Anda di halaman 1dari 3

STATISTIK DESKRIPTIF

Dosen Pengampu : Ir. Lukman Amin, M.P.

UAS

Nama : Tanisia Zahara Murdiyatno


Nim : 210210016

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
2022
JAWAB

1. Kesalahan tipe I terjadi ketika kita menolak hipotesis yang benar, sedangkan kesalahan tipe
II terjadi ketika kita menerima hipotesis yang salah.

• Kesalahan tipe I bisa terjadi karena kita terlalu cepat menolak hipotesis yang benar.
Misalnya, kita menolak hipotesis bahwa suatu obat bekerja dengan baik hanya karena
tidak memiliki cukup bukti yang kuat untuk mendukungnya. Namun, jika obat tersebut
sebenarnya efektif, maka kita telah terjebak dalam kesalahan tipe I.
• Kesalahan tipe II bisa terjadi karena kita terlalu cepat menerima hipotesis yang salah.
Misalnya, kita menerima hipotesis bahwa suatu obat bekerja dengan baik hanya karena
ada sedikit bukti yang mendukungnya. Namun, jika obat tersebut sebenarnya tidak
efektif, maka kita telah terjebak dalam kesalahan tipe II.

2. a.) Salah satu metode pengujian yang tepat untuk mengevaluasi kinerja ayam yang
dipelihara oleh peternak adalah dengan menggunakan uji t (t-test). Uji t digunakan untuk
menguji perbedaan rata-rata dua kelompok yang tidak terkait (independen) dengan asumsi
distribusi sampel mengikuti distribusi normal. Dalam kasus ini, kita dapat menggunakan uji t
untuk menguji apakah rata-rata berat panen ayam yang dipelihara oleh peternak sama dengan
standar berat panen menurut breedernya.
b.) Untuk menguji apakah peternak tersebut berhasil memelihara ayamnya sesuai standar
breeder, pertama-tama kita perlu menentukan hipotesis yang akan diuji. Hipotesis yang dapat
diajukan dalam kasus ini adalah:
H0 (hipotesis nol): Rata-rata berat panen ayam yang dipelihara oleh peternak sama dengan
standar berat panen menurut breedernya (μ = 2.00 kg)
H1 (hipotesis alternatif): Rata-rata berat panen ayam yang dipelihara oleh peternak tidak sama
dengan standar berat panen menurut breedernya (μ ≠ 2.00 kg)
Kemudian, kita perlu menentukan tingkat signifikansi (α) yang akan digunakan dalam uji t.
Tingkat signifikansi merupakan probabilitas terjadinya kesalahan dalam menolak H0 jika H0
benar. Nilai tingkat signifikansi yang umum digunakan adalah 0,05 atau 0,01. Dalam kasus ini,
kita dapat menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05.

Selanjutnya, kita perlu menghitung nilai uji t (t-score) dengan menggunakan rumus:
t = (x̄ - μ) / (s / √n)
dimana:
x̄ = rata-rata sampel (1,86 kg dalam kasus ini)
μ = nilai yang diuji (2.00 kg dalam kasus ini)
s = standar deviasi sampel (0,12 dalam kasus ini)
n = jumlah sampel (jumlah ayam yang dipelihara oleh peternak dalam 6 periode)
Setelah menghitung nilai uji t, kita perlu membandingkannya dengan nilai t tabel pada tingkat
signifikansi yang telah ditentukan (0,05 dalam kasus ini). Jika nilai uji t lebih besar dari nilai t
tab

3. a.) Hipotesis yang tepat yang dapat dibuat oleh mahasiswa tersebut adalah: "Terdapat
perbedaan berat badan antara ayam kedu jantan dan betina pada umur 75 hari."
b.) Metoda statistik yang tepat untuk membandingkan pertumbuhan ayam kedu jantan dan
betina adalah uji beda (t-test). Dalam uji beda ini, mahasiswa dapat menghitung nilai t-statistic
berdasarkan data yang diperoleh dari pengamatan ke 1, 2, 3, dan 5. Kemudian, mahasiswa
dapat membandingkan nilai t-statistic tersebut dengan nilai t-tabel untuk mengetahui apakah
perbedaan berat badan antara ayam kedu jantan dan betina tersebut signifikan atau tidak.
c.) Untuk menguji apakah terdapat perbedaan berat ayam kedu jantan dan betina, mahasiswa
dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
Hitung nilai rata-rata (mean) berat badan ayam kedu jantan dan betina pada umur 75 hari.
Hitung variansi (variance) dari data berat badan ayam kedu jantan dan betina.
Hitung nilai t-statistic dengan menggunakan rumus t = (mean1 - mean2) / √(variance1/n1 +
variance2/n2), di mana mean1 dan mean2 adalah nilai rata-rata berat badan ayam kedu jantan
dan betina, variance1 dan variance2 adalah variansi dari data berat badan ayam kedu jantan
dan betina, dan n1 dan n2 adalah jumlah sampel ayam kedu jantan dan betina.
Bandingkan nilai t-statistic dengan nilai t-tabel untuk menentukan apakah perbedaan berat
badan antara ayam kedu jantan dan betina tersebut signifikan atau tidak. Jika nilai t-statistic
lebih besar dari nilai t-tabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan berat badan
yang signifikan antara ayam kedu jantan dan betina.

Anda mungkin juga menyukai