motif Kegiatannya


1. Sebagai tindakan murni kriminal
Kejahatan yang murni merupakan tindak criminal yang dilakukan karena motif
kriminalitas. Kejahatan jenis ini biasanya menggunakan internet hanya sebagai sarana
kejahatan. Contoh kejahatan semacam ini adalah Carding.
2. Cybercrime sebagai kejahatan “abu-abu”
Pada jenis kejahatan di internet yang masuk dalam “wilayah abu-abu” cukup sulit
menentukan apakah itu merupakan tindakan criminal atau bukan, mengingat motif
kegiatannya terkadang bukan untuk berbuat kejahatan. Contohnya adalah probing atau
portscanning.
 Berdasarkan Sasaran Kejahatannya
1. Menyerang Individu (Against Person)
Jenis kejahatan ini, sasaran serangannya ditujukan kepada perorangan atau individu
yang memiliki sifat atau criteria tertentu sesuai tujuan penyerangan tersebut. Beberapa
contoh kejahatan ini antara lain : Pornografi, Cyberstalking, Cyber Tresspass
2. Menyerang Hak Milik (Against Property)
Cybercrime yang dilakukan untuk mengganggu atau menyerang hak milik orang lain.
Contoh: carding, cybersquatting, typosquatting, hijacking, data forgery
3. Menyerang Pemerintah (Against Government)
Cybercrime Against Government dilakukan dengan tujuan khusus penyerangan
terhadap pemerintah
 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Cyber Crime
1) Faktor Politik
2) Faktor Ekonomi
3) Faktor Sosial Budaya.
Ada beberapa aspek untuk Faktor Sosial Budaya:
a) Kemajuan Teknologi Informasi;
141
b) Sumber Daya Manusia; dan
c) Komunitas Baru.
 Dampak Cybercrime Terhadap Keamanan Negara
1. Kurangnya kepercayaan dunia terhadap Indonesia; dan
2. Berpotensi menghancurkan Negara.

 Dampak Cybercrime Terhadap Keamanan Dalam Negeri


1. Kerawanan social dan politik yang ditimbulkan dari Cybercrime antara lain isu-isu yang
meresahkan, memanipulasi simbol-simbol kenegaraan, dan partai politik dengan tujuan
untuk mengacaukan keadaan agar tercipta suasana yang tidak kondusif.
2. Munculnya pengaruh negative dari maraknya situs-situs porno yang dapat diakses bebas
tanpa batas yang dapat merusak moral bangsa.

 Menuju UU Cyber Republik Indonesia


Strategi Penanggulangan Cyber Crime
1. Strategi Jangka Pendek
a) Penegakan hukum pidana
b) Mengoptimalkan UU khusus lainnya
c) Rekruitment aparat penegak hukum
2. Strategi Jangka Menengah
a) Cyber police
b) Kerjasama internasional

sumber:
https://www.google.co.id/search?q=Gambar+kejahatan+pencucian+uang&tbm

3. Strategi Jangka Panjang


a) Membuat UU cyber crime
b) Membuat perjanjian bilateral

 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Cybercrime.


Era kemajuan teknologi informasi ditandai dengan meningkatnya penggunaan internet
dalam setiap aspek kehidupan manusia. Meningkatnya penggunaan internet di satu sisi

142
memberikan banyak kemudahan bagi manusia dalam melakukan aktivitasnya, di sisi lain
memudahkan bagi pihak-pihak tertentu untuk melakukan tindak pidana.

1. Faktor Politik.
Mencermati maraknya cyber crime yang terjadi di Indonesia dengan permasalahan yang
dihadapi oleh aparat penegak, proses kriminalisasi di bidang cyber yang terjadi merugikan
masyarakat.Penyebaran virus koputer dapat merusak jaringan komputer yang digunakan
oleh pemerintah, perbankan, pelaku usaha maupun perorangan yang dapat berdampak
terhadap kekacauan dalam sistem jaringan. Dapat dipastikan apabila sistem jaringan
komputer perbankan tidak berfungsi dalam satu hari saja akan mengakibatkan kekacauan
dalam transaksi perbankan.
Kondisi ini memerlukan kebijakan politik pemerintah Indonesia untuk menanggulangi
cyber crime yang berkembang di Indonesia. Aparat penegak hukum telah berupaya keras
untuk menindak setiap pelaku cyber crime, tapi penegakkan hukum tidak dapt berjalan
maksimal sesuai harapan masyarakat karena perangkat hukum yang mengatur khusus
tentang cyber crime belum ada.
Untuk menghindari kerugian yang lebih besar akibat tindakan pelaku cyber crime maka
diperlukan kebijakan politik pemerintah Indonesia untuk menyiapkan perangkat hukum
khusus (lex specialist) bagi cyber crime. Dengan perangkat hukum ini aparat penegak hukum
tidak ragu-ragu lagi dalam melakukan penegakan hukum terhadap cyber crime.

2. Faktor Ekonomi.
Kemajuan ekonomi suatu bangsa salah satunya dipengaruhi oleh promosi barang-barang
produksi. Jaringan komputer dan internet merupakan media yang sangat murah untuk
promosi. Masyarakat dunia banyak yang menggunakan media ini untuk mencari barang-
barang kepentingan perorangan maupun korporasi. Produk barang yang dihasilkan oleh
indutri di Indonesia sangat banyak dan digemari oleh komunitas Internasional. Para pelaku
bisnis harus mampu memanfaatkan sarana internet dimaksud.
Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia harus dijadikan pelajaran bagi masyarakat
Indonesia untuk bangkit dari krisis dimaksud. Seluruh komponen bangsa Indonesia harus
berpartisipasi mendukung pemulihan ekonomi. Media internet dan jaringan komputer
merupakan salah satu media yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat untuk
mempromosikan Indonesia.

143
3. Faktor Sosial Budaya.
Faktor sosial budaya dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu :
a) Kemajuan teknologi Informasi.
Dengan teknologi informasi manusia dapat melakukan akses perkembangan lingkungan
secara akurat, karena di situlah terdapat kebebasan yang seimbang, bahkan dapat
mengaktualisasikan dirinya agar dapat dikenali oleh lingkungannya.

b) Sumber Daya Manusia.


Sumber daya manusia dalam teknologi informasi mempunyai peranan penting sebagai
pengendali sebuah alat. Teknologi dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran namun dapat
juga untuk perbuatan yang mengakibatkan petidaka akibat dari penyimpangan dan
penyalahgunaan. Di Indonesia Sumber Daya Pengelola teknologi Informasi cukup,
namun Sumber Daya untuk memproduksi masih kurang. Hal ini akibat kurangnya
tenaga peneliti dan kurangnya biaya penelitian dan apresiasi terhadap penelitian.
Sehingga Sumber Daya Manusia di Indonesia hanya menjadi pengguna saja dan
jumlahnya cukup banyak.
c) Komunitas Baru.
Dengan adanya teknologi sebagai sarana untuk mencapai tujuan, di antaranya media
internet sebagai wahana untuk berkomunikasi, secara sosiologis terbentuk sebuah
komunitas baru di dunia maya.
Komunitas ini menjadi populasi gaya baru yang cukup diperhitungkan. Pengetahuan
dapat diperoleh dengan cepat.

 Dampak Cyber Crime Terhadap Keamanan Negara.


