Anda di halaman 1dari 2

Rangkuman Materi IPS Kelas 9

A. Kerja Sama Bidang Politik


Dalam menjalin kerja sama antarnegara, Indonesia selalu mempertimbangkan tujuan nasional dan kepentingan dalam
negeri. Tujuan pokok kerja sama politik luar negeri itu merupakan pencerminan dari tujuan nasional Indonesia yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu seperti berikut.
1) Mempertahankan kemerdekaan, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2) Memajukan kesejahteraan umum.
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Pada masa awal Kemerdekaan, belum ada pengakuan internasional secara luas atas kemerdekaan Indonesia. Pada saat
yang sama, Indonesia juga menghadapi kenyataan sejarah, yaitu munculnya dua kekuatan besar di dunia. Satu pihak Blok
Barat (Amerika Serikat) dan di pihak lain Blok Timur (Uni Soviet)

Lembaga-Lembaga Kerja Sama Antarnegara Bidang Politik yang aktif diikuti Indonesia
a. ASEAN sebagai Lembaga Kerja Sama Politik Regional
Sebagai negara bertetangga, negara-negara di kawasan Asia Tenggara senantiasa bahu-membahu melakukan kerja sama
antarnegara. Salah satu bentuk kerja sama negara-negara di kawasan Asia Tenggara adalah Association of South East
Asian Nations (ASEAN). Dasar perwujudan ASEAN adalah persamaan latar belakang budaya, persamaan senasib sebagai
negara yang pernah mengalami penjajahan bangsa-bangsa Barat

b. PBB sebagai Lembaga Kerja Sama Politik Dunia


Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB merupakan lembaga internasional yang anggotanya hampir semua negara di dunia.
Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum internasional, pengembangan ekonomi, perlindungan sosial, hak
asasi dan pencapaian perdamaian dunia. PBB didirikan di San Fransisco pada tanggal 24 Oktober 1945 setelah Konferensi
Dumbarton Oaks.

c. Pemrakarsa dan Penyelenggara Konferensi Asia Afrika


d. Pendiri Gerakan Non-Blok
Organisasi Gerakan Non-Blok muncul di tengah persaingan dua kekuatan besar dunia, yaitu Blok Barat dan Blok Timur.
Negara-negara anggota Gerakan Non-Blok adalah negara-negara yang tidak memihak pada Blok Barat maupun Blok
Timur.. Organisasi yang didirikan pada tanggal 1 September 1961 ini menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi I
(KTT 1) di Beograd, Yugoslavia pada tanggal 1–6 September 1961.

B. Kerja Sama Bidang Ekonomi


Kerja sama ekonomi antarnegara dapat berlangsung pada beberapa bidang, yaitu bidang perdagangan, bidang teknis, dan
bidang keuangan. Kerja sama dibidang perdagangan contohnya kegiatan ekspor dan impor. Kerja sama dibidang teknis
contohnya pengiriman tenaga ahli dari satu negara ke negara lain. Kerja sama bidang keuangan contohnya pinjaman luar
negeri. Kerja sama ekonomi antarnegara bertujuan untuk mencapai hal-hal berikut!
1) Memperluas Daerah Pemasaran
2) Mendorong Produktivitas Produksi dalam Negeri
3) Mencukupi Kebutuhan dalam Negeri
4) Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi

C. Perdagangan Internasional sebagai Perwujudan Kerja


Kerja Sama Ekonomi Antarnegara perdagangan internasional merupakan kegiatan jual beli barang dan jasa antara satu
negara dan negara lainnya. Perdagangan internasional diwujudkan melalui kegiatan ekspor dan impor.
Faktor Pendorong Perdagangan Internasional
1) Perbedaan Sumber Daya Alam
2) Penghematan Biaya Produksi
3) Pemenuhan Kebutuhan Nasional
4) Perbedaan Penguasaan Teknologi

