Anda di halaman 1dari 4

D.

Kerja Sama Antarnegara

Upaya pelaksanaan sistem perpolitikan luar negeri Indonesia sebagai amanah falsafah ideologi
Pancasila dan landasan konstitusi Undang-Undang Dasar 1945, yaitu Indonesia berperan aktif dalam
membina hubungan dengan negara lain. Hubungan luar negeri Indonesia secara resmi telah dimulai
sejak Negara Indonesia berdiri, yaitu 17 Agustus 1945. Kesempatan ini dimanfaatkan Indonesia
untuk senantiasa mempromosikan kehidupan masyarakat yang humanis, menjunjung tinggi norma-
norma masyarakat, hidup berdampingan dalam keberagaman, serta saling menghormati dalam
keragaman. Dalam setiap kerja sama yang terjalin, Indonesia selalu mengajak negara sahabat untuk
tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain, penolakan penggunaan kekerasan, serta
mengedepankan konsultasi dan konsensus dalam setiap proses pengambilan keputusan.

1. Kerja Sama Bilateral

Kerja sama bilateral merupakan kerja sama yang dilakukan antardua negara yang terdapat aktivitas
timbal balik antara kedua belah pihak negara tersebut.

a. Motif kerja sama

Kerja sama bilateral umumnya timbul didasari oleh motif dan kepentingan masing- masing negara
yang terlibat. Tiga motif utama yang menjadi pertimbangan sebuah negara melakukan hubungan
bilateral, yaitu sebagai berikut.

1) Menjaga kepentingan nasional. Sebagai contoh, saat Indonesia mengalami


gagal panen dan kelangkaan pangan sehingga kebutuhan pokok
masyarakat tidak tercukupi. Dengan adanya kerja sama bilateral
antarnegara, Indonesia dapat melakukan impor bahan pokok tersebut dari
negara-negara yang mengalami surplus.

2) Menjaga perdamaian. Kerja sama bilateral merupakan salah satu cara


untuk menjaga perdamaian karena suatu negara tidak mungkin berperang
dengan negara sahabat. Oleh sebab itu, semakin banyak negara yang
saling mengadakan kerja sama bilateral, semakin erat pula jaring-jaring
konektivitas antarnegara yang akan memperkokoh situasi keamanan
dunia.

3) Kesejahteraan ekonomi. Kerja sama akan mendatangkan manfaat secara


ekonomi melalui perdagangan ekspor-impor dan manfaat ekonomi
lainnya. Contohnya, donasi bagi negara miskin, pinjaman lunak, dan hibah.

b. Negara yang melakukan kerja sama dengan Indonesia

Berikut negara-negara yang telah menjalin kerja sama bilateral dengan Indonesia.
c. Bidang kerja sama bilateral

Kerja sama bilateral antara Indonesia dan negara lain terus ditingkatkan di berbagai bidang, di
antaranya sebagai berikut.

1) Kerja sama bidang hukum, merupakan kerja sama yang bersangkutan


dengan masalah hukum, di antaranya dalam bentuk interpol, perjanjian
ekstradisi, dan pertukaran tahanan.

2) Kerja sama bidang ekonomi, meliputi perdagangan ekspor-impor,


penanaman modal, utang-piutang, dan lain sebagainya yang berkaitan
dengan masalah ekonomi pemenuhan kebutuhan masing-masing negara.

3) Kerja sama bidang pendidikan dan sosial budaya, meliputi pertukaran


pelajar, pemberian beasiswa, pertukaran guru dan dosen, pertukaran
pementasan budaya masing-masing negara, serta pertukaran tenaga ahli.
4) Kerja sama bidang pertahanan, meliputi latihan militer bersama,
pembelian alutsista, kerja sama pengamanan daerah perbatasan, serta
kerja sama intelijen dan penanganan teroris. Selain itu, ada juga kerja
sama bilateral, di bidang kemanusiaan dan lingkungan hidup.

2. Kerja Sama Regional

Kerja sama regional adalah kerja sama antarnegara di suatu kawasan yang umumnya berdekatan.
Tujuan utama kerja sama tersebut adalah untuk memajukan dan memperkokoh eksistensi negara
yang berada pada suatu kawasan.

3. Kerja Sama Multilateral

Kerja sama multilateral merupakan bentuk kerja sama yang melibatkan lebih dari dua negara
ataupun kelompok. Kerja sama tersebut tidak memandang regional kewilayahan. Contoh kerja sama
multilateral adalah sebagai berikut.

a. Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation)

1) Struktur organisasi PBB, untuk menjalankan fungsinya, antara lain sebagai


berikut.

a) Majelis Umum (General Assembly). Anggota Majelis Umum PBB,


yaitu seluruh negara anggota PBB.
b) Dewan Keamanan (Security Council), yaitu dewan yang bertugas
menjaga keamanan dan perdamaian antarnegara. Dewan Keamanan
PBB beranggotakan 15 negara, yang terdiri atas 5 anggota tetap,
yaitu Tiongkok, Prancis, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat serta 10
anggota tidak tetap.

c) Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council), yaitu


dewan yang bertugas membantu Majelis Umum untuk
mempromosikan kerja sama ekonomi dan sosial pada tingkat
internasional. Dewan Ekonomi dan Sosial PBB beranggotakan 54
negara yang dipilih oleh Majelis Umum.

d) Dewan Perwalian (Trusteeship Council), yaitu dewan yang bertugas


mengatur wilayah-wilayah yang ada di bawah pengawasan PBB
lewat perjanjian perwalian. Dewan ini mengatur langkah-langkah
yang diambil dalam mempersiapkan tersebut membentuk
pemerintahannya sendiri. E) Mahkamah Internasional (International
Court of Justice), yaitu badan peradilan utama PBB yang
berkedudukan di Den Haag, Belanda. F) Sekretariat (Secretariat),
bertugas menyediakan informasi dan fasilitas yang diperlukan oleh
badan PBB. Kedudukan sekretariat PBB berada di Manhattan, New
York, Amerika Serikat.

2) PBB juga memiliki lembaga-lembaga khusus yang menangani berbagai permasalahan, di


antaranya

a. UNESCO yang menangani bidang pendidikan dan kebudayaan, WHO yang menangani bidang
kesehatan, UNHCR yang menangani masalah pengungsian, serta lembaga khusus lain yang
jumlahnya saat ini mencapai 17 lembaga.

b. World Trade Center Organization (WTO) WTO merupakan organisasi perdagangan


dunia yang memiliki kewenangan mengatur antarnegara yang bermarkas di Jenewa,
Swiss.

c. International Monetary Fund (IMF) IMF merupakan lembaga yang menjadi bagian
dari sistem PBB. Hubungannya dengan PBB bersifat kesepakatan sehingga setiap
kebijakan IMF bersifat independen dan lepas ‘dari campur tangan PBB. IMF
berfungsi sebagai organisasi yang menyediakan pinjaman kepada negara
anggotanya.

d. Organisation of Islamic Cooperation (OIC) OIC atau dalam bahasa Indonesia lebih
dikenal sebagai Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), yaitu organisasi solidaritas
sesama muslim di dunia. Berdirinya OKI bermula saat terjadinya peristiwa
pembakaran masjid Al-Aqsa pada tahun 1969, lalu pada tanggal 25 September 1969
ditandatangani piagam pendirian OKI di Maroko. Sekretariat OKI dipimpin oleh
seorang sekretaris jenderal.

Anda mungkin juga menyukai