Dampak cyber crime terdapat keamanan negara yang dapat disorot dari aspek :
1) Kurangnya kepercayaan dunia terhadap Indonesia.
2) Berpotensi menghancurkan negara.
3) Keresahan masyarakat pengguna jaringan komputer.
4) Dampak terhadap keamanan dalam negeri, berupa kepercayaan dunia terhadap
Indonesia, berpotensi menghancurkan negara, keresahan masyarakat pengguna
komputer, dan dampak cyber crime terhadap Keamanan dalam Negeri.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah melahirkan pergembangan
hubungan internasional sehingga muncul globalisasi yang semakin menghilangkan batas-
batas antar negara. Perkembangan teknologi informasi dan elektronika meningkat dengan
144
perkembangan teknologi komputer dan informatika dan ternologi informasi yaite
telekomunikasi melahirkan teknologi internet.
Teknologi internet ini melahirkan berbagai macam dampak positif dan dampak
negatif. Dampak negatif ini telah memunculkan berbagai kejahatan mayantara (cyber crime)
yang meresahkan masyarakat Internasional pada umunya dan masyarakat Indonesia pada
khususnya. Kejahatan tersebut perlu mendapatkan tindakan yang tegas dengan
diundangkanya Undang-Undang terhadap kejahatan mayantara yaitu dengan dikeluarkan UU
No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Ekonomi, yang merupakan usaha untuk
memberikan kepastian hukum tentang kerugian akibat cyber crime tersebut. Undang-Undang
ini akibat dari lemahnya penegakan hukum yang digunakan sebelumnya yang mengacu pada
KUHP dan peraturan perundingan lain seperti hak cipta, paten, monopoli, merek,
telekomunikasi dan perlindungan konsumen.
Kejahatan Mayantara ini bersifat transnasional, dan karena kasusnya sudah
sedemekian seriusnya, sehingga selain hukum nasional juga dalam konvensi-konvensi
internasional sehingga perlu kepastian hukum dalam mencegah dan menanggulanginya.
Berbagai upaya digunakan dalam menindak pelaku cyber crime dengan Undang-Undang
yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan teknologi informasi di Indonesia.
Upaya Internasional dalam Menghadapi Cyber Crime.
Menurut Barda Nawawi Arief, cyber crime merupakan salah satu bentuk atau dimensi
baru dari kejahatan masa kini yang mendapat perhatian masyarakat luas di dunia
internasional. Cyber crime merupakan salah satu sisi gelap dari kemajuan teknologi yang
mempunyai dampak negatif sangat luas bagi seluruh kehidupan modern saat ini. Sehubungan
dengan hal tersebut, Ramlan Ginting menyatidakan bahwa kejahatan dunia maya jelas
bersifat lintas batas negara (borderless). Jadi, cyber crime bukan hanya masalah nasional tapi
juga masalah internasional.
Cyber crime merupakan masalah internasional, maka diperlukan upaya hukum
internasional dalam mengantisipasi masalah cyber crime. Perkembangan dalam hukum
internsional sendiri memang telah menunjukkan bahwa telah dilakukan berbagai upaya
hukum internsional dalam mengantisipasi cyber crime. Akan tetapi, menurut Ahmad M.
Ramli, instrumen hukum internasional di bidang cyber crime merupakan sebuah fenomena
baru dalam tatanan modern mengingat cyber crime sebelumnya tidak mendapat perhatian dari
negara-negara sebagai subyek hukum internasional. Munculnya bentuk kejahatan baru yang
tidak saja bersifat lintas batas tetapi juga terwujud dalam tindakan-tindakan virtual telah
menyadarkan masyarakat internasional tentang perlunya perangkat hukum internasional baru
145
yang dapat digunakan sebagai kaidah hukum internasional dalam mengatasi kasus-kasus
cyber crime.
Adapun instrumen hukum internasional di bidang Cyber Crime merupakan sebuah
sebuah fenomena baru dalam tatanan hukum internasional modern mengingat kejahatan
mayantara sebelumnya tidak mendapat perhatian dari negara-negara sebagai subyek hukum
internasional. Munculnya bentuk kejahatan baru yang tidak bersifat transnasional tetapi juga
terwujud dalam tindakan-tindakan virtual telah menyadarkan masyarakat internasional dalam
mengatasi kasus-kasus cyber crime.
Adapun instrumen hukum Internasional yang dapat dirujuk dalam fenomena cyber
crime sebagai kejahatan transnasional adalah United Nations Conventions Againts
Transnational Organized Crime, atau yang dikenal dengan Palermo Convention, tahun 2000.
Dalam Palermo Convention ini ditetapkan bahwa kejahatan-kejahatan yang termasuk dalam
kejahatan transnasional diantaranya adalah :
 Kejahatan Terorisme
Pada dasarnya kejahatan terorisme merupakan kejahatan internasional, karena
dilihat dari sumber hukumnya pemberantasan terhadap kejahatan ini didasarkan pada 13
ketentuan internasional yang berbeda satu sama lainnya. Namun ke 13 ketentuan tersebut
tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, sebab satu sama lainnya saling terkait.
Adapun ketentuan yang dimaksud adalah:
(1) Convention on Offences and Certain Other Acts Committed on Board Aircraft
1963,(konvensi Tokyo 7963); (2) Convention for the Suppresson of Unlawful
Seizure of Aircraft ( konvensi Den Haag /970J;
(3) Convention for the Suppresson of Unlawful acts Against the Safety of Civil Aviation
1971 (konvensi Montreal 1971);
(4) Convention on the Protection and Punishment of Crime Against Internationally
Protected Persons, including Diplomatic Agents (Konvensi New York 1973);
(5) Convention of the Physical Protection of Nuclear Material (Konvensi Wina 1980);
(6) Protocol for the Suppression of Unlawful Acts of Violence at Airport Serving
International Civil Aviation 1988;
(7) Convention for the Suppression of Unlawful Acts Against the Safety Maritime
Navigation 1988 (Konvensi Roma 1988);
(8) Protocol for the Suppression of Unlawful Acts Against the Safety of Fixed Platforms
Located on the Continental Shelf 1988;

146
(9) Convention on the Marking of Plastic for the Purpose of Detection 1991 (Konvensi
Montreal 1991);
(10) Convention against the Tidaking of Hostage 1979;
(11) The Convention on the Safety of United Nations and Associated Personnel I994;
(12) The International Convention for the Suppression Terrorist Bombing 1997;
(13) The International Convention for the Suppression of the Financing of Terrorism 1999.
Sesuai dengan ketentuan internasional tersebut di atas, menunjukkan bahwa kejahatan
terorisme internasional dilakukan melalui berbagai cara antara lain; pembajakan pesawat
terbang, penyanderaan, pejabat-pejabat asing/ diplomatik, pembajakan dan sabotase kapal,
penggunaan senjata-senjata pemusnah massal, sehingga diperlukan berbagai pengaturan
internasional untuk mengantisipasi kejahatan terrorisme internasional.