Alat Pembayaran dalam Perdagangan Internasional


Apabila ingin membeli barang di luar negeri, kita harus terlebih dahulu menukarkan mata uang kita dengan mata uang
yang berlaku di luar negeri. Penukaran mata uang dapat dilakukan di bank atau di tempat penukaran uang (money
changer). Mata uang asing yang digunakan sebagai alat pembayaran perdagangan internasional disebut Valutas Asing
(Valas). Mata uang yang lazim digunakan antara lain dolar (AS), yen (Jepang), Euro (Eropa), dan poundsterling
(inggris).Perbandingan nilai mata uang suatu negara dengan negara lain dikenal dengan kurs valuta asing.
Rangkuman Materi IPS Kelas 9

Kebijakan Perdagangan Internasional


1) Penetapan Tariff : Pajak yang dikenakan atas barang-barang yang melewati batas suatu negara.
2) Kuota Impor : Kebijakan untuk membatasi jumlah barang impor yang masuk ke dalam negeri.
3) Larangan Ekspor dan Impor
4) Subsidi : bantuan yang diberikan pemerintah kepada produsen dalam negeri agar dapat menjual barang lebih murah
sehingga dapat bersaing dengan barang impor.
5) Premi : Adanya premi dan subsidi mendorong produsen dalam negeri untuk terus meningkatkan hasil produksi
dengan harga jual yang terjangkau.
6) Dumping : kebijakan yang menetapkan harga jual di luar negeri lebih murah dibandingkan dengan harga di dalam
negeri.
7) Devaluasi : kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri (rupiah) terhadap mata uang asing.

D. Kerja Sama Bidang Sosial Budaya


Kerja sama sosial-budaya antarnegara mencakup kerja sama bidang kebudayaan, kemanusiaan, pendidikan, ilmu
pengetahuan, kesehatan, informasi dan telekomunikasi, lingkungan hidup, penanggulan bencana alam, dan lainnya.

Beberapa Lembaga Kerja Sama Antarnegara Bidang Sosial Budaya


1) WHO (World Health Organization) adalah salah satu badan PBB yang bertindak sebagai coordinator kesehatan
internasional.

2) UNESCO (United Nations Educatinal Scientific,and Culture Organization) merupakan badan khusus PBB yang
didirikan pada tanggal 4 November 1946. Tujuan UNESCO adalah mendukung perdamaian dan keamanan dengan
mempromosikan kerja sama antarnegara melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya.

3) UNICEF (United Nations International Children Emergency Fund) merupakan Badan PBB untuk anak-anak yang
didirikan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 11 Desember 1946 dan berkedudukan di Kota New York, Amerika.

E. Kontribusi Kerja Sama Antarnegara bagi Bangsa Indonesia


Kontribusi Kerja Sama Bidang Politik
1) Upaya Diplomasi Upaya Indonesia mempertahankan kemerdekaannya dilakukan melalui cara diplomasi dan
perlawanan fisik.
a. Persetujuan Linggarjati
Persetujuan Linggarjati berlangsung pada tanggal 10-15 November 1946. Persetujuan ini menghasilkan
pengakuan kedaulatan Republik Indonesia yang meliputi Jawa dan Madura.
b. Perjanjian Renville
Perjanjian Renville diselenggarakan pada tahun 1948 yang menghasilkan pengakuan kedaulatan Republik
Indonesia yang meliputi Jawa dan Sumatra
c. Perundingan Roem-Royen
Perundingan Roem-Royen diselenggarakan pada tanggal 14 April-7 Mei 1949 yang menghasilkan kesepakatan
untuk mengadakan Konferensi Meja Bundar (KMB).
d. Perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB)
Perjanjian KMB diselenggarakan pada tanggal 23 Agustus 1949-2 November 1949 yang menghasilkan
pengakuan kedaulatan Indonesia atas seluruh wilayah bekas jajahan Belanda dalam bentuk negara Republik
Indonesia Serikat (RIS).

Anda mungkin juga menyukai