 Kejahatan penyalahgunaan wewenang (Korupsi)


Dalam terminologi konvensi ini, seperti korupsi sebenarnya adalah serious crime,
bukan extraordinary crime, tapi upaya pemberantasannya yang extraordinary. Sedangkan
yang termasuk extraordinary crime yaitu kejahatan kemanusiaan, genosida, kejahatan perang,
agresi. Semuanya ini termasuk pelanggaran HAM berat.Para koruptor kelas kakap di
Indonesia, entah pejabat dan pengusaha, sebentar lagi tidak akan bisa tidur tenang. Walau
menyimpan aset hasil korupsi di bank luar negeri dan berlindung di balik lemahnya
penegakan hukum nasional, mereka tetap akan dituntut oleh masyarakat internasional dan
akan diganjar sesuai tingkat kesalahannya. Begitu pula dengan para penegak hukum di
Indonesia. Mereka kian dituntut oleh masyarakat internasional untuk intensif memberantas
korupsi.
Itu akan terjadi bila Indonesia segera meratifikasi ”Konvensi Internasional atas
Kejahatan Terorganisir Lintas Negara” atau yang dikenal dengan Konvensi Palermo 2000.
Namun konvensi tersebut baru tahun ini akan dibicarakan di DPR untuk segera diratifikasi.
Selain itu DPR juga baru akan meratifikasi dua protokol tersebut pada tahun depan.

 Kejahatan Pornografi, Perdagangan Wanita dan Anak-Anak.


Berbagai kemajuan di bidang teknologi informasi, antara lain dengan digunakannya
internet dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Hal ini menimbulkan dampak
negatif yaitu munculnya pornografi anak di internet.
Dalam perundang-undangan di Indonesia, sampai saat ini belum ada undang-undang
tentang pemanfaatan teknologi informasi. Untuk menanggulangi masalah yang timbul di
147
bidang kejahatan teknologi informasi , digunakan hukum positif yang ada, meskipun
sebetulnya hal tersebut kurang tepat, antara lain karena rumusan jenis tindak pidana, unsur-
unsur tindak pidana, serta sanksi pidana yang kurang tepat.
Perkembangan kejahatan teknologi informasi yang cepat, seyogyanya juga diikuti
oleh perundang-undangan yang baik. Sebagai hukum yang berlaku untuk masa yang akan
datang (ius constituendum), perlu disusun hukum yang tepat, antara lain dengan melakukan
studi banding serta diambil dari norma-norma bangsa .
Selain Konvensi Palermo, pemerintah Indonesia juga telah menandatangani dua protokol,
yakni mengenai penyelundupan migran lewat darat, laut, dan udara dan mengenai
pencegahan dan hukuman penyelundupan manusia, terutama atas perempuan.

 Kejahatan Pencucian Uang.


Dalam konvensi PBB tahun 1995 dan terakhir pada konvensi Palermo 2000, sudah
disebutkan tentang pemberantasan kejahatan, dimana ada 17 jenis kejahatan yang termasuk
serious crime. Ternyata tindak pidana pencucian uang merupakan peringkat pertama, setelah
itu adalah korupsi dan penyelundupan.
Kejahatan inilah yang dikategorikan
international serious crime, tapi bukan
extraordinary crime.

Gambar . Tindak Pidana Pencucian


Uang
https://www.google.co.id/search?

Cybercrime merupakan bentuk-bentuk kejahatan yang ditimbulkan karena pemanfaatan


teknologi internet.Forester & Morrison mendefinisikan kejahatan komputer sebagai : aksi
kriminal dimana komputer digunakan sebagai senjata utama.
Girasa (2002) mendefinisikan cybercrime sebagai : aksi kejahatan yang menggunakan
teknologi komputer sebagai komponen utama.
Tavani (2000) memberikan definisi cybercrime yang lebih menarik, yaitu kejahatan dimana
tindakan kriminal hanya bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi cyber dan terjadi di
dunia cyber.

148
 Karakteristik CyberCrime
Selama ini dalam kejahatan konvensional, dikenal dengan istilah:
Kejahatan kerah biru (blue collar crime)Tindak kejahatan yang dilakukan secara
konvensional seperti merampok, pencurian, pembunuhan, dll. Para pelaku biasanya
digambarkan dari kalangan kelas sosial bawah, kurang terdidik, berpenghasilan rendah.
Kejahatan kerah putih (white collar crime)Kejahatan ini terbagi dalam 4 kelompok:
Kejahatan korporasi, kejahatan birokrat,
mal praktek dan kejahatan individu.
Pelaku biasanya dari kalangan atas
(kebalikan dari blue collar crime).
Cybercrime sendiri sebagai
kejahatan yang muncul sebagai akibat
adanya komunitas dunia maya internet,
memiliki karakteristik tersendiri yang
berbeda dengan kedua model diatas.
Karakteristik unik kejahatan di dunia
maya menyangkut 5 hal yaitu: Ruang
lingkup kejahatan (bersifat global), sifat kejahatan (kejahatan yang tidak terlihat), pelaku
kejahatan (universal), modus kejahatan (menggunakan teknologi), dan jenis kerugian yang
ditimbulkan (material dan non material – waktu, nilai, jasa, uang barang, harga diri, martabat,
kerahasian informasi).Dimasa mendatang kejahatan ini akan menganggu perekonomian
nasional melalui jaringan infrastruktur yang berbasis teknologi elektronik (perbankan,
telekomunikasi satelit, jaringan listrik dan jaringan lalu lintas penerbangan).

 Jenis Cybercrime
Antara lain Unauthorized Acess, Illegall contents, Penyebaran virus secara sengaja, Data
Forgery, Cyber Espionage-sabotage-Extortion, cyberstalking, Crading, Hacking-Cracking,
Cyber teorism.

 Berdasarkan motif kegiatannya


1) Cybercrime adalah tindakan murni kriminal.
2) Cybercrime sebagai kejahatan “abu-abu” seperti probing atau portscanning.
3) Cybercrime yang menyerang individu seperti pornografi, Cyberstalking, cyber-tresspass
seperti web hacking, breaking ke PC, port scanning.
149
4) Cybercrime menyerang hak milik.
5) Cybercrime menyerang pemerintah.

 Penanggulangan Cybercrime
1) Mengamankan sistem
2) Adanya organisasi OECD (Organization for Economic Coorperation and
Development) atau NGO yang bergerak di bidang Teknologi Informasi.
3) Perlunya Cyberlaw
4) Dukungan dari lembaga khusus seperti CCIPS (Komputer Crime and Intellectual
Property Section dll).
5) Penanggulangan secara global
6) Dukungan pemerintah dalam hal pengembangan SDM aparat terkait

Di internet hukum itu adalah Cyber law, hukum yang khusus berlaku di dunia cyber.
Secara luas cyber law bukan hanya meliputi tindakan kejahatan di internet, namun juga
aturan yang melindungi para pelaku E-commerce, pemegang hak cipta , rahasia dagang,
paten, e-signatur. Cyber Crime merupakan bentuk perkembangan kejahatan transnasional
yang cukup menghawatirkan saat ini. Pesatnya perkembangan di bidang teknologi informasi
saat ini merupakan dampak dari semakin kompleksnya keperluan manusia akan informasi itu
sendiri. Dekatnya hubungan antara informasi dan teknologi jaringan komunikasi telah
menghasilkan dunia maya yang amat luas yang biasa disebut dengan teknologi cyberspace.
Teknologi ini berisikan kumpulan informasi yang dapat diakses oleh semua orang
dalam bentuk jaringan-jaringan komputer yang disebut jaringan internet. Sebagai media
penyedia informasi internet juga merupakan sarana kegiatan komunitas komersial terbesar
dan terpesat pertumbuhannya.

Sebelumnya, dalam Deklarasi ASEAN pada tanggal 20 Desember 1997 di Manila,


yang termasuk sebagai kejahatan transnasional adalah :
1) Cyber Crime;
2) Money laundering;
3) Terrorism;
4) Arm Smuggling (senjata api)
5) Traffiking in Persons;
6) Sea Piracy;

150
7) Currency Counterfeiting;
8) Illicit Drug Trafficfiking.

Instrumen hukum internasional publik yang saat ini mendapat perhatian adalah
konvensi tentang kejahatan wasantara (convention on Cyber Crime) 2001 yang digagas oleh
Uni Eropa. Konvensi ini meskipun pada awalnya dibuat oleh negara regional Eropa, tetapi
dalam perkembangannya dimungkinkan untuk diratifikasi dan diaksesi oleh negara manapun
di dunia yang memiliki komitmen dalam upaya mengatasi kejahatan mayantara.
Negara-negara yang tergantung dalam Uni Eropa pada tanggal 23 November 2001di Kota
Budapest, Hongaria telah membuat dan menyepakati Convention on Cyber Crime yang
kemudian di masukkan dalam European Treaty Series dengan nomor 185. Konvensi ini akan
berlaku secara efektif setelah diratifikasi oleh minimal 5 negara termasukdiratifikasi oleh 3
negara anggota Council of Europe. Substansi konvensi mencakup area yang cukup luas,
bahkan mencakup kebijakan kriminal yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari
cyber crime, baik melalui undang-undang maupun kerjasama internasional.
Adapun yang menjadi pertimbangan dari pembentukan konvensi ini antara lain
sebagai berikut :
1. Bahwa masyarakat internasional menyadari perlunya kerjasama antar negara dan industri
dalam memerangi kejahatan mayantara dan adanya kebutuhan untuk melindungi
kepentingan yang sah di dalam suatu negara serta pengembangan teknologi informasi.
2. Konvensi saat ini diperlukan untuk meredam penyalahnaan sistem, jaringan dan data
komputer untuk melakukan perbuatan kriminal. Dengan demikian, perlu adanya kepastian
hukum dalam proses penyelidikan dan penuntutan pada tingkat internasional dan
domestik melalui suatu mekanisme kerjasama internasional yang dapat dicapai, dipercaya
dan cepat.
3. Saat ini sudah semakin nyata adanya kebutuhan untuk memastikan suatu kesesuaian antara
pelaksanaan penegakan hukum dan hak asasi manusia (HAM) dan konvenan PBB 1996
tentang hak politik dan sipil yang memberikan perlindungan kebebasasn berpendapat
seperti hal berekspresi, yang mencakup kebebasan untuk mencari, menerima, dan
menyabarkan informasi dan pendapat.
Konvensi yang telah disepakati oleh Uni Eropa sebagai konvensi yang terbuka untuk
diakses oleh negara manapun di dunia. Hal ini dimaksudkan untuk dijadikan norma dan
instrumen hukum internasional dalam mengatasi kejahatan mayantara, tanpa mengurangi
kesempatan setiap individu untuk tetap mengembangkan kreativitasnya dalam
151
mengembangkan teknologi informasi. Di samping kedua instrumen tersebut, masih ada
beberapa instrumen internasional yang dapat dijadikan acuan dalam mengatur teknologi
informasi.
Di samping kedua instrumen tersebut, masih ada beberapa instrumen internasional
yang dapat dijadikan acuan dalam mengatur teknologi informasi. Instrumen tersebut dibuat
oleh berbagai organisasi internasional, misalnya the United Nations Commisions on
International Organizations (WTO), World Trade Organizations (WTO), dan sebagainya.
Berikut ini akan diuraikan secara singkat tentang peraturan atau model law yang dikeluarkan
oleh beberapa organisasi tersebut.

152
BAB VIII

CYBERCRIME DAN MODEL HUKUM INTERNASIONAL

Adapun beberapa model law yang telah ditetapkan oleh UNCITRAL terkait dengan
perkembangan teknologi informasi adalah : UNCITRAL Model Law On E-Commerce,
UNCITRAL Model law On E-Commerce, UNCITRAL Model on Electronic Signature,
UNCITRAL Model Law On International Credit Transfer.

1. UNCITRAL
UNCITRAL merupakan salah satu organisasi internasional yang pertama kali mulai
membahas mengenai perkembangan teknologi informasi dan dampaknya terhadap perniagaan
elektronik. Hasil dari UNCITRAL berupa model law yang sifatnya tidak mengikat, namun
menjadi acuan atau model bagi negara-negara untuk mengadopsi atau memberlakukannya
dalam hukum nasional.

2. WTO
Peranan WTO adalah untuk membantu dalam regulasi perdagangan. WTO pertama
kali membahas persoalan e-commerce pada bulan mei 1998. Pada bulamn Juli 1999, empat
badan utama dari WTO telah mengeluarkan laporan pertama mengenai pengaruh (initial
impact assessments).
WTO bermaksud membebaskan perdagangan teknologi Informasi. Pada konferensi
tingkat menteri WTO pertama di Singapura, pada Desember 1999, para negosiator telah
mengadopsikan Deklarasi Ministerial pada perdagangan dan produk teknologi informasi (
Ministerial Declaration on Trade in Information Technology Product atau ITA). ITA
menyediakan untuk mereka yang bersangkutan dalam menunda pembubaran pajak terhadap
produk informasi teknologi yang diliputi oleh perjanjian tanggal 1 Januari 2000.

3. APEC
APEC telah menyusun blue print for Action on Electronic Commerce pada bulan
November 1998 yang menekankan peranan pemerintah untuk mendukung dan memfasilitasi
perkembangan dan kemajuan e-commerce dengan :
1) Menyediakan lingkungan yang efektif, termasuk aspek hukum dan regulasi yang
transparan dan konsisten.

153
2) Menyediakan lingkungan yang mendukung kepercayaan dan keyakinan di antara
pelaku e-commerce,
3) Mendukung fungsi efisiensi dri e-commerce secara internasional dengan tujuan untuk
membentuk suatu kerangka domestik;
4) Mempercepat dan mendorong penggunaan media elektronik.

4. OECD
OECD pertama kali dimulai menggarap masalah e-commerce pada tahun 1998 di
Ottawa dengan mengumumkan Actions Plan for Electronics Commerce yang antaranya
merencanakan untuk :
1. Membangun kepercayaan untuk pengguna dan konsumen.
2. Menetapkan aturan dasar untuk tempat pasar digital.
3. Memperbaiki infrastruktur informasi untuk perdagangan elektronik.
4. Memaksimalkan keuntungan dari perdagangan elektronik.

Resolusi Kongres PBB VIII tahun 1990 tentang The Prevention of Crime and
Treatment of Offenders di Havana mengajukan bebrapa kebijakan dalam upaya
menaggulangi cyber crime, antara lain sebagai berikut :
1. Menghimbau negara anggota untuk menginvestasikan upaya-upaya penanggulangan
penyalahgunaan komputer yang lebih efektif dengan mempertimbangkan langkah-
langkah di antaranya :
2. Melakukan modernisasi hukum pidana material dan hukum acara pidana.
3. Mengembangkan tindakan-tindakan pencegahan dan pengamanan komputer.
4. Melakukan langkah-langkah untuk membuat peka warga masyarakat, aparat pengadilan
dan penegak hukum, terhadap pentingnya pencegahan kejahatan yang berhubungan
dengan komputer.
5. Melakukan upaya-upaya pelatihan (training) bagi para hakim, pejabat dan para penegak
hukum mengenai kejahatan ekonomi dan cyber crime.
6. Memperluas rules of ethics dalam penggunaan komputer dan mengajarkannya melalui
kurikulum informatika.
7. Mengadopsi kebijakan perlindungan korban Cyber Crime sesuai dengan deklarasi PBB
mengenai korban, dan mengambil langkah-langkah untuk korban melaporkan adanya
cyber crime.

154
8. Menghimbau negara anggota meningkatkan kegiatan internasional dalam upaya
penanggualngan Cyber Crime.
9. Merekomendasikan kepada Komite Pengendalian dan Pencegahan Kejahatan
(Committe on Crime Prevention and Control) PBB untuk :
a. Menyebarluaskan pedoman dan standar untuk membantu negara anggota
menghadapi Cyber Crime di tingkat nasional, regional dan internasional.
b. Mengembangkan penelitian dan analisis lebih lanjut guna menemukan cara-cara
baru menghadapi problem Cyber Crime pada masa yang akan datang.
c. Mempertimbangkan Cyber Crime sewaktu meninjau pengimplementasian
perjanjian ekstradisi dan bantuan kerja sama di bidang penanggulangan kejahatan.

Upaya internasional dalam penanggulangan cyber crime, juga telah dibahas secara
khusus dalam suatu workshop on crime related to computer networks yang diorganisasi oleh
UNAFEI selama Kongres PBB X tahun 2000 berlangsung. Adapun kesimpulan dari
lokakarya ini adalah sebagai berikut :
1. Computer Related Crime (CRC) harus dikriminalisasikan.
2. Diperlukan hukum acara yang tepat untuk penyidikan dan penuntutan terhadap penjahat
mayantara (cyber criminals).
3. Harus ada kerja antara pemerintah dan industri terhadap tujuan umum pencegahan dan
penaggulanagn kejahatan komputer agar internet menjadi aman.
4. Diperlukan kerjasama internasional untuk menelusuri atau mencari para penjahat internet.
5. PBB harus mengambil langkah atau tindak lanjut yang berhubungan dengan bantuan dan
kerja sama teknis dalam penaggulangan Computer Related Crime (CRC).

Demikianlah beberapa upaya hukum internasional yang terkait dengan upaya


pencegahan dan penanggulangan Cyber Crime. Upaya pencegahan dan penanggulangan
kejahatan mayantara dilaksanakan oleh masyarakat internasional oleh karena kejahatan ini
adalah merupakan salah satu kejahatan baru yang beraspek internasional dan global. Upaya
hukum saat ini tidak hanya terbatas pada perangkat model law, tetapi juga terkait dengan
penegakan hukum.(law inforcement) di tegakkan.

Apa pentingnya Internasional dalam Menghadapi Cyber Crime


Menurut Barda Nawawi Arief, cyber crime merupakan salah satu bentuk atau dimensi
baru dari kejahatan masa kini yang mendapat perhatian masyarakat luas di dunia
155
internasional. Cyber crime merupakan salah satu sisi gelap dari kemajuan teknologi yang
mempunyai dampak negatif sangat luas bagi seluruh kehidupan modern saat ini. Sehubungan
dengan hal tersebut, Ramlan Ginting menyatidakan bahwa kejahatan dunia maya jelas
bersifat lintas batas negara (borderless). Jadi, cyber crime bukan hanya masalah nasional tapi
juga masalah internasional.
Cyber crime merupakan masalah internasional, maka diperlukan upaya hukum
internasional dalam mengantisipasi masalah cyber crime. Perkembangan dalam hukum
internsional sendiri memang telah menunjukkan bahwa telah dilakukan berbagai upaya
hukum internsional dalam mengantisipasi cyber crime. Akan tetapi, menurut Ahmad M.
Ramli, instrumen hukum internasional di bidang cyber crime merupakan sebuah fenomena
baru dalam tatanan modern mengingat cyber crime sebelumnya tidak mendapat perhatian dari
negara-negara sebagai subyek hukum internasional. Munculnya bentuk kejahatan baru yang
tidak saja bersifat lintas batas tetapi juga terwujud dalam tindakan-tindakan virtual telah
menyadarkan masyarakat internasional tentang perlunya perangkat hukum internasional baru
yang dapat digunakan sebagai kaidah hukum internasional dalam mengatasi kasus-kasus
cyber crime.
Adapun instrumen hukum internasional di bidang Cyber Crime merupakan sebuah
sebuah fenomena baru dalam tatanan hukum internasional modern mengingat kejahatan
mayantara sebelumnya tidak mendapat perhatian dari negara-negara sebagai subyek hukum
internasional. Munculnya bentuk kejahatan baru yang tidak bersifat transnasional tetapi juga
terwujud dalam tindakan-tindakan virtual telah menyadarkan masyarakat internasional dalam
mengatasi kasus-kasus cyber crime.

1) Perlunya kerjasama internasional


Perlunya Kerjasama Internasional dalam Menangani Kejahatan cybercrime
Permasalahan yang ditimbulkan akibat perkembangan teknologi komputer dan informasi
global, menunjukkan perlu adanya upaya yang menyeluruh untuk menanggulangi
cybercrime. Kesadaran dari para pengguna jasa internet terhadap cyberethics juga akan turut
membantu. Selain itu, kerjasama antara negara-negara pengguna jasa internet juga membantu
menanggulangi paling tidak mengurangi kejahatan internet yang melintasi batas-batas negara.
Pada dasarnya interaksi internet bersifat bebas (dengan adanya civil cyberliberty) dan
pribadi (privacy). Prinsip-prinsip dasar yang diakui umum dari aktivitas elektronik melalui
internet adalah transparansi, yaitu adanya keterbukaan dan kejelasan dalam setiap interaksi
internet, kehandalan dengan informasi yang dapat dipercaya serta kebebasan dimana para
156
pelaku bisnis, konsumen ataupun pribadi dapat secara bebas mengakses atau berinteraksi
tanpa adanya hambatan, kesulitan ataupun tekanan dalam bentuk apapun.
Namun demikian, kebebasan cyber dalam aktivitas internet itu haruslah dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak merugikan kepentingan umum atau konsumen, melanggar
hak pribadi orang lain, mengganggu keamanan nasional, mengancam integritas bangsa serta
melanggar nilai dan norma kesusilaan dan moralitas. Cyberliberty dalam internet dapat
dipakai sebagai media yang efektif untuk melancarkan ancaman internet (cyberthreat).
Cyberliberty juga memudahkan orang melakukan kejahatan yang merusak moralitas, nilai
dan norma seperti perjudian, prostitusi maupun pornografi.
Telah banyak contoh bentuk kejahatan yang terjadi di dunia maya, seperti kasus-kasus
mafia cyber yang merebak pertengahan tahum 2004 di Amerika Serikat. Lalu di Indonesia
sendiri pernah mengalami, ketika sistem jaringan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada
tahun 2004 disusupi oleh para chreaker. Hal ini tentu saja mencemaskan karena ketika dunia
semakin tergantung kepada teknologi dan manajemen berbasis pada informasi, ternyata
kemajuan dalam penanggulangan kejahatan berbasis teknologi ini dapat dikatidakan berjalan
perlahan. Penanggulangan cybercrime oleh nagara-negara secara bersama sangatlah penting
dilakukan, terutama kerjasama internasional yang menyelenggarakan pengawasan dan
pengontrolan cybercrime. Sesungguhnya cybercrime sangat mengganggu terutama bagi
negara-negara maju yang kebanyakan sistem administrasinya menggunakan sistem internet.
Pada 23 November 2001 silam di Budapest, Hongaria, 30 negara sepakat untuk
menandatangani Convention on Cybercrime, merupakan kerjasama multilateral yang
diadakan guna menanggulangi penyebaran aktivitas kriminal melalui internet dan jaringan
komputer lainnya. Melalui kerjasama ini diharapkan dapat menggugah masyarakat
internasional untuk ikut berpartisipasi dalam penanggulangan kejahatan berteknologi tinggi
tersebut.
Akan tetapi upaya penanggulangan cybercrime ini menemukan masalah dalam perihal
yurisdiksi. Pengertian yurisdiksi sendiri adalah kekuasaan atau kompetensi hukum negara
terhadap orang, benda atau peristiwa (hukum). Yurisdiksi ini merupakan refleksi dari prinsip
dasar kedaulatan negara, kesamaan derajat negara dan prinsip tidak campur tangan.
Yurisdiksi juga merupakan suatu bentuk kedaulatan yang vital dan sentral yang dapat
mengubah, menciptidakan atau mengakhiri suatu hubungan atau kewajiban hukum.
Dalam kegiatan cyberspace, Darrel Menthe menyatidakan yurisdiksi di cyberspace
membutuhkan prinsip-prinsip yang jelas yang berakar dari hukum internasional. Hanya

157
melalui prinsip-prinsip yurisdiksi dalam hukum internasional, negara-negara dapat dihimbau
untuk mengadopsi pemecahan yang sama terhadap pertanyaan mengenai yurisdiksi internet.
Pendapat Menthe ini dapat ditafsirkan bahwa dengan diakuinya prinsip-prinsip
yurisdiksi yang berlaku dalam hukum internasional dalam kegiatan cyberspace oleh setiap
negara, maka akan mudah bagi negara-negara untuk mengadakan kerjasama dalam rangka
harmonisasi ketentuan-ketentuan pidana untuk menanggulangi cybercrime.
Pada dasarnya, teknologi internet merupakan sesuatu yang bersifat netral, dalam
artian bahwa teknologi tersebut tidak bersifat baik ataupun jahat. Akan tetapi dengan
keluasan fungsi dan kecanggihan teknologi informasi yang terkandung di dalamnya ditambah
semakin merebaknya globalisasi dalam kehidupan mendorong para pelaku kejahatan untuk
menggunakan internet sebagai sarananya.
Cybercrime pada saatnya akan menjadi bentuk kejahatan serius yang dapat
membahayakan keamanan individu, masyarakat dan negara serta tatanan kehidupan global.
Kegiatan-kegiatan kenegaraan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat dan
negara tidak selalu bisa dijamin aman dari ancaman penjahat dalam dunia maya. Karena
pelaku-pelaku cybercrime secara umum adalah orang-orang yang memiliki keunggulan
kemampuan keilmuan dan teknologi. Pada sisi lain, kemampuan aparat untuk menanganinya
sungguh jauh kualitasnya di bawah para pelaku kejahatan tersebut.
Mengingat bahwa cybercrime tidak mengenal batas-batas negara maka dalam upaya
penanggulangannya memerlukan suatu koordinasi dan kerjasama antarnegara. Cybercrime
memperlihatkan salah satu kondisi yang kompleks dan penting untuk diadakannya suatu
kerjasama internasional. Secara hukum hal tersebut telah mengalami kemajuan sebab di
Budapest, Hongaria, 30 negara telah sepakat untuk menandatangani Convention on
Cybercrime, yang merupakan kerjasama internasional untuk penanggulangan penyebaran
aktivitas kriminal melalui internet dan jaringan komputer lainnya.
Meski demikian efektivitas dan efisiensi pelaksanaannya masih perlu dicari format
yang tepat, karena seperti kasus-kasus sebelumnya banyak konvensi internasional yang
terbentur dalam pelaksanaannya. Salah satu unsur yang akan menjadi tantangan dalam
menerapkan suatu konvensi adalah perbedaan persepsi terhadap masalah yang bermuara dari
perbedaan kepentingan dan pengalaman.
Apalagi di dalam cybercrime ketiadaan batas dalam menanggulanginya merupakan
hal baru dalam sejarah penegakan hukum. Dengan kata lain, masalah kejahatan di dunia
maya tetap akan menyita waktu banyak pihak untuk mendapatkan penyelesaian yang tepat
dikarenakan dampak buruknya telah menyebar secara luas ke berbagai lapisan.
158
Walaupun nampaknya belum ada suatu bentuk kerjasama internasional yang benar-
benar efektif menghilangkan perilaku kejahatan dalam dunia maya, tetapi konfrensi di
Budapest telah menjadi landasan penting bagi adanya kerjasamakerjasama lanjutan berkaitan
dengan isu yang sama. Setidaknya, merebaknya fenomena praktik kejahatan di dunia maya
telah menyadarkan banyak pihak akan arti pentingnya peningkatan kemampuan berkaitan
dengan penguasaan teknologi komputer agar pandangan bahwa pelaku kejahatan selangkah
lebih maju dari kita bisa ditumbangkan. Ketika masalah praktik kejahatan dalam dunia maya
telah menjadi isu politik, maka peluang ke arah kerjasama menjadi lebih terbuka dan
memiliki arti yang signifikan untuk diselesaikan.

2) Konsep Penegakan Hukum


Secara konsepsional dan teoritis, inti dan arti penegakan hukum terletidak pada
kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai kegiatan yang terjabarkan dalam kaidah-kaidah
yang matap dan mengejawantahkan serta sikap tindak sebagai rangkaian pemjabaran nilai
tahap akhir, untuk menciptidakan, memelihara dan mempertahankan kedamaian pergaulan
hidup.
Masalah penegakan hukum, pada dasarnya merupakan kesenjangan antara hukuman
secara normatif (das sollen) dengan hukum secara sosiologis (das seins). Atau kesenjangan
antara perilaku hukum masyarakat yang seharusnya dengan perilaku hukum masyarakat yang
seharusnya dengan perilaku hukum masyarakat yang senyatanya. Roscoe Pound
menyebutkan sebagai perbedaan antara law in the book dan law actions. Perbedaan ini
mencakup persoalan-persoalan antara lain :
1. Apakah hukum di dalam bentuk peraturan yang telah diundangkan itu,
mengungkapkan pola tingkah laku sosial yang ada waktu itu.
2. Apakah yang dikatidakan pengadilan itu, sama dengan apa yang dilakukannya.
3. Apakah tujuan yang tegas dikehendaki oleh suatu peraturan itu, sama dengan efek
peraturan di dalam kenyataan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, penegak adalah yang mendirikan atau yang
menegakkan. Penegakan hukum adalah segala tindakan dalam penegakan hukum. Dalam arti
sempit, penegak hukum adalah segala tindakan yang dilakukan polisi dan jaksa, di Indonesia
istilah ini diperluas mencakup hakim dan pengacara. Henry Campbell Black menyatidakan
bahwa istilah ini dikenal dengan law inforcer artinya those whole duty it is to preserve the

159
peace. Jadi, penegak hukum adalah aparat yang melaksanakan atau menjalankan hukum,
yaitu polisi, hakim, pengacara dan lembaga pemasyarakatan.

3) Penanggulangan secara global


Globalisasi Teknologi dan Globalisasi kejahatan. Salah satu revolusi terbesar yang
mengubah nasib jutaan manusia dan kehidupan modern dewasa ini adalah ditemukannya
komputer, yang segera disusul oleh berkembangnya teknologi Informasi. Kolaborasi antara
penemuan komputer dan penyebaran informasi melalui komputer melahirkan apa yang
dikenal dengan istilah internet (interconcting network) . Layanan internet meliputi
komunikasi langsung (e-mail, chat), diskusi, sumber daya informasi yang terdistribusi,
remote login dan lalu lintas file dan aneka layanan lainnya. Diantara layanan yang diberikan
internet, yang dikenal dan umum dilakukan antara lain :
1.E-Commerce
2.E-Banking
3.E-Goverment
4.E-Learning
5.E-Legislative
Kehadiran internet di seluruh penjuru dunia merupakan pertanda bahwa globalisasi
adalah sesuatu hal yang tidak bisa dihindari oleh masyarakat dunia. Dengan demikian dapat
pula dikatidakan bahwa antara internet dan globalisasi adalah hal yang terkait. Cyber Crime
sebagai Evolusi Kejahatan Teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah perilaku dan
pola masyarakat global. Perkembangan teknologi informasi telah pula menyebabkan dunia
menjadi tanpa batas dan menyebabkan perubahan sosial, budaya, ekonomi, dan pola
penegakan hukum. Sejalan dengan itu teknologi informasi saat ini menjadi pedang bermata
dua. Karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan juga, kemajuan
dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif untuk melakukan perbuatan
melawan hukum.
Teknologi informasi semakin memegang peranan penting dalam kehidupan, dan telah
membawa sejumlah manfaat, antara lain kemudahan memperoleh dan menyampaikan
informasi serta IPTEK, meningkatkan transaksi perdagangan, bisnis dan bahkan untuk isu-isu
yang sebelumnya sangat bersifat pribadi. Akan tetapi, disamping segala kemudahan yang
ditimbulkan, internert juga memunculkan potensi kejahatan baru yang disebut cyber crime.

160
Cyber Crime memiliki ciri khas tersendiri. Disamping itu, cyber crime umumnya
dilakukan secara ekstra hati-hati dan sangat meyakinkan, serta seringkali melalui suatu
persekongkolan. Jarang ditemukan kasus cyber crime yang dilakukan secara individual.
Cyber crime di bagi atas 3 karakter, yaitu :
a) Spam ( penyebaran e-mail secara ilegal dan biasanya isinya ditumpangi dengan
program virus)
b) Abuse (penyalahgunaan)
c) Fraud (penipuan)
Modus kejahatan dalam dunia maya memang agak sulit dimengerti oleh orng-orang
yang tidak mengerti teknologi informasi. Sebab salah satu karakter pokok cyber crime adalah
penggunaan teknologi informasi dalam modus operandinya. Sifat inilah yang membuat cyber
crime berbeda dengan tindak pidana lainnya.

4) Antisifasi Cyber Crime sebagai Kejahatan Lintas Negara


Cyber crime sebagai salah satu fenomena baru dalam perkembangan kejahatan
tampak memang tidak akan dapat memungkiri aspek lintas batas negara. Oleh karena itu,
wajar apabila cyber crime termasuk sebagai salah satu kejahatan transnasional.
Jaringan kejahatan transnasional memang bukan persoalan baru, operasi-operasi kejahatan
lintas batas negara telah berlangsung cukup lama. Tetapi baru dalam dua dekade terakhir ini
bentuk-bentuk kejahatan transnasional menunjukkan peningkatan kegiatan, lebih terorganisir
rapi dan bergerak secara lebih efektif, serta dapat melaksanakanoperasi-operasi kejahatan
tanpa mendapat hambatan hukum yang cukup berartiSalah satu persoalan yang muncul
terkait dengan perykembangan kejahatan kejahatan transnasional adalah penegakan
hukumnya. Termasuk dalam hal ini adalah penegakan hukum terhadap para pelau cyber
crime.Penegakan hukum terhadap kejahatan transnasional jelas akan bersinggungan dengan
masalah yurisdiksi di ruang maya. Dalam prinsipnya jurisdiksi tradisional dikenal 3 katagori
yaitu :
a) Jurisdiksi Legislatif.(jurisdiction to precribe)
b) Jurisdiksi Yudisial.(jurisdiction to adjudicate)
c) Jurisdiksi Eksekutif.(jurisdiction to enforce).

Dari ketiga jenis jurisdiksi tradisional tersebut, bahwa problem jurisdiksi yang lebih
menonjol dalam cyber crime adalah pada jurisdiksi judisial dan jurisdiksi eksekutif daripada
jurisdiksi legilatif atau formulatif. Karena jurisdiksi judisial dan jurisdiksi eksekutif sangat
161
terkait dengan kedaulatan wilayah dan kedaulatan hukum masing-masing negara. Maka perlu
adanya harmonisasi, kesepakatan, dan kerjasama antar negara mengenai antar negara
mengenai jurisdiksi. Selanjutnya, terkait dengan penentuuan hukum yang berlaku dikenal
beberapa asas yang digunakan, yaitu :
1. Subjective territoriality, yang menekankan bahwa keberlakuan ditentukan berdasarkan
tempat perbuatan dilakukan dan penyelesaian tindak pidana dilakukan di negara lain.
2. Objective territoriality, yang menyatidakan bahwa hukum yang berlaku adalah dimana
akibat utama perbuatan itu terjadi dan memberikan dampak yang sangat merugikan
bagi negara yang bersangkutan.
3. Nationality yang menentukan bahwa negara mempunyai yurisdiksi untuk menentukan
hukum berdasarkan kewarganegaraan pelaku.
4. Passive nationality yang menekankan yurisdiksi berdasarkan kewarganegaraan korban.
5. Protective principle yang menyatidakan berlakunya hukum didasarkan atas keinginan
negara untuk melindungi kepentingan negara dari kejahatan yang dilakukan di luar
wilayahnya, yang umumnya digunakan apabila korban adalah negara atau pemerintah.
6. Asas Universality. Asas ini selayaknya memperoleh perhatian khusus terkait dengan
penanganan kasus-kasus cyber. Asas ini disebut juga sebagai universal interest
jurisdiction. Pada mulanya asas ini menentukan bahwa setiap negara berhak untuk
menangkap dan menghukum para pelaku pembajakan. Asas ini kemudian diperluas
mencakup kejahatan terhadap kemanusiaan (crimes againts humanity).
5) Cyber Law
Dapat digambarkan bahwa cyber crime adalah jelas sebagai kejahatan transnasional.
Dengan sifatnya yang transnasional maka akan banyak kendala yang dihadapi dalam
penegakan hukumnya. Dengan demikian, kunci penyelesaiannya adalah penyelesaian yang
mengedepankan kerjasama internasional, baik regional maupun multilateral berkaitan cyber
Law.
6) Langkah Keamanan Komputer
Ada beberapa langkah keamanan computer yang baik untuk di perhatikan diantaranya :
Aset ? apa yang akan diamankan ? perlindungan asset yang paling penting sekali dan
merupakan langkah awal dari berbagai implementasi kemanan computer. Contohnya ketika
mendesai sebuah web e-commerce yang perlu di pikirkan adalah kemanan konsumen. Karena
konsumen adalah asset.
Analisis Resiko, adalah tentang identifikasi akan resiko yang mungkin terjadi, sebuah
event yang potensial bisa mengakibatkan suatu system di rugikan. Perlindungan pda era
162
jaringan, perlu dikwatirkan tentang keamanan dari system computer, baik itu PC ataupun
terkoneksi jaringan (LAN atau WAN) dengan kata lain tidak ingin seorang user memodifikasi
atau menghapus system file yang sengaja. User lain tidak boleh menghapus file orang lain.
Alat ( Tool) yang digunakan pada suatu computer merupakan peran penting dalam hal
kemanan, karena tool yang digunakan harus benar-benar aman.
Prioritas perlindungan computer secara menyeluruh, pada implementasinya perlu diterapkan
suatu prioritas darisuatu kebijakan (Policy) Contohnya keamanan jaringan perlu prioritas.
Internet identik dengan cyberspace atau dunia maya. Dysson (1994) cyberscape
merupakan suatu ekosistem bioelektronik di semua tempat yang memiliki telepon, kabel
coaxial, fiber optic atau elektomagnetik waves. Hal ini berarti bahwa tidak ada yang tahu
pasti seberapa luas internet secara fisik.

Karakteristik dunia maya sebagai berikut :


a. Beroperasi secara virtual / maya
b. Dunia cyber selalu berubah dengan cepat
c. Dunia maya tidak mengenal batas-batas territorial.
d. Orang-orang yang hidup dalam dunia maya tersebut dapat melaksanakan aktivitas tanpa
harus menunjukkan identitasnya.
e. Informasi di dalamnya bersifat public.

7) Pentingnya Etika di Dunia Maya


Hadirnya internet dalam kehidupan manusia telah membentuk komunitas masyarakat
tersendiri. Surat menyurat yang dulu dilakukan secara tradisional (merpati pos atau kantor
pos) sekarang bisa dilakukan hanya dengan duduk dan mengetik surat tersebut di depan
computer.

Beberapa alasan mengenai pentingnya etika dalam dunia maya


a. Bahwa pengguna internet berasal dari berbagai negara yang mungkin memiliki budaya,
bahasa dan adat istiadat yang berbeda-beda.
b. Pengguna internet merupakan orang-orang yang hidup dalam dunia anonymouse, yang
tidak mengharuskan pernyataan identitas asli dalam berinteraksi.
c. Berbagai macam fasilitas yang diberikan dalam internet memungkinkan seseorang untuk
bertindak etis seperti misalnya ada juga penghuni yang suka iseng dengan melakukan hal-
hal yang tidak seharusnya dilakukan.
163
d. Harus diperhatikan bahwa pengguna internet akan selalu bertambah setiap saat dan
memungkinkan masuknya “penghuni” baru didunia maya tersebut.

Netiket : Contoh Etika Berinternet Netiket atau Nettiquette, adalah etika dalam
berkomunikasi menggunakan internet.
a. Netiket pada one to one communications
Yang dimaksud dengan one to one communications adalah kondisi dimana komunikasi
terjadi antarindividu “face to face” dalam sebuah dialog.
b. Netiket pada one to many communications Konsep komunikasi one to meny
communications adalah bahwa satu orang bisa berkomunikasi kepada beberapa orang
sekaligus. Hal itu seperti yang terjadi pada mailing list dan net news.
c. Information services
Pada perkembangan internet, diberikan fasilitas dan berbagai layanan baru yang disebut
layanan informasi (information service). Berbagai jenis layanan ini antara lain seperti
Gropher, Wais, Word Wide Web (WWW), Multiuser Dimensions (MUDs), Multi-User
Dimensions which are object Oriented (MOOs).
Permasalahan-permasalahan muncul dalam menggunakan internet antara lain:

1) Permasalahan Pajak.
2) Pemalsuan tanda tangan digital.
3) Pelanggaran hak cipta.
4) Cybercrime.
5) Permasalahan konsumen.

164
Bahan diskusi

1) Era dunia maya memberikan dampak yang sangat signifikan diberbagai aspek
kehidupan, era tersebut menimbulkan persoalan baru serta peluang baru untuk
bambangun dan memperbaiki layanan masyarakat, pendidikan masyarakat, bisnis,
layanan pemerintah dan demokrasi. Sebutkan beberapa hal yang menyebabkan
pesatnya perkembangan era dunia maya (internet) sehingga memiliki dampak yang
sangat luas bagi user.
2) Salah satu karakteristik cybercrime adalah beroperasi secara virtual dan tidak
mengenal batas teritorial. Jelaskan maksud karateristik dan apa pengaruhnya terhadap
kehidupan berbangsa dan sebagai negara hukum.
3) Saudara jelaskan permasalahan yang muncul dalam penggunaan internet, diantaranya
pelanggaran hak cipta, cybercrime dan permasalahan konsumen. Berikan contohnya !
4) Jelaskan pendapat saudara tentang UU HC Nomor 28 Tahun 2014 telah di syahkan
dan di undangkan, namun belum optimal dalam pelaksanaannya, dan berikan contoh
kasus pelanggaran hak cipta !

165
DAFTAR PUSTIDAKA

Ayus, Dony. 2006. Komputer Security. Andi Yogyakarta.


Magdalenan. Merry,Mas Wigrantoro Roes Styadi. 2007.Cybelaw. Andi Yogyakarta.
Wahyono, Teguh.2009. Etika Komputer, tanggung jawab Pfrofesi di Bid Teknologi
Informasi.Andi Yogyakarta.
Yogiyanto. HM. 2005. Pengenaln computer. Andi Yogyakarta.
Sitompul, Josua. 2012. Cyberspace, Cybercrimes, Cyberlaw : Tinjauan Aspek Hukum
Pidana, Jakarta: Tatanusa.

Internet
http://www.unma.ac.id/artikel-63-perbedaan-antara-hacker-dan-cracker.
http://artikelindonesia.com/penyebab-pembajakan-software.html
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt51b9577055ca8/kewajiban-hukum-
penyelenggara-sistem-elektronik
http://www.kompasiana.com/jsitompul/cyberspace-cybercrimes-cyberlaw-tinjauan-aspek-
hukum-pidana_551b4898a33311ee21b65ddd.

http://www.spengetahuan.com/2015/12/pengertian-e-commerce-menurut-para-ahli-
terlengkap.html

Peraturan perundangan

Undang – undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.
Undang – undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
Undang – undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi
Elektronik;

166
LAMPIRAN - LAMPIRAN

1. UU HC No. 28Tahun 2014


2. UU Perlindungan Konsumen No. 8Tahun 1999
3. UU ITE No. 11 Tahun 2008
4. UU Keterbukaan Informasi No.14 Tahun2008
5. Soal pilihan ganda.

167

Anda mungkin juga menyukai